Anda di halaman 1dari 10

1.

Bidang Pelayanan

Pelayanan BK, khususnya pada satuan-satuan pen didikan dasar dan menengah melaksanakan
pengem-bangan/pembinaan dalam bidang-bidang sebagai berikut[2]).

1)   Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta
didik/ sasaran layanan dalam memahami, menilai, dan mengembangkan  potensi dan
kecakapan, bakat  dan minat, serta kondisi kehidupan yang berkarakter-cerdas dan
beragama[3]) sesuai dengan karakteristik pribadi dan kebutuhan dirinya secara  realistik.

2)   Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta
didik /sasaran layanan dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat, efektif dan berkarakter-cerdas dengan teman sebaya, anggota
keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

3)   Pengembangan  kemampuan  belajar,  yaitu  bidang  pelayanan BK  yang membantu


peserta didik mengembangkan kemampuan belajar sesuai psogram studi dan arah
peminatannya, berdisiplin, ulet dan optimal dalam rangka mengikuti pendidikan pada
jenjang/jenis satuan pendidikannya, serta belajar secara mandiri.

4)   Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu siswa dalam
menerima, memahami dan menilai informasi, serta memilih  dan mengambil keputusan arah
karir secara jelas, objektif dan bijak.

 http://nellysside.wordpress.com/2013/09/25/pelayanan-bimbingan-dan-konseling-pada-
satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah-kurikulum-2013-2

Bidang Bimbingan dan Konseling

Terdapat empat bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang lingkup pelayanan.
Keempat bidang tersebut adalah:

1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat, minat, serta
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
Selanjutnya bidang bimbingan pribadi juga bertujuan membantu peserta didik menemukan
dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

Bidang-bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut:


a. Pemantapan kebiasaan dan pengembangan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

b. Pemahaman kekuatan dari dan arah pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan
produktif dalam kehidupan sehari-hari, dimasyarakat maupun untuk perannya dimasa depan.

c. Pemahaman bakat dan minat pribadi, serta penyalurannya dan pengembangannya, melalui
kegiatan yang kreatif dan produktif.

d. Pengenalan kelemahan diri dan upaya penanggulangannya.

e. Pemahaman dan pengalaman hidup sehat.

f. Pemanatapan kemampuan mengambil keputusan

g. Pengembangan kemamapuan mengarahkan diri sesuai keputusan yang telah diambilnya.

h. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat,baik secara rohaniah


maupun jasmaniah.

2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang
lebih luas yang dilandasi budi pekerti, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.

Bidang bimbingan social meliputi pokok-pokok berikut:

a. Pengembangan kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

b. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi


secara dinamis kreatif dan produktif.

c. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social, baik dirumah,


sekolah maupun dimasyarakat dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai
nilai agam, adat istiadat, dan kebiasaan yang berlaku.

d. Pengembangan hubungan yang harmonis dengan taman sebaya di dalam dan luar sekolah
serta di masyarakat pada umumnya.

e. Pemahaman dan pengalaman disiplin dan peraturan sekolah.

f. Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi dan sekolah serta upaya


pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawabl

g. Orientasi tentang hidup berkeluarga.

3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah
dan belajar secara mandiri, serta membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan
ketrampilan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta
mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau
untuk terjun ke lapangan pekerjaan tertentu.

Bidang ini dapat dirinci sebagai berikut:

a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik yang meliputi bersikap baik terhadap
guru dan staf yang terkait, mengerjakan tugas, mengembangkan keterampilan, serta dalam
menjalani program penilaian, perbaikan dan pengayaan.

b. Menumbuhkan disiplin siswa dalam belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun
kelompok.

c. Mengembangkan materi program belajar.

d. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, social, dan budaya


lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahua, keterampilan dan
pengembangan pribadi.

e. Orientasi belajar di sekolah menengah baik umum maupun kejuruan.

4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta mengembangkan perencanaan masa depan kariernya,
sesuai dengan potensi, bakat, minat dan kemampuannya, sehingga dapat memilih dan
mengambil keputusan karir.

Bidang-bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:

a. Pengenalan konsep diri berkaitan dengan bakat dan minat kecenderungan pilihan jabatan
serta arah pengembangan karir.

b. Pengenalan bimbingan karir/kerja, khususnya berkenaan dengan piihan pekerjaan.

c. Orientasi dan informasi jabatan dan usaha memperoleh penghasilan.

d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki setelah lulus.

e. Orientasi dan informasi pendidikan lanjutan, baik umum maupun kejuruan, sesuai dengan
cita-cita melanjutan pendidikan dan pengembangan karir.

D. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

1. Jenis-jenis layanan Bimbingan dan konseling

Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat beberapa
jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:

a. Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya
diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester.

Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman.

b. Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami
berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan).

Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan
secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan
informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman.

c. Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,

Tujuannya adalah agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.

d. Layanan Penempatan dan Penyaluran; layanan yang memungkinan peserta didik


memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program
studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler.

Tujuannya agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap
potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.

e. Layanan Konseling Perorangan; layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan


layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang
dihadapinya dan perkembangan dirinya.

Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah
yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan
advokasi.

f. Layanan Bimbingan Kelompok; layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan
(topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta
untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.

Tujuannya agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik)
tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan
Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan Pengembangan

g. Layanan Konseling Kelompok; layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing


anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan
advokasi.

h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani
kondisi dan atau masalah peserta didik.

i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan antarmereka.

2. Kegiatan pendukung bimbingan dan Konseling

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di


atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup:

a. Aplikasi Instrumentasi Data; merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan


keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya,
yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes,
dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami
karakteristik lingkungan.

b. Himpunan Data; merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan
yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.

c. Konferensi Kasus; merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi
kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat
terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.

d. Kunjungan Rumah; merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan,


dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah
klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan
permasalahan klien.

e. Alih Tangan Kasus; merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan
kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor,
dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih
kompeten.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://sman1sangattautara.sch.id/bimbingan-konseling/31-bidang-bidang-dalam-bimbingan-
dan-konseling.html

http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/

http://sarkomkar.blogspot.com/2009/02/pengertian-bimbingan-dan-konseling.html

http://blog.unsri.ac.id/Amarullah/welcome/landasan-bimbingan-dan-
konseling/mrdetail/14945/

http://eko13.wordpress.com/2008/03/16/pengertian-bimbingan/

http://www.mizan-poenya.co.cc/2011/01/pola-umum-bimbingan-dan-konseling.html

http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/14/bimbingan-dan-konseling-makalah/

A. Bidang Bimbingan dan Konseling

a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi


pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman
kelemahan diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat
merencanakan kehidupan yang sehat

b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan


yang berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku di rumah dan masyarakat

c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi


pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan
materi, program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, social
budaya yang ada dimasyarakat

d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi


pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier
yang hendak dikembangkan dan dipilih

2. Peran guru mata pelajaran

Di sekolah tugas dan tanggung jawab guru yang utama adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Walaupun demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas denagn
kegiatan pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Peran dan kontribusi guru mata
pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan
bimbingan konseling. Sehingga peran guru mapel di sini, meliputi:

 Membantu memasarkan pelayanan bimbingan konseling kepada siswa


 Membantu guru BK mengidentifikasikan siswa-siswa yang memerlukan pelayanan
bimbingan konseling.
 Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan konseling kepada
guru BK.
 Menerima siswa alih tangan yang memerlukan pelayanan pengajaran atau latihan
khusus
 Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru dengan murid, murid
dengan murid yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling.
 Memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa yang memerlukan layanan untuk
mengikuti layanan atau kegiatan yang di maksud.
 Berpartisipasikhusus dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti
konferensi kasus.
 Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

3. Peran wali kelas

Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan konnseling, wali kelas
berperan:

 Membantu guru BK melaksanakan tugas-tugasnya khususnya di kelas yang menjadi


tanggung jawabnya.
 Membantu guru mapel melaksanakan peranya dalam pelaksanaan bimbingan
konseling khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
 Membantu untuk memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa di kelasnya
untuk mengikuti layanan bimbingan konseling.
 Berpartisipasi aktiv dalam kegiatan khusus bimbingan koonseling.
 Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan konseling pada guru
BK.

http://muawanah66.wordpress.com/2012/04/30/peran-bimbingan-konseling-di-sekolah/

PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Pada bidang profesi, guru bertugas mendidik, mengajar, dan melatih; mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup; mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan iptek; melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan siswa
dalam bidang kemanusiaan, di sekolah, guru berperan sebagai orang tua kedua, yang
memberi dan membangun motivasi murid-muridnya untuk belajar serta menambah wawasan
dalam berbagai hal dalam bidang kemasyarakatan, guru bertugas mendidik dan mengajar
masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik serta bertanggung jawab.

Karena juga merupakan orang tua kedua, guru harusnya memberlakukan setiap siswa
seabagai anaknya sendiri. Karena hubungan sebagai anak-orang tua itu, guru dapat berperan
lebih luas, misalnya sebagai seorang pendamping dalam berbagai pergumulan dan
permasalahan yang ada pada diri siswa. Pendampingan itu bertujuan agar siswa mampu
mengatasi pergumulan dan permasalahannya. Dalam konteks ini, guru telah bertindak sebagai
seorang konselor, dan siswanya adalah konseling.

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi
siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru
yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki
pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru
mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan
bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus
manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan
menghargai tanpa syarat. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-
guru dalam bimbingan dan konseling adalah :

a)   Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa

b)  Mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta


pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

c)   Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-


siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.

d)   Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan kegiatan


bimbingan dan konseling untuk mengikuti kegiatan yang dimaksudkan itu.

e)   Menangani masalah siswa.

f)   Mengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan


dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

      Sesuai dengan peran guru sebagai konselor adalah ia diharapkan akan dapat merespon
segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran, oleh karea itu, guru
harus dipersiapkan agar:

a)   Dapat menolong peserta didik memecahkan masalah-masalah yang timbul antara peserta
didik dengan orang tuanya,

b)   Bisa memperoleh keahlian dala membina hubungan yang manusiawi dan dapat
mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan bermacam-macam manusia
pada akhirnya, guru akan                    memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri, baik
ibu, motivasi, harapan, prasangka ataupun keinginannya. Semua hal itu akan memberikan
pengaruh pada kemamuan guru dalam berhubungan dengan          orang lain.

 
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya,
membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembanga
mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu
yang mandiri dan produktif. Siswa adalah individu yang unik,. Artinya, tidak ada dua
individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan
tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik bakat, minat, kemampuan dan sebagainya.
Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama
perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus
berperan sebagai pembimbing.

Abin Syamsudin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai konsuler dituntut untuk mampu
mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, diagnose, prognosa, dan
kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial
teaching). Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran
guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor professional. Sofyan S. Willis
(2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing leh guru yaitu
masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada
bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, mencuri kelas ringan, dll.

Agar guru dapat mengoptimalkan peranannya sebagai pembimbing, berikut ini beberapa hal
yang perlu diperhatikan:

a)  Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya
pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat
yang diiliki anak, dan latar        belakang kehidupannya. Pemahaman ini sangat penting,
sebab akan menentukan teknik jenis bimbinga yang harus diberikan kepada mereka.

b)  Guru dapat memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dn memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar sesuai dengan keunikan yang dimilikinya.

c)  Guru seyogyanya dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling
percaya, termasuk di dalamya berusaha menjaga kerahasiaan data siswa yang dibimbingnya,
apabila data itu bersifat           pribadi.

d)  Guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengkonsultasikan


berbagai kesulitan yang dihadapi siswanya baik ketika sedang berada di kelas maupun di luar
kelas.

e)  Guru sebaiknya dapat memahami prinsip-prinsip umum konseling dan menguasai teknik-
teknuk dasar konseling untuk kepentingan pembimbingan siswanya, khususnya ketika siswa
mengalami kesulitan-               kesulitan tertentu dalam belajarnya.

Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang di milikinya
, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksakan tugas-tugas perkembangan
mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu
yang mandiri dan produktif. Siswa adalah individu yang unik artinya tidak ada dua individu
yang sama. Walaupun secar fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi mereka
tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya.

 C. PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM LAYANAN KONSELING

Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari peranan
berbagai pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau Konselor sebagai pelaksana utama,
penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah, juga perlu melibatkan kepala sekolah,
guru mata pelajaran dan wali kelas.

Sudrajat, Akhmad.wordpress.com/2011/10/17/peran-guru-sebagai-pembimbing/.html

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta :

           Depdiknas

Soetjipto dan Kosasi, Raflis. Profesi Keguruan.

Sofyan S. Willis. 2004.Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta

http://mitsurikaazura.wordpress.com/2014/05/22/peran-guru-dalam-bimbingan-dan-
konseling/

Anda mungkin juga menyukai