Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH AGAMA KRISTEN

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA


Kerukunan dari sudut pandang etimologis berasal dari Bahasa Arab yakni “rukaum” yang berarti asas atau
dasar yang dalam bentuk tunggal berarti tiang dan dalam bentuk jamak “arkhan” artinya tiang-tiang. Dalam Bahasa
Indonesia, istilah rukun memiliki arti: damai dan bersatu hati.
Dari pengertian ini dapat digambarkan kerukunan sebagai suatu bangunan yang dibangun dengan tiang untuk
menopang rumah yang akan dihuni oleh sekelompok orang yang diikat secara kekeluargaan dengan kesatuan hati
untuk mencapai kedamaian.
Kerukunan adalah sikap saling mengakui, menghargai, toleransi yang gtinggi antar umat beragama dalam
masyarakat multikultural sehingga umat beragama dapat hidup rukun, damai dan berdampingan. Untuk itu
diperlukan kebesaran hati untuk menjauhi ekslusivisme, yaitu sikap yang hanya mengakui agamanya yang paling
benar dan baik. Sikap ini hanya akan melahirkan perpecahan, perseteruan antar umat beragama dan konflik. Yang
dibutuhkan adalah inklusivisme, yaitu sikap yang dapat memahami dan menghargai agama lain dengan
eksistensinya, tetapi tetap memandang agamanya sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan.
Titik pijak dari pengembangan kerukunan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang dituangkan dalam Sila
Ke-5 tentang “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia’ dan UUD 1945 Pasal 29:1,2 yang mengatakan: 1).
Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 2). Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamnya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Rumusan ini
memberi penegasan yang penting bahwa negara kita memiliki dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dengan
kepelbagaian agama yang ada, menjamin dan memberi kebebasan utnuk dapat memeluk agama yang dianutnya
demi mencapai suatu kehidupan yang adil dan sejahtera.
Dialog adalah salah satu cara untuk mencapai kerukunan. Dua jenis dialog yang dapat dilakukan adalah:
Dialog Horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai saling pengertian,
pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasar manusia yang asasi, dengan menempatkan
manusia pada posisi kemanusiaannya. Sifat dalam dialog ini adalah melihat lawan dialognya dengan hati lapang
dan penuh penghargaan, bukan sebaliknya, melihat lawan dialognya sebagai musuh dan penuh kebencian. Dialog
Vertikal berarti pemahaman dan pengkhayatan akan fungsi dan makna keagamaan secara mendalam bukan
fanatisme buta dalam beragama karena kebodohannya. Unsur penting dalam dialog vertikal adalah mendalami
materi keagamaan secara intern.

Konsep Tri Kerukunan Umat Beragama di Indonesia


1. Kerukunan intern umat beragama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut
satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen.
2. Kerukunan antar umat beragama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang
memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama
Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama.
3. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah, yaitu bentuk kerukunan semua umat-umat beragama
menjalin hubungan yang yang harmoni dengan negara/ pemerintah. Misalnya tunduk dan patuh terhadap
aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah ikut andil dalam menciptakan suasana tentram,
termasuk kerukunan umar beragama dengan pemerintah itu sendiri.

Kerukunan Ditinjau Dari Sudut Pandang Agama Kristen


1 Korintus 1:10-18; 3:3-9 menguraikan tentang nasehat kepada jemaat yang realitas hidupnya diwarnai
dengan perpecahan, perselisihan dan permusuhan yang diakibatkan oleh perdebatan dan pengakuan terhadap
golongan masing-masing sebagai suatu tindakan yang menunjukkan keduniawiaan. Allah menghendaki untuk seia
sekata dalam menjalin hubungan yang saling menunjang dengan memberi gambaran melalui sebuah pohon, dimana
ada menanam dan menyiram dan ada juga yang memberi pertumbuhan yakni Allah sendiri. Nasehat kepada jemaat
di Korintus ini memberi gambaran pada suatu konteks kehidupan bangsa dan negara yang majemuk bahwa
perbedaan bukanlah suatu alasan untuk menciptakan dan melahirkan perpecahan dalam kehidupan beragama.
Keberagaman itu (termasuk dalam hal agama) harus dipahami sbeagai anugerah dalam mewujudkan serta
menyampaikan kabar keselamatan dan karya-Nya di dalam dunia. Kerukunan sejati harus lahir sebagai ekspresi
iman yakni sebagai ketaatan kepada Tuhan.

POLITIK
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti
itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan
negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.
Aristoteles (384-322 SM) dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata “politik”
melalui pengamatannya tentang manusia yang ia sebut “zoon politikon”. Dengan istilah itu ia ingin menjelaskan
bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan
melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari
manusia, misalnya ketika ia mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih
kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya. Aristoteles
berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang
tinggi adalah melalui interaksi politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang
dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk tujuan negara. Dengan demikian kata politik
menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang
menyangkut segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan
(decision making), kebijakan (policy, beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).

Perilaku politik
Perilaku politik atau (Inggris: Politic Behaviour) adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok
guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara
untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku
politik contohnya adalah:
 Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin
 Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol , mengikuti
ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat
 Ikut serta dalam pesta politik
 Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas
 Berhak untuk menjadi pimpinan politik
 Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku
politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku

Pandangan Kristen Tentang Politik


- Yeremia 29:4-7 mengisyratkan agar setiap orang dapat bertangungjawab untuk membangun kesejahteraan
kota dimana ia ditempatkan Tuhan.
- Yohanes 17, Yesus berdoa agar Bapa tidak mengambil para pengikut-Nya dari dunia. Ia meminta kepada
Bapa untuk menguduskan mereka dengan kebenaran yakni dalam kebenaran dan keadilan. Yesus
menghendaki mereka menjadi terang dan garam dunia (Mat 5:13-16).
- Dalam Markus 12:17, Yesus berkata, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada
kaisar dan kepada Allah yang wajib kamu berikan kepada Allah". Yesus menuntut keseimbangan dalam
bertindak. Ia menekankan keseimbangan hukum moral dan hukum. Yesus mengajar murid-murid-Nya
untuk bertindak adil, artinya memberikan kepada pemerintah dan Allah sesuai dengan hak dan tanggung
jawabnya.
- Yesus pun meminta agar para murid-Nya mendoakan para penguasa supaya mereka tidak memerintah
dengan tangan besi, tetapi dengan kebenaran, keadilan, kejujuran dan ketulusan (Mrk 10:41-45).
- Roma 13:4, Rasul Paulus berkata bahwa pemerintah adalah hamba Allah, dan orang Kristen harus takluk
kepadanya. Pemerintah, sebagai hamba Allah, berjuang untuk keadilan dan kemakmuran bagi seluruh
rakyat tanpa memandang latar belakang golongan. Pemerintah dipanggil sebagai pelayan Tuhan yang
melayani dan bertanggung jawab. Pemerintah harus menjalankan kuasa berdasarkan kebenaran dan
keadilan.

HUKUM
Hukum adalah kaidah atau norma kehidupan bersama yang bertujuan untuk melindungi kepentingan
bersama. Dalam kepentingan bersama ini telah tercakup kepentingan pribadi. Maksudnya adalah bila kepentingan
bersama telah terlindungi maka kepentingan pribadi pun otomatis telah terlindungi. Disadari bahwa setiap manusia
punya kepentingan, baik yang bersifat individual maupun yang bersifat kolektif. Perlindungan kepentingan tersebut
tercapai melalui suatau peraturan hidup atau kaidah disertai dengan sanski yang bersifat mengikat dan memaksa,
itulah hakekat hukum. Dalam rangka penegakan hukum ini, filsuf Aristoteles menyatakan bahwa "Sebuah
supremasi hukum akan jauh lebih baik dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."
Dalam legenda Yunani dikenal Iustitia sebagai Dewi Keadilan yang dilambangkan dengan seorang wanita
yang tertutup matanya, tangan kiri memegang neraca dan tangan kanan memegang pedang. Makna dari lambang ini
adalah: 1). Kedua mata tertutup, dalam mencari keadilan tidak boleh membedakan antara si kaya dan si miskin,
pejabat atau bukan pejabat, dan lain sebagainya. 2). Neraca melambangkan keadilan. 3). Pedang melambangkan
keadilan yang mengejar kejahatan dengan suatu hukum yang tegas.
Secara umum, rumusan pengertian hukum setidaknya mengandung beberapa unsur sebagai berikut: Hukum
mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam masyarakat, Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga  atau
badan yang berwenang untuk itu, Penegakan aturan hukum bersifat memaksa, Hukum memiliki sanksi dan setiap
pelanggaran atau perbuatan melawan hukum akan dikenakan sanksi yang tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan
hukum.

Hukum Taurat & Hukum Kasih


Hukum Taurat, adalah sejumlah perintah Tuhan dalam Perjanjian Lama, diantaranya yang paling terkenal adalah
Sepuluh Perintah Tuhan (Dasa Titah). Dasa titah ini terdapat dalam Keluaran Pasal 20 & Ulangan Pasal 5. Kata
torah dalam Bahasa Ibrani berarti pengajaran sehingga Hukum Taurat adalah hukum yang memberi pengajaran.
Hukum dalam Perjanjian Lama itu meliputi perintah-perintah (miswah), ketetapan-ketetapan (hoq)dan peraturan-
peraturan (mispat). Lebih dari 600 hukum terdapat dalam kitab keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Maksud
perundang-undangan alkitabiah ini adalah untuk menertibkan dan mengatur hidup peradilan di Israel di bidang
perdata, keagamaan dan pidana sesuai dengan kekudusan yang diperlukan untuk memelihara hubungan
kovenan/perjanjian dengan Tuhan.
Pada umumnya, hukum PL terdiri atas ketentuan kovenan yang menyatakan dan bersifat menentukan bagi
kehidupan umat Ibrani. Bagian terbesar dari perundang-undnagan PL terdapat dalam Keluaran 20 – Ulangan 33 dan
seluruhnya berasal dari persetujuan kovenan atau upacara pembaharuan di gunung Sinai dan gunung Nebo.
Beberapa sub kategorinya adalah:
1. Hukum kasuis atau hukum kasus, biasanya dikemukan dalam rumusan yang bersayat “jika/apabila... maka”.
Contoh: Ulangan 22:22
2. Hukum apodiktis atau perintah-perintah langsung yang bersifat afirmatif dan negatif yang menetapkan batas-
batas perilaku yang pantas dalam masyarakat Ibrani. Contoh: Kel. 20:3, “Jangan ada padamu allah lain di
hadapan-Ku.”; Kel. 20:12, Hormatilah ayahmu dan ibumu...”
3. Larangan atau perintah negatif yang menunjuk pada pelanggaran hipotesis dan tidak menetapkan hukuman
yang pasti. Contoh: Imamat 19:14, “Janganlah kau kutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah kau
taruh batu sandungan...”
4. Hukuman mati yaitu paduan dari larangan yang membuat suatu pernyataan hukum yang jelas tentang berbagai
kejahatan khusus yang paturu dijatuhi hukuman mati. Contoh: Kel. 21:15, “Siapa yang memukul ayahnya taua
ibunya, pastilah ia dihukum mati.”
5. Kutukan, pengembangan dari larangan dan hukum kematian ditujukan untuk kejahatan-kejahatan yang
dilakukan secara tersembunyi. Contoh; Ulangan 27:17, “Terkutuklah orang yang menggeser batas tanah
sesamanya manusia.”

Calvin membagi taurat ke dalam tiga fungsi atau pemakaian, yaitu: Pertama, Fungsi Pedagogik, yang dipandang
sebagai cermin untuk dosa. Taurat berfungsi seperti cermin di mana kita pertama-tama merenungkan kelemahan
kita, kemudian kesalahan yang lahir dari kelemahan itu dan hukuman yang akan timbul; Kedua ialah untuk
menimbulkan rasa takut dalam hati orang fasik sehingga mencegahnya melakukan kejahatan; Ketiga, adalah untuk
mematikan daging. Taurat berfungsi sebagai penuntun dalam kehidupan orang percaya untuk mendorong pada
ketaatan kepada Allah.

Hukum Kasih
Tuhan Yesus menyampaikan bahwa hukum yang terutama adalah Hukum Kasih, yaitu kasih terhadap
Tuhan dan sesama manusia (Matius 22:37-40). Kasih terhadap Tuhan berarti mengasihi Tuhan Allah secara total
dengan segenap keberadaan kita. Itu berarti membangun hubungan pribadi melalui pemujaan terhadap Allah serta
bersedia melaksanakan hukum dan peraturan serta ketetapan-Nya. Sedangkan kasih terhadap sesama adalah
memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Melihat sesama sederajat dengan kita dan
menghargai mereka sebagai sesama ciptaan yang mulia.

ILMU PENGETAHUAN & TEKHNOLOGI

Ilmu Pengetahuan berasal dari Bah. Latin “Scieniae”, yg berarti pengetahuan. Ilmu Pengetahuan menyelidiki
geala-gejala yg terjadi secara teliti dan teratur.
 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.
 Ensiklopedia Indonesia
Ilmu Pengetahuan adalah suatu sitem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didaptkan sebagai
hasilpemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan emnggunakan metode-metode tertentu.

Dalam arti Subjektif,


Ilmu Pengetahuan merupakan pengetahuan secara sistematis yang merupakan hasil dari penyelidikan suatu
lapangan tertentu
Dalam arti Objektif,
Ilmu Pengetahuan merupakan keseluruhan kalimat-kalaimat objektif yang berpautan dengan corak sistematis ilmu
pengetahuan dalam arti subjektif

Dalam arti subjektif maupun objektif, IP itu bergantung pada logika. Logika – “logos’ (Yunani) = kata, nalar, teori,
uraian.
Logika adalah kecakapan bernalar yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa, atau alat untuk berpikir secara
lurus.
Objek material logika adalah berpikir, sedangkan objek formalnya adalah berpikir lurus, tepat dan teratur menurut
asas, hukum logika
Logika dibangun oleh Dua Unsur utama:
1. Pernyataan awal yang telah diketahui kebenarannya dan disebut sebagai pangkal pikir (Premise)
2. Pernyataan berikutnya yang merupakan kesimpulan (Conclusion)
Kegunaan logika:
• Untuk berpikir rasional, kitis, tertib, metodis, tepat dan koheren
• Meningkatkan kemampuan berpikir abstrak, cermat dan objektif
• Menambah kecerdasan, meningkatkan ketajaman dan kemandirian berpikir
• Cinta ilmu pengetahuan dan menghindari kekeliruan serta kesesatan

Pendapat Para Ahli


 Eka Darmaputra: Pengetahuan adalah mengetahui sebanyak-banyaknya tentang dunia dan alam semesta.
• Bochenski: IP bukan hanya menerangkan dan mereduksi tetapi juga mengamati, menganalisa,
menyimpulkan, melukis dan mencek. Dgn kata lain, IP adalah suatu usaha yg banyak seginya.
• D.C. Mulder: IP adalah suatu macam cara berpikirnya manusia. Menurutnya, pikiran manusia ada yg
disebut pikiran biasa (=pikiran sehari-hari) dan pikiran bermutu (bersifat IP)

Syarat Ilmu Pengetahuan


• Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan
subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
• Metodis . Harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran.
Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan.
Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
• Sistematis. Ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
• Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat
tertentu).

Pengertian Tekhnologi
Bahasa Yunani - “tecne” dan “logos” (Yunani)
Kata tecne dalam perkembangannya secara tekhnis diartikan sebagai kegiatan manusia yg terarah pada pembuatan
perkakas atau alat-alat pembantu pekerjaan manusia. Sedangkan logos berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Jadi
tekhnologi berarti ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pembuatan perkakas atau alat-alat yang dapat
digunakan untuk membantu pekerjaan. Dapat dikatakan, tekhnologi adalah suatu bidang praktis penggunaan IP dan
penerapannya.
Bahasa Perancis “La Teknique“ = Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara
rasional. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda atau konsep;
pembatasan cara yaitu secara rasional; pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan secara
berulang (repetisi).
Dampak Positif Kemajuan IPTEK, antara lain:
 Bidang Transportasi; Kecepatan menempuh jarak yg semakin mudah.
• Bidang Komunikasi & Informasi; Kecepatan akses dan informasi tanpa batas waktu dan ruang. Contoh:
Telepon, Mass Media, Internet, dll
Dampak negatif IPTEK, antara lain:
• Digantinya tenaga manusia dengan peralatan canggih akibatnya banyak pengangguran
• Pembuatan senjata nuklir dan senjata pemusnah massal yg mengancam kehidupan manusia
• Akses tak terbatas pada film dan tayangan, termasuk situs2 porno dan potret kekerasan serta kriminalitas.
• dll

Beberapa Hal Mendasar Sebagai Pertimbangan Dalam Rangka Pengembangan IPTEK:


• Dalam proses penciptaan dan pengembangan IPTEK, apakah proses itu mengindahkan nilai-nilai
kemanusiaan atau justru mengabaikannya?
• Dalam hal penerapan IPTEK, untuk apa dan siap dan bagaimana proses penggunaannya?

IMAN DAN IPTEK


 Kej. 1:28, Manusia ditugaskan untuk menaklukan alam semesta. Perintah Allah yang diberikan kepada
manusia supaya atas nama Tuhan manusia bekerja dan menggali potensi-potensi alam untuk memenuhi
kebutuhannya. Perintah ini pertama-tama diberikan kepada Adam yang mewakili semua umat manusia.
Jadi perintah ini adalah untuk seluruh manusia.
 Kejadian 11:1-9 (Menara Babel)
Tuhan memberikan kuasa kepada manusia untuk melaksanakan rencana-Nya. Itu berarti manusia bisa
melakukan apa saja sepanjang itu tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan Allah.
 Matius 25:14-30 (Perumpamaan Tentang Talenta)
Tuhan mengaruniakan manusia berbagai telenta untuk dikembangkan bukan untuk disimpan
 Hosea 10:12
IPTEK harus dapat dijadikan alat untuk mendatangkan kesejahteraan orang banyak dan lebih mewujudkan
keadilan.
 Lukas 4:18-19
IPTEK harus digunakan untuk berjuang melawan kelaparan, kemiskinan, kesengsaraan, kedinginan,
penyakit, kematian, dsb. Kita dipanggil dalam tugas tekhnologi untuk dapat menjadi berkat bagi manusia
(Luk. 4:18-19).
 1 Korintus 6:12
Manusia tidak boleh menghambakan diri pada tekhnologi. Tekhnologi bukanlah tujuan tetapi alat.
Manusia tidak boleh dikuasai oleh tekhnologi, tetapi harus menguasainya agar tujuan tekhnologi dapat
tercapai sesuai yang dikehendaki Tuhan, yaitu sebagai pengabdi kepada Tuhan dan sesama manusia.
 Lukas 6:48
Mengingatkan bahwa manusia perlu membangun kehidupan atas dasar yang kokoh, sehingga manusia
tidak terhanyut oleh pengaruh negatif tekhnologi modern.

IPTEK dapat digali, diciptakan dan dikembangkan sebab pada dasarnya manusia diberi mandat oleh Allah untuk
menaklukan (menjaga/mengusahakan) apa yang ada di dunia ini. Selain itu, kepada manusia Tuhan memberikan
talenta yang berbeda-beda sehingga dapat digunakan/dikembangkan. Tetapi dalam semua tugas itu manusia harus
berdasar pada kehendak dan rencana Tuhan sambil memperhatikan nilai-nilai kehidupan sehingga dalam
kesemuanya IPTEK harus dapat merepresentasikan nilai keadilan dan kesejahteraan manusia. Karena itu manusia
harus mengembangkan kompetensi IPTEK dengan dasar kebenaran firman agar manusia tidak menghambakan diri
pada IPTEK dan tidak terpengaruh oleh pengaruh negatif IPTEK itu sendiri tetapi sebaliknya memuliakan nama
Tuhan.

BUDAYA/KEBUDAYAAN
Pengertian Kebudayaan
- Kata kebudayaan berasal dari kata budh —> budhi —> budhaya dalam Bahasa Sansekerta yang berarti akal,
sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia.
- Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata “budi” dan “daya”. Budi adalah
akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai
unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
- Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat.
Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola
pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran
manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
- Definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya
yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.

Unsur-Unsur Kebudayaan
Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung terbentuknya
suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa,
pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. Semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan
untuk menunjukkan eksistensi mereka.
1. Bahasa, yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia
yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi.
2. Sistem pengetahuan, yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan
alam amupun sosialnya menurut asas-asas susunan tertentu.
3. Organisasi sosial, yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan
salah satu dari unsur kebudayaan universal.
4. Sistem peralatan hidup dan tekhnologi, yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan,
pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya.
5. Sistem mata pencarian hidup, yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dalam konteks kebudayaan.
6. Kesenian, yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna
yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut.
7. Sistem religi, yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi
melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib
 
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Gagasan, Aktivitas, dan Artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan
ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. 
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud
ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati
dan didokumentasikan. 
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya
paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. 

Peran Manusia Sebagai Makhluk Budaya


Manusia dapat melakukan peran inovatif-prophetis. Watak dalam diri manusia senantiasa melakukan inovasi,
penemuan dan pengembangan diri dengan tetap memperhatikan upaya untuk membela tegaknya cita-cita abadi
kemanusiaan yaitu keadilan, kebenaran dan rasio (la justice, la verite, la raison). Di samping itu, kita juga
berperan sebagai agent of social control, yaitu agen perubahan ke arah yang lebih baik dengan mengedepankan
karakter cinta kebenaran dan berani mengatakan salah dalam menghadapi sesuatu yang tidak benar.

MASYARAKAT & AGAMA

Masyarakat adalah terjemahan dari istilah society. Kata society berasal dari bahasa Latin, societas, yang
berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga
arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap
anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antara entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan arti masyarakat sebagai sejumlah manusia dalam arti seluas-
luasnya dan terikat olehn suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.

Beberapa Pengertian Masyarakat Menurut Beberapa Ahli:


1. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan – Selo Sumardjan
2. Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat
adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi – Karl Marx
3. Masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya – Emile
Durkheim
4. Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup
lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan
di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut - Paul B. Horton & C. Hunt

Faktor-Faktor/Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto, alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini:
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan
membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai
anggota masyarakat.

Ciri/Kriteria Masyarakat Yang Baik


Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan manusia bisa dikatakan
/ disebut sebagai masyarakat, yaitu: Ada sistem tindakan utama, Saling setia pada sistem tindakan utama, Mampu
bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota, Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari
kelahiran/reproduksi manusia.

Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat


Dalam hak fungsi, masyarakat dan agama itu berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di
masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris karena adanya keterbatasan kemampuan dan
ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera,
aman, stabil, dsb. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut:
a. Fungsi Edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaran dengan perantara petugas-petugasnya, seperti kiai, pendeta,
imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi)
pendalaman rohani, dsb.
b. Fungsi Penyelamatan
Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk tertinggi” atau Tuhan dan
berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang
ia inginkan. Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan dengan jalan
pengampunan dan penyucian.
c. Fungsi Pengawasan Sosial
Fungsi agama sebagai kontrol sosial yaitu :
 Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga
masyarakat.
 Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral ( yang dianggap baik )dari serbuan
destruktif dari agama baru dan dari sistem hukum negara modern.
d. Fungsi Memupuk Persaudaraan
Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia
bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu
intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama
e. Fungsi Transformatif
Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama
dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.
Pengaruh Agama Terhadap Kehidupan Manusia
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau
pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat
destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor). Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada
dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat, pengaruh yang bersifat
integratif. Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam
menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-
kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-
sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya
konsensus dalam masyarakat. Fungsi Disintegratif Agama adalah, meskipun agama memiliki peranan sebagai
kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama
juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan
eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok
pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain
(ekslusivitas, fanatisme).

Garam Dunia & Terang Dunia


Perumpamaan Yesus dengan mengamanatkan kepada kita untuk menjadi Garam dan Terang Dunia, selayaknya
membuat kita merenungkan, sejauh mana kehidupan kita sebagai pribadi maupun sebagai komunitas jemaat telah
memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitar kita. Ataukah kita telah menjadi tawar, dan seperti sisi
negatif garam (unsur kalsium klorida) yang destruktif karena menyebabkan korosi/karatan, pola pikir kita telah
berkarat dan cara hidup kita telah turut merusak lingkungan hidup kita?
Untuk dapat menjadi “garam dan terang” dunia, cara hidup berjemaat kita sebagai sebuah komunitas
haruslah berubah dan melakukan transformasi. Demikian pula di dalam kehidupan kita sebagai pribadi, di mana
pun kita berada. Dunia sekitar kita saat ini krisis keteladanan, di mana kualitas dan nilai-nilai kemanusiaan makin
merosot, sebagai jemaat dan pribadi, kita tidak dapat lagi melanjutkan cara berjemaat seperti pada masa lalu. Kita
harus menjadi Gereja dan jemaat yang mau berubah dan mengubah sebagaimana pelayanan yang diteladankan
Yesus sendiri pada masa kehadiran-Nya di dunia.

MORAL DAN ETIKA

PengertianMoral/Etika
Etika – Bah. Yunani “etos” = kebiasaan, adat, sifat. Ethikos = timbul dari kebiasaan.
Etos dan Ethikos lebih berarti kesusilaan, perasaan batin atau kecenderungan hati dengan mana seseorang
melaksanakan suatu perbuatan.
Dalam Bah. Latin, istilah ethos disebut “mos” (Jamak: mores) = kesusilaan

Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) menggunakan kata “ta ethica” untuk menjelaskan nilai-nilai
“baik” dan “buruk” dari sifat dan tingkah laku manusia.
Bagi mereka tujuan hidup manusia ialah “eudaimonia” (hidup yang baik)

Etika sebagai ilmu: ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
Etika sebagai cabang utama filsafat: mempelajari nilai dan kualitas tingkah laku manusia, yang mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti: benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Objek Etika
a. Objek material: manusia
b. Objek formal: tingkah laku normatif

Etika dibagi ke dalam 4 bagian, sbb:


1. Meta Etika: Bagian etika yang mempersoalkan pernyataan2 etis dan hakikat nilai-nilai tingkah laku
manusia.
Dalam Meta Etika, ada beberapa paham:
a. Universalisme Moral: Beberapa sistem etika berlaku secara universal tanpa memandang budaya,
agama, ras, suku bangsa, jenis kelamin, dll.
Contoh: Declaration of Human Rights PBB
b. Nihilisme Moral: Bagian Meta Etika yang melihat bahwa tujuan moral sebenarnya tidak ada. Cth:
Tindakan membunuh tidak ada kaitannya dengan benar atau salah
c. Absolutisme Moral:Pandangan meta etika yang mengatakan bahwa tindakan tertentu adalah benar atau
salah secara mutlak, terlepas dari konsekuensi atau maksud baik di balik tindakan itu. Cth: Berbohong
tetap salah meskipun di balik tindakan berbohong ada maksud baik.
2. Etika Normatif (Disebut juga Teori Moral): Studi tentang tindakan-tindakan manusia yang baik, benar dan
bertanggung jawab yang patut diwujudkan dalam kehidupan manusia di dunia ini.
Etika yang berhubungan dengan norma (terutama norma moral dan hukum). Norma hukum tercermin lewat
UU dan PP.
Norma (Latin) = Penyiku – Pedoman, aturan
Jika Meta Etika bertanya, “apa kebaikan dan keburukan itu?”, etika normatif bertanya: “Apakah yang aku
lakukan ini baik atau buruk?”
3. Etika Terapan: Etika yang berusaha mengaplikasikan teori ke dalam kehidupan nyata seharti-hari. Cth:
Etika Bisnis, Etika Politik, Etika Sosial, dll
4. Etika Deskriptif: Suatu pendekatan bebas nilai (value free) terhadap etika. Etika yang berlaku di suatu
tempat dan waktu tertentu dan dalam budaya tertentu.

Etika dibagi ke dalam 2 JENIS:


1. Etika Filsafati: Etika yang menjadi bagian dari filsafat yang membahas masalah2 etika non empiris. Etika
filsafati mengkaji hakikat yang ada di balik fenomena dan fakta tindakan manusia lalu mempersoalkan apa
yang seharusnya dilakukan.
2. Etika Teologis: Etika yang bersumber dari kepercayaan terhadap Allah. Disebut juga Etika Teosentris atau
Etika Transenden.
Beberapa alasan perlunya etika:
1. Kita hidup dalam masyarakat pluralistik
2. Kita hidup dalam masa transformasi yang tanpa tanding. Adanya gelombang modernisasi yang kuat, etika
membantu kita gar jangan kehilangan orientasi.
3. Munculnya pelbagai ideologi baru akibat perubahan sosbud. Etika membantu kita agar tidak naif dan
ekstrim.
4. Etika membantu manusia menemukan dasar kemantapan dalam iman dan mendorong agar mau
berpartisipasi tanpa takut dan tidak menutup diri.

Etika Kristen
Etika Kristen adalah ilmu yg meneliti, menilai dan mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dgn memakai norma
kehendak perintah Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Yesus Kristus. Norma yg menjadi acuan dalam etika
Kristen adalah Firman Tuhan dalam Alkitab. Etika Kristen bukan hanya utk org Kristen dan oleh org Kristen
(ekslusif) tetapi berlaku utk semua manusia, masy dlm semua aspek kehidupan (universal).
Yang Mendasari Semua Etika Kristen:
1. Allah adalah pusat dan sumber dari semua yg baik. Semua patokan moral tunduk pd ketentuan-Nya.
Tanggungjawab manusia adl melakukan apa yg dikehendaki Allah
2. Dasar etika Kristen adalah Iman kepada Allah yang dinyatakan dlm YK.
3. Mengakui kewibawaan Yesus Kristus.
4. Kasih merupakan ciri semua Etika Kristen.
5. Etika Kristen berkenaan dgn perbuatan lahiriah maupun hati manusia.
6. Alkitab merupakan sumber pokok etika Kristen.
7. Etika Kristen berkenaan dgn persekutuan org2 Kristen.
8. Etika Kristen berlaku untuk seluruh kehidupan manusia.

Hubungan Iman & Moral/Etika Kristen


Iman – Emunah (Bah. Ibrani) = Percaya (Habakuk 2:4) & Kesetiaan (Ul. 32:20). Padanan Emunah dlm PB: Pistis =
Iman. Dalam Injil Yoh kata iman lebih banyak memuat kata kerja Pisteuo, yg lebih menekankan arti aktif daripada
pasif.
Etika Kristen berpangkalkan kepercayaan kepada Allah yang menyatakan diri dalam YK. Etika Kristen mengaku
bahwa hanya karena YK kita dapat mengenal Allah sebagaimana adanya, di dalam kedaulatan dan kemuliaan-Nya,
di dalam kekekalan-Nya, di dalam keesan-Nya, di dalam kerohanian-Nya, di dalam kasih dan hikmat-Nya. Allah
Bapa menyatakan diri dalam YK sebagai pencipta langit dan bumi, yg menciptakan dunia dan segala yg ada di
dalamnya, yg menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, yg melaksanakan rencana-Nya. Di dalam YK
pun kita mengenal Allah sebagai pembebas. Dia pun melanjutkan pekerjaan-Nya dgn RK. Inilah pangkal Etika
Kristen: Setiap tindakan manusia dianjurkan pada pengakuan dan pujian terhadap kegiatan Allah. Dalam Etika
Kristen berlaku ucapan: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya” (Roma 11:36)

Kesadaran Etis
Tahap perkembangan moral menurut Psikolog Kohlbergh terdiri dari:
1. Prakonvensional
2. Konvensional
3. Pasca Konvensional
Masing2 dibagi menjadi dua jenjang, sehingga menjadi enam jenjang.
1. Kesadaran etis yg berorientasi pada hukum
2. Tindakan moral masih kanak-kanak tetapi sudah lebih rasional, tidak mekanistik. Sudah mulai menghitung-
hitung dan memilih-milih.
3. Kesadaran etis lebih berorientasi utk menjadi anggota kelompok yang baik.
4. Kesadaran etsi yg menunjuk kpd suatu prinsip atau hukum yg lbh tinggi, yaitu hukum objektif yg tidak
hanya berlaku utk satu-satu klp tetapi hukum yg mempunayi keabsahan yg lebih luas.
5. Kesadaran etis yg berorientasi pd akal, hukum/peraturan secara kristis, akal manusia mempunyai fungsi
kreatif, ia mencupatakn yg lbh benar dan baik.
6. Moralitas yang berpusat pada suara hati.

Faktor2 Yg Mempengaruhi Keputusan Etis:


• Iman, yaitu kepercayaan dan kesetiaan kpd Tuhan atau kpd sesuatu yg lain yg kita anggap terpenting.
• Tabiat atau sifat2 batin.
• Lingkungan Sosial
• Norma2 atau hukum2 moral yg dpt diterapkan kpd masalah etis yg dihadapi
• Situasi

TUHAN YANG MAHA ESA


Tuhan dipahami sebagai zat Mahakuasa dan asas dari suatu kepercayaan. Berbagai konsep ketuhanan: teisme,
deisme, panteisme, dll. Teisme: Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam semesta.
Deisme: Tuhan merupakan pencipta alam semesta, namun tidak ikut campur dalam kejadian di alam semesta.
Panteisme: Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri.

Nama Allah
Bah. Ibrani - Elohim = Allah. Kata ‫( אֱֹלהִים‬ELOHIM) muncul lebih dari 2.600 kali dalam Tanakh Ibrani
(Perjanjian Lama), pada umumnya merujuk pada Allah yang benar dan sering berpadanan dengan nama unik Allah
yaitu ‫ – י ְהֹוָה‬YHVH. Karakter Elohim itu penyayang, (bandingkan dengan ungkapan Al~Qur'an "Arrahmanir
rahiim", "yang pengasih dan penyayang“), Pengasih (Mzm 116:5), Setia (Ulangan 7:9).
Nama Allah yang paling penting dan paling sering dipakai dalam Alkitab Ibrani adalah Yahweh atau dikenal
dengan sebutan Tetragrammaton, empat huruf nama Allah, Bah. Ibrani: ‫יהוה‬, atau YHWH. Dalam teks kata Yahwe
tertulis YHWH, tetapi orang harus mengucapkannya Adonai yang berarti "tuan" atau “TUHAN". Komunitas
Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat yang mendalam secara
sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.
Kata YHWH selalu terkait dengan peristiwa ketika Musa menanyakan nama Allah (=Elohim), Kel. 3:13. Sang Ilahi
merespon pertanyaan Musa dengan berkata “Aku adalah Aku” (Kel. 3:14). YHWH merupakan sebutan dalam
bentuk orang ketiga tunggal, jadi seperti "Dialah yang ada, Dialah Dia". Lembaga Alkitab Indonesia
menerjemahkan dengan: AKU ADALAH AKU. Dalam konteks Keluaran 3 nama YHWH muncul bukan
memberitakan pribadi ilah yang baru, melainkan sebuah rumusan yang memberikan kesadaran bahwa Allah yang
disembah Abraham, Ishak, dan Yakub sebenarnya sama dan satu saja. Sang Ilahi tidak menyebutkan sebuah kata
nama benda, melainkan sebuah rumusan yang menunjuk kepada keberadaan-Nya yang dinamis. Melalui rumusan
ini, Sang Ilahi hendak menyatakan dua hal.
1). Sang Ilahi menghendaki agar manusia mau mengindahkan dan menaati apa pun yang diperintahkan-Nya sebaik-
baiknya, tanpa manusia mengetahui lebih dalam siapa Sang Ilahi. Manusia hanya boleh mengimani apa pun yang
dikehendaki-Nya dengan sikap hormat.
2). Sang Ilahi menghendaki agar manusia tidak memperlakukan nama-Nya sembarangan dan mengeksploitasi nama
Allah yang sudah mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan mereka. Mengetahui nama Allah berarti
menguasai si empunya nama, dan hal ini tidak dikehendaki oleh TUHAN. Akibatnya, manusia akan mudah
menggunakan nama Allah yang mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan tertentu
AKU ADALAH AKU (AKU AKAN ADA YANG AKU AKAN ADA) mengungkapkan kesetiaan Allah dan Allah
yang tidak pernah berubah. Ia tetap sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya. (Ibrani 13:8) = Konsistensi
Allah!!!

Bah.Yunani–Kurios=Tuhan. κυριος - KURIOS, diterjemahkan dalam Alkitab LAI dengan Tuhan dan tuan; King
James Version menerjemahkan Lord, lord, master, sir, Sir, owner. Dalam Perjanjian Baru Yunani kata ini
digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani ‫ – יהוה‬YHVH.

Memahami Siapa Tuhan/Allah


Siapakah Allah? Pertanyaan yang selalu menjadi bagian dari tiap-tiap manusia.
Yang terpenting bukanlah pengetahuan tentang Allah, tetapi pengenalan akan Allah. Mengenal itu akan melebihi
mengetahui. Mengenal Tuhan = Bergaul dengan Tuhan, hidup di hadapan Tuhan.
Kita mengenal Tuhan kalau Ia menyatakan diri-Nya kepada kita.
Penyataan Umum
1. Melalui alam semesta. Kemuliaan Allah dalam ciptaan(Mazmur 8:1-7).
2. Melalui sejarah bangsa-bangsa. Keterlibatan Allah dalam sejarah Israel (Kisah 13;17).
3. Melalui suara hati manusia. Memunculkan kesadaran etis/kesusilaan (Pengkhotbah 3:11).
Penyataan Khusus. Melalui Yesus Kristus
Alkitab memulai kesaksian tentang Allah sebagai PENCIPTA langit dan bumi.
Creatio ex nihilo = Dari yang tak ada menjadi ada. Allah sebagai PENYELAMAT, dengan menghadirkan Kristus,
Putra-Nya ke dalam dunia, menjadi sama dengan manusia. Lihat Filipi 2:5-8. Penyelamatan adalah tanda
menyeluruh dari seluruh karya Allah yang mengasihi manusia.
Penyelamatan menjadikan manusia memiliki hidup yang berkelimpahan dalam hubungan dengan Allah dan
sesama. Makna hidup dalam kasih – Matius 22:37-40 (Vertikal & Horisontal = Salib. Tekanan utama adalah
kebebasan dari tirani atau kuasa dosa. Pengampunan mengarahkan pada perubahan hati. Pembaharuan hubungan
dengan Allah (Tidak ada lagi jurang pemisah).
Allah menyatakan diri-Nya sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus
(TRI TUNGGAL). Allah = Yang Ilahi = Transenden. Allah di dalam Alkitab menyatakan diri kepada manusia
yang diciptakanNya sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Umat Krisitiani mengenal Allah sedemikian rupa dan
membentuk istilah Allah Tritunggal: Allah (Bapa), Allah (Anak), dan Allah (Roh Kudus) merupakan inti ajaran
Kristen. Ketiga Pribadi adalah sama; sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan
memiliki sifat yang sama.

Hakekat Tuhan Allah


1. Allah Sebagai Pencipta; Kolose 1:16.
Johanes Calvin berkata: “... daun dan rumput, hujan dan kemarau, masa kelimpahan dan kekurangan...,
sehat dan sakit, kekayaan dan kemiskinan dan segala sesuatu, bukan terjadi atau datang secara kebetulan
saja, melainkan dari tangan Bapa juga”. (Katekismus Heidelberg, Pertemuan 27).
Bayi tabung terjadi dari sel telur dan sperma yang sudah hidup, lalu berkembang... DALAM
RANCANGAN TUHAN. Sel-sel makhluk yang hidup yang sangat kompleks dalam perkembangannya,
tidak mungkin ada tanpa PERANCANG. Allah bukan hanya menciptakan manusia dan seluruh alam
semesta, tetapi Dia juga menciptakan proses perkembangannya.
Teori Evolusi??? Adalah upaya untuk menentang hakekat Allah sebagai pencipta.
2. Allah adalah Mahatinggi; Mzm 2:4
3. Allah tidak dapat dilihat; Cth. Kel. 33:20, Tuhan memperingatkan Musa bhw ia tdk akan tahan melihat
wajah Tuhan.
4. Allah sebagai penyelamat; Yoh. 14:6.
5. Allah adalah kudus, 1 Sam 2:2
6. Allah sebagai pembaharu dalam RK;
7. Allah adalah kekal; Kej. 21:33
8. Tuhan Allah adalah esa; Ul. 6:4-5

Anda mungkin juga menyukai