Anda di halaman 1dari 15

AirNav Indonesia

SATGAS COVID-19

PROTOKOL MITIGASI COVID-19

Ver 5.0

27 APRIL 2020

AIRNAV INDONESIA
Update Summary

Protokol versi 5 ini mengakomodir masukan-masukan dari Kantor Cabang,


serta beberapa diskusi internal Tim Satgas, diantaranya :
• Status keluarga (isteri/suami/anak) Positive Covid-19
• Cuti Alasan Penting, Cuti di tempat dan PSBB.
• Memperjelas status WFH, Self-Q dan Standby-On-Call.
• Daftar Isi, serta beberapa update lainnya.

Contents
I. Definisi ........................................................................................................................................ 3
II. Mitigasi Resiko............................................................................................................................ 3
1. Protokol Positive Covid-19..................................................................................................... 3
2. Protokol Suspect Covid-19 ..................................................................................................... 4
2.1 Suspect kategori K-1......................................................................................................... 5
2.2 Suspect kategori K-2 ........................................................................................................ 5
2.3 Suspect kategori K-3 ........................................................................................................ 5
2.4 Gejala Covid-19 ............................................................................................................... 5
2.5 Ijin Sakit atau Cuti Sakit .................................................................................................. 5
2.6 Larangan Beraktifitas di Lingkungan Perum LPPNPI ..................................................... 6
2.7 Menjalani Karantina Mandiri ........................................................................................... 6
3. Protokol Preventive Covid-19 ................................................................................................ 6
4. Protokol Permintaan Pemeriksaan Covid-19 (Rapid Test) ..................................................... 7
5. Protokol Pengajauan Karantina Mandiri / Self-Quarantine (Self-Q) ...................................... 7
6. Pemblokiran Akses Karyawan ................................................................................................ 8
7. Kembali Dari Karantina.......................................................................................................... 8
8. Daerah Endemis ...................................................................................................................... 8
9. Pengaturan Cuti dan Larangan Bepergian .............................................................................. 8
10. Karantina, ILR dan Pengaturan Shift...................................................................................... 9
III. Pemetaan Resiko dan Tracing ................................................................................................... 10
IV. Tanggung-jawab Pelaksanaan, Pengawasan dan Pelaporan ...................................................... 10
V. Dasar Hukum, SOP Lokal dan Updating................................................................................... 11
VI. Penutup ...................................................................................................................................... 11
PROTOKOL MITIGASI COVID-19

I. Definisi
Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam Protokol ini, yaitu :
1. Positive adalah karyawan yang sudah dinyatakan Positive Covid-19 oleh Rumah
Sakit atau Instansi lain yang berwenang.
2. PDP atau Pasien Dalam Pengawasan, yaitu karyawan ODP dengan gejala Covid-19
tingkat sedang atau berat, sehingga memerlukan bantuan medis.
3. ODP atau Orang Dalam Pemantauan, yaitu karyawan yang masuk Kategori K1, K2
atau K3 dalam protokol ini, baik dengan gejala atau tanpa gejala. ODP memiliki
gejala Covid-19 tingkat ringan sehingga bisa dirawat secara mandiri di rumah (atau
tempat lain), tanpa bantuan medis.
4. Evaluasi adalah status Karyawan yang melakukan kontak fisik atau satu ruang kerja
atau pernah berbicara jarak dekat dengan PDP atau ODP.
5. OTG atau Orang Tanpa Gejala, yaitu karyawan ODP yang tidak mengalami gejala/
keluhan/ gangguan kesehatan sama sekali namun dapat bertindak sebagai Carrier
(pembawa virus Covid-19).
6. Karyawan Sakit adalah karyawan yang berstatus Positive, PDP atau ODP.
7. Karyawan Sehat adalah karyawan yang tidak berstatus Positive, PDP atau ODP.
8. Self Quarantine adalah Karantina Mandiri yang dilakukan oleh karyawan berstatus
ODP yang tidak memerlukan bantuan medis, dan dilakukan selama 14 hari.
Karyawan yang melakukan Self Quarantine dicatat sebagai Karyawan Sakit.
9. Ijin Sakit atau Cuti Sakit adalah Karantina Mandiri yang dilakukan oleh karyawan
berstatus Positive atau PDP atau ODP yang tidak kunjung sehat setelah 14 hari
karantina, sehingga belum diketahui kapan dapat dinyatakan Sehat kembali.
10. WFH atau Work From Home, adalah status bekerja yang bisa dilakukan oleh
Karyawan Sehat. Untuk Karyawan Sakit tidak bisa melakukan WFH.
11. Stanby-On-Call adalah pengaturan dinas Operasional yang memungkinkan
karyawan Operasional yang sehat, dapat melakukan dinas WFH. Untuk Karyawan
Sakit tidak bisa melakukan Standby-On-Call.
12. Bantuan Medis adalah dukungan fasilitas medis untuk membantu PDP atau Positive
yang biasanya disediakan oleh RS atau instansi lain yang berwenang, seperti ruang
isolasi, dokter, perawat, ventilator, obat-obatan khusus, dan sejenisnya.
13. PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, merupakan kebijakan pemerintah
daerah untuk memutus rantai penularan Covid-19.

II. Mitigasi Resiko


1. Protokol Positive Covid-19
a. Status Positive Covid-19 ditentukan oleh Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, atau
institusi lain yang berwenang.
b. Status Positive dapat menimpa Karyawan atau keluarganya.
c. Karyawan berstatus Positive :
1) Segera Menjalani karantina mandiri (self-quarantine), sambil mengajukan
Ijin sakit atau Cuti Sakit.
2) Melaporkan kepada Pimpinan masing-masing.
3) Apabila hasil Positive diperoleh dari Rapid Test, maka harus segera
melakukan Test PCR (swab test).
4) Apabila hasil PCR menyatakan Positive, maka ikuti arahan Dinas Kesehatan
atau Rumah Sakit atau Instansi lain yang berwenang.
5) Apabila hasil PCR menyatakan Negative, maka tetap jalani karantina.
Setelah 10 hari dari PCR pertama, lakukan test PCR kedua.
6) Setelah 2x (dua kali) negatif, maka karyawan dapat dinyatakan negatif,
dibuktikan dengan surat keterangan Dokter, RS, atau Dinas Kesehatan.

d. Keluarga Karyawan berstatus Positive :


Apabila keluarga karyawan berstatus positif, baik Suami/Isteri/Anak/Orang
Tua/ anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, maka :
1) Agar karyawan segera Menjalani karantina mandiri (self-quarantine),
sambil mengajukan Self-Q melalui Echain. Status ODP-K2
2) Melaporkan kepada Pimpinan masing-masing.
3) Lakukan Rapit Test.
4) Apabila hasil Rapid Test memberikan hasil Positive, maka harus segera
melakukan Test PCR (swab test).
5) Apabila hasil PCR menyatakan Positive, maka ikuti arahan Dinas Kesehatan
atau Rumah Sakit atau Instansi lain yang berwenang.
6) Apabila hasil PCR menyatakan Negative, maka tetap jalani karantina.
Setelah 10 hari dari PCR pertama, lakukan test PCR kedua.
7) Karena sumber Positive adalah dari keluarga, maka anggota keluarga yang
berstatus Positif harus melakukan 2x (dua kali) test dengan hasil Negatif,
agar bisa dinyatakan Negatif.
8) Setelah sumber Positif melakukan tes 2x (dua kali) negatif, maka karyawan
melakukan test kembali.
9) Apabila sebelumnya berstatus ODP, maka cukup 1x (datu kali) tes dengan
hasil Negatif, maka karyawan sudah berstatus Negatif.
10) Apabila sebelumnya berstatus Positif, maka diperlukan 2x (dua kali) negatif
sebagaimana protokol 1.c diatas.
11) Status Negatif dibuktikan dengan surat keterangan Dokter, RS, atau Dinas
Kesehatan serta hasil Test/ Lab.

e. Karyawan Positive Covid-19 dilarang masuk ke lingkungan Perum LPPNPI


sebelum dinyatakan sembuh, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.
f. Para Pimpinan wajib segera melaksanakan Protokol Tracing terhadap siapa saja
yang pernah berhubungan dengan Karyawan Positive dan diberi status ODP-K2
(Contoh skema tracing terlampir, namun dapat diperluas lebih dari itu).
g. Apabila Karyawan Positive kondisinya membaik, maka dapat dilakukan test
kedua (Second-Swab) pada kurun 10 hari (atau setelahnya) setelah Test Covid
pertama. Jangan melakukan test kedua kurang dari 10 hari, kecuali sesuai
petunjuk Dokter/ Dinas Kesehatan setempat.

2. Protokol Suspect Covid-19


Suspect Covid-19 dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : K1, K2 dan K3.
2.1 Suspect kategori K-1
a. Pulang dari Luar Negeri pada bulan Februari 2020 atau setelahnya. Atau
pulang dari Luar Kota/ daerah Endemis pada bulan Maret 2020 atau
setelahnya
b. Suspect kategori K-1 dari Luar Negeri atau Dalam Negeri :
1) Melaksanakan Protokol karantina mandiri (self-quarantine) selama 14
hari di rumah atau di tempat lain.
2) Melakukan pemeriksaan ke Dokter
3) Melakukan Rapid Test atau Pemeriksaan Darah.
4) Selanjutnya disebut ODP-K1.

2.2 Suspect kategori K-2


a. Melakukan kontak fisik atau pernah satu ruangan atau pernah berdekatan
pada jarak kurang dari 2 meter dengan orang Positive Covid-19
b. Karyawan Suspect K-2 :
1) Melaksanakan Protokol karantina mandiri (self-quarantine) selama 14
hari di rumah atau di tempat lain.
2) Pernyataan dari Pimpinan atau Satgas Cabang bahwa yang bersangkutan
memenuhi kriteria poin 2.2.a sebagai ODP-K2.
3) Melakukan pemeriksaan ke Dokter
4) Melakukan Rapid Test atau Pemeriksaan Darah.
5) Selanjutnya disebut ODP-K2.

2.3 Suspect kategori K-3


a. Mempunyai Gejala Covid-19 dan mempunyai riwayat yang beresiko
(pernah kontak dengan Suspect, kontak dengan orang Asing, atau riwayat
lain yang mempunyai resiko terpapar Covid-19).
b. Karyawan Suspect K-3 :
1) Melaksanakan Protokol karantina mandiri (self-quarantine) selama 14
hari di rumah atau di tempat lain.
2) Melakukan pemeriksaan ke Dokter, dan ada pernyataan Dokter bahwa
yang bersangkutan sebagai ODP.
3) Melakukan Rapid Test atau Pemeriksaan Darah.
4) Selanjutnya disebut ODP-K3.

2.4 Gejala Covid-19


Gejala Covid-19 yang perlu diwaspadai adalah : demam, pilek, batuk, badan
terasa lelah, sakit kepala, diare, nafas terasa berat, radang tenggorokan,
pendengaran tiba-tiba terganggu, lidah tiba-tiba kehilangan indera perasa atau
gejala-gejala lain sebagaimana dinyatakan oleh institusi yang berwenang.

2.5 Ijin Sakit atau Cuti Sakit


a. Karyawan ODP yang telah menjalani Self Quarantine selama 14 hari namun
tidak kunjung membaik, maka karantina dapat diperpanjang dengan status
Ijin Sakit atau Cuti Sakit.
b. Karyawan status ODP selanjutnya dapat melakukan Protokol Pemeriksaan
Resiko Covid-19 dengan Rapid Test.
c. Karyawan dengan Status PDP tidak dapat meminta Self-Q, akan tetapi harus
mengajukan Ijin Sakit atau Cuti Sakit. Hal ini dikarenakan PDP tidak
diketahui kapan akan sembuh.

2.6 Larangan Beraktifitas di Lingkungan Perum LPPNPI


a. Karyawan yang berstatus ODP dan PDP wajib melakukan Karantina
Mandiri (self-quarantine) selama 14 hari sesuai prosedur diatas.
b. Karyawan yang berstatus Positive harus melaporkan diri ke Dinas
Kesehatan setempat atau institusi lain yang ditunjuk, guna dimintakan
rujukan perawatan dan Karantina di Rumah Sakit Rujukan.
c. Karyawan berstatus ODP, PDP dan Positive dapat beraktifitas kembali ke
kantor setelah mendapat Surat Keterangan Sehat dari Dokter/ Rumah Sakit.
d. Karyawan berstatus ODP, PDP dan Positive dilarang beraktifitas di
lingkungan Perum LPPNPI. Aksesnya harus diblokir untuk sementara.

2.7 Menjalani Karantina Mandiri


a. Karantina dilakukan di rumah masing-masing atau di lokasi lain yang
dikehendaki.
b. Selalu mengenakan masker dan Jaga Jarak 2 meter selama di dalam rumah.
c. Menempati kamar tersendiri dan terpisah dari anggota keluarga lain.
d. Tidak keluar rumah.
e. Menghindari droplet (cairan yang keluar dari mulut atau hidung)
f. Menggunakan alat makan dan pakaian yang dicuci secara terpisah dari alat
makan dan pakaian anggota keluarga lainnya.
g. Olah raga ringan dan minum multi-vitamin atau vitamin C dosis tinggi, serta
obat-obatan lain yang direkomendasikan oleh Dokter.

3. Protokol Preventive Covid-19


a. Menggunakan masker dan Jaga Jarak 2 meter, baik di dalam maupun di luar
lingkungan Perum LPPNPI.
b. Meningkatkan kebersihan lingkungan kerja, penyemprotan disinfektan, dan
membersihkan benda-benda yang sering bersentuhan-fisik dengan karyawan,
seperti : gagang pintu, tombol lift, meja, kursi, pegangan tangga, dan lainnya.
c. Menyediakan hand-sanitizer di setiap CWP, tempat-tempat yang sering dilalui
oleh Karyawan dan tempat-tempat penting lainnya.
d. Sering melakukan cuci tangan dengan sabun selama minimal 30 detik, dengan
cara yang baik dan benar sesuai petunjuk Kemenkes.
e. Tidak melakukan perjalanan ke luar daerah atau ke luar negeri, baik secara
kedinasan maupun pribadi (termasuk yang sedang cuti).
f. Tidak menghadiri acara yang melibatkan 5 (lima) orang atau lebih, baik rapat
ataupun kegiatan lainnya.
g. Tidak menerima tamu untuk sementara waktu, kecuali jika bersifat sangat
penting, maka wajib melaporkan kepada Kepala Divisi KKLK (untuk Kantor
Pusat) atau General Manager (untuk Kantor Cabang). Tamu wajib memakai
masker dan dalam kondisi sehat. Hanya tamu yang mendapat ijin dari Kadiv
KKLK / GM setempat yang dapat masuk ke lingkungan Perum LPPNPI.
h. Mengenakan jaket guna menghindari kontak fisik.
i. Terapkan etika batuk dan bersin (tutup hidung dan mulut dengan tisu atau
lengan atas bagian dalam, dan menggunakan masker saat flu, batuk, pilek).
j. Menghindari komunikasi face-to-face dengan mengoptimalkan komunikasi
melalui Handphone, baik WA, Videocall, Telecon, dan sarana lainnya.

4. Protokol Permintaan Pemeriksaan Covid-19 (Rapid Test)


a. Karyawan yang ingin memeriksakan Resiko Covid-19 dengan Rapid Test,
harus berstatus Suspect K1, K2 atau K3 sebagaimana dijelaskan diatas, dan
mendapat persetujuan Pimpinan masing-masing.
b. Pimpinan selanjutnya melaporkan kepada Ketua Satgas Covid-19 Airnav
Indonesia dengan menyampaikan tempat Rapid Test yang direkomendasikan.
c. Ketua Satgas Covid-19 akan melakukan evaluasi dan assesment guna
persetujuan lebih lanjut.
d. Satgas Covid-19 akan meminta slot khusus pemeriksan Covid-19 ke Rumah
Sakit rujukan (khusus untk Kantor Pusat).
e. Selanjutnya untuk penentuan status ODP, PDP atau Positive, akan ditentukan
oleh Dokter/ Rumah Sakit atau institusi lain yang berwenang.
f. Apabila hasil Rapid Test dinyatakan Positif, maka Satgas segera melakukan
Karantina dan melaksanakan protokol Positive Covid-19.
g. Karyawan positif dari Rapid Test, akan melakukan test lanjutan berupa PCR
Test atau Swab-Test atau Rapid Test Lengkat dengan kombinasi pemeriksaan
darah dan CT-Scan Thorax.
h. Apabila diperlukan test kedua, maka dapat dilakukan setelah jarak waku 10 hari
dari test pertama. Test dengan jarak kurang dari 10 hari dapat memberikan hasil
palse (false negative). Kecuali sesuai petunjuk Dokter/ Dinas Kesehatan.

5. Protokol Pengajauan Karantina Mandiri / Self-Quarantine (Self-Q)


a. Karyawan harus berstatus Suspect ODP.
b. Mengisi laporan Protokol Covid secara online di e-chain, dengan melampirkan
hasil Laporan Awal Mitigasi Resiko Covid-19 (form terlampir).
c. Mengisi form Permohonan Self-Q (terlampir), dengan melampirkan surat
keterangan dari Dinas Kesehatan, atau dari Dokter dengan bukti hasil lab.
d. Melaporkan kepada Satgas Covid-19 Kantor Pusat, dengan diketahui oleh
Pejabat setingkat Kepala Divisi / General Manager terkait (Approval Level-1).
e. Satgas Covid-19 Kantor Pusat akan melakukan verifikasi atau wawancara
dengan Karyawan bersangkutan (bila diperlukan).
f. Ketua Satgas Covid-19 Kantor Pusat akan memberikan Persetujuan Karantina
sebagai dasar melaksanakan Self-Q (Approval Level-2).
g. Selanjutnya, Direktur SDM dan Umum akan menerbitkan Surat Ijin Self-Q
(Release), baru kemudian karyawan bisa menjalankan Self-Q. Selama masa
Self-Q, karyawan dikategorikan sedang menjalankan Cuti Sakit.
h. Apabila setelah 14 hari merasa sehat, karyawan Self-Q bisa kembali beraktifitas
di Kantor dengan menunjukkan Surat Keterangan Sehat dari Rumah Sakit
rujukan. Tanpa Surat Keterangan Sehat, dilarang beraktifitas di lingkungan
Perum LPPNPI. Selanjutnya, Akses karyawan dapat diaktifkan kembali.

6. Pemblokiran Akses Karyawan


a. Karyawan yang berstatus ODP, PDP dan Positive, aksesnya diblokir dan
dilarang melakukan aktifitas di lingkungan Perum LPPNPI.
b. Para Pimpinan bertanggung jawab untuk menjaga dan memonitor keamanan
lingkungan kerja, termasuk dari karyawan berstatus ODP, PDP dan Positive.
c. Karyawan yang sudah dinyatakan sehat (dengan Surat Keterangan Dokter),
aksesnya dapat dipulihkan dan dapat kembali beraktifitas di lingkungan Perum
LPPNPI. Surat keterangan sehat, harus diupload di e-chain dan dilaporkan
kepada Ketua Satgas.

7. Kembali Dari Karantina


7.1 Kantor Pusat
1. Karyawan menunjukkan Surat Keterangan Sehat dari Dokter RS atau
Dokter Perusahaan, disampaikan kepada Pimpinan masing-masing.
2. Karyawan yang bersangkutan meng-upload surat keterang sehat ke e-chain.
3. Pimpinan masing-masing membuat Nota Pemberitahuan kepada Direktur
SDM dan Umum dengan tembusan kepada :
1) Kepala Divisi Administrasi SDM dan Hubungan Industrial
2) Kepala Divisi Umum
3) Ketua Satgas Covid-19 Airnav Indonesia

7.2 Kantor Cabang


1. Karyawan menunjukkan Surat Keterangan Sehat dari Dokter RS atau
Dokter Perusahaan, disampaikan kepada General Manager.
2. Karyawan yang bersangkutan meng-upload surat keterang sehat ke e-chain.
3. General Manager membuat Surat Pemberitahuan kepada Direktur SDM dan
Umum dengan tembusan kepada :
1) Kepala Divisi Administrasi SDM dan Hubungan Industrial
2) Ketua Satgas Covid-19 Airnav Indonesia

8. Daerah Endemis
a. Semua kota di Luar Negeri adalah Endemis. Karyawan dilarang melakukan
perjalanan ke Luar Negeri, baik pribadi maupun kedinasan.
b. Semua kota di Jawa dan Bali adalah Endemis. Karyawan dilarang melakukan
perjalanan ke Jawa dan Bali, baik pribadi maupun kedinasan. Karyawan yang
bekerja di Jawa dan Bali, dilarang melakukan perjalanan keluar kota/ daerah.
c. Kota-kota endemis lain dapat dilihat di : www.covid19.go.id

9. Pengaturan Cuti dan Larangan Bepergian


a. Salah satu cara memutus rantai penularan Covid-19 adalah dengan melakukan
Social/ Physical Distancing dan tidak melakukan perjalanan keluar kota/daerah.
b. Para Pimpinan agar mengatur persetujuan ijin cuti Karyawan sedemikian rupa,
agar karyawan tidak bepergian keluar kota/daerah hingga 30 Juni 2020.
c. Karyawan yang sudah mendapat ijin cuti sebelum diberlakukannya protokol ini,
agar dilarang melakukan perjalanan ke luar kota/ daerah atau melakukan
perubahan waktu cuti.
d. Untuk Cuti Alasan Penting, agar Pimpinan masing-masing dapat meminta ijin
kepada Direktur SDM dan Umum, guna arahan lebih lanjut.
e. Cuti Di Tempat menjadi kebijakan Pimpinan untuk mempertimbangkannya,
dengan catatan Pimpinan dapat melakukan pengawasan agar karyawan yang
bersangkutan tidak pergi ke luar kota/ daerah, dengana tetap menyesuaikan pada
ketentuan tentang PSBB di daerah masing-masing.
f. Secara umum, seluruh Karyawan diharapkan agar memperbanyak aktifitas di
dalam rumah guna memutus rantai penularan Covid-19
g. Terkait PSBB, agar Kantor Pusat dan Kantor Cabang dapat menyesuaikan
aktifitas kantor dengan kebijakan PSBB di daerah masing-masing.
h. Apabila ada karyawan yang tidak bisa kembali ke lokasi kerja karena terhalang
PSBB (karena cuti atau pergi ke luar kota), agar Pimpinan masing-masing dapat
melaporkan kepada Direktur SDM dan Umum guna arahan lebih lanjut.

10. Karantina, ILR dan Pengaturan Shift


a. Secara administrasi, Self-Q dicatat sebagai ijin sakit atau cuti sakit.
b. Karyawan Administrasi dapat melakukan Smart-WFH dan tetap dicatat hadir
ke kantor dengan melakukan presensi kehadiran melalui e-chain.
c. Karyawan Operasional (Operasi dan Teknik) tidak dapat melakukan Smart-
WFH, presensi kehadiran dicatat sesuai Jadwal Dinas yang disetujui oleh
General Manager.
d. General Manager agar melakukan pengaturan dinas Operasional sedemikian
rupa sehingga kehadiran karyawan dapat optimal dan hak-hak karyawan tetap
dapat dipenuhi sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk Insentif Licence dan
Rating (ILR).
e. Dalam kondisi tertentu, General Manager dapat mengusulkan karyawan
Operasional untuk melaksanakan WFH dengan cara karyawan yang
bersangkutan melaksanakan dinas Standby-On-Call.
f. Dengan Standby-On-Call secara WFH, karyawan Operasi dan Teknik dapat
melakukan absensi secara online dari rumah, melalui e-chain, sehingga
kehadirannya tetap tercatat.
g. Standby-On-Call mengikuti jam kerja Office Hour, 08.00-17.00 Local Time
(pengaturan jam kerja pada bulan Ramadhan menyesuaikan ketentuan yang
berlaku). Apabila karyawan Operasional yang standby-on-call diharuskan
melakukan tugas diluar jam tersebut, agar General Manager dapat membuat
aturan dan prosedur lokal perihal dimaksud.
h. Standby-On-Call tidak berlaku bagi General Manager, Deputy Operasi,
Deputy Teknik, Manager yang betanggung-jawab di bidang Perencanaan
Operasi, dan Manager yang bertanggung-jawab di bidang Fasilitas Teknik.
i. Protokol pengajuan Standby-On-Call mengikuti protokol Smart-SHIFT
(Grouping) sebagaimana diatur dalam dokumen Protokol Smart-WFH terbaru.
j. Penentuan besaran tunjangan dan hal-hal lainnya dapat dilihat pada Keputusan
Direksi terkait.

III. Pemetaan Resiko dan Tracing


1. Pemetaan Resiko
a. Peta Resiko Covid-19 dibagi sebagai berikut :
• Level-0 : Positive
• Level-1 : PDP
• Level-2 : ODP atau OTG
• Level-3 : Evaluasi (Orang yang kontak dengan ODP atau PDP)
b. Karyawan Positive dan PDP dilakukan karantina dan perawatan sesuai
ketentuan, dan mengajukan ijin sakit atau cuti sakit.
c. Karyawan ODP dan OTG melakukan karantina mandiri di rumah masing-
masing, dan mengajukan Self-Q.
d. Karyawan Evaluasi bekerja normal, tidak dilakukan karantina, namun harus
selalu mengenakan masker dan Jaga Jarak, serta melakukan protokol
pencegahan secara ketat, karena statusnya dapat berubah apabila karyawan
PDP, ODP atau OTG berubah status menjadi Positive.

2. Tracing
Para Pimpinan wajib melakukan tracing kegiatan dengan cara sebagai berikut :
a. Rekan kerja satu group / shift
b. Rekan kerja satu ruangan
c. Rekan kerja pemilik hobby yang sama (bersepeda, mancing, dsj)
d. Rekan kerja dalam kegiatan sosial/keagaman yang sama (arisan, tabligh, dsj)
e. Personel lain yang bekerja di lingkungan kerja (office boy, security, dsj)
f. Personel-personel lain yang dianggap mempunyai resiko.

3. Back-Track
a. Penelusuran pada point 2 diatas, dilakukan dalam kurun 14 hari ke belakang.
b. Apabila kontak lebih dari 14 hari dan tidak ada gejala, maka diasumsikan tidak
terjadi penularan / penyebaran Covid-19.
c. Apabila muncul gejala di kemudian hari, maka dapat masuk kategori K3.

IV. Tanggung-jawab Pelaksanaan, Pengawasan dan Pelaporan


1. Pimpinan yang dimaksud dalam Protokol ini adalah :
a. Pimpinan di Kantor Pusat adalah Kepala SPI, Sekretaris Perusahaan, Kepala
Biro dan Kepala Divisi.
b. Pimpinan di Kantor Cabang dan Cluster adalah General Manager
2. Para Pimpinan bertanggung-jawab untuk :
a. Melakukan pengawasan Karyawan berstatus ODP, PDP dan Positive dan
menyampaikan perkembangan kesehatannya setiap 2 (dua) hari, kepada Ketua
Satgas Covid-19 Kantor Pusat. Laporan awal dapat disampaikan melalui WA.
b. Melakukan pengawasan karyawan dengan status ODP, PDP, dan Positive
Covid-19 agar tidak melakukan aktifitas di lingkungan Perum LPPNPI.
3. Seluruh Karyawan wajib melaksanakan protokol ini, walaupun statusnya sedang
cuti. Atasan masing-masing bertanggung-jawab untuk melakukan sosialisasi dan
pengawasan atas pelaksanaan protokol ini bagi seluruh karyawan.
4. Seluruh laporan tekait Covid-19 di lingkungan Sekretaris Perusahan, SPI, Divisi,
Biro, Kantor Cabang dan clusternya, agar disampaikan kepada Ketua Satgas Covid-
19 dengan tembusan kepada Direktur masing-masing.

V. Dasar Hukum, SOP Lokal dan Updating


1. Keputusan Direksi Nomor : KEP.1590/ LPPNPI/ KLH.08/ III/ 2020 tanggal 19
Maret 2020 tentang Tim Satuan Tugas Mitigasi Penyebaran Virus Corona (Covid-
19) di Lingkunan Perum LPPNPI
2. Keputusan Direksi Nomor : KEP.1591/U/LPPNPI/ KLH.01/ III/ 2020 tanggal 20
Maret 2020 tentang Protokol Mitigasi Virus Corona (Covid-19) dan Protokol Smart
Work From Home di Lingkungan Perum LPPNPI.
3. Surat Edaran Direktur Utama nomor : EDR.009/ U/00/ LPPNPI/ PER.10.05/ IV/
2020 tanggal 13 April 2020 tentang Larangan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah
dan/atau Kegiatan Mudik Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19)
4. Keputusan Direksi nomor : KEP.2654/LPPNPI/KLH.08/IV/2020 tanggal 21 April
2020 tentang Pengaturan Khusus Pemberian Tunjangan Selama Masa Pandemi
Corona Virus Desease 2019 (Covid-19).
5. Mengingat kondisi lapangan Wabah Covid-19 yang dinamis dan berbeda di setiap
tempat, maka para Kepala SPI, Sekretaris Perusahaan, Kepala Biro, Kepala Divisi
dan General Manager dapat membuat SOP Lokal sebagai implementasi Protokol
ini di lingkungan kerjanya masing-masing dengan tetap mengacu pada Protokol ini
serta Keputusan Direksi diatas.
6. Satgas Covid-19 Airnav Indonesia akan melakukan update apabila ada perubahan
protokol yang diperlukan guna dapat melakukan antisipasi terhadap dinamika di
lapangan. Protokol yang harus diikuti adalah protokol versi tebaru.

VI. Penutup
Demikian disampaikan untuk menjadi acuan pelaksanaan.

Tangerang, 27 April 2020

Ketua Satgas Covid-19


Airnav Indonesia
Riza Fahmi
SATGAS COVID-19

FORM
AirNav Indonesia PERMOHONAN
SELF-Q

PERMOHONAN SELF-QUARANTINE

Sebagai upaya mencegah dan mengurangi penyebaran Virus Corona (Covid-19) di lingkungan
kerja, dengan hormat saya mengajukan permohonan Self-Quarantine, dengan data berikut :
N a m a / NIK : ..................................................................................................
Jabatan/ Unit Kerja : ..................................................................................................
Lamanya Self Quarantine : dari tgl .............. s/d .....................2020 (........ hari kalender)
Kondisi Karyawan : sehat / memiliki gejala (sebutkan)
.................................................................................................
Penyakit Yang Diidap : ..................................................................................................
Alamat Rumah : ..................................................................................................
No. Telepon/ HP : ..................................................................................................
Alasan Self Quarantine : Kategori K1 / K2 / K3 (sertakan lampiran Mitigasi resiko)

Lokasi Kerja, Tanggal/Bulan/Tahun

*) Menyetujui / Menolak
Pejabat setingkat Kadiv/ GM Yang Mengajukan Self-Q

(NAMA LENGKAP) (NAMA LENGKAP)

*) Menyetujui / Menolak
Direktur SDM dan Umum

RAHADI SULISTYO

Diperiksan dan dicatat


No. .............................
SATGAS COVID-19

FORM
AirNav Indonesia MITIGASI
RESIKO

MITIGASI RESIKO COVID-19

A. Data Karyawan
Nama / NIK NIK :

Jabatan / Unit Kerja KP/ KC :


Alamat / No HP Aktif HP :

B. Alasan Meminta Pemeriksaan / Self-Q


1. Kontak dengan Positive ( ............... sebutkan nama orangnya)
2. Pergi ke Luar Negeri ( ............... sebutkan negara dan kotanya)
3. Pergi ke Luar Negeri ( ............... sebutkan kotanya)

Riwayat Perjalanan
Tanggal Kota Agenda / Orang yang ditemui

C. Kondisi Kesehatan : ** Tanpa Gejala / Dengan Gejala


1. Batuk 3. Demam 5. Radang Tenggorokan
2. Pilek 4. Diare 6. Lelah, Letih, Lesu.
7. Gejala lain

Lokasi ……….. , Maret 2020

Pimpinan

Anda mungkin juga menyukai