Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arsyaq Rafi Kamil

Kelas : XI IPS 1
Mapel : SEJARAH

Video Pertama
ini adalah arsip milik Negara Belanda namun menurut beliau
setelah 60 tahun Belanda baru mengakui bahwa kemerdekaan RI
tgl 17 agustus 1945. sebelumnya Belanda hanya mengakui
kemerdekaan RI adalah tgl 27 Desember 1949, dimana hari
soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) Pengakuan
kemerdekaan ini disampaikan oleh Menteri dari Kerajaan Belanda
bernama Bernard Rudolf Bot. Bot datang ke Jakarta pada 16
Agustus 2005 untuk menandai peringatan 60 tahun kemerdekaan
Indonesia di Istana Negara. Ini juga pertama kalinya dalam
sejarah, Utusan resmi dari Kerajaan Belanda hadir dalam
proklamasi dan hari kemerdekaan Indonesia.Bersamaan itu pula
dikembalika nya keris Pangeran Diponegoro sebab keris tersebut
menurut beliau di dapat saat menangkap Pangeran Diponegoro.
sebagaimana pesan bapak Proklamator Ir Soekarno dalam pidato
nya yang berjudul JASMERAH Jangan Sekali sekali
Meninggalkan Sejarah. Sebab dengan memahami perjalanan
sejarah kita akan memahami pula dimana kita sekarang.

Video kedua
tindakan tentara inggris atas nama Sekutu dibawah kepemimpinan
A.W.S. Mallaby yang sewenang-wenang menyebabkan terjadinya
perlawanan dari rakyat Surabaya.pertempuran pada 30 oktober
1945 di Gedung Bank Internasional dekat Jembatan
Merah,Surabaya telah menewaskan Mallaby,peristiwa itu
membuat inggris mengeluarkan perintah agar rakyat surabaya
menyerahkan seluruh senjatanya.namun rakyat surabaya menolak
perintah dari inggris.maka,pada tanggal 10 november 1945
meletuslah pertempuran antara kedua belah pihak.Bung Tomo
adalah tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat
Surabaya.untuk mengenang kepahlawanan rakyat
Surabaya,pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai
Hari Pahlawan.

Video Ketiga
PERISTIWA 10 November 1945 yang sekarang dikenal sebagai
Hari Pahlawan, merupakan satu peristiwa heroik segenap rakyat
Indonesia, dalam mempertahankan kemerdekaan yang
diproklamasikannya, pada 17 Agustus 1945.
Peristiwa bersejarah ini, dipicu oleh tewasnya Brigadir Jenderal
Mallaby, dalam pertempuran di Surabaya, Jawa Timur. Dalam
peperangan itu, Mallaby tewas terpanggang di dalam mobil yang
ditumpanginya, diduga akibat terkena lemparan granat, saat
melintas di depan Gedung Internatio.Komandan Angkatan Perang
Inggris di Indonesia Jenderal Christison menyebut tewasnya
Mallaby sebagai satu pembunuhan yang kejam. Dia menyatakan,
akan menuntut balas terhadap rakyat Indonesia, dan Surabaya
khususnya.
Pucuk Pimpinan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI)
Sutomo atau biasa dipanggil Bung Tomo alias Bung Kecil
mengatakan, rakyat Indonesia tidak takut dengan ancaman
Christison yang akan menuntut balas.
Dia juga melihat, di balik pernyataan Christison yang ingin
menurunkan kekuatan militernya secara penuh, untuk
menggempur rakyat Indonesia yang sedang berjuang
mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamirkannya itu,
terdapat satu muslihat licik.

Dalam hal ini, Bung Tomo teringat perang Jepang melawan


China, tahun 1931. Ketika itu, Jepang ingin menguasai Mansuria.
Dalam pertempuran dengan rakyat Tiongkok itu, opsir Nippon
Nakamura tewas. Tidak terima serdadunya tewas, Jepang
mengancam akan menuntut balas.
Mula-mula, perasaan rakyat Jepang untuk menuntut balas yang
dikobarkan. Lalu, dari berbagai penjuru, tentara Nippon
menyerang dan mencaplok seluruh wilayah Mansuria. Satu
serdadu Nippon tewas, seluruh wilayah Mansuria dikuasai.
Dengan tewasnya Mallaby, Bung Tomo khawatir pihak Belanda
memakai Inggris untuk mencaplok kawasan Surabaya, seperti
Jepang menguasai Mansuria, saat perang melawan China.
Kekhawatiran itu pun terbukti benar. Pihak Belanda melalui
Inggris, mengultimatum pemerintah Indonesia yang baru
terbentuk, untuk menyerahkan diri dengan meletakan senjata, dan
mengangkat tangan tinggi-tinggi.
Dalam selebaran yang disebar melalui udara, Komandan
Angkatan Perang Inggris di Jawa Timur Mayor Jenderal
Mansergh meminta seluruh pimpinan Indonesia, pemuda, polisi,
dan kepala radio Surabaya, menyerahkan diri ke Bataviaweg atau
Jalan Batavia, pada 9 November 1945.
Penghinaan itu kontan membuat dada para pejuang kemerdekaan
terbakar. Dengan cepat, BPRI memberikan pelatihan kilat perang
gerilya. Terutama tentang tata cara penggunaan senjata hasil
rampasan pasukan Nippon.

Anda mungkin juga menyukai