Anda di halaman 1dari 31

PROTOKOL KERJA SELAMA PANDEMI COVID-19

& PENANGANAN KASUS DI ASSET/FIELD


(WAYANG WINDU, SALAK & DARAJAT)

Star Energy Geothermal

October 2020
MAKSUD, TUJUAN, JANGKA WAKTU & RUANG LINGKUP
Maksud dan Tujuan:
1. Memastikan Personil (Pegawai dan Mitra Kerja) yang bekerja di Asset/Field dalam kondisi sehat.
2. Mengurangi kontak antar orang di Asset/Field (physical distancing).
3. Memastikan tempat kerja steril dari kemungkinan penyebaran dan penularan COVID-19.
4. Cepat dan tanggap dalam menangani kasus COVID-19 yang terjadi di Asset/Field.
5. Menerapkan protokol yang ketat terhadap semua personil (Pegawai dan Mitra Kerja) yang bekerja di
Asset/Field.
6. Meminimalkan dampak terhadap operasi dan mempercepat proses pemulihan operasi.

Jangka Waktu dan Ruang Lingkup Penerapan Protokol:


1. Protokol berlaku hingga tersedianya vaksin/obat yang efektif untuk mengobati COVID-19 atau waktu
yang akan ditentukan kemudian
2. Protokol berlaku untuk semua personil (Pegawai dan Mitra Kerja) di Asset/Field atau area lain yang
ditentukan.
DAFTAR PROTOKOL
1. PROTOKOL MEMASUKI AREA OPERASI (ASSET/FIELD)
2. PROTOKOL MEMASUKI AREA POWER STATION
3. PROTOKOL MEMASUKI KANTOR DI AREA OPERASI (ASSET/FIELD)
4. PROTOKOL MEMASUKI HOUSING & CAMP
5. PROTOKOL MEMASUKI CONTROL ROOM
6. A. PROTOKOL PENANGANAN PEGAWAI ATAU DEPENDENT YANG DIDUGA TERKENA COVID-19 BERDASARKAN HASIL RAPID TEST
B. PROTOKOL PENANGANAN PEGAWAI ATAU DEPENDENT YANG TERKONFIRMASI COVID-19 BERDASARKAN HASIL PCR TEST
7. A. PROTOKOL PENANGANAN MITRA KERJA YANG DIDUGA TERKENA COVID-19 BERDASARKAN HASIL RAPID TEST
B. PROTOKOL PENANGANAN MITRA KERJA YANG TERKONFIRMASI COVID-19 BERDASARKAN HASIL PCR TEST
8. ALGORITMA / ALUR UMUM PELACAKAN KONTAK KASUS TERKONFIRMASI POSITIF MELALUI PCR TEST
9. A. PROTOKOL PENANGANAN PEGAWAI YANG MEMILIKI GEJALA COVID-19 DI ASSET/FIELD
B. PROTOKOL PENANGANAN MITRA KERJA YANG MEMILIKI GEJALA COVID-19 DI ASSET/FIELD
10. PROTOKOL DISINFEKSI TEMPAT KERJA DI ASSET/FIELD
11. PROTOKOL PENYAMPAIAN HASIL PCR TEST KE PEGAWAI
12. PROTOKOL KERJA BAGI PEGAWAI DI AREA TERDAMPAK
13. PROTOKOL PENANGANAN PERSONIL TERKONFIRMASI COVID-19 DI AREA OPERASI
14. PROTOKOL TRANSPORTASI PERSONIL TERKONFIRMASI COVID-19 (N-0)​
15. PROTOKOL PELAPORAN INTERNAL KEJADIAN TERKAIT COVID-19
16. PROTOKOL PELAPORAN EKSTERNAL KEJADIAN TERKAIT COVID-19
17. PROTOKOL BEKERJA DI LAPANGAN UNTUK OPERATOR, TEKNISI & PEKERJA LAPANGAN
1. PROTOKOL MEMASUKI AREA OPERASI (ASSET/FIELD)
1. Hanya personil dengan fungsi kerja critical (tidak dapat ditinggalkan) yang diizinkan (Kepala Teknik Panas Bumi)
KTPB/ HoD Asset dapat memasuki area operasi Star Energy Geothermal.
2. Personil yang diizinkan akan mengisi formulir screening COVID-19 (paling lambat 1 hari sebelumnya).
3. Dokter perusahaan memberikan medical clearance untuk personil yang bersangkutan kepada KTPB. KTPB akan
memberikan izin transportasi dan masuk area operasi.
4. Personil tidak diperkenankan menggunakan kendaraan umum untuk perjalanan dari rumah ke tempat kerja / pick
up point dan sebaliknya.
5. Personil akan melalui bilik antiseptik yang ditentukan, pemeriksaan suhu tubuh dan keamanan.
6. Hanya kendaraan yang diizinkan KTPB dapat memasuki area operasi Star Energy Geothermal.
7. Kendaraan yang masuk akan dilakukan penyemprotan disinfektan dan pemeriksaan keamanan.
8. Selama masa pandemi, SEG tidak menerima tamu, kecuali mendapat izin khusus dari KTPB dan melalui protokol
kesehatan yang dipersyaratkan.

Note: Izin melintas untuk PT Indonesia Power, Taman Nasional, PTPN, Perhutani atau Pegawai Pemerintah lainnya
yang telah mendapatkan izin dari KTPB akan mengikuti prosedur nomor 4 & 6.
2. PROTOKOL MEMASUKI AREA POWER STATION
1. Seluruh area Power Station dikategorikan sebagai area terbatas. Hanya personil yang diizinkan oleh
KTPB dapat memasuki area Power Station.
2. Personil akan melewati bilik antiseptik sebelum memasuki area Power Station.
3. Personil yang memasuki area Power Station wajib menjaga kebersihan diri, mencuci tangan dengan
sabun atau hand sanitizer.
4. Personil yang memasuki area Power Station wajib menggunakan masker.
5. Personil yang tidak memiliki izin dari KTPB, tidak diperkenankan memasuki Control Room.
3. PROTOKOL MEMASUKI KANTOR DI AREA OPERASI (ASSET/FIELD)

1. Hanya personil yang telah mendapatkan izin dari masing-masing KTPB, HOD, Medical dan Security
yang dapat memasuki area perkantoran.
2. Personil yang diizinkan harus mengisi formulir screening COVID-19 paling lambat 1 (satu) hari
sebelumnya.
3. Medical akan memberikan informasi kepada KTPB, HOD dan Security, personil yang tidak diizinkan
memasuki kantor karena alasan kesehatan.
4. Personil akan melalui pemeriksaan suhu tubuh dan pemeriksaan keamanan.
5. Semua personil harus melakukan disinfeksi alas sepatu pada tempat yang disediakan
6. Personil wajib menjaga kebersihan diri, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan
memakai masker sesuai standar, selama di dalam kantor.
7. Setiap personil wajib menjaga jarak (physical distancing), minimal 1.5 meter.
8. Pengantar dokumen dan barang hanya diperkenankan memasuki area yang telah ditentukan.
Dokumen dan barang yang diterima harus dilakukan disinfeksi.
4. PROTOKOL MEMASUKI HOUSING & CAMP
1. Hanya personil dengan fungsi kerja critical (tidak dapat ditinggalkan) yang diizinkan KTPB dapat
memasuki area housing & camp.
2. Personil hanya dapat menempati kamar yang telah ditentukan untuknya.
3. Selama berada di housing & camp, personil harus melakukan physical distancing (menjaga jarak
minimal 1.5 meter) dan tidak memasuki kamar personil lain.
4. Personil harus menanggalkan sepatu, mandi, dan berganti pakaian. Sepatu dan pakaian kotor
diletakkan di tempat ditentukan.
5. Personil harus selalu tetap menjaga kebersihan individu dan lingkungan housing dengan menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
5. PROTOKOL MEMASUKI CONTROL ROOM
1. Area Control Room dikategorikan sebagai area sangat terbatas. Hanya personil yang diizinkan oleh
KTPB dapat memasuki area Control Room. Untuk Operator yang bekerja di Control Room telah
melakukan rapid test.
2. Personil yang akan memasuki dan selama di Control Room wajib menjaga kebersihan diri, mencuci
tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
3. Personil yang memasuki area Control Room wajib menggunakan masker dan sarung tangan serta
mengganti sepatu dengan alas kaki terpisah / khusus untuk Control Room.
4. Selama berada dalam Control Room tetap melakukan physical distancing (menjaga jarak minimal 1.5
meter).
6.A. PROTOKOL PENANGANAN PEGAWAI ATAU DEPENDENT YANG DIDUGA
TERKENA COVID-19 BERDASARKAN HASIL RAPID TEST
1. Pada dasarnya hanya Pegawai yang dinyatakan sehat oleh Medical yang boleh bekerja di Asset/Field. Perusahaan akan
melakukan Rapid Test sesuai jadual untuk Operator dan dapat juga untuk keperluan screening kesehatan terhadap
Pegawai lainnya.
2. Pegawai sakit yang memiliki gejala menyerupai COVID-19 berdasarkan hasil daily health monitoring/medical screening
(sehingga dinyatakan tidak boleh bekerja di Asset/Field) dan sudah mendapat pengobatan namun belum
menunjukkan perbaikan, akan dilakukan rapid test.
3. Rapid Test dapat dilakukan oleh dokter perusahaan, rumah sakit rujukan perusahaan, atau pemeriksaan mandiri di
luar perusahaan.
4. Apabila hasil Rapid Test terhadap Pegawai:
a. Non-Reaktif, maka Pegawai melakukan pengobatan sesuai anjuran dokter dan dapat kembali bekerja setelah
dinyatakan sehat oleh dokter.
b. Reaktif (N-0), maka wajib :
• Melakukan karantina mandiri selama 14 hari untuk Pegawai dengan kondisi tanpa gejala atau gejala ringan.
Selama karantina melaporkan perkembangan kesehatannya pada dokter perusahaan.
• Dirujuk ke rumah sakit untuk Pegawai dengan kondisi gejala sedang atau berat, untuk pemeriksaan lebih lanjut
dan atau isolasi di rumah sakit.
• Pegawai dengan hasil Rapid Test Reaktif akan di minta untuk segera (maksimal 3 hari) melakukan PCR Test
untuk memastikan COVID-19 di rumah sakit rujukan (Protokol 6.B.) (bersambung…)
6.A. PROTOKOL PENANGANAN PEGAWAI ATAU DEPENDENT YANG DIDUGA
TERKENA COVID-19 BERDASARKAN HASIL RAPID TEST (…sambungan)
5. Medical akan melakukan contact tracing 14 hari ke belakang terhadap Pegawai dengan hasil Rapid Test reaktif (N-
0) untuk mendapatkan kontak erat (N-1). Orang dengan kontak erat (N-1) wajib melakukan karantina mandiri
selama 14 hari.
6. Medical melanjutkan contact tracing 14 hari ke belakang terhadap N-1 untuk mendapatkan orang kontak erat (N-
2). Orang dengan kontak erat (N-2) wajib melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
7. Untuk menggantikan tim yang dikarantina selama 14 hari, akan ditugaskan tim pengganti.
8. Pegawai (N-0), kontak erat (N-1) dan kontak erat (N-2) dinyatakan Fit-to-Work apabila :
a. Pegawai (N-0) yang melakukan karantina mandiri selama 14 hari dan telah dinyatakan tidak terkonfirmasi
dari hasil PCR Test sebanyak 2 kali berturut-turut.
b. Pegawai (N-0) yang dirawat di rumah sakit dinyatakan sembuh oleh rumah sakit rujukan dan telah melakukan
karantina mandiri selama 14 hari setelah keluar dari rumah sakit.
c. Kontak erat (N-1 dan N-2) tidak menunjukkan gejala selama 14 hari karantina dan dinyatakan sehat oleh
dokter perusahaan.
9. Langkah-langkah diatas berlaku juga untuk dependent yang tinggal satu rumah. Dalam hal dependent atau orang
yang tinggal satu rumah dengan pegawai, diduga terkena COVID-19 berdasar hasil Rapid Test (N-0) maka status
Pegawai menjadi N-1, atau sebaliknya.
6.B. PROTOKOL PENANGANAN PEGAWAI ATAU DEPENDENT YANG TERKONFIRMASI
COVID-19 BERDASARKAN HASIL PCR TEST
1. Pegawai dengan hasil Rapid Test Reaktif wajib melakukan PCR Test di rumah sakit rujukan perusahaan dan melakukan
karantina mandiri selama 14 hari.
2. Apabila hasil PCR Test terhadap Pegawai:
a. Tidak Terkonfirmasi (Negatif), maka pegawai melakukan pengobatan sesuai anjuran dokter, menyelesaikan karantina
mandiri 14 hari (point #1) dan dapat kembali bekerja setelah dinyatakan sehat oleh dokter perusahaan.
b. Terkonfirmasi (Positif), maka wajib:
• Melakukan karantina selama 14 hari untuk pegawai dengan kondisi tanpa gejala atau gejala ringan. Selama karantina
melaporkan perkembangan kesehatannya pada dokter perusahaan
• Dirujuk ke rumah sakit untuk pegawai dengan kondisi gejala sedang atau berat, untuk pemeriksaan lebih lanjut dan
atau isolasi di rumah sakit.
Catatan: Dokter perusahaan akan melakukan monitoring kesehatan secara berkala dan melaporkan perkembangan
kesembuhan pegawai
3. Pegawai dengan hasil PCR Test terkonfirmasi (positif) dinyatakan Fit-to-Work (persyaratan return-to-work SEG) apabila:
a. Telah mendapatkan hasil PCR test 2x negatif berturut-turut, dan
b. Bagi yang dirawat di rumah sakit: telah menyelesaikan 14 hari karantina setelah keluar dari rumah sakit, atau
c. Bagi yang karantina mandiri: telah menyelesaikan 14 hari karantina setelah PCR test 2x negatif berturut-turut
d. Untuk yang telah menyelesaikan karantina 14 hari setelah keluar rumah sakit atau setelah 14 hari karantina mandiri tapi
hasil PCR test masih positif, akan ditambah karantina 7 hari setelah hasil PCR test negatif kedua berturut-turut dan juga
akan dilakukan rapid test di hari ke-8 (sebelum masuk).
(bersambung…)
6.B. PROTOKOL PENANGANAN PEGAWAI ATAU DEPENDENT YANG TERKONFIRMASI
COVID-19 BERDASARKAN HASIL PCR TEST (…sambungan)
4. Pegawai yang menginformasikan kepada Medical hasil PCR Test terkonfirmasi yang dilakukan mandiri
atau oleh pihak lain di luar perusahaan, maka perusahaan akan melakukan prosedur contact tracing
(seperti dalam Protokol 6.A. Prosedur 5 & 6).
5. Langkah-langkah diatas berlaku juga untuk dependent yang tinggal satu rumah. Dalam hal dependent
atau orang yang tinggal satu rumah dengan pegawai, terkonfirmasi COVID-19 berdasar hasil PCR Test
(N-0) maka status pegawai menjadi N-1, atau sebaliknya (lihat protokol 6.A).
6. Perusahaan dapat menggunakan aplikasi untuk memonitor kondisi dan keberadaan N-0 ketika
menjalani karantina mandiri.
7.A. PROTOKOL PENANGANAN MITRA KERJA YANG DIDUGA TERKENA COVID-19
BERDASARKAN HASIL RAPID TEST
1. Pada dasarnya hanya Mitra Kerja yang dinyatakan sehat oleh Medical yang boleh bekerja di Asset/Field.
Berdasarkan screening kesehatan, Perusahaan dapat meminta Manajemen Mitra kerja untuk melakukan Rapid Test
kepada Mitra Kerja.
2. Rapid Test dapat dilakukan oleh rumah sakit rujukan perusahaan, atau pemeriksaan mandiri di luar perusahaan.
3. Apabila hasil Rapid Test terhadap Mitra Kerja:
a. Non-Reaktif, maka Mitra Kerja dapat bekerja sesuai jadual yang telah diatur.
b. Reaktif (N-0), maka wajib:
• Melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Selama karantina, Mitra Kerja melaporkan perkembangan
kesehatannya pada Manajemen Mitra Kerjanya. Manajemen Mitra Kerja akan melaporkan
perkembangannya ke Contract Owner.
• Manajemen Mitra Kerja bertanggung jawab untuk memastikan personil tersebut mengikuti alur penanganan
COVID-19 selanjutnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk test lanjutan
• Management Mitra kerja wajib melaporkan hasil test lanjutan ke contract owner (max. 7 hari) untuk
tindakkan lebih lanjut terkait contact tracing
4. Medical akan melakukan contact tracing terhadap:
a. Mitra Kerja (N-0) selama 14 hari ke belakang. Jika dalam contact tracing ditemukan riwayat di area kerja, akan
segera dilakukan evakuasi.
b. Orang dengan kontak erat (N-1) & (N-2) wajib melakukan karantina mandiri selama 14 hari. (bersambung…)
7.A. PROTOKOL PENANGANAN MITRA KERJA YANG DIDUGA TERKENA COVID-19
BERDASARKAN HASIL RAPID TEST (…sambungan)
5. Area kerja terkait Mitra Kerja (N-0) akan segera dilakukan proses disinfeksi secara menyeluruh,
termasuk fogging.
6. Mitra Kerja dinyatakan Fit-to-Work apabila:
a. Mitra Kerja telah melakukan PCR Test ulang sebanyak 2 kali berturut-turut dengan hasil negatif dan
telah melakukan karantina mandiri selama 14 hari setelah hasil PCR negatif kedua.
b. Manajamen Mitra Kerja telah memberikan surat pernyataan sudah menindaklanjuti sesuai aturan
yang belaku beserta hasil test PCR tersebut ke Perusahaan.
c. Dokter Perusahaan telah melakukan validasi dan menyatakan bahwa Mitra Kerja yang
bersangkutan sehat dan dapat bekerja kembali.
7.B. PROTOKOL PENANGANAN MITRA KERJA YANG TERKONFIRMASI COVID-19
BERDASARKAN HASIL PCR TEST
1. Mitra Kerja dengan hasil Rapid Test Reaktif wajib melakukan PCR Test dan melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
2. Apabila hasil PCR Test terhadap Mitra Kerja:
a. Tidak Terkonfirmasi (Negatif), maka Mitra Kerja melakukan pengobatan sesuai anjuran dokter (jika diperlukan), menyelesaikan
karantina mandiri 14 hari (point #1) dan dapat kembali bekerja setelah dinyatakan sehat oleh dokter perusahaan.
b. Terkonfirmasi (Positif), maka wajib:
• Mengikuti alur penanganan kasus terkonfirmasi sesuai aturan Pemerintah (melaporkan ke Puskesmas & Satgas COVID-19
Kecamatan secepatnya, kurang dari 24 jam).
• Melakukan karantina mandiri* selama 14 hari untuk Mitra Kerja dengan kondisi tanpa gejala. Selama karantina melaporkan
perkembangan kesehatannya pada Manajemen Mitra Kerja. (*persetujuan gugus tugas Kecamatan).
• Dirujuk ke rumah sakit untuk Mitra Kerja dengan kondisi gejala ringan, sedang atau berat, untuk pemeriksaan lebih lanjut dan
atau isolasi di rumah sakit.
• Manajemen Mitra Kerja akan melakukan monitoring kesehatan secara berkala dan melaporkan perkembangan kesembuhan
mitra kerja
3. Mitra kerja dengan hasil PCR Test terkonfirmasi (positif) dinyatakan Fit-to-Work (persyaratan return-to-work/WFO SEG) apabila:
a. Telah mendapatkan hasil PCR test 2x negatif berturut-turut, dan
b. Bagi yang dirawat di rumah sakit: telah menyelesaikan 14 hari karantina setelah keluar dari rumah sakit, atau
c. Bagi yang karantina mandiri: telah menyelesaikan 14 hari karantina setelah PCR test 2x negatif berturut-turut.
d. Untuk yang telah menyelesaikan karantina 14 hari setelah keluar rumah sakit atau setelah 14 hari karantina mandiri tapi hasil PCR
test masih positif, akan ditambah karantina 7 hari setelah hasil PCR test negatif kedua berturut-turut dan juga akan dilakukan
rapid test di hari ke-8 (sebelum masuk).
(bersambung…)
7.B. PROTOKOL PENANGANAN MITRA KERJA YANG TERKONFIRMASI COVID-19
BERDASARKAN HASIL PCR TEST (…sambungan)

5. Medical akan melakukan contact tracing 14 hari ke belakang terhadap Mitra Kerja dengan hasil PCR
Test positif (N-0) untuk mendapatkan kontak erat (N-1). Orang dengan kontak erat (N-1) wajib
melakukan PCR Test dan karantina selama 14 hari.
6. Medical melanjutkan contact tracing 14 hari ke belakang terhadap (N-1) untuk mendapatkan orang
kontak erat (N-2). Orang dengan kontak erat (N-2) wajib melakukan PCR Test jika N-1 terkonfirmasi
positif melalui PCR Test dan karantina selama 14 hari.
8. ALGORITMA / ALUR UMUM PELACAKAN KONTAK KASUS TERKONFIRMASI
POSITIF MELALUI PCR TEST
BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/247/2020
TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
9.A. PROTOKOL PENANGANAN PEGAWAI YANG MEMILIKI GEJALA
COVID-19 DI ASSET/FIELD
1. Pegawai yang memiliki gejala ringan (pilek, demam batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat,
hilangya kemampuan perasa dan pembau, mual, sakit kepala, lelah/letih) di Asset/Field (setelah
sebelumnya hasil rapid test-nya non-reaktif), akan diberikan pengobatan dan akan dilakukan
pemeriksaan PCR test.
2. Selama menunggu hasil PCR test akan diisolasi di fasilitas yang ada di lapangan atau tempat isolasi
yang akan ditentukan kemudian.
3. Jika hasil PCR test:
a) negatif yang bersangkutan akan dipulangkan untuk sick leave/istirahat.
b) positif, mengikuti protokol terkonfirmasi positif.
9.B. PROTOKOL PENANGANAN MITRA KERJA YANG MEMILIKI
GEJALA COVID-19 DI ASSET/FIELD
1. Mitra Kerja yang memiliki gejala ringan (pilek, demam batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat,
hilangya kemampuan perasa dan pembau, mual, sakit kepala, lelah/letih) di Asset/Field (setelah
sebelumnya hasil rapid test-nya non-reaktif), akan diberikan pengobatan dan sick-leave oleh
Manajemen Mitra Kerja.
2. Jika selama sick leave gejala tidak menunjukan perbaikan atau menjadi gejala sedang (semua gejala
ringan disertai sesak ringan), Manajemen Mitra Kerja wajib menindaklanjuti dengan prosedur medis
yang sudah berlaku.
10. PROTOKOL DISINFEKSI TEMPAT KERJA DI ASSET/FIELD
1. Standar disinfeksi area tempat kerjakan dilakukan secara berkala:
a. Control Room dan Akomodasi Operator:
• Area di dalam Control Room dan Akomodasi Operator dilakukan sehari 3 kali (mencakup handle pintu,
telpon, permukaan meja kerja, keyboard, dsb)
• Area di luar/sekitar Control Room dilakukan setiap 1 jam (mencakup handle pintu, handrail, telpon,
permukaan meja kerja, keyboard, dsb)
b. Fasilitas Lainnya (Perkantoran, Housing Non-Operator, Dapur, Dining, Fitness, Masjid)
• Sehari 3 kali (mencakup handle pintu, telpon, permukaan meja, keyboard, dsb)
• Untuk area publik (sering dipergunakan) akan dilakukan setiap 1 jam
c. Untuk area yang tidak banyak kegiatan:
• Seminggu sekali
2. Disinfeksi khusus akan dilakukan jika ditemukan hasil Rapid Test reaktif atau PCR Test terkonfirmasi COVID-19
(N-0) di area kerja, sebagai berikut:
a. Seluruh area kerja (dimana N-0 pernah berada) akan segera dilakukan evakuasi oleh ORT.
b. Area kerja (dimana N-0 pernah berada) segera dilakukan proses disinfeksi secara lebih lengkap dan
menyeluruh, termasuk fogging.
c. Area kerja dapat digunakan kembali setelah ada pemberitahuan dari ORT .
11. PROTOKOL PENYAMPAIAN HASIL PCR TEST KE PEGAWAI
1. Team Medical Asset menerima informasi hasil PCR test dari team Medical Jakarta.
2. Team Medical Asset akan menginformasikan hasil PCR test kepada masing-masing pegawai setelah
pelaporan kepada HOD/KTPB dilakukan:
• Bila N-0 berada di ruang kerja (Control Room), N-0 akan berpindah ke ruang pre-isolasi yang
sudah disediakan
• Bila N-0 berada di lapangan, N-0 akan diam di tempat yang aman dan menunggu dijemput oleh
tim Medical
• Bila N-0 berada di housing, N-0 akan diam di dalam kamar dan menunggu dijemput oleh tim
Medical
3. Persiapan bagi Karyawan:
• Team Medical Asset akan memberikan konseling kepada karyawan terkait hasil PCR positif.
• Memastikan karyawan menggunakan surgical mask dan masker N-95 selama proses transportasi
menuju ruang isolasi.
12. PROTOKOL KERJA BAGI PEGAWAI DI AREA TERDAMPAK
1. Memastikan karyawan menggunakan baju hazmat coverall, surgical mask dan masker N-95, safety
goggles, shoes cover selama berada di Control Room sampai ruangan selesai di disinfeksi.
2. Memastikan Tim Medis Lapangan memiliki alat pelindung diri lengkap yaitu baju hazmat coverall,
surgical mask, masker N-95, safety goggles, gloves dan face shield.
13. PROTOKOL PENANGANAN PERSONIL TERKONFIRMASI COVID-19
DI AREA OPERASI
1. Tim medis akan melakukan penjemputan N-0 di area kerja menggunakan ambulance dan
mengantarkan N-0 menuju ruang isolasi yang sudah disediakan di area kerja.
2. Selama di ruang isolasi, N-0 akan ditangani sesuai prosedur medis yang berlaku di lapangan.
3. Tata laksana personil N-0:
3.1 Tanpa gejala atau keluhan ringan
a. Personil domisili Pulau Jawa dan non-Jakarta akan diantar ke fasilitas karantina/rumah untuk
melakukan isolasi.
• Untuk isolasi mandiri di rumah, dipastikan bahwa memiliki kamar khusus yang terpisah
dengan anggota keluarga lain.
• Bila rumah tempat isolasi mandiri tidak memiliki kamar khusus atau terpisah dari anggota
keluarga lain, akan mengikuti karantina di fasilitas karantina yang ditetapkan Gugus Tugas
Kabupaten/Kota setempat.
• Apabila poin di atas tidak bisa dipenuhi karena kapasitas yang sudah penuh, maka
personil yang terkonfirmasi akan tetap berada di ruang isolasi lapangan.
(bersambung…)
13. PROTOKOL PENANGANAN PERSONIL TERKONFIRMASI COVID-19
DI AREA OPERASI (…sambungan)
b. Personil domisili luar Pulau Jawa akan mengikuti karantina di fasilitas karantina yang
ditetapkan Gugus Tugas Kabupaten/Kota setempat.
c. Personil domisili Jakarta akan diantar ke pusat karantina DKI untuk melakukan karantina,
berkoordinasi dengan Gugus Tugas DKI.
d. Personil selalu menggunakan masker N95 selama perjalanan.

3.2. Dengan gejala sedang dan berat


a. Personil akan dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 yang ada di area sekitar operasi dengan
komunikasi Gugus Tugas COVID-19.
b. Transportasi menggunakan ambulance.
c. Personil selalu menggunakan surgical mask dan face shield selama perjalanan.
d. Tim Medis menggunakan APD level 3.
14. PROTOKOL TRANSPORTASI PERSONIL TERKONFIRMASI COVID-19
(N-0)
1. Untuk transportasi personil N-0 tanpa gejala dan gejala ringan:
a. Persyaratan kendaraan:
• Terdapat minimum 2 lapis sekat antara driver dan dan baris penumpang kedua.
• Memastikan terdapat pemisahan sirkulasi udara antara ruang pengemudi dengan penumpang.
• Pengaturan sirkulasi udara segar dalam kendaraan dengan ventilasi terbuka dan atau membuka
jendela secara berkala.
• Jumlah maksimal personil N-0 dalam kendaraan akan ditentukan oleh medical team.
b. Kewajiban pengemudi:
• Pengemudi harus selalu menggunakan double masker (surgical mask di luar, masker N95 di dalam)
• Pengemudi berada di luar kendaraan ketika berhenti untuk beristirahat.
• Tidak melakukan kontak fisik dan menjaga jarak selama perjalanan dan ketika di luar kendaraan.
• Pengemudi tidak menyentuh barang-barang milik personil N-0.
• Pengemudi membantu membelikan kebutuhan makan dan minum personil N-0 tanpa kontak
langsung.

(bersambung…)
14. PROTOKOL TRANSPORTASI PERSONIL TERKONFIRMASI COVID-19
(N-0) (...sambungan)
c. Kewajiban Personil N-0:
• Personil N-0 harus selalu menggunakan double masker (surgical mask di luar, masker N95 di
dalam)
• Personil N-0 harus selalu berada di dalam kendaraan termasuk ketika makan kecuali untuk
kebutuhan mendesak.
• Tidak melakukan kontak fisik dan menjaga jarak selama perjalanan dan ketika di luar
kendaraan.
• Personil N-0 melakukan penanganan terhadap barang bawaannya sendiri.
2. Untuk transportasi personil N-0 dengan gejala sedang dan berat, menggunakan ambulance dengan
didampingi team medis.
15. PROTOKOL PELAPORAN INTERNAL KEJADIAN TERKAIT COVID-19

1. Hasil Pemeriksaan Rapid Test atau PCR Test (termasuk dependent):


a. Untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh perusahaan, Medical Jakarta/Field Medical akan
menginformasikan hasilnya kepada KTPB/HOD.
b. Untuk pemeriksaan yang dilakukan di Rumah Sakit Rujukan, Medical Jakarta/Field Medical akan
melaporkan hasilnya kepada KTPB/HOD .
c. Untuk pemeriksaan mandiri, Pegawai akan melaporkan hasil pemeriksaan ke KTPB/HOD
masing-masing dan Field Medical, dengan bukti yang cukup.
d. Untuk Mitra Kerja, jika ada kasus akan melaporkan hasil pemeriksaan ke Manajemen Mitra
Kerja. Manajemen Mitra Kerja akan melaporkan kepada Contract Owner setelah menerima
hasil. Contract Owner selanjutnya akan melapor kepada Field Medical dan KTPB/HOD.
2. Medical Jakarta akan melaporkan kasus tersebut ke Gugus Tugas COVID-19 dan HOD HR-Medical.
3. Gugus Tugas COVID-19 akan melaporkan kasus tersebut ke EMT/CMT.
4. EMT/CMT akan melaporkan kasus tersebut ke Group CEO.
5. Seluruh langkah pelaporan di atas wajib dijalankan dengan menjaga kerahasiaan informasi medis.
16. PROTOKOL PELAPORAN EKSTERNAL KEJADIAN TERKAIT COVID-19
1. Untuk kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta, Management SEG akan melaporkan ke PGE.
2. Untuk kasus terkonfirmasi COVID-19 di Asset:
a. Di area operasi:
• Field Medical akan melaporkan ke Puskesmas setelah berkonsultasi dengan KTPB dan
Medical Jakarta
• KTPB akan melaporkan ke EBTKE dan Management SEG akan melaporkan ke PGE.
b. Di luar area operasi.
• Personil akan melaporkan hasil PCR test yang dilakukan oleh perusahaan atau atas
pemeriksaan mandiri ke Puskesmas setempat sesuai peraturan yang berlaku.
• KTPB akan melaporkan ke EBTKE dan Management SEG akan melaporkan ke PGE.
17. PROTOKOL BEKERJA DI LAPANGAN UNTUK OPERATOR, TEKNISI dan
PEKERJA LAPANGAN
1. Protokol ini adalah panduan untuk operator, teknisi dan pekerja lapangan yang karena sifat
pekerjaannya harus berdekatan < 1,5 m, seperti: Operator, Mechanical, Teknisi Electrical, Scaffolder,
pekerja penggalian dan lainnya.
2. Penanganan bahaya COVID-19 dilakukan dengan menerapkan hierarki pengendalian, yaitu:
a. Melakukan eliminasi pekerjaan, atau
b. Melakukan substitusi pekerjaan dengan bantuan alat/mesin.
c. Apabila pekerjaan tidak dapat di eliminasi dan substitusi, pengendalian dillakukan dengan
memadukan pengendalian engineering, administrative dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),
yaitu:

i. Pengendalian Engineering
• Disarankan memasang blower untuk menyedot/memperbaiki ventilasi udara untuk
pekerjaan di dalam ruangan dengan lama > 60 menit, dengan keluaran blower diarahkan
ke udara terbuka.
17. PROTOKOL BEKERJA DI LAPANGAN UNTUK OPERATOR, TEKNISI dan
PEKERJA LAPANGAN (...sambungan)
ii. Pengendalian Administrative
• Mematuhi protokol bekerja di lapangan (termasuk masuk ke lapangan, dsb)
• Memasukkan upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 ke dalam JSA/HIRA
• Penerapan RTS dan lapor jika tidak sehat, melalui tool box meeting
• Meminimalkan bekerja dalam grup besar, paling banyak berdua.
• Pekerjaan yang berinteraksi dengan pekerja lapangan mitra kerja, diserahkan pelaksanaannya kepada
pekerja lapangan mitra kerja dengan APD yang dimiliki mitra kerja (meniadakan kontak erat).
• Pekerja lapangan mitra kerja menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak,
mencuci tangan sabun/hand sanitizer) secara ketat.
• Untuk pekerjaan di dalam ruangan, sebisa mungkin dilakukan oleh pegawai atau mitra kerja saja
(tidak bersamaan).
• Setelah bekerja, semua peralatan dan APD dibersihkan dengan disinfektan
• Desinfeksi full mask sebelum dan setelah digunakan.

iii. Alat Pelindung Diri (APD)


• Menggunakan full face mask dengan cartridge untuk filter virus (misalnya filter tipe 3M 7093 P100),
atau alat pelindung diri sejenis berdasarkan JSA/HIRA bagi yang bekerja berdekatan < 1.5 m.
• Menggunakan pelindung badan (contoh jas hujan).
SEMOGA KITA
SELALU SEHAT

Anda mungkin juga menyukai