Disusun Oleh:
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA 2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga dapat meyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti nantikan syafa’atnya di akhiran nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya,
baik berupa fisik maupun akal pikiran sehingga mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Etika Dan Estetika” Pada Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca makalah ini. saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang ikut dalam membuat makalah ini dan yang
membaca makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Etika Manusia dalam Berbudaya.......................................................................2
B. Estetika Manusia dalam Berbudaya...................................................................4
C. Memanusiakan Manusia......................................................................................6
D. Problematika Kebudayaan..................................................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek
– aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan –
permasalahan yang bersifat ada
Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan
teori – teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang
dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang
bersangkutan dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam
kehidupan bersosialisasi.
1
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui etika dan estetika berbudaya
2. Untuk mengetahui beberapa contoh problematika kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis, etika
adalah ajaran tentang baik–buruk, yang diterima umum atau tentang sikap,
perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Etika bisa disamakan artinya dengan
moral (mores dalam bahasa latin), akhlak, atau kesusilaan. Etika berkaitan
dengan masalah nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan masalah–
masaah yang berkaitan dengan predikat nilai susila, atau tidak susila, baik dan
buruk. Dalam hal ini, etika termasuk dalam kawasan nilai, sedangkan nilai
etika itu sendiri berkaitan dengan baik–buruk perbuatan manusia.
1. Etika dalam arti nilai–nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
2. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini
adalah kode etik)
3. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk .
Disini etika sama artinya dengan filsafat moral.
Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral berhubungan dengan makna
etika yang pertama. Nilai–nilai etik adalah nilai tentang baik buruk kelakuan
2
manusia. Nilai etik diwujudkan kedalam norma etik, norma moral, norma
kesusilaan.
Norma etik ditujukan kepada umat manusia agar tebetuk kebaikan akhlak
pribadi guna penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan
perbuatan jahat. Membunuh, berzina, mencuri, dan sebagaiya. Tidak hanya
dilarang oleh norma kepercayaan atau keagamaan saja, tetapi dirasaan juga
sebagai bertentangan dengan (norma) kesusilaan dalam setia hati nurani
manusia. Norma etik hanya membebani manusia dengan kewajiban–
kewajiban saja.
Asal atau sumber norma etik adalah dari manusia sendiri yang bersifat
otonom dan tidak ditujukan kepada sikap lahir, tetapi ditujukan kepada sikap
batin manusia. Batinnya sendirilah yang mengancam perbuatan yang
melanggar norma kesusilaan dengan sanksi. Tidak ada kekuasaaan diluar
dirinya yang memaksakan sanksi itu. Kalau terjadi pelanggaran norma etik,
misalnya pencurian atau penipuan, maka akan timbullah dalam hati nurani si
pelanggar itu rasa penyesalan, rasa malu, takut, dan merasa bersalah.
3
Norma etik atau norma moral menjadi acuan manusia dalam berperilaku.
Dengan norma etik, manusia bisa membedakan mana perilaku yang baik dan
juga mana perilaku yang buruk. Norma etik menjadi semacam das sollen
untuk berperilaku baik. Manusia yang beretika berarti perilaku manusia itu
baik sesuai dengan norma–norma etik.
Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia.
Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai–nilai
etik pula. Etika berbudaya mengandung tuntutan atau keharusan bahwa
budaya yang diciptakan manusia mengandung nilai–nilai etik yang kurang
lebih bersifat universal atau diterima sebagian besar orang. Budaya yang
memiliki nilai–nilai etik adalah budaya yang mampu menjaga,
mempertahankan, bahakan mampu meningktkan harkat dan martabat manusia
itu sendiri. Sebaliknya, budaya yang beretika adalah kebudayaan yang akan
merendahkan atau bahkan menghancurkan martabat kemanusiaan.
4
Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni.
Estetika berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berari
nilai tentang keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara
sempit, dan estetik murni.
Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan dengan nilai
tentang baik–buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang indah–
jelek. Sesuatu yang estetik berarti memenuhi unsur keindahan (secara estetik
murni maupun secara sempit, baik dala bentuk, warna, garis, kata, ataupun
nada). Budaya yang estetik berarti budaya tersebut memiliki unsur keindahan.
Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam arti bisa diterima banyak
orang, namun nilai estetik amat subjektif dan partikular. Sesuatu yang indah
bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua orang
memandang sebuah lukisan. Orang yang pertama akan mengakui keindahan
yang terkandung dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi orang kedua sama
sekali tidak menemukan keindahan di lukisan tersebut.
5
Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa dipaksakan pada orang lain.
Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mengakui keindahan sebuah lukisan
sebagaimana pandangan kita. Nilai–nilai estetik lebih bersifat perasaan, bukan
pernyataan.
Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang indah oleh
masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya lain.
Contohnya, budaya suku–suku bangsa Indonesia. Tarian suatu suku berikut
penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada nilai estetikanya, bahkan
dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian pula sebaliknya.
C. Memanusiakan Manusia
6
kemanusiaan yang melekat dalam dirinya. Manusia memiliki
perikemanusiaan, tetapi binatang tidak bisa dikatakan memiliki perbintangan.
Hal ini karena binatang tidak memiliki akal budi, sedangkan manusia
memiliki akal budi yang bisa memunculkan rasa atau perikemanusiaan.
Perikemanusiaan inilah yang mendorong perilaku baik sebagai manusia.
7
kulit,suku,agama,ras,asal,dan status sosial ekonomi. Kita tetap harus
manusiawi terhadap orang lain, apa pun latar belakangnya, karena semua
manusia adalah makhluk Tuhan yang sama harkat dan martabatnya. Perilaku
yang manusiawi atau memanusiakan manusia adalah sesuai dengan kodrat
manusia. Sebaliknya, perilaku yang tidak manusiawi bertentangan dengan
hakikat kodrat manusia. Perilaku yang tidak manusiawi akan mendatangkan
kerusakan hidup manusia.
D. Problematika Kebudayaan
1. Pewarisan Kebudayaan
2. Perubahan kebudayaan
8
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat
adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda
sehingga terjadi keadaan dimana fungsinya tidak sesuai dengan bagi
kehidupan. Contohnya adalah pembangunan , modernisasi .
Beerapa masalah yang muncul antara lain:
a. Perubahan bersifat regress (kemunduran)
b. Perubahan melalui revolusi
9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya pastinya memiliki nilai, dalam hal ini etika. Etika pada umumnya
membahas pandangan atau nilai yang bersifat tata-krama. Kesopanan, gotong-
royong, cara, dan lainnya yang masih berhubungan dengan fisik, juga bersifat
realistis, dan secara kasat mata terlihat. Budaya yang mengandung nilai etika ini
memang sengaja dilestarikan sebab, mungkin telah diprediksikan sebelumnya,
nilai “kemanusiaan” yang wajar akan lumpuh dimasa mendatang, seperti halnya
pergeseran nilai yang telah terjadi saat ini.
Estetika, atau pandangan nilai indah yang berasal dari objek (manusia) kepada
subjek (budaya) yang ada. Estetika tidak berbeda jauh dari etika. Namun dalam
hal estetika, nilai berasal dari pemberi nilai baik melalui mata, hati maupun
pikirannya, bukan nilai yang berasal dari ‘paksaan’ orang lain.
Pandangan nilai yang tidak bisa dipaksakan inilah yang ingin dijadikan sebuah
pandangan atas berbagai macam bentuk budaya yang ada di dunia. Yang mana
yang cocok dengan dirinya, yang mana baik dipandang dalam lingkungannya,
yang mana berguna agar dapat dijadikan contoh dengan tetap menjaga
keberlangsungan budaya selama dunia ini masih tercipta.
Baik etika maupun estetika adalah unsur yang harus ada dalam pelestariannya.
Terwujudnya budaya yang tanpa dasar etika dan estetika patutlah dipertanyakan
seperti mengapa budaya tersebut harus muncul dan apa manfaat budaya tersebut.
B. Saran
Etika dan estetika berbudaya harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia
karena pemahaman tentang Etika dan estetika budaya sangat penting dalam
rangka menahan perubahan sosial yang berdampak negatif serta latar belakang
mahasiswa sebagai kalangan intelektual yang menjadi panutan masyarakat luas.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://stikeswh.ac.id/tem/files/isbd.pdf
https://mafiabajigur.wordpress.com/2015/05/31/etika-dan-estetika-berbudaya/
https://ihsanulriyadh.blogspot.com/2015/01/etika-dan-estetika-berbudaya.html
12