LAT KPI 2010 Final Small
LAT KPI 2010 Final Small
2010
Pengantar
Assalamualaikum wr. wb.
Salam Penyiaran….!!!
KPI Pusat dan KPID-KPID hadir pada saat kondisi sosial bangsa pada
umumnya dan kondisi penyiaran di Indonesia pada khususnya masih
dalam masa transisi, dan bahkan kondisi tersebut masih terasa pada
saat KPI Pusat menyelesaikan masa periode keduanya. Berbagai
dinamika bangsa secara langsung atau tidak mempengaruhi
pelaksanaan tugas KPI Pusat. Namun masalah-masalah tersebut
tidak menjadi alasan bagi KPI Pusat untuk mengelak dari
tanggungjawab, malah hal tersebut menjadi tantangan untuk
berbuat yang terbaik.
Hal pertama dan utama bagi KPI Pusat adalah membangun dan
menjaga integritas serta sikap independen, sebab dunia penyiaran
di Indonesia telah sangat terpengaruh oleh liberalisme kapital yang
memungkinkan uang dan modal menjadi penguasa ketimbang
idealisme serta kepentingan publik. Padahal penyiaran di Indonesia
seharusnya menjadi sarana yang mampu menjamin dan melindungi
kebebasan berekspresi atau mengeluarkan pikiran secara lisan
dan tertulis, termasuk menjamin kebebasan berkreasi dengan
bertumpu pada asas keadilan, demokrasi, dan supremasi hukum;
mencerminkan keadilan dan demokrasi dengan menyeimbangkan
antara hak dan kewajiban masyarakat ataupun pemerintah,
termasuk hak asasi setiap individu/orang dengan menghormati
dan tidak mengganggu hak individu/orang lain; memperhatikan
seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, juga harus
mempertimbangkan penyiaran sebagai lembaga ekonomi
yang penting dan strategis, baik dalam skala nasional maupun
internasional; lebih memberdayakan masyarakat untuk melakukan
kontrol sosial dan berpartisipasi dalam memajukan penyiaran
nasional.
Untuk itulah kehadiran KPI Pusat dan KPI daerah harus berusaha
agar penyiaran mengarah pada terciptanya siaran yang berkualitas,
bermartabat, mampu menyerap, dan merefleksikan aspirasi
masyarakat yang beraneka ragam, untuk meningkatkan daya tangkal
masyarakat terhadap pengaruh buruk penyiaran. KPI Pusat sejak
awal dan terutama pada enam bulan terakhir telah mengambil
langkah strategis untuk lebih fokus menata dan mendorong isi siaran
yang lebih baik. Meski disadari bahwa output siaran yang baik akan
dihasilkan dari lembaga penyiaran yang sehat dengan daya dukung
infrastruktur yang baik pula, KPI Pusat tetap berkeyakinan bahwa
upaya menghadirkan isi siaran yang sehat dan berkualitas akan
dapat tercapai melalui komunikasi yang baik antara KPI Pusat dengan
lembaga-lembaga penyiaran serta para pemangku kepentingan
lainnya.
39 Bidang Kelembagaan
02 40 | Pengantar
41 | Program Pokok
45 | Program Khusus Rapat Koordinasi
49 | Program Umum Pengembangan Organisasi
55 | Penutup
57 Bidang Perizinan
03
58 | Pengantar 74 | Sistem Stasiun Jaringan (SSJ)
59 | Jumlah Pemohon Izin Radio dan Televisi 76 | Sistem Database Informasi
60 | Permasalahan dan Kasus dalam Proses Perizinan Bidang Perizinan
66 | Mekanisme Proses Perizinan 78 | Digitalisasi Penyiaran
72 | Peran Pemerintahan Daerah Sesuai Peraturan 80 | Penataan Proses Perizinan
197 Kesekretariatan
06
198 | Pengantar
198 | Bagian Perencanaan dan Hukum
202 | Bagian Komunikasi
209 | Bagian Administrasi Perizinan
212 | Bagian Umum
223 Penutup
07
Daftar Tabel
123 | Tabel 5.1 Program Stasiun Televisi yang melanggar pornografi periode Juni-November 2010
134 | Tabel 5.2 Durasi Iklan
136 | Tabel 5.3 Contoh Temuan Iklan Blocking time di Stasiun Televisi (Deskripsi Iklan Berkategori Properti di Metro TV Juni
2010)
137 | Tabel 5.4 Pelanggaran terhadap Ketentuan P3SPS-KPI Berdasarkan Kategori Iklan
139 | Tabel 5.5 Bentuk Pelanggaran terhadap P3SPS-KPI
140 | Tabel 5.6 Pelanggaran terhadap EPI Berdasarkan Kategori Iklan
147 | Tabel 5.7 Bentuk Pelanggaran terhadap EPI
160 | Tabel 5.8 Contoh Temuan Adegan Tayangan Kekerasan di Stasiun Televisi
176 | Tabel 5.9 Tayangan Religi di 2 (dua) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVRI dan GLobal TV (Bulan Juni)
177 | Tabel 5.10 Tayangan Religi di 2 (dua) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVOne dan Indosiar (Bulan Juli)
178 | Tabel 5.11 Tayangan Religi di 4 (empat) Stasiun Televisi yang dianalisis : Trans TV, TVOne, SCTV, dan TPI (Bulan Agustus)
180 | Tabel 5.12 Tayangan Religi di 3 (tiga) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVRI, Global TV, dan Indosiar (Bulan Agustus)
181 | Tabel 5.13 Tayangan Religi di 4 (empat) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVRI, Global TV, dan Indosiar (Bulan September)
182 | Tabel 5.14 Tayangan Religi di 5 (lima) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVRI, Global TV, ANTV, Trans TV dan SCTV (Bulan
Oktober)
190 | Tabel 5.15 Tayangan Talk show Periode Juni-November 2010
191 | Tabel 5.16 Tayangan Reality show Periode Juni-November
202 | Tabel 6.1 Kegiatan Jumpa Pers KPI Pusat Tahun 2010
203 | Tabel 6.2 Kegiatan Media Gathering KPI Pusat Tahun 2010
204 | Tabel 6.3 Dialog Publik Pusat Tahun 2010
204 | Tabel 6.4 Dialog Publik Daerah Tahun 2010
207 | Tabel 6.5 Pelaksanaan Kegiatan Subbagian Hubungan Masyarakat dan Antarlembaga Tahun 2010
208 | Tabel 6.6 Pelaksanaan Kegiatan Subbagian fasilitas Monitoring Siaran Tahun 2010
209 | Tabel 6.7 Tabulasi Wilayah Pengaduan Bidang Perizinan Tahun 2010
213 | Tabel 6.8 Struktur Kepegawaian KPI Pusat
216 | Tabel 6.9 Daftar Buku Perpustakaan KPI Pusat
Daftar Grafik
15 | Grafik 1.1 Pendanaan KPID dengan Kategori Memadai
42 | Grafik 2.1 KPID dalam Kategori Memadai
43 | Grafik 2.2 KPID dalam Kategori Cukup
59 | Grafik 3.1 Persentase Keberhasilan Pemohon dalam Mendapatkan IPP Prinsip di Tiap-tiap Provinsi
60 | Grafik 3.2 Jumlah Lembaga Penyiaran Televisi Berlangganan yang Mengajukan Permohonan Izin
67 | Grafik 3.3 Jumlah Pemohon yang Mengikuti EDP melalui KPI Pusat
67 | Grafik 3.4 Jumlah Pemohon yang Mendapatkan RK melalui KPI Pusat
69 | Grafik 3.5 Persentase Penyelenggaraan FRB
69 | Grafik 3.6 Jumlah Penyelenggaraan FRB selama Periode 2007-2010
70 | Grafik 3.7 Persentase Keberhasilan Pemohon dalam Melakukan EUCS di Tiap-tiap provinsi
76 | Grafik 3.8 Jumlah Total Pemohon Izin Radio dan Televisi Penyelenggaraan Penyiaran Seluruh Indonesia atau Per Provinsi
Tahun 2010
77 | Grafik 3.9 Jumlah Pemohon Izin Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Seluruh Indonesia atau Per Provinsi
Tahun 2010
77 | Grafik 3.10 Jumlah Pemohon Izin Penyelenggaraan Penyiaran Radio Seluruh Indonesia atau Per Provinsi Tahun 2010
Daftar Gambar
120 | Gambar 5.1 Hip Hip Hura (SCTV)
121 | Gambar 5.2 Iklan J-Shaper
128 | Gambar 5.3 Salah satu adegan kekerasan pada serial kartun “One Piece”
129 | Gambar 5.4 Salah satu adegan kekerasan pada serial kartun “Bleach 3”
129 | Gambar 5.5 Salah satu adegan yang melecehkan guru dan sekolah pada serial kartun “Fanboy” dan Chum Chum
138 | Gambar 5.6 Iklan Decolgen yang mengandung unsur kekerasan non-verbal
157 | Gambar 5.7 Pemberitaan Kekerasan di TV
162 | Gambar 5.8 Penayangan adegan kekerasan di TV
Komisioner 2010 – 2013
Logistik
Deki Santosa
Imam Waluyo
H. Syamsuddin
1 Kondisi Umum
Penyiaran
Tahun 2010
Laporan Tahunan KPI 2010 BAB I / Kondisi Umum Penyiaran Tahun 2010
Mengimplementasikan UU
RI Nomor 32 Tahun 2002
untuk Kepentingan Publik
Rakyat Indonesia
Proses demokratisasi di Indonesia telah Ide dasar seperti ini muncul dari kesadaran
menempatkan publik sebagai pemilik dan pengendali bersama bahwa lembaga penyiaran merupakan
utama ranah penyiaran. Perlu disadari bersama media komunikasi massa yang mempunyai
bahwa frekuensi adalah milik publik dan sifatnya peran penting dalam kehidupan sosial, budaya,
terbatas. Oleh karena itu, Undang-Undang nomor politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan
32 tahun 2002 tentang Penyiaran menegaskan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya
bahwa harus didasarkan demi kepentingan publik. sebagai media informasi, pendidikan, hiburan
Pemanfaatan untuk kepentingan publik artinya publik serta kontrol dan perekat sosial. Pada sisi lain,
berhak menerima isi siaran yang sehat dan lembaga siaran yang dipancarkan dan diterima secara
penyiaran harus menjalankan fungsi pelayanan bersamaan, serentak dan bebas, memiliki
informasi publik yang sehat. Isi siaran ini terdiri atas pengaruh yang besar dalam pembentukan
berbagai macam bentuk mulai dari berita, hiburan, pendapat, sikap, dan perilaku khalayak.
ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.
Ide dasar ini dikuatkan dengan sebuah kenyataan
bahwa kemerdekaan untuk menyampaikan
pendapat dan memperoleh informasi melalui
KPI pada tahun 2010 ini adalah generasi KPI sebagai lembaga yang mewakili
yang ketiga sejak munculnya UU nomor 32 kepentingan publik akan menjadi lebih besar
2002 untuk masa bakti 2010-2013. Sebagai dan berharga jika mendapat perhatian dari
generasi penerus dan pengawal kepentingan publik itu sendiri. Oleh karena itu, semua
masyarat, maka KPI akan selalu menjaga masukan dan kritik untuk membangun
amanat UU terutama yang berkaitan dengan penyiaran yang lebih baik menjadi penting
diversity of content (prinsip keberagaman dalam rangka memperjuangkan kepentingan
isi) dan diversity of ownership (keberagaman publik.
kepemilikan), dengan tetap berusaha
A Bidang Kelembagaan
A. Pengantar
Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan sebelumnya yang belum terlaksana dan
kewajibannya, KPI membentuk tiga bidang, membuat beberapa kebijakan baru.
yaitu Bidang Kelembagaan, Perizinan, dan Isi Bidang kelembagaan pada tahun pertama
Siaran. Secara umum Bidang Kelembagaan untuk masa 2010-2013 ini telah melakukan
berfungsi mengatur organisasi dan tata beberapa hal, seperti menjalin kerjasama
laksana KPI baik dalam lingkup internal dengan lembaga di luar KPI, sosialisasi
maupun pengembangan eksternal. Sementara gagasan KPI melalui newsletter ataupun
itu, secara umum Bidang Perizinan berfungsi website, melakukan dialog publik,
mengatur perizinan dan infrastruktur pengembangan, dan pembentukan KPID di
penyiaran, dan Bidang Isi Siaran berfungsi beberapa daerah yang sampai akhir 2010
mengawasi pelaksanaan dan penegakan belum memiliki KPID seperti Bangka Belitung,
peraturan KPI terkait isi siaran. Maluku Utara, Jambi, dan DKI Jakarta.
Sedangkan dalam revisi P3SPS dan UU
KPI semenjak berdirinya terus berupaya Penyiaran, bidang Kelembagaan periode ini
untuk memperbaiki dan menyempurnakan sesuai dengan amanat Rakornas Solo tahun
sistem serta pola kelembagaannya. KPI 2009 dan Rakornas Bandung tahun 2010 telah
berusaha untuk mengoptimalkan kinerjanya membentuk Tim Khusus Revisi P3SPS dan UU
dengan sistem yang baik dan tertata. Dalam Penyiaran dan selama tiga bulan melakukan
melakukan pembenahan kelembagaan, FGD (focus group discussion) secara maraton
KPI berusaha melanjutkan estafet periode hingga terlaksananya Rapimnas pada Oktober
sebelumnya secara progresif dengan 2010.
memaksimalkan pekerjaan rumah periode
E. Rapat-Rapat Koordinasi
Untuk penguatan kelembagaan dan koordinasi untuk berfokus pada fungsi fasilitasi
kegiatan KPI, seperti yang terdapat pada atau supporting, bukan sebagai
BAB VII Peraturan KPI Nomor 01 tahun 2009 pengambil kebijakan baik persoalan
tentang Kelembagaan, bahwa yang termasuk anggaran maupun program.
dalam rapat-rapat kelembagaan KPI adalah
5. Memandatkan kepada KPIP untuk
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), Rapat
berkoordinasi dengan Kementerian
Pimpinan (Rapim), Rapat Kerja (Raker) dan
Keuangan tentang standarisasi
Rapat Pleno. KPI pada tahun 2010 telah
honorium minimal, tunjangan, dan
melakukan berbagai rapat pokok.
perjalanan dinas komisioner.
F. Kerjasama Antarlembaga
1. Audiensi Lembaga/Ormas dengan KPI optimal. Selama Juni- Desember 2010,
berbagai lembaga baik dalam dan
Audiensi adalah program yang dilakukan
luar negeri telah datang melakukan
oleh KPI dengan mendatangi sebuah
kunjungan ke KPI, seperti CASBAA (Cable
lembaga atau juga sebaliknya, yaitu KPI
and Satelite Broadcasting Association of
menerima lembaga lain. Kunjungan dari
Asia), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdatul
berbagai lembaga ini secara umum untuk
Ulama), Mahasiswa Fikom Universitas
menanyakan secara langsung kepada
Hasanudin, mahasiswa Fakultas Ekonomi
KPI tentang tugas dan kewenangan KPI
Manajemen Institut Pertanian Bogor,
dalam hal penyiaran, dan juga menjadi
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
sarana untuk memberi masukan kepada
(KPAI), KAMMI Jakarta (Kesatuan Aksi
KPI berupa kritik, saran, dan dukungan
Mahasiwa Muslim Indonesia Jakarta), LSM
mengenai penyiaran di Indonesia,
Sahabat Cahaya, Gerakan Pemuda Sehat,
sehingga KPI dapat berperan secara
H. Dialog Publik
Dialog publik dilakukan dengan dua cara, yakni dialog publik pusat dan dialog publik daerah.
a. Dialog Publik Pusat
Selama tahun 2010 dialog publik pusat KPI dilaksanakan sebanyak dua kali:
1. Dialog publik pusat yang mengangkat tema “Mengupas Program Faktual di Televisi” di
Kantor KPI Pusat, pada 16 Juli 2010.
2. Dialog Publik Pusat Refleksi Akhir Tahun, dengan tema “Refleksi Akhir Tahun: Kedudukan
dan Peran KPI Sebagai Regulator Media,” pada 30 Desember 2010.
Suasana Dialog Publik KPI, 30 Desember 2010. Foto atas: dari kiri ke kanan: Ketua KPI Pusat Dadang Rahmat Hidayat, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, Anggota
KPI Pusat Azimah Subagijo, Ketua MAKSI Paulus Widiyanto, dan Ketua ATVLI Jimmy Silalahi. Foto Bawah: Salah seorang peserta Dialog Publik menyampaikan saran
dan kritik untuk KPI.
I. Media Gathering
Media gathering pertama yang diselenggarakan KPI pusat periode 2010-2013 adalah pada 3
Agustus 2010, dengan tema ”Mewujudkan Tayangan Ramadhan yang Bermartabat.” Tema ini
diangkat untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan 1431 Hijriah.
Media Gathering kedua diselenggarakan KPI Pusat pada Rabu, 22 Desember 2010 dengan
tema “Pendidikan dan Penyiaran: Mewujudkan Program Siaran yang Mendidik.” Latar belakang
dilakukannya acara ini adalah untuk mengingatkan tentang fungsi media yang strategis, dalam
hal ini televisi, yang memiliki peran vital dalam dunia pendidikan. Fungsi itu terletak dari dampak
positif/negatif yang diakibatkannya. Oleh karena itu, fungsi-fungsi baik tersebut mesti diperluas
dengan juga mencegah dan mempersempit dampak negatif yang ditimbulkan dari siaran televisi.
Media Gathering KPI 3 Agustus 2010 - Dari kiri: Sutradara dan aktor senior Deddy Mizwar, Wakil Sekjen MUI Dr. Amirsyah Tambunan, Anggota KPI
Pusat Idy Muzayyad, Anggota KPI Pusat Judhariksawan, dan Anggota Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh.
Para peserta Media Gathering KPI yang berasal dari perwakilan berbagai lembaga penyiaran dan organisasi massa.
B Bidang Perizinan
A. Pengantar
Ada beberapa isu penting yang mewarnai konten lokal. Namun, pelaksanaannya
proses perizinan sepanjang tahun 2010 tidak semudah membalikkan telapak
ini. Persoalan tersebut terutama dalam tangan, karena masih banyak kendala
reformulasi perizinan dan Sistem Stasiun bagi lembaga penyiaran untuk
Jaringan (SSJ). Berdasarkan permasalahan melaksanakan SSJ ini. Kendala tersebut
dan kasus-kasus yang terjadi di seputar adalah belum siapnya lembaga-lembaga
sistem infrastruktur penyiaran, KPI penyiaran, dalam hal ini televisi, yang
Pusat merasa perlu untuk melakukan telah bersiaran secara nasional untuk
pembenahan. Salah satunya adalah menyesuaikan diri dengan SSJ. Hal ini
mendesak Pemerintah, agar dalam menjadikan tugas KPI dan Pemerintah
revisi Undang-undang Penyiaran No. 32 bertambah, yakni mengawal penerapan
Tahun 2002, kegiatan proses perizinan SSJ. Dalam Keputusan Menteri tersebut,
dilaksanakan oleh KPI. Sedangkan untuk akan dibentuk Tim Monitoring dan
pengaturan frekuensi, alokasi frekuensi Evaluasi yang terdiri atas instansi terkait
dan sertifikasi teknis dikeluarkan oleh di bawah koordinasi Direktur Jenderal
Pemerintah (Kemenkominfo). yang tugas dan tanggung jawabnya di
bidang Penyiaran.
KPI Pusat telah banyak berupaya untuk
membuat proses perizinan berjalan Selanjutnya, berkaitan dengan
dengan efektif dan efisien. Upaya perkembangan teknologi, KPI Pusat juga
tersebut adalah pembuatan Standard terlibat dalam merintis sistem digitalisasi
Operational Procedure (SOP) Perizinan, penyiaran, pembuatan peraturan serta
membentuk Crisis Center, dan merancang mensosialisasikannya ke daerah-daerah,
suatu sistem database yang lengkap, terutama mengenai perpindahan sistem
akurat, dan update. Database ini nantinya penyiaran dari analog ke digital. KPI
akan dapat dapat diakses oleh publik, sangat mendukung digitalisasi penyiaran.
pemangku kepentingan, dan lembaga Sebab, dengan digitalisasi, akan terjadi
lainnya. optimalisasi pendayagunaan frekuensi
(1 kanal bisa diisi 6-8 program untuk
Mengenai perjalanan SSJ, di tahun 2010 televisi, sedangkan untuk radio setiap
ini, telah keluar Keputusan Menteri 1 kanal digital dapat menampung 28
terhadap 10 Lembaga Penyiaran di 29 program siaran). Dengan demikian, akan
(dua puluh sembilan) daerah yang akan ada kesempatan yang lebih luas bagi para
melaksanakan Sistem Stasiun Jaringan di penyelenggara penyiaran untuk berkiprah
seluruh Indonesia. Dalam SSJ, lembaga di bidang ini sesuai dengan standar
penyiaran harus berkomitmen penuh prosedur baku, syarat-syarat yang ketat
menyediakan 10% isi siarannya untuk serta selektif.
C. Permasalahan Perizinan
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2000 tentang
Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik RRI
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik TVRI
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2005 tentang
Pedoman Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Asing
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan, antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah
• Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Depkominfo
Peraturan Menteri
Bidang Isi Siaran pada 2010 melaksanakan Pengawasan isi siaran dilakukan melalui
hal-hal berikut. (1) Melakukan kegiatan mekanisme pemantauan langsung dan
pengawasan isi siaran berdasarkan penanganan pengaduan masyarakat. Sistem
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar pemantauan langsung KPI Pusat pada 2010
Program Siaran (P3SPS). Dalam hal ini, KPI masih sama dengan yang telah dilaksanakan
Pusat melakukan pemantauan isi siaran dan pada 2009. Untuk memantau isi siaran,
menangani pengaduan masyarakat akan KPI membentuk Tim Analis dan Tim Panel
isi siaran. (2) Melakukan penyempurnaan Pemantauan Isi Siaran TV.
P3SPS. (3) Melaksanakan kegiatan
sosialisasi P3SPS. (4). Menyelenggarakan Tim Analis yang berjumlah 14 orang memantau
kegiatan literasi media. 11 stasiun TV yang bersiaran nasional rata-
rata 3--4 jam per hari. Analisis didasarkan
Bidang Isi Siaran juga mencatat sejumlah pada ketentuan P3SPS. Temuan pelanggaran
kasus isi siaran yang mendapatkan isi siaran yang dihasilkan dari para analis ini
perhatian dan penanganan khusus. Kasus- kemudian dikaji oleh Tim Panel. Tim Panel
kasus ini ada yang selesai pada 2010, memberikan rekomendasi tentang isi siaran
namun ada pula yang masih berproses dan yang melanggar P3SPS. Rekomendasi Tim Panel
berlanjut pada 2011. ini dibahas dalam Rapat Pleno KPI Pusat yang
akan memutuskan tentang apakah lembaga
penyiaran yang isi siarannya dinilai melanggar
akan mendapat sanksi administratif atau tidak.
D. Penyempurnaan P3SPS
E. Literasi Media
Fokus kegiatan literasi media KPI adalah TV dan sasaran utama kegiatan literasi media oleh KPI adalah
khalayak muda, yakni mahasiswa dan siswa SMU. Literasi media dipandang menjadi salah satu solusi
untuk mengatasi masalah besar di kalangan khalayak muda akibat perubahan pesat dalam kehidupan
media di Indonesia.
Kegiatan literasi media KPI umumnya dilaksanakan di ibukota provinsi. Penentuan wilayah didasarkan
atas kesepakatan dan koordinasi dengan KPI Pusat dan KPI Daerah di seluruh provinsi secara bergiliran.
Kegiatan literasi media diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang melek media di setiap provinsi
dan mampu menghadapi media secara cerdas dan kritis
Kegiatan ini dilaksanakan dengan format diskusi. Pada 2010, kegiatan literasi media oleh KPI Pusat
diselenggarakan di: (1) Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, 25 Maret 2010; (2) Universitas
Udayana, Denpasar, Bali, 26 Juli 2010; (3) Malang, Jawa Timur, 20 Agustus 2010; (4) Mataram, NTB, 23
September 2010; (5) Bandar Lampung, 27 November 2010; dan (6) Yogyakarta, 11 Desember 2010.
Sejumlah kegiatan literasi media juga diselenggarakan oleh KPID dan lembaga-lembaga lainnya. KPI
Pusat terlibat dalam kegiatan ini, karena salah seorang komisionernya menjadi narasumber dalam
kegiatan ini. Bentuk kegiatan dapat berupa diskusi atau workshop.
F. Sosialisasi P3SPS
Sosialisasi P3SPS selama 2010 dilaksanakan 2010 oleh KPI Pusat diselenggarakan di: (1)
dalam dua cara. Pertama, kegiatan sosialisasi Palembang, Sumatera Selatan, 16 Oktober 2010;
yang diselenggarakan oleh KPI Pusat. Kedua, (2) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 5 Agustus
sosialisasi yang diselenggarakan oleh lembaga 2010; (3) Makasar, Sulawesi Selatan, 14 Juli
pengundang, biasanya dilakukan secara terbatas. 2010.
Peserta kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan Sosialisasi bentuk kedua dilakukan atas
oleh KPI Pusat umumnya lebih beragam, undangan dari lembaga penyiaran dan lembaga
yakni para praktisi dari lembaga penyiaran, lain terkait, yang secara umum diselenggarakan
mahasiswa, dan masyarakat umum. Adapun secara terbatas di kantor lembaga penyiaran
peserta sosialisasi P3SPS yang diselenggarakan bersangkutan atau tempat lainnya. Kegiatan
oleh lembaga pengundang umumnya adalah dapat berbentuk diskusi, seminar, workshop
para praktisi/profesional lembaga penyiaran atau pelatihan. Pada 2010, kegiatan sosialisasi
TV/radio. Topik yang dibahas dalam sosialisasi ini diselenggarakan oleh Dewan Pers, PWI, LPDS,
semacam ini umumnya lebih terfokus pada tema Yayasan SET, Badan Informasi Publik, KPP-PA,
tertentu, misalnya jurnalisme atau siaran iklan. KPID NTB, PRSSNI, PD PRSSNI Sulsel, Trans Corps,
MNC Group, Trans 7, SCTV, TVRI, Metro TV,
Kegiatan sosialisasi bentuk pertama sepanjang Global TV, ANTV, dan Indosiar.
Bidang Isi Siaran | Kasus-kasus yang Terkait dengan Isi Siaran 2010
Bidang Isi Siaran | Kasus-kasus yang Terkait dengan Isi Siaran 2010
Bidang Isi Siaran | Kasus-kasus yang Terkait dengan Isi Siaran 2010
9. Iklan
8. “Primitive Runaway” – Trans TV a. Pengaduan mengenai iklan Lifebuoy
a. 21 Desember 2010 KPI Pusat datang dari Kantor Pengacara Lubis-
menerima tembusan surat keberatan Santoso & Maulana, mewakili produk
dari Pengurus Besar AMAN (Aliansi Dettol, tentang dugaan pelanggaran
Masyarakat Adat Nusantara), dan surat Etika Pariwara Indonesia dan/atau
keberatan dari Remotivi mengenai peraturan terkait lainnya dalam
tayangan “Primitive Runaway” (Trans penayangan iklan sabun pencuci
TV). tangan Lifebuoy di berbagai lembaga
penyiaran swasta.
b. 27 Desember 2010 KPI mengadakan
pertemuan yang dihadiri oleh ketiga b. 16 Desember 2010 diadakan
elemen terkait, yakni Trans TV, AMAN, pertemuan antara pihak pengadu dan
dan Remotivi. KPI di kantor KPI Pusat.
c. Kritik terhadap “Primitive Runaway” c. 11 Januari 2011 dilaksanakan
antara lain adalah penyebutan pertemuan di kantor KPI Pusat
kata “primitif” dan sejumlah istilah yang dihadiri oleh pihak pengadu,
lain yang dinilai merendahkan dan Persatuan Perusahaan Periklanan
melecehkan masyarakat adat, selain Indonesia (PPPI), dan stasiun-stasiun
penggambaran tentang suku-suku/ TV swasta yang menayangkan iklan
masyarakat adat yang dinilai tidak tersebut. Selain membahas tentang
tepat. pengaduan, pertemuan terakhir juga
membicarakan tentang tanggungjawab
d. KPI menilai bahwa tidak semua
lembaga penyiaran dalam penyiaran
keberatan tersebut melanggar P3SPS,
iklan.
namun KPI menekankan bahwa
memang diperlukan kepekaan dan
Selain kasus-kasus di atas, KPI juga telah
sensitivitas dari lembaga penyiaran
melakukan berbagai pertemuan dengan
terhadap materi yang hendak
stasiun-stasiun TV dengan pembahasan
ditampilkan di layar kaca.
tentang tayangan-tayangan bermasalah
e. Januari 2011 nama acara ini berubah berdasarkan hasil pemantauan KPI dan
menjadi “Ethnic Runaway”. KPI terus banyaknya pengaduan masyarakat. Beberapa
melakukan pemantauan terhadap isi pertemuan di antaranya membahas tentang
siarannya. film lepas, perilaku dan penampilan presenter,
sinetron, dan netralitas pemberitaan.
Kelembagaan
A. Pengantar
Berdasarkan sistem dan struktur, berdasarkan Pada periode 2010-2013 ini diharapkan
UU 32 tahun 2002, KPI terbagi dalam tiga bidang. penyempurnaan kelembagaan KPI dapat
Pertama, bidang isi siaran, yang berkaitan dengan terlaksana dengan baik dan maksimal. Melalui
pengawasan, monitoring content dan standar berbagai langkah awal, sejak dilantiknya
tayangan/siaran dari lembaga penyiaran. Kedua, komisioner KPI periode 2010-2013, bidang
bidang perizinan/infrastruktur, yang mengatur kelembagaan berupaya melanjutkan estafet
sistem dan prosedur perizinan lembaga penyiaran. periode sebelumnya secara progresif. Berbagai
Ketiga adalah bidang kelembagaan, yang pekerjaan rumah periode yang lalu terus
mengatur organisasi dan tata laksana KPI baik dikerjakan secara maksimal.
dalam lingkup internal maupun pengembangan
eksternal. Selama 7 bulan masa bakti KPI periode 2010-
2013 ini, beberapa hal pokok telah dilakukan
Khusus mengenai kelembagaan, KPI semenjak oleh bidang kelembagaan, seperti menjalin
berdirinya berupaya untuk terus memperbaiki kerjasama dengan lembaga di luar KPI, sosialisasi
dan menyempurnakan sistem dan pola dalam gagasan KPI melalui newsletter ataupun website,
kelembagaannya. Pada tahun 2003 dengan kondisi melakukan Dialog Publik, pengembangan dan
fasilitas yang serba kurang, KPI mulai menata pola pembentukan KPID di beberapa daerah yang
organisasi dan sistem kerja internal serta berupaya belum memiliki KPID (Bangka Belitung, DKI, Jambi,
melakukan sosialisasi dan mengembangkan KPID dan Maluku Utara), dan memberi masukan pada
di beberapa provinsi di Indonesia. proses pergantian KPID yang sudah purna masa
tugasnya seperti KPID Bali, KPID Kalbar, dan KPID
KPI menyadari bahwa dengan semakin mapannya Sumbar. Bidang kelembagaan periode ini, sesuai
sistem kelembagaan yang dimiliki, maka akan dengan amanat Rakornas Solo tahun 2009 dan
mampu mengoptimalkan kinerja KPI. Berbagai Rakornas Bandung tahun 2010, telah membentuk
hal terkait kelembagaan selama tiga periode Tim Khusus Revisi P3SPS dan UU Penyiaran yang
kepengurusan KPI terus disempurnakan. Hal- selama tiga bulan melakukan FGD (focus group
hal pokok dalam kelembagaan yang terus discussion) secara maraton hingga terlaksananya
disempurnakan adalah penguatan kesekretariatan Rapimnas pada Oktober 2010.
KPI, pembentukan KPID di daerah yang belum
memiliki KPID, dan penguatan jaringan serta
sistem internal KPI.
B. Program Pokok
Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa KPID yang masuk kategori memadai adalah
sebagaimana tergambar dalam diagram berikut:
Grafik 2.1 KPID dalam Kategori Memadai
Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Provinsi satu tahun. Adapun mengenai Provinsi Aceh
Aceh. pada hakikatnya sudah mempunyai alat
monitoring yang mencukupi, pendanaannya
Khusus untuk Sulawesi Tenggara sebenarnya sudah mencapai satu milyar rupiah, namun
sudah mempunyai empat kategori (gedung, tenaga pendukungnya hanya satu orang
tenaga SDM, monitoring, dan pendanaan), PNS.
akan tetapi gedung belum permanen (masih
meminjam ke instansi lain dan bukan pula 3. KPID dalam Kategori Kurang Memadai
kontrak), SDM masih kurang walaupun
pendanaan sudah mencapai 1 milyar dalam Berdasarkan data di atas, maka seluruh KPID
yang di luar kategori baik dan cukup, masuk
produksi, biro iklan, asosiasi periklanan dan praktisi penyiaran dan asosiasi industri
asosiasi wartawan). penyiaran.
d. Hasil Rakornas
Secara subtansial revisi P3SPS sudah selesai
dan disahkan pada Rapat Pimpinan Nasional Rapat Koordinasi Nasional KPI
18-20 Oktober 2010, akan tetapi harmonisasi Tahun 2010 menghasilkan beberapa
dalam bentuk bahasa hukum masih dalam rekomendasi, sebagai berikut:
proses penyelesaian.
Rekomendasi Rapat Koordinasi Nasional
KPI Tahun 2010 adalah:
C. Program Khusus
a. Mengusulkan pembentukan
Tim Khusus Revisi UU Penyiaran
Untuk penguatan kelembagaan dan
yang mempresentasikan bidang
koordinasi mengenai kegiatan KPI,
kelembagaan, isi siaran, dan perizinan
seperti yang terdapat pada BAB
yang berasal dari perwakilan masing-
VII Peraturan KPI Nomor 01 tahun
masing KPID.
2009 tentang Kelembagaan, bahwa
yang termasuk dalam rapat-rapat b. Memandatkan Tim Khusus Revisi UU
kelembagaan KPI adalah Rapat Penyiaran untuk:
Koordinasi Nasional (Rakornas), Rapat i. Menegaskan bahwa pola relasi
Pimpinan (Rapim), Rapat Kerja (Raker) KPIP-KPID adalah Koordinatif
dan Rapat Pleno. KPI pada tahun 2010 dalam hal fungsi dan struktural
telah melakukan berbagai rapat, antara dalam hal anggaran.
lain:
ii. Mengusulkan perubahan masa
1. RAPAT KOORDINASI NASIONAL bakti KPIP dan KPID dari 3 tahun
menjadi 5 tahun.
a. Tema Rakornas
c. Mengusulkan kepada sidang Pleno
“Revitalisasi Peran dan Fungsi Komisi Rakornas untuk mengesahkan
Penyiaran Indonesia Menuju Penyiaran peraturan kelembagaan KPI.
Indonesia yang Bermartabat.”
d. Menegaskan fungsi sekretariat
b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan KPID berfokus pada fungsi fasilitasi
Waktu : 5-8 Juli 2010 atau supporting, bukan pengambil
kebijakan baik persoalan anggaran
Tempat : Hotel Golden Flower Bandung
maupun program.
c. Peserta
e. Memandatkan kepada KPIP untuk
Peserta Rapat Koordinasi Nasional Komisi berperan aktif dalam rangka
Penyiaran Indonesia 2010 berjumlah pembentukan sekretariat KPID dan
280 (dua ratus delapan puluh) orang, membantu mendorong penyelesaian
terdiri atas seluruh anggota KPI Pusat persoalan honorium yang tertunda.
dan KPI Daerah ditambah panitia dari
f. Memandatkan kepada KPIP untuk
kesekretariatan KPI Pusat dan para
berkoordinasi dengan Kementerian
narasumber. Khusus dalam acara
Keuangan tentang standarisasi
pembukaan, peserta Rapat Koordinasi
honorium minimal, tunjangan, dan
Nasional ditambah dengan kehadiran
perjalanan dinas komisioner.
unsur pemerintah, pimpinan daerah
setempat, anggota DPR RI, wakil dari g. Memandatkan kepada KPIP untuk
10 Pembentukan “Desk Pemantauan Untuk Pilkada sudah dilaksanakan Untuk Pilpres menunggu
Penyiaran Kampanye Pilkada dan Pemilihan Presiden tahun
Pilpres” di Pusat dan Daerah bersama 2014
KPU/KPU Provinsi dan Bawaslu /
Panwaslu Provinsi
11 Pembentukan Tim Pengkajian Uji KPI sudah melakukan rekomendasi
Materi Peraturan Pemerintah dan tersebut
Keputusan/Peraturan Menteri terkait
Penyiaran
1. Kerjasama Antarlembaga
b. Penerbitan Newsletter
a. Audiensi Lembaga/Ormas dengan KPI
Untuk mendukung sarana sosialisasi
Selain dialog publik dan media gathering, lembaga KPI dan juga sebagai sarana
KPI juga memilki program audiensi. informasi dan komunikasi di internal dan
Program ini bisa dilakukan oleh KPI dengan eksternal KPI, maka Sub Bagian Humas
mendatangi sebuah lembaga, namun
juga menerbitkan newsletter.
bisa juga sebaliknya, yaitu KPI menerima
Pada tahun 2010 konsinyering pembuatan
lembaga lain. Kunjungan dari berbagai
newsletter dilaksanakan sebanyak 3
lembaga ini untuk menanyakan secara
langsung kepada KPI tentang tugas dan (tiga) kali dan menghasilkan 3 (tiga) kali
kewenangan KPI dalam hal penyiaran. penerbitan yaitu;
Kunjungan ini juga menjadi masukan bagi 1. Edisi I: Januari – April 2010 (dicetak
KPI berupa kritik, saran, dan dukungan sebanyak 1.000 eksemplar)
mengenai penyiaran di Indonesia, dan
5. Problematika Kelembagaan
Berdasarkan data dan hasil kajian komisioner Bidang Kelembagaan, ada beberapa masalah yang
berkaitan dengan KPI khususnya dalam Bidang Kelembagaan. Masalah tersebut adalah sebagai
berikut;
E. PENUTUP
KPI merupakan wakil publik dalam dunia penyiaran. Oleh karena
itu perlu ada sinergi antara KPI dengan elemen-elemen yang ada
di masyarakat, pemerintah, maupun lembaga penyiaran. Untuk
masa yang akan datang, KPI akan meningkatkan kinerjanya dengan
melibatkan lebih banyak elemen masyarakat.
Selain itu, KPI juga akan mengupayakan kerjasama dengan berbagai
pihak terkait pemantauan media yang berbasis masyarakat dan
literasi media. KPI juga akan terus membuka diri dan siap menerima
masukan dari berbagai elemen masyarakat, melalui kegiatan dialog
publik, media gathering, forum grup diskusi (FGD), dan kegiatan
lainnya. KPI juga akan memperkuat hubungan dengan pihak-pihak
yang dipandang strategis untuk mewujudkan penyiaran Indonesia
yang lebih baik.
Perizinan
A. Pengantar
KPI pada tahun 2010 mulai berbenah diri kembali. Penyiaran Komunitas (radio dan televisi).
Perjalanan untuk berbenah diri ini dimulai setelah Peraturan tersebut misalnya mengenai alokasi
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Pusat kanal, radius wilayah layanan untuk televisi
periode 2010-2013 dilantik. Langkah awal untuk komunitas, dan lain sebagainya.
berbenah adalah kegiatan Rapat Koordinasi
Nasional (Rakornas) 2010 yang berlangsung Turunan rekomendasi Rakornas 2010
tanggal 5-6 Juli 2010 di Bandung yang diimplementasikan dalam Rapat Pimpinan
menghasilkan rekomendasi untuk tiga bidang (Isi Nasional (Rapimnas) yang diselenggarakan pada
Siaran, Kelembagaan, dan Bidang Infrastruktur tanggal 18-20 Oktober 2010 di Jakarta. Rapat yang
Sistem Penyiaran atau Bidang Perizinan). Khusus khusus dihadiri oleh seluruh komisioner KPI Pusat,
untuk Bidang Perizinan menghasilkan dua jenis Ketua dan Wakil Ketua 29 KPID serta Kepala
rekomendasi, yakni internal dan eksternal. Sekretariat KPI Pusat dan 29 Kepala Sekretariat
KPI Daerah (KPID) ini mulai menyentuh secara
Isi rekomendasi internal adalah; pertama, spesifik mengenai SOP Perizinan dan pelaksanaan
meminta kepada KPI Pusat untuk membentuk Sistem Stasiun Jaringan (SSJ). Rekomendasinya
tim penyelaras yang bertugas menyempurnakan adalah; pertama, KPI memutuskan SOP Perizinan
Standard Operational Procedure (SOP) Perizinan yang lebih efektif dan efisien dalam proses
yang kemudian disahkan dan disosialisasikan. perizinan. Kedua, KPI mewajibkan kepada
Kedua, membentuk tim kecil yang bertujuan lembaga penyiaran untuk mengikuti proses
menyusun penyelesaian permasalahan lembaga perizinan sesuai dengan SOP yang ditetapkan
penyiaran berlangganan (TV kabel ilegal). Ketiga, KPI. SOP tersebut tertuang dalam Keputusan
mendorong berdirinya Lembaga Penyiaran Publik KPI, yang mengatur tata cara pelaksanaan
Lokal (LPPL) dan Lembaga Penyiaran Komunitas pemeriksaan kelengkapan persyaratan program
(LPK). siaran, verifikasi faktual, dan Evaluasi Dengar
Pendapat (EDP) dalam rangka pemberian
Sementara dalam rekomendasi eksternal, rekomendasi kelayakan dalam permohonan izin
KPI Pusat meminta kepada Kementerian penyelenggaraan penyiaran.
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk
melakukan beberapa hal. Pertama, melakukan Dalam Rapimnas tersebut, KPI juga sepakat untuk
pemetaan ulang frekuensi. Kedua, konsisten melaksanakan SSJ sebagaimana diamanatkan UU
dalam melaksanakan Sistem Stasiun Jaringan. no. 32/2002 tentang Penyiaran. Demi kepastian
Ketiga, menyusun peta wilayah layanan televisi hukum, KPI akan mendesak Pemerintah untuk
berlangganan melalui kabel. Dan terakhir, segera menerapkan dan melaksanakan Sistem
meminta pemerintah untuk menyusun peta Stasiun Jaringan (SSJ) secara konsisten.
wilayah layanan radio dan televisi komunitas.
Rekomendasi ini penting, karena belum ada
peraturan yang jelas yang mengatur Lembaga
Berdasarkan data yang dicatat oleh KPI Pusat, jumlah pemohon izin radio
dan televisi baik Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), Lembaga Penyiaran
Komunitas (LPK), Lembaga Penyiaran Publik (LPP), dan Lembaga Penyiaran
Berlangganan (LPB) di seluruh provinsi Indonesia, sampai tahun 2010
mencapai 3.166 pemohon. Sementara pemohon (LPS, LPK, LPP, dan
LPB) yang telah mendapatkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran Prinsip
(IPP Prinsip) dari KPI dan Pemerintah, sampai tahun 2010 sebanyak 438
pemohon. Hal ini menggambarkan bahwa KPI bersama Pemerintah berpacu
dengan waktu untuk dapat membuat proses yang lebih efektif dan efisien.
Tujuannya adalah agar semua pemohon dapat memperoleh IPP tetap tanpa
melalui proses yang panjang dan berbelit.
Untuk saat ini, persoalan yang dihadapi oleh KPI dan KPID adalah proses
perizinan yang memakan waktu yang lama. Namun demikian, ada hal yang
perlu diketahui bahwa pada tahun 2010 ini Keputusan Menteri untuk 10
Lembaga Penyiaran yang akan melaksanakan Sistem Stasiun Jaringan di
seluruh Indonesia, telah dikeluarkan. Dengan Keputusan Menteri tersebut,
lembaga penyiaran itu harus berkomitmen penuh untuk menyediakan 10%
isi siarannya untuk konten lokal.
Grafik 3.1 Persentase Keberhasilan Pemohon dalam Mendapatkan IPP Prinsip di Tiap-tiap Provinsi
Keberhasilan pemohon sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 yang mendapatkan IPP Prinsip secara nasional
adalah sebesar 12.79%. Sedangkan total pemohon yang mendapatkan IPP Prinsip adalah sebanyak 438 pemohon.
EUCS di Yogyakarta tanggal 25-27 Agustus 2010. Dari kiri: Marmanto (Kasubdit
Teknologi Penyiaran SKDI), Agnes Widyanti (Direktur Penyiaran SKDI), dan
Iswandi Syahputra (KPI Pusat).
yang khusus di daerah perbatasan, namun melalui proses birokrasi yang panjang.
kualitasnya tidak baik. Selain proses waktu yang lama, sertifikat
perangkat dari Direktorat Jenderal Pos dan
4. Lamanya rentang waktu proses perizinan. Telekomunikasi (Ditjen Postel) membutuhkan
biaya yang sangat mahal, sehingga menjadi
Proses perizinan dari awal permohonan
kendala bagi pemohon di daerah.
hingga dikeluarkannya Izin Penyelenggaraan
Hambatan ini menjadi lebih berat setelah
Penyiaran, secara normatif membutuhkan
keluarnya Permenkominfo No. 18/PER/M.
waktu 270 hari untuk radio dan 450 hari
KOMINFO/03/2009 mengenai Tata Cara dan
untuk televisi. Namun kenyataannya, waktu
Proses Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran
yang dibutuhkan untuk proses perizinan
oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan
melebihi waktu yang dibutuhkan. Hal ini tidak
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang
memberikan kepastian hukum dan menjadi
mengatur keterlibatan Pemerintah Provinsi dan
tidak efisien serta efektif dalam pelayanan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
publik.
proses perizinan. Sebab dengan keterlibatan
mereka, birokrasi perizinan justru akan
Hambatan ini juga sangat dirasakan oleh
menjadi lebih panjang.
Lembaga Penyiaran Publik Lokal yang harus
Plt. Dirjen SKDI dalam acara “Konsolidasi (empat) permohonan LPS CN TV, DELI TV,
Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran” yang DAAI TV, dan TV Anak Medan. Putusan FRB
menyatakan bahwa yang berhak menutup 2007 mengusulkan agar Lembaga Penyiaran
radio siaran adalah pengadilan. Sementara Swasta menggunakan kanal sekunder/reserve
itu, pemilik sekaligus pendiri Radio Suara (Wilayah Layanan Sidikalang). Sedangkan
Banda Aceh menjadi korban tsunami pada FRB 19 Juni 2009 di Bali, ada 2 (dua)
termasuk infrastruktur yang dimiliki oleh pemohon IPP LPS TV yaitu DAAI TV dan
Radio Suara Banda Aceh. TV Anak Medan disetujui; sedangkan DELI
TV ditunda karena masalah kepemilikan
Pada 29 April 2006 PT. Radio Suara Banda saham; sementara CNTV ditolak karena
Aceh telah menyampaikan laporan keberadaannya tidak bisa dilacak. Kasus
keberadaannya kepada Menkominfo dan DELI TV, setelah dikaji mengenai status
KPI, dan juga meminta surat permohonan kepemilikannya, dinyatakan telah disetujui.
dispensasi, serta alamat kontak sementara
Sebenarnya PT. Cahaya Nusantara Perkasa
kepada Dirjen Postel, yang ditembuskan ke
Televisi (CNTV), kanal frekuensi 53 UHF
Balai Monitoring Kelas II Nanggroe Aceh
telah mengudara (on air) sejak tahun 2006,
Darussalam, pada tanggal 08 Juni 2006.
berdasarkan IPP yang diterbitkan oleh KPID
Namun, hingga saat ini radio tersebut tidak
Sumatera Utara, 2004-2008. Sedangkan
pernah menerima balasan.
ketika FRB di Bali, CNTV ditolak dengan
alasan keberadaannya tidak dapat dilacak,
Di sisi yang lain, PT. Radio Suara Banda Aceh
yaitu alamatnya berpindah dari Taman Kirana
tidak pernah menerima Surat Pemanggilan
No. 14 Medan, ke Jl. Kapten Muslim No. 35
Pembayaran (SPP), hingga PT. Radio Suara
Medan. Pemberitahuan tersebut secara resmi
Banda Aceh sendiri mengirimkan surat
telah disampaikan ke KPID Sumatera Utara,
kepada Dirjen SKDI, dan mendapat balasan
berdasarkan surat keterangan dari Kepala
SPP. Namun, setelah dilakukan pembayaran,
Kelurahan Sei Sikambing C-II Medan, Nomor
PT. Suara Radio Banda Aceh mendapat
474:/4/1065 tertanggal 22 Juli 2008.
jawaban bahwa ISRnya telah dihapuskan,
karena tidak membayar tagihan SPP BHPF Sementara itu, pada tanggal 9 Juni 2009
lebih dari 2 (dua) tahun. Balai Monitoring Kelas II Medan meminta
kepada CN TV (termasuk DAAI TV, DELI
d. CN TV Medan TV) mendampingi tim pengukuran Balai
monitoring yang dilaksanakan pada
Kasus yang terjadi di CN TV Medan adalah
tanggal 15-19 Juni 2009. Hasil pengukuran
ketika KPID Sumatera Utara meminta untuk
menunjukkan tidak ada masalah. Dengan
meninjau kembali keputusan FRB di Bali pada
demikian keberadaan CN TV statusnya sama
tanggal 19 Juni 2009, dengan Berita Acara No.
dengan LP lainnya, dan kanal 53 UHF tidak
02/FRB/SUMUT/06/2009. Peninjauan kembali
diperebutkan oleh pemohon lain.
ini dikarenakan adanya permasalahan yang
terjadi pada KPID Sumatera Utara periode
e. Kasus di KPID Sulawesi Utara
2004-2008, dan diharapkan peninjauan
kembali itu untuk dapat memberikan Kasus yang terjadi di Sulawesi Utara adalah
persetujuan IPP atas CN TV dengan terdapat Izin Penyelenggaraan Penyiaran
menggunakan kanal sekunder/reserve, sama (IPP) Eksisting yang telah dikeluarkan oleh
seperti yang telah diberikan kepada DAAI TV Kemenkominfo terhadap beberapa Lembaga
dan DELI TV. Penyiaran tanpa melalui KPID. KPID juga tidak
menerima laporan keluarnya IPP tersebut.
Pada tanggal 04 Mei 2007, dilaksanakan
KPID Sulawesi Utara berencana akan
FRB di Sumatera Utara yang membahas 4
64 Laporan Tahunan KPI 2010
BAB III / Bidang Perizinan Laporan Tahunan KPI 2010
mengeluarkan pernyataan sikap atas kasus disampaikan saat Evaluasi Dengar Pendapat
ini. (EDP) sebelumnya.
EDP Provinsi Riau 28-29 Juli 2010 di Hotel Aryaduta, Pekan Baru.
Ketua KPI Pusat Dadang Rahmat Hidayat (kanan) memberi pengarahan kepada
pemohon.
Sampai tahun 2009 terdapat 1.791 surat Rekomendasi Kelayakan yang telah dikeluarkan. Artinya tahun
2010 ada sebanyak 672 surat Rekomendasi Kelayakan yang telah dikeluarkan. Pada tahun 2009 terdapat
773 surat rekomendasi kelayakan yang dikeluarkan. Dengan demikian rekomendasi kelayakan yang
dikeluarkan berkurang sebanyak 13%.
Sampai tahun 2010, pemohon yang telah sampai pada proses Pra FRB sebanyak 553 lembaga penyiaran
yang terdiri atas 300 lembaga penyiaran radio dan 253 lembaga penyiaran televisi.
dapat memperoleh izin penyiaran tidak dapat dilakukan sepihak, namun membutuhkan keputusan
bersama dari pihak KPI dan Pemerintah. Hingga saat ini, KPI Pusat bersama dengan Pemerintah
telah melakukan FRB sebanyak 99 kali dengan perincian:
6. Evaluasi Uji Coba Siaran di atas, KPI dan Pemerintah juga menjalin
kerjasama erat dalam berbagai hal lain, dan
Evaluasi Uji Coba Siaran (EUCS) merupakan
terkadang dilangsungkan secara informal.
tahapan penilaian terakhir sebelum
Hal ini dipandang perlu untuk memberikan
sebuah lembaga penyiaran diberikan Izin
pelayanan yang cepat dan akurat bagi
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) yang
pemohon penyiaran. Kerjasama ini meliputi
bersifat tetap. Dalam evaluasi ini dilakukan
pertukaran informasi dan masukan dalam
pembagian tugas antara KPI dan Pemerintah.
sebuah isu tertentu, baik berupa proses
KPI bertugas melakukan penilaian dari segi
perizinan penyiaran, penyusunan regulasi
program siaran, Pemerintah dalam hal ini
terkait perizinan penyiaran, ataupun
Dirjen SKDI dan Dirjen Postel menilai masing-
masukan-masukan lain yang bertujuan untuk
masing dari segi administratif dan teknis.
memperbaiki proses perizinan penyiaran.
Pada tahapan ini pemohon dinyatakan
Sejauh ini, Pemerintah telah menanggapi
berhak memperoleh izin penyiaran yang
beragam masukan yang diberikan KPI,
bersifat tetap apabila dari hasil evaluasi uji
meskipun untuk beberapa aspek, masukan
coba siaran, dinyatakan lulus oleh KPI dan
KPI untuk sejumlah Peraturan Menteri belum
Pemerintah.
dapat diakomodasi dengan baik.
Selain kerjasama antara KPI dan Pemerintah
yang terlembaga, sebagaimana dijelaskan
Grafik 3.7 | Persentase Keberhasilan Pemohon dalam Melakukan EUCS di Tiap-tiap Provinsi
Keterangan: Grafik di atas menunjukkan, jumlah 0% bukan berarti pemohon di daerah tersebut tidak sama sekali sampai
pada tahap EUCS, hanya saja pemohon masih dalam proses mendaftar atau melaksanakan EUCS, sehingga hasilnya belum
tercatat.
Total pemohon yang melakukan EUCS adalah sebanyak 158 pemohon. Sedangkan keberhasilan pemohon yang sejak awal
memproses izinnya sampai dalam tahapan EUCS secara nasional adalah sebesar 4.99%.
Provinsi untuk evaluasi persyaratan administratif bidang kerjanya terkait dengan Komunikasi dan
dan data teknis jasa penyiaran televisi, serta Informatika. Sedangkan peran KPI dalam hal ini
kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk adalah memberikan masukan kepada Pemerintah
jasa penyiaran radio. Untuk tahapan-tahapan untuk mendorong penguatan kapasitas kepada
selanjutnya seperti EDP dan FRB tetap mengikuti Pemerintahan Daerah. Hal ini dimungkinkan
ketentuan sebelumnya, yaitu diserahkan kepada mengingat KPI Daerah yang bekerjasama
KPIP/KPID dan Pemerintah (Kementerian secara langsung dengan Pemerintahan Daerah
Komunikasi dan Informatika). dalam menyelenggarakan proses perizinan
tentu mengetahui apabila ada organ-organ
Pelimpahan wewenang ini sebenarnya Pemerintahan Daerah di wilayah tertentu yang
berpotensi untuk mempercepat proses membutuhkan penguatan kapasitas.
perizinan penyiaran. Sebab, evaluasi persyaratan
administratif dan data teknis dilakukan Dalam beberapa pertemuan antara KPI
langsung oleh Pemerintahan Daerah yang dan Kemenkominfo disepakati bahwa bagi
tentunya bisa lebih cepat dalam melakukan Pemerintah Daerah yang belum siap terkait
verifikasi kepada lembaga penyiaran yang pemeriksaan berkas administratif dan teknis
mengajukan permohonan dibanding dengan penyiaran, maka KPI Daerah dapat memproses
yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Namun, sendiri tahapan perizinan seperti sebelumnya
untuk mencapai kondisi demikian dibutuhkan agar pelayanan publik tetap berjalan secara
peningkatan kapasitas Pemerintahan Daerah, maksimal.
khususnya organ pemerintahan daerah yang
Sistem Stasiun Jaringan (SSJ) merupakan amanat ditunda hingga 28 Desember 2009.
Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran, yang terdapat pada pasal 31 ayat (1) Permenkominfo No. 32 Tahun 2007 di atas
yang menjelaskan bahwa lembaga penyiaran yang kemudian direvisi kembali oleh Permenkominfo
menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau jasa No. 43 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
penyiaran televisi terdiri atas stasiun penyiaran Penyiaran Melalui Sistem Stasiun Jaringan oleh
jaringan dan/atau stasiun penyiaran lokal. SSJ ini Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran
telah mengubah sistem penyiaran sebelumnya. Televisi. Permenkominfo No. 43 Tahun 2009 ini
Jika UU No. 24 Tahun 1997 mendorong lembaga menegaskan bahwa seluruh lembaga penyiaran
penyiaran untuk bersiaran secara nasional, maka harus menyesuaikan dengan SSJ paling lambat
UU No. 32 Tahun 2002 mendorong lembaga 28 Desember 2009. Di dalam peraturan ini pula,
penyiaran untuk bersiaran secara lokal atau Menteri akan membentuk Tim Monitoring dan
berjaringan. Evaluasi yang terdiri atas instansi terkait di bawah
koordinasi Direktur Jenderal yang tugas dan
SSJ ini mempunyai dua tujuan utama. Pertama, tanggung jawabnya di bidang penyiaran.
untuk menjamin keberagaman isi siaran (diversity
of content) yang diterima oleh seluruh masyarakat Pemerintah dan KPI juga memahami kendala
Indonesia. Kedua, menjamin keberagaman lembaga penyiaran, terutama yang berstatus
pemilikan (diversity of ownership). Selain itu, Perseroan Terbatas (PT) untuk memecah asetnya.
SSJ ini merupakan jawaban dari akumulasi Oleh sebab itu, KPI dan Pemerintah memulai SSJ
kegelisahan masyarakat yang mendapatkan dari sisi isi siaran, dengan mewajibkan lembaga
tayangan hanya dari beberapa kebudayaan dan penyiaran yang berjaringan untuk menyiarkan
keresahan tentang kurang berpihaknya sebagian 10% materi-materi lokal dari keseluruhan
lembaga penyiaran terhadap kepentingan publik, isi siaran. Hal ini bertujuan untuk menjamin
serta kritik masyarakat terhadap monopoli penduduk setempat mendapatkan informasi
informasi oleh kelompok terbatas. tentang daerahnya sendiri.
Kendala yang dihadapi dalam aplikasi SSJ adalah Perkembangan terakhir di lapangan menunjukan
belum siapnya lembaga-lembaga penyiaran. Oleh bahwa lembaga-lembaga penyiaran, terutama
karena itu, SSJ sempat ditunda penerapannya. televisi yang bersiaran secara nasional, pada
Penundaan tersebut, selain atas dasar belum prinsipnya menyepakati SSJ dan sanggup untuk
siapnya lembaga penyiaran, juga didasarkan pada melaksanakannya. Pada saat ini, dapat dikatakan
UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran Pasal bahwa seluruh televisi nasional telah mengambil
60 yang secara jelas disebutkan bahwa seluruh langkah-langkah untuk memenuhi ketentuan
lembaga penyiaran diberi waktu paling lama 2 SSJ. Dalam konteks ini, KPI memberikan apresiasi
(dua) tahun untuk menyesuaikan diri dengan dengan membuka ruang konsultasi dan terus
SSJ. Namun melalui beberapa peraturan yang memantau komitmen lembaga penyiaran
dikeluarkan oleh Pemerintah, terakhir melalui tersebut.
Permenkominfo No. 32 Tahun 2007 tentang
Penyesuaian Penerapan SSJ, maka penerapan SSJ
untuk televisi yang telah bersiaran secara nasional
Adapun data televisi yang bersiaran nasional yang sudah mengambil langkah untuk
memenuhi ketentuan SSJ dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Salah satu upaya untuk memperkuat proses perizinan KPIP adalah adanya sistem database yang
terbaru (update), lengkap dan dapat diakses oleh publik, stakeholders, dan lembaga lainnya.
KPI nantinya diharapkan tidak saja menjadi lembaga negara yang memiliki tugas dan fungsi
pengawasan isi siaran dan lain sebagainya, namun juga berupaya untuk memenuhi amanat
UU Penyiaran No.32 tahun 2002 pasal 8 ayat 3 huruf a ”KPI menjamin masyarakat untuk
memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia”.
Maksud dan tujuan KPI memperkuat sistem informasi database adalah: pertama, menjadikan
pusat dokumentasi database KPI. Kedua, mengembangkan suatu mekanisme baru dalam interaksi
antara sumber-sumber data Perizinan/Lembaga Penyiaran, Isi Siaran, dan Kelembagaan dengan
kalangan yang membutuhkan akses data dan informasi. Ketiga, meningkatkan pelayanan bagi
publik untuk mendapatkan informasi seputar Komisi Penyiaran Indonesia dan dunia penyiaran.
Sistem ini memanfaatkan teknologi berbasis web dan sentralisasi database yang update dan
realtime serta pemukhtahiran data yang dapat dilakukan sewaktu-waktu. Penerapan sistem ini
diharapkan sangat membantu dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan semua
bidang kerja KPI (proses Perizinan, Bidang Isi Siaran, dan Kelembagaan).
Keterangan : Jumlah pemohon terdiri dari LPS, LPK, LPP, dan LPB yaitu sebanyak 3.166 pemohon
Grafik 3.9 | Jumlah Pemohon Izin Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Seluruh Indonesia atau Per Provinsi
Tahun 2010
Keterangan : Jumlah pemohon terdiri dari LPS, LPK, LPP, dan LPB yaitu sebanyak 708 pemohon
Grafik 3.10 | Jumlah Pemohon Izin Penyelenggaraan Penyiaran Radio Seluruh Indonesia atau Per Provinsi Tahun
2010
Keterangan : Jumlah pemohon terdiri dari LPS, LPK, LPP, dan LPB yaitu sebanyak 2.458 pemohon
H. Digitalisasi Penyiaran
Pada prinsipnya KPI berupaya menerapkan prinsip proses pelayanan perizinan yang memberikan
kepastian hukum, membuat agar proses tersebut berjalan secara efektif dan efisien dan tervalidasi
dengan objektif persyaratan-persyaratan administratifnya. Implikasinya KPI akan melakukan reformulasi
melalui perubahan Permen dan Peraturan Perizinan KPI.
J. Crisis Center
7. Perlu adanya pencabutan RK apabila di dalam Upaya lain KPI dalam penanganan konflik,
proses perizinan ditemukan pelanggaran oleh polemik, atau sengketa yang terjadi di
pemohon; seputar proses perizinan penyiaran adalah
dengan membentuk Crisis Center. Salah
8. Di dalam form tidak perlu ada usulan
satu alasan utama kehadiran Crisis Center
frekuensi;
KPI Pusat adalah meminimalisir sengketa
9. Pelaksanaan EDP lebih disederhanakan perizinan akibat ketidakpastian hukum,
dengan mempertimbangkan aspek efisiensi korupsi, “pemerasan” yang dilakukan oleh
dan efektivitas. oknum, sekaligus menangani kurangnya
pemahaman mengenai mekanisme perizinan.
Sejumlah usulan ini telah dirangkum sebagai Crisis Center juga nantinya akan berfungsi
masukan terhadap Revisi Undang-undang sebagai lembaga penelitian mengenai pola
Penyiaran No. 32 tahun 2002 yang tengah konflik di seputar sengketa perizinan.
berjalan. Pada intinya KPI ingin nantinya
keseluruhan proses perizinan akan dilaksanakan
oleh KPI, sementara pengaturan frekuensi,
alokasi frekuensi dan sertifikasi teknis tetap
dikeluarkan oleh Pemerintah (Kemenkominfo).
Isi Siaran
A. Pengantar
1. penyusunan peraturan dan keputusan KPI Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
yang menyangkut isi penyiaran; tersebut, Bidang Isi Siaran KPI Pusat pada tahun
2. pengawasan terhadap pelaksanaan dan 2010 melaksanakan hal-hal berikut. Pertama,
penegakan peraturan KPI menyangkut isi melakukan kegiatan pengawasan isi siaran
penyiaran; berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan
3. pemeliharaan tatanan informasi nasional yang Standar Program Siaran (P3SPS). Dalam hal ini,
adil, merata, dan seimbang; dan KPI Pusat melakukan pemantauan isi siaran dan
4. menampung, meneliti, dan menindaklanjuti menangani pengaduan masyarakat mengenai isi
aduan, sanggahan, kritik, dan apresiasi siaran. Kedua, melakukan penyempurnaan P3SPS.
masyarakat terhadap penyelenggaran Ketiga, melaksanakan kegiatan sosialisasi P3SPS.
penyiaran. Keempat, menyelenggarakan kegiatan literasi
media.
Tugas Bidang Isi Siaran ini merupakan perwujudan
dari tugas dan kewajiban KPI yang tertuang dalam Pada tahun 2010 Bidang Isi Siaran juga mencatat
UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, Pasal sejumlah kasus isi siaran yang mendapatkan
8 Ayat 3, yakni menjamin masyarakat untuk perhatian dan penanganan khusus. Kasus-kasus
memperoleh informasi yang layak dan benar ini ada yang sudah selesai pada 2010, namun ada
sesuai dengan hak asasi manusia (huruf a), pula yang masih berproses dan berlanjut pada
memelihara tatanan informasi nasional yang adil, 2011.
merata, dan seimbang (huruf d), menampung,
Pengawasan isi siaran dilakukan oleh KPI Pusat Pinckey Triputra, MSc kemudian digantikan oleh Ir.
dengan melalui mekanisme pemantauan langsung Razaini Taher pada bulan Oktober.
dan penanganan pengaduan masyarakat. Sistem
pemantauan langsung yang dilakukan oleh KPI Tim Panel ini bertugas untuk memberikan
Pusat pada tahun 2010 masih sama dengan yang rekomendasi tentang isi siaran yang melanggar
telah dilaksanakan pada 2009. Untuk memantau isi P3SPS. Rekomendasi Tim Panel ini dibahas dalam
siaran, KPI membentuk Tim Analis dan Tim Panel Rapat Pleno KPI Pusat yang akan memutuskan
Pemantauan Isi Siaran Televisi. apakah lembaga penyiaran yang isi siarannya dinilai
melanggar akan mendapat sanksi administratif atau
Tim Analis yang berjumlah 14 orang bertugas tidak.
memantau 11 stasiun TV yang bersiaran nasional
rata-rata 3 sampai 4 jam per hari. Analisis didasarkan Dalam proses memberikan sanksi adminitratif,
pada ketentuan P3SPS. Temuan pelanggaran isi KPI Pusat selalu berkoordinasi dengan Dewan
siaran yang dihasilkan dari para analis ini kemudian Pers (untuk program jurnalistik) dan Persatuan
dikaji ulang oleh Tim Panel. Pada bulan Januari Perusahaan Periklanan Indonesia/PPPI (untuk siaran
hingga April 2010, Tim Panel terdiri atas Prof. iklan). Walaupun keputusan akhir tentang sanksi
Dr. Komarudin Hidayat (Rektor Universitas Islam administratif berada di tangan KPI, hasil penilaian
Negeri, tokoh pendidikan) sebagai ketua serta dari Dewan Pers dan PPPI mengenai isi siaran yang
beranggotakan Dr. Seto Mulyadi (psikolog, tokoh bermasalah menjadi masukan penting bagi dasar
pendidikan), Dra. Nina Mutmainnah, M.Si (dosen pertimbangan KPI dalam pemberian sanksi.
Ilmu Komunikasi FISIP UI, pemerhati media anak), Dr.
Pinckey Triputra MSc (Ketua Program Pascasarjana KPI Pusat selama tahun 2010 mengeluarkan 67
Ilmu Komunikasi FISIP UI, ahli metodologi), sanksi administratif kepada lembaga penyiaran
Bobby Guntarto, MA (pendiri dan aktivis Yayasan akibat pelanggaran terhadap P3SPS. Sanksi
Pengembangan Media Anak, LSM pemerhati media administratif tersebut, sesuai Pasal 67 Standar
anak), dan Ir. Razaini Taher (mantan praktisi televisi). Program Siaran, ialah berupa teguran tertulis,
Setelah Komisioner KPI Pusat yang baru terpilih penghentian sementara mata acara yang bermasalah
pada bulan Juni, komposisi Tim Panel berubah, setelah melalui tahap tertentu, serta pembatasan
yaitu Khofiffah Indar Parawansa (Ketua Umum durasi dan waktu siaran. Perincian sanksi
Muslimat NU) menjadi ketua dan beranggotakan administratif yang dijatuhkan KPI tersebut dapat
Maria Hartiningsih (jurnalis senior Kompas), Bobby dilihat pada diagram berikut.
Guntarto, MA, dan Dr. Pinckey Triputra, MSc. Dr.
Adapun lembaga penyiaran yang mendapatkan sanksi administratif KPI Pusat terbanyak
pada 2010 adalah Global TV, RCTI, dan Trans TV (masing-masing 10 sanksi). Selanjutnya 8
sanksi dijatuhkan kepada SCTV. ANTV dan Trans7 masing-masing mendapat 7 sanksi. Indosiar
mendapatkan 6 sanksi. Selanjutnya TPI/MNC TV mendapatkan 4 sanksi. Metro TV dan TVOne
masing-masing mendapatkan 2 sanksi. Dan terakhir, satu-satunya lembaga penyiaran radio yang
memperoleh sanksi adalah MDRadio. Perincian lembaga penyiaran yang memperoleh sanksi
administratif KPI Pusat pada 2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
Jika dilihat dari aspek materi yang dilanggar, maka yang sering terjadi adalah pelanggaran
muatan seks, perlindungan terhadap anak/remaja, kekerasan, kata-kata kasar dan makian,
klasifikasi program siaran, kesopanan dan kesusilaan, dan masalah privasi.
Di luar sanksi administratif, sebagai bagian dari pengawasan pelaksanaan P3SPS, KPI Pusat telah
mengeluarkan surat imbauan, surat permintaan klarifikasi, dan surat peringatan terkait dengan
isi siaran kepada lembaga penyiaran dengan jumlah total sebanyak 36 surat. Perincian surat
yang terkait dengan isi siaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 | Surat KPI Pusat 2010 yang Terkait dengan Isi Siaran
Perincian mengenai program acara yang mendapatkan sanksi administratif, imbauan atau
peringatan, dan lembaga penyiaran yang diminta melakukan klarifikasi atau diundang oleh KPI
untuk membicarakan isi siarannya sepanjang tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 | Sanksi Administratif, Imbauan, Klarifikasi, Peringatan, dan Undangan Pertemuan Terkait Isi Siaran Selama
Tahun 2010
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
1 12-Jan-10 19/K/ Imbauan Liputan sidang Selisih pendapat, adu
KPI/01/10 kasus Bank mulut yang menjurus
Century perkataan kasar
dan makian kepada
pimpinan Pansus DPR
2 22-Jan-10 30/K/ Imbauan Seluruh Iklan TV Melanggar Etika
KPI/01/10 Stasiun TV Kratingdaeng Pariwara Indonesia (EPI)
"Smackdown" bahwa iklan tidak boleh
menggunakan kata-kata
superlatif
3 22-Jan-10 31/K/ Imbauan Seluruh Iklan TV Force Melanggar Etika
KPI/01/10 Stasiun TV Magic "Biru" Pariwara Indonesia (EPI)
bahwa iklan tidak boleh
menggunakan kata-kata
superlatif
4 22-Jan-10 69/K/ Teguran RCTI Tayangan iklan Iklan rokok terselubung
KPI/01/10 Tertulis rokok pada pada program
program Kultum "Kultum”Quraish
Quraish Shihab Shihab yang disiarkan
menjelang buka puasa
5 25-Jan-10 33/K/ Teguran Trans TV Iklan Kondom Iklan yang ditayangkan
KPI/01/10 Tertulis Sutra episode di luar jam tayang untuk
"goyang bola dewasa yaitu pukul
goyang sutra" 22.00-03.00 waktu
setempat
6 25-Jan-10 34/K/ Imbauan Trans TV Derings Trio Macan yang sedang
KPI/01/10 menyanyi sambil
melakukan tarian/
gerakan tubuh pada
bagian tubuh pinggul/
bokong yang dapat
membangkitkan gairah
seks
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
7 25-Jan-10 35/K/ Teguran TV One Breaking News Pembacaan tuntutan
KPI/01/10 Tertulis Jaksa Penuntut Umum
pada persidangan
terkait dengan dugaan
perbuatan mesum
terdakwa secara vulgar
dan berulang-ulang
8 26-Jan-10 38/K/ Teguran Metro TV Metro Hari ini Tayangannya
KPI/01/10 Tertulis menonjolkan unsur
kekerasan dan sadisme
dalam pelaksanaan
hukuman mati terpidana
Saddam Hussein
9 26-Jan-10 39/K/ Teguran Trans TV Iklan Mint Choka Tidak berpedoman pada
KPI/01/10 versi bioskop edisi EPI dan iklan tidak layak
baru tayang pada klarifikasi
jam tayang untuk anak
dan remaja
10 9-Feb-10 61/K/ Teguran SCTV Uya Memang Kuya Pembawa acara yang
KPI/02/10 Tertulis tidak etis meminta
Pertama seorang anak SMP
secara tidak sadar
menceritakan
pengalaman berciuman
11 9-Feb-10 62/K/ Teguran Global TV Avatar Menayangkan adegan
KPI/02/10 Tertulis ciuman kartun laki-laki
dan kartun perempuan
secara vulgar
12 9-Feb-10 63/K/ Teguran Global TV Big Movies "Far Terdapat unsur
KPI/02/10 Tertulis Cry" kekerasan dan sadisme
yang sangat menonjol
dan adegan ciuman
secara vulgar
13 9-Feb-10 64/K/ Imbauan ANTV Kuis "Super Terdapat adegan tarian
KPI/02/10 Family" Julia Perez dan Trio
Macan yang tidak
pantas dilakukan pada
jam tayang untuk anak
dan remaja
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
14 16-Feb-10 72/K/ Teguran SCTV Uya Emang Kuya 2 pasang remaja
KPI/02/10 Tertulis Kedua yang dihipnotis (tidak
(Teguran sadar) menceritakan
Pertama 9 percakapan yang
Februari 2010) menggambarkan
rangkaian aktivitas ke
arah hubungan seks
15 22-Feb-10 78/K/ Imbauan Indosiar Take Celebrity Out Menayangkan adegan
KPI/02/10 yang menonjolkan
bagian tubuh sekitar
dada beberapa peserta
(selebritis) yang
menggunakan pakaian
sangat minim
16 3-Maret-10 93/K/ Teguran TV One Kabar Petang Menayangkan
KPI/03/10 Tertulis pemakaian bahan
narkotika secara rinci
17 3-Maret-10 94/K/ Teguran Trans TV Bioskop Trans TV Secara detail
KPI/03/10 Tertulis Spesial "Doom" menampilkan unsur
kekerasan dan sadisme
yang menonjol dengan
bagian tubuh yang
terpotong-potong
dan kondisi yang
mengenaskan.
18 3-Maret-10 95/K/ Teguran Indosiar America's Got Menampilkan
KPI/03/10 Tertulis Talent pertunjukkan bakat
mengenai cara
menusukkan dan
memasukkan benda
tajam ke bagian tubuh
secara vulgar
19 3-Maret-10 96/K/ Teguran MD Radio Sexophone (Sex Memuat siaran
KPI/03/10 Tertulis Solution On The mengenai pembenaran
Microphone) terhadap hubungan
seks di luar nikah,
hubungan seks secara
vulgar, percakapan
yang menggambarkan
rangkaian aktivitas ke
arah hubungan seks
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
20 3-Maret-10 96/K/ Permintaan MD Radio Sexophone (Sex Memuat siaran
KPI/03/10 Klarifikasi Solution On The mengenai pembenaran
Tanggal 5 Microphone) terhadap hubungan
Maret 2010 seks di luar nikah,
hubungan seks secara
vulgar, percakapan
yang menggambarkan
rangkaian aktivitas ke
arah hubungan seks
21 10-Maret-10 101/K/ Teguran TPI Nekadz Menampilkan adegan
KPI/03/10 Tertulis permainan berbahaya
dan berpotensi untuk
ditiru anak
22 10-Maret-10 102/K/ Teguran Trans TV Orang Ketiga Menampilkan muatan
KPI/03/10 Tertulis kekerasan, banyak
menampilkan kata-
kata kasar dan makian,
menampilkan adegan
dan kata-kata yang
mengarah ke hubungan
seks, tidak menampilkan
STLS serta klasifikasi
yang hanya ditampilkan
sekilas
23 10-Maret-10 103/K/ Teguran Indosiar FTV episode "Raja Memuat adegan
KPI/03/10 Tertulis dan Merpati Ajaib" kekerasan yang
berlebihan, dan jam
tayang yang tidak sesuai
24 10-Maret-10 104/K/ Imbauan SCTV Sinema Siang Menayangkan adegan
KPI/03/10 "Ketika Willa Patah sepasang mahasiswa
Hati" berpelukan dan saling
mencium pipi di tempat
pendidikan (sekolah
atau kampus)
25 10-Maret-10 105/K/ Teguran TPI Sinetron Kisah Menayangkan adegan
KPI/03/10 Tertulis Fantasi episode orang terbunuh dengan
"Ken Arok dan Ken golok dan adegan keris
Dedes" menancap di perut yang
ditampilkan secara close
up serta jam tayang
yang tidak sesuai
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
26 15-Maret-10 109/K/ Imbauan Seluruh Iklan Gerry O Memuat eksploitasi
KPI/03/10 Stasiun TV Donut seksualitas berupa
adegan yang
menampilkan 2
(dua) remaja yang
ingin berciuman dan
klasifikasi serta jam
tayang yang tidak layak
27 17-Maret-10 112/K/ Teguran Global TV Bukan Sinetron Penayangan materi
KPI/03/10 Tertulis untuk dewasa dengan
klasifikasi jam tayang
anak
28 30-Maret-10 246/K/ Teguran Trans 7 Mariam Mikrolet Adanya adegan yang
KPI/03/10 Tertulis tidak mencerminkan
suatu penghormatan
terhadap
keanekaragaman agama
dalam masyarakat
Indonesia
29 30-Maret-10 247/K/ Teguran Trans TV Program bioskop Menayangkan materi
KPI/03/10 Tertulis Indonesia Sexy and dewasa di luar jam
The Siti tayang dewasa
30 08-Juni-10 257/K/ Peringatan Seluruh Infotaiment Peringatan agar semua
KPI/06/10 Stasiun TV TV mematuhi peraturan
yang ada dalam
menyampaikan program
faktual berkaitan
dengan beredarnya
video cabul yang diduga
melibatkan artis
31 11-Juni-10 262/K/ Teguran Trans 7 Bukan Empat Mata Adegan seorang
KPI/06/10 Tertulis Kedua presenter (host) yang
(Teguran meminum wine sambil
Pertama 30 membaca Basmallah
Desember
2009)
32 11-Juni-10 263/K/ Teguran RCTI Bedah Rumah Seorang presenter (host)
KPI/06/10 Tertulis yang mengucapkan
kata-kata “sakinah,
mawaddah, warohmah
haram jadah"
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
33 11-Juni-10 264/K/ Teguran Trans TV John Pantau Penayangan benda
KPI/06/10 Tertulis tertentu yang menjadi
simbol seks
34 11-Juni-10 265/K/ Teguran RCTI Infotainment “Go Menampilkan anak
KPI/06/10 Tertulis Kedua Spot” ketika orang tuanya
(Teguran diwawancarai soal video
Pertama 27 porno mirip artis
Mei 2009)
35 11-Juni-10 266/K/ Teguran Trans 7 Infotainment Penayangan adegan
KPI/06/10 Tertulis “I Gosip” Pagi cuplikan video porno
mirip artis
36 11-Juni-10 267/K/ Teguran Global TV Infotainment Penayangan adegan
KPI/06/10 Tertulis “Obsesi” cuplikan video porno
mirip artis
37 11-Juni-10 268/K/ Teguran Indosiar Infotainment Penayangan adegan
KPI/06/10 Tertulis “Kiss Plus” cuplikan video porno
mirip artis
38 14-Juni-10 271/K/ Teguran Global TV Sinetron 3 Mas Menampilkan muatan
KPI/06/10 Tertulis Ketir kelompok masyarakat
yang memiliki cacat fisik
sebagai bahan olok-olok
atau tertawaan
39 18-Juni-10 275/K/ Teguran SCTV Infotainment Was- Penayangan adegan
KPI/06/10 Tertulis was seorang anak secara
Pertama berulang-ulang ketika
meminta komentar
keterlibatan orang
tua anak dalam video
porno mirip artis, diikuti
dengan penyebutan
identitas anak Ariel
Peterpan.
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
40 18-Juni-10 276/K/ Teguran ANTV Infotainment Penayangan adegan
KPI/06/10 Tertulis Expresso pendapat masyarakat
terhadap keterlibatan
beberapa artis lain
dalam video porno
tanpa meminta
konfirmasi terhadap
artis yang namanya
disebutkan, ditambah
penayangan adegan
seorang anak secara
berulang-ulang ketika
orang tuanya diminta
keterangan tentang
keterlibatannya dalam
video porno mirip artis.
41 18-Juni-10 277/K/ Teguran RCTI Infotainment Memuat adegan
KPI/06/10 Tertulis Kabar-kabari secara close up dan
penyebutan identitas
seorang anak ketika
meminta komentar dari
orang tua mengenai
keterlibatan Cut Tari
42 18-Juni-10 278/K/ Teguran RCTI Infotainment Cek Menayangkan adegan
KPI/06/10 Tertulis & Ricek cuplikan video porno
mirip artis
43 29-Juni-10 299/K/ Imbauan Seluruh Iklan Mie Sedap Menayangkan iklan yang
KPI/06/10 Stasiun TV diperankan oleh seorang
anak yang menimbulkan
kesan melakukan
perbuatan bohong
44 29-Juni-10 300/K/ Imbauan Trans TV Indonesia Mencari Penayangan siaran yang
KPI/06/10 Bakat tidak memperhatikan
norma kesopanan
45 01-Juli-10 318/K/ Imbauan TV One Apa Kabar Seorang pembawa acara
KPI/07/10 Indonesia menanyakan secara
detail dan sangat vulgar
tentang pengalaman
seorang narasumber
dalam pembuatan
video porno yang
bersangkutan
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
46 01-Juli-10 319/K/ Sanksi Metro TV Headline News Menayangkan
KPI/07/10 Administrasi adegan porno ketika
Penghentian menyampaikan
Sementara pemberitaan tentang
razia video porno
47 12-Juli-10 336/K/ Imbauan Seluruh Mengenai kriteria
KPI/07/10 Stasiun TV program siaran yang
ditayangkan pada bulan
Ramadhan
48 22-Juli-10 351/K/ Teguran Trans 7 Infotainment I Menayangkan adegan
KPI/07/10 Tertulis Gosip Siang ciuman bibir antara
artis Krisdayanti dan
Raul Lemos serta konflik
keluarga
49 22-Juli-10 352/K/ Teguran Trans 7 Infotainment I Menayangkan adegan
KPI/07/10 Tertulis Gosip Sore ciuman bibir antara
artis Krisdayanti dan
Raul Lemos serta konflik
keluarga
50 22-Juli-10 353/K/ Teguran Indosiar Infotainment Kiss Menayangkan adegan
KPI/07/10 Tertulis ciuman bibir antara
artis Krisdayanti dan
Raul Lemos serta konflik
keluarga
51 22-Juli-10 354/K/ Teguran Trans TV Infotainment Insert Menayangkan adegan
KPI/07/10 Tertulis Siang ciuman bibir antara
artis Krisdayanti dan
Raul Lemos serta konflik
keluarga
52 22-Juli-10 355/K/ Teguran Trans TV Infotainment Insert Menayangkan adegan
KPI/07/10 Tertulis Pagi ciuman bibir antara
artis Krisdayanti dan
Raul Lemos serta konflik
keluarga
53 22-Juli-10 356/K/ Teguran SCTV Infotainment Was- Menayangkan adegan
KPI/07/10 Tertulis Kedua was ciuman bibir antara
(Teguran artis Krisdayanti dan
Pertama 18 Raul Lemos serta konflik
Juni 2010) keluarga
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
54 27-Juli-10 364/K/ Undangan RCTI Infotainment Go Menayangkan adegan
KPI/07/10 Klarifikasi Spot ciuman bibir antara
artis Krisdayanti dan
Raul Lemos serta konflik
keluarga
55 3-Agust-10 368/K/ Undangan ANTV Penghuni Terakhir Pelanggaran terhadap
KPI/08/10 Pertemuan norma agama,
kesusilaan, dan
penghormatan terhadap
perempuan
56 3-Agust-10 369/K/ Undangan ANTV Oh My God Pelanggaran terhadap
KPI/08/10 Pertemuan norma agama,
kesusilaan, dan
penghormatan terhadap
perempuan
57 Undangan ANTV Segeer Beneerrr Pelanggaran terhadap
Pertemuan norma agama,
kesusilaan, dan
penghormatan terhadap
perempuan
58 3-Agust-10 370/K/ Undangan Trans TV Gong Show Menampilkan Olga
KPI/08/10 Pertemuan Syahputra dengan
sejumlah pelanggaran
P3SPS
59 Undangan Trans TV On Line Menampilkan Olga
Pertemuan Syahputra dengan
sejumlah pelanggaran
P3SPS
60 3-Agust-10 371/K/ Undangan RCTI Dahsyat Menampilkan Olga
KPI/08/10 Pertemuan Syahputra dengan
sejumlah pelanggaran
P3SPS
61 Undangan RCTI Apa Ini Apa Itu Menampilkan Olga
Pertemuan Syahputra dengan
sejumlah pelanggaran
P3SPS
62 3-Agust-10 374/K/ Undangan RCTI Infotaiment Go Menayangkan adegan
KPI/08/10 Klarifikasi Spot ciuman bibir antara
Kedua artis Krisdayanti dan
Raul Lemos serta konflik
keluarga
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
63 3-Agust-10 375/K/ Teguran Trans 7 Berita Sport 7 Menayangkan adegan
KPI/08/10 Tertulis ciuman bibir pemain
sepak bola asing
64 3-Agust-10 376/K/ Teguran Trans TV Gong Show Menayangkan adegan
KPI/08/10 Tertulis gerakan tubuh atau
tarian yang dapat
membangkitkan gairah
seks
65 3-Agust-10 377/K/ Imbauan Trans TV The Promotor Menayangkan adegan
KPI/08/10 menyemburkan air
dari mulut ke muka
seseorang
66 3-Agust-10 378/K/ Teguran SCTV Hip Hip Hura Mengeksploitasi bagian-
KPI/08/10 Tertulis bagian tubuh yang
lazim dianggap dapat
membangkitkan birahi
pada saat menyanyikan
lagu berjudul Keong
Racun
67 3-Agust-10 379/K/ Imbauan Trans 7 Scary Job Menayangkan
KPI/08/10 adegan yang tidak
memperhatikan
penggolongan program
siaran
68 24-Agust-10 399/K/ Sanksi RCTI Infotainment Go Menayangkan adegan
KPI/08/10 Administatif Spot ciuman bibir artis
Pembatasan Krisdayanti dengan
Durasi Raul Lemos serta
menampilkan konflik
keluarga
69 24-Agust-10 400/K/ Undangan RCTI Infotainment Go Menayangkan adegan
KPI/08/10 untuk Spot ciuman bibir artis
mendengarkan Krisdayati dengan
sanksi Raul Lemos serta
administratif menampilkan konflik
keluarganya
70 25-Agust-10 402/K/ Teguran ANTV Penghuni Terakhir Menayangkan kata-
KPI/08/10 Tertulis kata kasar, adegan yang
Pertama mendorong remaja
belajar perilaku tidak
pantas, dan tidak
memperhatikan norma
kesopanan
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
71 03-Sep-10 409/K/ Teguran RCTI New Star Menayangkan adegan
KPI/09/10 Tertulis memasukkan benda
ke mulut secara paksa,
menoyor kepala,
meremas-remas
wajah secara kasar,
dan penghinaan fisik
Hendrik
72 03-Sep-10 410/K/ Teguran Trans TV Saatnya Kita Sahur Menayangkan adegan
KPI/09/10 Tertulis ketika tokoh Adul
mendorong dan
memasukkan alat
sejenis tongkat ke mulut
lawan main secara
paksa
73 03-Sep-10 411/K/ Teguran ANTV Wayang On Stage Menyangkan
KPI/09/10 Tertulis penghinaan terhadap
kelompok marginal dan
penghinaan terhadap
orang tua dalam sebuah
poster
74 03-Sep-10 412/K/ Teguran Global TV Bukan Buka Biasa Menyangkan adegan
KPI/09/10 Tertulis yang melecehkan
kelompok masyarakat
minoritas dan adegan
yang melanggar norma
kesopanan
75 06-Sep-10 413/K/ Teguran ANTV Penghuni Terakhir Menayangkan adegan
KPI/09/10 Tertulis Kedua yang mendorong remaja
(Teguran belajar tentang perilaku
Pertama 25 yang tidak pantas dan
Agustus 2010) tidak memperhatikan
norma kesopanan serta
kata-kata kasar dan
makian
76 07-Sep-10 419/K/ Teguran TPI Pesiar Sahur Banyak melanggar
KPI/09/10 Tertulis norma kesopanan,
menayangkan kata-kata
kasar dan makian, dan
penghormatan terhadap
kelompok masyarakat
minoritas di lembaga
penyiaran
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
77 28-Sep-10 577/K/ Teguran ANTV Sinema Aksi Menayangkan mayat
KPI/09/10 Tertulis "Running On dengan kondisi
Karma" wajah yang sangat
mengenaskan dan
berdarah-darah,
mayat dalam keadaan
terpotong pada bagian
kepala serta seseorang
yang dikejar-kejar
polisi dalam keadaan
telanjang
78 28-Sep-10 578/K/ Teguran Global TV Pengakuan Menyangkan dan
KPI/09/10 Tertulis Terlarang episode memuat hubungan
”Hidupku Terganjal seks di luar nikah dan
Restu Orang Tua” pelanggaran terhadap
program siaran
klarifikasi remaja
79 28-Sep-10 579/K/ Teguran Global TV Big Movie "Lord of Menayangkan adegan
KPI/09/10 Tertulis Kedua The Illusion" seorang pesulap yang
(Teguran tertusuk beberapa
Pertama 6 Mei pedang secara close up
2009) dengan mengeluarkan
darah dan pengrusakan
wajah yang sangat
mengenaskan
80 30-Sep-10 596/K/ Teguran Global TV Bukan Sinetron Menayangkan adegan
KPI/09/10 Tertulis episode "Suamiku dan tema yang dapat
Menghamili mendorong perilaku
Tanteku" yang tidak pantas bagi
anak-anak dan remaja
81 30-Sep-10 597/K/ Imbauan Seluruh Pemberitaan mengenai
KPI/09/10 Stasiun TV kasus penggerebekan
perampok CIMB di
Sumatera Utara
82 05 Okt-10 611/K/ Undangan ANTV Penghuni Terakhir Menayangkan muatan
KPI/10/10 Klarifikasi yang mendorong remaja
belajar berperilaku yang
tidak pantas dan/atau
membenarkan perlaku
yang tidak pantas
sebagai hal yang lumrah
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
83 06 Okt-10 613/K/ Teguran Indosiar “Bleach 3” Menanyangkan adegan
KPI/10/10 menendang yang
dilakukan tokoh Dordoni
kepada tokoh Ichigo
hingga menyemburkan
darah dari mulut secara
jelas
84 06 Okt-10 614/K/ Teguran Global TV “One Piece” Menayangkan adegan
KPI/10/10 Tertulis Kedua pembunuhan dengan
(Teguran menyemburkan
Pertama 7 Juli darah yang dilakukan
2008) oleh tokoh pengawal
Kahardol yang
bertangan besi kepada
tokoh pembantu putri
85 13-Okt-10 631/K/ Imbauan Seluruh Imbauan agar
KPI/10/10 Stasiun TV infotainment
memperhatikan norma
kesopanan dan norma
kesusilaan di lembaga
penyiaran, terkait
banyaknya presenter
infotainment yang
menggunakan pakaian
sangat minim pada jam
tayang anak dan remaja
86 13-Okt-10 632/K/ Teguran SCTV Taxi Menayangkan adegan
KPI/10/10 Tertulis penyiksaan di dalam
toilet secara close up
dengan alat (koper) di
mana tokoh yg disiksa
menggendong seorang
anak
87 14-Okt-10 633/K/ Peringatan Seluruh Pemberitaan kasus
KPI/10/10 Stasiun TV pengakuan hubungan
gelap seorang artis
dengan seorang ulama
dan dugaan pelecehan
seorang penyanyi
terhadap seorang
perempuan
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
88 14-Okt-10 639/K/ Pembatasan ANTV Penghuni Terakhir Menayangkan muatan
KPI/10/10 durasi dan yang mendorong remaja
waktu siaran belajar berperilaku
yang tidak pantas dan/
atau membenarkan hal
tersebut secara lumrah
89 22-Okt-10 641/K/ Teguran SCTV Sinetron "Islam Menayangkan adegan
KPI/10/10 Tertulis KTP" memotong tangan dan
leher dengan pedang
secara eksplisit
90 22-Okt-10 642/K/ Teguran ANTV Mohon Ampun Menayangkan adegan
KPI/10/10 Tertulis Aku dengan judul mistik dan supranatural
"Adikku Korban dengan memanipulasi
Pesugihan" gambar, suara atau
audiovisual dengan
tujuan mendramatisir isi
siaran
91 28-Okt-10 684/K/ Imbauan Seluruh Pemberitaan bencana
KPI/10/10 Stasiun TV alam Gunung Merapi
serta gempa dan
tsunami Mentawai yang
menayangkan korban
secara detail dan close
up
92 04-Nov-10 650/K/ Teguran RCTI Dahsyat Pelanggaran terhadap
KPI/11/10 Tertulis penghormatan nilai
agama, kesopanan, dan
kata-kata kasar
93 04-Nov-10 651/K/ Teguran TPI Viva Dangdut Memuat kata-kata kasar
KPI/11/10 Tertulis Mania dan tidak menghormati
norma kesopanan
94 04-Nov-10 652/K/ Teguran SCTV Sinema spesial Memuat kata-kata
KPI/11/10 Tertulis "Get Married" kasar dan makian,
tidak menghormati
norma kesopanan dan
perlindungan anak dan
remaja
95 08-Nov-10 667/K/ Undangan RCTI Infotaiment “Silet” Pelanggaran terhadap
KPI/11/10 Klarifikasi Undang-Undang
Penyiaran dan P3SPS
Lembaga
No Tanggal No Surat Perihal Program Deskripsi
Penyiaran
96 08-Nov-10 669/K/ Penghentian RCTI Infotaiment “Silet” Memuat informasi
KPI/11/10 Sementara yang berisi narasi
narasi dan gambar
yang menyesatkan,
menghasut,
dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya
97 12-Nov-10 676/K/ Teguran Trans 7 Mata Lelaki Menayangkan adegan
KPI/11/10 Tertulis yang menggambarkan
aktivitas ke arah
hubungan seks,
mengekploitasi bagian-
bagian tubuh dan
memuat pembenaran
seks di luar nikah
98 12-Nov-10 679/K/ Teguran Indosiar He Is Beautiful Menayangkan adegan
KPI/11/10 Tertulis episode 11 ciuman bibir secara
samar-samar
99 30-Nov-10 692/K/ Imbauan TVOne Iklan AIDS Tidak memperhatikan
KPI/11/10 "Menatap sensitivitas
Kehidupan setelah keberagaman norma
HIV dan AIDS” kesopanan dan
kesusilaan yang dianut
oleh masyarakat
100 17-Des-10 724/K/ Imbauan Seluruh Iklan "Hers Protex" Kurang memperhatikan
KPI/12/10 Stasiun TV sensitivitas
keberagaman norma
kesopanan
101 17-Des-10 725/K/ Teguran RCTI Film Keluarga Menayangkan dua kali
KPI/12/10 Tertulis "Garfield" adegan ciuman bibir
102 20-Des-10 728/K/ Imbauan Seluruh Iklan "J-Shaper" Tidak memperhatikan
KPI/12/10 Stasiun TV sensitivitas
keberagaman norma
kesopanan
103 23-Des-10 756/K/ Imbauan ANTV Sinema Pagi Banyak menampilkan
KPI/12/10 “Happy Ghost II" adegan yang
melecehkan guru di
lingkungan sekolah
Tanggapan publik terhadap dunia penyiaran di tahun 2010 yang masuk ke KPI Pusat baik
melalui surat, telepon, SMS, email, dan surat, mencapai jumlah 26.489, yang terdiri atas
pengaduan, dukungan, apresiasi, saran, dan lain sebagainya. Jumlah ini jauh meningkat
dibandingkan tanggapan publik yang masuk ke KPI Pusat dalam tahun 2008 (3.953
pengaduan) dan 2009 (8.089 pengaduan).
Tanggapan publik yang berjumlah 26.489 tersebut paling banyak masuk ke KPI melalui
saluran SMS (berjumlah 20.946), dan yang melalui email sebanyak 5.420. Sedangkan
tanggapan melalui telepon berjumlah 112, serta ada 11 tanggapan yang masuk melalui
surat. Perincian media yang digunakan publik untuk mengirim tanggapan ke KPI Pusat
selama tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 | Media yang Digunakan Publik untuk Mengirim Tanggapan ke KPI Pusat 2010
Dari jumlah total tanggapan yang masuk di atas, 19.068 di antaranya merupakan dukungan
dan apresiasi terhadap kinerja KPI dan lembaga penyiaran. Sisanya sebanyak 7.421 berupa
pengaduan terhadap lembaga penyiaran.
Sedangkan respon publik paling banyak tercatat di bulan Juli (12.611 dukungan/apresiasi).
Hal ini terkait dengan sikap KPI terhadap infotainment, terkait dengan rekomendasi hasil
Rakornas KPI bulan Juli 2010 yang salah satunya adalah penetapan program faktual—non
faktual (khususnya terkait dengan infotainment dan reality show). Infotainment sendiri
sebelumnya telah banyak disorot publik sehubungan dengan pemberitaan video cabul artis
di bulan Juni. Kontroversi seputar keberadaan dan posisi program infotainment sebagai
produk jurnalistik atau non-jurnalistik menyeruak. Publik banyak mendukung KPI untuk
bersikap tegas terhadap infotainment.
Fluktuasi dukungan dan apresiasi publik tersebut dapat dilihat pada diagram berikut.
Grafik 4.2 Dukungan dan Apresiasi terhadap KPI dan Lembaga Penyiaran Tahun 2010
KPI menerima paling sedikit tigaratusan (300-an) aduan publik setiap bulannya. Pengaduan paling banyak
yang masuk ke KPI adalah di bulan November, yakni sejumlah 1.578 pengaduan. Hal ini tidak lepas dari
banyaknya pengaduan mengenai tayangan “Silet” (RCTI) tanggal 7 November 2010 yang memberitakan
ramalan tentang kemungkinan letusan besar Gunung Merapi pada tanggal 8 November 2010, yang
menyebabkan timbulnya kepanikan warga sekitar Merapi, Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Adapun lembaga penyiaran yang bersiaran nasional yang diadukan oleh publik kepada KPI Pusat secara
berturut-turut berdasarkan jumlah pengaduan adalah RCTI, ANTV, Trans TV, SCTV, Indosiar, TPI/MNC
TV, Global TV, TV One, MetroTV, dan terakhir TVRI.
Grafik 4.4 | Lembaga Penyiaran Bersiaran Nasional yang Diadukan Publik ke KPI Pusat Tahun 2010
Sedangkan isi pengaduan publik mengenai isi siaran kepada KPI sangat beragam. Secara berturut-turut
berdasarkan jumlah pengaduan yang masuk, pengaduan publik terbanyak berisi hal-hal tentang:
Dalam UU Penyiaran No 32 Tahun 2002 Pasal 8 ayat adalah mantan anggota Dewan Pers, Ketua
2 huruf a, KPI diberi wewenang untuk menetapkan Dewan Pimpinan Serikat Penerbit Surat Kabar
Standar Program Siaran (SPS) dan menyusun (SPS), penulis, Pemimpin Umum Majalah Warta
peraturan dan menetapkan Pedoman Perilaku Ekonomi, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas
Penyiaran (P3). P3 adalah ketentuan-ketentuan Islam Indonesia (UII). Adapun Dandhy Dwi
mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dalam Laksono adalah jurnalis, penulis, editor, dosen
proses pembuatan program siaran. SPS berisi dan trainer jurnalisme.
ketentuan-ketentuan mengenai hal yang boleh dan
tidak boleh tersaji dalam isi siaran. Tim ini melakukan proses identifikasi masalah,
penjaringan masukan, sampai merumuskan P3SPS
P3 dan SPS yang berlaku saat ini adalah Peraturan yang baru. Tim melakukan beberapa pertemuan
Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 02/P/ dengan berbagai pihak untuk memperoleh masukan
KPI/12/2009 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran mengenai dinamika industri penyiaran, yakni dengan
dan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor AGB Nielsen, Persatuan Perusahaan Periklanan
03/P/KPI/12/2009 tentang Standar Program Siaran. Indonesia (PPPI), dan Asosiasi Perusahaan Pengiklan
Berdasarkan UU Penyiaran Pasal 49 dan dengan Indonesia (APPINA).
mempertimbangkan optimalisasi dan penguatan
peran KPI, maka salah satu aktivitas paling awal Masukan dari para pemangku kepentingan
yang ditetapkan oleh para komisioner KPI Pusat (pemerintah, lembaga penyiaran, dan
periode 2010-2013 adalah penyempurnaan P3SPS. masyarakat) untuk revisi P3SPS dilakukan dengan
KPI Pusat menilai, berdasarkan perkembangan menyelenggarakan dikusi terbuka dan serangkaian
dunia penyiaran, perlu ada penyempurnaan P3SPS, diskusi terbatas (berbentuk FGD atau Focus Group
terutama dalam hal siaran anak, iklan, penetapan Discussion). Tema-tema yang dibahas dalam FGD
program faktual—non faktual (khususnya terkait ditentukan oleh Tim dalam diskusi internal dengan
dengan infotainment dan reality show), dan sanksi merujuk pada rekomendasi Rakornas, masukan dari
denda. pertemuan Tim dengan berbagai pihak sebelumnya,
dan aturan-aturan mengenai penyiaran di berbagai
Usulan tentang penyempurnaan P3SPS ini negara.
dibahas dalam Rakornas KPI 2010. Hasil Rakornas
merekomendasikan revisi P3SPS berkaitan dengan Diskusi terbuka dilakukan melalui Dialog Publik
standar siaran anak, siaran iklan, penetapan program pada tanggal 22 September 2010. Dialog Publik ini
faktual—non faktual (khususnya terkait dengan dimaksudkan juga sebagai pembuka keseluruhan
infotainment dan reality show), sanksi denda, dan rangkaian kegiatan FGD. Adapun kegiatan FGD
muatan lokal dalam konteks Sistem Siaran Jaringan. dilakukan sebagai berikut:
Untuk melakukan revisi P3SPS maka dibentuk tim 1. 23 September 2010, tema “Public Service
yang dikoordinasikan oleh divisi Isi Siaran KPI Pusat, Content”, diikuti 11 peserta.
yang terdiri atas: 2. 23 September 2010, tema “Siaran Anak”, diikuti
13 peserta.
3. 29 September 2010, tema “Siaran Iklan”, diikuti
a. 9 (sembilan) komisioner KPI Pusat
11 peserta.
b. 3 (tiga) perwakilan KPID: Nursyawal dari KPID 4. 30 September 2010, tema “Jurnalisme dan Non
Jawa Barat, Mutiara Dara Utama Mauboi dari Jurnalisme”, diikuti 15 peserta.
KPID Nusa Tenggara Timur, dan Catur Suratnoaji 5. 6 Oktober 2010, tema “Sanksi Denda”, diikuti 11
dari KPID Jawa Timur peserta.
c. 2 (dua) orang ahli: Amir Effendi Siregar dan 6. 7 Oktober 2010, tema “Muatan Lokal”, diikuti 8
Dandhy Dwi Laksono. Amir Effendi Siregar peserta.
Tabel 4.5 | Kegiatan Literasi Media yang Diselenggarakan oleh KPI Pusat Tahun 2010
Sejumlah kegiatan literasi media juga diselenggarakan oleh KPID dan lembaga-lembaga lainnya. KPI
Pusat terlibat dalam kegiatan ini, karena salah seorang komisionernya menjadi narasumber dalam
kegiatan ini. Sedangkan bentuk kegiatannya dapat berupa diskusi atau workshop. Pada tahun 2010,
kegiatan literasi media yang diselenggarakan oleh lembaga di luar KPI Pusat yang melibatkan KPI Pusat
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 | Kegiatan Literasi Media yang Diselenggarakan oleh Lembaga di Luar KPI Pusat Tahun 2010
F. Sosialisasi P3SPS
3. Makasar, Sulawesi Selatan, 14 Juli 2010. milik publik. Mereka juga belum pro-aktif
Nara sumber: Nina Mutmainnah dari KPI dalam menyikapi tayangan TV yang tidak
Pusat; H. Aswar Hasan dan Muliadi Mau sehat. Melalui kegiatan ini, publik menyadari
dari KPID Sulawesi Selatan; dan moderator haknya untuk mendapatkan isi siaran yang
Adi Taddampali dari KPID Sulawesi Selatan. sehat. Mereka juga terdorong untuk aktif
Peserta: Dinas Perhubungan Makasar, LBH memantau dan melaporkan isi siaran yang
Makasar, Aisyiyah Makasar, LDII Provinsi buruk. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk
Sulawesi Selatan, Universitas Hasanudin, kembali mengingatkan para praktisi di lembaga
Universitas Islam Negeri Alaudin, AJI penyiaran TV dan radio tentang kewajibannya
Makasar, Ikatan Muslim Makasar Indonesia, untuk mematuhi P3SPS.
POLRI, TVRI Sta. Makasar, RRI Sta. Makasar,
TV ONG Makasar, Mitra TV Sidrap, Makasar Sosialisasi bentuk kedua dilakukan atas
TV, Trans TV Makasar, SCTV Makasar, RCTI undangan dari lembaga penyiaran dan lembaga
Makasar, Smart FM, Swara Wandah FM, lain terkait, yang secara umum diselenggarakan
Gema FM. secara terbatas di kantor lembaga penyiaran
bersangkutan atau tempat lainnya. Kegiatan
Hasil dari sosialisasi P3SPS dapat disimpulkan, dapat berbentuk diskusi, seminar, workshop atau
bahwa kebanyakan peserta belum menyadari pelatihan. Pada tahun 2010, kegiatan sosialisasi
bahwa frekuensi yang menjadi medium ini diselenggarakan pada:
penghantar siaran TV dan radio merupakan
Tabel 4.7| Kegiatan Sosialisasi P3SPS yang Diselenggarakan atas Undangan Lembaga
Penyiaran atau Lembaga Lain Tahun 2010
No. Waktu Penyelenggara Tempat
1 4 Juni 2010 Dewan Pers Dewan Pers, Jakarta
2 23 Juni 2010 Trans Corps Trans Corps, Jakarta
3 23 Juni 2010 Dewan Pers Dewan Pers, Jakarta
4 23 Juni 2010 PRSSNI Padang, Sumbar
5 24 Juni 2010 MNC Group MNC Group, Jakarta
6 20 Juli 2010 Dewan Pers Dewan Pers, Jakarta
7 22 Juli 2010 LPDS Dewan Pers, Jakarta
8 22 Juli 2010 PWI Dewan Pers, Jakarta
9 22 Juli 2010 Dewan Pers Dewan Pers, Jakarta
10 24 Juli 2010 Yayasan SET Ambon, Maluku
11 6 Agustus 2010 Trans 7 Trans 7, Jakarta
12 19 Agustus 2010 SCTV SCTV, Jakarta
13 4 September 2010 Badan Informasi Publik Hotel Millenium, Jakarta
14 27 September 2010 TVRI TVRI, Jakarta
15 28 September 2010 KPI – KPID Kepri KPI Pusat
16 11-13 Oktober 2010 KPP-PA Gran Cikarang, Bekasi
17 7 Oktober 2010 ANTV ANTV, Jakarta
18 15 Oktober 2010 Metro TV Metro TV, Jakarta
19 22 Oktober 2010 Global TV Global TV, Jakarta
20 22 Oktober 2010 Indosiar Indosiar, Jakarta
21 23-24 November 2010 KPID NTB Mataram, Lombok
22 24 November 2010 PD PRSSNI Sulsel Makassar
6. Kasus dugaan tayangan rekayasa berita Hukum Aji Wijaya, Sunarto Yuda & Co
ANTV mengenai pemberitaan “Liputan 6” (SCTV)
dan Metro TV terkait dugaan pertemuan
KPI menerima informasi dan pengaduan
Gayus Tambunan dan Aburizal Bakrie di
mengenai tayangan rekayasa (reka ulang)
Bali. KPI Pusat dalam proses mempelajari
penjarahan yang dilakukan 8 (delapan) warga
pengaduan dan melakukan koordinasi dengan
Desa Glagah Harjo, Cangkringan, Kabupaten
Dewan Pers.
Sleman, yang juga korban Gunung Merapi
dalam berita ”Topik Pagi” dan ”Topik Petang”
di ANTV pada 21 dan 22 November 2010. 8. “Primitive Runaway” – Trans TV
Akibat penayangan tersebut, pihak kepolisian Pada 21 Desember 2010 KPI Pusat menerima
menahan 7 (tujuh) orang (satu orang berusia tembusan surat keberatan dari Pengurus
di bawah umur) yang diduga melakukan Besar AMAN (Aliansi Maysarakat Adat
penjarahan. Para tersangka menyatakan Nusantara), dan surat keberatan dari
bahwa pada saat mereka beristirahat setelah Remotivi mengenai tayangan “Primitive
bekerja bakti membakar sapi yang mati, Runaway” (Trans TV). AMAN adalah
mereka membuka warung (toko) karena haus. organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk
Pada saat para warga tersebut mengambil memperjuangkan pengakuan dan penegakkan
minuman ringan, seorang kontributor ANTV hak-hak masyarakat adat di Indonesia,
datang dan ia meminta para warga untuk sedangkan Remotivi adalah lembaga literasi
kembali melakukan adegan saat membuka media yang bertujuan mendorong majunya
warung dan kemudian merekam adegan mutu dan industri televisi di Indonesia.
tersebut. ANTV menayangkannya dan Berdasarkan surat pengaduan tersebut,
menyebutnya sebagai kasus penjarahan. pada 27 Desember 2010 KPI mengadakan
Pemilik warung telah membuat pernyataan pertemuan yang dihadiri oleh ketiga elemen
bahwa ia telah mengikhlaskan warga terkait, yakni Trans TV, AMAN, dan Remotivi.
membuka warungnya karena dalam situasi
darurat.
Kritik terhadap “Primitive Runaway” antara
Karena tayangan ini berbentuk berita, KPI lain adalah penyebutan kata “primitif”
menangani kasus ini bekerjasama dengan dan sejumlah istilah lain yang dinilai
Dewan Pers. KPI dan Dewan Pers membuat merendahkan dan melecehkan masyarakat
Tim Pencari Fakta (TPF). TPF sudah bertemu adat, selain penggambaran tentang suku-
dengan pihak ANTV, Kapolda Yogyakarta, suku/masyarakat adat yang dinilai tidak
Lurah Desa Glagah Harjo, Wakil Bupati tepat. KPI menilai bahwa tidak semua
Sleman, Ketua SAR Yogyakarta, Jalin keberatan tersebut melanggar P3SPS,
Merapi, pemilik warung, dan 7 (tujuh) namun KPI menekankan bahwa memang
orang tersangka. TPF masih bekerja serta diperlukan kepekaan dan sensitivitas dari
melakukan analisis terhadap kasus ini. lembaga penyiara terhadap apa yang hendak
ditampilkan di layar kaca. Pada Januari 2011,
7. Kasus Aduan Aburizal Bakrie nama acara ini berubah menjadi “Ethnic
Runaway”. KPI terus melakukan pemantauan
KPI Pusat menerima surat pengaduan
terhadap isi siarannya.
tertanggal 8 Desember 2010 dari Kantor
Bulan September 2010 bertepatan dengan bulan dilakukan secara random berdasarkan hasil
Ramadhan. Kondisi ini seharusnya membuat pantauan dan aduan masyarakat. Pantauan
pihak stasiun televisi dapat lebih santun dalam program acara yang tim kajian dapatkan terdiri
penyajian program-programnya. Namun dari berbagai acara seperti film, bincang-bincang
demikian, tim kajian masih cukup banyak (talkshow), pencarian bakat, musik, serta iklan-
menemukan pelanggaran muatan seks. Ada iklan yang termuat dalam program acara yang
25 program acara dari 10 stasiun televisi yang masuk dalam kategori melanggar P3SPS.
bersiaran nasional yang terpantau memuat
Kasus yang menonjol pada bulan November
pelanggaran seks, termasuk acara sahur yaitu
2010 terkait dengan muatan pornografi adalah
Saatnya Kita Sahur di Trans TV yang memuat
muatan pornografi yang hadir pada program
joke porno dan juga iklan yang mengeksploitasi
Sinema Spesial “Get Married” di Stasiun SCTV
paha dan payudara yang merupakan bagian
dan program Mata Lelaki di Stasiun Trans 7. Atas
tubuh yang dapat membangkitkan birahi.
pelanggaran tersebut, KPI menjatuhkan sanksi
Pada bulan September 2010 ini juga ditemukan tertulis.
pelanggaran muatan pornografi pada program
Pada bulan November juga, tim kajian
Pengakuan Terlarang episode “Hidupku Terganjal
memberikan rekomendasi kepada KPI untuk
Restu Orang Tua”, dan program Bukan Sinetron
secara khusus memberikan peringatan kepada
episode “Suamiku Menghamili Tanteku”. Kedua
stasiun televisi yang memuat iklan-iklan alat-alat
program bermasalah ini hadir di Stasiun Global
olahraga atau pembentuk tubuh, iklan pembalut
TV dan mendapat teguran tertulis dari KPI pada
wanita, dan juga iklan layanan masyarakat
tanggal 28 September dan 30 September 2010.
dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA), hal
Pada bulan Oktober tim kajian pornografi ini karena iklan-iklan tersebut mengandung
menemukan pelanggaran pornografi dan unsur pornografi dan juga melanggar norma
pelanggaran kesusilaan pada program Viva susila. Masukan dari tim kajian ini kemudian
Dangdut Mania. Program yang tayang pada disambut oleh KPI dengan memberikan surat
14/10/2010 ini, kemudian mendapat sanksi himbauan kepada seluruh stasiun televisi perihal
berupa teguran tertulis dari KPI pada awal iklan tersebut pada tanggal 30 November
November atas pelanggaran pasal kekerasan
(non verbal) dan pelanggaran terhadap norma Gambar 5.2| Iklan J-Shaper
susila. Setelah teguran tersebut, program Viva
Dangdut Mania sudah tidak tayang lagi dan
berganti dengan Program Viva Musik Mania
yang sudah berganti format menjadi musik pop.
Kasus muatan pornografi dan pelanggaran
norma kesusilaan yang cukup menonjol di bulan
Oktober 2010 adalah informasi yang hadir di
berbagai infotainment mengenai pengakuan
hubungan gelap seorang penyanyi dangdut
dengan seorang pemuka agama. KPI kemudian
pada 14 Oktobef 2010, mengirimkan surat
peringatan ke seluruh stasiun televisi, terkait
muatan tersebut.
2010 untuk iklan Layanan Masyarakat tentang
Selama bulan November 2010, tim kajian Aids, 17 Desember 2010 untuk iklan “Hers
muatan pornografi melakukan analisis terhadap Protex”, dan tanggal 20 Desember 2010 untuk
41 program acara di berbagai stasiun TV yang iklan “J-Shaper”. Surat dari KPI ini kemudian
mendapat respon positif dari pihak televisi Bunyi pasal tersebut adalah:
maupun pengiklan dengan memperbaiki
tampilan dan muatannya, bahkan khusus untuk Program Siaran yang bermuatan adegan seksual
iklan Aids, menghentikan penayangannya. dilarang sebagai berikut: (a) mengeksploitasi
bagian-bagian tubuh yang lazim dianggap
dapat membangkitkan birahi, seperti:
Untuk bulan Desember, tim kajian pornografi paha,bokong,payudara, dan/atau alat kelamin.
tidak secara utuh melakukan kajian. Akan tetapi
tim kajian berupaya melakukan pantauan secara Pelanggaran terhadap Pasal 17 a ini dapat
acak. ditemui di semua televisi, kecuali TVRI, dan
hampir di semua program, termasuk iklan (lihat
Muatan Pornografi yang Hadir di tabel). Pelanggaran ini sangat mungkin terjadi
Televisi karena artis, presenter, dan orang-orang yang
hadir di televisi tidak mengenakan pakaian
Hasil amatan tim kajian muatan pornografi di yang cukup menutup tubuhnya, khususnya
televisi selama 6 bulan ini, dapat disimpulkan bagian-bagian yang lazim dianggap dapat
pelanggaran terbanyak yang dilakukan oleh membangkitkan birahi. Namun demikian, tidak
stasiun televisi adalah pelanggaran Peraturan tertutup kemungkinan memang program –
KPI No.3/P/KPI/12/2009 tantang Standar program itu, secara sengaja mengeksploitasi
Program Siaran (SPS) khususnya pada Pasal 17 a. muatan seks sebagaimana termaktub dalam
Pasal 17 a.
Selama periode Juni – November 2010, tim kajian mendata pelanggaran pada setiap stasiun televisi.
Beberapa stasiun televisi terindikasi melanggar P3SPS di setiap bulan. Selama periode ini TVRI tidak
kedapatan melanggar P3SPS.
Tabel 5.1| Program Stasiun Televisi yang melanggar pornografi periode Juni-November 2010
Tim kajian muatan pornografi menemukan stasiun TransTV memuat pelanggaran muatan pornografi
terbanyak. (lihat grafik).
Rekomendasi
Kajian terhadap program anak dan kartun terus Kenyataan yang ada bahwa budaya masyarakat
dilakukan sepanjang tahun 2010. Berbagai Indonesia yang lebih dominan melihat
judul program baik yang sudah familiar (viewing) daripada membaca (reading),
maupun yang baru, bermunculan mewarnai membuat media televisi menjadi sumber
stasiun televisi di tahun 2010. Prioritas kajian rujukan utama dalam mengakses berbagai
program anak dan kartun didasarkan pada 3 informasi dan hiburan. Terkadang kesibukan
(tiga) hal, yaitu: program baru yang tayang orang tua dalam mendidik anak membuat
di televisi; program lama yang diberi label mereka lebih merasa aman bila meninggalkan
“berbahaya” bagi anak dan program yang anak-anaknya dengan televisi dibandingkan
memiliki tingkat popularitas tinggi di kalangan bermain di luar rumah. Tanpa disadari justru
anak-anak. hal-hal negatif seperti perilaku agresif,
kekerasan, bahaya porno/seks dan perilaku
Pada zaman modern ini, sulit untuk anti sosial lainnya menjadi objek tontonan bagi
memisahkan dunia anak dari kehadiran televisi. anak-anak mereka.
Masa pertumbuhan dan perkembangan sang
anak sangat dipengaruhi oleh “si kotak ajaib”. Salah satu program anak yang paling mencolok
Hal ini tercermin dari cara berpikir, berbicara adalah kartun (animasi). Kartun sering
dan berperilaku anak terhadap lingkungan dipahami sebagai program untuk anak. Padahal
sekitarnya yang banyak terpengaruh dalam kenyataannya, program tersebut tidak
oleh televisi. Para ahli komunikasi massa selalu diperuntukkan bagi anak-anak. Bahkan
menyebutkan adanya pengaruh yang luar biasa Jepang sebagai negara yang paling maju dalam
secara kognitif (pikiran), afektif (perasaan) dan memproduksi animasi telah mengatur secara
konatif (perilaku) pada anak-anak dan remaja ketat peruntukkan kartun berdasarkan usia dan
karena menonton televisi secara berlebihan. jenis kelamin, yaitu:
perhatian banyak negara, contoh lainnya ditonton dan aman untuk anak-anak. Pada
adalah Amerika, melalui regulatornya yaitu kenyataannya, tidak semua film kartun layak
Federal Communication Commission (FCC) dan aman dikonsumsi anak-anak. Banyak film
menempatkan pasal perlindungan terhadap kartun import malah sudah dilarang keras
anak dan remaja sebagai pasal pertama dalam tayang di televisi luar negeri, misalnya Tom and
peraturan program siaran televisi. Pembahasan Jerry, beberapa tahun terakhir dilarang tayang
mengenai jam tayang anak dan apa yang boleh di Australia karena muatan kekerasan yang
dan tidak boleh ditayangkan pada program anak berlebihan. Ironisnya program-program sejenis
hangat dibahas dalam rapat-rapat kerja antara itu sangat laku dan bisa diputar berulang-ulang
FCC dengan senat Amerika. Hal ini menunjukkan oleh stasiun televisi kita.
betapa masalah perlindungan anak merupakan
isu yang sangat serius bagi negara, mengingat Nuansa kekerasan menjadi tema andalan
mereka adalah generasi penerus bangsa. bagi program anak dan kartun yang tayang di
televisi kita, seperti peperangan, perkelahian
Di Indonesia, pengaturan mengenai program baik dengan menggunakan alat ataupun
anak dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia tidak, memuat adegan tembak-menembak,
(KPI) melalui peraturan Pedoman Perilaku membunuh, menusuk, dan menendang.
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Tak jarang, muncul adegan sadis hingga
Dalam peraturan tersebut dijabarkan cukup mengeluarkan darah serta kondisi tubuh
lengkap apa yang boleh dan tidak boleh terpotong-potong. Secara tidak sadar, pesan
ditayangkan pada program anak, antara yang tertangkap dari film-film tersebut adalah
lain: pengaturan mengenai pembatasan dan kekerasan sebagai cara yang wajar untuk
pelarangan seksualitas, kekerasan, mistik, memenangkan pertarungan dan tujuan
perilaku tidak pantas, norma kesopanan dan berkuasa. Belum lagi karakter-karakter yang
kesusilaan serta larangan kata-kata kasar dan ditampilkan dalam film kartun tersebut dalam
makian. bentuk orang dewasa, sehingga muncullah
adegan percintaan, seperti adegan berpelukan
Suatu program dapat dikategorikan sebagai mesra, berciuman bibir, bercumbu penuh hasrat
program anak, jika memenuhi persyaratan yang tak pantas disaksikan anak-anak.
sebagai berikut: Pertama, Program tersebut
secara mayoritas diperankan oleh anak-anak; Berangkat dari kesadaran bahwa banyak
Kedua, Program tersebut memiliki alur/jalan program anak dan kartun yang tidak layak
cerita yang sesuai dengan karakterisitik anak ditonton anak-anak, maka kajian isi siaran
seperti belajar, bermain, bersenang-senang televisi mengenai program anak dan kartun
atau bergembira; Ketiga, Program tersebut mencoba mencermati dan memilah tayangan-
dibumbui cerita imajinatif atau khayalan yang tayangan yang sesuai dan yang tidak sesuai
positif. Keempat, Program tersebut mengandung dengan karakteristik anak, tentunya dengan
nilai-nilai pendidikan formal atau informal, budi berpedoman pada UU Penyiaran dan P3SPS KPI .
pekerti, hiburan, dan penumbuhan rasa ingin Dari hasil kajian secara kualitatif , ada 5 (lima)
tahu akan lingkungan luar. hal yang sering dilanggar dalam program anak
dan kartun di televisi sepanjang tahun 2010,
Mengingat pesatnya perkembangan program yaitu:
anak dan kartun di Indonesia, maka pengaturan
1. Kekerasan
secara tepat dan benar menjadi keharusan
Menampilkan tindakan verbal dan/atau non
bagi KPI. Belum lagi banyaknya film kartun
verbal yang dapat menimbulkan rasa sakit
di Indonesia yang diimport dari luar negeri,
secara fisik, psikis, dan sosial bagi korban
kemudian diberi label SU (Semua Umur), seolah
kekerasan.
membenarkan bahwa semua film kartun dapat
Fokus analisis isi dalam kajian ini ditujukan untuk Berdasarkan kajian yang dilakukan sepanjang
mengidentifikasi bentuk-bentuk pelanggaran tahun 2010, unsur kekerasan merupakan unsur
isi siaran pada program anak dan kartun terbanyak dan hampir ditemukan dalam setiap
berdasarkan pada UU Penyiaran dan P3SPS KPI. program anak dan kartun 2010. Kekerasan yang
Kajian program anak dan kartun dilakukan secara muncul seperti pemukulan, penendangan,
rutin setiap bulan dengan cara menganalisa penghancuran benda hingga penggunaan
segala bentuk pelanggaran dari program- senjata tajam dan/atau api untuk melukai orang
program tersebut. Dalam satu bulan kajian lain. Untuk beberapa adegan kekerasan muncul
program anak dan kartun mencapai 15-18 judul dalam level yang ringan karena kekerasan
, 38-40 episode yang ditayangkan oleh 6 enam) tersebut tidak memperlihatkan luka korban
stasiun televisi, yaitu: RCTI, Global TV, Indosiar, secara jelas, seperti Bima Sakti, Bolts and Blip,
Trans 7, TPI, dan ANTV. Masker Rider Den-O dan Crayon Shinchan.
Metode pemilihan sampel dalam kajian ini Sedangkan adegan kekerasan yang termasuk
dilakukan melalui metode acak sistematis dalam level berat adalah jika luka korban dari
(systematic random sampling). Teknik penentuan kekerasan tersebut diperlihatkan secara jelas
sampel ini dilakukan dengan menentukan pilihan dan bahkan mengerikan. Seperti misalnya
keluar darah, bengkak besar, dan bagian tubuh pedang Mihoku menusuk perut Zoro hingga
terpotong. Adegan-adegan tersebut merupakan mengeluarkan darah. Begitu pula saat Mihoku
kekerasan level berat, sering ditemukan pada menyabetkan pedangnya di lain kesempatan
program Bleach, OnePiece, Vicky dan Johny, hingga Zoro mengeluarkan darah yang cukup
“Fanboy” and Chum Chum, dan Bernard Bear. jelas terlihat (episode Sibata Rajawali Mihoku, 4
September 2010).
Sebagai ilustrasi, Pada bulan September 2010,
kajian program anak dan kartun menemukan
pelanggaran berat pada film “One Piece” yang Berbagai adegan kekerasan yang berlebihan
ditayangkan di Global TV. Film ini bercerita dikhawatirkan dapat berdampak pada persepsi
seputar petualangan Monckey D. Luffy, seorang anak-anak bahwa kekerasan adalah hal yang
remaja berusia 17 tahun yang memperoleh lumrah dilakukan. Terlebih jika anak-anak
kemampuan luar biasa yaitu tubuh yang sangat terbiasa menyaksikan akibat kekerasan yang
lentur dan kuat karena ia makan buah ajaib. timbul, seperti mengeluarkan darah, dapat
Luffy memiliki ambisi besar untuk memperoleh meningkatkan perilaku agresif dan anak-anak
harta tertinggi di dunia. “One Piece”, harta mengimitasi adegan tersebut. Atas penilain
legendaris raja bajak laut. Untuk memperoleh tersebut, Program “One Piece” masuk dalam
harta tersebut, ia harus mencapai ujung laut klasifikasi “Berbahaya”
yang paling mematikan dan berbahaya, yaitu The
Grand Line. Dalam perjalanannya, Luffy ditemani Pada bulan Oktober 2010, kajian juga
oleh Zoro, Nami, Usop, Sanji, Tony Chopper, Nico menemukan pelanggaran pada program “Bleach
Robin, Franky dan Brook. Luffy pun bertindak 3” yang ditayangkan Indosiar. Bleach merupakan
sebagai kapten bajak laut. Dalam petualangan film animasi yang diangkat dari komik/manga
tersebut mereka harus berhadapan atau karya Tite Kubo. Serial ini mulai diangkat
bertarung dengan bajak laut lainnya The Royal menjadi film animasi sejak Oktober 2004,
Seven Warlords of the Sea (Ouka Shicibukai) disutradarai oleh Noriyuki Abe dan diproduksi
dan marinir yang selalu berusaha menangkap TV Tokyo, Dentsu dan Studio Pierrot. Film ini
mereka. mengisahkan tentang petualangan seorang
anak muda, Ichigo Kurosaki yang memiliki
Dalam pertarungan tersebut, tidak jarang kemampuan melihat arwah dan masuk ke dunia
menampilkan adegan kekerasan yang berlebihan arwah setelah ia menerima kekuatan sipritual
hingga mengeluarkan darah yang memuncrat dari seorang Shinigami Rukia Kuchiki. Dengan
atau menetes akibat sebuah perkelahian. kemampuan Shinigami tersebut, Ichigo melawan
Beberapa adegan kekerasan yang berlebihan roh-roh jahat yang disebut Hollow dan juga
tersebut muncul seperti adegan pertarungan membunuh musuh-musuh lainnya. Dalam setiap
antara Mihoku dan Zoro. Keduanya bertarung pertarungannya, Ichigo Kurosaki menggunakan
menggunakan senjata pedang. Suatu saat pedang pembasmi roh untuk menghabisi
lawan-lawannya. Memasuki Season 8 dari Film
Gambar 5.3| Salah satu adegan kekerasan pada serial
kartun “One Piece” Bleach ini, tampillah petualangan Ichigo, Ishida,
Sado, Rukiya dan Renji untuk menyelamatkan
Orihime yang disandera Arrancar. Mereka
menyusup ke Hueco Mundo, dunia para
hollow untuk mengalahkan Arrancar yang
menghadangnya, Di situlah terjadi pertarungan
antara masing-masing tokoh protagonist
melawan Arrancar, Dalam pertarungan
tersebut, sering menampilkan adegan kekerasan
yang berlebihan, menampilkan darah yang
memuncrat atau menetes maupun tubuh yang dunia anak super bernama “Fanboy” dan Chum
terluka parah akibat dari sebuah perkelahian. chum dimana keduanya selalu menggunakan
kostum superhero dengan celana dalam di luar.
Beberapa adegan kekerasan yang berlebihan Berada dalam setting sekolah, film ini memuat
nampak jelas pada saat Ichigo bertarung kisah petualangan “Fanboy” dan Chum chum
melawan Arrancar Espada no. 4 yaitu Ulquiorra yang terjadi dalam dunia sekolah, seperti teman-
Cifer (Episode 162, 10 Oktober 2010). Dalam teman sekelas maupun kejahilan-kejahilan
pertarungan tersebut baik Ichigo maupun mereka terhadap Guru.
Cifer diperlihatkan terkena pukulan hingga
membentur tiang dengan sangat keras Film ini sangat menonjolkan hal-hal yang konyol
sehingga diperlihatkan kondisi tubuh retak dan dan jorok dimana terdapat adegan-adegan yang
hancurnya tiang tersebut. Begitu pula dengan mengumbar perilaku yang tidak baik bahkan
adegan Mosters Clasion buatan Szayel Apporo mengandung muatan melecehkan Guru dan
menggengam tubuh Renji sampai kesakitan atau sekolah, seperti saat Magmag menyemburkan
adegan Szayel Aporro yang tertembus pedang air dari dalam mulut ke wajah “Fanboy”,
laser Ishida sehingga tersetrum listrik yang ketika magamag meludahi tangan “Fanboy”
sangat besar sampai hangus (episode 164, 24 (Episode Moppy dearest, 4 November 2010).
Okrober 2010). Adegan melecehkan Guru dan sekolah dijumpai
ketika “Fanboy” dan “Chum-chum” menginjak
Adegan kekerasan dalam film ini diperlihatkan kepala Guru yang sedang mengajar di depan
secara eksplisit dengan dampak yang sangat kelas. Bahkan tak jarang menampilkan adegan
serius, yaitu tubuh yang terluka, wajah melempari Guru dengan kapur dan alat tulis
kesakitan dan darah yang keluar dari luka lain, adegan menjahili teman sekelas dengan
tersebut. Banyaknya adegan-adegan kekerasan memasukkan katak ke dalam celana temannya.
yang cenderung berlebihan dalam program Film ini dinilai mengajarkan hal-hal buruk
tersebut, membuat program ini masuk kategori bagi anak. Guru acapkali digambarkan sebagai
“berbahaya” bagi anak-anak. sosok dungu yang selalu menerima aksi jahil
dari para muridnya, Dalam episode Excuse Me,
Program “Fanboy”” dan “Chum-chum”, serial 5 November 2010 terdapat adegan Pak Guru
animasi CGI Amerika yang diproduksi oleh diadu bergulat dengan binatang buas, sementara
Frederator Studios juga kerap menampilkan para murid asik menonton dan menyorakinya,
adegan kekerasan dan perilaku tidak pantas. Lalu pada episode malam, 5 November 2010,
Bahkan dalam beberapa episode, ditemukan menampilkan “Fanboy” mengajak teman
pelanggaran pada unsur mistik dan spiritual. temannya menjahili Gurunya saat begadang.
Film bergenre sains fiksi ini bercerita seputar
Gambar 5.4| Salah satu adegan kekerasan pada serial Gambar 5.5| Salah satu adegan yang melecehkan
kartun “Bleach 3” guru dan sekolah pada serial kartun “Fanboy” dan
Chum Chum
Kekhawatiran akan banyaknya adegan atau Bahkan hampir seluruh masyarakat Dholakpur
perilaku yang tidak pantas dalam program menaruh kepercayaan yang besar kepada Bima
tersebut akan diikuti oleh anak-anak yang untuk menyelesaikan persoalan.
menonton, maka “Fanboy” dan “Chum-chum”
mendapat kategori “berbahaya” untuk ditonton Dari 3 episode yang dianalsis pada bulan
anak-anak. November 2010, ditemukan beberapa
pelanggaran P3SPS yaitu adegan perkelahian
Selain program-program yang dinilai berbahaya, atau pemukulan, seperti dalam episode
kajian terhadap program anak dan kartun Mata Ketiga Budha (9 November 2010),
juga menemukan beberapa program yang Bima dan teman-temannya pergi ke kerajaan
masuk kategori “hati-hati” serta kategori Tibet untuk menyelidiki hilangnya permata
”aman” untuk ditonton anak. Salah satu Buddha. Di sana, Bima menemukan tempat
contoh program yang masuk kategori hati- persembunyian dua orang penjahat yang
hati adalah Bima Sakti (judul asli: Chhota mencuri permata Budha di sebuah gua. Kedua
Bheem), merupakan serial animasi India penjahat tersebut mengaku permata tersebut
yang diciptakan oleh Raj Viswanadha untuk berada di kelompok prajurit samurai, Bimapun
GreenGold Animation Pvt. Limited, Serial ini mendatangi kelompok Samurai dan terjadi
berkisah tentang seorang anak berusia 9 tahun sebuah pertarungan. Dalam episode Penculikan
bernama Bima yang tinggal di sebuah kerajaan di Pekan Raya (11 November 2010) bercerita
bernama Dholakpur di daerah India. Bima tentang para penjahat yang menculik ank-anak
terkenal sangat kuat dan juga pintar. Kerajaan yang sedang ada di Pekan Raya. Dalam episode
Dholakpur dipimpin oleh raja Indravarman. ini, menampilkan adegan seorang penjahat
Sang raja dan putrinya Indumati seringkali memukul kakek tua dan hendak mencuri
meminta bantuan Bima untuk menyelesaikan gigi emas sang kakaek tersebut. Terjadilah
setiap permasalahan yang terjadi di kerajaan. perkelahian antara Bima melawan penjahat
tersebut untuk menolong kakek tua. Program Berdasarkan nilai-nilai positif tersebut, program
ini secara jelas ingin menunjukkan kehebatan Samba dan sahabat layak mendapat kategori
Bima, namun sangat disayangkan penggambaran “aman” untuk ditonton anak-anak.
perkelahian dalam frekuensi yang tinggi
dkhawatirkan dapat menimbulkjan persepsi bagi Beberapa program lain yang juga aman dan
anak-anak yang menonton bahwa kekerasan dianjurkan ditonton anak-anak, antar lain:
adalah cara yang tepat untuk memecahkan Petualangan Didi Tikus, 12 Satria Bersaudara, Si
setiap persoalan. Atas pertimbangan di atas, Kecil Berhati besar, New scooby Doo Mystery,
program Bima Sakti dikategorikan “hati-hati” GG Bond 2, Yu Gi Oh. Meskipun masuk kategori
aman, untuk episode selanjutkan perlu dikaji
Salah satu contoh program anak yang dinilai kembali untuk memberikan rekomendasi
“aman” adalah Samba dan Sahabat, yang bahwa program ini benar-benar aman dan layak
dilluncurkan oleh Direktorat pendidikan dikonsumsi anak-anak.
Madrasah Kementerian Agama. Film animasi 3
dimensi ini dikemas secara sederhana, namun Terakhir, kajian terhadap beberapa tayangan
menarik dan lucu serta tidak membosankan, anak dan kartun masih kelalaian stasiun tv
Samba dan Sahabat bercerita tentang beberapa untuk mencantumkan kode klasifikasi program
anak pelajar di sebuah Madrasah dengan segala saat acara berlangsung. Hal ini penting untuk
tingkah polah anak-anak namun sarat dengan membantu orang tua di rumah untuk menyeleksi
kearifan lokal. Film ini terdiri dari 26 episode mana program yang cocok dan tidak untuk anak
berdurasi 30 detik dengan berbagai judul yang mereka.
bergenre komedi religi. Samba dan Sahabat
menyajikan nilai-nilai pendidikan yang positif Kami berharap kajian ini dapat memberi
mengenai karakter bangsa, seperti pendidikan masukan bagi stasiun televisi untuk terus
moral, etika, sikap sosial, gotong royong dan memperbaiki program-program yang dinilai
tanggung jawab, dan pendidikan keagamaan belum tepat khususnya program anak. Kami
yang dikemas dalam sebuah cerita sederhana juga mendorong stasiun tv berkompetisi untuk
yang sesuai dengan dunia ank-anak. Temanya menyajikan program-program yang berkualitas
pun sangat menginspirasi kehidupan anak-anak, untuk anak bangsa. Program Anak yang baik
seperti: Takut Pada Allah, Ikhlas Bersedekah, tentu akan menyumbangkan hal positif bagi
Aku juga Mau, dan Mari Hidup Sederhana, anak dan cucu kita.
A. Pendahuluan
Kajian Iklan merupakan hasil monitoring tim 1. Tingkat diinginkannya, iklan harus
kajian Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI mengatakan suatu hal yang diinginkan
Pusat) terhadap tayangan iklan di 10 (sepuluh) atau menarik dari produk tersebut.
stasiun televisi swasta nasional dan 1 (satu)
2. Keeksklusifannya, iklan harus mengatakan
stasiun televisi swasta lokal yang berlangsung
mengapa produk tersebut eksklusif
pada Juni hingga November 2010.
ataupun berbeda dengan merek lain yang
ada di pasar.
Hasil kajian ini menunjukkan televisi masih
menjadi media komunikasi favorit para 3. Tingkat dipercayainya, dimana pesan iklan
produsen barang dan jasa di Indonesia tersebut dapat dipercaya atau dibuktikan.
untuk mempromosikan produknya dalam
bentuk iklan. Kondisi ini ditunjukkan dari Tantangan berikutnya adalah kreativitas
kecenderungan meningkatnya belanja iklan mendesain iklan harus berada dalam koridor
di televisi setiap tahun, beragamnya produk ketentuan yang berlaku. Dalam konteks ini,
yang diiklankan, hingga beragamnya strategi iklan di televisi perlu berpedoman pada
beriklan di televisi. Di sisi lain, keberadaan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32
iklan telah menjadi salah satu elemen penting Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Terkait upaya
yang menggerakkan dunia pertelevisian mewujudkan dunia penyiaran yang sehat,
Indonesia. KPI telah merumuskan sejumlah kebijakan
terkait iklan yang tercantum dalam Pedoman
Iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi Perilaku Penyiaran (P3) Pasal 29 dan Standar
pemasaran merupakan kegiatan yang penting Program Siaran (SPS) Pasal 49 dan Pasal
dalam pemasaran. Pada praktiknya produsen 50. Di dalam P3-SPS KPI disebutkan bahwa
iklan kerap kali menghadapi tantangan dalam dalam siaran iklan, lembaga penyiaran wajib
meramu tujuan beriklan, keterbatasan dana, berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia
kerasnya kompetisi bisnis serta ketentuan (EPI). Kreativitas pengiklan pun harus berada
yang berlaku (peraturan perundang-undangan dalam koridor P3 SPS dan EPI.
sampai dengan etika periklanan).
Untuk mengetahui sejauh mana iklan di
Tujuan iklan yang pada dasarnya televisi memenuhi ketentuan yang berlaku
mempromosikan produk, dihadapkan dalam penyiaran, Tim Kajian Iklan KPI
pada idealisasi pesan iklan. Kotler (1996) melakukan pemantauan dan penelitian isi
menyatakan pesan iklan harus menarik iklan. Maka di dalam penelitian ini, tim kajian
perhatian (attention), mempertahankan mengelompokkan klasifikasi analisis isi iklan
ketertarikan (interest), membangkitkan menjadi dua: Pelanggaran terhadap P3-SPS
keinginan (desire), dan menggerakkan KPI dan Pelanggaran terhadap Etika Pariwara
tindakan (action). Dalam tataran praktis, Indonesia. Pelanggaran terhadap P3-SPS
Situmorang (2008) memaparkan pesan iklan KPI dibagi dalam 14 (empat belas) aspek
dapat dibuat berdasarkan: dan Pelanggaran terhadap Etika Pariwara
Indonesia dibagi dalam 20 (dua puluh) aspek.
B. Metode Kajian
1. Durasi iklan
Secara garis besar ditemukan dua jenis tayangan lainnya adalah pengemasan iklan dalam bentuk
iklan berdasarkan durasi, yakni tayangan iklan talkshow, seperti yang kerap terjadi dalam iklan
berformat blocking time dan spot iklan pendek. berformat blocking time, menjadikan rayuan
Blocking time (berdurasi sekitar 30 menit sampai iklan lebih tersamar karena dianggap sebagai
60 menit) mencapai 10,19% dari 108 iklan program siaran faktual.
tayangan iklan yang dipantau.
Perlu perhatian khusus terkait iklan blocking
Blocking time tergolong format baru dalam time ini terutama karena bisa dianggap sebagai
strategi iklan produk, biasanya merupakan program siaran. Ketiadaan tanda bahwa iklan
talkshow yang memaparkan keunggulan produk. blocking time ini merupakan bagian faktual, non
Kondisi ini menunjukkan bahwa untuk produk faktual atau dikategorikan sama dengan konsep
tertentu, produsen merasa perlu menayangkan advertorial yang biasa terdapat di media massa
iklan berdurasi panjang yang disajikan dalam cetak, berpotensi menyesatkan masyarakat
format khusus mengingat banyaknya pesan karena menganggap isi program tersebut
yang harus disampaikan pada khalayak. Alasan merupakan fakta yang benar adanya.
Iklan berdurasi pendek sangat dominan dalam temuan Tim Kajian Iklan selama Juni s.d. November
2010 yakni mencapai 97 iklan (89,81%). Terdapat 95 iklan, atau 97,94% dari keseluruhan iklan
pendek, berdurasi 60 detik ke bawah, iklan ini biasa disisipkan di dalam berbagai program siaran
televisi. Dua iklan lainnya berdurasi lebih panjang (berkisar 2 menit s.d. 4 menit) berkategori iklan
layanan masyarakat.
Pemantauan terhadap iklan selanjutnya properti baik versi blocking time maupun
adalah pemantauan kemungkinan adanya versi iklan berdurasi pendek berfokus pada
iklan yang menyimpang dari ketentuan deskripsi detil produk baik dari aspek lokasi,
P3SPS–KPI. Hasil pemantauan tersebut dapat fasilitas penunjang, cara pembayaran dan
dilihat pada Tabel 3 dan Grafik 2. Pelanggaran benefit pembelian produk. Tidak adanya
P3SPS yang paling banyak terjadi pada iklan penyimpangan terhadap P3SPS – KPI dalam
berkategori pengobatan alternatif, rokok, dan iklan berkategori properti dan susu ini perlu
iklan layanan masyarakat yang masing-masing diapresiasi mengingat penayangan iklan
terdapat dua pelanggaran. tersebar hampir di semua jam tayang. Bahkan
pada iklan properti versi blocking time yang
Pada produk berkategori properti dan susu berdurasi panjang, ditayangkan pada pukul
tidak ditemukan satupun penyimpangan 09.30–10.00 WIB sehingga bisa diakses
Iklan terhadap P3SPS – KPI. Iklan produk audiens anak-anak.
Jumlah
Kategori Persentase
No. Iklan yang Iklan
Iklan Pelanggaran
Melanggar
1 Properti 0 0.00%
2 Obat 1 14.29% Mengandung unsur kekerasan verbal dan non
verbal Iklan Decolgen versi Choky Sitohang
3 Pengobatan 2 28.57% Menampilkan wujud rokok dalam Hidup
Alternatif Sehat dengan Ekstrak Herbal bersama Tengku
Maulana Sanusi di ANTV versi tumor paru
(tayang 28 Agustus 2010) dan menampilkan
alat kelamin dalam tayangan Back to Nature,
Back to Herbal di Metro TV (tayang 27 Agustus
2010 pukul 10.30-11.00).
4 Rokok 2 28.57% Pelanggaran jam tayang pada SuryaSlim
Playground tayang di RCTI Minggu 12
September 2010 pukul 14.00 WIB dan Djarum
Super versi Playing Football in the Forest
tayang di Global TV di sela pertandingan
Liverpool vs Everton pada 17 September 2010
pukul 19.00 WIB – 20.30 WIB.
5 ILM 2 28.57% Menampilkan wujud rokok dalam ILM
Larangan Merokok Perda DKI Jakarta No. 22
Tahun 2007 & menampilkan unsur kekerasan
verbal dan non verbal ILM Kementerian
Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan
Anak tentang Perdagangan Manusia
6 Susu 0 0.00%
Jumlah 7 100.00%
JUMLAH 76 100.00%
Tim kajian melakukan analisa deskriptif hanya berdasarkan hasil rekaman yang
diserahkan tim monitoring KPI Pusat kepada tim kajian. Tidak seluruh sampel
tayangan dapat diamati sebab dari rekaman tersebut terdapat beberapa rekaman
yang mengalami masalah teknis, termasuk pula ketiadaan rekaman. Kemudian, hasil
hitung statistik ini bersifat deskriptif dan tidak mewakili seluruh tayangan iklan.
V. Rekomendasi
Daftar Pustaka
1. Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran. 6 ed., 1996, Jakarta: Erlangga
2. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran tahun 2009
3. Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, 1997, Bandung: Remaja Rosdakarya
4. Situmorang, J. R., “Mengapa Harus Iklan?” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 4, No. 1, 2008
Infotainment adalah “media informasi peningkatan rating dari stasiun televisi. Diawali
berbasis konten atau program yang juga oleh program bertajuk Kabar-Kabari di RCTI,
mencakup konten hiburan dalam upaya untuk program infotainment telah merebak di hampir
meningkatkan popularitas dengan penonton seluruh stasiun televisi jaringan yang berinduk
dan konsumen.” Ini adalah neologistic di Jakarta dengan tidak kurang sekitar 20 (dua
portmanteau antara kata Information puluh) program infotainment saat ini.
(informasi) dan entertainment (hiburan). Kehadiran infotainment di Indonesia sebagai
Bersumber dari Wikipedia, Infotainment media informasi yang memberikan kabar
merupakan kata yang diciptakan oleh Joseph seputar kehidupan selebritas mengundang
L. Putegnat III pada bulan Januari 1979. Dia banyak kontroversi dari berbagai pihak. Pro
juga menciptakan perusahaan pertama dengan dan kontra berkisar pada penggolongan
nama yang sama. Istilah “Infotainment” dan infotainment sebagai karya jurnalistik
“Infotainer” pertama kali digunakan pada bulan ataukah hanya bersifat program siaran biasa.
September 1980 di Joint Conference of Aslib, Kontroversi ini berimplikasi pada sistem hukum
oleh Institute of Information Scientists and the yang mengaturnya, apakah ranah hukum pers
Library Association di Sheffield, Inggris . Para atau ranah hukum penyiaran? Berdasarkan
Infotainers adalah sekelompok ilmuwan Inggris Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku
yang menaruh informasi di acara komedi di Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS),
konferensi profesional mereka antara tahun infotainment masih disejajarkan dengan produk
1980 dan 1990. jurnalistik dalam genre “program faktual”, akan
tetapi akibat tayangan yang dinilai cenderung
Dalam dunia pertelevisian Indonesia, istilah menyalahi Kode Etik Jurnalistik, banyak pihak
Infotainment merupakan salah satu tayangan menilai jika infotainment bukan sebagai produk
yang di sajikan oleh sebuah Lembaga Penyiaran jurnalistik. Kontroversi ini semakin meruncing
yang bersifat faktual , menyajikan kisah dengan adanya fatwa haram dari lembaga
seputar kehidupan selebritas. Infotainment agama akibat jenis berita yang ditayangkan
telah menjadi satu produk unggulan dari tidak sesuai dengan norma-norma agama dan
sejumlah Lembaga Penyiaran dalam meraup kepatutan.
keuntungan lebih karena berpengaruh pada
B. Metode Pengkajian
Tim Kajian KPI Pusat yang terdiri dari terhadap rekaman tayangan dilakukan pilihan
Judhariksawan, Nur Aisyah, A. Surya Tjahaya program melalui purposive method dengan
Tomu, Asrul Tenriadji, dan Yuyun Prihayanti, menetapkan keterwakilan program setiap
telah mengkaji program infotainment dengan stasiun dan production house.
menggunakan metode deskriptif kualitatif,
dengan basis norma yang menjadi acuan adalah Selama kurun waktu Juni – Desember 2010,
UU Penyiaran, Pedoman Perilaku Penyiaran program infotainment yang dipantau oleh
dan Standar Program Siaran (P3SPS) serta Kode Tim Kajian adalah sebagai berikut: RCTI (Silet,
Etik Jurnalistik. Mekanisme kerjanya terdiri dari Intens, Cek&Ricek, dan Kabar-Kabari), Global TV
pemantauan langsung setiap hari serta analisis (Obsesi, Go Spot), Trans TV (Insert Pagi, Insert
terhadap rekaman tayangan. Pemantauan Siang, Investigasi Selebritas), Trans 7 (Selebrita
langsung dilakukan secara random dan Pagi, Selebritas Siang, Selebrita Sore), SCTV
kontinyu setiap hari (real time) dengan metode (Was-was, Hot Shot, Status Selebritas), TPI/MNC
pencatatan secara garis besar dan penanda TV (Starlite), Indosiar (KISS, Kiss Plus) dan ANTV
khusus jika ditemukan pelanggaran. Analisis (Esspresso – telah dihentikan per Agustus 2010).
Secara umum ditemukan bahwa masih terdapat baik itu fitnah, keterangan tidak benar dan
banyak pelanggaran yang telah dilakukan oleh lain sebagainya sebagaimana yang tercantum
lembaga penyiaran yang menyiarkan program dalam KUHP. Sebagai contoh misalnya pada
infotainment. Pelanggaran-pelanggaran tersebut pemberitaan tentang kisruh antara Aida Zaskia
tidak hanya terhadap Kode Etik Jurnalistik, dan KH. Zainuddin MZ yang ditayangkan di “Go-
mengingat infotainment tergolong sebagai spot” dan “Was-Was” pada tanggal 15 Oktober
program soft journalism dan termasuk dalam 2010 yang hanya memperoleh penjelasan dari
kategori program faktual, juga melanggar salah satu pihak yakni dari Aida Zaskia dan
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar belum sama sekali mendapatkan komentar
Program Siaran serta Undang-Undang Penyiaran dari pihak K.H. Zainuddin MZ secara langsung.
atau peraturan perundang-undangan lain yang Selain melanggar Kode Etik Jurnalistik, model
terkait. pemberitaan semacam ini dapat “menggiring”
opini yang dapat menimbulkan terjadinya
Beberapa bentuk pelanggaran etika yang pencemaran nama baik salah satu pihak. Tidak
ditemukan antara lain tampak bahwa seringkali hanya itu, penekanan aksentuasi dari narasi
infotainment tidak melaksanakan cover both serta narator dapat memberikan keyakinan
side dalam menayangkan liputan. Akibatnya pemirsa untuk membuat opini secara pribadi
infotainment dapat menjadi suatu media terhadap hal yang belum tentu benar.
penyebaran testimonium de auditu yang Demikian pula, terdapat beberapa program
dapat berujung pada sebuah tindak pidana infotainment yang berusaha mengorek
keterangan lebih dalam dan menyajikan secara debu yang menderu, panas sekaligus
vulgar hal-hal yang sifatnya aib dan merupakan mematikan... benarkah ini ada kaitannya
kerahasiaan masing-masing pihak, yang sifat dengan sosok Mbah Petruk yang murka ......
pemberitaannya mengarah pada gossip atau Ramalan Joyoboyo konon merapi belum
issue. Tampak infotainment terkadang berusaha akan berhenti bergeliat, kabarnya Keraton
untuk melanggar hak-hak privat selebritas
Jogjakarta sendiri terancam lahar merapi...
yang wajib dihormati privasi sebagai hak atas
Sebagai orang Jawa atau mereka yang
kehidupan pribadi dan ruang pribadi dari subjek
pernah membaca sejarah Jawa tahu betul
dan objek berita (Standar Program Siaran, Pasal
2009 Pasal 11 dan Pasal 12). Sebagai contoh bahwa Jongko Joyoboyo adalah ramalan
misalnya penayangan kasus perceraian Gugun mistik yang memiliki nilai akurasi hingga
Gondrong dan Anna Maria di program KISS 21 100 persen... Keraton Jogyakarta oleh para
Juli 2010 yang menyajikan berita bahwa “ada leluhur sudah dianggap kurang bersih
kabar gugatan cerai Anna akibat ikut campurnya dan kurang mencerminkan norma-norma
orang tua Gugun, dan Anna tidak suka dengan kejawaan lagi... Kabar mengejutkan itu
orang tua Gugun”. beredar sebagai pesan berantai melalui
ponsel. Letusan dahsyat yang disebutkan
Jika dikaji, umumnya hal tersebut biasa terjadi tanggal 8 kabarnya mampu
dilakukan apabila pihak infotainment tidak meratakan Jogyakarta dan Jawa tengah....
mendapatkan informasi yang akurat atas suatu Kota Jogyakarta yang dalam banyak lagu
kasus atau menjadikan hal tersebut sebagai
digambarkan begitu indah akan berubah
bumbu penyedap dalam pemberitaan yang
penuh malapetaka...”
mereka sajikan. Sehingga pemirsa secara umum
berpandangan bahwa berita yang disajikan
Berdasarkan narasi tersebut, selain diindikasi
seolah gossip dan bukanlah sebuah fakta.
melanggar Pasal 36 ayat (5) UU Penyiaran,
Sebagai program jurnalistik maka infotainment
potensi pelanggaran lain yang dapat ditemukan
tergolong sebagai program faktual. Sebagai
adalah terjadinya pencemaran nama baik
program faktual maka wajib memperhatikan
terhadap Keraton Jogyakarta pada kalimat
prinsip-prinsip jurnalistik dengan tunduk pada
“Keraton Jogyakarta oleh para leluhur
peraturan perundang-undangan yang berlaku
sudah dianggap kurang bersih dan kurang
dan berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik.
mencerminkan norma-norma kejawaan lagi”.
Artinya infotainment seharusnya menjaga
keakuratan data dan terbukti kebenarannya.
Pertanyaan yang menarik adalah dari mana
Dari konteks narasi infotainment, beberapa
Redaksi Silet tahu bahwa “para leluhur” sudah
infotainment masih menggunakan pendekatan
menganggap keraton kurang bersih dan kurang
sensasional. Masuknya opini dalam narasi
mencerminkan norma-norma kejawaan? Apakah
merupakan penafikan dari Kode Etik Jurnalistik,
redaksi Silet telah melakukan wawancara
sehingga wajar jika banyak pihak yang
“gaib” atau melakukan check and recheck
menyatakan bahwa infotainment tidak layak
dengan “para leluhur” di alam arwah? Selain
dipandang sebagai program faktual atau karya
itu, redaksi seharusnya melakukan both side
jurnalistik.
coverage yaitu meminta keterangan dari pihak
Keraton terhadap adanya sinyalemen ataupun
Sebagai contoh, berikut narasi dari program
ramalan yang beredar, untuk memenuhi kaidah
Silet episode letusan Gunung Merapi, tanggal 7
jurnalistik. Program siaran pemberitaan harus
November 2010:
akurat, adil, berimbang, tidak beritikad buruk,
tidak menghasut dan menyesatkan, tidak
“....Merapi masih menjadi hantu yang terus mencampuradukkan fakta dan opini pribadi,
menyembur segala yang dijumpai dengan serta tidak cabul (Standar Program Siaran 2009
D. Penutup
Pada dasarnya masih banyak pembenahan tayangan infotainment untuk senantiasa
tentang konten penyiaran di Indonesia dan hasil mematuhi seluruh aturan dan kode etik
pengkajian tadi hanya merupakan segelintir terkait, terutama menghindari eksploitasi
koreksi yang dapat diberikan oleh tim selama urusan privasi dan lebih mengutamakan
pelaksanaan pekerjaan dalam melakukan kepentingan dan kebutuhan publik.
pemantauan terhadap konten penyiaran yang
3. Komisi Penyiaran Indonesia wajib meninjau
terangkum dalam program infotainment.
kembali pengklasifikasian tayangan
Ini hanyalah sebuah resume singkat yang
infotainment dari golongan Remaja
merupakan pemaparan trerhadap hasil
(R) karena mayoritas informasi yang
pekerjaan tim selama kurang lebih enam bulan
ditayangkan oleh infotainment adalah
lamanya bekerja untuk melakukan pemantauan.
tayangan berita untuk konsumsi orang
Tim Kajian KPI untuk program infotainment
dewasa (D). Peninjauan itu akan berimplikasi
menyimpulkan bahwa program infotainment
pada perubahan jam tayang.
sepanjang tahun 2010 (terhitung sejak Juni
sampai dengan November 2010) masih perlu 4. Komisi Penyiaran Indonesia bersama
proses perbaikan dan pembenahan terhadap Dewan Pers dan organisasi wartawan
tayangan-tayangan yang diberitakan oleh penyiaran wajib melakukan sosialisasi atau
program infotainment. Oleh karena itulah workshop tentang Kode Etik Jurnalistik dan
kami dari tim pemantau program infotaiment Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
memberikan rekomendasi utama sebagai Program Siaran terhadap seluruh wartawan
berikut: infotainment agar kasus yang pelanggaran
hukum pers dan hukum penyiaran tidak
terjadi kembali.
1. Program infotainment sebaiknya menjaga
metode dan sumber pemberitaan dari
Demikian laporan hasil kajian dari Tim Kajian
sumber yang dapat dipercaya yang tidak
Komisi Penyiaran Indonesia untuk Bidang
bersumber dari anggapan, isu, asumsi dan
Infotainment pada Tahun 2010 agar dapat
hal-hal yang tidak didasarkan atas kesaksian
dijadikan koreksi, kritik, dan evaluasi terhadap
secara langsung menyangkut berita
penayangan program infotainment di masa yang
terhadap kehidupan kaum selebriti agar
akan datang.
tidak mengabarkan pemberitaan baik secara
eksplisit maupun implicit yang mengumbar
aib seseorang maupun keluarga.
2. Lembaga penyiaran wajib meninjau
kembali format pemberitaan dalam
A. Pendahuluan
Kajian kekerasan merupakan hasil monitoring Meski demikian, dalam dunia jurnalisme,
tim kajian Komisi Penyiaran Indonesia Pusat kebanyakan konflik adalah layak berita.
(KPI Pusat) terhadap program prime time Konflik fisik seperti perang atau perkelahian
di 10 (sepuluh) stasiun televisi swasta dan adalah layak berita karena biasanya
satu televisi publik, dari Bulan Januari hingga ada kerugian dan korban. Kekerasan itu
November 2010. sendiri membangkitkan emosi dari yang
menyaksikan dan mungkin ada kepentingan
Hasil kajian ini membuktikan bahwa materi langsung. Demikian pula perkelahian di
kekerasan masih menghiasi stasiun televisi lapangan sepak bola yang dilanjutkan dengan
kita. Seperti yang dikatakan Sunardian perusakan-perusakan setelah pertandingan.
Wirodono, berbagai tayangan kriminalitas, Perang, pembunuhan, kekerasan biasanya
kekerasan dan seksualitas diperlakukan mendapat mendapat tempat di halaman
secara linier sebagai fakta dan realitas muka. Selain konflik fisik ini, debat-debat
yang tak terbantahkan ada di masyarakat. mengenai pencemaran, reaktor nuklir dan
(Wirodono, 2005) Dalam hal ini masyarakat ratusan isu yang menyangkut kualitas dari
sudah menganggap konflik yang berujung kehidupan mendapat tempat yang penting
pada kekerasan adalah suatu kelaziman di dalam pemberitaan. (Ishwara, 2005)
tengah-tengah realitas kehidupan. Kekerasan selalu menarik di mata pemirsa
televisi. Tetapi materi ini merupakan salah
satu materi yang dinilai melanggar di dalam ditayangkan di televisi akan mendorong
peraturan dan etika penyiaran kita (selain seks khalayak menjadi agresif.
dan mistik).
Di dalam Standar Program Siaran (SPS) Pasal
Kekerasan dinilai bermasalah karena 1 ayat (13), program kekerasan diartikan
dapat menimbulkan dampak negatif sebagai program yang dalam penyajiannya
bagi pemirsanya. Penonton televisi yang memunculkan efek suara berupa hujatan,
terpengaruh akan memiliki perilaku yang kemarahan yang berlebihan, pertengkaran
agresif dan cenderung destruktif. Seperti dengan suara seolah orang membanting
disebutkan salah satu teori efek/dampak atau memukul sesuatu, dan/ atau visualisasi
media, yakni Teori Belajar Sosial dari Bandura, gambar yang nyata-nyata menampilkan
kita belajar bukan saja dari pengalaman tindakan seperti pemukulan, pengrusakan
langsung, tetapi dari peniruan atau secara eksplisit dan vulgar.
peneladanan (modeling). Perilaku merupakan
hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan. Maka di dalam penelitian ini, tim kajian
Artinya, kita mampu memiliki keterampilan mengelompokkan jenis kekerasan menjadi
tertentu, bila terdapat jalinan positif antara dua: kekerasan Fisik dan Non-Fisik. Sementara
stimuli yang kita amati dan karakteristik diri Kekerasan Non- Fisik dibagi dua dalam
kita. Kekerasan Verbal dan Visual. Penentuan jenis
kekerasan ini berdasarkan SPS Pasal 1 ayat
Menurut Teori Bandura, ada empat tahapan 22, dimana adegan kekerasan adalah adegan
dalam proses belajar sosial yaitu proses yang menampilkan tindakan Verbal dan/atau
perhatian, proses pengingatan, proses Non-verbal yang menimbulkan rasa sakit
reproduksi motoris, dan proses motivasional. secara fisik, psikis, dan/atau sosial bagi korban
Teori Bandura menganggap pesan yang kekerasan.
berulang-ulang di media dapat menjadi
referensi atau teladan bagi seseorang
dalam perilakunya. Kekerasan yang selalu
B. Metode Kajian
Pendekatan yang dipakai di dalam penelitian Data primer didapatkan dari sampel rekaman
ini adalah pendekatan kuantitatif. Sementara tayangan televisi di waktu prime time untuk
statistik yang digunakan untuk menganalisis adegan kekerasan Fisik dan Non Fisik (Verbal
hubungan antara variabel kuantitatif tersebut dan Visual) di semua mata acara atau program
adalah statistik deskriptif. Sebagaimana yang yang bergenre Talk show, Sinetron, Berita,
disebutkan oleh Bungin, statistik deskriptif Film, dll, di tanggal-tanggal tertentu dan tidak
adalah jenis alat analisis yang digunakan untuk ada uji korelasi antar variabel (televisi, jenis
menggambarkan masing-masing variabel tayangan kekerasan, durasi).
berdasarkan pada posisi deskriptif variabel
tersebut, di mana variabel digambarkan apa Tim kajian bekerja mengumpulkan tayangan
adanya berdasarkan antara lain: frekuensi kekerasan di jam-jam Prime Time selama
kejadian, bentuk-bentuk kecenderungan dan Bulan Januari s/d November 2010 yang
sebagainya. kemudian direkam di dalam keping Digital
Video Disc (DVD). Sampel rekaman tayangan akhir terjadinya tayangan kekerasan kemudian
tersebut diambil dari program prime time di diolah dan dikelompokkan menjadi durasi per
10 (sepuluh) televisi (free to air) swasta dan 2-groups dan per 3-groups. Pengelompokan
1 Televisi Publik yang bersiaran dari Jakarta ini dimaksudkan untuk mempermudah
secara nasional -antara pukul 18.00-21.00 WIB penggambaran kejadian tayangan kekerasan
pada tanggal-tanggal tertentu. di jam-jam Prime Time selama periode
2010. Hasil perhitungan kuantitatif tersebut
Setelah itu diperoleh: Data Stasiun Televisi, kemudian dideskripsikan di dalam analisis isi.
Nama Program Acara, awal-akhir terjadinya
tayangan kekerasan, keterangan mengenai
tayangan kekerasan yang terjadi, dan jenis
tayangan kekerasan yang terjadi. Data awal-
Hasil temuan tim kajian, stasiun televisi yang memiliki kandungan adegan kekerasan
terbanyak adalah Global TV, yaitu 233 kejadian tayangan kekerasan, atau 25,3% dari
seluruh kejadian tayangan kekerasan. Sebaliknya, kejadian tayangan kekerasan paling
sedikit ada pada TVRI, yaitu sebanyak 5 kejadian, atau 0,5% dari seluruh kejadian
tayangan kekerasan selama periode 2010. Keduanya dibandingkan dengan angka
keseluruhan tayangan kekerasan yang berhasil diamati yaitu sebanyak 920 kejadian
tayangan kekerasan.
Stasiun TV
Tayangan
(Tanggal Nama Acara Awal Akhir Keterangan
Kekerasan
Tayang)
0:43:39 0:43:45 Adegan meledakkan mobil Fisik
0:53:27 0:53:43 Adegan menyetrum kepala Fisik
Inspector 0:15:55 0:16:00 Adegan mencubit hidung Fisik
Global TV (25/4)
Gadget 1:46:58 1:47:04 Adegan menembaki orang Fisik
1:47:34 1:47:46 Adegan memukul Fisik
1:55:07 1:55:09 Adegan memukul Fisik
Tayangan melempari dalam
3:15:25 3:16:20 Fisik
tawuran pelajar
Metro TV (27/5) Headline News
Tayangan melempari dalam
3:17:10 3:17:13 Fisik
tawuran pelajar
0:41:33 0:41:35 Adegan menampar Fisik
Indosiar (21/6) Beningnya Cinta 0:44:34 0:44:51 Adegan memukul dan menabrak Fisik
1:03:04 1:03:06 Adegan memukul Fisik
Seputar
0:01:33 0:02:37 Adegan marah-marah, ngamuk Fisik
Indonesia
Kemilau Cinta
RCTI (15/7) 0:55:22 0:57:47 Adegan marah-marah, mengusir Non Fisik
Kamila
Sejuta Cinta
2:49:30 2:50:02 Adegan mengancam Non Fisik
Marshanda
1:33:44 1:36:53 Adegan Pertengkaran Fisik
1:46:15 1:46:41 Adegan Pertengkaran Fisik
Trans TV (24/8) Kungfu Hustle 1:48:04 1:48:10 Adegan Pertengkaran Fisik
1:48:14 1:49:30 Adegan Pemukulan Fisik
1:52:15 3:51:07 Adegan Pertengkaran Fisik
Adegan pengucapan "dasar mulut
Opera Anak 3:14:14 3:14:16 Non Fisik
kaya goa"
Adegan mengejek dengan
Trans 7 (24/9) Opera Anak 3:29:44 3:29:59 Non Fisik
memperagakan seperti kera
Adegan mengejek dengan
Opera Anak 3:50:04 3:50:14 Non Fisik
memperagakan seperti kera
Islam KTP 0:38:46 0:40:30 Adegan bicara kasar Non Fisik
SCTV (9/10) Taxi 0:05:54 0:06:41 Adegan bicara kasar Non Fisik
Cinta Fitri 1:02:40 1:03:27 Adegan bicara kasar Non Fisik
Adegan pembunuhan dengan
TPI (4/11) Kun Fayakun 0:55:49 0:56:05 Fisik
senjata tajam
Satu Jam Lebih
2:10:35 2:11:09 Adegan meninju; cuplikan film Fisik
Dekat
TV One (1/4)
Satu Jam Lebih
2:13:42 2:14:08 Adegan meninju; cuplikan film Fisik
Dekat
Mawar Melati 0:52:30 0:53:54 Adegan bicara kasar Non Fisik
ANTV (17/4)
Cinta Fitri 5 2:17:10 2:18:35 Adegan bicara kasar Non Fisik
Dari keseluruhan kejadian tayangan kekerasan yang berhasil, diamati jenis tayangan kekerasan fisik
adalah yang paling banyak terjadi, yaitu sebanyak 625 kejadian, atau 67,9% dari seluruh kejadian
tayangan kekerasan. Tayangan kekerasan non fisik mencapai angka 295 kejadian, atau 32,1% dari
seluruh kejadian tayangan kekerasan selama periode 2010.
Selama periode 2010, tayangan kekerasan terjadi dari keseluruhan temuan, yaitu 267
berdurasi ≤ 32 detik (per 2-groups) dan ≤ kejadian, atau 29% dari seluruh kejadian
3 detik (per 3-groups) adalah yang paling tayangan kekerasan; dan 286 kejadian,
banyak terjadi, yaitu sebanyak 653 kejadian, atau 31,1% dari seluruh kejadian tayangan
atau 71% dari seluruh kejadian tayangan kekerasan.
kekerasan; dan 330 kejadian, atau 35,9%
dari seluruh kejadian tayangan kekerasan. Tim kajian menemukan adegan bermasalah
Ini menunjukkan bahwa tayangan rata-rata terdapat pada genre program film
kekerasan dengan durasi yang relatif lebih dan sinetron, sebab pada jam-jam prime
singkat, terjadi lebih sering. Sebaliknya, time antara pukul 18.00-21.00 WIB stasiun
tayangan kekerasan berdurasi > 32 detik televisi lebih banyak menayangkan acara
(per 2-groups) dan antara 5-26 detik hiburan, kecuali televisi yang mengambil
(per 3-groups) adalah yang paling sedikit format berita (Metro TV dan TV One).
E. Rekomendasi
Penelitian ini bermaksud untuk melakukan berupa visual, motif mistiknya sengaja, ekspresi
kajian ilmiah dan akademis terhadap beberapa ketakutan mayoritas berupa non-verbal, setting
tayangan mistis di stasiun televisi swasta yang lokasi berupa hutan dan kuburan serta dilihat
menayangkan program ini. Metode yang dari persuasive verbal berupa negatif. Sedangkan
digunakan dalam penelitian ini adalah analisa dilihat dari aspek P3&SPS, dapat disimpulkan
isi (content analysis), yaitu peneliti melakukan bahwa dari ke-7 item yang tertuang khususnya
analisa isi terhadap tayangan mistis berdasarkan dalam pasal 33, 34, 35 dan 36, hampir
kategori-kategori yang telah dibuat. Di samping seluruh tayangan yang ada telah melakukkan
itu, peneliti juga menganalisa isi tayangan mistis pelanggaran. Di samping pelanggaran tersebut,
yang ada, apakah sesuai dengan kaidah-kidah tayangan mistis yang saat ini semakin marak
dan ataupun norma-norma yang telah menjadi ditayangkan oleh beberapa stasiun TV swasta
ketentuan yang tertuang dalam P3 & SPS dan cenderung menyesatkan, yakni mengarah
kaidah-kaidah umum lainnya yang berlaku di pada pembodohan dan perusakan aqidah bagi
masyarakat kita. pemirsa khususnya dan masyarakat umumnya.
A. Latar Belakang
Seluruh aspek kehidupan di dunia itu tidak produk-produk yang disajikan, media adalah
ada yang dapat berdiri dan berkembang perangkat ideologis yang melanggengkan
sendiri, melainkan saling mengatur dan diatur. dominasi kelas pemodal terhadap publik yang
Semua berjalan dengan saling pengaruh diperlakukan semata-mata sebagai konsumen,
mempengaruhi atas kepentingannya masing- dan terhadap pemegang kekuasaan untuk
masing. Demikian pula media massa dengan memuluskan lahirnya regulasi-regulasi yang
teks, gambar dan suaranya yang tersaji pro pasar.
menarik dapat menjadi teror kesadaran bagi
manusia dalam menjalani hidup. Sebagaimana Saat ini isu utama dalam diskursus komunikasi
premis teori Marxis tentang posisi media modern adalah pola kepemilikan serta praktik
massa dalam sistem kapitalisme modern, produksi dan distribusi produk media yang
“Media Massa adalah kelas yang mengatur.” terkonsentrasi pada kelompok-kelompok bisnis
(Sudibyo, 2004) Media massa diakui bukan besar. Fenomena konsentrasi media di satu
sekedar medium lalu-lintas pesan antara sisi menghendaki upaya-upaya yang mengarah
unsur-unsur sosial dalam suatu masyarakat, pada konsolidasi dan konvergensi dalam bisnis
melainkan juga berfungsi sebagai alat media modern. Namun di sisi lain, konsentrasi
penundukan dan pemaksaan konsensus media juga menimbulkan sejumlah paradoks
oleh kelompok secara ekonomi dan politik yang berkaitan dengan fungsi media sebagai
dominan. Melalui pola pemilikan dan melalui ruang publik dengan sejumlah fungsi-fungsi
sosial yang melekat di dalamnya. maka semakin marak pemutaran ulang serial-
Salah satu media massa yang berkembang serial yang sudah disiarkan, atau daur-ulang
pesat saat ini adalah Televisi. Sejarah film layar lebar dalam format sinetron. Hal
menunjukkan bahwa perkembangan televisi ini disebabkan dalam media penyiaran di
secara lambat laun pada akhirnya mencapai Indonesia ada dua produk hukum yang dapat
puncak perkembangan sebagai lembaga kunci dijadikan sebagai rujukan, yaitu UU Penyiaran
dalam masyarakat modern. Televisi mampu No.32 Tahun 2002 dan UU Perseroan Terbatas
merepresentasikan diri sebagai ruang publik No.1 Tahun 1995. Stasiun Televisi sebagai
yang utama dan turut menentukan dinamika entitas penyiaran, jelas harus merujuk pada
sosial, politik, dan budaya, di tingkat lokal UU Penyiaran. Namun stasiun Televisi sebagai
maupun global. Indonesia mengalami banyak entitas bisnis, tidak cukup harus merujuk ada
persoalan dalam pengembangan penyiaran UU penyiaran tetapi juga merujuk pada UU
Televisi dengan melaksanakan setengah- Perseroan Terbatas. Sehingga terdapat problem
setengah dari prinsip–prinsip market regulation hirarki dan harmonisasi dalam perundang-
pada tahap-tahap awal penerapan di masa undangan. Tidak ada kejelasan tentang UU yang
Orde Baru. Karena Orde Baru dalam hal ini menjadi lex spesialis dalam bidang tertentu,
dihadapkan pada dilema antara kebutuhan termasuk di bidang penyiaran.
untuk memelihara struktur politik otoritarian di
satu sisi, dengan kebutuhan untuk memenuhi Tanpa disadari pemirsa, bahwa program-
tekanan liberalisasi ekonomi global di sisi lain. program pada acara televisi saat ini sebenarnya
Dilema untuk mengadopsi prinsip-prinsip “serupa tapi tak sama”. Masing-masing stasiun
liberalisme ekonomi secara keseluruhan, atau televisi berusaha menciptakan program yang
secara selektif sehingga tidak beresiko besar hanya mengejar rating, sehingga banyak yang
terhadap struktur dan sistem yang sebelumnya melupakan fungsi dari televisi sebagai fungsi
telah melanggengkan hegemoni kekuasaan Orde pendidikan, informasi, dan menghubungkan.
Baru, yakni struktur kapitalisme kroni. Target kejar tayang menjadi konsep pengelolaan
media televisi, misalnya program yang
Problem-problem yang muncul dalam media mengandung unsur mistik-religius. Program
televisi pada saat-saat akhir era Orde Baru mistik dan religi yang sangat marak ditayangkan
maupun pada masa reformasi saat ini, lebih di beberapa stasiun televisi swasta adalah
menunjukkan dinamika media yang telah sebagai berikut : Trans 7 : Scary Job, Keluarga
menjadi instrumen industri kapitalis. Apa dan Hantu, Plesetan Misteri, Masih Dunia Lain, Dua
bagaiman acara-acara yang mesti diproduksi Dunia, ANTV : Ekspedisi Merah, Mohon Ampun
dan ditayangkan televisi lebih ditentukan aku, Menembus batas.
berdasarkan korelasinya dengan permintaan
pengiklan dan selera khalayak. Namun para Tentunya tayangan mistik diharapkan mampu
pengelola televisi tampaknya menjadi kerepotan menggugah masyarakat untuk lebih memahami
karena harus memenuhi tuntutan-tuntutan kebesaran Allah SWT, sehingga mampu
produksi ketika televisi telah menjadi entitas menjadikan unsur pembelajaran bagi masyarakat
komersial. untuk bertindak arif yang didasarkan pada moral
dan agama. Namun, nampaknya penggambaran
Sementara dikalangan production house dalam mistik yang ditayangkan sangat membahayakan
upayanya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan bagi pemahaman agama, karena banyak
program pada akhirnya tak bisa menghindar sinetron religi yang menggambarkan seseorang
dari kecenderungan “mencangkok” format dan yang diawali dengan kesengsaraan lebih dahulu,
logika cerita asing ala opera sabun atau film dan dengan kekuatan dan ketabahan dalam
India. Ketika sampai pada suatu titik kebutuhan menjalani, serta ketekunan ibadah menjadi
tayangan televisi yang tetap belum terpenuhi, bahagia dengan diakhiri mendapatkan kekayaan,
B. Landasan Teori
Menurut Pusat Bahasa Departemen P dan K pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang
(2002 : 749), mistik merupakan hal gaib yang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau
sangat diyakini hingga tidak bisa dijelaskan latihan spiritual, bebas dari ketergantungan
dengan akal manusia biasa. Mistik merupakan pada indera dan rasio (Tafsir, 2004 : 112).
sub sistem yang ada di hampir semua Stace (1960 : 342-343) mengemukakan
agama dan sistem religi untuk memenuhi bahwa mistisme adalah fenomena agama jika
hasrat manusia mengalami dan merasakan dipandang dari perspektif agama. Sementara
emosi bersatu dengan Tuhan. Dalam itu, dalam perspektif budaya, mistik juga
Koentjaraningrat (1980 : 269) disebutkan mengambil peran dan relasi yang cukup kuat.
bahwa mistik merupakan bentuk religi yang Artinya mistik ada dalam sistem budaya,
berdasarkan kepercayaan kepada satu Tuhan terutama sistem budaya yang berkembang
yang dianggap meliputi segala hal dalam dari sistem kepercayaan tertentu seperti
alam dan sistem keagamaan ini sendiri dari animisme. Dalam perspektif ini, mistik sudah
upacara-upacara yang bertujuan mencapi ada sejak jaman Yunani kuno karena memiliki
kesatuan dengan Tuhan. sistem kepercayaan terhadap dewa-dewi.
Dalam konteks lokal yang spesifik seperti di
Mistik merupakan pengetahuan yang tidak Jawa, beberapa literatur menyebutkan bahwa
rasional atau tidak dapat dipahami rasio, mistik identik dengan takhayul, klenik, magic,
maksudnya hubungan sebab akibat yang supranatural atau istilah lain yang mengacu
terjadi tidak dapat dipahami rasio. Merupakan pada hal gaib.
Mistik mendapat tempat dalam berbagai definisi linguistik. Dari penelusuran sistem religi
sistem kebudayaan karena sejarah proses masa lalu yang terkait dengan mistik inilah,
pembentukan kebudayaan tersebut pada yang kemudian memunculkan varian-varian
mulanya menyertakan hal-hal yang bersifat seperti magis, supranatural, hipnotis dan lain
gaib (mistik). Hal tersebut dapat ditelusuri sebagainya.
pada sistem religi masa lalu seperti animism
(percaya pada kekuatan roh), teisme (percaya Mistik sesungguhnya merupakan produk
pada Tuhan), panteisme (percaya pada bersama dari beragam sistem keyakinan yang
kekuatan alam), ateisme (tidak percaya Tuhan) merasuk dalam berbagai sektor kehidupan
hingga agnoteisme (tidak tahu Tuhan ada masyarakat. Karena kehidupan alam gaib
atau tidak). Karena itu, mistik pada dasarnya begitu dekat dengan alam bawah sadar berfikir
adalah kemampuan untuk memahami makna masyarakat, reality show mistik menjadi lebih
tersembunyi yang ditemukan pada alam, relistis dibanding dengan tema percintaan, gosip,
seni, musik, mitos dan bentuk reaktif lainnya perselingkuhan dan lain-lain .
yang terpisah dari struktur, konseptual atau
D. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah tayangan program non berita yang diduga mengandung unsur mistis
pada televisi nasional, dengan rincian sebagai berikut (1). Ekspedisi Merah pada stasiun televisi
AN TV, (2). Masih Dunia Lain pada stasiun televisi Trans 7, (3). Scary Job pada stasiun televisi
Trans 7, (4). Menembus Batas pada stasiun televisi AN TV, (5). Mohon Ampun aku pada stasiun
televisi AN TV
E. Kesimpulan Penelitian
JUNI 2010. Program-program mistis dan sekali tidak dijelaskan. Khalayak hanya
supranatural yang dihadirkan di televisi diajak untuk ikut takut untuk memasuki
kita bisa disimpulkan miskin dari unsur tempat-tempat kosong atau bangunan
pendidikan. Padahal, salah satu fungsi yang sudah ditinggalkan penghuninya,
media adalah memberikan pendidikan pada seolah menegaskan bahwa tempat-tempat
masayarakat atau khalayaknya. Program- seperti itu ‘selalu’ diisi dan dihuni oleh hal-
program seperti ini, pada umumnya hanya hal yang gaib dan menyeramkan. Bahkan,
berusaha mempertegas fenomena yang dalam program ini seolah dikuatkan bahwa
terjadi dalam masyarakat, tanpa memberikan sesuatu yang gaib itu bisa mengganggu dan
penjelasan mengenai adanya perbedaan mencelakakan, seperti digambarkan dalam
pendapat di masyarakat mengenai adegan saat salah satu peserta mengaku
fenomena seperti itu, dan seringkali hanya kram dan terjatuh karena diserang oleh
menyodorkan pilihan, percaya atau tidak. ‘sesuatu yang merah’ itu.
Masalahnya adalah, penggambaran yang
Dalam program Ekspedisi Merah, fenomena
ditampilkan umumnya, mengarahkan
Esot yang dipercayai oleh masayarakat,
atau bahkan ‘memaksa’ khalayak untuk
diperkuat dengan tampilan gambar,
mempercayainya dengan penguatan audio,
dramtisasi saat ekspedisi dilakukan, dan ikut
visual, dan narasi yang terkadang diberi
menegaskan wacana kebenaran makhluk
penguatan (dramatisasi).
itu. Program ini bahkan ikut mengaitkan
Pada program Scary Job misalnya, kejadian ‘biasa’ dalam masyatakat, seperti
fenomena ‘sesuatu yang merah’ sama pencurian dan kehilangan barang-barang,
dengan keberadaan makhluk itu, dan bahkan tiba menutup sendiri, “mesin pengering” yang
ikut menyimpulkan bahwa makhluk itulah yang tiba-tiba menyala, adanya barang-barang yang
benar-benar melakukan pencurian seperti yang berjatuhan dengan sendirinya seperti jam
dituduhkan masyarakat. Dari penjelasan di atas, dinding, panci, galon air, dan kain putih. Hal-hal
bisa disimpulkan beberapa hal dalam program- aneh yang dialami oleh peserta Scary Job ini,
program mistik dan supranatural, antara menunjukkan kepada pemirsa bahwa gedung
lain : (1).Tayangan program mistik dan religi atau pabrik yang telah lama ditinggalkan “selalu”
cenderung mengajak pemirsa untuk percaya ada penghuninya.
pada keberadaan makhuk halus di dunia lain.
Sedangkan dalam tayang program Masih
(2). Tayangan ini hampir seluruhnya bersifat
Dunia Lain, menunjukkan adanya beberapa
mistis dan hampir tidak ada unsur religiusnya,
penampakan yang tujuannya untuk menakut-
(3). Tayangan ini hanya semata menghibur
nakuti peserta uji nyali. Disini menunjukkan
dan bersifat komersial, serta kurang mendidik
bahwa tayangan mistik akan menciptakan
bahkan terkesan membodohi pemirsa
masyarakat bertindak secara pragmatis,
tayangan mistik lebih mengarah pada musyrik
JULI 2010. Televisi sebagai media informasi
dan tidak berfikir logis serta tayangan mistik
kepada masyarakat hendaknya dapat
mengarah pada kegiatan-kegiatan. Dalam
menyuguhkan tayangan yang mempunyai
program Ekspedisi Merah, Dramatisasi
nilai pendidikan. Program-program mistis dan
berlebihan, baik anggota tim maupun
supranatural yang sekarang mulai marak kembali
narasumber tampak seperti berakting dengan
di televisi, sangat minim unsur pendidikannya.
dialog yang kaku dan tidak alami. Dramatisasi
Program-program ini hanya menghadirkan
ini juga tampak pada setiap narasumber
suasana yang mistis, menimbulkan rasa
yang selalu berpakaian rapi –bukan pakaian
tegang dan takut, hanya mempertegas
keseharian, misalnya narasumber ‘paranormal
fenomena yang terjadi di masyarakat tanpa
buta’ yang didatangi pada malam hari tampak
memberikan penjelasan yang memadai.
menggunakan pakaian jilbab yang rapi, atau
Program ini kebanyakan menayangkan hal-hal
narasumber ‘domba salisih’ yang memakai
yang membuat pemirsa mempercayai bahwa
kain putih tengah malam, dan kainnya tampak
fenomena-fenomena mistis tersebut memang
masih sangat baru, atau warga yang ditanya
ada. Diperkuat dengan adanya penguatan audio,
mengenakan pakaian silat saat berada di ladang.
visual gambar, close up gambar yg disertai
dramatisasi, suara narator yang dibuat berat dan Dramatisasi lain yang berlebihan adalah suara
penuh penekanan, dan sebagainya. (audio) latar yang selalu menampilkan suara
lolongan anjing dan suara tawa dan tangis bayi,
Pada program Scary Job, pemirsa diajak untuk
dengan tujuan memberi kesan angker, padahal
merasakan ketegangan dan ketakutan ketika
situasi yang ditampilkan sama sekali tidak
para peserta harus memasuki ruangan-ruangan
memberi kesan itu. Adegan penemuan ular dan
yang ada dalam gedung atau pabrik tersebut.
penangkapannya pada setiap episode terkesan
Dimana tiba-tiba muncul keanehan-keanehan,
tempelan dan berlebihan, tidak alami karena
seperti adanya “aliran darah” yang tidak tahu
ularnya jenis-jenis langka tetapi ditemukan
asal usulnya, “mesin yang bergoyang-goyang,
dengan mudah begitu saja. Adegan ini juga
“api” yang tiba-tiba menyala, “sosok putih”
seringakli dihubungkan dengan makhluk ghaib
yang selalu muncul disetiap ruangan yang
yang sedang diburu dan diselidiki.
dilalui oleh peserta, “tutup mesin” yang tiba-
Adegan kecelakaan yang seringkali ada dalam salah satu fungsi media adalah memberikan
setiap episode juga berlebihan dan terkesan pendidikan pada masayarakat atau khalayaknya.
tempelan, kadang anggota tim yang terluka Dalam tayangan mistik digambarkan bahwa
setelah kecelakaan justru ikut naik pohon untuk ditempat-tempat tertentu yang gelap, kumuh,
merekam perburuan makhluk ghaib, dan kadang rumah atau bangunan kosong, selalu ditempati
si korban yang jatuh dipapah, tapi sering juga kekuatan qaib (dunia lain). Selain itu, bahwa
terlihat berjalan secara normal. Dari penjelasan kekuatan supranatural dapat dijadikan sebagai
di atas, bisa disimpulkan beberapa hal dalam solusi permasalahan. (2). Dalam tayangan
program-program mistik dan supranatural, mistik selalu digambarkan suatu keadaan
antara lain: (1).Tayangan program mistik dan menyeramkan dan penuh dengan adegan
religi cenderung mengajak pemirsa untuk dramatisasi keadaan yang menuntun para
percaya pada keberadaan makhuk halus di dunia pemirsa untuk percaya pada hal-hal mistis.
lain. (2). Tayangan ini hampir seluruhnya bersifat Dalam tayangan mistik seolah-olah sedang
mistis dan hampir tidak ada unsur religiusnya. dalam pencarian kebenaran fenomena yang
(3). Tayangan ini hanya semata menghibur dipercayai oleh masyarakat, dan diperkuat
dan bersifat komersial, serta kurang mendidik dengan skenario, dramatisasi, tampilan gambar
bahkan terkesan membodohi pemirsa. secara audio visual yang menegaskan kondisi
mistik dengan mengkaitkan kejadian biasa dalam
AGUSTUS – NOVEMBER 2010. Berdasarkan
masyarakat. (3). Tayangan mistis ini dikemas
data-data yang diperoleh melalui observasi dan
untuk kepentingan komersial dan berstandart
kajian beberapa tayangan mistis yang menjadi
pada rating, bukan pada fungsi media sebagai
sampel dalam penelitian ini, secara umum
pemberi informasi atau pendidikan, namun
dapatlah dibuat kesimpulan sebagai berikut
semata-mata hanya sebagai hiburan sehingga
: (1). Tayangan mistik dari hari ke hari yang
terkesan membodohi masyarakat. Meskipun
ditayangkan di beberapa stasiun televisi swasta
saat ini pada setiap tayangan dimunculkan tokoh
semakin marak dan bahkan semakin berani.
agama yang memberikan semacam pandangan
Tayangan mistik yang dihadirkan di televisi
agama tetapi seperti hanya hiasan semata.
kita miskin dari unsur pendidikan. Padahal,
F. Saran
Sebaiknya tayangan program mistis dan 2. LPS agar mengedepankan unsur mendidik
supranatural tidak hanya menghadirkan sisi dibandingkan sekedar hiburan dan komersial.
pembenaran fenomena mistis saja, tetapi disertai
3. LPS tidak terlalu mendramatisir situasi atau
penjelasan yang logis kepada masyarakat. Sehingga
isi tayangan, sebaiknya kembali pada content
masyarakat tidak begitu saja mempercayai
sesunggunya yakni reality show, yakni
adanya fenomena-fenomena tersebut.
pertunjukan yang apa adanya, alamiah dan
Kedepannya, diharapkan stasiun televisi yang
tanpa dibuat-buat.
ada di Indonesia, mampu memberikan suguhan
tayangan yang menghibur sekaligus mendidik 4. LPS sebaiknya lebih selektif lagi dalam
daripada memberikan suguhan tayangan yang memilih acara-acara yang akan ditayangkan,
membodohkan masyarakat dan mengarah pada tidak sekedar mengejar jam tayang ataupun
penyesatan pikiran masyarakat untuk mempercayai keinginan pemirsa tapi fungsi pendidikan
hal-hal yang mistis. Dari hasil penelitian ini tetaplah harus diutamakan.
menyarankan agar beberapa hal: 5. Bagi masyarakat khususnya pemirsa agar
1. Lembaga penyiaran swasta (LPS) agar lebih selektif dalam memilih acara-acara yang
memberikan porsi yang seimbang antara akan ditonton, memilih tontonan yang sehat
mistik dan unsur religiusnya, misalnya dengan dan layak menjadi tuntunan haruslah tetap
menghadirkan nara sumber seorang ustadz diutamakan tidak sekedar hiburan.
atau ulama.
Daftar Pustaka
Kriyantono. (2007). Teknik Praktis Riset Sudibyo, Agus. (2004). Ekonomi Politik Penyiaran.
Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Jakarta : Lkis
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
McQuail, D. (1989). Mass Communication
Organisasi, Komunikasi, Jakarta : Kencana
Theory. Beverly Hill.
Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa,
Tafsir, Ahmad (2004). Filsafat Ilmu : Mengurai
Jakarta : Balai Pustaka.
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor Pengetahuan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
02/P/KPI/12/2009 tentang Pedoman Perilaku
Vir Bala Aggarwal (2002). Media and Society
Penyiaran
: Challenges and Opportunities. Concept
Pusat Bahasa Departemen P dan K (2002). Publishing Company, New Delhi
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Wimmer and Dominick (2006). Mass Media
Pustaka. California : Sage Publications.
Research, ThomsonWadsworth, USA
Stace, WT (1960). Mysticism and Philosophy.
Philadelpia : JB Lippincott
Pendahuluan
Pengertian Religi
Tayangan religi merupakan satu dari sekian Katolik. Kata Katolik sebenarnya bermakna
banyak program tayangan yang disuguhkan “universal” atau “keseluruhan” atau “umum”
di televisi. Program tersebut ditujukan bagi (dari ajektiva bahasa Yunani (katholikos) yang
masyarakat agar mereka mendapat nilai-nilai menggambarkan sifat gereja yang didirikan Yesus
positif bagi perkembangan dirinya seperti nilai Kristus.
agama, pendidikan, budi pekerti dan moral. Religi
Agama Hindu Adalah agama tertua di dunia
atau agama satu prinsip kepercayaan kepada
yang masih bertahan hingga kini. Hindu dalam
Tuhan yang harus dimiliki setiap manusia, karena
bahasa Sansekerta artinya Sanatana Dharma
dengan beragama manusia bisa mengenal dirinya
atau “Kebenaran Abadi”, dan Vaidika-Dharma
dan Tuhannya. Dengan beragama, manusia bisa
(Pengetahuan Kebenaran). Hindu adalah sebuah
tahu hak dan kewajibannya sebagi mahluk ciptaan
agama yang berasal dari anak benua India.
Tuhan.
Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda
Di Indonesia dikenal bermacam-macam (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan
kepercayaan/agama. Tetapi, Agama yang diakui bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan
di Indonesia hanya ada lima, antara lain, Islam, muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM.
Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Buddha dan
Buddha dalam bahasa Sansekerta adalah
Kong Hu Cu.
mereka yang sadar, yang mencapai pencerahan
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan. sejati. Dari perkataan Sansekerta: “Budh”,
Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki untuk mengetahui, Buddha merupakan gelar
beberapa makna. Islam terdiri dari huruf dasar kepada individu yang menyadari potensi penuh
(dalam bahasa Arab): “sin”, “lam”, dan “mim”. untuk memajukan diri dan yang berkembang
Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer,
huruf dasar yang sama dengan “Islam”, memiliki sering digunakan untuk merujuk Siddharta
kaitan makna dengan Islam. Gautama, guru agama dan pendiri agama
Buddha dianggap “Buddha bagi waktu ini”. Dalam
Kristen adalah sebuah kepercayaan yang
penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan
berdasarkan pada ajaran, hidup, sengsara, wafat
contoh bagi manusia yang telah sadar.
dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih.
Agama Kristen meyakini Yesus Kristus adalah Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta
Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama
umat manusia, yang menebus manusia dari atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang
dosa. Mereka beribadah di gereja dan kitab yang menemukan Dharma atau Dhamma (yang
suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya,
Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia. akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan
Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama benar kepada kebebasan melalui kesadaran,
Kristen. Mazhab atau denominasi ini muncul datang selepas karma yang bagus (tujuan)
setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk
dengan 95 dalilnya. tidak mahir ditinggalkan).
Kata Protestan diaplikasikan kepada umat Kristen
yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja
menonton televisi yang tidak dibarengi tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-
dengan budaya membaca. Menonton tidak Undang Dasar Negara Republik Indonesia
membutuhkan kecerdasan atau melek tahun 1945; b. menjaga dan meningkatkan
huruf. Adapun membaca membutuhkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri
hal itu. Masyarakat makin terbuai pesona bangsa; c. meningkatkan kualitas sumber
televisi. Pendek kata, televisi telah menjadi daya manusia.
keseharian atau kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan survei komposisi penonton
Semakin banyak sinetron ber-genre televisi berdasarkan usia, penonton usia
religi yang diproduksi dan ditonton, akan 5-15 tahun menempati porsi yang cukup
semakin menggusur fungsi agama di tengah besar yaitu hampir 30 persen (data AGB
masyarakat. Agama makin kerdil karena apa Nielsen 2008). Kajian terhadap tayangan
yang ditampilkan sebatas formalitas atau religi dilakukan dengan mengidentifikasi
hiburan kejar tayang. pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
stasiun televisi terhadap UU Penyiaran dan
Di era teknologi informasi ini, semakin Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
banyak tayangan televisi yang muncul Program Siaran
dalam berbagai bentuk dan format. Salah
satu bentuk tayangan yang saat ini marak
penayangannya adalah tayangan religi.
Menindaklanjuti tiga hal yang diamanatkan dalam UU Penyiaran itu, Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) Pusat membentuk sebuah tim beranggotakan: Sari Widuri (Koordinator)
Feni Fasta, M. Arief Hidayat dan Mahbub. Tim yang langsung di bawah koordinasi Komisioner KPI,
Idy Muzzayad, ini bertugas menganalisis dan mengkaji tayangan televisi yang terkategori program
religi. Meliputi, di antaranya, jenis tayangan sinetron, reality show dialog/talkshow dan ceramah.
Tim ini, sepanjang Juni-November 2010, telah melakukan analisis dan kajian pada tayangan-
tayangan televisi yang terkategori religi. Secara terperinci, hasil analisis kajian tersebut dapat
dilaporkan sebagai berikut:
Tabel 5.9| Tayangan Religi di 2 (dua) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVRI dan GLobal TV (Bulan Juni)
Secara umum, tayangan religi dalam bulan para orang tua, kajian ini dapat menjadi
Juni nyaris tidak ditemukan pelanggaran pedoman untuk mengawasi religi-religi ketika
berarti. Tayangan yang bersifat religi (tidak menonton.
termasuk mistik) seperti mimbar agama,
talkshow religi, dakwah dan reality show Keseluruhan kajian tayangan religi yang
religi yang ditayangakan di televisi, umumnya diteliti tidak ditemukan pelanggaran dalam
berisi bukan hanya hiburan tetapi juga tayangan, hal ini dapat kita lihat dari
memberikan manfaat seperti pendidikan, tampilan, kreativitas dan tema serta kemasan
motivasi, mengembangkan sikap percaya diri acara yang sudah sesuai dengan Pedoman
dan penanaman nilai-nilai positif. Perilaku Penyiaran-Standar Program Siaran
(P3-SPS).
Dari hasil identifikasi tersebut secara empiris
ditemukan program-program tayangan Meski demikian, perlu juga dilaporkan
religi yang berkualitas dan tidak yang dapat bahwa ada beberapa pelanggaran yang
melengkapi acuan KPI untuk bersikap terjadi. Misal, hampir semua tayangan tidak
terhadap stasiun televisi. Hasil kajian ini mencantumkan klasifikasi program siaran.
juga diharapkan dapat menjadi masukan Kalau pun ada, pencantuman klasifikasi
bagi stasiun televisi untuk selalu melakukan program itu tidak dilakukan sepanjangan
perbaikan isi tayangan. Sedangkan bagi acara. Kedua hal tersebut melanggar
Pedoman Perilaku Penyiaran pada Pasal 17 ayat 3: “Lembaga penyiaran wajib menayangkan
klasifikasi program siaran sepanjang penyiaran program siaran.” dan Standar Program Siaran
pada Pasal 36 ayat 2: “Klasifikasi program siaran sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus
ditayangkan secara eksplisit sepanjang acara berlangsung untuk memudahkan khalayak penonton
mengidentifikasi program siaran.”
Selain itu, terjadi pula pelanggaran sebagaimana diatur dalam Standar Program Siaran Pasal
12: “Informasi dan/atau berita mengenai masalah kehidupan pribadi dan hal-hal negatif dalam
keluarga, seperti: konflik antar-anggota keluarga…” Dalam pasal yang sama pada huruf g, lebih lanjut
diterangkan: “Pembawa acara dan narator tidak menjadikan konflik dalam keluarga yang diberitakan
sebagai bahan tertawaan dan/atau bahan cercaan.”
Tabel 5.10| Tayangan Religi di 2 (dua) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVOne dan Indosiar (Bulan Juli)
Tabel 5.11| Tayangan Religi di 4 (empat) Stasiun Televisi yang dianalisis : Trans TV, TVOne, SCTV, dan TPI
(Bulan Agustus)
Tabel 5.12| Tayangan Religi di 3 (tiga) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVRI, Global TV, dan Indosiar (Bulan
Agustus)
Pelanggaran umum yang terjadi pada Kasih Kristen, terdapat klasifikasi Bimbingan
tayangan religi dalam bulan September sama Orang Tua (BO) Remaja, tetapi hanya
seperti bulan sebelumnya, yakni seputar pada permulaan tiap segmen siaran, tidak
pencantuman klasifikasi program siaran. sepanjang acara.
Padahal, yang demikian telah diatur dengan
jelas dalam Pedoman Perilaku Penyiaran Pelanggaran jenis lain terjadi dalam
pada Pasal 17 ayat 3: “Lembaga penyiaran tayangan ceramah agama Mamah dan Aa
wajib menayangkan klasifikasi program Ramadhan, yang dilakukan sang pembawa
siaran sepanjang penyiaran program siaran.” acara. Pelanggaran yang dimaksud adalah
Juga dalam Standar Program Siaran pada pelanggaran Standar Program Siaran Pasal
Pasal 36 ayat 2: “Klasifikasi program siaran 27 Ayat (1): “Program siaran dilarang
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) menggunakan kata-kata kasar dan makian
harus ditayangkan secara eksplisit sepanjang baik diungkapkan secara verbal maupun
acara berlangsung untuk memudahkan non-verbal yang mempunyai kecenderungan
khalayak penonton mengidentifikasi program menghina/merendahkan martabat manusia,
siaran.” memiliki makna jorok/mesum/cabul/vulgar,
serta menghina agama dan Tuhan.”
Dalam siaran ceramah agama Sentuhan
Tabel 5.13| Tayangan Religi di 4 (empat) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVRI, Global TV, dan Indosiar
(Bulan September)
Tabel 5.14 Tayangan Religi di 5 (lima) Stasiun Televisi yang dianalisis : TVRI, Global TV, ANTV, Trans TV dan
SCTV (Bulan Oktober)
berlaku dan diterima dalam masyarakat, sepanjang penyiaran program siaran.” Tetapi,
kode etik, serta standar profesi dan pedoman hal itu tidak dilakukan sepanjang acara. Ini
profesi yang dikembangkan masyarakat melanggar Standar Program Siaran pada
penyiaran”; Pasal 36 ayat 2: “Klasifikasi program siaran
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
Dan, pasal mengikuti dasar dan tujuan harus ditayangkan secara eksplisit sepanjang
penyiaran dalam Pedoman Perilaku acara berlangsung untuk memudahkan
Penyiaran-Standar Program Siaran Bab khalayak penonton mengidentifikasi program
II, Ketentuan Umum, Pasal 4, Ayat c: siaran”.
“menghormati dan menjunjung tinggi norma
dan nilai agama dan budaya bangsa yang Dalam tayangan Mohon Ampun Aku dan
multikultural”. Realigi terjadi pelanggaran serius, yang dapat
dirinci sebagai berikut:
Tayangan religi sepanjang bulan November,
1. Standar Program Siaran Pasal 33 ayat 1
secara umum, terdapat pencantuman
huruf a, b dan c: “Program siaran mistik
klasifikasi program, sebagaimana diatur
dan supranatural yang menampilkan
dalam Pedoman Perilaku Penyiaran pada
narasumber yang mengaku memiliki
Pasal 17 ayat 3: “Lembaga penyiaran wajib
kekuatan atau kemampuan supranatural
menayangkan klasifikasi program siaran
khusus atau kemampuan menyembuhkan
Sejak ditunjuk dan diangkat oleh KPI Pusat untuk masuk ke dalam Tim Kajian Jurnalistik
dibawah Komisioner Ezki Suyanto, Tim ini telah melakukan kajian berita untuk stasiun televisi
nasional yang berada di Indonesia meliputi:
Nilai-nilai informasi yang disampaikan haruslah tetap berada pada idealisme berupa;
tanggung jawab terhadap norma, etika dan pembentukan nilai-nilai bagi masyarakat. Oleh
sebab itu dalam menyampaikan pemberitaan sudah seharusnya memegang prinsip dasar
seperti akurasi, verifikasi, check dan re-check.
Landasan bagi Tim Kajian Jurnalistik melakukan kegiatan pengkajian terhadap sebuah berita
yang disiarkan oleh stasiun televisi nasional adalah:
• Pedoman Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS)
• UU Penyiaran
• UU Pers
• Kode Etik Wartawan Indonesia
• Etika
Dalam melakukan pemantauan pemberitaan dari stasiun televisi nasional, Tim Kajian
Jurnalistik – Komisi Penyiaran Indonesia bekerja dengan tahapan mengumpulkan data dari
dokumentasi pemberitaan yang ada, untuk kemudian melakukan analisis dan mempelajari
terhadap pemberitaan tersebut.
Tim Kajian Berita – Komisi Penyiaran Indonesia dalam melakukan analisis secara objektif.
Tidak ada pilih kasih terhadap pemberitaan yang disampaikan oleh stasiun televisi nasional.
Jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh stasiun televisi tersebut maka Tim Kajian Jurnalistik
– Komisi Penyiaran Indonesia akan menyampaikan secara transparan.
Berdasarkan pemantauan Tim Kajian Jurnalistik – Komisi Penyiaran Indonesia, secara umum
pelanggaran yang dalam penyampaian pemberitaan oleh stasiun televisi nasional terdapat
tiga hal yaitu:
1. Pelanggaran dari segi Visual
2. Pelanggaran dari segi Narasi
3. Pelanggaran dari segi Jurnalistik
Pelanggaran yang seringkali dijumpai selama pertengahan hingga akhir tahun 2010 adalah:
Berdasarkan pengamat Tim Kajian Berita terhadap 1. 50% = Wajah Tersangka tidak diblur
pemberitaan di televisi nasional dalam hal persentase 2. 30% = Tidak 5W+1H
tayangan berita dengan tampilan si pembawa berita 3. 10% = Tidak ada sensor terhadap aksi kekerasan
adalah: 4. 5% = Tidak berimbang
5. 5%= Tidak Kode Etik Wartawan Indonesia
Diluar pelanggaran diatas, masalah netralitas
Grafik 5.12 | Persentase Tayangan Berita dengan Tampilan
pemberitaan diantara televisi berita juga menjadi
Visual Pembawa Berita
perhatian Tim Kajian Jurnalistik. Meskipun tak ada
pelanggaran berarti, namun telah menjadi pembicaraan
dan keresahan banyak pihak bahwa diantara televisi
berita yang ada telah terjadi pemberitaan yang
berlebihan dalam mengangkat isu tertentu guna
menggiring opini publik terhadap pihak-pihak tertentu,
dan begitu pula sebaliknya.
Latar Belakang
Penelitian ini mengkaji program talkshow dan ataupun oleh rumah produksi yang
reality show di televisi. Kedua jenis program ini membuatnya sebagai “drama realita”. Misalnya
masuk dalam kelompok yang disebut “program saja ada program yang menampilkan orang
faktual”. yang dihipnotis oleh pemandu acara. Tidak
ada informasi dalam program tersebut,
Berdasarkan faktualitasnya, KPI membedakan dalam bentuk tutur pemandunya atau
program siaran menjadi program faktual dan teks yang dicantumkan di dalam program,
program non faktual. Dalam Standar Program yang menjelaskan bahwa program tersebut
Siaran (SPS) 2009, program faktual dinyatakan direkayasa, bahwa plot pembicaraan telah
sebagai program siaran yang menyajikan fakta diatur sebelumnya. Namun ternyata sebuah
non-fiksi, seperti: program berita, features, studi mendalam terhadap program tersebut
dokumentasi, infotainment, program realita menemukan bahwa para pemeran dalam
(reality show), konsultasi on-air, diskusi, program tersebut telah diberi arahan apa yang
bincang-bincang (talk show), jajak pendapat, harus mereka katakan dan lakukan, walau
pidato, ceramah, editorial, kuis, perlombaan, tanpa naskah yang ketat seperti pada sinetron.
pertandingan olahraga, dan program sejenis Kisah yang mereka angkat juga bukan kisah
yang bersifat nyata dan terjadi tanpa rekayasa. mereka pribadi, melainkan terinspirasi dari
kisah orang lain yang telah didramatisir, dan
Keberadaan fakta non-fiksi dalam jenis mereka dibayar untuk menjadi pemeran acara
tayangan konsultasi on-air, diskusi, dan tersebut (Bestari, 2010).
bincang-bincang (talk show) dengan mudah
dapat dipahami. Kita dapat langsung Mengingat pembedaan reality show dan drama
mengatakan bahwa sebuah tayangan diskusi realita masih belum dilakukan dalam SPS 2009,
bukanlah termasuk talk show bila menampilkan maka kajian ini masih akan memakai acuan
rekayasa, mulai dari isi hingga para pemeran untuk program faktual dalam menilai lebih
dalam diskusi tersebut. Narasumber dalam dalam apakah isi tayangan talk show dan reality
talkshow memerankan dirinya sendiri untuk show yang muncul di TV sudah sesuai dengan
berdiskusi atau berbagi beragam isu faktual di regulasi yang ada, terutama SPS.
masyarakat. Namun pada jenis program realita Stasiun TV yang dikaji dibatasi pada stasiun
(reality show) dalam siaran TV kita, seringkali swasta bersiaran nasional. Data Nielsen Media
sulit dibedakan apakah isinya merupakan fakta sejak 2008 menunjukkan bahwa stasiun
non-fiksi atau merupakan ekspresi, pengalaman TV swasta bersiaran nasional mengambil
situasi dan/atau kondisi individual dan/atau share sebanyak 98%. Artinya, dari 100 orang
kelompok yang bersifat rekayasa atau imajinatif penonton TV di Indonesia, 98 orang akan
dan bersifat menghibur (yang masuk dalam menonton salah satu dari 10 stasiun TV
kategori program non-faktual). bersiaran nasional.
Metode Penelitian
Di Indonesia, genre tayangan drama realita Terlepas dari perdebatan akan keabsahan data
mulai marak sejak tahun 2000. Istilah ini Nielsen Media, data tersebut masih menjadi
merujuk pada program yang berisi kumpulan pedoman bagi stasiun TV untuk mengukur
video kehidupan sehari-hari yang diedit keberhasilan program mereka. Karena itu,
berdasarkan cerita tertentu hingga menarik penelitian ini juga dapat menilai seperti apa
bagi penontonnya (Slocum, 2010). Secara isi dari program-program yang dinilai berhasil
komersil, tayangan drama realita sangatlah oleh para pengelola stasiun TV tersebut.
menarik. Hanya dengan biaya rendah (lebih
rendah daripada sinetron) karena pemakaian Tayangan yang dianalisis merupakan tayangan
alat yang lebih sederhana serta honor pada satu minggu (Senin-Minggu) bulan
pemeran yang kecil, program drama realita berjalan. Pilihan minggu berbeda-beda setiap
dapat dibuat. Topik dalam drama realita bulannya sehingga tidak ada pola yang tetap.
sangat beragam, mulai dari kehidupan rumah
tangga (seperti “Masihkah Kau Mencintaiku”) Kerangka sampling didapat dari jadwal acara
hingga peran kedermawanan bagi kehidupan TV di Koran Sindo dan Koran Tempo pada
masyarakat miskin (seperti “Bedah Rumah”) periode minggu yang dipilih. Peneliti memilih
(Fasya, 2009). lebih dari satu media cetak sebagai sumber
referensi penyusunan kerangka sampling
Dalam kajian ini dibedakan istilah melanggar karena seringkali ada perbedaan antara
dengan istilah bermasalah. ‘Melanggar’ jadwal di satu media cetak dengan media
mengacu pada adegan yang tidak sesuai cetak lain. Kombinasi ini diharapkan dapat
atau melanggar pasal-pasal dalam Pedoman memberikan data terlengkap tentang jadwal
Perilaku Penyiaran dan Standar Program acara TV minggu terpilih.
Siaran (P3SPS), sedangkan ‘bermasalah’
mengacu pada adegan yang belum diatur Data kualitatif di atas akan didukung oleh data
dalam P3SPS namun berpotensi merugikan yang diperoleh dengan menggunakan metode
publik. kuantitatif. Metode kuantatif dipakai untuk
mengukur frekuensi, durasi, dan isi tayangan
talk show, reality show, dan drama realita
setiap bulannya.
Temuan Penelitian
Kajian Juni--November 2010 memperlihatkan banyak program yang hanya ditayangkan seminggu
perubahan program TV yang dinamis. Perayaan sekali.
atau peristiwa khusus mewarnai dinamika fluktuasi
tayangan talk show dan reality show periode Terdapat 7 stasiun TV yang menayangkan reality
tersebut. Piala Dunia mengubah waktu tayang show: TVOne, ANTV, RCTI, GlobalTV, SCTV, TransTV,
beragam program di setiap stasiun, termasuk talk dan Trans7. Mayoritas program berklasifikasi R
show dan reality show, pada Juni 2010. Ramadhan (Remaja) dan ditayangkan antara pukul 06.00-
dan Idul Fitri mempengaruhi penurunan jumlah 22.00. Pemegang posisi durasi tertinggi reality show
program talk show dan reality show pada Agustus berubah-ubah setiap bulannya, namun TransTV
dan September 2010. memiliki durasi rata-rata tertinggi pada periode
Juni-November 2010. Variasi judul reality show
Dari 11 TV yang masuk dalam pantauan kajian ini, terbanyak juga dimiliki TransTV.
hanya 5 stasiun yang memilik tayangan talk show
setiap bulannya: TVOne, MetroTV, Trans7, TransTV, Nama program talk show sepanjang periode Juni—
dan SCTV (disusun berdasarkan urutan jumlah durasi November 2010 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah
tertinggi sampai terendah). Global TV memiliki satu ini. Sedangkan nama program reality show dapat
talk show pada periode Juni-Oktober, sedang RCTI dilihat pada Tabel 2. Program baru muncul setiap
menayangkan satu talk show hanya pada Oktober. bulan, namun di sisi lain selalu ada program yang
menghilang dari daftar tayangan. Tanda check list
Durasi talk show tertinggi dimiliki TVOne, disusul diberikan untuk menandai bahwa program tersebut
oleh MetroTV, sesuai dengan citra televisi berita mucul pada bulan tertentu. Sedangkan penggunaan
yang ditampilkan kedua stasiun ini. Variasi judul huruf tebal (bold) merupakan tanda bagi program
talk show terbanyak dimiliki oleh MetroTV, dengan yang dianalisis oleh tim kajian.
Stasiun
Nama Program Jun Jul Agu Sep Okt Nov
TV
Metro TV Bedah Editorial Media √ √ √ √ √ √
Indonesia
Healthy Life √ √ √ √ √ √
Rachel Ray Show √ √ √ √ √
The Interview √ √ √
MDGs Insight √ √ √ √ √ √
Suara Anda √ √ √ √ √ √
Prime Interview √ √ √ √
Sentilan Sentilun √ √ √ √ √ √
Economic Challenges √ √ √ √ √ √
Oprah Winfrey Show √ √ √ √ √ √
E-Lifestyle √ √ √ √
Mario Teguh the Golden √ √ √ √ √ √
Ways
Just Alvin √ √ √ √ √ √
Democrazy √ √ √ √ √ √
Kick Andy √ √ √ √ √ √
Today's Dialogue √ √ √ √ √ √
Mata Najwa √ √ √ √ √ √
Provocative Proactive √ √ √ √
Stasiun
Nama Program Jun Jul Agu Sep Okt Nov
TV
SCTV Sensasi Artis √ √ √ √ √
Barometer √ √ √ √ √ √
Trans 7 Pintu Kejutan √ √
Hitam Putih √
Bukan Empat Mata √ √ √ √ √ √
Pas Mantab √ √ √ √ √ √
Trans TV Online √ √ √ √ √ √
Apa Kabar Indonesia (Pagi) √ √ √ √ √ √
TV One Jakarta Lawyer's Club √ √ √
Apa Kabar Indonesia √ √ √ √ √ √
(malam)
Damai Indonesiaku √ √
Janji Wakil Rakyat √ √
Satu Jam Lebih Dekat √ √ √ √ √ √
Tatap Muka √ √ √ √
Surat untuk Presiden √ √
Tokoh √ √ √
Stasiun
Nama Program Jun Jul Agu Sep Okt Nov
TV
AnTV Aku Manusia Biasa √ √
AnTV Seleb Nginep √ √
AnTV Buaya Darat √ √
AnTV Pengejar Mimpi √ √
AnTV Seleb Ngamen √ √ √ √ √
AnTV My Assistant √ √
AnTV Pengejar Rahasia √ √
AnTV Mohon Ampun Aku √ √ √ √
AnTV Menembus Batas √ √
AnTV Ekspedisi Merah √ √
AnTV Penghuni Terakhir - √
Ekstradisi
AnTV Penghuni Terakhir √ √ √ √
Beranda
Global TV Bukan Sinetron √ √ √ √ √ √
Global TV Ill Feel √
Global TV CatatanRahasiaku.com √
RCTI Anak Malin Kundang √
RCTI Minta Tolong √ √ √ √ √ √
Stasiun
Nama Program Jun Jul Agu Sep Okt Nov
TV
RCTI Bedah Rumah √ √ √ √ √ √
RCTI Si Kecil Berhati Besar √
SCTV Uya Emang Kuya √ √ √ √ √ √
SCTV Cinta Juga Kuya √ √ √ √ √ √
Trans 7 Anak-anak Merah Putih √
Trans 7 (masih) Dunia Lain √ √ √ √ √ √
Trans 7 Suamiku Hebat √ √ √ √ √ √
Trans 7 Guruku Selebriti √ √ √ √ √
Trans 7 Basecamp √ √ √ √ √
Trans 7 Tahu Rasa √
Trans 7 Gara-gara Magic √ √ √
Trans 7 Scary Job √ √ √ √ √ √
Trans 7 Dua Dunia √ √ √
Trans TV Ceriwis √ √ √ √ √ √
Trans TV Bosan Jadi Pegawai √ √ √ √
Trans TV Jika Aku Menjadi √ √ √ √ √
Trans TV Realigi √ √ √ √ √ √
Trans TV Dibalik Realigi (REALIGI) √ √ √
Trans TV Loe Boleh Gila √ √ √ √ √
Trans TV Ngulik √
Trans TV The Camp √ √ √
Trans TV Gaul Bareng Bule √ √ √
Trans TV Termehek-mehek √ √ √ √ √ √
Trans TV Primitive Runway √ √ √ √
Trans TV Iktiar Realigi (REALIGI) √ √ √
TV One Menyingkap Tabir √ √ √ √ √ √
Dari Tabel di atas terlihat, beberapa judul mata acara memberikan gambaran akan isi program,
misalnya “Seleb Ngamen” atau “Catatan Terlarang.Com”. Namun terdapat juga judul yang tidak secara
eksplisit memperlihatkan isi tayangan seperti “Uya Memang Kuya” atau “Ekspedisi Merah”.
Kajian menemukan bahwa aturan SPS Pasal 39 Lain halnya dengan “PengakuanTerlarang.com”
seringkali dilanggar oleh program siaran. Pasal ini dan “Bukan Sinetron”. Kedua acara yang disiarkan
mengatur isi acara dengan klasifikasi program remaja Global TV ini selalu menampilkan konflik dalam
(R). Disebutkan di dalam Pasal 39 bahwa program kehidupan keluarga. Konflik umumnya terkait dengan
siaran dilarang menampilkan hal-hal yang tidak perselingkuhan atau seks. Misalnya pada “Bukan
mendukung perkembangan psikologis remaja dan Sinetron” terdapat episode di mana seorang ibu
tidak mendidik remaja secara moral. Sebaliknya, kajian harus melacurkan anaknya demi menghidupi anggota
justru menemukan bahwa mayoritas program dengan keluarga yang lain. Program acara ini pun ditayangkan
klasifikasi R bukan merupakan program acara yang menjelang makan siang, di mana seorang anak atau
sesuai untuk perkembangan psikologis dan pendidikan remaja masih dapat menontonnya.
remaja. Contoh program acara dengan klasifikasi
adalah fakta, mereka membiarkan asumsi penonton bahwa program tersebut nyata, apalagi karena KPI
mengelompokkan reality show dalam program faktual.
Masalah lain yang ditemukan dalam kajian adalah kesulitan dalam melakukan kategorisasi program ke
dalam satu genre tertentu. Misalnya saja untuk “Ceriwis” (RCTI) yang dulu merupakan talk show lalu
berubah format menjadi campuran berbagai kegiatan: wawancara, jalan-jalan, ‘menjebak’ orang tertentu
(seperti reality show), ditambah musik. Kesulitan mengkategorikan suatu program mengakibatkan
kesulitan tim dalam menentukan pasal mana yang menyangkut program tersebut.
Rekomendasi
Kajian memiliki beberapa rekomendasi untuk KPI, menyangkut pelanggaran dan
permasalahan yang ditemukan dalam kajian ini, yakni:
1. Mengingatkan kembali stasiun TV untuk menayangkan klasifikasi program secara
eksplisit sepanjang acara berlangsung karena dapat memudahkan khalayak
mengidentifikasi program siaran sesuai SPS Pasal 36 ayat (2).
2. Mengingatkan kembali stasiun TV untuk menayangkan imbauan bimbingan orangtua,
yang disimbolkan dengan BO, secara eksplisit selama program tersebut disiarkan, sesuai
SPS Pasal 37 ayat (2).
3. Meminta stasiun TV yang memiliki acara talk show atau reality show dengan klasifikasi
R (Remaja) untuk mengikuti P3 Pasal 10 dan SPS Pasal 39. Bila memang tidak dapat
mengubah isi acara, stasiun TV dapat mengubah klasifikasi acara menjadi D (Dewasa)
dan menayangkannya antara pukul 22.00-03.00.
4. Meninjau ulang pengelompokkan program faktual dan non-faktual, terutama
menyangkut reality show yang merekayasa cerita atau karakter hingga program menjadi
lebih dramatis.
5. Mengatur gaya humor sarkasme yang seringkali dilakukan oleh host atau bintang tamu
sebuah program acara.
Daftar Pustaka
Bestari, Lanny Delima. 2010. “Tinjauan Ekonomi-Politik Media dalam Sebuah Program Reality
Show”. Skripsi. Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Fasya, T.K. “Sampah Budaya di Layar Kaca”. (Jumat, 2 Oktober 2009). Diakses http://www.
koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=22602 pada 7 Juli 2010.
Hill, A. 2005. Reality TV: Audiences and Popular Factual Television. Oxon: Routledge.
Komisi Penyiaran Indonesia. 2009. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Perilaku
Penyiaran.
Slocum, C.B. “The Real History of Reality Show or, How Alan Funt Won the Cold War”. (2010).
Diakses dari http://www.wga.org/organizesub.aspx?id=1099 pada 7 Juli 2010.
Timberg, B. 2002. Television Talk: AHistory of the TV TalkSshow. Texas: The University of Texas
Press.
Kesekretariatan
A. PENGANTAR
Kesekretariatan merupakan salah satu bagian penting dalam mengawal perjalanan KPI. Kedudukan
Kesekretariatan muncul didasarkan pada UU Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 9 ayat
ayat empat yang berbunyi “KPI dibantu oleh sebuah sekretariat yang dibiayai negara.” Kegiatan
Kesekretariatan Komisi Penyiaran Indonesia Pusat tahun demi tahun terus meningkat. Sekretariat
KPI Pusat tahun 2010 terdiri atas 4 bagian, yaitu Bagian Umum, Bagian Administrasi Perizinan,
Bagian Komunikasi dan kerjasama antara Lembaga, serta Bagian Perencanaan dan Hukum.
mempunyai kekuatan mengikat eksternal secara dan merupakan saluran terbanyak yang
nasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mendapat kiriman pengaduan dari
Sub Bagian Perancangan Peraturan. Dalam tahun masyarakat.
2010 Sub Bagian Perancangan Peraturan telah 5. Telepon yaitu melalui nomor 021-
mengeluarkan 154 surat keputusan yang terdiri 6340626
atas: Saluran ini sudah aktif saat KPI berdiri.
Pada bulan Mei 2009, KPI telah
a. Surat Keputusan KPI Pusat sebanyak 113 SK membuka saluran Call Center, sehingga
b. Surat Keputusan Sekretaris KPI Pusat masyarakat dapat meninggalkan
sebanyak 41 SK pesannya di voice mail yang tersedia,
tanpa harus berbicara dengan operator
Selanjutnya pada tahun 2010 KPI Pusat telah KPI.
melakukan Memorandum of Understanding
Semua pengaduan yang masuk, baik melalui
(MoU), yakni KPI berhasil melakukan kerjasama
surat, faks, email, sms, telepon maupun
dengan membuat MoU dengan Nota
pengaduan langsung diterima oleh bagian
Kesepahaman Bersama KPI dan PGRI.
Pengaduan KPI Pusat. Bagian Pengaduan
akan memeriksa kembali kebenaran data
4. Pengaduan
pengaduan yang disampaikan masyarakat, lalu
KPI Pusat selalu menerima pengaduan
mengelompokkan jenis aduan berdasarkan
masyarakat di seluruh Indonesia dengan
format acara, stasiun televisi yang menyiarkan
latar belakang yang berbeda-beda. Pada
untuk kemudian melaporkannya ke komisioner.
intinya mereka peduli dan ingin agar
Komisioner akan menganalisis pengaduan,
penyiaran di Indonesia dapat berubah ke
apakah tayangan tersebut benar-benar
arah yang lebih baik. Berdasarkan Undang
melanggar Undang-Undang Penyiaran serta
Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar
Penyiaran, yaitu dalam pasal 8 ayat (3) huruf
Program Siaran (SPS). Jika ditemukan adanya
e yang berisi tugas dan wewenang KPI, maka
pelanggaran, maka komisioner bidang isi siaran
KPI telah menyediakan berbagai saluran/
akan membawanya ke rapat Pleno KPI Pusat
sarana pengaduan yang mudah diakses oleh
untuk dibahas dan diberi teguran. Pengaduan
masyarakat. Saluran tersebut antara lain:
yang masuk ke KPI akan diteruskan ke stasiun
1. Surat Masuk
televisi terkait, baik aduan itu melanggar
Surat dapat dikirim ke alamat KPI di
ataupun tidak. Hal ini perlu dilakukan sebagai
Gedung Bapeten Lt. 6, Jl.Gajah Mada
bagian dari tanggung jawab lembaga penyiaran
No. 8, Jakarta Pusat 10120
terhadap publik selaku pemilik hak penuh atas
2. Fax
frekuensi yang digunakan untuk bersiaran.
Fax dapat dikirim melalui nomor 021-
(Terlampir)
6340667 atau 021-6340679.
3. Email (yang bisa diakses melalui www.
kpi.go.id) Pada tahun 2010, terjadi peningkatan
Saluran ini mulai aktif bulan Oktober pengaduan masyarakat yang cukup signifikan.
2006 dan merupakan saluran Peningkatan ini didukung oleh iklan KPI yang
kedua terbanyak yang mendapat ditayangkan di beberapa stasiun televisi
kiriman pengaduan dari masyarakat, nasional. Hal ini juga memberi indikasi bahwa
dikarenakan mudahnya akses internet. masyarakat pada umumnya sudah mengenal/
4. Short Message Service (SMS) mengetahui tentang keberadaan KPI. Pada
Adapun sms yang dapat dihubungi tahun 2010 ini total jumlah pengaduan yang
melalui nomor 081213070000. Saluran masuk adalah sebesar 26.833 aduan, yang
ini mulai aktif bulan November 2008 terdiri atas aduan dari Isi Siaran, Perizinan
dan Kelembagaan. Aduan Isi Siaran terdiri dari
200 Laporan Tahunan KPI 2010
BAB VI / Kesekretariatan Laporan Tahunan KPI 2010
C. BAGIAN KOMUNIKASI
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor: 51A/KEP/M.KOMINFO/8/2004
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, Bagian Komunikasi
mempunyai tugas untuk melaksanakan pemberian dukungan kegiatan hubungan dengan masyarakat dan
antar lembaga, pemberdayaan masyarakat serta fasilitas monitoring siaran.
Bagian Komunikasi terdiri atas:
1. Subbagian Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga, yang berfungsi sebagai berikut:
a. Bagian yang dapat memfasilitasi kegiatan dalam mensosialisasikan fungsi tugas dan peran KPI
sebagai lembaga independen di masyarakat.
b. Bagian yang dapat memberikan dukungan dalam membina hubungan kerja antar KPI dengan
lembaga lain.
c. Bagian yang dapat menfasilitasi kerjasama informasi dan komunikasi dengan lembaga pers dan
lembaga penyiaran.
2. Subbagian Fasilitas Monitoring Siaran, yang berfungsi sebagai berikut:
a. Melaksanakan penyiapan bahan fasilitas monitoring siaran radio dan televisi
b. Melaksanakan program monitoring dan penyiapan bahan evaluasi dan laporan kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Dalam tahun anggaran 2010, Subbagian Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga banyak memfasilitasi
program kerja guna mendukung KPI seperti:
1. Konferensi Pers
Konferensi Pers adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh KPI Pusat. Kegiatan ini dilakukan
secara temporer sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Adapun tujuan jumpa pers adalah:
a. Untuk memberikan/menyebarluaskan informasi mengenai kebijakan KPI kepada masyarakat
dan pers.
b. Meningkatkan pemahaman masyarakat penyiaran untuk lebih mengenali fungsi, peran serta
tugas KPI sebagai lembaga negara.
Sedangkan sasaran kegiatan Konferensi Pers adalah terciptanya hubungan yang harmonis dengan
lembaga pers. Kegiatan Jumpa Pers dilaksanakan pada:
No Tanggal Tema
Pernyataan sikap dari KPI
1 9 Juni 2010 terhadap pemberitaan
cabul
KPI bukan ancaman bagi
2 23 Juli 2010
Kemerdekaan Pers
Pemantauan KPI Pusat
3 6 Oktober 2010 terhadap tayangan
kekerasan dan konflik
Pertemuan dengan
Pemimpin Redaksi Televisi
4 9 November 2010
mengenai pemberitaan
bencana
Penjelasan selengkapnya mengenai press release yang disampaikan dalam Konferensi Pers dapat dilihat di
website KPI: www.kpi.go.id
2. Media Gathering
Media gathering adalah salah satu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mempererat dan membina
hubungan baik antara KPI dengan lembaga penyiaran dan lembaga lainnya. KPI yang berperan sebagai
lembaga negara yang berkompeten mengawasi isi siaran secara rutin melakukan pertemuan dengan
lembaga penyiaran dan media cetak. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk tercapai kesepahaman
dalam menentukan program siaran.
Adapun tujuan media gathering adalah:
Aspek utama yang ditekankan pada tahun 2010 dalam dialog publik adalah agar lembaga penyiaran
lebih mengerti konsekuensi hukum atas penayangan program acara yang melanggar UU No. 32 tahun
2002 dan P3-SPS.
Selama tahun 2010, KPI telah melaksanakan dialog Publik Pusat yaitu sebagai berikut:
Hasil dari dialog, baik dialog pusat atau dialog daerah adalah adanya saling pengertian tentang
fungsi dan tugas KPI sebagai lembaga penyiaran. Selain itu, dapat memberikan pesan positif tentang
keberadaan KPI dan pemahaman yang berantai kepada masyarakat.
Waktu pelaksanaan dan tempat acara dialog, baik pusat atau daerah dalam setahun hanya terbatas
pada beberapa tempat dan kesempatan. Hal ini berkaitan dengan pendanaan dan rancangan anggaran
yang disediakan oleh pihak yang berkait.
memahami dengan lebih baik isi media dan 2. Tanggal 26 Juli 2010 yang dilaksanakan
pengaruhnya. Dengan demikian, masyarakat di Denpasar - Bali;
juga memiliki kemampuan kritis terhadap
3. Tanggal 20 Agustus 2010 yang
segala sesuatu yang dilihat dari media
dilaksanakan di Malang - Jawa Timur;
massa. Kegiatan ini juga diharapkan agar
lembaga penyiaran bisa lebih menciptakan 4. Tanggal 27 Nopember 2010 yang
tayangan televisi yang baik dan sehat. dilaksanakan di Bandar Lampung;
Tabel 6.5 | Pelaksanaan Kegiatan Subbagian Hubungan Masyarakat dan Antarlembaga Tahun 2010
Tabel 6.6 | Pelaksanaan Kegiatan Subbagian fasilitas Monitoring Siaran Tahun 2010
Kegiatan
Jumlah
No Nama Kegiatan Belum Keterangan
Kegiatan Terlaksana
Terlaksana
1 Sosialisasi P3-SPS 3 3 -
2 Media Literasi 6 3 -
3 Workshop P3-SPS 3 3 -
Mensosialisasikan kegiatan dan ide-ide KPI dapat menjadi media dalam membangun
yang berkaitan dengan dunia penyiaran dalam komunikasi interaktif (komunikasi timbal balik)
kerangka pelaksanaan kebijakan penyiaran baik dengan pihak-pihak yang terkait dengan
adalah sangat penting. Stakeholders penyiaran dunia penyiaran maupun dengan publik luas.
dan masyarakat luas harus mendapatkan Dengan begitu, diharapkan akan semakin
informasi mengenai KPI agar kebijakan yang banyak publik yang paham akan signifikansi
dijalankan dapat efektif dan efisien dalam dan dinamika eksistensi KPI, serta terlibat
pelaksanaannya. Selain itu, masyarakat luas secara aktif, baik dalam bentuk pengawasan,
dapat ikut mengawasi dan turut serta dalam pengaduan maupun sumbang saran perbaikan
proses perumusan kebijakan tersebut secara dalam rangka mendorong terciptanya sistem
transparan dan akuntabel. Untuk menjalankan penyiaran yang sehat sebagaimana amanat
ide tersebut, website sengaja dipilih sebagai konstitusi.
saluran interaksi yang dianggap sangat efektif,
karena sifat jangkauannya yang sangat luas dan Guna keberhasilan rencana tersebut, maka
tak terbatas. website KPI membutuhkan dukungan sarana
hardware teknologi informasi website serta
Keberadaan website KPI dipandang mendesak Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai
guna mendekatkan interaksinya dengan publik sebagai pengelola website, serta perawatan
luas. Website KPI dapat dijadikan sebagai media sarana dan prasarana jaringan pusat secara
sosialisasi keberadaan dan dinamika eksistensi menyeluruh. Alamat website KPI adalah www.
KPI dalam dunia penyiaran di Indonesia, serta kpi.go.id
Pada tahun 2010 terdapat 295 aduan perizinan. Aduan masyarakat tentang perizinan ini
berasal dari 26 daerah provinsi yang mempunyai permasalahan yang berbeda-beda dalam
penyiaran radio dan televisi. Permasalahan perizinan berkisar masalah adanya tumpang
tindih frekuensi dan mempertanyakan siapa yang legal dan illegal dari adanya tumpang tindih
tersebut. Aduan yang terbanyak dari daerah Jawa Timur sebanyak 91 aduan masyarakat.
Total 295
Selain itu juga terdapat aduan lain yang sangat penting terutama masalah sanggahan dalam proses
perizinan penyiaran untuk mendapat IPP.
Semua aduan yang berkaitan dengan tumpang tindih frekuensi dan pemancar illegal harus diteruskan ke
Ditjen Postel dan Balai Monitoring sesuai dengan permasalahan yang timbul di lokasi setempat. Upaya
lain agar semua aduan masyarakat mengenai perizinan dapat ditindaklanjuti adalah diteruskan kepada
instansi terkait dan terus melakukan koordinasi terhadap tindaklanjut aduan yang diteruskan.
Oleh karena itu, perlu dibentuk tim penindaklanjutan aduan masyarakat. Hal ini sangat diperlukan
karena dalam memaksimalkan penindaklanjutan masalah perizinan memerlukan suatu manajemen yang
teratur. Penindaklanjutan masalah perizinan memerlukan suatu sistem evaluasi yang diarahkan suatu
penyaringan dari aduan menyangkut bidang perizinan.
Sasaran penindaklanjutan:
a. Merumuskan pokok-pokok pikiran untuk lebih meningkatkan penyelesaian penindaklanjutan
masalah perizinan dengan menghidupkan sistem pengendalian.
b. Sebagai bahan korektif agar semua masalah perizinan dapat ditangani dengan baik, sehingga dapat
meningkatkan kinerja penindaklanjutan masalah perizinan.
c. Semua aduan yang merupakan tumpang tindih frekuensi dan pemancar illegal harus diteruskan ke
Ditjen Postel dan Balai Monitoring sesuai dengan permasalahan yang timbul di lokasi setempat.
Untuk itu harus mendapat persetujuan dari Komisioner Perizinan. Upaya lain adalah memberikan
semua aduan masyarakat mengenai perizinan kepada bagian perizinan untuk meneruskan kepada
instansi terkait dan terus melakukan koordinasi terhadap tindaklanjut aduan yang diteruskan.
Dalam upaya memperlancar tugas penindaklanjutan setiap aduan masyarakat diharapkan dapat
direncanakan tahun berikutnya dengan melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Melakukan pemeriksaan setiap aduan, kasus pelanggaran isi siaran.
b. Menghidupkan laporan pengaduan perizinan secara periodik.
c. Melakukan pemberkasan semua aduan masyarakat perizinan.
Salah satu tugas dan fungsi Komisi Penyiaran Indonesia adalah melaksanakan proses izin
penyelenggaraan penyiaran bagi lembaga penyiaran sebelum menyelenggarakan kegiatannya.
Proses permohonan izin bagi lembaga penyiaran melalui tahapan-tahapan yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan terakhir telah diterbitkan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor: 28/P/M.
KOMINFO/9/2008 tentang Tata Cara dan Peryaratan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka perlu disusun suatu sistem informasi database
perizinan. Sistem ini diharapkan dapat diimplementasikan untuk membantu operasional dalam
hal memberikan informasi lembaga penyiaran yang ada di Indonesia, terutama yang memproses
izin penyelenggaraan penyiaran di Komisi Penyiaran Indonesia. Sistem ini akan memanfaatkan
teknologi berbasis webbase yang akan menghasilkan informasi yang diharapkan real-time, lebih
aktual serta pemuktahiran data (update data) dan dapat dilaksanakan kapan pun. Penerapan
sistem ini diharapkan dapat membantu dalam hal peningkatan efisiensi dan efektivitas proses
dan informasi tentang perizinan.
Evaluasi dan rekapitulasi data perizinan dimaksudkan untuk membangun sistem informasi
database pelaksanaan proses izin penyelenggaraan penyiaran. Sedangan tujuannya sebagai
berikut:
• Memudahkan pencarian data lembaga penyiaran yang memproses izinnya di Komisi
Penyiaran Indonesia.
• Sebagai sarana dokumentasi database lembaga penyiaran.
• Sebagai bahan kajian.
E. Bagian Umum
Bagian Umum merupakan bagian satuan kerja kesekretariatan di KPI. Bagian Umum ini terdiri atas
Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian, Subbagian Keuangan dan Subbagian Dokumentasi dan
Perpustakaan.
1) Subbagian Keuangan
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Kepala Satuan Kerja sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan disertai catatan atas laporan
keuangan. Dengan demikian, penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan
perwujudan pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran dan/atau barang pada tingkat
satuan kerja.
Laporan keuangan disajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparasi dan
akuntabilitas, sebagaimana diamanatkan dalam tata kelola yang baik (good governance).
Sedangkan tujuan catatan atas laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang
menjelaskan pos-pos laporan keuangan yang sebenarnya. Adapun dasar hukum dalam
penyusunan laporan keuangan antara lain:
Selanjutnya, Pagu Anggaran KPI Pusat tahun 2010 sebesar Rp. 22.380.488.000,- dengan nilai
realisasi sebesar Rp. 19.627.822.621,- atau mencapai 87,70 %.
Hambatan dan kendalanya adalah tidak optimalnya penyerapan anggaran antara lain untuk
belanja pegawai sebesar Rp. 3.231.775.587,- atau 96,66 % dari anggaran Rp. 3.343.284.000,-
dikarenakan dapat ditekannya pelaksanaan kegiatan pada jam lembur dan mengoptimalkan
kegiatan pada jam kerja. Honor dan kegiatan evaluasi uji coba siaran proses perizinan dan
uang saku peserta rapat dalam rangka Forum Rapat Bersama antara lain KPI dan Pemerintah
dibiayai dengan anggaran Kemenkominfo. Penyerapan anggaran belanja barang sebesar Rp.
16.001.749.034,- atau 85,96 % dari anggaran yang tersedia Rp. 18.615.199.000,- karena
adanya penghematan.
Sedangkan penyerapan belanja modal sebesar Rp. 394.298.000,- atau 93.44 % dari anggaran
tersedia sebesar 422.000.000,- . Hal ini disebabkan penyelenggaraan pengadaan barang/
jasa khususnya untuk sistem pelelangan di samping mengutamakan keunggulan secara
teknis, panitia pengadaan juga mengutamakan harga terendah sebagai pertimbangan dalam
menentukan pemenang pengadaan barang/jasa.
Pegawai Sekretariat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non PNS/staf profesional. PNS
berasal dari berbagai lembaga, antara lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian
Dalam Negeri, dan Sekretariat Negara; sedangkan non PNS/staf profesional direkrut berdasarkan
kebutuhan KPI Pusat. Staf profesional/non PNS antara lain adalah tenaga ahli, asisten ahli, sekretaris,
tenaga administrasi, dan tenaga pendukung. Jumlah pegawai Sekretariat saat ini sekitar 100 orang.
Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) dibentuk dengan berpedoman kepada
Permendagri No. 19 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah. Belum semua KPI Daerah memiliki sekretariat. Sekretariat Daerah
umumnya merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
No Nama Status
1 Dadang Rahmat Hidayat, SH., S.Sos., M.Si Ketua Komisi Penyiaran Indonesia
2 Dra. Nina Mutmainnah, M.Si Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia
3 Azimah Subagyo, S.Sos Anggota Komisi Penyiaran Indonesia
4 Ezki Tri Rezeki Widianti, SH., MA. Anggota Komisi Penyiaran Indonesia
5 Idy Muzayyad, SHI., M.Si Anggota Komisi Penyiaran Indonesia
6 Dr. Iswandi Syahputra, M.Si Anggota Komisi Penyiaran Indonesia
7 Dr. Judhariksawan, SH., MH. Anggota Komisi Penyiaran Indonesia
8 Mochamad Riyanto, SH., M.Si Anggota Komisi Penyiaran Indonesia
9 Yazirwan Uyun Anggota Komisi Penyiaran Indonesia
10 Ir. Oemar Edi Prabowo, MM Sekretaris Komisi Penyiaran Indonesia
11 Drs. Ismet Imawan, MM Kepala Bagian Administrasi Perizinan
12 Drs. Budi Taruna, M.Si Kepala Bagian Komunikasi
13 Deki Santosa, SE Kepala Bagian Perencanaan dan Hukum
14 Drs. Henry A. R. Patandianan Kepala Bagian Umum
15 Afrida Berlini Kasubbag. Fasilitasi Kajian Teknologi
Penyiaran
16 Heryadi Purnama, S. Sos Kasubbag. Verifikasi Berkas Perizinan
17 Drs. Bambang Siswanto, M.Si Kasubbag. Fasilitasi Monitoring Siaran
18 Wijanarko, SE Kasubbag. Humas dan Antar Lembaga
19 Dra. Sinar Ria Belawati Kasubbag. Pengaduan
20 Surahmawati, SH Kasubbag. Perancangan Peraturan
21 Imam Waluyo, S. Sos Kasubbag. Perencanaan
22 H. Sardjono, SH Kasubbag. Dokumentasi dan Kepustakaan
23 Sudaryadi, BSc Kasubbag. Tata Usaha dan Kepegawaian
24 Imam Romersono, SE Kasubbag. Keuangan
No Nama Status
25 Winarto Staf Subbag. Fasilitasi Kajian Teknologi
Penyiaran
26 Sanggam Siallagan Staf Subbag. Verifikasi Berkas Perizinan
27 Susanto Staf Subbag. Verifikasi Berkas Perizinan
28 Teguh Pribadi Staf Subbag. Fasilitasi Monitoring Siaran
29 Chairul Yayan Staf Subbag. Humas dan Antar Lembaga
30 Supriyo Hambodo Staf Subbag. Humas dan Antar Lembaga
31 Suwandi Tanjung Staf Subbag. Humas dan Antar Lembaga
32 Pudji Astuti Staf Subbag. Pengaduan
33 Fatimah Staf Subbag. Perancangan Peraturan
34 Rivai Nursetyo Staf Subbag. Perencanaan
35 Rachmi Rachmad Staf Subbag. Dokumentasi dan
Kepustakaan
36 Askari Staf Subbag. Tata Usaha dan Kepegawaian
37 H. Syamsuddin Staf Subbag. Tata Usaha dan Kepegawaian
38 Bayu Yuniarto Staf Subbag. Tata Usaha dan Kepegawaian
39 Novi Huzaenah Staf Subbag. Tata Usaha dan Kepegawaian
40 Mauludi Rachman Staf Subbag. Tata Usaha dan Kepegawaian
41 Puteri Asterea Staf Subbag. Tata Usaha dan Kepegawaian
42 Sofian Staf Sub Bagian Keuangan
43 Udin Darudin Staf Sub Bagian Keuangan
44 Intantri Kusmawarni, M.Si
45 Agatha Lily
46 Fera Ariefah
47 Rizky Riyadu Taufiq
48 Joaquim Rohi Staf Ahli Komisioner
49 Hariqo Wibawa Satria
50 Arie Andyka
51 Tris Finalia
52 Ria Aprianti
53 Ika Widyaningsih
54 Dewi Chandra Lena
55 Rizki Amelia Staf Administrasi
56 Ratih Perdani
57 Ahmad Zainuri
58 Sofyan Herbowo Koordinator Data Informasi
59 Rianzi Gautama
60 Shuci Trisna Permata Pokja Pengelola Data Informasi
61 Aditya Nur Fahmi
62 Nengy Budi Gutama Tenaga Bidang Teknologi Informasi
No Nama Status
63 Rizky Indra Mulyawan Staf IT Pengaduan
64 Sri Lilih Harjanti Tenaga Ahli Operasional Pengaduan Isi
Siaran
65 Irvan Senjaya Koordinator Analis Pemantauan Isi Siaran
66 Nuraini
67 Pratiwi Indah Sari Sekretaris
68 A. Chelminawati
69 Charles Roy Ginting
70 Jandituah LF Purba
71 Remon Torisno
72 David Yandes
73 Coudry Bernadeth
74 Indra Suryawan
Anggota Pokja Operator Komputer
75 Aan Muhajir
76 Teguh Kadarisman
77 Rangga Permana
78 M. Cahyo Legowo
79 Irvan Priyanto
80 Ardian Kurniawan
81 R. Robiana
82 Wawan Himawan Satuan Pengamanan
83 Wikan Suwondo
84 Gustam Supriyanto
85 Mohammad Zen
86 Jumadi/Abas
87 Djumadi
88 Soetarto
89 Oga Irawan
Pengemudi
90 Sulaeman
91 Rosidik
92 Hendy Setia Budi
93 Syarif Nurjaman
94 Widy Sanjaya
95 Asep Jamaludin
96 Agus Mulyadi
97 Julaeha
98 Sukijan Pramubhakti
99 Hendra Ismail
100 Yudo Tri Wibowo
3) Subbagian Perpustakaan
Koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan KPI pada tahun 2010 berjumlah 104 buku.
Sebagian besar buku merupakan hasil pembelian dan sebagian kecil hadiah.
Penutup
K
omisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat selama tahun 2010 telah berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran,
walaupun harus melalui banyak rintangan dan hambatan.
Kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2010 ini menyangkut beberapa hal yang berkaitan
dengan internal dan eksternal KPI. Selain itu, selama tahun tahun 2010 ini masih banyak progres
yang harus dikerjakan pada tahun 2011 secara intensif, seperti mengawal revisi Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, penyadaran masyarakat untuk literasi media, pengaturan
proses perizinan untuk lembaga penyiaran yang fleksibel dan akuntabel, implementasi Sistem
Stasiun Jaringan (SSJ), sosialisasi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) ke
lembaga yang berhubungan dengan dunia penyiaran.
Revisi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran diperlukan untuk menyempurnakan
undang-undang tersebut seiring dengan perkembangan dunia penyiaran yang semakin kompleks.
Revisi juga bertujuan untuk meneguhkan kembali konstruksi Komisi Penyiaran Indonesia sebagai
lembaga negara yang bersifat independen (independent state body) yang mempunyai otoritas
tunggal sebagai regulator penyiaran dan mengatur “segala hal” tentang penyiaran, kecuali
pengalokasian spektrum frekuensi.
Penyadaran masyarakat untuk literasi media adalah salah satu metode penting untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya memilih dan memilah isi siaran dari
lembaga penyiaran. Kesadaran masyarakat mengenai tayangan dapat menjadi kontrol positif dan
berkontribusi secara subtansial bagi lembaga penyiaran untuk memperbaiki kualitas penyiaran
mereka. Literasi media juga bagian dari amanat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran pasal 52
Pengaturan proses perizinan perlu ditata ulang untuk memberi prosedur yang jelas dan memudahkan
lembaga penyiaran dalam meminta izin untuk mendirikan lembaga penyiaran. Sistem Stasiun Jaringan
(SSJ) adalah salah satu bentuk implementasi pengembangan sumber daya manusia di daerah di seluruh
Indonesia, memberikan kesempatan lapangan kerja bagi masyarakat daerah dan untuk meningkatkan
potensi dan keberagaman masyarakat di Indonesia (Bhineka Tunggal Eka).
Sementara itu, P3SPS adalah aturan atau rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh setiap lembaga
penyiaran yang akan menyiarkan tayangan mereka. P3SPS yang sampai saat ini dalam penyempurnaan
KPI, ditetapkan berdasarkan perundangan yang berlaku, nilai-nilai agama, norma-norma yang berlaku
dan diterima masyarakat, kode etik, serta standar profesi dan pedoman profesi yang dikembangkan
masyarakat penyiaran. Hal ini KPI lakukan sebagai salah satu yang menjadi wewenang KPI yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 8.
Semua pekerjaan yang telah dilakukan pada tahun 2010, akan lebih diintensifkan pada tahun 2011
membutuhkan banyak dukungan dan bantuan dari masyarakat di berbagai lapisan, sehingga dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
Akhir kata, KPI sebagai Lembaga yang mewakili kepentingan publik akan penyiaran membutuhkan
masukan, kritikan membangun dan bantuan dari berbagai pihak agar masyarakat dapat menikmati
manfaat sebesar-besarnya antara lain berupa hiburan, edukasi, informasi dan menambah pengetahuan
dengan baik dan sehat melalui dunia penyiaran.