Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361254582

KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS GLULAM DARI KAYU BERAT JENIS
RENDAH

Conference Paper · January 2009

CITATIONS READS

0 7

2 authors, including:

Johannes Adhijoso Tjondro


Universitas Katolik Parahyangan
78 PUBLICATIONS   42 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Comparison of physical and mechanical properties of NR/carbon black/reclaimed rubber blends vulcanized by conventional thermal and microwave irradiation me View
project

Eksperimental Perbandingan Kekuatan Tekan Karakteristik Beton Self Compacting Menggunakan Agregat Kasar Alami Dan Agregat Kasar Daur Ulang View project

All content following this page was uploaded by Johannes Adhijoso Tjondro on 13 June 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS GLULAM DARI
KAYU BERAT JENIS RENDAH
Johannes Adhijoso Tjondro, David Ferdianto

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


E-mail: tjondro@home.unpar.ac.id, jatjondro@yahoo.com

ABSTRAK

Kuat tekan arah sejajar dan tegak lurus serat kayu glulam diinvestigasi dalam penelitian ini. Jenis
kayu yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 3 jenis kayu yaitu Albasia, Sengon dan
Akasia, dengan rentang berat jenis berkisar antara 0,2 – 0,6. Benda uji dibuat dengan dimensi 200
mm x 50 mm x 60 mm untuk uji tekan sejajar serat dan 150 mm x 50 mm x 60 mm untuk uji tekan
tegak lurus serat. Kadar air benda uji pada saat pengujian berkisar antara 12%- 16%.
Hasil pengujian dianalisis regresi untuk mencari hubungan kuat tekan dan modulus elastisitas
terhadap berat jenisnya. Persamaan kuat tekan kayu glulam sejajar serat yang dikorelasikan
terhadap berat jenis, pada batas proporsional (elastis) adalah Fce// = 44,7 G0,88 dengan R2 = 0,639,
sedangkan pada batas ultimit didapat Fcu// = 50,1 G0,79 dengan R2 = 0,654. Korelasi antara modulus
elastisitas dengan berat jenis pada uji tekan sejajar serat ditunjukkan melalui persamaan Ee// =
12303 G1,19 dengan R2 = 0,909. Persamaan kuat tekan kayu glulam tegak lurus serat pada batas
proposional (elastis) Fcee┴ = 9,6 G0,76 (edge wise) dengan R2 = 0,335, dan Fcef┴ = 13,2 G1,24 (flat
wise) dengan R2 = 0,365. Korelasi antara modulus elastisitas dengan berat jenis pada uji tekan
tegak lurus serat ditunjukkan melalui persamaan Ecee┴ = 2512 G2,14 (edge wise) dengan R2 = 0,638
dan persamaan Ecef┴ = 603 G0,66 (flat wise) dengan R2 = 0,157.
Kuat tekan sejajar serat modulus elastisitas glulam lebih rendah 20% dari kayu solid. Kuat tekan
tegak lurus serat dari glulam lebih rendah sekitar 25% dari kayu solid untuk arah tangensial dan
50% dalam arah radial. Modulus elastis relatif sama dan modulus plastis lebih besar 50% dari kayu
solid.

Kata kunci: glulam, kuat tekan sejajar serat, kuat tekan tegak lurus serat, modulus elastisitas,
berat jenis.

PENDAHULUAN

Glulam pada umumnya terbuat dari balok kayu dengan tebal yang cukup besar sedangkan
LVL dengan tebal yang tipis. Pada penelitian ini dibuat glulam dari tebal lapisan 15 mm.
Sifat mekanik terhadap kuat tekan sejajar dan tegaklurus serat dianalisis dari hasil uji.
Analisis regresi dilakukan untuk mendapatkan korelasi antara berat jenis terhadap kuat
tekan sejajar dan tegak lurus serat serta modulus elastisitas kayu glulam.

Gambar 1. Lem perekat strong epoxy

330
1. Bahan dan Metode
Kayu glulam masing-masing dibuat dari tiga jenis kayu,yaitu sengon, akasia, dan albasia.
Benda uji terdiri dari empat lapis kayu sejenis dengan tebal 15 mm yang direkatkan
dengan menggunakan perekat strong epoxy yang terdiri dari dua komponen yaitu resin dan
hardener. Masing-masing lapis diolesi perekat strong epoxy, dengan tebal perekat kurang
lebih 1 mm.
Standar benda uji dan pengujian mengacu pada ASTM D-143-94 (American Society for
Testing and Material). Benda uji berbentuk balok dengan dimensi 200mm x 60mm x
50mm untuk pengujian kuat tekan arah longitudinal dan 150mm x 60mm x 50mm untuk
pengujian kuat arah tegak lurus serat (flat-wise dan edge-wise). Pengujian dilakukan
dengan menggunakan alat Universal Testing Machine UTM. Pola Pembebanan pada
benda uji tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat seperti Gambar 2, 3 dan 4.

200 mm

60 mm

` 50 mm

Gambar 2. Benda uji tekan sejajar serat

60 mm
5 0 mm

COMPRESION PLATE

150 mm

Gambar 3. Benda uji tekan tegak-lurus serat - edge-wise.

331
50 mm

60 mm
COMPRESION PLATE

150 mm
Gambar 4. Benda uji tekan tegak-lurus serat - flat-wise.

Tabel 1. Jumlah benda uji


Benda Uji Sengon Albasia Akasia
Tekan sejajar serat 12 12 12
Tekan tegak-lurus serat – edge 6 6 6
i
Tekan tegak-lurus serat – flat wise 6 6 6

Tabel 2. Hasil uji kuat geser dengan perekat strong epoxy, epoxy dan aibon
No. Jenis kayu Strong Epoxy Aibon
1 6,3 3.9 4.1
2 7,0 3.1 2.8
3 meranti 6,1 4.0 3.9
4 6,9 - -
5 5,6 - -

Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM)
Hung-Ta di Laboratorium Teknik Struktur Universitas Katolik Parahyangan. Pengujian
dilakukan sesuai dengan ASTM 143-94. Uji kuat tekan sejajar serat dilakukan dengan
kecepatan crosshead dengan strain rate 0.003 mm/mm per menit atau displacement rate
0.6 mm/menit.
Sedangkan uji kuat tekan tegak-lurus serat beban bekerja melalui metal bearing plate
dengan ukuran 50 mm x 50 mm, kecepatan crosshead adalah 0.305 mm/menit. Pengujian
dihentikan setelah peralihan vertikal mencapai 2.5 mm. Setelah pengujian dilakukan, 50
mm bagian tepi dari panjang benda uji dipotong untuk diperiksa kadar airnya.

Compresion Fixture

Compresion Plate

Gambar 5. Uji tekan sejajar serat

332
Compresion Fixture

Compresion Plate

Gambar 6. Uji tekan tegak-lurus serat

2. Hasil uji dan pembahasan


Hasil uji berupa data rekaman beban dan peralihan diplot dalam bentuk kurva-kurva
seperti contoh pada Gambar 7 – 9 untuk benda uji glulam akasia. Observasi dilakukan
untuk titik-titik seperti pada model kurva non-linier Tjondro, 2007. Pada uji tekan sejajar
serat diobservasi besarnya kuat tekan batas Fcu//, kuat tekan proporsional Fce//, modulus
elastisitas Ee//, dan modulus plastis Ep//, sedangkan pada uji tekan tegaklurus serat dicari
besarnya kuat tekan proporsional Fce┴, modulus elastisitas Ee┴ dan modulus plastis Ep┴.

Gambar 7. Kurva beban sejajar serat vs peralihan - glulam akasia

Gambar 8. Kurva beban tegaklurus serat arah tangensial vs peralihan - glulam akasia

333
Gambar 9. Kurva beban tegaklurus serat arah radial vs peralihan - glulam akasia
Fc//

Fcu//

Fce// Ep//

Ee//

εc//
εce// εcu//
Gambar 10. Model Kurva non-linier tegangan dan regangan tekan
sejajar serat (Tjondro, 2007)

Fc

Ep

Fce

Ee

ε
εce
Gambar 11. Model kurva non-linier tegangan dan regangan tekan
tegak lurus serat (Tjondro, 2007)

334
Tabel 3. Persamaan hasil uji kuat tekan (Tjondro, 2007)
No
Kondisi Arah serat Persamaan (MPa) R2
.

longitudinal
longitudinal Fce = 62,4 G1,07 0,721 1
edge-wise Ee = 15052 G1,20 0,913 2
proposional θ=0° Fce = 11,48 G0,72 θ0,1 0,684 3
(elastis) edge-wise Ee = 1318 G1,56 θ0,01 0,793 4
θ=0° Fce = 11,48 G0,72 θ0,1 0,684 5
flat-wise θ=90° Ee = 1318 G1,56 θ0,01 0,793 6
flat-wise θ=90°

longitudinal
Fcu = 72,1 G0,95 0,661 7
edge-wise
Ep = 295 G2,61θ0,03 0,895 8
ultimate θ=0°
Ep = 295 G2,61θ0,03 0,895 9
flat-wise θ=90°
Ep = 5777 G1,16 0,625 10
longitudinal

G = berat jenis, θ = sudut arah beban terhadap arah sumbu tangensial.

Tabel 4. Persamaan hasil uji kuat tekan glulam (Ferdianto, 2008)


Kondisi Arah serat Persamaan (MPa) R2 No.
0,88
longitudinal Fce = 44,7 G 0,639 11
longitudinal Ee = 12303 G1,19 0,909 12
edge-wise Fce = 9,6 G0,76 0,335 13
edge-wise Ee = 2512 G2,14 0,638 14
flat-wise Fce = 13,2 G1,24 0,365 15
proposional
flat-wise Ee = 603 G0,66 0,157 16
(elastis)

edge-wise
Fce = 11 G0,9 0,494 17
and
Ee = 871 G1,05 0,297 18
flat-wise

longitudinal Fcu = 50,1 G0,79 0,654 19


longitudinal Ep = 5370 G1,52 0,745 20
edge-wise Ep = 275 G1,89 0,905 21
flat-wise Ep = 281 G1,76 0,698 22
ultimate
edge-wise
and Ep = 240 G1,70 0,668 23
flat-wise

335
3.1 Perbandingan hasil uji tekan sejajar serat antara kayu glulam (Ferdianto, 2008) dan
solid (Tjondro, 2007).
Hasil Pengujian menunjukkan kuat tekan sejajar kayu glulam lebih rendah daripada kuat
tekan sejajar kayu solid. Hal itu, dapat dilihat pada perbandingan kuat tekan sejajar serat
kayu glulam (Ferdianto, 2008) terhadap kuat tekan sejajar serat kayu solid (Tjondro,2007)
baik pada kondisi elastik atau kondisi ultimate.

Gambar 12. Kurva perbandingan Fce// vs G untuk kayu glulam dan solid

Harga kuat tekan sejajar serat kayu glulam umumnya lebih rendah dibanding kuat tekan
sejajar serat kayu solid. Kuat tekan sejajar serat kayu glulam sekitar 10-20% lebih rendah
dari kuat tekan sejajar serat kayu solid pada rentang berat jenis 0,2-0,6. Nilai modulus
elastisitas (arah longitudinal) kayu glulam juga lebih kecil sekitar 10–20 % dari modulus
elastisitas kayu solid.

Gambar 13. Kurva perbandingan Ep// vs G untuk kayu glulam dan solid

3.2 Perbandingan hasil uji tekan tegak lurus serat edge-wise antara kayu glulam
(Ferdianto, 2008) dan solid (Tjondro, 2007).

336
Gambar 14. Kurva perbandingan Fce┴ vs G untuk kayu glulam dan solid

Gambar 15. Kurva perbandingan modulus plastis Ep┴ vs G untuk kayu glulam dan
solid

Harga kuat tekan tegak lurus serat kayu glulam (edge wise) lebih rendah sekitar 20-30%
dibanding kuat tekan tegak lurus serat kayu solid. Nilai modulus elastisitas relatif sama
pada kondisi elastis, sedangkan pada kondisi plastis nilai modulus plastisnya (edge wise)
kayu glulam lebih besar 40% dari nilai modulus elastisitas (edge wise) kayu solid.

2.3 Perbandingan hasil uji tekan tegak lurus serat flat-wise antara kayu glulam (Ferdianto,
2008) dan solid (Tjondro, 2007).
Harga kuat tekan tegak lurus serat kayu glulam (flat wise) lebih rendah sekitar 50-60%
dibanding kuat tekan tegak lurus serat kayu solid. Nilai modulus elastisitas relatif sama,
sedangkan pada kondisi pasca elastis nilai modulus plastis (flat wise) kayu glulam lebih
besar sekitar 50-75% dari nilai modulus plastis (arah radial) kayu solid.

337
Gambar 16. Kurva perbandingan Fce┴ vs G untuk kayu glulam dan solid

Gambar 17. Kurva perbandingan modulus plastis Ep┴ vs G untuk kayu glulam dan
solid

3.4 Perbandingan kuat tekan ultimit sejajar serat antara kayu glulam (Ferdianto, 2008)
dan solid (Tjondro, 2007).

Gambar 18. Kurva perbandingan kuat tekan ultimit sejajar serat Fcu untuk kayu glulam
dan solid.

338
3.5 Perbandingan modulus elatisitas sejajar dan tegak lurus serat flat-wise/edge-wise
antara kayu glulam (Ferdianto, 2008) dan solid (Tjondro, 2007).

Gambar 19. Kurva perbandingan modulus elastisitas sejajar dan tegak lurus serat
(edge wise dan flat wise) untuk kayu glulam dan solid.

KESIMPULAN
ƒ Harga kuat tekan sejajar serat dan modulus elastisitas kayu glulam umumnya lebih
rendah sekitar 20% dari kayu solid.
ƒ Harga kuat tekan tegak lurus serat kayu glulam (edge wise) lebih rendah sekitar
25% dibanding kuat tekan tegak lurus serat kayu solid. Nilai modulus elastisitas
relatif sama pada kondisi elastis, sedangkan pada kondisi plastis nilai modulus
plastisnya (edge wise) kayu glulam lebih besar 40% dari nilai modulus elastisitas
(edge wise) kayu solid.
ƒ Harga kuat tekan tegak lurus serat kayu glulam (flat wise) lebih rendah sekitar 50%
dibanding kuat tekan tegak lurus serat kayu solid. Nilai modulus elastisitas relatif
sama, sedangkan pada kondisi pasca elastis nilai modulus plastis (flat wise) kayu
glulam lebih besar sekitar 50% dari nilai modulus plastis (arah radial) kayu solid.

DAFTAR PUSTAKA

ASTM D 143-94, Standard Methods of Testing Small Clear Specimen of Timber. (1994).
American Society for Testing and Materials, Philadelphia, PA 19103-1187.
Bodig, Jozef., Jayne, B.A. (1993). Mechanics of wood and wood composites. Krieger
Publishing Company, Malabar, Florida.
Ferdianto, D., 2008. Studi Eksperimental Kuat Tekan Kayu Laminasi Indonesia. Skripsi,
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan.
Forest Product Laboratory. (1999). Wood Handbook Wood as an Engineering Material.
Madison, U.S.A.
Stalnaker, J. J., Harris, E. C. (1997), Structural Design in Wood, 2nd edition, Denver,
Chapman & Hall
Thelanderson,S.,Larsen,H.J. (2003). Timber Engineering. John Willey and Sons,Ltd, West
Sussex, England.

339

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai