MA DARUL AMIEN
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat terhadap perkembangan literasi
peserta didik. Sayangnya, sampai saat ini prestasi literasi membaca peserta didik di Indonesia masih
rendah, berada di bawah rata-rata skor internasional. Dari laporkan hasil studi yang
dilakukan Central Connecticut State University di New Britain, diperoleh informasi bahwa
kemampuan literasi Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei (Jakarta Post,
2016).
Rendahnya literasi membaca tersebut akan berpengaruh pada daya saing bangsa dalam
persaingan global. Kemampuan literasi sangat penting untuk keberhasilan individu dan negara
dalam tataran ekonomi berbasis pengetahuan di percaturan global pada masa depan (Miller, 2016).
Hal ini memberikan penguatan bahwa kurikulum wajib baca penting untuk diterapkan dalam
pendidikan di Indonesia. Manual ini diharapkan dapat memberikan fondasi dan arahan bagi MA
dalam menerapkan kurikulum wajib baca. Tidak tertutup kemungkinan contoh-contoh yang tersaji
di sini dapat dikembangkan lagi sehingga MA menjadi semakin kreatif dan inovatif
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun,
Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang
berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait
dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).
Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan
kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara
efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai
persoalan. Kemampuankemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk
berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia menyangkut
pembelajaran sepanjang hayat.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai
elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik.
Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga
sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika
pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan
pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa
perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan.
Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku
kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan
gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan.
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di
abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.
2. TUJUAN
c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramahanak agar warga
sekolah mampu mengelola pengetahuan.
3. RUMUSAN MASALAH
3.1 Apakah pengertian Gerakan Literasi Sekolah?
3.2 Apakah Prinsip-Prinsip Gerakan Literasi Sekolah?
3.3 Apa saja jenis kegiatan Gerakan Literasi Sekolah?
3.4 Bagaimana tahap pelaksanaan Gerakan Literasi di Sekolah?
3.5 Bagaimana mengetahui ketercapaian indikator GLS di sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik. Gerakan Literasi Sekolah merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat
partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi,
penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan,
dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
A. Guru menetapkan waktu 15 menit membaca setiap hari. Sekolah bisa memilih menjadwalkan
waktu membaca di awal, tengah, atau akhir pelajaran, bergantung pada jadwal dan kondisi
sekolah masing-masing. Kegiatan membaca dalam waktu pendek, namun sering dan berkala
lebih efektif daripada satu waktu yang panjang namun jarang (misalnya1 jam/minggu pada hari
tertentu).
B. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
C. Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
D. Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya.
E. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang bersifat
tagihan/penilaian.
F. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal tentang
buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan peserta didik bersifat opsional dan
tidak dinilai.
G. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana yang santai,
tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan tempat duduk,
pencahayaan yang cukup terang dan nyaman untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya
membaca.
H. Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku selama
15 menit.
1. Membacakan nyaring
mengenal teks yang tersebut sampai selesai. Alternatiflain, guru dapat memilih bagian
membangun makna, 3) Guru sudah membaca buku yang akan dibacakansebelumnya agar
tersirat, dan untuk dalam membacakannyaring. Guru perlu menandai bagian yang
perlu diberipenekanan dan ilustrasi, tempat jeda untuk bertanya,dll.
menebak isi. 4) Guru membuka percakapan tentang bahan bacaanyang akan dibaca
dengan menyebutkan penulis danjudul buku (serta ilustrator, bila
ada).
5) Guru menanyakan hal-hal yang berhubungan dengancerita yang
akan dibaca melalui tanya jawab singkattentang pengarang,
menerka isi buku denganmemperhatikan sampul dan judul buku,
latar cerita/peristiwa, gambar,dll.
1) Guru membaca teks dengan pengucapan dan intonasiyang jelas,
. dan tidak terlalu cepat.Guru mengajukan pertanyaan di antara
kalimat untukmenggugah tanggapan peserta didik.
Guru melakukan kegiatan bincang buku dengan bertanya kepada
Setelah membaca peserta didik tentang tanggapan mereka terhadap buku yang baru
selesai dibaca (lihat contoh pertanyaan di bawah ini).
Sekolah memanfaatkan sudut-sudut ataupun tempat lain yang srategis di sekolah untuk
dilengkapi dengan sumber-sumber bacaan.
Hal ini bertujuan untuk membuka akses peserta didik kepada sumberbacaan dengan lebih luas.
Untuk menumbuhkan budaya literasi, kegiatan 15 menit membaca perlu didukung oleh
lingkungan yang kaya teks. Contoh-contoh bahan kaya teks adalah:
Jenis buku yang sesuai untuk tingkat perkembangan kognitif dan psikologis peserta didik
tingkat MA meliputi karya fiksi dan nonfiksi. Konten buku mengandung pesan nilai-nilai budi
pekerti, menyebarkan semangat optimisme, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan inovatif sesuai dengan tumbuh kembang peserta didik dalam tahap remaja (15-18
tahun). Genre yang direkomendasikan untuk pemilihan buku bacaan, antara lain:
3) Ilmiah populer
1) Petualangan
2) Fantasi 4) Majalah, surat kabar
5) Humor 7) Seni
8) Biografi/otobiografi
9) Motivasi
5. Pengoptimalan mading
Salah satu tahapan dalam kegiatan literasi adalah tahap pengembangan yang pelaksanaannya
ditekankan pada siswa untuk bisa menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dengan proses
membaca melalui kegiatan produktif baik secara lisan maupun tulisan.Media yang paling tepat
untuk mewujudkan indikator tersebut salah satunya adalah majalah dinding. Sesuai dengan
namanya, majalah dinding adalah majalah yang dipasang di dinding, dengan prisip yang tercermin
lewat penyajiannya yang berwujud tulisan, gambar atau kombinasi keduanya.
Dengan adanya majalah dinding siswa termotivasi untuk menciptakan karya yang akan
ditampilkan dimajalah tersebut.Selain sebagai media menulis, mading juga dapat digunakan untuk
menyalurkan kesenangan membaca. Dalam hal ini mading punya andil yang besar. Mading dapat
tampil setiap saat tanpa ada kesulitan. Dengan demikian siswa setiap saat bisa membaca karya-
karya yang ditampilkan dalam mading tersebut. Dengan membaca mading tersebut, siswa juga akan
bergairah untuk mencari bacaan lain sebagai bahan pembanding yang pada akhirnya akan
menumbuhkan kreativitas pada siswa untuk gemar menulis.
Bulan Bahasa dan Sastra secara rutin diselenggarakan Kemendikbud pada bulan Oktober
sejak tahun 1980 sebagai salah satu bentuk memperingati hari lahirnya Sumpah Pemuda, yang
menyepakati Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Pada prinsipnya, kegiatan literasi pada tahap pengembangan sama dengan kegiatan pada tahap
pembiasaan. Yang membedakan adalah bahwa kegiatan 15menit membaca (membaca dalam hati
dan membacakan nyaring) diikuti oleh kegiatan tindak lanjut pada tahap pengembangan. Dalam
tahap pengembangan,peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya
dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan. Perlu dipahami
bahwa kegiatan produktif ini tidak dinilai secara akademik. Mengingat kegiatan tindak lanjut
memerlukan waktu tambahan di luar15 menit membaca, sekolah didorong untuk memasukkan
waktu literasi dalam jadwal pelajaran sebagai kegiatan Membaca Mandiri atau sebagai bagian dari
kegiatan ko-kurikuler. Bentuk, frekuensi, dan durasi pelaksanaan kegiatan tindak lanjut disesuaikan
dengan kondisi masing-masing sekolah.
pengayaan.
agar dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-
menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu
Dari kegiatan literasi yang dijelaskan di atas, sekolah dapat melakukan evaluasi diri untuk
mengukur ketercapaian pelaksanaan literasi tahap pembiasaan di MA. Sebuah kelas atau sekolah
dapat dikatakan siap untuk masuk dalam tahap berikutnya, yakni tahap pengembangan literasi MA
bila telah melakukan pembiasaan 15 menit membaca (membaca dalam hati dan membacakan
nyaring) dalam kurun waktu tertentu. Setiap kelas atau sekolah berkemungkinan berbeda
dalam hal pencapaian tahap kegiatan literasi. Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk rujukan apakah sekolah dapat meningkatkan kegiatan literasinya dari tahap
pembiasaan ke tahap pengembangan. Apabila semua indikator tahap pembiasaan ini terpenuhi,
sekolah dapat meningkatkan diri ke tahap pengembangan.
atau
buku nonpelajaran.
MA Darul Amien dipimpin oleh Bapak Safi’ul anam yang berlokasi di Jajag Petahunan
Gambiran Banyuwangi. Sekolah ini merupakan sekolah baru yang dimulai operasional pada tahun
2019 meskipun sekolah ini baru tetapi telah menyusun visi dan misi sekolah yang didasari oleh
kebutuhan kurikulum nasional, kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pengguna lulusan. MA Darul
Amien memiliki 15 guru pengajar, 1 orang staf, dan 37 peserta didik. sampai saat ini MA Darul
Amienmempunyai 2 jurusan yaitu:
Dalam gerakan literasi sekolah MA Darul Amien sebenarnya telah melaksanakan kegiatan
gerakan literasi sekolah ini sejak tahun 2019, Sekolah memprogramkan wajib baca 15 menit bagi
warga sekolah baik itu peserta didik, guru dan tenaga kependidikan. Dalam melaksanakan kegiatan
literasi sekolah ini juga mengikuti aturan tahapan-tahapan gerakakan lierasi yaitu tahap pembiasaan,
tahap pengembangan dan pembelajaran yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan adanya panduan gerakan literasi dari Kemendikbud MA Darul Amienmenjadi
lebih mudah untuk membantu dan mewujudkan siswa gemar membaca. Tahap pembiasaan di MA
Darul Amien sudah terlaksana hanya saja ada bebarapa poin yang belum terlaksana seperti tidak ada
Perpustakaan Sekolah. Tetapi sudah ada sudut baca di setiap kelas. sekolah belum melibatkan
publik seperti orang tua dan alumni, tetapi sekolah sudah melaksanakan dengan baik. Ditahap
pembiasaan sekolah membuat jadwal baca selama 15 menit wajib baca sebelum KBM (kegiatan
belajar mengajar) berlangsung.
a. Literasi Panjang Literasi panjang yaitu bagi siswa yang membaca buku atau novel yang
tidak siap dibaca langsung, jadi dibolehkan lanjut di baca kembali atau di bawa kembali ke
asrama.
b. Literasi Pendek Literasi pendek yaitu bagi siswa yang membaca cerpen yang siap
langsung di baca tanpa membutuhkan waktu yang lama.
2.2. pengoptimalan MADING sekolah.
Setiap 2 minggu sekali diadakan penggantian isi madding oleh setiap kelas. Isi madding
bervariasi, mulai dari puisi, motivasi, caption text dan gambar-gambar menarik. Selain itu ada
lomba mading antar kelas yang sudah berjalan beberapa minggu terakhir. Dan kegiatan tersebut
membuat siswa lebih berkreatif dalam karyanya.
Indikator ketercapaian tahap pembiasaan15 menit membaca telah berjalan selama 3 bulan
terakhir.
1. Ada kegiatan 15 menit membaca, membaca dalam hati dan membaca nyaring Sudah
Terlaksana
2. Sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan koleksi buku
nonpelajaran dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan Sudah Terlaksana
3. Kegiatan kegiatan perayaan hari-hari tertentu bertemakan literasi
4. Tim Literasi Sekolah yang dibentuk oleh Kepala Sekolah dan terdiri atas guru
bahasa, guru mata pelajaran lain, dan tenaga kependidikan.
5. poster-poster kompanye membaca dan literasi
Pelaksanaan Kegiatan Literasi di Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
adalah kemampuan, mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. GLS
sebagai salah satu alternatif untuk menumbuh kembangkan budi pekerti siswa melalui
pembudayaan literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hanyat.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Sekolah sudah mulai tersistem dalam mengelola kegiatan literasi di sekolah sehingga semua
warga sekolah berpartisifasi dalam kegiatan literasi sekolah.
2. Minat membaca siswa pada MA Darul Amien sudah menunjukkan peningkatan yang baik.
3. Siswa tidak lagi mengalami kesulitan untuk menyampaikan hasil bacaannya dalam lisan dan
tulisan.
4. MA Darul Amien sudah hampir mencapai target yang diinginkan, hanya saja perpustakaan belum
ada sehingga jika kegiatan literasi berlangsung peserta didik kurang referensi dalam mengerjakan
tugas sekolah
2. Saran
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui ekosistem sekolah yang terkemas
dalam Gerakan Literasi Sekolah diharapkan agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Cita-
cita ini menuntut kepedulian kita pendidik tanpa batas dan tanpa mengenal lelah. Mari wujudkan di
lingkungan sekolah kita masing-masing. Jadilah pelita yang terang benderang untuk anak didik kita
A. LATAR BELAKANG
Setiap tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia memperingati hari kemerdekaan Indonesia.
Tahun 2021 merupakan hari lahir Republik Indonesia yang ke-76. Hari kemerdekaan merupakan
tonggak sejarah perjuangan bangsa yang harus kita pertahankan. Sudah sepatutnya kita
mengenang jasa-jasa pahlawan RI yang sudah membela dan memperjuangkan kemerdekaan
Republik Indonesia. Untuk memperingatinya MA Darul Amien mengadakan lomba dengan tema
INDONESIA TANGGUH INDONESIA TUMBUH. Lomba yang telah diadakan adalah lomba
kebersihan kelas dan majalah dinding.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Media silaturahim keluarga besar MA Darul Amien Jajag
2. Meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air
3. Menjadi motivasi bagi peserta untuk menjadi diri yang lebih baik lagi
4. Meningkatkan solidaritas siswa
5. Meningkatkan sportifitas dalam meraih prestasi
D. PESERTA KEGIATAN
Seluruh kelas X, XI, XII MA Darul Amien
E. PELAKSANAAN
Penilaian lomba dilaksanakan pada:
Hari : Senin, 30 Agustus 2021
Pukul : 09.00 WIB
F. HASIL
JUARA KEBERSIHAN KELAS MADING
1 KELAS XI KELAS XII
2 KELAS XII KELAS XI
3 KELAS X KELAS X
G. HAMBATAN
1. Saat pembagian hadiah piala mengalami kerusakan
2. Banyak poin yang belum terpenuhi
3. Jarak antara penilaian dengan pengumuman terlalu lama
H. SARAN
1. Menempatkan piala di tempat yang aman
2. Memberi tahu kriteria penilaian dengan detail
3. Penghitungan nilai dilaskanakan secepatnya
I. PENUTUP
Demikian Laporan kegiatan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaiamana
mestinya.Terima kasih.
Mengetahui
Kepala Sekolah Waka. Kesiswaan
Banyuw