Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI


DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Nitasari Wulan J & Ardiani Sulistiani


Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

ABSTRAK
Morbiditas dan mortalitas bayi di Indonesia cukup tinggi. Angka
morbiditas anak di dunia menurut WHO pada bayi 19,05% di
Indonesia. Kasus yang dominan adalah gangguan pada sistem
pencernaan antara lain sembelit dan diare sekitar 73,2%.Salah
satu kemungkinan timbulnya konstipasi yaitu pemberian makanan
pendamping ASI secara dini pada bayi dibawah umur 6 bulan
karena sistem pencernaan bayi belum siap untuk mencerna atau
menerima makanan pendamping ASI.
Mengetahui hubungan pemberian MP ASI Dini dengan kejadian
konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan.
Penelitian ini menggunakan survay analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi 39 responden di Posyandu Anggrek. Teknik
sampling dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel yang
digunakan 39 responden. Instrumen penelitian dengan kuesioner,
analisis data menggunakan rumus chi square.
Penelitian dari 39 responden , diketahui bahwa responden yang
diberikan MP ASI sebanyak 21 (53,8%) yaitu terdiri dari 17
responden (43.6%) mengalami konstipasi dan 4 responden (10,3 %)
tidak mengalami konstipasi. Sedangkan pada responden yang
mendapat ASI Eksklusif sebanyak 18 (46,2%) dimana 13 responden
(33,3%) tidak mengalami konstipasi dan 5 responden (12,8 %)
mengalami konstipasi. Ditunjukkan dari X2 hitung ≥ X2 tabel ( 9,088≥
3,481) maka hipotesis nol ditolak.
Ada hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi
pada bayi dibawah umur 6 bulan.

Kata kunci : Pemberian MP ASI Dini, Kejadian Konstipasi. Ilmiah

PENDAHULUAN Tingginya morbiditas anak


Morbiditas dan mortalitas bayi di menunjukkan bahwa usia anak-anak
Indonesia cukup tinggi. Menurut WHO sering mengalami sakit. Penyakit diare,
± 13 juta anak balita di dunia demam, sembelit, batuk pilek atau
meninggal setiap tahun dan sebagian ISPA, ruam popok, batuk dan muntah.
besar kematian tersebut terdapat di Kasus yang dominan adalah
Negara berkembang. Angka morbiditas gangguan pada sistem pencernaan
anak di dunia menurut WHO pada antara lain sembelit dan diare sekitar
bayi 19,05% di Indonesia. Berdasarkan 73,2% serta ISPA 26,8%. Penyakit
SDKI tahun 2010 angka kematian bayi tersebut dapat dilakukan pengobatan
di Indonesia 34 per 1.000 kelahiran tanpa harus rawat inap,akan tetapi
hidup dan angka morbiditas anak jika pengobatan tidak berhasil
sebesar 411/1000 penduduk dimana ataupun tidak di obati akan
27,04% adalah bayi dan balita menimbulkan komplikasi yang lebih
(DepKes RI, 2010). fatal. Kondisi seperti ini terjadi pada
bayi akan dapat berdampak

Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 65


terhadap pertumbuhan dan Berdasarkan studi pendahuluan
perkembangan bayi. Untuk itu yang dilakukan penulis pada tanggal
diperlukan suatu tindakan 10 Februari 2014 di Posyandu Anggrek
pencegahan agar bayi terhindar dari V Gubuk Cepogo Boyolali dari
sakit yaitu dengan perawatan yang wawancara pada 6 ibu yang
sebaik mungkin (Maya, 2008). mempunyai bayi kurang dari 6 bulan, 2
Salah satu cara terbaik untuk bayi diberikan Asi Eksklusif, dan 4 bayi
menghindari bayi dari sakit adalah tidak Asi Eksklusif telah diberikan MP-ASI
dengan pemberian ASI. Menurut Roesli berupa bubur dan pisang, dari 4 bayi
(2007:32) disebutkan bahwa ASI yang tidak diberikan ASI Eksklusif 3 bayi
merupakan makanan yang fisiologis pernah mengalami konstipasi dimana
untuk dapat menghindarkan bayi dari 3-5 hari anak tidak BAB lalu dibawa ke
gangguan pada sistem saluran bidan, sedangkan 1 bayi lainnya tidak
pencernaan bayi. Dalam Survei mengalami konstipasi.
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Berdasarkan uraian diatas
tahun 2010, menyebutkan jumlah bayi peneliti tertarik untuk mengambil judul
usia enam bulan yang mendapatkan “Hubungan Pemberian MP ASI Dini
ASI eksklusif adalah 61,3% dan dengan Kejadian Konstipasi pada Bayi
terdapat penurunan seiring dengan di Bawah Umur 6 Bulan”.
bertambahnya umur bayi. Data di
Jawa Tengah tahun 2011 menjelaskan METODE PENELITIAN
45,36% dari total bayi yang diberikan Jenis penelitian survey analitik
ASI Eksklusif meningkat dari pada Pendekatan cross sectional. Populasi
tahun 2010 yaitu 37,18%. Sedangkan ibu menyusui yang mempunyai bayi
cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten berusia kurang dari 6 bulan di
Boyolali tahun 2011 dari 7,834 bayi Posyandu Anggrek V Gubuk Cepogo
yang mendapatkan ASI Eksklusif Boyolali sejumlah 39 responden.Sampel
adalah 26,16%. Kurangnya cakupan semua ibu menyusui yang mempunyai
ASI Eksklusif dapat meningkatkan bayi berusia kurang dari 6 bulan. Teknik
jumlah kejadian sakit pada bayi di sampel secara total sampling.
Indonesia (DepKes Prov Jateng ,
2011:153). HASIL PENELITIAN
Pemberian MP-ASI secara dini Karakteristik Responden
dapat berdampak negatif bagi bayi a. Umur Ibu
yaitu kemungkinan timbulnya
konstipasi atau diare karena Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur Ibu di Posyandu Anggrek V
kemungkinan adanya malabsorbsi
Mei 2014
pada bayi karena intoleransi laktosa,
Umur Frekuensi Persentase (%)
terkontaminasinya makanan dengan
kurang dari
serangga, memakan atau meminum 20 tahun
2 5.1
makanan basi, ketidak mampuan 20-35 tahun 35 89.7
sistem pencernaan untuk mencerna lebih dari 35
2 5.1
makanan pada bayi umur bawah 6 tahun
bulan. Karena bayi umur bawah 6 Total 39 100.0
bulan sistem pencernaan makanan Sumber : Data primer tahun 2014

belum siap untuk mencerna atau


menerima makanan pendamping. Berdasarkan tabel 1
Konstipasi yang berat atau cukup menunjukkan bahwa dari 39
hebat disebut juga dengan obstipasi. responden sebagian besar umur ibu
Apabila seseorang menganggap 20-35 tahun yaitu sebanyak 35
remeh obstipasi ini dapat responden (89,7%).
menyebabkan kanker usus yang
berakibat fatal bagi balita (Keyla,
2008).

Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 66


b. Pendidikan Ibu 1. Analisis Univariat
a. Pemberian MP ASI
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan Ibu di Posyandu Tabel 4. Distribusi frekuensi responden
Anggrek V Mei 2014 berdasarkan pemberian MP ASI di Posyandu
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Anggrek V Mei 2014

Dasar 16 41.0 MP ASI Frekuensi Persentase (%)


Menengah 21 53.8 MP ASI 21 53.8
Tinggi 2 5.1 ASI Eksklusif 18 46.2
Total 39 100.0 Total 39 100.0
Sumber : Data primer tahun 2014 Sumber : Data primer tahun 2014

Berdasarkan tabel 2 diatas Berdasarkan dari tabel 4 menunjukkan


menunjukkan bahwa dari 39 bahwa dari 39 responden sebagian
responden sebagian besar memiliki besar memberikan MP ASI yaitu
pendidikan menengah yaitu sebanyak sebanyak 21 responden (53,8%).
21 responden (53,8%).
b. Kejadian Konstipasi
c. Pekerjaan Ibu
Tabel 5. Distribusi frekuensi responden
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kejadian konstipasi di Posyandu
Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Posyandu Anggrek Anggrek V Mei 2014
V Mei 2014 Kejadian
Frekuensi Persentase (%)
Konstipasi
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Konstipasi 22 56.4
IRT 26 66.7 Tidak
17 43.6
PNS 2 5.1 konstipasi
Swasta 11 28.2 Total 39 100.0
Total 39 100.0 Sumber : Data diolah 2014
Sumber : Data primer tahun 2014
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat responden yang
bahwa dari 39 responden sebagian mengalami konstipasi sebanyak 22
besar memiliki pekerjaan IRT yaitu responden (56,4%).
sebanyak 26 responden (66,7%).

2. Analisis Bivariat

Tabel 6. Crosstabs dan Hasil Uji Chi Square antara Pemberian MP ASI Dini dengan Kejadian Konstipasi
pada Bayi Dibawah Umur 6 Bulan Mei 2014
Kejadian Konstipasi
Jumlah ρευλαϖ−ϖ− X2
Konstipasi Tidak Konstipasi
MP ASI f % f % F %
MP ASI 17 43.6 4 10.3 21 53.8
0.003 9.088
ASI
5 12.8 13 33.3 18 46.2
Eksklusif

Jumlah 22 56.4 17 43.6 39 100.0

Sumber : Data Primer diolah (2014)

Berdasarkan tabel 6 dapat pada responden yang mendapat ASI


diketahui bahwa responden yang Eksklusif sebanyak 18 (46,2%) dimana
diberikan MP ASI sebanyak 21 (53,8%) 13 responden (33,3%) tidak mengalami
yaitu terdiri dari 17 responden (43.6%) konstipasi.
mengalami konstipasi. Sedangkan

Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 67


Hasil analisis chi square pada besar terhadap perilaku kesehatan
continuity correction program SPSS 17.0 seseorang, dimana diharapkan
diperoleh hasil X2 hitung ≥ X2 tabel seseorang yang berpendidikan tinggi
maka Ho ditolak artinya ada akan memiliki pengetahuan yang lebih
hubungan pemberian MP ASI dini baik dan diharapkan menerapkan
dengan kejadian konstipasi pada bayi perilaku kesehatan yang lebih positif.
kurang dari 6 bulan. Dengan demikian
didapatkan hasil perbandingan antara 2. Kejadian Konstipasi
X2 hitung ≥ X2 tabel dengan taraf Hasil penelitian dapat diketahui
signifikansi 5% (9,088 ≥ 3,481) maka bahwa 22 responden (56.4%) bayi
dapat diartikan bahwa ada hubungan mengalami konstipasi. Konstipasi atau
pemberian MP ASI dini dengan kesulitan buang air besar artinya bayi
kejadian konstipasi pada bayi buang air besar sukar, feses keras dan
dibawah umur 6 bulan. seperti batu dan sangat sulit dan sakit
sewaktu keluar (Sudarti, 2010).
PEMBAHASAN Konstipasi dapat terjadi karena ibu
1. Pemberian MP ASI memberikan makanan padat dan
Berdasarkan Tabel 1 tidak memberikan ASI on demand
menunjukkan bahwa dari 39 sehingga bayi mengalami gangguan
responden sebagian besar saluran pencernaan dan kekurangan
memberikan MP ASI yaitu sebanyak 21 cairan. Apabila tidak tertangani
responden (53,8%). Sekarang ini dengan baik konstipasi yang berat
banyak ibu yang memilih memberikan atau cukup hebat dapat terjadi
ASI dan ditambah dengan MP ASI. MP obstipasi. Obstipasi ini dapat
ASI yang diberikan biasanya adalah menyebabkan kanker usus yang
susu formula, bubur bayi dan biskuit. berakibat fatal bagi balita (Keyla,
Hal ini dianggap lebih praktis terutama 2008)
bagi ibu yang bekerja karena ibu yang Sedangkan 17 responden (43.6%)
malas memerah ASI, sehingga waktu tidak konstipasi. Bila asupan nutrisi bayi
ibu bekerja bayi diberikan MP ASI. sesuai dengan kebutuhan bayi dimana
Didukung oleh pernyataan Annehira ibu mengerti tentang kebutuhan bayi
(2010) bahwa susu formula banyak dan ibu yang mengurus sendiri bayinya
dipilih oleh ibu yang bekerja sebagai akan lebih memperhatikan keadaan
makanan pendamping ASI bahkan bayi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
pengganti ASI, dikarenakan susu Supriyadi (2002) hampir semua ibu
formula lebih praktis. rumah tangga melaksanakan aktifitas
Dari sisanya 18 responden pekerjaan utamanya yaitu pekerjaan
(46.2%) memberikan ASI Eksklusif saja rumah dan mengasuh anak. Setelah
pada bayinya. Pemberian makanan pekerjaan rumah selesai ibu akan
tambahan selain ASI pada bayi kurang memiliki lebih banyak waktu untuk
dari 6 bulan akan memberikan memperhatikan anaknya. Hal tersebut
berbagai efek negatif bagi bayi dapat terlihat dari karakteristik
antara lain dimana tumbuh kembang responden bahwa terdapat 26 ibu
bayi tidak akan maksimal, kekebalan sebagai ibu rumah tangga.
tubuh bayi kurang, bayi mengalami
konstipasi dan diare, serta adanya 3. Hubungan pemberian MP ASI dini
reaksi alergi (DepKes RI, 2012). Seorang dengan kejadian konstipasi pada
ibu yang mengetahui dan mengerti bayi dibawah umur 6 bulan
efek pemberian MP ASI pada bayi, Berdasarkan tabel 6 dapat
tidak akan memberikan MP ASI pada diketahui bahwa responden yang
bayinya. Pengetahuan ibu sangat erat diberikan MP ASI sebanyak 21
hubungannnya dengan pendidikan. responden (53,8%) yaitu terdiri dari 17
Sesuai dengan pendapat responden (43.6%) mengalami
Notoadmodjo (2010) bahwa konstipasi. Konstipasi bisa disebabkan
pendidikan seseorang berpengaruh karena ibu yang memberikan MP ASI

Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 68


dini pada bayi dibawah umur 6 bulan dan penyakit (Annehira, 2010).
seperti pemberian susu formula. Hal ini Responden tersebut mengalami
juga sesuai dengan pendapat Defka, konstipasi dikarenakan dehidrasi, bayi
(2010) yaitu pemakaian susu formula tersebut mengalami dehidrasi
yang diperuntukkan khusus untuk bayi dikarenakan udara yang panas dan
dimana komposisinya disesuaikan ibu tidak menyusui bayinya secara on
mendekati komposisi ASI masih demand sehingga asupan nutrisi bayi
menimbulkan efek samping termasuk berkurang. Hal sesuai dengan
konstipasi. Hal tersebut karena pendapat Wardhani (2012) yang
komposisi susu formula tidak dapat menyatakan bahwa udara yang
sama persis dengan ASI sehingga panas bila tidak diimbangi dengan
masih terdapat zat-zat yang sulit asupan nutrisi yang adekuat akan
diserap oleh tubuh bayi. Jenis asupan menyebabkan dehidrasi pada bayi.
nutrisi yang berupa ASI tidak akan Serta terdapat 4 responden
menimbulkan konstipasi. Hal ini (10,3%) yang diberikan MP ASI tidak
dikarena ASI mengandung komposisi mengalami konstipasi. Hal ini
yang tepat untuk bayi, semua zat yang dikarenakan respon tubuh yang
terkandung dalam ASI adalah zat berbeda-beda pada setiap
yang dibutuhkan untuk bayi, sehingga responden, walaupun dberikan MP ASI
dapat dicerna tubuh bayi dengan tetapi bila tubuh dapat mencerna dan
baik dan tidak menyebabkan memproses dengan baik bayi tidak
konstipasi (Roesli, 2005:13). akan mengalami konstipasi. Sesuai
Hal diatas didukung dari hasil dengan pendapat Defka (2010)
analisis chi square pada continuity bahwa tidak semua bayi yang
correction program SPSS 17.0 diberikan susu formula mengalami
diperoleh hasil hasil X2 hitung ≥ X2 tabel konstipasi hal ini tergantung pada
maka Ho ditolak artinya ada pencernaan bayi dan cara
hubungan pemberian MP ASI dini pembuatan susu formula.
dengan kejadian konstipasi pada bayi Berdasarkan uraian diatas dapat
kurang dari 6 bulan. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat
didapatkan hasil perbandingan antara hubungan pemberian MP ASI dini
X2 hitung ≥ X2 tabel dengan taraf dengan kejadian konstipasi pada bayi
signifikansi 5% (9,088 ≥ 3,481) maka dibawah umur 6 bulan. Dimana bayi
dapat diartikan bahwa ada hubungan yang memperoleh MP ASI dini
pemberian MP ASI dini dengan mengalami konstipasi. Hasil penelitian
kejadian konstipasi pada bayi ini sesuai dengan teori bahwa MP ASI
dibawah umur 6 bulan. dapat menyebabkan terjadinya
MP ASI seperti susu formula konstipasi. Karena komposisi bahan-
biasanya mengandung laktosa, gluten, bahan dalam MP ASI dini yang tidak
zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, dapat dicerna dengan baik oleh
strawberi, madu), komposisi lemak, tubuh (Ika,2008)
kandungan DHA, minyak jagung,
minyak kelapa sawit dan sebagainya PENUTUP
yang memicu terjadinya konstipasi, Kesimpulan
sedangkan ASI mengandung laktosa 1. Sebagian besar responden dalam
(gula susu). Tingginya laktosa pada ASI kategori memberikan MP ASI yaitu
membuat bayi BAB normal (Defka, sebanyak 21 responden (53,8%)
2010). 2. Sebagian besar responden yaitu
Lebih lanjut terdapat 5 22 responden (56.4%) mengalami
responden (12.8%) yang hanya konstipasi
mendapatkan ASI Eksklusif dan 3. Ada hubungan pemberian MP ASI
mengalami konstipasi. Sesuai dengan dini dengan kejadian konstipasi
teori bahwa konstipasi tidak hanya pada bayi dibawah umur 6 bulan
disebabkan oleh asupan nutrisi tetapi dengan X2 hitung ≥ X2 tabel (
terdapat faktor lain seperti dehidrasi, 9,088≥ 3,481).

Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 69


Saran Diah.2012. Konstipasi dan
Berdasarkan simpulan diatas dapat Penyebabnya. From:
diberikan saran sebagai berikut: http://www.radartarakan.co.id.
1. Bagi Bidan Diakses pada tanggal 12 Maret
a. Agar bidan dapat 2014.
meningkatkan KIE kepada ibu DinKes Jawa Tengah. 2011. Profil
post partum untuk Kesehatan Jawa Tengah 2011.
memberikan bayinya ASI From:
Eksklusif selama 6 bulan www.dinkesjatengprov.go.id.
karena dapat mengurangi Diakses pada tanggal 30
resiko konstipasi. Maret 2013.
b. Mendorong kader posyandu Hidayat, Alimul, A. 2010. Metodelogi
untuk memberikan KIE Penelitian Kebidanan dan Teknik
kepada ibu post partum untuk Analisis Data. Jakarta: Salemba
memberikan bayinya ASI Medika. Hal: 6, 73
Eksklusif selama 6 bulan http://darsananursejiwa.blogspot.com
karena dapat mengurangi 8 April 2013.
resiko konstipasi. Huteri. 2012. Nutrisi. From:
2. Bagi Ibu Bayi 0-6 bulan www.InfoIbu.com/article_detail.p
a. Penelitian ini diharapkan agar hp?/id=149. Diakses pada
ibu bayi meningkatkan tanggal 3 Maret 2014.
pemberian ASI sehingga Ika. 2012. Konstipasi. From:
mengurangi kejadian www.TanyaDokter.com/article_d
konstipasi pada bayi umur 0-6 etail.php?/id=149. Diakses pada
bulan. tanggal 3 Maret 2014. Konstipasi..
b. Penelitian ini diharapkan agar From:
ibu bayi mencari informasi www.InfoIbu.com/article_detail.p
tentang ASI Eksklusif agar ibu hp?/id=149.
bisa meningkatkan Keyla. 2008. Pemberian ASI Pertama.
pemberian ASI sampai bayi Info Sehat, From:
umur 6 bulan. www.kafemuslimah.com/article_
3. Bagi Institusi pendidikan detail.php?/id=149. Diakses
Penelitian ini diharapkan dapat pada tanggal 3 Maret 2014.
menambah referensi mengenai Maya. 2008. Morbiditas bayi,
pemberian MP ASI dengan insiden http://www.tanyadokter.com/co
konstipasi pada bayi umur 0-6 nsultation-
bulan. topic.asp?zona=CONS&discussio
nID=4590&discussionTypeID=8, 3
DAFTAR PUSTAKA Maret 2014.
Annehira. 2012. Konstipasi. From: Mochtadi, 2002 Tanya Jawab
http://www.Annehira.go.id. Konstipasi..
Diakses pada tanggal 6 April From::http://medicastore.com.ht
2013. m. Diakses pada tanggal 3 Maret
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur 2014.
Penelitian Suatu Pendekatan Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Metodologi Penelitian
Depkes RI, 2005. Buku Panduan Kesehatan. Jakarta : Rineka
Manajemen Laktasi Diit Gizi Cipta.
Masyarakat. Jakarta: Depkes . 2010. Ilmu Prilaku
RI Jakarta. Kesehatan. Jakarta : Rineka
DepKes RI. 2010. Profil Kesehatan Cipta.
Indonesia 2010. From: Pujiati. 2002. MP ASI. From:
http://www.depkes.go.id. www.InfoIbu.com/article_detail.p
Diakses pada tanggal 3 Maret hp?/id=149. Diakses pada
2014. tanggal 13 Maret 2014

Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 70


Rahmawati, Nur, V. 2008. Gambaran www.kafemuslimah.com/article
kejadian konstipasi pada bayi 0-6 detail.php?/id=149. Diakses
Bulan. pada tanggal 3 Maret 2014.
Roesli, Utami. 2007. Mengenal ASI Widiastuti, Windi. 2009. Hubungan
Eksklusif. Jakarta : Trubus Pemberian MP-ASI Dini dengan
Agriwidya. Frekuensi Kejadian Diare pada
Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Bayi < 6 Bulan.
Neonatus Bayi dan Balita. Wulan, Rahayu. 2010. Hubungan
Yogyakarta: Nuha Medika. Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk dengan Status Gizi Anak Umur 7-
Penelitian. Bandung: alfabeta. 24 Bulan.
Suhardjo. 2002. Gangguan
Pencernaan. From:

Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 71

Anda mungkin juga menyukai