TUGAS AKHIR
Oleh:
M Diaris Salam Z
011310213026
SURABAYA
2016
PENA
hf DiSAZ.AM
. 011310 2fi
Joni 20 ,
Pembimb
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir inni
Dalam penyusunan tugas akhir ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih atas berbagai macam bantuan, bimbingan dan
segala partisipasi yang telah diberikan dalam pembuatan tugas akhir ini kepada :
3. Kedua orang tua tercinta, Bapak Zamroni dan Ibu Laily Rachmi, atas doa,
nasihat, dukungan moril dan materil, kasih sayang, dan harapan yang luar
biasa.
Airlangga Surabaya.
5. Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Airlangga Surabaya.
9. Patricia Maria K, dr., Sp. KFR, selaku Ketua Program Studi D III
11. Dewi Poerwandari, dr., Sp.KFR, selaku dosen pembimbing I yang benyak
14. Seluruh staf program studi D III Fisioterapi Fakultas Vokasi Universitas
pasien.
16. Sahabat kelompok praktik A semester V (Eka, Dyah, Imah, Vina, Retno,
17. Keluarga fisioterapi angkatan 2013 (Patella) yang penulis sayangi dan
18. Adik-adik angkatan 2014 (Carpal) dan 2015 (Scapula) atas doa dan
19. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan dan
penulisan tugas akhir ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna tercapainya tugas
akhir yang lebih baik. Semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.
Penulis
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
" ; Penatalaksxnxan Fisio{ezapi Pasca Operasi Perbat[sn
atau PenggantianKatupMitrzl
Akhir ini benar-benar merupakan hasil karya says sendiri, bukan merupakan
Tugas Akhir ini hasil tiplakan atau ada pihak yane mengajukan yu«atan, maka
Surabaya, 20 J uni 20 1 6
:28A'DF 7486464/3
M Diaris dalam Z
ABSTRAK
Fisioterapi pada pasien pasca operasi MVR yang sesuai yaitu latihan
aerobik. Latihan tersebut mengakibatkan peningkatan cardiac output, denyut
jantung, perubahan tekanan darah dan tekanan rata-rata arteri. Respon ini berasal
dari kontraksi otot besar yang merangsang otak untuk merespon dengan
menurunkan tahanan vaskuler.
Tujuan latihan adalah mengoptimalkan daya tahan system kardiorespirasi
dan otot untuk menunjang aktifitas. Latihan yang teratur dan cara berlatih sesuai
prosedur diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut.
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT..........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.4 Manfaat..............................................................................................................3
a. katup atrioventrikular........................................................................7
b. katup semilunar.................................................................................8
a. Mitral Stenosis...................................................................................9
b. Mitral Regurgitasi.............................................................................9
3.5.1 Pemanasan..............................................................................................20
3.5.3 Pendinginan............................................................................................21
4.7 Assesment.........................................................................................................29
4.8 Planning...........................................................................................................29
4.9 Pelaksanaan......................................................................................................30
4.10 Evaluasi..........................................................................................................36
4.11 Prognosa.........................................................................................................40
4.12 Resume...........................................................................................................40
BAB VI PENUTUP...............................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
manusia, yaitu sistem sirkulasi dan memompa darah. Fungsi jantung berkaitan
erat dengan organ-organ lain dalam tubuh, artinya bila terjadi gangguan dalam
mitral. Katup pulmonal membatasi antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis.
Katup aortal membatasi antara ventrikel kiri dan arteri aorta. Katup trikuspid
membatasi antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup mitral membatasi
jantung katup, yakni penurunan dari insiden penyakit jantung rematik dan
rematik atau penyakit jantung katup dan lebih dari 400.000 kasus kematian per
jantung prostetik selama tiga dekade terakhir ini telah memperbaiki ketahanan dan
kualitas hidup untuk penderita penyakit katup jantung. Penggantian dengan katup
jantung prostetik pada katup jantung alami yang mengalami malfungsi, berisiko
segala keuntungan dan kerugian dari setiap jenis katup serta risiko yang nantinya
daya tahan atau endurance kardio maupun otot. Intervensi fisioterapi akan banyak
dilakukan terutama saat pasien keluar rumah sakit, yaitu dimulai dengan cardiac
2.
1.4 Manfaat
Manfaat bagi penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah untuk
disarankan untuk pasien pasca operasi MVR agar dapat mengoptimalkan daya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jantung dibagi oleh septum vertikal menjadi empat ruang: atrium kanan dan
kiri dan ventrikel kanan dan kiri. Atrium kanan terletak anterior terhadap atrium
kiri dan ventrikel kanan anterior terhadap ventrikel kiri (Snell, 2011).
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan
serabut otot atrium, dapat pula menyebar ke dalam ventrikel kiri (Lily, dkk.,
2004).
fungsional dan pembuluh darah nutritif. Pembuluh darah fungsional adalah aorta,
arteri pulmonalis, vena pulmonalis, dan vena kava, sedangkan pembuluh darah
nutritif adalah arteri koronaria kanan dan arteri koronaria kiri kedua arteri ini
Jantung mempunyai empat katup, yaitu katup mitral dan trikuspidal yang
memisahkan antara atrium dan ventrikel, serta katup aortak dan pulmonal yang
spatium intercostale IV. Katup mitral terletak di belakang setengah bagian kiri
sternum setinggi cartilago costalis IV. Katup pulmonal terletak di belakang ujung
medial cartilago costalis III kiri dan bagian yang berhubungan dengan sternum.
Katup aortal terletak di belakang setengah bagian kiri sternum pada spatium
jaringan tubuh dari ventrikel kiri melalui aorta yang kemudian terpisah menjadi
menghasilkan darah yang penuh CO2 kembali ke jantung melalui vena cava
superior dan vena cava inferior masuk ke atrium kanan, dialirkan ke ventrikel
kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa menuju paru-paru melalui arteri
selanjutnya akan dipompa kembali oleh ventrikel kiri menuju seluruh tubuh (Lily,
dkk., 2004).
dari satu potensial aksi yang memacu otot jantung. Mekanisme ini merupakan
aliran yang terjadi selama siklus jantung melalui fase sistolik dan diastolik.
Perbedaan utama antara pompa kanan dan kiri terletak dari tekanan sistolik
keseluruhan organ sistemik tubuh. Oleh karena itu dibutuhkan tekanan arteri yang
lebih rendah untuk mendorong cardiac output (CO) melalui paru daripada ke
seluruh tubuh. Nilai normal tekanan arteri pulmonalis sistolik dan diastolik adalah
oleh tiap ventrikel setiap satu menit, yang secara terus menerus menyesuaikan diri
ditentukan oleh stroke volume (SV) dan heart rate (HR) dirumuskan sebagai
berikut:
CO = HR x SV
terdapat perubahan pada denyut jantung atau volume sekuncupnya (Lily, dkk.,
2004).
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke
atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya 4 katup jantung satu arah memastikan darah
membuka dan menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan, serupa dengan
pintu satu arah. Gradien tekanan ke arah depan memaksa katup terbuka, seperti
anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya, sementara gradien
(Sherwood, 2011).
a. Katup Atrioventrikular
Terdapat dua katup jantung, katup atrioventrikular (AV) kanan dan kiri,
yang masing-masing terletak di antara atrium dan ventrikel di sisi kanan dan kiri.
Katup jantung ini membiarkan darah mengalir dari atrium ke dalam ventrikel
tetapi mencegah aliran balik darah dari ventrikel ke dalam atrium sewaktu
(Sherwood, 2011).
Pada ruang ventrikel, terdapat jaringan tipe tendinosa, yaitu korda tendinea,
dan otot papilaris. Ketika ventrikel berkontraksi, otot papilaris juga berkontraksi.
(Sherwood, 2011).
b. Katup Semilunar
Dua katup jantung yang lain adalah katup aorta dan pulmonalis yang
katup ini dipaksa membuka ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-
masing melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis, sewaktu kontraksi dan
ventrikel turun ke bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis (Sherwood, 2011).
Katup semilunar dicegah berbalik oleh struktur anatomis dan posisi daun
katup. Ketika ventrikel melemas, terbentuk gradien tekanan ke arah belakang dan
semburan balik darah mengisi daun katup yang berbentuk seperti kantung dan
jantung akibat abnormalitas struktur atau fungsi katup jantung. Disfungsi katup
katup atau volume overload akibat penutupan katup yang tidak adekuat. Penyakit
diduga maupun diatasi terutama bila dipacu oleh faktor pencetus (infeksi, anemia,
mitral regurgitasi.
a. Mitral Stenosis
Kelainan anatomi yang khas pada mitral stenosis adalah fusi daun katup
meliputi fusi, penebalan, dan pemendekan korda tendinea, fibrosis dan penebalan
daun katup mitral dan kalsifikasi. Patofisiologi primer adalah obstruksi mekanis
b. Mitral Regurgitasi
terjadi sebagai akibat dari peningkatan total stroke volume ventrikel kiri, di mana
sebagian darah akan dipompa ke aorta dan sebagian lagi retrograde melalui katup
kiri meningkat dan fraksi ejeksi normal sehingga volume akhir sistolik dalam
batas normal atau sedikit meningkat. Afterload sering ditemukan penurunan pada
penderita dengan mitral regurgitasi yang disebabkan oleh karena adanya ejeksi ke
atrium kiri (low impedance). Kondisi seperti ini dimana terdapat rendahnya
afterload akan mampu menjaga performance ejeksi, dan kondisi ini akan
(Boestan, 2007).
di mana katup mitral pasien diperbaiki atau diganti karena rusaknya katup mitral.
Kerusakan katup mitral meliputi Mitral regurgitasi (MR) berupa kebocoran pada
katup mitral, Mitral stenosis (MS) berupa penyempitan katup mitral, dan Mitral
(Boestan, 2007).
Pada pembedahan ini ada beberapa macam sayatan yang bisa dilakukan. Ahli
bedah kardiotoraks bisa melakukan sayatan pada sternum atau dibawah otot
(Weispfenning, 2010).
(prostetik). Kerusakan katup akibat rematik sering kali harus diganti (Sundt,
2015).
Secara umum ada dua jenis katup buatan yang tersedia, yaitu katup mekanik
dan katup biologis. Katup mekanik terbuat dari bahan logam dan karbon pirolitik.
dan kekurangan tersendiri sehubungan dengan daya tahan dan resiko pembekuan
darah yang akan terjadi di katup. Adapun faktor pertimbangan untuk pemilihan
katup buatan, yaitu usia, kondisi medis, gaya hidup (Sundt, 2015).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Penatalaksanaan Fisioterapi Pasca Operasi Perbaikan atau
Penggantian Katup Mitral
BAB III
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
penderita untuk mengerti dan dapat menyesuaikan secara fisik dan psikologis
3. Dasar untuk perubahan kebiasaan dan gaya hidup yang lebih baik
Latihan pernapasan dan pelatihan ventilasi meliputi napas dalam, pursed lip
dan berfungsi untuk menunda kelelahan. Ini termasuk daya tahan otot, dan daya
oksigen yang dipengaruhi oleh fungsi paru. Kemampuan darah mengikat oksigen,
fungsi jantung, kemampuan ekstraksi oksigen, dan potensi oksidatif otot. (Kisner,
2007)
ergometer bycycle, sedangkan latihan paling praktis dan sederhana untuk pasien
Six minutes walking test merupakan salah satu tes yang cukup efektif pada
kasus kardiopulmonal. Tes tersebut cukup mudah untuk mengukur kapasitas fisik
rehabilitation program.
Metode dari six minutes walking test, pasien berjalan sejauh 30 meter di
tanah atau lantai yang datar dengan diberi batasan waktu 6 menit. Fisioterapis
yang mengawasi hendaknya mengukur jarak yang dapat ditempuh oleh pasien
tersebut. Pasien yang hendak melakukan tes, dipersiapkan untuk menghadapi tes,
seperti makan 1 jam sebelum tes, menggunakan baju dan sepatu yang nyaman
atau menggunakan alat bantu jika diperlukan, bila perlu oksigen tetap digunakan
Sebelum tes, tidak perlu melakukan pemanasan, diukur tekanan darah, heart
rate, SpO2, serta frekuensi napas pasien. Persiapkan titik start dan titik putar balik
dengan jarak 30 meter serta penanda setiap 3 meter. Persiapkan juga kursi atau
benda apapun sebagai pegangan di tengah jalur untuk berjaga-jaga jika pasien
datar, dan lurus dengan permukaan yang keras, tidak licin, serta jarang dilalui
1. Stopwatch
5. Worksheet
6. Oksigen
7. Sphygmomanometer
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pasien sebelum pelaksanaan uji ini
3. Pasien duduk dikursi yang dekat dengan titik awal selama 10 menit.
4. Jika ada pulse oximetry, ukur dan rekamlah denyut jantung dan
7. Penjelasan kepada pasien bahwa tes ini menilai seberapa jauh pasien
dapat berjalan selama 6 menit dan tidak boleh berlari. Pasien dapat
8. Pasien diposisikan pada garis start. Pengawas harus berdiri dekat garis
timer.
menit sekali.
10. Post test. Rekam respiration rate dan tingkat kelelahan pasca latihan
Program latihan yang diresepkan terdiri dari beberapa sesi latihan yang
sistematis.
b. I : Intensitas latihan
Tentukan juga target HR yang akan dicapai. Salah satu cara untuk
istirahat)
aerobik, seperti berjalan, jogging, bersepeda, naik turun tangga dan aktivitas
menyenangkan untuk individu dan cukup sederhana agar kepatuhan untuk berolah
raga baik.
d. T : Time
Durasi yang direkomendasikan untuk tiap sesi latihan adalah 30-50 menit
3.4.1 Pemanasan
latihan ROM, dan latihan penguatan otot-otot besar yang bertujuan untuk
latihan. THR harus tetap dimonitor dan dipertahankan selama 20-30 menit.
Conditioning stimulus seharusnya bisa mendapatkan hasil yang diinginkan tanpa
menimbulkan cedera atau hal lain yang merugikan (Fardy dan Gilbert, 1995).
3.4.3 Pendinginan
rendah ini dilakukan selama 10-15 menit sampai denyut jantung menurun dan
denyut jantung, keadaan ini dapat menimbulkan masalah pada pasien dengan
Selain memiliki manfaat yang vital, latihan fisik pada penderita gangguan
Kontraindikasinya adalah: untreated 3rd degree heart block, infark miokard akut,
berikut: sesak napas, vertigo atau pusing, nyeri dada, pasien mengeluh kelelahan.
Latihan juga dihentikan bila terjadi keluhan objektif seperti: aritmia atau
disritmia, nadi sesuai target, nadi naik lebih dari 120x/menit atau turun kurang
dari 50x/menit, diastolik naik lebih dari 110 mmHg, sistolik turun kurang dari 90
BAB IV
STUDI KASUS
NAMA : Tn. A
UMUR : 52 Tahun
AGAMA : ISLAM
PEKERJAAN : Wiraswasta
A. DIAGNOSA
B. LABORATORIUM
(8 April 2016)
SGPT 20 U/L
BUN 14 mg/dL
C. HASIL ECHOCARDIOGRAFI
1. katup-katup
- RA dilatasi (RA mayor 5.6 cm; RA minor 4.5cm) dengan EST RAP
10mmHg
D. TINDAKAN MEDIS
Medikamentosa :
Simarc 2 mg 1x/hari
Theragran m 1x/hari
Analsik 1x/hari
A. ANAMNESA
A. VITAL SIGN
Temperatur : 36,5o C
B. INSPEKSI
Statis : - Postur tampak kifosis
- Dada simetris
C. PALPASI
D. AUSKULTASI
Wheezing - - Ronchi - -
- - - -
- - -
-
E. PEMERIKSAAN GERAK
Aktif :
AGB FULLFULL
Pasif :
Tes Tiup
Tes Hitung
Tes Triflow
selama 2 detik
Lingkar Toraks
Pretest : HR : 91 x/menit
RR : 18 x/menit
TD : 115/70 mmHg
SpO2 : 98%
RR : 36 x/menit
TD : 110/70 mmHg
SpO2 : 98%
Post 10 menit : HR : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
TD : 110/70
SpO2 : 98%
o 100 : mandiri
4.7 Assesment
A. KAPASITAS FISIK
o Endurance menurun
o Postur kifosis
B. KEMAMPUAN FUNGSIONAL
o Ketergantungan ringan
C. PARTISIPASI SOSIAL
4.8 Planning
o Memperbaiki postur
efisiensi pernapasan.
RENCANA TINDAKAN
o Koreksi postur
Inspiration, ACBT)
4.9 Pelaksanaan
(5 Mei 2016)
Breathing exercise
dikeluarkan secara perlahan melalui mulut dengan cara seperti meniup lilin.
repetisi: 5-6x
Repetisi: 5-6x
Repetisi: 6-8x
Pre latihan
HR : 82x/menit
TD : 100/70 mmHg
SpO2 : 98%
RR : 15x/menit
Warming up
HR : 104x/menit
TD : 105/70 mmHg
SpO2 : 99%
RR : 21x/menit
HR : 131x/menit
SpO2 : 98%
Post latihan
HR : 105x/menit
TD : 110/70 mmHg
SpO2 : 98%
RR : 24x/menit
Breathing exercise
kemudian dikeluarkan secara perlahan melalui mulut dengan cara seperti meniup
lilin.
repetisi: 5-6x
Repetisi: 5-6x
Repetisi: 6-8x
Pre latihan
HR : 82x/menit
TD : 100/70 mmHg
SpO2 : 99%
RR : 15x/menit
Warming up
HR : 98x/menit
TD : 110/70 mmHg
SpO2 : 99%
RR : 21x/menit
Saat latihan
HR : 137x/menit
SpO2 : 98%
Post latihan
HR : 101x/menit
TD : 117/75 mmHg
SpO2 : 98%
RR : 24x/menit
Breathing exercise
dikeluarkan secara perlahan melalui mulut dengan cara seperti meniup lilin.
repetisi: 5-6x
Repetisi: 5-6x
Pre latihan
HR : 94x/menit
TD : 100/70 mmHg
SpO2 : 98%
RR : 18x/menit
Warming up
HR : 106x/menit
TD : 110/70 mmHg
SpO2 : 99%
RR : 21x/menit
Saat latihan
HR : 136x/menit
SpO2 : 98%
Post latihan
HR : 108 x/menit
TD : 113/70 mmHg
SpO2 : 98%
RR : 27x/menit
4.10 Evaluasi (18 Mei 2016)
O :
A. VITAL SIGN
HR : 82 x/menit
RR : 18 x/menit
TD : 110/70 mmHg
Temperature : 36,3oC
B. INSPEKSI
Dada simetris
C. PALPASI
Suhu normal
D. AUSKULTASI
Wheezing - Ronchi - -
-
- - -
-
- - -
-
E. PEMERIKSAAN GERAK
Aktif :
AGB FULLFULL
Pasif :
F. PEMERIKSAAN KHUSUS
Tes Tiup
Tes Hitung
Tes Triflow
selama 3 detik
Lingkar Toraks
Pretest : HR : 82 x/menit
RR : 18 x/menit
TD : 110/70 mmHg
SpO2 : 98%
RR : 33 x/menit
TD : 115/75 mmHg
SpO2 : 98%
RR : 21 x/menit
TD : 110/70
SpO2 : 98%
G. PEMERIKSAAN FUNGSIONAL
100: mandiri
A :
A. KAPASITAS FISIK
Endurance menurun
Postur kifosis
B. KEMAMPUAN FUNGSIONAL
o Ketergantungan ringan
C. PARTISIPASI SOSIAL
4.12 Resume
MVR dengan onset kurang lebih 1 bulan. Pemeriksaan pada tanggal 30 aAril
2016, pasien mampu berjalan sejauh 324 meter dengan skala borg 0 (tidak ada
sesak) saat six minutes walking test. Problem kapasitas fisik yang didapat, antara
nyeri pada bagian insisi sedang hingga berat. Problem kemampuan fungsional,
breathing exercise sebelum dan sesudah latihan jalan, latihan jalan terprogram
selama tiga kali pertemuan. Hasil evaluasi yang didapatkan yaitu peningkatan
mengeluhkan sesak sangat ringan saat melakukan aktivitas naik turun tangga.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Penatalaksanaan Fisioterapi Pasca Operasi Perbaikan atau
Penggantian Katup Mitral
BAB V
Pasien dengan nama Tn. A berusia 52 tahun diagnosa pasca operasi MVR.
Pasien mengeluh nyeri pada dada dan sering sesak saat beraktivitas setelah
six minutes walking test dan juga dievaluasi pengembangan sangkar toraks yang
berkurang.
program latihan
Tabel 5.2 Pemeriksaan Six Minutes Walking Test setelah diberikan program
latihan
Pemeriksaan Six Minutes Walking Test sebelum program latihan dan setelah
program latihan didapatkan peningkatan hasil tes. Kondisi pasien lebih stabil jika
latihan menunjukkan adaptasi pasien terhadap aktivitas fisik yang bersumber dari
output, heart rate, tekanan darah sistolik, peningkatan pada tekanan rata-rata arteri
dan tekanan darah diastolik. Respon akibat latihan ini akan merangsang pusat otak
cardiac output yang akhirnya akan meningkatkan tekanan arteri rata-rata (Fahey,
1984).
akan meningkatkan jumlah darah yang ada pada pembuluh darah, akibatnya akan
meningkatkan jumlah oksigen dalam otot. Aktivitas kerja yang berat bila
dihentikan, denyut nadi akan turun secara cepat dalam 2-3 menit, lalu secara
seluas 3cm.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Penatalaksanaan Fisioterapi Pasca Operasi Perbaikan atau
Penggantian Katup Mitral
BAB VI
PENUTUP
mana katup mitral pasien diperbaiki atau diganti karena rusaknya katup mitral.
fungsionalnya agar dapat kembali beraktivitas seperti biasa tanpa ada keluhan
untuk mengembalikan daya tahan dan kebugaran pasien untuk bisa kembali pada
untuk mendapatkan hasil yang optimal, oleh karena itu pasien diedukasi untuk
oleh karena itu diperlukan edukasi untuk memotivasi pasien agar pasien bersedia
dan sesudah latihan dan membuat hubungan yang baik dengan pasien sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Froelicher and Myers. 2000. Exercise and the Heart. 4th edition. Philadelphia.
W.B. Saunders Company.
Frontera, Walter R., dkk. 2010. DeLisa's Physical Medicine and Rehabilitation:
Principles and Practice 5th edition. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins
Garson, Arthur, et al. 1998. The Science and Practice of Pediatric Cardiology.
Williams & Wilkins. Pennsylvania:1383-1400. 2585-2591.
Kisner, C., and Colby, Lynn A. 2007. Therapeutic Exercise 5th edition.
Philadelphia: FA Davis Company.
Lily, I., dkk. 2004. Buku Ajar Kardiologi. Cetakan ke-4. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Mahoney FI, and Barthel DW. 1965. Functional evaluation: the Barthel Index.
Md State Med J; 14: 61-65.
Pryor, J A., and Barbara A, Webber. Physiotherapy for Respiratory and Cardiac
Problems. London: Licensing Agency, Ltd.
Sherwood, Le. 2011. Fisiologi Anatomi Dari Sel ke Sistem edisi 6. Jakarta: CV.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Snell, R S. 2011. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: CV. EGC Penerbit
Buku Kedokteran.