Sko 2 Tentang Cantilever Slab Docp
Sko 2 Tentang Cantilever Slab Docp
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Struktur
Struktur adalah rangka atau tulang punggung dari sebuah bangunan
yang dapat berdiri dengan tegak. Sebuah bangunan harus mempunyai
kekuatan untuk berdiri, dimana bangunan tersebut sangat tergantung pada
jenis-jenis struktur yang direncanakan dan digunakan terhadap beban yang
bekerja sehingga bangunan dapat menahan beban-beban yang bekerja baik
itu dari luar berupa angin dan gempa, beban bangunan itu sendiri dan beban
tambahan berupa perabot dan manusia. Dengan demikian dalam perencanaan
dan penggunaan sebuah struktur perlu diperhitungkan secara mekanika gaya
dan matematis yang logis serta tidak mengabaikan unsur-unsur arsitektural.
Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas secara lebih mendetail
mengenai struktur cantilever slab.
Struktur Cantilever
Struktur cantilever slab atau plat cantilever adalah suatu sistem struktur
dimana pemikulan sistem lantai dari pusat inti pusat bangunan tinggi (core)
akan memungkinkan sebuah ruang dalam bangunan bebas dari kolom
contohnya seperti aula ataupun sebuah show room, yang batas kekuatannya
adalah batas terbesar ukuran bangunan dimana perhitungan dan pemilihan
material yang digunakan adalah meterial yang kaku. Terutama apabila proyek
si plat adalah besar kekuatan dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik
pra-tekan. (Lihat gambar 1)
a.
b.
CANTILEVER
Gbr. 1
CORE
Detail Cantilever
Potongan model struktur cantilever
Detail bentuk desain struktur
cantilever yang dikombinasikan
dengan core
c.
Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut tampak dari diagram datar
bahwa kolom sudut itu hanya memikul antara 10-20% dari beban vertikal yang
dipikul oleh kolom-kolom tengah yang memikul posisi paling berat.
Hal-hal diatas mendasari adanya cantilever satu sisi dan dua sisi Dari ilmu
statistika, pemecahannya dengan melewatkan bagian bangunan diatas lantai atas
sedemikian rupa sehingga kolom-kolom akhir mendapat pembebanan yang hampir
sama dengan kolom-kolom ditengah. Semua kolom itu membuat kontras dengan
satu sisi pendek bangunan yang nyatanya tanpa kolom-kolom sudut.
Gbr.3
STRUKTUR CANTILEVER
SATU SISI
Gbr.4
STRUKTUR CANTILEVER DUA SISI
Pemberian cantilever ini pada grid sempit tidaklah cocok, karena jarak
kolom ke arah memanjang terlalu dekat untuk memenuhi keperluan didalam.
Pada gambar dilihat beberapa bangunan dengan cantilever dikedua sisi.
Disini kerangka diundurkan dari semua tampak dan hanya dapat dibedakan
dari luar, karena bidang-bidang jendela dibuat transparan.
Ekspresi tampak berasal dari dinding tirai yang geometris yang dalam
perencanaan seorang arsitek mempunyai kebebasan yang sempurna. Dalam
gambar disamping tampak ringan hanya seolah-olah digantung secara
serampangan pada kerangka. Dalam hal ini tergantung dari pemeliharaan,
hubungan yang baik antara kulit luar dan rangka pendukung.
Apabila dinding tirai dibuat dari rangka padat, maka akan terkesan berat
dan tidak adanya kesatuan antara bagian luar dan kerangka yang didalam.
Cantilever dua sisi memberikan kesempatan yag sama dalam pemecahan
masalah seperti juga pada cantilever satu sisi.
Lb = 2h
h Lb = h Lb = 1/2h
Gbr.5
Analisa Grafis Perubahan Bentuk
Pada Struktur Cantilever
Agar elemen struktur mampu memikul beban yang terjadi, maka dimensi
yang melawan gaya tarik akibat gaya luar diperbesar sehingga elemen
struktur dapat menahan beban yang terjadi.
Struktur cantilever slap adalah hubungan struktur antara bidang penjepit
dengan bagian yang dijepit dan terjadi pada bagian pangkalnya, sehigga
ujung yang lain tergantung. Pemikul sistem lantai dari sebuah bangunan
dengan sistem cantilever akan memungkinkan adanya ruang yang bebas
terhadap kolom dengan kekuatannya sama besar dengan besarnya ukuran
ruang yang dimaksud. Kekakuan plat dapat ditingkatkan dengan
menggunakan teknik-teknik struktur pra-tekan
Gbr.6
Analisa Grafis Perubahan Bentuk Pada
Struktur Cantilever setelah diberi beban
Struktur rangka tinggi pada lantai yang tercantilever pada setiap lantai
memungkinkan adanya ruang yang fleksibel didalam dan diatas rangka.
Sistem gantung memungkinkan memungkinkan penggunaan bahan secara
efisien dengan menggunakan penggantung sebagai pengganti kolom, untuk
memikul beban lantai.
Kekuatan unsur tekan harus dikurangi karena adanya bahaya tekuk.
Berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendayagunakan kemampuannya
secara maksimal, kabel-kabel penggantung meneruskan ke rangka dibagian
atas yang tercantilever dari inti pusat.
- Kestabilan
Kestabilan dapat tercapai apabila bentuk bangunan secara
keseluruhan mampu menahan gaya yang berasal dari luar (gaya lateral)
yang disebabkan oleh gaya angin dan gempa. Untuk mengatasi gaya
tersebut diatas digunakan penyelesaian sistem struktur pada struktur
lantai.
a.
b.
Gbr. 8
Gambar a. Desain Struktur LantaiYang berfungsi sebagai
Pengaku Bangunan
Gambar b. Menunjukkan Bentuk Sususan Balok Struktur
yang berfungsi untuk menjaga kestabilan Bangunan
P
T kabel
Gbr. 10
Gambar Struktur Cantilever yang mengalami Defleksi
(perubahan bentuk) dan cara menanggulanginya
► Penggunaan material yang tipis akan melekuk pada arah gaya tekan
diikuti oleh elemen lain yang berhubungan dengannya. Oleh karena
itu timbul puntiran dengan menggabungkan kedua elemen struktur
cantilever dengan balok tarik pada ujung kolom dan balok tekan pada
bagian tengah kolom sebagai perlawanan dari pergerakan elemen
struktur cantilever.
Balok tekan
Utama
Kabel
Kabel
Pengaku
Kabel
Tarik
Tarik
Kabel
Tarik
Balok
Tekan
Permukaan Tanah
Gbr. 11
Struktur Cantilever Gabungan 2 Elemen dan pola penyaluran
gaya
....Pertimbangan Struktur
Dalam merencanakan bangunan multi lantai, pemilihan struktur tidak
hanya berdasarkan pemahaman struktur dalam konteksnya semata.
Pemilihannya cenderung ke arah faktor fungsi dikaitkan dengan kebutuhan;
sosial, ekonomi, budaya dan tekhnologi. Pertimbangan-pertimbangan itu
adalah sebagai berikut :
Pertimbangan dalam perencanaan bangunan multi lantai dengan
menggunakan struktur cantilever slab.
1. Ekonomi
Dalam perencanaan bangunan tinggi, para arsitek cenderung lalai dalam
menanggapi dan untuk disadari, adalah bahwa penentuan sistem bangunan
tidak boleh berupa sekedar keinginan yang tak berdasar, tetapi harus
memasukan pertimbangan faktor ekonomi secara cermat.
Bangunan yang didirikan harus berdiri dengan kokoh, tentunya dengan
dana yang cukup tinggi serta pertimbangan material yang digunakan. Dalam
hal ini “Cantilever Slab Structure” dapat menjadi satu sistem struktur dengan
ruang yang luas dan bebas kolom.
2. Kondisi Tanah
Kondisi tapak yang semakin sempit didaerah perkotaan dan kebutuhan
akan ruang yang banyak serta luas sesuai dengan tuntutan perkembangan
sebuah daerah menjadikan bangunan multi lantai atau yang sering disebut
bangunan berlantai banyak (bangunan tingkat tinggi) sebagai alternatif
pemecahan terhadap masalah terhadap kondisi tapak yang sempit.
Keberadaan sebuah bangunan multi lantai sangat bergantung pada kondisi
struktur tanah, material struktur dan sistem struktur.
Pemilihan jenis bangunan juga sangat tergantung pada fungsi geologi
tapak. Apapun masalahnya ketiga variabel struktur bangunan yaitu sub
structure (struktur bagian bawah), upper structure (struktur bagian tengah)
dan super structure (struktur bagian atas) yang ditambah dengan kondisi
tanah memberikan kebebasan komposisi dalam memilih sistem struktur yang
digunakan. (Lihat gambar 2)
Gbr. 12
Kondisi Struktur Bangunan akibat dari
kurang baiknya daya dukung tanah
3. Pabrikasi dan Pembangunan
Perencanaan prosedur pabrikasi dan pembangunan merupakan faktor-
faktor yang penting dalam mempertimbangkan pemilihan sistem struktur
serta dapat menjadi pertimbangan untuk menentukan metode konstruksi.
4. Pertimbangan Mekanis
Sistem mekanis yang digunakan dalam merancang bangunan tinggi
terdiri dari sistem HVAC (Heating Ventilation and Air Conditioner), lift, listrik,
pipa air dan pembuangan disposal padat dan disposal cair.
Sistem pemasok energi dapat dipusatkan pada inti bangunan (core)
mekanis yang dipadukan dengan daerah inti umum. Kadang-kadang ruang
ducting ditempatkan pada fase eksterior atau digunakan sistem interspesial
dengan lantai mekanis untuk peralatan yang berat. Saluran atau jaringan
utilitas ditempatkan dalam saluran tersendiri dipisahkan berdasarkan fungsi
tetapi masih berada dalam core sehingga tidak mengganggu kenyamanan
pemakai bangunan.
5. Pertimbangan Rasio Tinggi-Lebar Suatu Bangunan
Dengan meningkatkan rasio minimum tinggi bangunan terhadap lebar
sebuah bangunan, maka kekakuan bangunan pun harus ditingkatkan. Hal ini
disebabkan karena momen lentur yang dipikul oleh core akibat beban
bangunan sendiri maupun beban dari luar juga akan bertambah.
6. Pertimbangan Tingkat Bahaya Kebakaran
Dalam perencanan bangunan multi lantai, api sebagai faktor penyebab
kebakaran menjadi bahan yang penting untuk dipertimbangkan, karena ;
1. Hampir semua lantai berada diluar jangkauan tangga pemadam
kebakaran.
2. Evakuasi darurat yang menyeluruh mustahil dilakukan dalam waktu
singkat.
Sesuai tuntutan persyaratan pengamanan terhadap bahaya kebakaran,
suatu konstruksi bangunan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
Elemen Struktur
Struktur balok lantai yang bebas tanpa kolom menerima gaya-gaya yang
disalurkan ke kolom dan core selanjutnya diteruskan ke pondasi, dan dari pondasi
diteruskan ke tanah kemudian tanah akan memberikan reaksi dari beban yang
disalurkan.
D. Combinasi Struktur
Struktur Cantilever Slab Dengan Core
Core/kolom dengan balok cantilever terjadi hubungan jepit dan
merupakan satu kesatuan yang utuh stabil dan monolit atau struktur yang rigid.
Core merupakan inti strukur suatu bangunan tingkat tinggi sehingga semua
sistem struktur berhubungan langsung dengan core.
Apabila besar dimensi dari balok sama mengakibat pembebanan, balok
akan mengalami lendutan. Untuk mengantisipasi lendutan yang terjadi maka
perlu adanya penyelesaian-penyelesaian antara lain:
- Yang kuat terhadap gaya tarik yaitu besi baja, bagian atas balok cantilever
diperbesar
- Yang kuat terhadap gaya tekan yaitu beton, bagian bawah balok cantilever
beton diperbesar/diperkuat
- Bentuk/dimensi balok cantilever itu sendiri
CORE
CANTILEVER
CANTILEVER
CORE
Gbr. 13
Sketsa Struktur Cantilever yang di
kombinasi dengan struktur lainnya
(Core)
Kombinasi Struktur Cantilever Dengan Tiang V
Pemakaian tiang V yang dikombinasikan dengan cantilever umumnya
dipakai untuk bangunan-bangunan bertingkat yang tidak terlalu tinggi, karena
beban yang dipikul cantilever akan semakin besar dan menyebabkan nilai
momen menjadi besar pula. Penggunaan tiang V dengan kombinasi cantilever
umumnya hanya dapat memikul satu sampai dua lantai saja sebab beban
yang ditimbulkan terutama pada bagian atapnya tidak begitu besar.
Tiang V dengan kombinasi cantilever yang memikul beban bangunan
lebih dari dua lantai merupakan tipuan tampilan bangunan saja. Sebab
sebenarnya pada bangunan tersebut adanya cantilever-cantilever yang dipilkul
oleh kolom pada tiap lantai dimana kolom-kolom tersebut yang meneruskan
gaya-gayai beban yang ada dari atas (atap) sampai dibawah (pondasi).
Prinsip ini diikuti dengan melihat besarnya momen yang ada, dengan
pemakaian struktur yang tepat sehingga mencerminkan nilai ekonomis dari
konstruksi tersebut. Penggunaan tiang V dengan kombinasi cantilever yang
diletakkan diatas kaki-kaki struktur yang rigid (kaku) akan menghasilkan
sebuah bangunan yang bila dilihat dari segi kekuatan dan kestabilan sangat
kokoh.
h
(tinggi)
CANTILEVER
CORE
EARTH
Gbr. 14
Proses Penyaluran Gaya-Gaya
Pada Bangunan yang menggunakan Struktur Cantilever
Balok Cantilever
Gbr. 15
Sistem penyebaran gaya pada struktur cantilever yang
digabungkan dengan core STRUKTUR CANTILEVER
Gbr. 16
Sistem penyebaran gaya pada struktur
cantilever dengan sistem kolom STRUKTUR CANTILEVER
F. Jenis Pembebanan
Pembebanan struktur sangat beraneka ragam dan rumit (kompleks).
- Beban mati
Pada sebuah bangunan yang dimaksud dengan beban mati adalah
beban yang ditimbulkan oleh bangunan itu sendiri yang bersifat permanen
dan beban dari luar tetapi bersifat sementara, misalnnya beban angin, salju
dan hujan. Beban mati itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
kelompok besar yaitu beban statis dan beban dinamis.
Dalam pengertiannya beban statis merupakan beban bangunan yang
bersifat permanen ditimbulkan oleh setiap unsur struktur yang digunakan,
dengan kata lain beban statis merupakan beban dari bangunan itu sendiri.
Dimana beban konstruksi terutama yang terjadi pada bangunan tingkat tinggi
atau berlantai banyak jauh lebih besar dari pada beban konstruksi yang
terjadi pada bangunan satu lantai.
Sedangkan beban dinamis merupakan beban yang terjadi pada sebuah
bangunan dan bersifat sementara, beban dinamis merupakan jenis beban
yang berubah sesuai dengan perubahan musim dan waktu ataupun juga
diakibatkan oleh fungsi ruang pada bangunan untuk jangka waktu yang tidak
tentu. Beban yang ditimbulkan oleh perubahan musim dan waktu sering juga
disebut sebagai beban lateral atau beban luar, antara lain berupa beban
angin, salju dan hujan.
- Beban konstruksi
Unsur struktur pada umumnya, dirancang untuk beban mati dan beban
hidup. Akan tetapi unsur tersebut dapat dibebani oleh beban yang lebih besar
dari beban rencana ketika bangunan didirikan.
Beban ini dinamakan sebagai beban konstruksi dan merupakan
pertimbangan yang penting dalam sebuah rancangan arsitektur. Beban
konstruksi juga harus diperhitugkan untuk suatu balok yang dirancang untuk
perilaku secara komposit dengan plat beton.
- Beban angin
Beban angin yang menekan atau menghisap bangunan besar
kekuatannya tidak menentu dan sukar dipastikan. faktor-faktor yang
terpenting untuk dapat memperhitungkan beban angin adalah kecepatan
angin, kepadatan udara, permukaan bidang dinding bangunan dan bentuk
dari bangunan itu sendiri.
Untuk menanggulangi tekanan dan hisapan angin perlu dipasang
penguat berupa siku-siku, bengunan petak/gelagar dan penguat sudut
sebagai konstruksi penahan angin. Untuk dapat memahami dan perilaku
angin secara ilmiah sangat mustahil tetapi untuk dapat memperkirakannya
masih memungkinkan. Aksi angin pada bangunan multi lantai bersifat
dinamis dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan bentuk permukaan
dari bangunan itu sendiri.
- Beban gempa
Gempa yang terjadi dari longsoran tanah, gerakan tektonik dan letusan
gunung berapi akan mengakibatkan getaran pada permukaan bumi yang
dapat mengakibatkan kerusakan baik pada lingkungan maupun bangunan.
Pada bangunan gempa dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem struktur
yang ada, pada bangunan multi lantai sistem struktur yang digunakan harus
diadakan perhitungan yang lebih mendetail terhadap gempa. Dalam
perencanaannya sebuah sistem struktur yang akan digunakan harus lebih
dulu dilakukan uji coba terhadap tingkat kekuatannya untuk sebuah
bangunan multi lantai dengan fungsi tertentu.
- Beban hidup
Yang dimaksud dengan beban hidup adalah berat beban-beban yang
dapat dipindah-pindah atau berubah tempat seperti orang, perabot, penyekat
ruang yang fleksibel tetapi tidak termasuk sistem struktur hujan, es dan salju.
Dengan adanya hal-hal yang tak terduga dari bangunan multi lantai maka
hampir mustahil untuk memperkirakan besarnya beban hidup yang
ditimbulkan akan mempengaruhi sistem struktur bangunan. Dari sudut
pandang struktur pemilihan struktur yang memadai tergantung pemahaman
terhadap 3 (tiga) faktor yaitu :
- Beban yang akan dipikul
- Sifat bahan konstruksi
- Aksi struktur yang mengarahkan, gaya-gaya beban melalui
komponen struktur ke dalam tanah
Dengan mempertimbangkan ketiga faktor ini seorang perancang struktur
dapat memperkirakan model sistem struktur, perilaku struktur dan bahan atau
material yang digunakan untuk menyelesaikan
Gbr. 17
Kondisi Struktur Bangunan akibat
dari beban konstruksi
- Beban angin
Gbr. 18
Perubahan bentuk pada
bangunan akibat beban angin
Gbr. 19
Posisi banguunan bila dilihat
dari atas, mengalami pergeseran
Gbr. 20
letak akibat beban angin
Terjadi puntiran pada
bangunan akibat bebam angin
Gbr. 21
Perubahan bentuk pada bangunan
akibat beban angin
- Beban gempa
Pondasi adalah titik singgung antara struktur bangunan dengan tanah maka
gerak seismik bekerja pada bangunan dengan menggoyang pondasi bolak-
balik. Massa bangunan akan menahan gerakan ini dengan membangun gaya
innersia pada struktur, aksi ini serupa dengan innersia lateral.
Dalam kenyataannya hal ini tidaklah demikian, karena pada tingkat tertentu
semua bangunan adalah fleksibel. Untuk struktur yang hanya sedikit berubag
bentuk, artinya menyerap sebagian energi dimana besar gayanya akan kurang
dari masa percepatan. Akan tetapi struktur yang fleksibel mempunyai waktu
getar alamiah yang mendekati waktu getar gempa permukaan dapat mengalami
gaya jauh lebih besar yang ditimbulkan oleh gerak permukaan bumi berulang
kali.
Gaya aksi lateral pada bangunan tidak hanya disebabkan oleh percepatan
goyang permukaan bumi saja tetapi juga oleh tanggapan struktur bangunan
terutama pondasi yang langsung berhubungan dengan bumi.
a. b.
Gbr. 22
Pada Gambar a dan b menunjukkan perubahan
bentuk bangunan akibat gempa
Obyek studi kasus untuk bangunan yang menggunakan struktur kantilever slab
adalah TOUR DU MIDI yang terletak dikota Brussel, Belgia.
Gbr. 23
Sketsa 3D Bangunan Tour du Midi yang
diambil sebagai objek Studi Kasus
Spesifikasi bangunan objek studi kasus :
CANTILEVER BAJA
CORE
DINDING PARTISI
Gbr. 24
Sketsa Potongan Bangunan
TOUR Du MIDI yang
diambil sebagai objek studi
kasus
Analisa
- Untuk mendapatkan ruang yang luas dengan sedikit atau bebas kolom, maka
bangunan ini menggunakan sistem struktur cantilever.
Pada bangunan ini sistem struktur cantilever digunakan untuk menahan
struktur dengan bentangan sepanjang 9.40 M
- Core selain berfungsi sebagai penyalur gaya vertikal yang terjadi juga
digunakan untuk penempatan lift dan saluran utilitas (shaft).
- Bentuk pondasi yang melebar didalam tanah dipergunakan sebagai basement.
Selain itu pondasi yang berada didalam tanah juga berguna untuk menjaga
kestabilan bangunan akibat gaya-gaya vertikal maupun horisontal.
Gbr. 25
Sketsa Perubahan bentuk
Bangunan akibat beban angin
A. DAFTAR PERTANYAAN
1. Berapa bentangan panjang maksimum yang diizinkan pada bangunan yang
menggunakan struktur cantiliver ?
Jawab : Tidak ada batasan bentangan maksimum yang ditetapkan dalam
mendirikan bangunan yang menggunakan sistem struktur
cantilever, sebab batasan tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor-
faktor elemen struktur lainnya, yaitu :
- Jarak atau panjang massa yang diatasi oleh cantilever
- Beban massa yang dipikul oleh cantilever
- Dimensi bangunan diatas cantilever
- Bahan yang dipakai sebagai cantilever
Semakin besar dimensi bangunan, beban dan panjang massa
yang disanggah oleh cantilever semakin besar pula. Semakin
banyak faktor yang harus dipenuhi oleh cantilever terutama
kekuatan tuntuk menahan beban yang diterima cantilever.
Sehingga otomatis berkaitan pula dengan bahan struktur yang
dipakai dan alternatif bahanpun banyak tersedia antara lain beton
composit dan baja.
Contoh :
Beton antara lain :
- Slab floor
- Ribber floor
- Grid floor
- Waffle slab
Plat baja
Komposit
- Baja dan beton
- Baja kanal
Jepit
Bebas
Selain itu struktur utama dapat dilihat dari ekspos yang paling
tampak atau paling besar peranannya dalam menunjang
berdirinya sebuah bangunan, selain struktur pendukung pada
sebuah bangunan.