Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Praktek Profesi Keperawatan Departemen Keperawatan
Dasar Profesi
RSD IDAMAN BANJARBARU
Oleh Kelompok 2 :
Erick Kuswanto P17212215098
Eni Permataasari P17212215099
Indah Fitria Lestari P17212215100
Selvia P17212215123
IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. S
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 67 tahun
4. Status Kawin : Menikah
5. Suku/ Bangsa : Banjar
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : IRT
9. Alamat : JL. Sempurna RT 1 RW 1, Guntung Manggis, Landasan Ulin, Banjarbaru
10. Sumber Biaya : BPJS
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama: mual muntah, sariawan dan nyeri di mulut
Pada saat pengkajian tanggal 2 Oktober 2021 jam 09.00 WITA di ruangan Kasuari, dengan
keluhan klien mengatakan sariawan tidak sembuh-sembuh sejak 1 minggu yang lalu. Keluarga
mengatakan sariawan juga terdapat di lidah klien. Nyeri juga dirasakan klien, karena itu klien jadi
- Genogram
0 1 2 3 4
Makan minum
Mandi
Berpakaian/dandan
Toileting
Mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Riwayat masalah penyembuhan kulit : Tidak ada Penyembuhan Abnormal ada ruam
Kering ada luka/lesi Pruritus
POLA ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB) : kali/hari 2 kali/minggu Tgl. Defekasi terakhir: Jum`at /01/10/2021
Pola BAB saat ini : dalam batas normal Konstipasi Diare Inkontinensia
Nyeri Keluar darah Warna faeces: kuning kecoklatan
Colostomy : tidak Ya Dapat merawat sendiri Tidak
Kebiasaan BAK : …. Kali/hari (tidak terkaji karena klien terpasang kateter) Jumlah: 600 cc/hari
Malam sering berkemih
Kesukaran menahan/beser : tidak Nyeri/disuri
Menetes/ angrene Anuri
Warna Urin : kuning jernih Alat Bantu: Folley kateter kondom kateter
POLA TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur : 8 jam/malam hari 1 jam/tidur siang
Nyenyak tidur : Ya tidak
Masalah tidur : Tidak ada Ya terbangun malam hari Sulit
tidur/Insomnia Mimpi buruk Nyeri/tdk nyaman Gangg. Psikologis,
Sebutkan:
POLA KOGNITIF-PERSEPTUAL
Keadaan mental : stabil Afasia Sukar bercerita Disorientasi
Kacau mental Menyerang/agresif Tidak ada respons
Berbicara : Normal Bicara tidak jelas Berbicara inkoheren
Tidak dapat berkomunikasi verbal
POLA PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : sebagai ibu rumah tangga
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : Tidak ada masalah Ada masalah,
Sebutkan : pasien tidak dapat melakukan pekerjaan rumah
tangga
Sistem pendukung : Pasangan(Istri/Suami) Saudara/ angre
Orang tua/wali teman dekat tetangga
Interaksi dengan orang lain : Baik Ada masalah
Menutup diri : Tidak Ya
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : Tidak Ya
POLA NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut : Islam
Pantangan agama : Tidak Ya (sebutkan)
Meminta dikunjungi Rohaniawan : Ya Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita: klien merasa tidak berdaya, dan sulit untuk melakukan
aktivitas
Distres Spiritual : Tidak Ya, sebutkan
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda tanda vital
S : 95 % N : 108 T : 36,4OC RR : 24
Kesadaran Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma
Jenis Masker : -
Kemampuan berkemih:
Spontan Alat bantu,
sebutkan: kateter
Jenis : folley kateter
Ukuran : 16 F
Hari ke :3
f. Produksi urine : 300 ml/jam
Warna : kuning
Bau :.tidak ada
g. Kandung kemih : Membesar ya tidak
h. Nyeri tekan ya tidak
i. Intake cairan oral : ……… cc/hari parenteral................cc/hari
j. Balance cairan:
1. Intake : Parenteral: 850 cc
enteral: 350 cc
Jumlah : 1.200 cc/24 jam
2. Output : Urine : 300 cc
Rentang Normal Urine : 0,3 – 1 ccKgBB/24Jam
= 300 – 1000 cc/24Jam
IWL : 10 x 52 KgBB/24 jam
: 520 cc/24 am
Jumlah : 300 + 520 = 820 cc/24 jam
Balance Cairan : Intake – Output
: 1.200 – 820
: + 380 cc/24 jam
6. Sistem pencernaan (B5) Masalah Keperawatan :
a. TB : 153 cm BB :52 kg.
Tidak ada masalah
b. IMT : 22,22 kg/m2 Interpretasi :normal
keperawatan
Sistem Penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :
OD OS Tidak ada masalah
Pasien dapat menghitung jari Visus Pasien dapat menghitung keperawatan
pemeriksa jari pemeriksa
Tidak ada edema Palpebra Tidak ada edema
Non anemis Conjunctiva Non anemis
Jernih dan terang Jernih dan terang
Kornea
Tidak dilakukan pemeriksaan BMD Tidak dilakukan
Bulat dan isokor Pupil pemeriksaan
Bulat dan isokor
Coklat Iris Coklat
Jernih Lensa
Jernih
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :
OD OS Tidak ada masalah
Simetris Simetris keperawatan
Aurcicula
Terdapat sedikit serumen MAE Terdapat sedikit serumen
Berwarna putih dan bentuk Membran Berwarna putih dan
kerucut bentuk kerucut
Tidak dilakukan pemeriksaan Tymphani Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan pemeriksaan Rinne
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan pemeriksaan Weber pemeriksaan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan pemeriksaan
Swabach pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
b. Tes Audiometri : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Keluhan nyeri ya tidak
d. Luka operasi: ada tidak
e. Alat bantu dengar: -
2. Sirkulasi perifer: -
j. Kompartemen syndrome ya tidak
k. Kulit: ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
l. Turgor baik kurang jelek
m. Luka operasi: ada tidak
Drain : ada tidak
n. ROM : aktif
o. Cardinal Sign :-
10. Sistem Integumen
a. Penilaian resiko decubitus
Aspek Yang Kriteria Penilaian Nilai
Dinilai 1 2 3 4
Persepsi Sensori Terbatas Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada 4
Sepenuhnya Ringan Gangguan
Kelembaban Terus Menerus Sangat Lembab Kadang2 Basah Jarang Basah 4
Basah
Aktifitas Bedfast Chairfast Kadang2 Jalan Lebih Sering 3
jalan
Mobilisasi Immobile Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada 3
Sepenuhnya Ringan Keterbatasan
Nutrisi Sangat Buruk Kemungkinan Adekuat Sangat Baik 2
Tidak Adekuat
Gesekan & Bermasalah Potensial Tidak 4
Pergeseran Bermasalah Menimbulkan
Masalah
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien beresiko Total Nilai 20
mengalami dekubisus (pressure ulcers)
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less = high risk)
Tidak ada
PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
Mandi : 2x/hari Pagi dan sore Defisit Perawatan Diri
oral hygiene : 2 x/hari, Pagi dan sore
rambut : Klien belum cuci rambut sejak dirawat di RS
Lama tidur siang : ± 2 – 3 jam/hari
Lama tidur malam : ±6 -8 jam/hari
Kebiasaan sebelum tidur : Tidak Ada
Pola Aktivitas dan Latihan
Waktu bekerja : tidak ada
Olahraga : ( ) Ya ( ) Tidak
Jenis olahraga : tidak ada
Keluhan dalam beraktivitas (Pergerakan tubuh / mandi / mengenakan pakaian / sesak setelah beraktivitas) : Lemas
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah Masalah Keperawatan :
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah Tidak ada masalah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah keperawatan
TERAPI MEDIS
a. Injeksi
Jenis Terapi Rute pemberian Dosis Fungsi Efek Samping
Injeksi intravena Sakit kepala,
Mecobalamin 500 mcg (3 x 1 Vitamin B12
pusing,
amp) berfungsi untuk
mengantuk, susah
membantu tubuh
tidur, mual,
memproduksi sel
muntah, sakit
darah merah. Vitamin
perut, diare atau
ini juga berperan
sambelit.
penting dalam
mengurangi kadar
homosistein, jenis
asam amino yang
sering dikaitkan
dengan penyakit
jantung, stroke, serta
Alzheimer.
Inj. Ondansentron Injeksi intravena 3x4 mg Mencegah dan Sakit kepala dan
mengobati mual dan pusing
muntah
Inj. Injeksi intravena
3 x 2ml Meredakan mual Pusing dan insomnia
Metocloropamid
dan muntah
Pemeriksaan Penunjang :
a. Foto Thorax AP
Kesimpulan:
Nama : Ny. S
Umur : 67 tahun
No. Register : 22xxxx
Hari/
Tgl DATA ETIOLOGI MASALAH
/
Ja
m
Senin/ 04 DS : Distensi Lambung Nausea
oktober - Klien mengatakan mual saat
2021/ makan
10.00 - Klien mengatakan frekuensi
mual 5 kali sehari, lama
mual kira 10 detik
- Klien mengatakan tidak nafsu
makan
- Klien mengatakan makan
hanya1/4 porsi
DO :
- Klien tampak mual
-mukosa bibir terdapat sariawan
-klien tampak lemas dan pucat
TTV :
TD : 162/77 mmHg
HR : 108 x/m
RR : 24 x/m
DS :
Senin/ 04 Ny.S mengatakan ingin
oktober Kesiapan peningkatan
2021/ melakukan penangan manajemen kesehatan
10.05 terhadap stomatitis
DO :
Ny.S tampak bertanya-tanya
apabila sudah keluar dari RS
bagaimana dia bisa
melakukan oral hygiene
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny .S
Umur : 67 tahun
No. Register :
22xxxx
Nama Pasien : Ny .S
No. Register : 22XXXX
TANGGAL TANGGAL TANDA
No DIAGNOSIS KEPERAWATAN MUNCUL TERATASI TANGAN
1 Nausea berhubungan dengan Distensi Senin/ 04 Belum teratasi
Lambung (D.0076) oktober 2021
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika
perlu
2 Senin/4 Resiko infeksi faktor Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi Obseravasi
Oktober Resiko :penyakit kronis keperawatan selama 3 x 24 Observasi 1. alergi adalah reaksi tubuh
2021/ (stomatitis) (D.0142) jam masalah deficit resiko 1. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan terhadap benda
09.05 infeksi tidak terjadi dengan Terapeutik yang masuk kedalamnya.
WITA kriteria hasil : 2. Lakukan Oral hygiene sebelum makan, Jika Terapeutik
Tingkat Infeksi (L.14137) perlu 2. oral hygiene adalah
1. Kebersihan mulut Edukasi tindakan membersihkan
meningkat 3. Ajarkan diet yang diprogramkan mulut seperti menyikat gigi dan
Kolaborasi berkumur. Mulut adalah tempat
4.Kolaborasi pemberian medikasi sebelum masuknya kuman yang
makan ( mis. Pereda nyeri, antiemetik, jika paling memungkinkan
perlu.) melalui makanan.
Edukasi
3. program diet dapat mengotrol pola
makan dan nutri yang masuk
kedalam tubuh kita
Kolaborasi
1. Apabila diperlukan maka
sebaiknya berkonsultasi dengan
ahlinya agar sumber informasi
tentang nutrisi kita lebih
terpercaya.
3 Senin/4 Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan asuhan Edukasi Kesehatan (I.12383) Observasi:
Oktober manajemen kesehatan keperawatan selama 3 x 24 Observasi: Agar pasien lebih tau mengenai
2021/ (D.0112) jam diharapkan manajemen Identifikasi kesiapan dan kemampuan personal hygine gigi dan mulut
09.10 kesehatan meningkat dengan menerima informasi
WITA kriteria hasil : Identifikasi faktor-faktor yang dapat Untuk mengetahui faktor apa saja
1. Menerapkan program meningkatan dan menurunkan motivasi yang meningkatkan kesehatan
perawatan
perilaku hidup bersih dan sehat pasien
2. Aktivitas hidup sehari-
Terapeutik
hari efektif memenuhi
tujuan kesehatan Sediakan materi dan media pendidikan Terapeutik
3. Verbalisasi kesulitan kesehatan Agar pasien lebih memahami cara
dalam menjalani program Jadwalkan pendidikan kesehatan menangani penyakit
perawatan/pengobatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya Agar pasien dapat meluangkan
Edukasi: waktu untuk mendengar penkes
Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan Edukasi:
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat Agar pasien tau faktor apa saa
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk yang berpengaruh
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
Agar pasien terhindar dari
penyakit
Observasi:
Senin/4 Kesiapan Peningkatan 10.10 Mengidentifikasi kesiapan dan
Oktobe Manajemen Kesehatan WITA kemampuan menerima informasi
r 2021/ Mengidentifikasi faktor-faktor yang
Pagi dapat meningkatan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
Menjadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
Memberikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi:
Menjelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Mengajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Hari
/ Diagnosa Kep. Jam Implementasi Paraf
Tgl/
Shift
Selasa/ Nausea berhubungan 15.00 Manajemen Mual (I.03117)
5 dengan Distensi WITA 9. Mengidentifiksi pengalaman mual
Oktobe Lambung (D.0076) Hasil : Pasien dan keluarga mengatakan
r 2021/ baru kali ini pasien mengeluh mual
Sore muntah tidak berhenti
10. Mengidentifikasi dampak mual
terhadap kualitas hidup (misalnya nafsu
makan, aktifitas, kinerja, tanggung
jawab peran, dan tidur)
Hasil : Pasien mengatakan nafsu makan
berkurang, sulit tidur
11. Memonitor mual (misalnya frekuensi,
Durasi dan tingkat keparahan)
Hasil : Pasien mengatakan mual sering
3-6x, dengan durasi yang lama sekitar
+- 5 menit disertai muntah dengan
konsistensi warna hijau berlendir
12. Mengendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (misalnya bau tak
sedap, suara, dan rangsangan visual
yang tidak menyenangkan)
Hasil : Keluarga mengatakan setiap kali
pasien akan diberikan makanan dan
mencium bau makan pasien merasa
mual
13. Menganjurkan istirahat dan tidur yang
cukup
Hasil : Pasien dan keluarga mengatakan
tidur tidak lelap
14. Menganjurkan sering membersihkan
mulut,
Hasil : Setiap hari pasien dibantu
perawat melakukan oral hygiene
15. Menganjurkan menggunakan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(misalnya aromateraphy peppermint)
Hasil : Keluarga sudah diajarkan
menggunakan aromateraphy
peppermint
Resiko infeksi faktor 16. Berkolaborasi pemberian antiemetic
Resiko :penyakit kronis Hasil : Pasien sudah diberikan Inj.
(stomatitis) (D.0142) Ondansentron 4 mg, inj.
Metocloropamid dan Inj. Omeprazole
40 mg
Manajemen Nutrisi
Selasa/ 15.05 Observasi
5 WITA 1. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
Oktobe makanan
r 2021/ Hasil : Pasien dan keluarga mengatakan
Sore pasien tidak memiliki alergi terhadap
makanan
2. Melakukan Oral hygiene sebelum
makan
Hasil : Pasien sudah dilakukan
perawatan oral hygiene menggunakan
bethadine kumur
3. Berkolaborasi dengan tim gizi dalam
pemenuhan diet yang diprogramkan
Kesiapan Peningkatan Hasil : Pasien mendapat diet rendah
Manajemen Kesehatan gula dan garam
Selasa/ Edukasi Kesehatan (I.12383)
5 15.10 1) Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
Oktobe WITA
r 2021/ menerima informasi
Sore Hasil : Pasien dan keluarga mengungkapkan
rasa keingintahuannya dan kesiapannya
untuk mendapatkan pendidikan kesehatan
terkait penyakit
2) Mencoba mencari tahu, menggali
informasi serta mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi PHBS
Hasil : PHBS dapat meningkat saat pasien dan
keluarga sadar akan pentingnya PHBS
yang akan berdampak pada kondisi
kesehatan pasien sebagai ibu rumah
tangga. Pasien dan keluarga merasa pasien
harus terus sehat agar bisa terus berkumpul
dengan anak cucu.
3) Memberikan kesempatan untuk bertanya
dan memberikan afirmasi positif atas
pertanyaan pasien
Hasil : Pasien dan keluarga tampak antusias
mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan
dibuktikan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan terkait penyakit pasien, cara
pencegahan kekambuhan, cara perawatan
di rumah, dsb.
4) Mengajarkan terkait PHBS yang bisa
dilakukan di rumah
Hasil : Pasien dan keluarga mengatakan
akan mencoba untuk lebih menerapkan
PHBS guna menjaga kesehatan keluarga ke
depannya.
Hari
/ Diagnosa Kep. Jam Implementasi Paraf
Tgl/
Shift
Rabu/6 Nausea berhubungan 19.00 Manajemen Mual (I.03117)
Oktobe dengan Distensi WITA 1) Mengidentifikasi dampak mual
r 2021/ Lambung (D.0076) terhadap kualitas hidup (misalnya nafsu
Malam makan, aktifitas, kinerja, tanggung
jawab peran, dan tidur)
Hasil : Pasien mengatakan nafsu makan
berkurang, sulit tidur
2) Memonitor mual (misalnya frekuensi,
Durasi dan tingkat keparahan)
Hasil : Pasien mengatakan mual sering
3-5x, dengan durasi yang lama sekitar
+- 5 menit disertai muntah dengan
konsistensi warna hijau berlendir
3) Menganjurkan sering membersihkan
mulut,
Hasil : Setiap hari pasien dibantu
perawat melakukan oral hygiene
4) Menganjurkan menggunakan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(misalnya, aromateraphy peppermint)
Hasil : Keluarga sudah diajarkan
menggunakan aromateraphy
peppermint
5) Berkolaborasi pemberian antiemetic
Hasil : Pasien sudah diberikan Inj.
Ondansentron 4 mg, inj.
Metocloropamid dan Inj. Omeprazole
40 mg
Manajemen Nutrisi
Rabu/6 Resiko infeksi faktor 19.05 Observasi
Oktobe Resiko :penyakit kronis WITA 4. Melakukan Oral hygiene sebelum
r 2021/ (stomatitis) (D.0142) makan
Malam Hasil : Pasien sudah dilakukan
perawatan oral hygiene menggunakan
bethadine kumur
5. Berkolaborasi dengan tim gizi dalam
pemenuhan diet yang diprogramkan
Hasil : Pasien mendapat diet rendah
gula dan garam
Hari/
Tgl/ Diagnosa Kep. Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Shift
Senin/4 Nausea berhubungan 12.00 S:
Oktober dengan Distensi WITA Ny. S mengatakan masih mengeluh mual
2021/ Lambung (D.0076) muntah, serta sariawan disekitar lidah
Pagi Ny. S mengeluh perutnya terasa kembung dan
tak kunjung berkurang
O:
Pasien tampak lemah
Pasien tampak pucat
Out put muntahan berawarna hijau disertai lender
Palpasi perut teraba distensi disemua lapang perut
TTV :
TD 155/88 mmHg
RR 20 x/m
Spo2 95 %
T 36,4 C
HR 88 x/m
P : Intervnesi dilanjutkan
Manajemen Mual (I.03117)
Identifikasi dampak mual terhadap kualitas
hidup (misalnya nafsu makan, aktifitas,
kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
Identifikasi faktor penyebab mual
(misalnya pengobatan dan prosedur)
Monitor mual (misalnya frekuensi,
Durasi dan tingkat keparahan)
Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mual
Anjurkan menggunakan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(misalnya, aromateraphy peppermint)
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Senin/4 S:-
Oktober Resiko infeksi Faktor
2021/ Resiko :penyakit kronis 12.05 O:
Pagi (stomatitis) (D.0142) WITA - Sariawan tidak sembuh selama ± 2 minggu
- Sariawan tampak menyebar dari bibir ke lidah
- Sariawan tampak berwarna agak keputihan
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
makanan
- Melakukan Oral hygiene sebelum makan,
Jika perlu
- Mengajarkan diet yang diprogramkan
S:
Senin/4 Kesiapan peningkatan - Ny.S mengatakan ingin melakukan penangan
Oktober manajemen kesehatan 12.10
terhadap stomatitis
2021/ (D.0112) WITA
Pagi - Ny.S ingin stomatitis nya sembuh
- Ny.S ingin merubah perilakunya yang bisa
memperparah stomatitis nya
O:
- Ny.S tampak bertanya-tanya apabila sudah
keluar dari RS bagaimana dia bisa melakukan
oral hygiene
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan.
Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
Memberikan kesempatan untuk bertanya
Menjelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
mengajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
Hari/
Tgl/ Diagnosa Kep. Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Shift
Selasa/5 Nausea berhubungan 17.00 S:
Oktober dengan Distensi WITA Ny. S mengatakan masih mengeluh mual
2021/ Lambung (D.0076) muntah, serta sariawan disekitar lidah
Sore Ny. S mengeluh perutnya terasa kembung dan
tak kunjung berkurang
O:
Pasien tampak lemah
Pasien tampak pucat
Out put muntahan berawarna hijau disertai lender
Palpasi perut teraba distensi disemua lapang perut
TTV :
TD 134/88 mmHg
RR 24 x/m
Spo2 93 %
T 36,2 C
HR 101 x/m
P : Intervnesi dilanjutkan
Manajemen Mual (I.03117)
Identifikasi dampak mual terhadap kualitas
hidup (misalnya nafsu makan, aktifitas,
kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
Identifikasi faktor penyebab mual
(misalnya pengobatan dan prosedur)
Monitor mual (misalnya frekuensi,
Durasi dan tingkat keparahan)
Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mual
Anjurkan menggunakan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual,
(aromateraphy peppermint)
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
S:-
O:
Selasa/5 Resiko infeksi Faktor
17.05 - Sariawan tidak sembuh selama ± 2 minggu
Oktober Resiko :penyakit kronis
WITA - Sariawan tampak menyebar dari bibir ke lidah
2021/ (stomatitis) (D.0142) - warna keputihan pada sariawan mulai
Sore
berkurang
P : Intervensi dilanjutkan
- Melakukan Oral hygiene sebelum makan,
Jika perlu
S:
Selasa/5 Kesiapan peningkatan 17.10 - Ny.S dan keluarga mengatakan sudah
Oktober manajemen kesehatan WITA memahami tentang cara melakukan penangan
2021/ (D.0112)
Sore terhadap sariawan
O:
- Ny.S sudah mempraktikkan bagaimana cara
melakukan oral hygiene
A: Masalah teratasi
O:
Pasien tampak lemah
Pasien tampak pucat
Out put muntahan berawarna hijau disertai lender
Palpasi perut teraba distensi disemua lapang perut
TTV :
TD 124/89 mmHg
RR 23 x/m
Spo2 94 %
T 36,2 C
HR 121 x/m
P : Intervnesi dilanjutkan
Manajemen Mual (I.03117)
Identifikasi dampak mual terhadap kualitas
hidup (misalnya nafsu makan, aktifitas,
kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
Identifikasi faktor penyebab mual
(misalnya pengobatan dan prosedur)
Monitor mual (misalnya frekuensi,
Durasi dan tingkat keparahan)
Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mual
Anjurkan menggunakan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(misalnya aromateraphy peppermint)
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Resiko infeksi Faktor 21.30 S:-
Resiko :penyakit kronis WITA
Rabu/6 (stomatitis) (D.0142) O:
Oktober - Sariawan tidak sembuh selama ± 2 minggu
2021/ - Sariawan tampak menyebar dari bibir ke lidah
Malam - warna keputihan pada sariawan mulai
berkurang
P : Intervensi dilanjutkan
- Melakukan Oral hygiene sebelum makan,
Jika perlu
No Penulis, Tahun, dan Judul Metode Penelitian Intervensi Penelitian Hasil Penelitian
. Jurnal
1. Indah Lestari dan Adji Desain: penelitian Responden pada kelompok Hasil aromaterapi peppermint
Khurniawan (2017) quasy eksperimen eksperimen diberikan minyak efektif terhadap penurunan skala
dengan desain aromaterapi peppermint yang mual pada pasien kemoterapi,
Decreasing Nausea And Control Group diteteskan ke dalam bola kapas dilihat dari p-value kelompok
Vomiting Due To Metode sebanyak tiga tetes, dan mereka eksperimen (0,001) lebih kecil dari
Chemotherapy Induction Pengambilan diminta menghirup selama kurang kelompok kontrol (0,02).
Through Peppermint Sampel: teknik lebih 5 menit. Responden kelompok menyarankan bahwa menghirup
Aromatherapy konsekutif kontrol akan mendapatkan terapi uap minyak esensial peppermint
Metode analisis: uji sesuai SOP rumah sakit. Terapi (EO) tidak hanya menurunkan
Wilcoxon Signed
peppermint tidak akan diberikan kejadian dan keparahan mual dan
Rank Test
pada responden kelompok kontrol; muntah tetapi juga mengurangi
Populasi: seluruh
mereka hanya menerima terapi penggunaan obat antiemetik dan
pasien yang
antiemetik farmakologis sebagai sebagai hasilnya meningkatkan
menjalani
tindakan pencegahan untuk CINV. tingkat kepuasan pasien.
kemoterapi di RSUD
(chemotherapy induced nausea and
Mojokerto, sebanyak
vomiting).
285 pasien yang
menjalani
kemoterapi (135
responden kelompok
kontrol, 150
responden kelompok
eksperimen)
2. Michelle Karsten, Pangeran Desain: Bola kapas dengan tiga tetes minyak Sepuluh persen pasien yang
Denise, Ruthie Robinson, menerima aromaterapi menjadi
penelitian quasi peppermint dikibaskan di
Jacqueline Stout-Aguilar mual,dibandingkan dengan 14%
(2020) eksperimental. bawah hidung pasien saat tiba di
yang tidak menerima aromaterapi
Metode PACU. Pasien diminta untuk peppermint.
Effects of Peppermint Para pasien dalam kelompok
pengambilan menarik napas dalam-dalam dan
Aromatherapy on perlakuan (n¼ 50) menyatakan
Postoperative Nausea and Sampel: total menghirup aromaterapi peppermint
bahwaperingkat mual mereka
Vomiting
sampling satu kali; ini adalah satu-satunya saat kurang parah dengan peringkat 1
Metode analisis: C2 mereka menerima peppermint. Para hingga 2 pada skala 0 hingga 5
versus peringkat 3 hingga 4 pada
tes pasien dinilai untuk PONV (Post
kelompok perawatan
Populasi: sampel Operative Nausea And Vomiting) biasa. Meskipun tidak signifikan
100 orang termasuk
hingga 1 jam di pacu atau sampai secara statistik, temuan
pasien pasca operasi
yang dirawat di keluar, mana yang lebih dulu. menunjukkan bahwa ada hubungan
pacu setelah operasi. potensial antara aromaterapi
Para pasien dipilih peppermint, tingkat keparahan
menggunakan mual, dan kejadian PONV yang
sampel harus dieksplorasi lebih lanjut.
kenyamanan untuk Kekuatan penelitian termasuk
kepraktisan,
bahwa pasien tidak memiliki efek
kemudahan
penggunaan, dan samping dari penelitian.
efektivitas biaya dari Peppermint mudah digunakan dan
metode ini. Lima pasien menyukai aromanya.
puluh pasien Kekuatan tambahan dari penelitian
menerima ini termasuk aksesibilitas yang
aromaterapi mudah bagi perawat dan
peppermint dan lima aromaterapi peppermint yang
puluh pasien murah
lain hanya menerima
perawatan biasa,
3. Desain: penelitian peneliti melakukan pemberian Menunjukkan hasil bahwa sebelum
Fitri Kurnia Hayati (2019) Pra-eksperimen aromaterapi peppermint selama ± 15 perlakuan terdapat 4 responden
dengan pendekatan
menit. aromaterapi jenis peppermint atau sebesar 57,1 % pada skala
one grup pretest
postest design. yang diberikan secara inhalasi, nausea berat, 2 responden atau
Pengaruh Pemberian Metode
efektif menurunkan nausea pada sebesar 28,6% pada skala nausea
Aromaterapi Peppermint Pengambilan
Sampel: pasien. Dengan metode yang sedang, dan 1 responden atau
Terhadap Nausea Pada accidental sampling
diberikan adalah secara inhalasi sebesar 14,3 % pada skala nausea
Pasien Post Operasi Sectio Metode analisis:
sebab aromaterapi yang digunakan ringan dan setelah perlakuan
Caesarea Dengan Anestesi uji Wilcoxon
dengan metode inhalasi memiliki terdapat 4 responden atau sebesar
Spinal Signed Rank Test
rute yang jauh lebih cepat 57,1% pada skala nausea ringan, 2
Populasi: Populasi
dibandingkan metode lain. responden atau sebesar 28,6% pada
dalam penelitian ini
adalah seluruh skala nausea sedang, dan 1
pasien yang
responden atau sebesar 14,3% pada
mengalami nausea
post operasi sectio skala nausea berat. Dan dari uji
caesarea dengan
Wilcoxon Signed Rank Test dengan
anestesi spinal di
RSD Mardi Waluyo p-value 0,014 yang berarti bahwa
pada bulan
ada pengaruh aromaterapi
Desember 2018.
Sampel dalam peppermint terhadap nausea pada
penelitian ini adalah
pasien post operasi sectio caesarea
pasien yang dengan anestesi spinal
mengalami nausea
post operasi sectio
caesarea dengan
anestesi spinal di
RSD Mardi Waluyo
sebanyak 7
responden dari
tanggal 10
Desember 2018
sampai tanggal 31
Desember 2018.
4. Tori Rihiantoro, Candra Desain: Quasi Pada kelompok eksperimen: tahap Hasil penelitian menyimpulkan ada
Eksperimen dengan pretest dilakukan pengukuran PONV perbedaan skor rata-rata PONV
Oktavia, Giri Udani (2018)
rancangan Non pada sebelum dan
Equivalent Control pasien dengan anestesi umum, pada sesudah diberikan aromaterapi
Group perlakuan dilakukan pemberian peppermint inhalasi pada
aromaterapi peppermint inhalasi dan kelompok eksperimen yaitu 11.10
Metode
Pengaruh Pemberian pada (pvalue=0.005), ada perbedaan
Aromaterapi Peppermint Pengambilan tahap posttest dilakukan pengukuran skor rata-rata PONV pada
Inhalasi Terhadap Mual PONV kembali pada pasien dengan pengukuran pertama dan
Sampel: purposive
Muntah Pada Pasien anestesi umum yang yang telah pengukuran kedua pada kelompok
Post Operasi Dengan sampling diberikan aromaterapi peppermint control yaitu 2.20 (p value=0.006),
inhalasi. Sedangkan pada kelompok selanjutnya juga ada perbedaan
Anestesi Umum Analisa Data :
kontrol: selisih skor rata-rata PONV
Uji chi square tahap pretest dilakukan pengukuran pada kelompok eksperimen dengan
PONV, tahap perlakuan tidak kelompok kontrol yaitu 10.00 (p
Populasi:
dilakukan value+0.000). Hasil ini
pasien post operasi pemberian aromaterapi peppermint menunjukkan bahwa aromaterapi
dengan anestesi inhalasi, namun diganti dengan peppermint memberikan pengaruh
umum dengan pemberian plasebo (air hangat) dalam menurunkan skor rata-rata
jumlah inhalasi dan pada tahap posttest PONV pada pasien post operasi
sampel 20 orang. dilakukan pengukuran PONV dengan anastesi umum
kembali setelah diberikan pemberian
plasebo (air hangat) inhalasi.
PEMBAHASAN
Aromaterapi peppermint termasuk dalam marga labiatae yang memiliki
tingkat keharuman yang sangat tinggi, aroma yang dingin menyegarkan dan bau
mentol yang mendalam, peppermint mengandung khasiat anti kejang dan
penyembuhan yang andal untuk kasus mual. Aromaterapi memberikan ragam efek
bagi penghirupnya. Seperti ketenangan, kesegaran bahkan bisa membantu untuk
mengatasi mual dan muntah (Zuraida dan Sari, 2017).Menurut penelitian (Lestari &
Khurniawan,2017) bahwa pemberian aromaterapi peppermint akan lebih efektif
dalam mengurangi mual dan muntah dan mempengaruhi kondisi pasien agar lebih
rileks serta mengurangi kecemasan, Penurunan kecemasan akan menurunkan risiko
kejadian mual dan muntah jika dilakukan secara rutin dan terus menerus.
Aromaterapi bekerja dalam tubuh seseorang dengan memicu pelepasan
neurotransmitter seperti enkephalin dan endorphin yang memiliki efek analgesik dan
meningkatkan rasa nyaman dan rileks. Melalui inhalasi, aroma aromaterapi
ditransmisikan melalui dua cara, pertama melalui sistem limbik ke hipotalamus
hingga hipofisis. Kedua ditransmisikan melalui korteks penciuman, ke talamus dan
kemudian menuju ke neokorteks. Melalui dua cara tersebut, aromaterapi harus
diproses hingga tercipta persepsi individu. Hipotalamus bertindak sebagai pengatur
pesan yang akan dikirim ke bagian lain dari otak dan tubuh. Pesan yang diterima
harus diterjemahkan ke dalam tindakan, yaitu melepaskan zat elektrokimia yang
menyebabkan euforia (kesenangan berlebihan), relaksasi, dan obat penenang. Sistem
limbik ini digunakan terutama dalam ekspresi emosional. Salah satu contoh persepsi
yang diungkapkan individu terhadap aromaterapi peppermint hirup adalah efek
relaksasi pribadi; efek ini akan menurunkan kecemasan pribadi. Penurunan
kecemasan pribadi akan menurunkan risiko kejadian mual dan muntah.
Peppermint atau mint mempunyai khasiat untuk mengatasi mual dan muntah,
hal ini dikarenakan kandungan menthol (50%) dan methone (10-30%) yang tinggi.
Peppermint telah lama dikenal memberi efek karminatif dan antispsamodik, yang
secara khusus bekerja di otot halus saluran gastrointestinal dan saluran empedu,
selain itu peppermint juga mengandung aromaterapi dan minyak essential yang
memiliki efek farmakologis (Yuli, 2016). Sesuai dengan penelitian (Karsten.,et al,
2020) Dengan menganjurkan penggunaan aromaterapi peppermint,perawat dapat
membantu meyakinkan pasien bahwa langkah-langkah tambahan sedang diambil
untuk mengurangi terjadinya PONV. Penurunan PONV berpotensi berdampak pada
kepuasan pasien, mengurangi efek samping yang terkait dengan antiemetik, dan
risiko PONV. PONV juga dapat berkontribusi pada peningkatan biaya yang terkait
dengan keterlambatan pelepasan dan penggantian dampak dalam perawatan
kesehatan, oleh karena itu tindakan apa pun yang mungkin harus diambil untuk
mengurangi kejadiannya.