Anda di halaman 1dari 3

1.

KELUARGA
Pengertian
KELUARGA adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.

2. Tiga Pengertian Keluarga Menurut 3 Tokoh.


1. Sayekti (1994)
Pengertian keluarga menurut Sayekti adalah suatu ikatan atau persekutuan atas dasar
perkawinan atara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak baik anak
sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga.

2. Bailon dan Maglaya (1978)


Pengertian keluarga menurut Bailon dan Maglaya adalah dua atau lebih individu yang
hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi. Saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

3. Duval dan Logan (1986)


Pengertian keluarga menurut Duvall dan Lagon adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan , kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social tiap
anggotanya.

3. Undang-undang perkawinan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG
PERKAWINAN
BAB 1

DASAR PERKAWINAN
Pasal 1
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
ketTuhanan yang mahaesa.

Pasal 2
(1). Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hokum masing-masing agamanya dan
kepercayaannya itu.
(2).Tiap-tiap perkawinan di catat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pasal 3
(1) Pada azasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang
isteri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seoarang suami.
(2) Pengadilan, dapat member izin kepada seoarang suami untuk beristeri lebih dari dari seorang
apabila dikhendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Pasal 4
(1) Dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang, sebagaimana tersebut dalam
pasal 3 ayat(2) Undang-undang ini, maka ia wajib mengajukan permohonan kepada
pengadilan di daerah tempat tinggalnya.
(2) Pengadilan dimaksud data ayat(1) pasal ini hanya memberikan izin kepada seorang suami yang
akan beristeri lebih dari seorang apabila:
a. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;
b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan;
c. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

Pasal 5

(1) Untuk dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1)Undang-undang ini, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Adanya persetujuan dari isteri /isteri-isteri
b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan hidup isteri-isteri dan
anak-anak mereka;
c. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anak mereka.

(2) Persetujuan yang dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini tidak diperlukan bagi seorang
suami apabila isteri/isteri-isterinya tidak mungkin diminta persetujuannya dan tidak dapat
menjadi pihak dalam perjanjian, atau apabila tidak ada kabar dari isterinya selama sekurang-
kurangnya 2(dua) tahun, atau karena sebab-sebab lainnya yang perlu mendapat penilaian dari
Hakim Pengadilan.

4. ANAK
Penertian Anak

Anak adalah seorang lelaki atu perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami
masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata “anak” merujuk pada
lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka
telah dewasa.
5. Undang-undang Perlindungan Anak

Anda mungkin juga menyukai