Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
sehingga Laporan Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik (FKP) di Kapanewon
Tepus ini dapat di selesaikan. Laporan ini sebagai pengambaran penyelenggaraan
kegiatan Forum Konsultasi Publik yang dilaksanakan di Kapanewon Tepus Kabupaten
Gunungkidul tahun 2022. FKP yang dilaksanakan berupa kegiatan Musyawarah atau
Koordinasi di tingkat Kapanewon yang dilakukan dengan pertemuan tatap muka antara
penyelenggara layanan publik yaitu pihak Kapanewon Tepus, dengan publik
(masyarakat umum), dan para pemangku kepentingan di wilayah Kapanewon Tepus
Kabupaten Gunungkidul. Kepada semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan
Forum Konsultasi Publik (FKP) di Kapanewon Tepus pada tahun 2022 ini kami
sampaikan terima kasih. Semoga hasil pelaksanaan kegiatan FKP ini menjadi masukan
bagi kami dalam meningkatkan kualitas pelayanan khususnya di Kapanewon Tepus di
masa yang akan datang.

PANEWU TEPUS,

ALSITO, S.Sos
Pembina Gol.Iva
NIP. 196508101986021007
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan dan Manfaat
3. Ruang Lingkup

B. METODOLOGI PELAKSANAAN FKP


1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2. Penyelenggaraan dan Peserta FKP
3. Metode Penyelenggaraan FKP
4. Susunan Acara

C. HASIL PELAKSANAAN FKP


1. Identifikasi Maslah
2. Analisis
3. Rencana Aksi

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Rekomendasi

LAMPIRAN I Surat Undangan

LAMPURAN II Berita Acara Yang Ditandatangani

LAMPIRAN III Salinan Daftar Hadir

LAMPIRAN IV Dokumentasi Kegiatan


A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan sebuah biaya yang
harus disetorkan atas keberadaan tanah dan bangunan yang memberikan
keuntungan dan kedudukan sosial ekonomi bagi seseorang ataupun badan.
Karena Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bersifat kebendaan, maka besaran
tarifnya ditentukan dari keadaan objek bumi atau bangunan yang ada.
Sebagai dasar pengenaan pungutan atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
dapat disebut Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan dihitung berdasarkan harga
rata-rata atau harga pasar pada saat melakukan transaksi jual beli. Dasar
pengenaan pungutan ini ditetapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu).
Namun, setiap daerah memiliki Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang berbeda-
beda dikarenakan adanya pengaruh dari beberapa dasar penetapan untuk
objek bumi dan bangunan
Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Gunungkidul
mencatat masih ada Wajib Pajak yang menunggak pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2). Berbagai upaya pun
dilakukan agar wajib pajak melaksanakan kewajibannya. Adapun di 2022 ini
tercatat sebanyak 608.938 wajib pajak dengan nilai potensi perolehannya
sekitar Rp 26,47 miliar.
Tahun 2021, dari 5 (lima) Kalurahan yang ada di Kapanewon Tepus
baru ada 1 (satu) Kalurahan yang lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Banyak kendala yang dialami dalam penarikan pajak PBB di Wilayah
Kapanewon Tepus, diantaranya adanya proyek JJLS yang melewati tiga
Kalurahan mengakibatkan perubahan data Wajib Pajak. Selain itu metode
yang digunakan dalam penarikan PBB di setiap Kalurahan kurang maksimal,
sehingga mengakibatkan penyampaian hasil penarikan PBB dari Wajib Pajak
ke BKAD Kabupaten Gunungkidul menjadi terlambat. Melihat kendala-
kendala yang terjadi, maka Pemerintah Kapanewon Tepus bermaksud
mengadakan kegiatan Forum Koordinasi Publik untuk menyikapi masalah
tersebut.
2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
1. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
2. Lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kapanewon Tepus;
3. Lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tepat waktu;
4. Terciptanya sebuah kesepakatan tentang target lunas pajak dari
masing-masing Kalurahan;
5. Memperbaiki sistem pembayaran pajak yang efisien dan transparan;

Manfaat :

1. Memcahkan masalah tunggakan pembayaran PBB;


2. Menampung masukan dari Masayarakat terkait dengan kendala-
kendala yang ada;
3. Terciptanya sebuah kesepakatan;
4. Terciptanya system pembayaran yang efisien dan transparan.

3. Ruang Lingkup
Lingkup Kegiatan ini meliputi :
1. Persiapan pelaksanaan Kegiatan;
2. Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan;
3. Identifikasi calon peserta Rapat Koordinasi;
4. Penyebaran undangan sesuai target;
5. Pelaksanaan kegiatan Koordinasi;
6. Evaluasi kegiatan.

B. METODOLOGI PELAKSANAAN FKP


1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari :
Tanggal :
Tempat : Kapanewon Tepus
2. Penyelenggaraan dan Peserta FKP
Penyelenggaraan :
Kegiatan diselenggarakan secara tatap muka berupa pertemuan/rapat di
tingkat Kapanewon dengan cara Penyampaian Masalah dan Tanya Jawab.

Peserta FKP :
1. Unsur Kapanewon;
2. Unsur Kalurahan;
3. Unsur Bamuskal;
4. Unsur Tokoh Masyarakat.

3. Metode Penyelenggaraan FKP


Penyelenggaraan Forum Komunikasi Publik menggunakan metode
Koordinasi/musyawarah.

4. Susunan Acara
Susunan Acara :
1. Pembukaan
2. Sambutan Panewu
3. Forum Koordinasi dilanjutkan Tanya jawab
4. Penandatanganan Berita Acara / Kesepakatan
5. Penutup

C. HASIL PELAKSANAAN FKP


1. Identifikasi Masalah
Metode Penarikan PBB di wilayah Kapanewon Tepus sampai saat ini di rasa
masih belum maksimal, Sehingga perlu diadakan musyawarah dari berbagai
pihak guna membahas sistem pembayaran yang efisien dan transparan
dalam penarikan PBB di Wilayah Kapanewon Tepus.
2. Analisis
Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Gunungkidul mencatat masih ada
Wajib Pajak yang menunggak pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2). Berbagai upaya pun dilakukan agar
wajib pajak melaksanakan kewajibannya. Adapun di 2022 ini tercatat
sebanyak 608.938 wajib pajak dengan nilai potensi perolehannya sekitar Rp
26,47 miliar. Banyaknya tunggakan karena tingkat kesadaran untuk
membayar pajak masih rendah, menurut data dari berbagai sumber dari 18
Kapanewon yang ada di Gunungkidul hanya ada satu sampai dua kalurahan
yang lunas pajak, meskipun ada beberapa kapanewon yang lunas pajak PBB
seratus persen.

3. Rencana Aksi
Prihatin dengan fakta yang ada maka kami pemerintah kapanewon
bermaksud mengadakan forum komunikasi publik (FKP) untuk mengatasi
masalah tersebut. Dengan maksud agar Kapanewon Tepus bisa lunas pajak
seratus persen.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan

2. Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai