Anda di halaman 1dari 5

KEGIATAN MAGANG PENYUNTINGAN DI UGM PRESS SEBAGAI BENTUK

PENGUATAN TEORI DAN PELATIHAN MENYUNTING NASKAH BUKU

Aula Fitriani
aulafitriani@student.uns.ac.id
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami No. 36A, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah, 57126
Abstrak

Perkembangan literasi di masyarakat membawa dampak positif bagi kesadaran mereka dalam
pentingnya menghasilkan suatu karya cetak baik berupa buku ajar, buku pengetahuan, artikel
ilmiah maupun novel dan cerpen. Hal itu juga diperkuat dengan adanya pembelajaran dalam
kegiatan penyuntingan. Penyuntingan sendiri merupakan salah satu mata kuliah pilihan bagi
mahasiswa semester empat hingga enam program studi Pendidikan Bahasa Indonesia UNS.
Pada mata kuliah tersebut, mahasiswa diberikan pembekalan mengenai materi-materi editing
serta bagaimana proses penyuntingan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sebagai
tahapan lanjutan dari pembelajaran tersebut, mahasiswa diberikan kesempatan magang baik
di penerbitan dalam kampus maupun luar kampus sebagai upaya peningkatan kemampuan
serta skill yang mereka miliki. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara
langsung mengenai fakta di lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif
kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian bersumber dari kegiatan magang
penyuntingan di Penerbitan UGM Press selama 2 bulan. Hasil penyuntingan ini adalah hasil
menyunting naskah buku ketika mahasiswa melakukan kegiatan magang di UGM Press.

Kata kunci: penyuntingan, magang, pendidikan bahasa indonesia, naskah buku

A. Pendahuluan
Sebagai upaya dalam mempersiapkan tantangan dan kebutuhan di masa mendatang,
Perguruan Tinggi memberikan mahasiswa bekal dengan berbagai pemahaman serta
kemampuan pada aspek kognitif, afektif, dan pikomotorik. Pada proses pembekalan
selama kegiatan pembelajaran di kampus tersebut mahasiswa dituntut memiliki skill yang
mumpuna guna memudahkannya dalam mendapat lapangan pekerjaan setelah lulus nanti.
Menurut Anwar (2004), yang dimaksud dengan life skill adalah pendidikan yang dapat
memberikan bekal keterampilan yang praktis dapat terpakai, terkait dengan kebutuhan
pasar kerja, peluang usaha, serta potensi ekonomi dan industri yang ada di lingkungan
masyarakat. Kurnia (2006) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat
kecakapan dan keterampilan tak terlepas dengan adanya pelatihan serta pengalaman. Oleh
karena itu, suatu pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila mahasiswanya mampu
menerapkan teori-teori yang telah didapatkan selama mengikuti perkuliahan.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan masih banyak sarjana lulusan Perguruan
Tinggi yang kurang berkompeten sehingga sulit untuk mereka mendapatkan pekerjaan
yang sesuai dengan keahliannya. Hal ini juga yang menjadi penyebab masih banyaknya
lulusan Perguruan Tinggi atau Fresh Graduate yang kesulitan mendapatkan pekerjaan
setelah mereka lulus dari sebuah universitas. Salah satu tujuan utama Perguruan Tinggi
membekali mahasiswanya adalah para mahasiswa tersebut memiliki skill yang dibutuhkan
oleh suatu perusahaan tertentu. Selain itu, mahasiswa juga dilatih untuk berani bekerja
dalam tim serta cepat dan tanggap, yang mana hal tersebut sangat dibutuhkan ketika
memasuki sebuah perusahaan.
Salah satu upaya untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam melatih
skill yang dimilikinya yakni dengan memberikan kesempatan magang di perusahaan-
perusahaan tertentu. Adanya kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana kesiapan mahasiswa dalam bekerja di bidang profesi non-kependidikan, yang dalam
hal ini yaitu penyuntingan. Pada kegiatan magang ini mahasiswa diberikan gambaran
mengenai lingkungan kerja yang sebenarnya agar suatu saat nanti ketika mahasiswa lulus
dan memasuki dunia kerja, Ia sudah mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungan
barunya.
Pada kegiatan magang penyuntingan, mahasiswa dilatih mengenai gaya selingkung
yang terdapat pada penerbitan, cara me-review naskah, melakukan deskscreening, dan
tentunya menyunting naskah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang baik dan benar.
Selain mendapatkan pengalaman dan menambah pengetahuan, mahasiswa magang juga
dituntut agar sigap dan tanggap pada setiap tugas yang berikan.
Penerbitan UGM Press merupakan penerbitan buku yang dimiliki oleh Universitas
Gajah Mada. Penerbitan ini berdiri di bawah naungan Badan Penerbit dan Publikasi
Universitas Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada adalah universitas yang selalu
berinovasi dalam meningkatkan kualitas dan eksistensinya untuk kemajuan pendidikan
di Indonesia. Satu hal yang membuktikan, yaitu pada tahun 1960 Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Poltik UGM telah berinisiatif untuk mendirikan jasa percetakan. Tanggal 30 Juni
1971, dengan dikeluarkannya SK Rektor UGM No. UGM/40/P/C, percetakan tersebut
resmi dikenal sebagai Gadjah Mada University Press atau UGM Press.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Menurut Sugiyono
(2015), observasi merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek.
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini yakni dengan meninjau secara langsung
kegiatan magang penyuntingan di UGM Press sebagai bahan data dalam penelitian.
Sedangkan dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang
berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian (Sugiyono, 2015).
Dokumentasi dalam penelitian ini yakni dengan melihat arsip serta dokumen mengenai
UGM Press serta meneliti naskah-naskah buku yang digunakan sebagai tugas magang dari
penerbitan UGM Press.

C. Pembahasan
Penyuntingan dan penerbitan merupakan dua hal yang saling berkait. Hal ini dikarenakan,
dalam sebuah penerbitan tanpa adanya penyuntingan, maka naskah yang akan dicetak
menjadi tidak layak karena naskah tersebut belum memasuki tahap pengoreksian pada
struktur kata, kalimat, atau kebahasaannya. Menyunting (editing) merupakan proses
pemeriksaan kembali naskah atau tulisan dilihat dari segi bahasa serta isinya. Tujuan dari
menyunting naskah adalah agar tulisan pada naskah yang dibaca mudah dimengerti baik
isi atau maksudnya, enak dicerna, tampil menarik dengan wajah profesional, dan disertai
data yang akurat. Menurut Erneste (2005) tujuan utama menyunting adalah untuk
memperbaiki kesalahan tulisan yang menyangkut ejaan, diksi, dan kalimat.
Ada beberapa hal yang harus dikuasai oleh seseorang untuk dapat menyunting naskah
dari segi kebahasaan. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, pilihan kata (diksi) yang digunakan, dan penyusunan kalimat yang efektif.
Menyunting merupakan proses menyelaraskan/menata kembali tulisan agar layak
terbit/cetak dengan cara membaca secara teliti, mengoreksi, menandai kesalahan,
memperbaiki naskah, dan menentukan kelayakan naskah, baik dari segi organisasi,
kebenaran dan kelayakan isi, ketaatan pemakaian bahasa, struktur/sistematika penyajian,
keyakan grafika, dan konteks kebahasaan (Hartono, 2010: 8).
Dalam menyunting suatu naskah buku harus menguasai pengetahuan tentang
kebahasaan dan pengetahuan tentang isi tulisan yang akan disunting. Hal ini dimaksudkan
agar apa yang disunting tidak keluar dari topik yang dibicarakan dalam naskah buku
tersebut. Di samping itu, seorang penyunting juga harus menguasai ejaan, tanda baca,
pilihan kata, keefektifan kalimat, dan ketepatan paragraf sehingga dapat memperoleh
suntingan yang baik. Kegiatan menyunting naskah buku merupakan langkah yang baik
untuk menghadirkan karangan yang baik dan benar secara ketatabahasaan dan bernalar.
Menurut Eneste (2005) naskah dibedakan menjadi beberapa ragam, di antaranya
naskah fiksi, nonfiksi, populer, dan ilmiah. Pada dasarnya semua naskah tersebut dapat
diterbitkan. Namun, sebagai penerbit universitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai
akademik dan keilmiahan, UGM Press secara khusus hanya menerima naskah-naskah
ilmiah, terutama buku ajar, sesuai dengan pangsa pasar UGM Press. Pada saat melakukan
magang, kami berfokus pada naskah buku ilmiah. Dalam menyunting naskah buku harus
melalui beberapa tahap atau proses penyuntingan. Hal tersebut agar menghasilkan suatu
naskah buku yang terbebas dari kesalahan baik dari segi bahasa maupun isi.
Selama mengikuti kegiatan magang di UGM Press, mahasiswa magang banyak
mendapat ilmu pengetahuan baru mengenai proses penyuntingan sebelum naskah buku
tersebut di cetak atau diterbitkan. Alur penerbitan pada UGM Press sendiri dibedakan
menjadi 2 tahap yakni tahap 1 Review Naskah dan tahap 2 Pemrosesan naskah (Maarif,
Mariastuti, & Andayani, 2017: 8). Pada tahap pertama terdiri dari penyerahan naskah,
deskscreening, review ahli, dan keputusan. Maksud keputusan di sini ialah setelah
melakukan proses review maka tim editorial akan memutuskan apakah naskah tersebut
dapat diterima untuk kemudian langsung diterbitkan oleh UGM Press, diterbitkan dengan
revisi, atau ditolak. Pada tahap kedua yakni pemrosesan naskah terdiri dari proses
penyuntingan (editing), proses tata letak dan pembuatan sampul buku, proses proofreading
penulis, proses proofreading akhir, dan terakhir proses cetak.
Pada bagian proses penyuntingan atau editing, meliputi pembetulan kata-kata,
kalimat, paragraf, hingga sistematika naskah, apakah sudah lengkap, serta apakah sudah
sesuai urutannya. Selain itu, juga mengecek penulisan sumber pustaka dan referensinya,
apakah sudah tercantum dan ditulis dengan benar sesuai dengan standar yang berlaku.
Kesalahan pengetikan, penulisan gambar, dan tabel juga diperhatikan dalam tahap ini,
sesuai dengan gaya selingkung yang digunakan oleh UGM Press. Jika dalam proses
penyuntingan, editor menemui hal-hal yang kurang jelas, maka editor akan membuat
catatan yang berisi pertanyaanpertanyaan mengenai naskah tersebut. Catatan tersebut
kemudian dikirimkan kepada penulis untuk dikonfirmasi dan diperbaiki.

D. Penutup
Kegiatan penyuntingan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penerbitan.
Kegiatan magang penyuntingan III yang dilakukan di UGM Press merupakan kegiatan
praktik nyata dalam dunia kerja serta untuk menyempurnakan dan melengkapi
pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan penyuntingan I dan II. Adanya
kegiatan magang penyuntingan ini memberikan manfaat bagi mahasiswa magang untuk
memperoleh gambaran serta bekal yang akan kami gunakan di dunia kerja nanti.
Penerbitan UGM Press merupakan salah satu penerbitan yang sudah memiliki nama dan
citra yang baik di lingkungan masyarakat. Sehingga, menjadi suatu kebanggaan bagi
mahasiswa magang dapat melakukan kegiatan magang di UGM Press.
Kegiatan magang penyuntingan ini telah memberikan berbagai pengalaman dan
gambaran bagi mahasiswa magang, bukan hanya dalam kegiatan penyuntingan, namun
juga dalam keterampilan menjalin hubungan sosial dan kehidupan dunia kerja. Dalam
melakukan kegiatan penyuntingan di sebuah perusahaan atau penerbitan, ada tiga hal
penting yang harus diperhatikan, yakni ketelitian, kepekaan terhadap kesalahan, dan kerja
sama dalam kelompok. Selain itu, juga perlu diimbangi dengan mengikuti perkembangan
teknologi sehingga dapat memberikan data yang sesuai dengan fakta di lapangan.

E. Daftar Pustaka
Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education): Konsep dan
Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Eneste, P. (2017). Buku Pintar Penyuntingan Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Hartono, Bambang. (2010). Dasar-dasar Penyuntingan. Semarang: UNNES
Kurnia S, W. (2006). Pendidikan Keterampilan Sebagai Upaya Pemberdayaan Siswa
(Skripsi Sarjana Pendidikan). Malang: Perpustakaan UIN Maulana Malik
Ibrahim.
Maarif, Syamsul., Mariastuti, Dwi Ratna., dan Andayani, Nanik. (2017). Panduan
Menerbitkan Buku di UGM Press. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfa Beta

Anda mungkin juga menyukai