Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
ANAK
RETINOBLASTOMA
◦ Disusuon oleh : kelompok VIII
1.Juliana Kobogau ( 1814201191)
2.Julita Marce Larunu ( 19142010177)
3.Fanesya Wadja ( 19142010186)
4.Yane mandena ( 19142010172)
◦ BLASTOMA

◦ I. Konsep Dasar
◦ Definisi
◦ Retinoblastoma adalah tumor endookular pada anak yang mengenai saraf embrionik retina.
Kasus ini jarang terjadi, sehingga sulit untuk dideteksi secara awal. Rata-rata usia klien saat
diagnosis adalah 24 bulan pada kasus unilateral, 13 bulan pada kasus kasus bilateral. Beberapa
kasus bilateral tampak sebagai kasus unilateral, dan tumor pada bagian mata yang lain
terdeteksi pada saat pemeriksaan evaluasi. Ini menunjukkan pentingnya untuk memeriksa
klien dengan anestesi pada anak dengan retinoblastoma unilateral, khususnya pada usia
dibawah 1 tahun. (Pudjo Hagung Sutaryo, 2006 ).
◦ Retinoblastoma adalah kanker pada retina (daerah di belakang mata yang peka terhadap
cahaya) yang menyerang anak berumur kurang dari 5 tahun. 2% dari kanker pada masa
kanakkanak adalah retinoblastoma.
2.Etiologi
◦ a. Kelainan Kromosom
◦ Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominant protektif yang
berada dalam pita kromosom 13q14. Bisa karena mutasi atau diturunkan. Penyebabnya adalah
tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan. Kanker bisa
menyerang salah satu mata yang bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan
kelainan yang diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata
dan ke otak (melalui saraf penglihatan/nervus optikus). b. Faktor Genetik
Gen cacat RB1 dapat diwariskan dari orang tua pada beberapa anak, mutasi terjadi pada tahap
awal perkembangan janin. Tidak diketahui apa yang menyebabkan kelainan gen, melainkan
yang paling mungkin menjadi kesalahan acak selama proses copy yang terjadi ketika sel
membelah.
3.Patofisiologi
◦ Retinoblastoma terjadi karena adanya mutasi pada gen RB1 yyang terletak pada kromosom
13q14 (kromosom nomor 13 sequence ke 14) baik terjadi karena faktor hereditas maupun
karena faktor lingkungan seperti virus, zat kimia, dan radiasi. Gen RB1 ini merupakan gen
suppressor tumor, bersifat alel dominan protektif, dan merupakan pengkode protein RB1
(PRB) yang merupakan protein yang berperan dalam regulasi suatu pertumbuhan sel (Anwar,
2010:1). Apabila terjadi mutasi seperti kesalahan transkripsi, tranlokasi, maupun delesi
informasi genetic, maka gen RB1 (P-RB) menjadi inactive sehingga protein RB1 (P-RB) juga
inactive atau tidak diproduksi sehingga memicu pertumbuahan sel kanker (Tomlinson,
2006:62).
◦ Retinoblastoma biasa terjadi di bagian posterior retina. Dalam perkembangannya massa tumor
dapat tumbuh baik secara internal dengan memenuhi vitrous body (endofitik). Maupun bisa
tumbuh kearah luar menembus koroid, saraf optikus, dan sclera (eksofitik)

4.Patoflow
1. Manifestasi klinis

a. Tanda dini retinoblastoma adalah mata merah, mata juling atau terdapat warna iris yang tidak normal.
b. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.
c. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.
d. Tajam penglihatan sangat menurun.
e. Nyeri Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat benjolan
berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya.

 
7. Pemeriksaan penunjang
a.USG orbita, biasanya digunakan untuk menentukan ukuran tumor. USG orbita dapat juga mendeteksi
klasifikasi di antara tumor dan berguna untuk menyingkirkan diaknose coat`s discase (kanski 2015) .
b.Fotografi lapngan lebar, berguna untuk survey dan dokumentasi, dan memberikan kelebisan dalam penata
laksanaan retinoblastoma ( kanski 2015) .
c.CT-scen dan MRI orbita dan kepala, sangat berguna untuk mengefaluasi seluruh komponen mata, dan
keterlibatan SSP ( IDAI 2011).
d.Aspirasi biopsy jarum halus, hanya direkomenasikan pada kasus yang diaknosisnya masih meragukan dan
merupakan langka yang dilakukan untuk mencegah penyebaran ekstra Opular dari zel tumor ( IDAI 2011).
e.Studi genetic pada sampel tumor dan sampel darah dari pasien dan keluarga (Kanski 2015).

B.Diagnosa Keperawatan
1.Gangguan persepsi sensorik penglihatan berhubungan penurunan tajam penglihatan
2.Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler
3.Ansietas berhubungan dengan proses perkembangan penyakit
4.Resiko tinggi cidera, berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang
5.Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan penurunan fungsi motorik
1) Nyeri akut Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau funsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari
tiga bulan
Penyebab :
1.Agen pemicabera
◦ fisiologis
2.Agen peicadera kimiawi
3.Agen pemicadera fisik.
Tujuan kriteria Hasil
Tujuan :
◦ Setelah dilakukan interfensi keperawatan selama 2x24 jam, maka :
◦ TINGKAT NYERI ( L 08066)
◦ menurun dengan kriteria hasil :
◦ Keluhan nyeri menurun 2 merimis menurun 3 gelisa menurun 4, ketegangan otot menurun 5, fungsi
berkemi Baik
Interpensi keperawatan
◦ Manejemen nyeri
◦ Interfensi :
◦ Identifikasi Lokasi, karakterist, durasi frekuensi, kualitas, inensitas nyeri.
◦ Identifikasi skali nyeri
◦ Identifikasi respons, nyeri non ferbal
◦ Identifikasi faktor yang mmperberat dan pemperingan nyeri
◦ Fasilitas istirahat dan tidur,
2.Harga diri rendah situasional Definisi :
◦ Efaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadp situasi saat ini.

◦ Penyebab :
1.Perubahan pada citra tubuh
2.Perubahan eran sosial
3.Ketidak edukuatan pemahaman
4.Perilaku tidak konsisten dengan nilai
5.Kegagalan Hidup berulang
Tujuan :
Setelah dilakukan interfensi keerawatan seelama 2x24 jam, maka :
◦ HARGA DIRI meningkat dengan kriteria hasil :
◦ Penilaiyan diri positif meningkat
◦ Perasan memiliki kelebihan atau kampuan positif meningkat
◦ Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat
◦ Minat mencoba hal baru meningk
◦ Manejemen perilaku Interfensi :
1.Identifikasi haraoan untuk mengendalikan perilaku
2.Tingkatkan aktifitas fisik sesuai kemampuan
3.Batasi jumblah pengunjung
4.Bicara dengan nanada rendah dan tenang
5.Lakukan

Anda mungkin juga menyukai