Anda di halaman 1dari 6

I.

JUDUL
Penggunaan Mikroskop

II. TUJUAN
2.1 Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dengan cara
penggunaannya.
2.2 Menentukan luas bidang pandang mikroskop.
2.3 Mempelajari cara menyiapkan bahan bahan yang diamati dibawah
mikroskop.

III. DASAR TEORI


Mikroskop merupakan salah satu instrument yang sangat penting dalam
bidang mikrobiologi dan penelitian. Dengan menggunakan mikroskop akan
didapatkan pembesaran dari organisme yang kita amati yang awalnya tidak
tampak dengan mata telanjang karena terlalu kecil menjadi tampak jelas dengan
mikroskop (Novel et al, 2010 : 10).
Berdasarkan sumber pencahaannya mikroskop dibagi menjadi dua jenis
yaitu mikroskop cahaya yang membutuhkan cahaya dalam penggunaanya,
mikroskop ini hanya berguna untuk menampilkan objek sekecil sel. Mikroskop
electron yang menggunakan elektron statik dan magnetik untuk mengontrol
pencahayaan dalam penggunaannya dapat melihat sesuatu yang lebih kecil, seperti
atom (Novel et al, 2010 : 10).
Pada umumnya, jenis mikroskop yang sering digunakan adalah mikroskop
monokuler, mikroskop monokuler adalah mikroskop sederhana yang dalam
penggunaannya hanya menggunakan satu lensa. Tetapi seiring berjalannya waktu
dan perkembangan ilmu dan teknologi, muncul teknologi-teknologi baru yang
membuat mikroskop sederhana atau mikroskop cahaya mulai ditinggalkan salah
satunya mikroskop elektron (Kuswinanti, 2013 : 16).
Mikroskop ini tidak lagi menggunakan cahaya dan lensa melainkan
menggunakan elektron dan magnet sebagai penggantinya, mikroskop ini memiliki
pembesaran objek sejuta kali ukuran awal, sehingga memungkinkan bagian-
bagian sel yang lebih rinci seperti membran plasma dan DNA (Kuswinanti, 2013 :
16).
Selain mikroskop sederhana dan monokuler, di era modern sekarang ini
mikroskop binokuler yang paling sering digunakan. Penggunaan mikroskop
binokuler dalam praktikum biologi menjadi sangat penting karena dapat
mendukung ketrampilan-ketrampilan. Kesalahan yang sering dilakukan praktikan
ketika menggunakan mikroskop binokuler adalah tidak memutar revolver untuk
memindahkan lensa obyektif ke perbesaran yang dikehendaki dan tidak
menggunakan minyak imersi ketika memakai perbesaran lensa obyektif 100x .
Hal ini bisa menyebabkan hasil pengamatan obyek menjadi tidak jelas karena
lensa tergores sehingga rusak dan tidak dapat digunakan (Sulistiyawati dan
Sutriyono, 2019 : 71).
Pada Mikroskop sederhana atau cahaya, mikroskop yang menggunakan
cahaya ultraviolet ketajamannya lebih baik dari pada mikroskop cahaya biasa
sehingga memungkinkan peneliti menemukan lebih banyak detail dari struktur
yang diamati pada mikroskop cahaya ultraviolet penggunaan panjang gelombang
radiasi elektromagnetik yang lebih pendek untuk memperbaiki resolusi pada lensa
Tetapi pada kenyataannya penggunaaan mikroskop elektron lebih diminati
para peniliti karena perbesaran, ketelitian serta kejelasan detail objek gambar yang
diamati lebih membantu. (Santoso dan Santri, 2010 : 91).

Mikroskop pada dasarnya merupakan alat yang sering digunakan untuk


melihat benda kecil yang tidak dapat dilihat jelas oleh mata secara langsung.
Perkembangan zaman mengakibatkan mikroskop saat ini sudah sampai pada
mikroskop digital yang memudahkan pengamat mikroskop untuk melihat obyek
benda cukup dengan mengamati citra hasil dari obyek pada layar monitor tanpa
menggunakan kontak mata secara langsung.
Hal ini memudahkan para peniliti untuk menghitung, menganalisis data
dan menggambar objek yang didapatkan dari mikorskop digital yang dapat dilihat
lewat citra. (Bawono et al, 2014 : 139)
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati objek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal tersebut
membuat mikroskop mejadi bagian penting pada kehidupan laboratorium,
khususnya biologi. Karena pada praktikum biologi pada umumnya dibutuhkan
pengamatan-pengamatan sel mikro dan objek-objek mikro lainnya.
Selain itu para peneliti juga membutuhkan mikroskop untuk melanjutkan
peneletiannya karena tanpa mikroskop sel, organel, dan bagian-bagian susunan
terkecil dalam makhluk hidup tidak akan dapat diamati, lalu akibatnya hewan dan
tumbuhan tidak dapat kita pelajari lebih lanjut. (Abdullah dan Marvira, 2014 : 25).

IV. METODE PRAKTIKUM


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
a. Mikroskop
b. Gelas obyek dan Gelas penutup
c. Pipet tetes
4.1.2 Bahan
a. Potongan kertas yang bertuliskan hutuf “d” dan “b”
b. Air
4.2 Skema Kerja
4.2.1 Pengamatan huruf “d” atau “b”

Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas objek dan tutuplah
secara perlahan-lahan dengan gelas penutup, lalu mengamati preparat
menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah ;
Membandingkan letak bayangan dengan letak obyek yang diamati
(letak bayangan sama atau terbalik) .Apakah bayangan tersebut
termasuk bayangan cermin ? Kemudian menggambarkan hasil
bayangan;

Memandang lensa okuler sambil menggeser preparat dari kiri ke kanan


(ke arah mana bayangan bergeser? Dan ke mana kah bayangannya jika
preparat digeser ke belakang?).

4.2.2 Mengukur luas bidang pandang

Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas objek dan tutuplah
secara perlahan-lahan dengan gelas penutup, lalu mengamati preparat
menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah;

Memperhatikan bagian samping kiri dan belakang meja preparat


terdapat skala yang menentukan dua sumbu;

Mengamati lewat okuler dimana letak huruf “d” dan “b”, kemudian
menggeser ke arah kanan sampai batas terakhir huruf terlihat.
Menandai pada angka berapa letak titik dengan melihat angka pada
skala;
Menggeser ke arah kiri sampai posisi yang sama dicapai oleh bagian
kanan;

Menghitung luas bidang pandang denganmenghitung selisih antara


kedua titik (diameter bidang pandang) dengan rumus (L = π x r2 ).

Anda mungkin juga menyukai