Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENGEMBANGAN PRODUK

“LAMPU MEJA BELAJAR DENGAN METODE KANO DAN QFD”

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :

MUH. AFDAL (09120190002)

ALFIAN NATSIR (09120190006)

NURUL DWIANA LESTARI (09120190095)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
1.1 Identifikasi Peluang
1.1.1 Latar Belakang
Banyaknya keperluan kantor dan pekerjaan rumah mungkin menuntut anda dan
buah hati untuk terus menerus duduk di ruang kerja atau belajar. Agar tidak terjadi
kejenuhan, maka ruang kerja dan belajar dibuat nyaman. Solusinya adalah menjaga
kerapian meja kerja dan meja belajar serta memilih pencahayaan yang tepat. Untuk
kenyamanan mata, disarankan menggunakan lampu di atas meja kerja atau meja
belajar. Keuntungan menggunakan lampu yang dirancang khusus di atas meja
adalah tidak membuat mata silau. Efek bayangan juga berkurang sehingga akan
lebih mendukung kenyamanan ketika sedang bekerja maupun belajar.
Desain lampu meja belajar selalu mengalami perkembangan, baik dari segi
bentuk maupun fungsi. Seiring dengan perkembangan tersebut, seringkali desain
dari lampu meja belajar kurang memperhatikan nilai multifungsi, hal ini
dikarenakan desain meja belajar saat ini cenderung lebih mengutamakan desain
bentuk yang simpel dan minimalis sebagai tuntutan tren. Sehingga fungsi utama
dari lampu meja belajar terabaikan, serta menimbulkan kelemahan, baik dari segi
dimensi maupun fitur dibandingkan dengan desain lampu meja belajar sebelumnya.
Penelitian tentang pengembangan meja belajar pernah dilakukan oleh Chrisdiyanto
(2015).
Dalam pengembangan produk metode yang sering digunakan adalah Metode
Quality Function Deployment (QFD) atau integrasi antara Metode Kano dan QFD.
Penelitian yang dilakukan oleh Jaelani, 2012; Kuswidiyanto, 2010, dan Purwanto,
2015 melakukan pengembangan hanya dengan memanfaatkan Metode QFD saja.
Sedangkan pemanfaatan integrasi Metode Kano dan QFD dilakukan oleh Dewi
dkk, 2013 dan Irminawati dkk, 2012. Pada permasalahan penelitian ini akan
digunakan Metode Kano dan Quality Function Deployment (QFD). Kedua metode
tersebut merupakan metode yang sesuai untuk melakukan perbaikan pada kualitas
dan pengembangan suatu produk (Ulrich dkk, 2001) berdasarkan keinginan
konsumen. Kano adalah model yang bertujuan mengkategorikan atribut-atribut
produk maupun jasa berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut mampu
memuaskan pelanggan. Model Kano merupakan syarat mutlak untuk
mengidentifikasi customer needs, hierarki, dan prioritasnya.
Model Kano digunakan untuk menentukan importance dari feature produk
secara individu untuk kepuasan konsumen serta menciptakan syarat mutlak yang
optimal untuk orientasi proses pada aktivitas pengembangan produk. Metode
Kano dapat diintegrasikan dengan Menurut Ginting dkk, 2015, Metode QFD yaitu
metode yang mampu mengidentifikasi keinginan konsumen yang sesungguhnya
dan merupakan praktik merancang proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
konsumen. QFD menurut Cohen (1995) menerjemahkan apa yang dibutuhkan
konsumen menjadi apa yang dihasilkan organisasi atau perusahaan. Selain itu,
Metode Kano dan QFD juga merupakan metode yang terbukti efektif.

1.1.2 Proses Identifikasi Peluang


Nama kelompok : Kelompok I
Jenis klasifikasi produ : Lampu Meja Belajar dengan metode kano dan
QFD
Raw Exceptional
No. Filter No. Hasil Filter No. Hasil Filter No.
Opportunities Opportunities
Design
Design Design Design
minimalis
1 minimalis dan 1 minimalis dan 1 1 minimalis dan
dan
sederhana sederhana sederhana
sederhana
Mudah dalam Mudah dalam Ketahanan Mudah dalam Kebutuhan fitur Mudah dalam
2 Keinginan dan 2 2 2
penggunaan penggunaan dan penggunaan agar penggunaan
Kenyamanan
keamanan mempermudah
3 Hemat Listrik Konsumen 3 3
Produk pekerjaan
Awet dan tahan Awet dan Awet dan
4 4 4
lama tahan lama tahan lama
Warna modern Warna modern
5 5 5
dan natural dan natural

Pada proses identifikasi peluang, kami merangkum sebanyak 5 Raw


Opportunities yang kemudian akan kami filter sebanyak 3 kali. Pada filter pertama
yaitu mengenai keinginan dan kenyamanan konsumen yang akhirnya menyaring 4 ide
yaitu Proses Design minimalis dan sederhana, mudah dalam penggunaaan, awet dan
tahan lama, warna modern dan natural. kemudian menyaring 3 ide mengenai ketahanan
dan keamanan produk yaitu Proses Design minimalis dan sederhana, mudah dalam
penggunaaan, awet dan tahan lama. Selanjutnya pada proses filter yang terakhir yaitu
Kebutuhan fitur agar mempermudah pekerjaan yang akhirnya menyaring ide akhir
yaitu Proses Design minimalis dan sederhana, mudah dalam penggunaaan.
Maka dari itu, perancangan untuk pengembangan produk pada Lampu meja
belajar dengan metode kano dan QFD ini dilakukan dengan mempertimbangkan
beberapa hal untuk dikembangkan yaitu:
1. Memberikan solusi untuk efektifitas dan kenyamanan bagi pekerja, pelajar,
dll. Untuk menerangi pekerja dan pelajar dalam melakukan aktifitas pada
malam hari.
2. Proses pengoprasian lampu meja belajar dengan metode kano dan QFD ini
lebih mudah dari lampu meja belajar biasa pada umumnya karena sudah dapat
menyala tanpa adanya aliran listrik dan dapat mati secara otomatis.
3. Desain dibuat se-simpel dan se-modis mungkin agar manambah minat
konsumen.
1.2 Evaluasi Proyek
1.2.1 Pasar
Pengembangan Lampu Meja Belajar ini ditujukkan untuk pasar yang sama dengan
pendahulunya. Yaitu ditujukan oleh para pekerja kantoran dan pelajar.
1.2.2 Strategi Bersaing
Strategi bersaing yang kami pilih adalah technology leadership dan customer focus.
Kami mengembangankan Lampu Meja Belajar ini dengan mempertimbangan keinginan
dan kenyamanan dari pengguna. Dimana lampu meja belajar dapat menyala tanpa adanya
aliran listrik dan dapat mati secara otomatis.
1.2.3 Segmentasi Pasar
1. Mempertimbangkan tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang.
• Segmentasi demografis untuk produk Lampu Meja Belajar dapat membuat
pekerja kantoran dan pelajar lebih nyaman dan mudah dalam menggunakan
produk tersebut.
• Segmentasi geografis untuk produk Lampu Meja Belajar ini lebih ditunjukan
pada konsumen diberbagai lokasi kota ataupun daerah.
• Segmentasi psikografis menempatkan produk Lampu Meja Belajar ini sebagai
bagian dari keamanan dan kenyamanan bagi konsumen
2. Memperkirakan peluang produk yang mana yang menyebabkan kelemahan lini
produknya dan mana yang memanfaatkan kelemahan pesaing.
• Kelemahan lini produk pendahulu.
Kelemahan pada produk pendahulu yaitu, belum dapat menyala tanpa adanya
aliran listrik dan dapat mati secara otomatis.
• Pemanfaatan kelemahan
Dengan adanya kelemahan dari produk pendahulu tersebut, maka lahirlah
produk yang kami usulkan dengan berbagai perbaikan dan pertimbangan yaitu
pada lampu meja belajar dengan metode kano dan QFD.
1.2.4 Tipe Proyek Proyek Pengembangan
Tipe proyek pengembangan yang kami gunakan adalah Peningkatan perbaikan dari
produk yang telah ada. Yaitu peningkatan dari menggunakan arus listrik pada saat ingin
digunakan menjadi otomatis dengan menggunakan metode kano dan QFD
1.3 Perencanaan Alokasi Sumber Daya
1.3.1 Pengalokasian Sumber Daya

Tahap Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3


Mechanical Design 110 120 80
Manufacturing Engineering 85 90 120
Industrial Design 130 85 60

Chart Title
140
120
100
80
60
40
20
0
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

Mechanical Design Manufacturing Engineering Industrial Design

Pada pengalokasian sumber daya di tahun pertama, kami menitik beratkan pada
bagian Industrial design. Kemudian pada tahun kedua yaitu Mechanical design. Dan
pada tahun ketiga yaitu pada Manufacturing engineering.
1.3.2 Penentu Waktu
1. Penentuan waktu pengenalan produk
Kami menyetujui penentuan waktu pengenalan produk yaitu pada pertengahan tahun
2022 yang akan datang.
2. Kesiapan teknologi
Kesiapan teknologi pada awal tahun 2022.
3. Kesiapan pasar
Kesiapan pasar pada tahun 2022.
4. Persaingan
Persaingan pada tahun 2022 sejak peluncuran produk pertama.
1.4 Finalisasi Rencana Pengembangan Produk
Pengembangan Lampu Meja Belajar untuk menjawab kebutuhan pelajar/pekerja di
dalam ruangan.
1.4.1 Visi
Meningkatkan Lampu meja belajar menjadi lebih menarik dari produk pendahulunya
1.4.2 Misi

Pernyataan Misi :Lampu Meja Belajar


Uraian Produk • Lampu Meja Belajar dengan fitur otomatis
• Design minimalis dan sederhana
• Warna modern dan natural
• Terdapat tempat Alat Tulis Kantor (ATK)
Sasaran Bisnis Utama
• Terdapat jam yang menarik
• Perkenalan produk yang pertama dilakukan pada bulan
Januari 2022 mendatang
Pasar Utama • Pelajar
Pasar Kedua • Pekerja Kantoran
• Peningkatan perbaikan dari produk yang telah ada
Asumsi-asumsi dan • Metode Kano dan QFD
Batasan-batasan • Fitur Otomatis
• Peralatan belajar dan kerja
• Pembeli dan pengguna
• Operasional manufaktur
Stakeholder
• Operasioanl jasa
• Distributor dan penjual Kembali

Anda mungkin juga menyukai