Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PELAKSANAAN

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

MA DARUL AMIEN

PETAHUNAN JAJAG GAMBIRAN


BANYUWANGI
TAHUN 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

             Membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat terhadap perkembangan literasi
peserta didik. Sayangnya, sampai saat ini prestasi literasi membaca peserta didik di Indonesia masih
rendah, berada di bawah rata-rata skor internasional. Dari laporkan hasil studi yang
dilakukan Central Connecticut State University di New Britain, diperoleh informasi bahwa
kemampuan literasi Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei (Jakarta Post,
2016).

Rendahnya literasi membaca tersebut akan berpengaruh pada daya saing bangsa dalam
persaingan global. Kemampuan literasi sangat penting untuk keberhasilan individu dan negara
dalam tataran ekonomi berbasis pengetahuan di percaturan global pada masa depan (Miller, 2016).
Hal ini memberikan penguatan bahwa kurikulum wajib baca penting untuk diterapkan dalam
pendidikan di Indonesia. Manual ini diharapkan dapat memberikan fondasi dan arahan bagi MA
dalam menerapkan kurikulum wajib baca. Tidak tertutup kemungkinan contoh-contoh yang tersaji
di sini dapat dikembangkan lagi sehingga MA menjadi semakin kreatif dan inovatif

Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun,
Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang
berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait
dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).

Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan
kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara
efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai
persoalan. Kemampuankemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk
berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia menyangkut
pembelajaran sepanjang hayat.

Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai
elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik.
Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga
sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika
pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan
pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa
perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.

Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan.
Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku
kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan
gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan.

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di
abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.

Gerakan Literasi Sekolah memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana


dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah
satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran
sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta
didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik.
Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang
disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang


pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Pelibatan
orang tua peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen penting dalam GLS.

2. TUJUAN

2.1 Tujuan Umum

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi


sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.

2.2 Tujuan Khusus

a) Menumbuh kembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswadi sekolah.


 b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramahanak agar warga
sekolah mampu mengelola pengetahuan.

b) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam bukubacaan dan


mewadahi berbagai strategi membaca.

3. RUMUSAN MASALAH
3.1 Apakah pengertian Gerakan Literasi Sekolah?
3.2 Apakah Prinsip-Prinsip Gerakan Literasi Sekolah?
3.3 Apa saja jenis kegiatan Gerakan Literasi Sekolah?
3.4 Bagaimana tahap pelaksanaan Gerakan Literasi di Sekolah?
3.5 Bagaimana mengetahui ketercapaian indikator GLS di sekolah?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Literasi

Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.

2.2Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik. Gerakan Literasi Sekolah merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat
partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi,
penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan,
dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2.3.Prinsip-Prinsip Gerakan Literasi Sekolah

Prinsip-prinsip kegiatan membaca di dalam tahap pembiasaan dipaparkanberikut ini :

A. Guru menetapkan waktu 15 menit membaca setiap hari. Sekolah bisa memilih menjadwalkan
waktu membaca di awal, tengah, atau akhir pelajaran, bergantung pada jadwal dan kondisi
sekolah masing-masing. Kegiatan membaca dalam waktu pendek, namun sering dan berkala
lebih efektif daripada satu waktu yang panjang namun jarang (misalnya1 jam/minggu pada hari
tertentu).
B. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
C. Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
D. Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya.
E. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang bersifat
tagihan/penilaian.
F. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal tentang
buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan peserta didik bersifat opsional dan
tidak dinilai.
G. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana yang santai,
tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan tempat duduk,
pencahayaan yang cukup terang dan nyaman untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya
membaca.
H. Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku selama
15 menit.

2.4Jenis Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah

1. Membaca 15 menit sebelum pelajaran.


2. Membaca dalam hati.
3. Membuat pojok baca ditiap kelas.
4. Menciptakan lingkungan kaya teks.
5. Pengoptimalan mading setiap 2 minggu sekali oleh tiga jenjang kelas.
6. Mengadakan lomba dalam rangka Bulan Bahasa.

Tahap Membaca Kegiatan


1) Meminta peserta didik untuk memilih buku yangingin dibaca
dari sudut baca kelas.
2) Memberikan kebebasan kepada peserta didikuntuk memilih
buku sesuai dengan minat dankesenangannya.

Sebelum 3) Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akanmembaca

Membaca buku tersebut sampai selesai dalam kurunwaktu tertentu,


bergantung ketebalan buku.
4) Peserta didik boleh memilih buku lain bila isi bukudianggap
kurang menarik atau terlalu sulit.
5) Peserta didik boleh memilih tempat yang disukainyauntuk
membaca.
Saat Membaca Peserta didik dan guru bersama-sama membacabuku masing-
  masing dengan tenang selama 15menit.
Setelah 1) Peserta didik mencatat judul dan pengarang buku,sertajumlah
Membaca halaman yang dibaca di jurnal membacaharian (lihat contoh
di bawah).
2) Guru mengingatkan peserta didik untuk
melanjutkanmembaca buku yang sama di pertemuan
berikutnya.
3) Peserta didik mengembalikan buku ke rak Sudut Baca Kelas.
4) Guru memulai/melanjutkan kembali pelajaran di hariitu.
5) Untuk  memberikan  motivasi  kepada  peserta  didiktentang 
membaca  sebagai  kegiatan  yangmenyenangkan, secara
berkala guru dapat berceritasingkat tentang isi buku yang
telah dibaca guru danmenyampaikan mengapa suka dengan
buku itu.
6) Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik,sesekali guru
dapat bertanya kepada mereka tentangbuku yang dibaca
(Tabel 4).

Tabel 1.  Langkah-langkah Membaca dalam Hati

Berikut adalah contoh jurnal membaca harian untuk tahap pembiasaan:

1. Membacakan nyaring

Berikut  adalah  langkah-langkah  yang  dilakukan  guru  pada  saatmelaksanakan    kegiatan 


membacakan    nyaring    dalam   tahappembiasaan.

Tahap Membaca Kegiatan


Sebelum membaca. 1) Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat danmenarik
Tahap sebelum untukdibacakankarena kandungan nilai moral,sastra, keindahan,
membaca penting relevansi dengan kondisi anak, dll.
2) Apabila buku yang akan dibaca cukup tebal, gurudapat
dilakukan untuk:
mengalokasikan beberapa pertemuan untukmembacakan buku

mengenal teks yang tersebut sampai selesai. Alternatiflain, guru dapat memilih bagian

akan dibaca, dari sebuah bukuuntuk dibacakan.

membangun makna, 3) Guru sudah membaca buku yang akan dibacakansebelumnya agar

menggali informasi dapat mengidentifikasi proses danstrategi yang akan digunakan

tersirat, dan untuk dalam membacakannyaring. Guru perlu menandai bagian yang
perlu diberipenekanan dan ilustrasi, tempat jeda untuk bertanya,dll.
menebak isi. 4) Guru membuka percakapan tentang bahan bacaanyang akan dibaca
dengan menyebutkan penulis danjudul buku (serta ilustrator, bila
ada).
5) Guru menanyakan hal-hal yang berhubungan dengancerita yang
akan dibaca melalui tanya jawab singkattentang pengarang,
menerka isi buku denganmemperhatikan sampul dan judul buku,
latar cerita/peristiwa, gambar,dll.
1) Guru membaca teks dengan pengucapan dan intonasiyang jelas,
. dan tidak terlalu cepat.Guru mengajukan pertanyaan di antara
kalimat untukmenggugah tanggapan peserta didik.
Guru melakukan kegiatan bincang buku dengan bertanya kepada
Setelah membaca peserta didik tentang tanggapan mereka terhadap buku yang baru
selesai dibaca (lihat contoh pertanyaan di bawah ini).

Tabel 2. Langkah-langkah Membacakan Nyaring

2. Sudut Baca di Sekolah

Sekolah memanfaatkan sudut-sudut ataupun tempat lain yang srategis di sekolah untuk
dilengkapi dengan sumber-sumber bacaan.

Hal ini bertujuan untuk membuka akses peserta didik kepada sumberbacaan dengan lebih luas.

Menata Sudut Baca Kelas yang Ramah Anak

Sudut baca kelas sebaiknya berada dalam kelas yang:


a. Memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup baik.
b. Memiliki lantai yang selalu dalam kondisi baik dan bersih.
c. Memiliki rak buku yang baik dan tidak membahayakan peserta
didik.
d. Memiliki koleksi buku-buku yang tersimpan pada raknya dengan
aman
b. (ruang kelas harus dikunci apabila tidak digunakan).

Tabel 5. Karakteristik Sudut Baca yang Ramah Anak

Langkah-langkah untuk menyiapkan sudut baca kelas


yang ramah anak:

a. Menyiapkan sebagian area di dalam kelas untuk menyimpankoleksi buku-buku.


b. Menyiapkan rak buku (dapat terbuat dari material sederhanaseperti talang air
atau kayu, dsb.).
c. Menata buku pada rak tersebut.
d. Mendata buku yang disimpan di rak.
e. Buku-buku yang ditata di rak sudah dijenjangkan dan sudahditempeli label
yang sesuai dengan jenjang buku.
f. Membuat dan menyepakati peraturan untuk menggunakan/membaca koleksi
buku di Sudut Buku Kelas.
g. Mengembangkan bahan kaya teks (print-rich materials), berupakarya peserta
didik di mata pelajaran yang dilaksanakan di kelasdan di program sekolah, dan
memajangnya di kelas.
h. Membiasakan peserta didik untuk dapat memilih buku yang sesuaidengan
kemampuan membacanya.
i. Koleksi buku perlu terus diperbarui untuk mempertahankan minatbaca anak.
j. Untuk dapat memvariasikan ragam koleksi buku, gurudapat bekerja sama
dengan pustakawan sekolah untuk merotasikoleksi buku dengan koleksi kelas
yang lain. Guru juga dapatbekerjasama dengan orang-tua/perpustakaan
desa/kota/kabupatenatau taman bacaan masyarakat setempat untuk terus
memperkayakoleksi buku kelas.
Tabel 6. Langkah-langkah Menata Sudut Baca

3. Menciptakan lingkungan kaya teks

Untuk menumbuhkan budaya literasi, kegiatan 15 menit membaca perlu didukung oleh
lingkungan yang kaya teks. Contoh-contoh bahan kaya teks adalah:

Bahan Kaya Teks di Lingkungan Sekolah:


a. Karya-karya peserta didik berupa tulisan, gambar, atau grafik;
b. Poster-poster yang terkait pelajaran, poster buku, poster kampanye membaca, dan poster
kampanye lain yang bertujuan menumbuhkan cinta pengetahuan dan budi pekerti;
c. Dinding kata;
d. Label nama-nama peserta didik pada barang-barang mereka yangdisimpan di kelas (apabila
ada);
e. Jadwal harian, pembagian kelompok tugas kelas, denah ruang kelas;
f. Surat, resep, kupon, kliping, foto kegiatan peserta didik;
g. Label nama-nama pada setiap benda di ruang kelas;
h. Komputer dan/atau perangkat elektronik lain yang mendukungkegiatan literasi;
i. Buku dan sumber informasi lain (koran, majalah, buletin);
j. Papan bulletin/mading kelas;
k. Poster dan mainan alfabet;
l. Kaset cerita, DVD, dan bahan digital/eletronik yang mendukung kegiatan literasi,
m. Perangkat berkarya dan menulis seperti alat tulis, alat warna, alat gambar, kertas gambar,
kertas bekas, busa, kertas prakarya, surat, kertas surat, amplop, koran bekas, kertas sampul,
dll.;
n. Ucapan selamat datang dan kata-kata yang memotivasi di pintu kelas, lorong SD, dan
tempat-tempat lain yang mudah dilihat.
Tabel 7. Contoh Bahan Kaya Teks

4. Memilih buku bacaan

Jenis buku yang sesuai untuk tingkat perkembangan kognitif dan psikologis peserta didik
tingkat MA meliputi karya fiksi dan nonfiksi. Konten buku mengandung pesan nilai-nilai budi
pekerti, menyebarkan semangat optimisme, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan inovatif sesuai dengan tumbuh kembang peserta didik dalam tahap remaja (15-18
tahun). Genre yang direkomendasikan untuk pemilihan buku bacaan, antara lain:

Fiksi (cerpen, novel, komik) Nonfiksi


1) Cerita kehidupan sehari-hari
2) Kisah sejarah

3) Ilmiah populer
1) Petualangan
2) Fantasi 4) Majalah, surat kabar

3) Misteri/detektif 5) Ilmu pengetahuan

4) Cerita klasik 6) Olahraga

5) Humor 7) Seni

8) Biografi/otobiografi

9) Motivasi

Tabel 8. Genre bacaan yang direkomendasikan untuk MA

5. Pengoptimalan mading
Salah satu tahapan dalam kegiatan literasi adalah tahap pengembangan yang pelaksanaannya
ditekankan pada siswa untuk bisa menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dengan proses
membaca melalui kegiatan produktif baik secara lisan maupun tulisan.Media yang paling tepat
untuk mewujudkan indikator tersebut salah satunya adalah majalah dinding. Sesuai dengan
namanya, majalah dinding adalah majalah yang dipasang di dinding, dengan prisip yang tercermin
lewat penyajiannya yang berwujud tulisan, gambar atau kombinasi keduanya.

Dengan adanya majalah dinding siswa termotivasi untuk menciptakan karya yang akan
ditampilkan dimajalah tersebut.Selain sebagai media menulis, mading juga dapat digunakan untuk
menyalurkan kesenangan membaca. Dalam hal ini mading punya andil yang besar. Mading dapat
tampil setiap saat tanpa ada kesulitan. Dengan demikian siswa setiap saat bisa membaca karya-
karya yang ditampilkan dalam mading tersebut. Dengan membaca mading tersebut, siswa juga akan
bergairah untuk mencari bacaan lain sebagai bahan pembanding yang pada akhirnya akan
menumbuhkan kreativitas pada siswa untuk gemar menulis.

6. Pengadaan lomba dalam kegiatan Bulan Bahasa.

Bulan Bahasa dan Sastra secara rutin diselenggarakan Kemendikbud pada bulan Oktober
sejak tahun 1980 sebagai salah satu bentuk memperingati hari lahirnya Sumpah Pemuda, yang
menyepakati Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

1. Tahapan pelaksanaan Gerakan Literasi di Sekolah

Pada prinsipnya, kegiatan literasi pada tahap pengembangan sama dengan kegiatan pada tahap
pembiasaan. Yang membedakan adalah bahwa kegiatan 15menit membaca (membaca dalam hati
dan membacakan nyaring) diikuti oleh kegiatan tindak lanjut pada tahap pengembangan. Dalam
tahap pengembangan,peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya
dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan. Perlu dipahami
bahwa kegiatan produktif ini tidak dinilai secara akademik. Mengingat kegiatan tindak lanjut
memerlukan waktu tambahan di luar15 menit membaca, sekolah didorong untuk memasukkan
waktu literasi dalam jadwal pelajaran sebagai kegiatan Membaca Mandiri atau sebagai bagian dari
kegiatan ko-kurikuler. Bentuk, frekuensi, dan durasi pelaksanaan kegiatan tindak lanjut disesuaikan
dengan kondisi masing-masing sekolah.

Tahap-Tahap Gerakan Literasi Sekolah :

1. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud


No. 23 Tahun 2015).

2. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku

pengayaan.

3. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan


dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

Kegiatan pada ketiga tahap GLS di MA antara lain:

Pembiasaan Pengembangan Pembelajaran


– 15 menit membaca
– 15 menit membaca
– Jam membaca mandiri
– Pemanfaatan berbagai
– Untuk kegiatan
Strategi literasi dalam
Kokurikuler (bila
pembelajaran lintas
memungkinkan)
– 15 menit membaca disiplin
– Jurnal membaca harian – Menanggapi  bacaan
– Pemanfaatan berbagai
– Penataan sarana  literasi secara lisan dan tulisan
organizers untuk
– Menciptakan lingkungan – Penilaian non-akademik
pemahaman dan produksi
kaya teks – Pemanfaatan berbagai
berbagai jenis teks
– Memilih buku bacaan graphic organizers untuk
– Penilaian akademik
portofolio membaca
– Pengembangan
– Pengembangan
lingkungan fisik, sosial,
lingkungan
afektif, dan akademik
fisik, sosial dan afektif

Tabel 9. Kegiatan GLS Tahap ketiga

Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen

agar dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-
menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu

menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk

bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian

penting dalam kehidupan.

1. Indikator Ketercapaian Gerakan Literasi Sekolah

Dari kegiatan literasi yang dijelaskan di atas, sekolah dapat melakukan evaluasi diri untuk
mengukur ketercapaian pelaksanaan literasi tahap pembiasaan di MA. Sebuah kelas atau sekolah
dapat dikatakan siap untuk masuk dalam tahap berikutnya, yakni tahap pengembangan literasi MA
bila telah melakukan pembiasaan 15 menit membaca (membaca dalam hati dan membacakan
nyaring) dalam kurun waktu tertentu. Setiap kelas atau sekolah berkemungkinan berbeda

dalam hal pencapaian tahap kegiatan literasi. Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk rujukan apakah sekolah dapat meningkatkan kegiatan literasinya dari tahap
pembiasaan ke tahap pengembangan. Apabila semua indikator tahap pembiasaan ini terpenuhi,
sekolah dapat meningkatkan diri ke tahap pengembangan.

No Indikator Sudah Belum


Ada kegiatan 15 menit membaca
(membaca
dalam hati, membacakan nyaring) yang

1. dilakukan setiap hari (di awal, tengah,    

atau

menjelang akhir pelajaran).

Kegiatan 15 menit membaca telah


berjalan
2.    
selama minimal 1 semester.

Peserta didik memiliki jurnal membaca


3. harian.    

4. Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga    


kependidikan menjadi model dalam
kegiatan 15 menit membaca dengan ikut

membaca selama kegiatan berlangsung.

Ada perpustakaan, sudut baca di tiap


kelas,
dan area baca yang nyaman dengan
5.    
koleksi

buku nonpelajaran.

Ada poster-poster kampanye membaca di


kelas, koridor, dan/atau area lain di
6.    
sekolah.

Ada bahan kaya teks yang terpampang di


7. tiap kelas.    

Kebun sekolah, kantin, dan UKS


menjadi lingkungan yang bersih, sehat dan

kaya teks. Terdapat poster-poster tentang  


8.  

pembiasaan hidup bersih, sehat, dan


indah.

Sekolah berupaya melibatkan publik


(orang
tua, alumni, dan elemen masyarakat)
9.    
untuk

mengembangkan kegiatan literasi sekolah.

Kepala sekolah dan jajarannya


10. berkomitmen melaksanakan dan    
mendukung gerakan literasi sekolah
Tabel 11 Indikator Ketercapaian GLS Tahap Pembiasaan di MA
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN LITERASI SEKOLAH

1. Data umum MA Darul Amien

MA Darul Amien dipimpin oleh Bapak Safi’ul anam yang berlokasi di Jajag Petahunan
Gambiran Banyuwangi. Sekolah ini merupakan sekolah baru yang dimulai operasional pada tahun
2019 meskipun sekolah ini baru tetapi telah menyusun visi dan misi sekolah yang didasari oleh
kebutuhan kurikulum nasional, kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pengguna lulusan. MA Darul
Amien memiliki 15 guru pengajar, 1 orang staf, dan 37 peserta didik. sampai saat ini MA Darul
Amienmempunyai 2 jurusan yaitu:

1. Jurusan ilmu-ilmu agama


2. Jurusan IPA.

2. Pelaksanaan Kegiatan Literasi Di MA Darul Amien

2.1 Membaca buku 15 menit

Dalam gerakan literasi sekolah MA Darul Amien sebenarnya telah melaksanakan kegiatan
gerakan literasi sekolah ini sejak tahun 2019, Sekolah memprogramkan wajib baca 15 menit bagi
warga sekolah baik itu peserta didik, guru dan tenaga kependidikan. Dalam melaksanakan kegiatan
literasi sekolah ini juga mengikuti aturan tahapan-tahapan gerakakan lierasi yaitu tahap pembiasaan,
tahap pengembangan dan pembelajaran yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan adanya panduan gerakan literasi dari Kemendikbud MA Darul Amienmenjadi
lebih mudah untuk membantu dan mewujudkan siswa gemar membaca. Tahap pembiasaan di MA
Darul Amien sudah terlaksana hanya saja ada bebarapa poin yang belum terlaksana seperti tidak ada
Perpustakaan Sekolah. Tetapi sudah ada sudut baca di setiap kelas. sekolah belum melibatkan
publik seperti orang tua dan alumni, tetapi sekolah sudah melaksanakan dengan baik. Ditahap
pembiasaan sekolah membuat jadwal baca selama 15 menit wajib baca sebelum KBM (kegiatan
belajar mengajar) berlangsung.

MA Darul Amien juga membuat 2 literasi yaitu:

a. Literasi Panjang Literasi panjang yaitu bagi siswa yang membaca buku atau novel yang
tidak siap dibaca langsung, jadi dibolehkan lanjut di baca kembali atau di bawa kembali ke
asrama.

b. Literasi Pendek Literasi pendek yaitu bagi siswa yang membaca cerpen yang siap
langsung di baca tanpa membutuhkan waktu yang lama.
2.2. pengoptimalan MADING sekolah.

Setiap 2 minggu sekali diadakan penggantian isi madding oleh setiap kelas. Isi madding
bervariasi, mulai dari puisi, motivasi, caption text dan gambar-gambar menarik. Selain itu ada
lomba mading antar kelas yang sudah berjalan beberapa minggu terakhir. Dan kegiatan tersebut
membuat siswa lebih berkreatif dalam karyanya.

3. Indikator Ketercapaian Pelaksanaan Kegiatan Literasi Di MA Darul Amien

Indikator ketercapaian tahap pembiasaan15 menit membaca telah berjalan selama 3 bulan
terakhir.

1. Ada kegiatan 15 menit membaca, membaca dalam hati dan membaca nyaring Sudah
Terlaksana
2. Sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan koleksi buku
nonpelajaran dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan Sudah Terlaksana
3. Kegiatan kegiatan perayaan hari-hari tertentu bertemakan literasi
4. Tim Literasi Sekolah yang dibentuk oleh Kepala Sekolah dan terdiri atas guru
bahasa, guru mata pelajaran lain, dan tenaga kependidikan.
5. poster-poster kompanye membaca dan literasi

4. Permasalahan/ Hambatan Saat Pelaksanaan Kegiatan literasi yang dihadapi adalah


sebagai berikut:
1. Minat membaca siswa MA Darul Amien masi rendah.
2. Kurangnya Penggiat di bidang literasi.
3. Siswa juga mengalami kesulitan untuk menyampaikan hasil bacaannya dalam lisan dan
tulisan.
4. Sekolah belum mempunyai perpustakaan sendiri

5. Rencana Tindak Lanjut tim literasi

Pelaksanaan Kegiatan Literasi di Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
adalah kemampuan, mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. GLS
sebagai salah satu alternatif untuk menumbuh kembangkan budi pekerti siswa melalui
pembudayaan literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hanyat.
BAB V

PENUTUP
1. Kesimpulan

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan terkait pelaksanaan kegiatan literasi sekolah pada


perpustakaan MA Darul Amiendan dari hasil pelaksanaan program ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Sekolah sudah mulai tersistem dalam mengelola kegiatan literasi di sekolah sehingga semua
warga sekolah berpartisifasi dalam kegiatan literasi sekolah.

2. Minat membaca siswa pada MA Darul Amien sudah menunjukkan peningkatan yang baik.

3. Siswa tidak lagi mengalami kesulitan untuk menyampaikan hasil bacaannya dalam lisan dan
tulisan.

4. MA Darul Amien sudah hampir mencapai target yang diinginkan, hanya saja perpustakaan belum
ada sehingga jika kegiatan literasi berlangsung peserta didik kurang referensi dalam mengerjakan
tugas sekolah

2. Saran

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui ekosistem sekolah yang terkemas
dalam Gerakan Literasi Sekolah diharapkan agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Cita-
cita ini menuntut kepedulian kita pendidik tanpa batas dan tanpa mengenal lelah. Mari wujudkan di
lingkungan sekolah kita masing-masing. Jadilah pelita yang terang benderang untuk anak didik kita

Gambiran, 13 september 2021

Kepala MA Darul Amien Guru Mata Pelajaran

M. Syafi’ul Anam, S.H.I Moh Agus Hisam. S.S


NIP:- NIP:-
Lampiran

LAPORAN KEGIATAN LOMBA MADING KELAS

A. LATAR BELAKANG
Setiap tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia memperingati hari kemerdekaan Indonesia.
Tahun 2021 merupakan hari lahir Republik Indonesia yang ke-76. Hari kemerdekaan merupakan
tonggak sejarah perjuangan bangsa yang harus kita pertahankan. Sudah sepatutnya kita
mengenang jasa-jasa pahlawan RI yang sudah membela dan memperjuangkan kemerdekaan
Republik Indonesia. Untuk memperingatinya MA Darul Amien mengadakan lomba dengan tema
INDONESIA TANGGUH INDONESIA TUMBUH. Lomba yang telah diadakan adalah lomba
kebersihan kelas dan majalah dinding.

B. BENTUK DAN NAMA KEGIATAN


1. Lomba kebersihan kelas
2. Majalah dinding

C. TUJUAN KEGIATAN
1. Media silaturahim keluarga besar MA Darul Amien Jajag
2. Meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air
3. Menjadi motivasi bagi peserta untuk menjadi diri yang lebih baik lagi
4. Meningkatkan solidaritas siswa
5. Meningkatkan sportifitas dalam meraih prestasi

D. PESERTA KEGIATAN
Seluruh kelas X, XI, XII MA Darul Amien

E. PELAKSANAAN
Penilaian lomba dilaksanakan pada:
Hari : Senin, 30 Agustus 2021
Pukul : 09.00 WIB

F. HASIL
JUARA KEBERSIHAN KELAS MADING
1 KELAS XI KELAS XII
2 KELAS XII KELAS XI
3 KELAS X KELAS X

G. HAMBATAN
1. Saat pembagian hadiah piala mengalami kerusakan
2. Banyak poin yang belum terpenuhi
3. Jarak antara penilaian dengan pengumuman terlalu lama

H. SARAN
1. Menempatkan piala di tempat yang aman
2. Memberi tahu kriteria penilaian dengan detail
3. Penghitungan nilai dilaskanakan secepatnya

I. PENUTUP
Demikian Laporan kegiatan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaiamana
mestinya.Terima kasih.

Banyuwangi, 13 September 2021

Mengetahui
Kepala Sekolah Waka. Kesiswaan

M. Syafi’ul Anam, S.H.I Moh. Agus Hisyam, S.S

Banyuw

Anda mungkin juga menyukai