Persediaan - Taksiran (Materi 5)
Persediaan - Taksiran (Materi 5)
(Prosedur Taksiran)
Materi 5
2. Menaksir besarnya kerugian atas persediaan sebagai akibat terjadinya musibah (kebakaran, bencana
alam, pencurian)
Contoh :
Pada tanggal 10/11/2000 Gudang sebuah perusahaan terbakar. Berikut ini adalah informasi yang
berhubungan dengan persediaan yang berhasil dikumpulkan dari awal bulan s.d kebakaran terjadi :
Persediaan 1 November 2000 Rp 1.000.000,-
Pembelian Bersih 7.500.000,-
Penjualan Bersih 8.000.000,-
Perusahaan menetapkan Laba Kotor sebesar 25 % dari Penjualan .
Barang yang masih ada setelah kebakaran diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp 500.000,-
Berdasarkan informasi di atas maka dapat dihitung (ditaksir) nilai persediaan yang terbakar sbb :
Persediaan 1 November 2000 Rp 1.000.000,-
Pembelian Bersih 7.500.000,-
Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 8.500.000,-
Harga Pokok Penjualan 6.000.000,-
Persediaan Akhir Rp 2.500.000,-
Contoh :
HARGA POKOK HARGA JUAL ECERAN
Persediaan Awal 500.000,- 625.000,-
Pembelian 11.250.000,- 14.062.500,-
Penjualan - 13.750.000,-
Sesuai dengan prosedur penentuan persediaan dengan metode harga jual eceran, maka besarnya persediaan
akhir ditentukan sebagai berikut :
Akuntansi Keuangan 1 B – Materi 5
Halaman 2
Tahap Keterangan Harga Jual Eceran Harga Pokok
Persediaan awal Rp 625.000,- Rp 500.000,-
Pembelian 14.062.500,- 11.250.000,-
(1) Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 14.687.500,- Rp 11.750.000,-
(2) Cost Ratio
(11.750.000 / 14.687.500) x 100% = 80 %
(3) Penjualan 13.750.000,- -
(4) Persediaan Akhir menurut Harga Jual Eceran Rp 937.500,- -
(5) Persediaan Akhir menurut Harga Pokok
80 % x Rp 937.500,- 750.000,-
Harga Pokok Penjualan (Taksiran) Rp 11.000.000,-
Contoh :
Berikut ini adalah data pembelian, penjualan, dan perubahan harga jual eceran yang terjadi pada suatu
department store untuk periode bulan agustus 2001.
AGUSTUS KETERANGAN
1 Dibeli 1.000 unit barang dengan harga @ RP 800,- HJE Rp 1.000,- per unit
2-5 Penjualan 300 unit
6 HJE dinaikkan menjadi Rp 1.100,- per unit
7 – 10 Penjualan 250 unit
11 Dibeli 250 unit barang @ Rp 725,- HJE diturunkan menjadi Rp 950,- per unit
11- 15 Penjualan 400 unit
16 Dibeli 250 unit barang @ Rp 700,- HJE diturunkan menjadi Rp 925,- per unit
17 – 20 Penjualan 275 unit
21 Dibeli 250 unit barang @ Rp 775,- HJE dinaikkan menjadi Rp 1.025,- per unit
22 - 27 Penjualan 225 unit
2. Rata-rata
Cost Ratio dihitung dengan mengikut sertakan Persediaan Awal dan tanpa penurunan Harga Jual netto.
BTUD (HP)
Cost Ratio = --------------------------------------------------- x 100 %
BTUD (HJE) – Penurunan Harga Jual netto
SOAL LATIHAN
Gudang sebuah perusahaan berikut sebagian besar barang dagangan yang ada di dalamnya terbakar.
Dari catatan pembukuan yang ada dapat dikumpulkan informasi yang berhubungan dengan persediaan itu
sebagai berikut :
Persediaan (berdasar stock opname sebelum kebakaran) Rp 250.000,-
Pembelian (dari stock opname sampai kebakaran terjadi) 1.287.500,-
Retur Pembelian 37.500,-
Hasil Penjualan (dari stock opname sampai kebakaran terjadi) 1.575.000,-
Retur Penjualan 75.000,-
Dari perhitungan phisik yang dilakukan setelah terjadinya kebakaran dapat diketahui adanya sejumlah
kecil barang-barang yang terdiri dari :
Barang-barang yang tidak rusak sebesar harga jual Rp 25.000,-
Barang-barang yang cacat akibat kebakaran sebesar harga jual Rp 15.000,- tetapi
diperkirakan akan laku dijual dengan harga Rp 5.000,-
Dari data tersebut di atas, diminta untuk menghitung taksiran kerugian akibat kebakaran apabila :
a. Laba Kotor ditetapkan sebesar 20 % dari harga jual (Penjualan).
b. Laba Kotor ditetapkan sebesar 20 % dari Harga Pokok Penjualan.
=======================ooo301001ooo=====================