Rifda Shita Aulyana Bab 1-2
Rifda Shita Aulyana Bab 1-2
1
2
namun perilaku serta pola pemikiran dalam mengatasi mereka yang beraksi
secara berlebihan terhadap masa lalu dan membantu mereka dalam melihat masa
yang akan datang.
Selama masa krisis, terutama ketika berbagai informasi yang simpang siur
dapat mempengaruhi pemahaman dan kepercayaan seseorang, maka pemimpin
yang bertindak sebagai komunikator harus tetap fokus pada pesan kunci dan
menyatakan sejelas mungkin kepada masyarakat setiap informasi yang ingin
disampaikan. Masyarakat berharap untuk mendengar dari pemimpin mereka
kondisi yang sebenarnya, dan apa saja yang sedang dilakukan pemerintah untuk
melindungi masyarakatnya. Berbagi informasi harus disampaikan secara tepat
waktu dan akurat untuk membantu menghilangkan rumor dan kesalahpahaman
yang dapat mengakibatkan ketakutan, kepanikan, kecurigaan, atau
ketidakpedulian masyakarat. Ketika informasi yang benar disebarluaskan dengan
cepat, dapat mengurangi penderitaan dan kematian. Berkomunikasi secara tepat,
transparan, dan kredibel selama situasi krisis adalah keterampilan utama yang
harus dimiliki seorang pimpinan.
Ganjar Pranowo adalah Gubernur Jawa Tengah yang dikenal gaya
kepemimpinannya tegas dan cerdas. Karir politiknya dimulai sejak beliau kuliah di
Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 2009, Ganjar Pranowo berhasil duduk di
kursi parlemen dan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II untuk urusan dalam
negeri hingga tahun 2014. Namun, tugas tersebut tidak diselesaikan oleh Ganjar
Pranowo karena beliau menang dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah.
Beliau salah satu pemimpin yang aktif bermain sosial media dan sering
memanfaatkan akun twiter untuk berinteraksi dengan masyarakat. Dalam akun
twitternya tersebut, selain aktif update status beliau juga memanfaatkan akun
twitter untuk melayani keluhan masyarakat khususnya masyarakat Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo bisa disebut sebagai Gubernur Twitter-nya Indonesia. Ia
menggunakan twitternya untuk sarana komunikasi denan seluruh warga Jawa
Tengah yang ingin menyampaikan aspirasinya (Abraham, 2014).
Para pejabat pemerintah juga menggunakan media sosial twitter untuk
menyapa rakyatnya. Salah satu pejabat yang menggunakan media sosial twitter
adalah gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Melalui akun twitte
@ganjarpranowo beliau mengakses sebagai media interaksi dengan rakyat.
Bentuk interaksi yang dilakukan para pengikut akun twitter @ganjarpranowo cukup
bervariasi.
3
Media sosial twitter yang diakses oleh Ganjar Pranowo digunakan untuk
mengetehui tingkat perkembangan di Jawa Tengah terutama pada peningkatan
kasus corona di Jawa Tengah. Penggunaan media sosial twitter mempunyai efek
positif karena Ganjar Pranowo mampu menampung aspirasi rakyat dari berbagai
daerah tanpa harus bertatap muka. Media sosial yang diakses oleh rakyat dan
Gubernur Ganjar Pranowo menunjukkan bahwa pejabat dan rakyat mampu
memanfaatkan teknologi sebaik mungkin (Hantono, 2014).
Adanya sosial media seperti twitter mampu menjembatani antara Gubernur
Ganjar Pranowo dan rakyat dalam proses interaksi jarak jauh dan penyampaian
gagasan baru atau pelaporan tentang penyalahgunaan suatu hal. Tingginya
popularitas Twitter menyebabkan layanan ini telah dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan dalam berbagai aspek, misalnya sebagai sarana protes, kampanye
politik, sarana pembelajaran, dan sebagai media komunikasi darurat. Twitter juga
dihadapkan pada berbagai masalah dan kontroversi seperti masalah keamanan
dan privasi pengguna, gugatan hukum (Hantono, 2014).
Pada masa pandemi Covid-19, Ganjar Pranowo juga memanfaatkan media
Twitter untuk menyampaikan informasi dan imbauan kepada masyarakat terkait
kondisi dan penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah, berikut ini bentuk twit
Ganjar Pranowo terkait Covid-19 di Jawa Tengah :
Jawa Tengah untuk bekerjasama agar kasus Covid-19 semakin menurun dan
himbauan untuk Gerakan di Rumah Saja di Jateng. Selanjutnya, berikut ini
tanggapan atas twit dari Ganjar Pranowo tersebut:
Pada gambar di atas dapat dilihat tweet Ganjar Pranowo mendapat 330
retweet, 52 kutip tweet dan disukai oleh 2.170 orang. Isi retweet juga bermacam-
macam, namun sebagian besar retweet menunjukkan rasa kurang yakin pengguna
twitter mengenai kondisi yang sebenarnya. Dengan demikian peran Ganjar
Pranowo selaku Gubernur Jateng harus berusaha semaksimal mungkin
meyakinkan masyarakat untuk mempercayai setiap informasi yang disampaikan
dan mendukung setiap program yang dilakukan pemerintah Provinsi Jateng terkait
penanganan Covid-19.
Komunikasi adalah apa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Melalui komunikasi, individu akan menyadari kesamaan makna yang terbentuk
dalam pengalaman dan pengetahuan. Komunikasi dilakukan oleh setidaknya dua
orang atau lebih. Komunikator adalah orang yang mengirim pesan, dan
komunikator adalah orang atau orang yang menerima pesan. Ilmu komunikasi
memiliki ruang lingkup, meliputi komponen, proses formal, atribut, teknologi,
metode, fungsi, tujuan, model, bidang dan system (Putri, 2015).
5
antar peribadi yang terspesialisasi dan digunakan dalam suatu sistem tertentu.
Masin-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpul prilaku komunikasi yang
dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu
pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan bergantung pada
maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver) (Gusnanda,
2017).
Menurut Sendjaja (1999:142), gaya komunikasi (communication style)
adalah seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi dan digunakan
dalam suatu situasi tertentu. Gaya komunikasi tersebut terdiri dari gaya
komunikasi pengendalian (the controlling style), gaya komunikasi equalitarian (the
equalitarian style) gaya komunikasi terstruktur (the structuring style) gaya
komunikasi dinamis (the dinamic style), gaya komunikasi reliquishing (the
reliquishing style) dan gaya komunikasi withdrawal (the withdrawal style) (Jariah,
2020).
Aspek penting dari gaya komunikasi The Equalitarian style adalah adanya
landasan kesamaan. Gaya komunikasai ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tulisan yang bersifat dua
arah (two away commucation). Dalam gaya komuniaksi ini, tindak komunikasi ini
dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam nuansa yang rileks, santai dan
norma (Jariah, 2020).
Dalam susana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi
mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang
menggunakan gaya komunikasi ini adalah orang-orang yang memiliki sikap
kepedulian yang tinggi serta kemampusn membina hubungan baik dengan orang
lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam ruang lingkup kerja (Jariah, 2020).
Gaya komunikasi ini akan lebih memudahkan tindakan komuniksi dalam
organisai, sebab gaya ini efektif dalalm memelihara empati dan kerjasama,
khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan tehadap suatu permaslahan
yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak
berbagi informasi diantara para anggota dalam suatu organisasi. Equalitarian style
communication merupakan gaya komunikasi yang ideal (Gusnanda, 2017).
Seiring dengan perkembangan zaman cara berkomunikasi orang-orang pun
turut berkembang dan berevolusi. Di masa-masa sekarang ini dimana internet
telah maju begitu pesat dan memberikan berbagai cara untuk berkomunikasi dan
7
berinteraksi dengan orang lain bahkan dapat diibaratkan tanpa ada nya batasan
jarak membuat komunikasi menjadi sangat mudah (Situmeang, 2015).
Era digital menyuguhkan berbagai kemudahan bagi penggunanya, media
sosial salah satunya, memangkas jarak komunikasi antar individu yang dulu
dianggap mustahil. Melalui media sosial, pengguna bisa berkomunikasi secara
langsung dengan semua orang dan mengetahui apa yang sedang terjadi atau
hangat diperbincangkan di berbagai belahan dunia (Kusuma, 2014).
Media pun kini memiliki peran dan kekuatan yang besar dalam
mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang sangat luas dan besar. Selain media
yang telah kita kenal sebelumnya seperti media televisi, radio, surat kabar, koran,
kini media memiliki saluran komunikasi yang memiliki jenis tersendiri yang
dipahami sebagai komunikasi dan informasi yang terkoneksi dengan internet yang
disebut dengan media baru (new media) (Kusuma, 2014).
Media sosial merupakan media yang dimanfaatkan masyarakat untuk
bertutur sapa. Salah satu media sosial yang diakses oleh masyarakat adalah
media sosial twitter. Pengguna media sosial sekarang ini menyebar dari usia
remaja, dewasa, bahkan orang tua (Cangara, 2002).
Cara berkomunikasi selama kondisi krisis dan keadaan darurat tentunya
berbeda dengan cara berkomunikasi selama kondisi normal. Ada dua jenis pesan
yang dikeluarkan oleh organisasi kepada publiknya pada situasi krisis. Pertama,
instruction information (informasi instruktif), yaitu pesan beisi instruksi yang
bertujuan mencegah publik mengalami kerugian atau cedera secara fisik atau
materiil akibat krisis tersebut. Kedua, adjusting information (informasi
penyesuaian), informasi yang berfungsi untuk melindungi publik dari kerugiaan
secara emosional (Kim et al.,dalam Maulida, 2021).
Pada krisis kesehatan dalam Pandemi Covid-19, informasi yang
disampaikan berkaitan dengan mengkomunikasikan resiko yang akan dihadapi
oleh masing-masing individu (risk perception). Menurut Wahyuni (2020),
komunikasi yang dilakukan pemerintah terkait Covid-19 terdiri dari komunikasi
resiko, komunikasi krisis dan komunikasi darurat (emergency communication).
Komunikasi yang dilakukan pada masa pandemik merupakan perpaduan antara
komunikasi krisis dan komunikasi resiko, dimana komunikasi krisis umumnya
menyampaikan keadaan saat ini, sedangkan komunikasi resiko menyampaikan
konsekuensi negative apabila tidak mengikuti anjuran yang disampaikan serta
probabilitas seseorang dapat tertular penyakit.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam kajian literatur yang pertama yaitu Analisis Isi Pola Penyampaian
Pesan Informatif Wali Kota Bandung pada Akun Twitter @ridwankamil, perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya yaitu didalam penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis gaya komunikasi Ganjar Pranowo pada akun twitter
dalam menanggapi kasus Covid-19.
11
Dalam Kajian literatur yang kedua yaitu Gaya Komunikasi Dan Citra Diri
Selebgram Perempuan (Studi Deskriptif Kualitatif Gaya Komunikasi Perempuan
Selebgram diKota Medan dalam Membentuk Citra, perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang sebelumnya yaitu dalam penelitian ini bukan untuk
meneliti citra diri seorang Ganjar Pranowo, melainkan untuk menganalisis isi
konten pada twitter Ganjar Pranowo.
Dalam Kajian literatur yang ketiga yaitu Analisis Isi Tweets Akun Twitter
Wall's Magnum @MYMAGNUMID, perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang sebelumnya yaitu dalam penelitian ini peneliti menganalisis akun Ganjar
Pranowo dengan fenomena kasus covid-19.
besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan
kepentingan individu.
Teori uses and gratification ini menjelaskan tentang sifat khalayak yang aktif
dalam mengkonsumsi media sehingga mereka dapat selektif dalam memilah milah
pesan media yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan audiensi. Pemilihan
media yang dilakukan oleh audiens merupakan salah satu cara pemenuhan
kebutuhan mereka dalam menerima informasi.
Katz, Blumler dan Gurevitch (dalam Ardianto, 2017: 71) menjelaskan
berbagai asumsi dasar dari teori Uses and Gratifications, yaitu: khalayak
dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan
media massa diasumsikan mempunyai tujuan. Konsep mengukur kepuasan
disebut GS (Gratifications Sought) dan GO (Gratifications Obtained).
Gratifications Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu
ketika mengakses media. Gratifications Sought adalah motif seseorang yang
mendorong seseorang mengakses media . Sedangkan Gratifications Obtained
adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengakses
media sosial. Dengan kata lain menurut Palmgreen (dalam Kriyantono, 2007:
206), Gratifications Obtained dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai isi
media tersebut.
Ada 5 (lima) asumsi dasar yang menjadi inti gagasan teori penggunaan dan
kepuasan, yaitu (Baran dan Davis, 2018: 298):
1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.
2. Inisiatif dalam menghubungkan kebutuhan akan kepuasan terhadap pilihan
media tertentu bergantung pada anggota khalayak.
3. Media berkompetisi dengan sumber kebutuhan lain.
4. Orang memiliki kesadaran diri yang cukup akan penggunaan media
mereka,minat, motif, sehingga dapat memberikan gambaran yang akurat pada
peneliti.
5. Keputusan pada nilai mengenai bagaimana khalayak menghubungkan
kebutuhannya dengan media atau isi tertentu seharusnya ditunda.
Khalayak mengkonsumsi suatu media didorong oleh motif tertentu guna
memenuhi kebutuhan mereka. Inti teori uses and gratification sebenarnya adalah
pemilihan media pada khalayak berdasarkan kepuasan, keinginan, kebutuhan,
atau motif . Pada dasarnya komunikasi terutama pada media massa tidak memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Teori ini menggangap bahwa khalayak
13
aktif dan selektif dalam memilih media, sehingga menimbulkan motif-motif dalam
menggunakan media dan kepuasan terhadap motif-motif tersebut.
Khalayak memiliki sejumlah alasan dan usaha untuk mencapai tujuan
tertentu ketika menggunakan media. Mcquail dan rekannya mengemukakan
empat alasan mengapa audiens menggunakan media, yaitu (West and Tunner,
2013:105):
a. Pengalihan (disversion), yaitu melarikan diri dari rutinitas atau aktivitas sehari-
hari.
b. Hubungan personal, terjadi ketika orang menggunakan media sebagai
pengganti teman.
c. Identitas personal, sebagai cara memperkuat nilai-nilai individu.
d. Pengawasan (surveillance), yaitu informasi mengenai bagaimana media
membantu individu mencapai sesuatu.
Efek yang timbul dari diri khalayak seperti emosi dan perilaku dapat
dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberi
kepuasan. Pendekatan uses and gratification tertuju pada khalayak yang berperan
aktif dan selektif dalam memilih dan menggunakan media sesuai kebutuhannya.
Khalayak sudah menentukan media mana yang sesuai dengan kebutuhannya,
merupakan gambaran nyata dari upaya pemenuhan kebutuhan sesuai dengan
motif. Khalayak aktif memilih media karena masing-masing pengguna berbeda
tingkat pemanfaatan medianya (Rakhmat, 2001:65). Pendekatan ini bertujuan
untuk menggali motif pendorong bagi seseorang dalam menggunakan media.
2. New Media
Media baru/new media ini merupakan pengistilahan untuk menggambarkan
karakteristik media yang berbeda dari yang telah ada selama ini. Media seperti
televisi, radio, majalah, Koran digolongkan jadi media lama/ old media, dan media
internet yang mengandung muatan interaktif digolongkan sebagai media baru/ new
media.
Teori new media merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh
Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang
membahas mengenai perkembangan media. Dalam teori new media, terdapat
dua pandangan, Pertama yaitu pandangan interaksi sosial, yang membedakan
media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy
memandang world wide web (www) sebagai sebuah lingkungan informasi
14
3. Media Sosial
Media sosial merupakan sebuah istilah yang menggambarkan
bermacammacam teknologi yang digunakan untuk mengikat orang-orang kedalam
suatu kalaborasi, saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi pesan yang
berbasis web. Dikarena internet selalu mengalami perkembangan, maka berbagai
macam teknologi dan fitur yang tersedia bagi pengguna pun selalu mengalami
perubahan.
Media sosial adalah fitur berbasis website yang dapat membentuk
jaringan serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah
komunitas. Pada sosial media kita dapat melakukan berbagai bentuk
pertukaran, kolaborasi dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan maupun
audiovisual. Contohnya seperti visual Twitter, Facebook, Blog, Fo rsquare dan
lainnya. (Puntoadi, 2011:1). Manfaat sosial media menurut Puntoadi (2011:19)
adalah menentukan personal branding yang diinginkan, mencari lingkungan
yang tepat, mempelajari cara berkomunikasi, untuk konsistensi dan sebagai
mix the media, fantastic marketing result through Social media: “people don’t
watch TV’s anymore, they watch their mobile phones”.
Media Sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat
dengan konsumen, dapat menjadi media untuk membentuk komunitas online.
Sosial media dapat menjadi bagian dari keseluruhan e-marketing strategy yang
digabungkan melalui sosial media lain. Serta sebagai jalan menemukan
menciptakan para brand evangelist . Sosial media memberikan peluang masuk
komunitas yang telah ada sebelumnya dan memberikan kesempatan
mendapatkan feedback secara langsung (Puntoadi, 2011:21).
Definisi media sosial menurut Evans (2008 : 33)[11] mengatakan bahwa
media sosial adalah sebagai berikut: Social media is the democratization of
information, transforming people from content publisher. It is the shift from
broadcast mechanism to a many-to-many model, rooted in conversations between
authors, people, and peers. Social media uses the “wisdom of crowds” toconnect
information in a collaborative manner. (Media sosial adalah demokratisasi
informasi, mengubah orang dari pembaca konten menjadi penerbit konten. Hal ini
adalah pergeseran dari mekanisme siaran dari sebuah model ke banyak model,
yang berakar dari percakapan antara penulis, orang dan rekan-rekan. Media sosial
menggunakan “konsep orang banyak” agar dapat terhubung dengan informasi
secara bersama-sama).
17
disebabkan oleh imaji yang disajikan media secara terus menerus. Khalayak
seolah tidak bisa membedakan antara yang nyata dan yang ada dilayar.
Khalayak seolah-olah berada di antara realistis dan ilusi sebab tanda yang ada
di media sepertinya telah terputus dari realitas.
6. Konten oleh Pengguna (User Generated Content)
UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan
kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi (Listeret al., 2003:
211). Media baru, termasuk media sosial, menawarkan perangkat atau alat
serta teknologi baru yang memungkinkan khalayak untuk mengarsipkan,
memberi keterangan, menyesuaikan, dan menyirkulasi ulang konten media
(Jenkins, 2002) dan ini membawa pada kondisi produksi media yang Do-It-
Yourself. Konten oleh pengguna ini adalah sebagai penanda bahwa di media
sosial khalayak tidak hanya memproduksi konten di ruang yang disebut Jordan
sebagai ‘their own individualized place’, tetapi juga mengonsumsi konten yang
diproduksi oleh pengguna yang lainnya.
7. Penyebaran (Share)
Penyebaran (share/sharing) merupakan karakter lainnya dari media sosial.
Medium ini tidak hanya menghasilkan konten yang dibangun dari dan
dikonsumsi oleh penggunanya, tetapi juga didistribusikan sekaligus
dikembangkan oleh penggunanya (Cross, 2011). Praktik ini merupakan ciri-ciri
khas dari media sosial yang menunjukan bahwa khalayak aktif menyebarkan
konten sekaligus mengembangkannya. Maksud dari pengembangan ini adalah
konten yang ada mendapatkan, misalnya, komentar yang tidak sekadar opini,
tetapi juga data atau fakta terbaru.
4. Twitter
Twitter adalah layanan bagi teman, keluarga, dan teman sekerja untuk.
Pengguna memposting Tweet, yang dapat berisi foto, video, tautan, dan teks.
Tweet sendiri bisa terdiri dari pesan teks dan foto. Melalui tweet inilah pengguna
Twitter dapat berinteraksi lebih dekat dengan pengguna Twitter lainnya.
Hadi (2010: 2) menyatakan pengertian Twitter adalah situs microblog yang
memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan sebuah pesan teks
dengan panjang maksimal 140 karakter melalui SMS, pengirim pesan instan, surat
elektronik.
20
5. Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi adalah perilaku komunikasi yang dilakukan seseorang
dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan feedback dari orang
lain terhadap pesan organisasional yang disampaikan. Northon dalam Ardianto
(2017) mengkelompokan beberapa tipe atau kategori gaya komunikasi
kedalam sepuluh jenis, yakni :
a. Gaya Dominan (dominant style), gaya seseorang individu untuk mengontrol
situasi sosial.
b. Gaya Dramatis (dramatic style), gaya seseorang individu yang selalu “hidup”
ketika bercakap-cakap.
21
1. Content atau konten adalah isi dari suatu pesan yang ideal untuk menarik minat
khalayak membentuk komunitas
2. Context/konteks adalah memahami karakteristik khalayak agar dapat
menyampaikan pesan yang sesuai
3. Connectivity/konektifitas adalah merancang pengalaman yang mendukung
interaksi
4. Continuity/kelangsungan adalah menyediakan interaksi yang
berkelanjutan, bernilai dan secara konsisten pada khalayak
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dibuat model kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Gaya Komunikasi
Ganjar Pranowo
Anita, Dwi. (2017). Analisis Isi Pola Penyampaian Pesan Informatif Wali Kota
Bandung Pada Akun Twitter @ridwankamil
Aldera, Aji. (2019). Gaya Komunikasi Dan Citra Diri Selebgram Perempuan (Studi
Deskriptif Kualitatif Gaya Komunikasi Perempuan Selebgram di Kota Medan
dalam Membentuk Citra
Baran, Stanley J. dan Dennis K. Davis. (2018). Teori Komunikasi Massa, Edisi 5,
Jakarta: Salemba Humanika
Coombs, Timothy, W. (2013). Situational Theory of Crisis: Situational Crisis
Communication
David, Eribka Ruthellia dkk. (2017). Pengaruh Konten Vlog dalam Youtube
terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Risalah Vol. VI,
No. 1. (2017).
Effendy, Onong Uchjana. (2011). Ilmu, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Evans, Dave. (2008). Social Media Marketing An Hour A Day, Wiley Publishing,.
Inc: Canada
Florentina, I. E., Wibowo, A. J., Hoesodo, T. S. B., Murti, S., & Tangkas, A. (2020).
Media, Komunikasi dan Krisis Covid-19. Penerbit Lembaga Pendidikan
Sukarno Pressindo (LPSP).
33
34
Olivia. (2014). Taktik Self Presentation Presiden Susilo Bambang Yudhoyon SBY)
Melalui Akun Twitter @sbyudhoyono”. Surabaya : Universitas Kristen Petra
Surabaya.
Pace, R. W.& Faules. F. D. (2006). Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya