Septha
Septha
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
koroner yang berimbas pada otot jantung yang kekurangan darah sehinga
pada liang arteri koroner oleh karena proses artherosklerosis. Pada proses
atherosklerosis yang akan dialami usia muda sampai usia lanjut akan
terjadi perlemakan pada dinding arteri koroner. Itu umum dialami setiap
5
6
2.1.2 Klasifikasi
pada jantung. Stress emosi atau aktivitas fisik biasanya bisa menjadi
pencetus APS namun itu bisa dihilangkan dengan obat nitrat. Pada
menjadi 3, yaitu :
pada saat istirahat, nyeri pada dada yang timbul pertama kalinya,
Ditandai dengan sel otot jantung seperti CKMB, CK, Trop T, dan
Mungkin tidak ada keainan dan yang paling jelas tidak ada
2.1.3 Etiologi
1. Aterosklerosis
darah meningkat.
2. Trombosis
Menurut Sumiati, dkk (2010) faktor resiko PJK dapat dibagi dua.
a. Usia
b. Jenis Kelamin
a. Hipertensi
10
b. Hiperlipidemia
koronaria.
jantung koroner 50% lebih tinggi dari pada orang normal, dan
d. Merokok
2009).
12
e. Obesitas
lebih dari 19% pada laki-laki dan lebih dari 21% pada perempuan.
f. Stres
Nurhidayat S.(2011) :
atau rahang)
3. Pusing
4. Sesak nafas
5. Mual
6. Berdebar-debar
2.1.6 Patofisiologi
koroner biasanya disebabkan oleh faktor resiko yang tidak bisa dirubah
(umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga) dan faktor resiko yang bisa
disebut dengan lemak jahat yang ada dalam darah. Semakin banyak LDL
Lesi yang kaya lipid biasanya tidak stabil dan cenderung robek
maka akan menyebabkan debris lipid terhanyut dalam aliran darah dan
dapat menyumbat arteri serta kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
miokardium mati, sel hancur dan melepaskan beberapa iso enzim jantung
1. Laboratorium
2. Elektrokardiogram (EKG)
(Sari, 2019).
paru. Yang tidak dapat dilihat adalah kelainan pada koroner. Dari
4. Echocardiography
koroner).
5. Treadmill
pada laki-laki dan 72% pada perempuan. Dapat diartikan dari 100
6. Katerisasi Jantung
7. Angiography
jantung.
2.1.8 Penatalaksanaan
meliputi :
1. Pengobatan farmakologi
18
a. Nitrat
b. Aspirin
pembenukan trombus.
d. Antagonis kalsium
e. Anti kolesterol
19
sebesar 30% yang terjadi pada pasien angina. Statin juga dapat
2. Revaskularisasi miokardium
2011).
3. Non Farmakologi
ringan
2.1.9 Komplikasi
2. Syok Kardiogenik
3. Edema Paru
21
paru baik dalam alveoli atau dirongga intersitial. Paru menjadi kaku
2019).
4. Pericarditis Akut
2.1.10 Pencegahan
terjadi untuk berulang atau menjadi lebih berat. Pada tahap ini
mortalitas.
Lipoprotein tertimbun
di endothelium
LDL meningkat
LDL teroksidasi
Plak
Aterosklerosis
23
Penyempitan arteri koroner
Resistensi aliran
Oksigenasi terganggu Aliran darah tertanggu darah meningkat
Penurunan
perfusi jaringan Asam laktat meningkat Nyeri akut
24
Penurunan curah Curah jantung Merangsang pusat Implus ke korteks
jantung menurun pernafasan serebri
25
26
2.2.1 Definisi
dari 3 bulan atau lebih dari 3 bulan (SDKI, 2018). Nyeri sangat
1. Nyeri akut
pulih pada area yang terjadi kerusakan. Nyeri akut berdurasi singkat,
mengalami nyeri jenis ini, seperti pada saat sakit kepala, sakit gigi,
sebagainya.
2. Nyeri kronis
diindentifikasi.
menjadi 2, yaitu :
1. Nyeri akut
mengangkat berat,)
2. Nyeri kronis
reseptor
f. Infiltrasi tumor
g. Penekanan saraf
i. Tekanan emosional
1. Nyeri akut
b. Kondisi pembedahan
c. Glaukoma
d. Cedera traumatis
e. Infeksi
2. Nyeri kronis
d. Infeksi
e. Tumor
1. Usia
serius.
2. Jenis kelamin
3. Kebudayaan
beda baik perawat dan budaya pasien lain. Cara pasien dalam
4. Makna nyeri
5. Perhatian
6. Ansietas (kecemasan)
7. Pengalaman sebelumnya
episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat
dipencet).
34
P Q R S T
1. Skala Deskritif
keparahan nyeri yang lebih objektif. Cara ini dapat di lihat dari
tertahankan.
2. Skala Numerik
artinya 0 tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri
10 cm.
sedang dirasakan.
37
kesehatan dapat berhubungan dengan klien keluarga juga orang terdekat atau
2.3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
38
Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien merasa nyeri pada
sebagai berikut :
d. Severity : skala nyeri di ukur dengan rentang nyeri 1-10 atau bisa
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien tentang
penyakit apa saja yang pernah di derita seperti nyeri dada, hipertensi,
sebelumnya.
6. Riwayat Psikososial
a. Nutrisi
b. Istirahat
c. Eliminasi
konsistensi padat
40
d. Hygiene
e. Aktivitas
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien mulai saat pertama kali bertemu dengan klien
(GCS : 7-9), sopor (GCS : 5-6), semi koma (GCS : 4) atau koma(GCS
: 3 = E1,V1, M1).
Terjadi perubahan sesuai dengan aktivitas dan rasa nyeri yang timbul
(Nurhidayat, 2011).
d. Mata
bola mata/tidak.
e. Telinga
serumenada/tidak
f. Hidung
ada/tidak
g. Mulut
42
lidah bersih/kotor.
h. Leher
Inspeksi : luka/tidak,
kelenjar tiroid/tidak
ada luka/tidak
j. Thorak :
1) Paru-paru
2) Jantung
k. Abdomen
merata/tidak
l. Intergumen
m. Ekstermitas
Palpasi : oedema/tidak
n. Genetalia
Data - data yang telah dikumpulkan mulai dari data subjektif dan
tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relavan untuk membuat
oksigen ke miokardium
kontraktilitas miokardium
45
respatorik
dan air
Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Nyeri Akut Luaran : Tingkat nyeri Menejemen nyeri
Definisi : a. Kemampuan menuntaskan Observasi :
Kerusakan jaringan aktual atau aktivitas meningkat a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fungsional dengan onset yang b. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,, intensitas atau berat
mendadak atau lambat dan c. Meringis menurun nyeri, dan faktor pencetus
berintensitas ringan hingga berat d. Sikap protektif mrnurun b. Identifikasi skala nyeri
merupakan pengalaman sensori e. Gelisah menurun c. Identikasi respons nyeri non verbal
dan emosional yang berlangsung f. Kesulitan tidur menurun d. Identifikasi faktor yang dapat memperberat
kurang dari 3 bulan. g. Menarik diri menurun dan memperingan nyeri
Penyebab : h. Berfokus pada diri sendiri e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
a. Agen pencedera fisik (trauma menurun tentang nyeri
,abses, prosedur operasi, i. Diaphoresis menurun f. Ientifikasi pengaruh budaya terhadap
amputasi) j. Perasaan depresi menurun respons nyeri
b. Agen pencedera biologis k. Perasaan takut mengalami g. Monitor keberhasilan terapi komplementer
(neoplamasma, inflamasi) cedera berulang menurun yang sudah diberikan
c. Agen pencedera kimiawi l. Anoreksia menurun h. Monitor efek samping peggunaan analgetik
(terbakar, bahan kimia iritan) m. Ketegangan otot menurun Terapeutik :
Gejala & tanda mayor n. Mual menurun a. Berikan Teknik non farmakologi untuk
Mengeluh nyeri : o. Muntah menurun mengurangi rasa nyeri (mis TENS, hiposis,
a. Tampak meringis p. Frekuensi nadi membaik akupresur, terapi musik, biofeedback,
b. Bersikap waspada, possi q. Pola nafas membaik terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
menghindari nyeri r. Tekanan darah membaik terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
c. Gelisah s. Pola tidur membaik bermain)
46
46
47
47
48
Berdasarkan intervensi diatas dalam menanggani pasien penyakit
jantung koroner (PJK) dengan masalah nyeri akut, peneliti mengambil tindakan
non farmakologi dengan cara teknik distraksi pengalihan nyeri dengan terapi
& Idia, (2019) bahwa ada perbedaan yang signifikan pada tingkat nyeri dada
pasien. Terapi murrotal Al-Quran dapat dijadikan sebagai tindakan yang cukup
baik dalam menanggani beberapa penyakit terutama masalah nyeri akut pada
pasien penyakit jantung koroner (PJK). Menurut Ali (2015) terdapat beberapa
ayat pada Al-Quran dan beberapa hadist yang menjelaskan Al-Quran sebagai
ارا
ً س َّٰ ا
َ ٱلظ ِّل ِّمينَ ِّإ اَل َخ
Artinya : “Dan Kami turunkan dari Al-quran suatu yang menjadi penawar dan
48
49
ت َّٰا َّٰيتُهٗ ۗ َء َ۬اَ ْع َج ِّمي ِّ َُولَ ْو َج َع ْل َّٰنهُ قُ ْر َّٰانًا اَ ْع َج ِّميًّا لاقَالُ ْوا لَ ْو ََل ف
ْ َصل
ع َر ِّبي ۗ قُ ْل ُه َو ِّللا ِّذيْنَ َّٰا َمنُ ْوا ُهدًى او ِّشفَ ۤا ٌء َۗوالا ِّذيْنَ ََل يُؤْ ِّمنُ ْونَ ِّف ْٓي
َ او
َّٰۤ ُ
ٍۢ ول ِٕى َك يُنَادَ ْونَ ِّم ْن ام َك
ان َب ِّعيْد َ َّٰاذَانِّ ِّه ْم َو ْق ٌر او ُه َو
َ علَ ْي ِّه ْم
ع ًمى ۗ ا
Artinya : “Dan jikalau Kami jadikan Alquran itu suatu bacaan dalam bahasa selain
penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang -orang yang tidak beriman
pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Alquran itu suatu kegelapan
bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.s.
ُ ي َحداثَنَا
ع َم ُر ب ُْن ُّ ََحداثَنَا ُم َح امدُ ب ُْن ْال ُمثَناى َحداثَنَا أَبُو أَ ْح َمد
ُّ الزبَي ِّْر
ع ْن أَ ِّبي
َ طا ُء ب ُْن أَ ِّبي َر َباح
َ ع َ س ِّعي ِّد ب ِّْن أَ ِّبي ُح
َ سيْن قَا َل َحداثَ ِّني َ
kepada kami 'Umar bin Sa'id bin Abu Husain dia berkata; telah
ق َ ا ل ُوا َح د اث َن َا ا بْ ُن َو ْه ب أ َ ْخ ب َ َر ن ِّ ي عَ ْم ٌر و َو هُ َو ا بْ ُن
عَ از َو َج ال
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Abu Ath Thahir
serta Ahmad bin 'Isa mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami
dari 'Abdu Rabbih bin Sa'id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah
obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan
sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla.” (HR Muslim)
2.3.6 Implementasi
2.3.7 Evaluasi
klien, keluarga, dan tenaga kesehatan. Tujuan dari evaluasi yaitu untuk
2016).
Keterangan :
: konsep yang utama ditelaah : berpengaruh
: tidak ditelaah dengan baik : sebab akibat
: berhubungan
Gambar 2.5 Hubungan Antar Konsep Penyakit Jantung Koroner (PJK)