Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH CAT DAN JENIS TAKIKAN TERHADAP KUAT LEKAT

PADA BAMBU PETUNG

Felix Pratama Yaputra (16/400285/TK/45299)


Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada
Bulaksumur, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
55281
E-mail : felix.p@mail.ugm.ac.id

Abstrak

Pada daerah Kalimantan, terdapat sistem “3 in 1” yang diterapkan pada kolom beton
bertulang bangunan perumahan tersebut, dimana sistem “3 in 1” ini berarti menggunakan tiga
buah tulangan bambu dan satu buah tulangan baja. Tetapi, setelah gempa melanda daerah
tersebut, terjadi kegagalan struktur pada bagian kolom dimana tulangan bambu tersebut tidaklah
melekat sempurna lagi dengan sisi permukaan beton. Untuk memastikan apakah sistem “3 in 1”
pada struktur beton bertulang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti baja tulangan, maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait kuat lekat antara tulangan bambu dengan beton.

Bambu yang dipakai pada penelitian kali ini termasuk bambu jenis Petung yang diperoleh
dari kali Gendol, Cangkringan, Yogyakarta. Benda uji yang digunakan berupa silinder beton
berukuran 100 mm x 200 mm dimana di tengah-tengah silinder dimasukkan potongan irisan
bambu Petung yang telah dilapisi dengan cat. Benda uji sebanyak 66 buah akan diuji daya lekat
nya dengan metode uji pull out menggunakan alat berupa Universal Testing Machine (UTM).
Pengujian ini menggunakan beton dengan kuat tekan (fc’) sebesar 20 MPa dengan berbagai
variasi benda uji seperti bambu takikan tipe U sejajar, takikan tipe U tidak sejajar, takikan
tipe V sejajar, takikan tipe V tidak sejajar, bambu polos, dan satu buah baja tulangan
sebagai pembanding. Setelah didapatkan hasil pengujian berupa kuat lekat (MPa), maka dapat
disimpulkan variasi takikan bambu yang terbaik untuk mendapatkan kekuatan lekat yang
maksimal serta dapat disimpulkan juga apakah sistem “3 in 1” pada struktur beton bertulang
layak digunakan atau tidak.

Maka dari itu, berdasarkan perhitungan mix design yang mengacu pada SNI. 03-2834-2000
(dilampirkan pada lampiran), didapatkan kebutuhan bahan dengan rincian :

1. Semen OPC Tipe 1 sebanyak 44,10 kg


2. Kerikil sebanyak 108,08 kg
3. Pasir sebanyak 88,43 kg
4. Air sebanyak 26,46 kg
Gambar Percobaan

150 mm 200 mm

100 mm

Gambar 1 Benda Uji Kuat Lekat

200 mm

100 mm

Gambar 2 Pengujian Pull Out


METODE

Metode dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Benda uji berupa
silinder berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Di bagian tengah benda uji ditanam tulangan
bambu Petung dengan berbagai varian takikan dengan dimensi 40 x 20 mm dan panjang
penanaman 150 mm. Tulangan berupa baja berdiameter 8 mm sebagai pembanding. Pengujian
dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Teknik Sipil UGM, pada umur beton 3, 7, 14, dan
28 hari menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM). Jumlah benda uji untuk setiap
pengujian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Benda Uji untuk Uji Kuat Lekat

Jumlah benda uji dengan umur beton


Jenis Takikan Kode Kuat Lekat
3 hari 7 hari 14 hari 28 hari
Tulangan Benda Uji (MPa)
(buah) (buah) (buah) (buah)
Tipe U Sejajar US 3 3 3 3
Tipe U tidak sejajar UTS 3 3 3 3
Tipe V Sejajar VS 3 3 3 3
Tipe V tidak sejajar VTS 3 3 3 3
Bambu Polos D8 BUP 3 3 3 3
Baja Polos BJP 3 3 3 3

Total jumlah benda uji per orang 66 buah benda uji ( 6 buah benda uji baja polos dibagi
kepada Saudara Yohanes Leonardo yang menguji pull out pada bambu Apus ).
LAMPIRAN

Gambar sketsa takikan bambu

Takikan tipe U Tidak Sejajar


Takikan tipe U Sejajar

Catatan : satuan dalam mm

Takikan tipe V Sejajar Takikan tipe V Tidak Bambu Polos


Sejajar

Anda mungkin juga menyukai