Disusun Oleh :
Ami Rachyani
Ricke Muriadi
Amelia Putri
Ria Nurevita
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Komplementer 1 yang mana tugas makalah ini
berisi tentang jurnal yang kami cari.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi alternatif komplementer merupakan kelompok dari macammacam sistem
pengobatan, praktik, perawatan dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari
pengobatan konvensional. Pemanfaatan dari terapi alternatif komplementer frekuensinya
meningkat dengan pesat didunia.
Beberapa macam pengobatan alternatif dan komplementer yang banyak dipakai oleh
kebanyakan orang adalah pengobatan jenis bekam, pijat refleksi, akupresur dan
akupuntur, ahli patah tulang, tukang urut dan pemakaian obat herbal. Sekarang ini banyak
masyarakat mulai berminat dengan jenis pengobatan komplementer, beberapa alasan
mengapa banyak orang memilih pengobatan komplementer diantaranya yaitu pengobatan
komplementer menggunakan bahan-bahan yang tidak mengandung senyawa kimia
sehingga tidak memiliki efek samping, biaya yang terjangkau, serta efektifitas dari
penyembuhan yang signifikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Mahasiswa dan pembaca mampu memahami Komplomenter Alternatif yang sudah kami
susun serta bermanfaat untuk mahasiswa dan pembaca.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu
alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer,yaitu adanya harmoni dalam
diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien
ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan
kualitas hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan adanya
reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang diterima menyebabkan
memilih terapi komplementer.
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di
berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun Bidan.
Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhiakan berdampak ada kepuasan klien.
Hal ini dapat menjadi peluang bagi Bidan untuk berperan memberikan terapi
komplementer.
BAB III
A. Pengertian
Pengobatan komplementer alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, kuratif,
preventif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan dan efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang
belum diterima dalam kedokteran konvensional.
Terapi komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai
sebagai pendamping terapi konvensional medis. Pelaksanaannya dapat dilakukan
bersamaan dengan terapi medis.
Terdapat tiga jenis obat herbal Alternaitf yang umum ditemui di Indonesia, yaitu:
Prinsip obat tradisional tidak jauh berbeda dengan obat modern. Apabila tidak digunakan
secara tepat juga dapat mendatangkan efek buruk, sehingga tidak benar pernyataan yang
beredar di masyarakat bahwa obat tradisional sama sekali tidak memiliki efek samping.
Dan perlu diketahui bahwa tidak semua herbal memiliki khasiat dan aman untuk
dikonsumsi, sehingga kembali lagi kepada para konsumen agar lebih teliti dalam memilih
obat tradisional yang digunakan. Harus pula dibedakan antara istilah pengobatan
komplementer dengan pengobatan alternatif.
BAB III
ANALISIS JURNAL
Nama Jurnal : Complementary and alternative medicine
A. Hasil Penelitian
Jamu dan obat-obatan herbal merupakan jenis pengobatan alternatif yang sudah
digunakan oleh masyarakat Indonesia dari generasi ke generasi. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2010 lalu, sebanyak 55,3%
orang Indonesia mengkonsumsi jamu untuk menjaga kesehatan .Penggunaan terapi
alternatif berupa preparat herbal, terapi komplementer, dan terapi fisik nonmedis
merupakan hal yang umum dijumpai.
B. Teori
Jamu yang sudah digunakan turun temurun oleh masyarakat, penelitian diawali dengan
studi etnomedisin, sebagai langkah awal untuk mengelaborasi konteks, filosofi,
kepercayaan, metoda, dan praktik pengobatan tradisional sebagaimana apa adanya. Dari
studi ini dapat diperoleh informasi terkait tanaman apa saja yang dipakai, bagian tanaman
mana yang digunakan, indikasi/ kegunaan dari formula atau tanaman tertentu, bagaimana
penyediaannya, berapa dosisnya, sampai dengan pengetahuan penyembuh terkait cara
kerja suatu tanaman. Semua informasi ini pada dasarnya penggalian perspektif emik
menurut penyembuh. Hasil studi etnomedisin ini akan sangat berguna sebagai informasi
awal terkait suatu jenis.
Obat herbal kini menarik perhatian serius dari pemerintah, salah satu program unggulan
Departemen Kesehatan tahun 2011 menetapkan obat herbal atau jamu masuk pelayanan
kesehatan primer. Meski obat herbal di Indonesia telah dikenal sejak dulu, tetapi sebagian
besar belum memiliki latar belakang ilmiah yang shahih. Hal ini menjadi kendala ketika
masuk dalam dunia formal. Pasalnya, dalam dunia kedokteran modern saat ini berpegang
kuat pada Evidence Based Medicine (EBM) pada setiap mengambil keputusan medis
(Arsana & Djoerban, 2011).
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik telah ditetapkan
12 (dua belas) Rumah Sakit Pendidikan yang melaksanakan pelayanan pengobatan
komplementer tradisional- alternatif.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi tradisional seperti jamu yang telah
berkembang lama. Kenyataannya klien yang berobat di berbagai jenjang pelayanan
kesehatan tidak hanya menggunakan pengobatan Barat (obat kimia) tetapi secara mandiri
memadukan terapi tersebut yang dikenal dengan terapi komplementer.
Bidan sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi dalam
terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada. Arah
perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan
peran perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi
keperawatan yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi.
DAFTAR PUSTAKA