Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

Dengan perkembangan teknologi saat ini yang semakin pesat, keberadaan


sebuah bangunan tinggi sangat berkaitan dengan perkembangan sebuah kota.
Kehadiran sebuah bangunan tinggi pada sebuah kota yang berkembang adalah
untuk menjawab akan luas lahan yang tersedia didaerah perkotaan sangat terbatas.
Oleh karena itulah lembaga pendidikan dan penelitian serta pengembangan teknologi
sampai dengan saat ini masih terus melakukan penelitian terhadap teknologi-
teknologi yang ada sehingga didapatkan sebuah teknologi dengan sistem struktur
yang tepat dalam perencanaan sebuah bangunan tinggi terutama sistem struktur
yang tepat dengan kondisi struktur tanah pada daerah yang perencanaan. Selain itu
pemilihan struktur bangunan tinggi juga harus melihat pada beberapa aspek penting,
diantaranya berupa bahan struktur, fungsi bangunan, bentangan bangunan, pemakai
bangunan dan beberapa aspek penting lainnya yang tidak dapat diabaikan. Sebab
keberadaan sebuah bangunan tinggi akan berpengaruh terhadap keadaan sekitarnya
baik itu berupa keamanan, estetika, irama serta keberadaan lokasi tersebut dari
pandangan orang banyak.
Perancang harus bisa mendekati perencangan bangunan sebagai sistem
menyeluruh, dimana struktur, penunjang struktur fisik sebagai bagian organik tumbuh
bersama rancangan bangunan tersebut. Unsur-unsur bangunan atau sturktur
daripada bangunan harus tanggap terhadap gaya atau beban akan terjadi yang pada
dasarnya terdiri atas beban-beban vertikal dan beban-beban horisontal. Beban atau
gaya vertikal terjadi karena gravitasi dan gaya horizontal yakni terdiri dari gaya-gaya
lateral, seperti angin, gaya-gaya akibat atau seismik di bawah tanah. Batang-batang
struktur disusun dan disambung sedemikian rupa antara satu dengan yang lainnya,
sehingga dapat menyerap gaya-gaya yang bekerja pada bangunan dan dapat semua
gaya-gaya yang bekerja ke dalam tanah dengan aman dan dengan usaha sedikit
mungkin. Jadi unsur-unsur struktur adalah merupakan tulang punggung yang sangat
penting, untuk badan atau tubuh daripada sebuah bangunan, sehingga bangunan
tersebut dapat berdiri dengan kokoh pada tempatnya.
Arsitek disini memegang peranan yang sangat penting dan harus mampu
mengendalikan unsur-unsur struktur dan menampilkannya untuk mengungkapkan
hakikat bangunan yang dapat mengidentifikasi dan mencerminkan tujuan
pembangunannya. Macam-macam sistem struktur bangunan bertingkat tinggi antara
lain:
1. Cantilever Scap
2. Boxes
3. Stagerted Trusses
4. Rigid Frame
5. Tube
6. Plat Slab
Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah STRUCTURE CANTILEVER SLAB ,
terdiri dari:
a. Pengertian
b. Pertimbangan
c. Perilaku struktur akibat beban yang terjadi
d. Penyebaran gaya-gaya yang terjadi pada komponen struktur
e. Alternatif pemakaian material untuk komponen struktur yang mendukungnya
f. Parameter struktur, yang terdiri dari :
- Kekuatan
- Kestabilan
- Keseimbangan
- Beban akibat angin dan gempa
- Cantilever satu sisi dan cantilever dua sisi
- Studi kasus (aplikasi penerapan sistem struktur cantilever pada
bangunan)
BAB II
TINJAUAN TERHADAP STRUKTUR CANTILEVER
SLAB

A. Pengertian
 Struktur
Struktur adalah rangka atau tulang punggung dari sebuah bangunan
yang dapat berdiri dengan tegak. Sebuah bangunan harus mempunyai
kekuatan untuk berdiri, dimana bangunan tersebut sangat tergantung pada
jenis-jenis struktur yang direncanakan dan digunakan terhadap beban yang
bekerja sehingga bangunan dapat menahan beban-beban yang bekerja baik
itu dari luar berupa angin dan gempa, beban bangunan itu sendiri dan beban
tambahan berupa perabot dan manusia. Dengan demikian dalam perencanaan
dan penggunaan sebuah struktur perlu diperhitungkan secara mekanika gaya
dan matematis yang logis serta tidak mengabaikan unsur-unsur arsitektural.
Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas secara lebih mendetail
mengenai struktur cantilever slab.
 Struktur Cantilever
Struktur cantilever slab atau plat cantilever adalah suatu sistem struktur
dimana pemikulan sistem lantai dari pusat inti pusat bangunan tinggi (core)
akan memungkinkan sebuah ruang dalam bangunan bebas dari kolom
contohnya seperti aula ataupun sebuah show room, yang batas kekuatannya
adalah batas terbesar ukuran bangunan dimana perhitungan dan pemilihan
material yang digunakan adalah meterial yang kaku. Terutama apabila proyek
si plat adalah besar kekuatan dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik
pra-tekan. (Lihat gambar 1)
a.

b.

CANTILEVER

Gbr. 1
CORE
Detail Cantilever
Potongan model struktur cantilever
Detail bentuk desain struktur
cantilever yang dikombinasikan
dengan core
c.

Cantilever Slab Structure adalah hubungan struktur antara bidang penjepit


dengan yang dijepit, terjadi pada salah satu pangkalnya saja, sehingga cenderung
ujung yang lain menggantung sehingga memungkinkan ruang yang lebar dan
bebas kolom.
Namun demikian struktur ini mempunyai keterbatasan, dalam hal beban yang
ditimbulkan oleh bidang yang menggantung dan berhubungan dimensi bidang
tersebut (tebal, panjang, lebar, dan lain-lain).
A. Macam-Macam Bentuk Struktur Cantilever Slab
Yang dimaksud dengan struktur cantilever satu sisi dan struktur cantilever
dua sisi adalah cantilever yang terdapat pada bangnan tinggi, yang berstruktur
rangka. Jadi cantilever bukan sebagai struktur utama tapi hanya pada tepi
bangunan dimana letak kolom lebih kedalam dari batas lantai 2 dinding.

STRUKTUR CANTILEVER STRUKTUR CANTILEVER


DENGAN KOLOM DITEPI SATU SISI

STRUKTUR CANTILEVER Gbr. 2


DUA SISI Macam-macam bentuk
Struktur Cantilever

Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut tampak dari diagram datar
bahwa kolom sudut itu hanya memikul antara 10-20% dari beban vertikal yang
dipikul oleh kolom-kolom tengah yang memikul posisi paling berat.
Hal-hal diatas mendasari adanya cantilever satu sisi dan dua sisi Dari ilmu
statistika, pemecahannya dengan melewatkan bagian bangunan diatas lantai atas
sedemikian rupa sehingga kolom-kolom akhir mendapat pembebanan yang hampir
sama dengan kolom-kolom ditengah. Semua kolom itu membuat kontras dengan
satu sisi pendek bangunan yang nyatanya tanpa kolom-kolom sudut.

 Cantilever satu sisi


Pada gambar dibawah menunjukkan distribusi beban pada kerangka grid
lebar yang lantai-lantainya diberi tonjolan konsol/kantilever disepanjang
pendek bangunan, sedangkan kolom-kolom disepanjang bangunan tetap
berada dalam permukaan bangunan.
Cantilever bersisi satu ini juga memperkaya komposisi arsitektural
sebagai hasil untuk ciri yang diperlukan untuk membedakan berbagai
tampak.

Gbr.3
STRUKTUR CANTILEVER
SATU SISI

Cantilever satu sisi berhubungan erat dengan penyusunan kembali tampak


pada sisi panjang dari sistem pendek bangunan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut :
- Sebuah balok cantilever yang bebas tidaklah dengan sendirinya
bentuk struktur yang fasih
- Diperhitungkan bagaimana pembebanannya, dimana menonjolnya,
bagaimana menahannya dan hubungan antara bentangan cantilever
dan struktur pendukung.
- Balok cantilever harus dihubungkan secara organis kerangkanya,
sebab balok cantilever dan rangka bangunan merupakan satu
kesatuan yang rigid (kaku) dan monolit.
- Bila cantilever mempunyai proporsi yang sama, maka akan terjadi
perkembangan yang wajar dari dimensi konstruksi lantai.
Gambar dibawah ini menunjukkan tampak kerangka dengan jarak kolom
yang tepat dengan variasi cantilever serta penyesuaian dengan momen
negatif. Momen cantilever ditempat dukung harus mempunyai hubungan
yang amat tentu dengan momen lengkung pada balok bentang lain.
Apabila penonjolan cantilever amat kecil maka ekspresinya akan hilang,
walaupun unsur strukturnya tidak terlihat. Tentunya pada keadaan tertentu
cantilever yang amat kecil dengan murni meyakinkan logika fungsionalnya.
Pada gambar dibawah ini penonjolan cantilever ditentukan oleh tebalnya
tembok dinding yang padat hal ini mampu menahan gaya angin.
Cantilever sukar diterapkan dalam konstruksi grid sempit. Dalam struktur
grid lebar cantilever dapat dinyatakan dengan kuat dan fasih.

 Cantilever dua sisi


Dalam struktur rangka kecuali cantilever di satu sisi dapat pula dipasang
cantilever dikedua sisi sudut bangunan bagian atas. Gambar disamping
menunjukkan bagaimana cara rangka grid lebar membagi ratakan beban
pada kolom-kolom berikut yakni kolom sudut. Disini kolom sudut mendapat
bagian beban yang sama dideretan kolom tengah.

Gbr.4
STRUKTUR CANTILEVER DUA SISI
Pemberian cantilever ini pada grid sempit tidaklah cocok, karena jarak
kolom ke arah memanjang terlalu dekat untuk memenuhi keperluan didalam.
Pada gambar dilihat beberapa bangunan dengan cantilever dikedua sisi.
Disini kerangka diundurkan dari semua tampak dan hanya dapat dibedakan
dari luar, karena bidang-bidang jendela dibuat transparan.
Ekspresi tampak berasal dari dinding tirai yang geometris yang dalam
perencanaan seorang arsitek mempunyai kebebasan yang sempurna. Dalam
gambar disamping tampak ringan hanya seolah-olah digantung secara
serampangan pada kerangka. Dalam hal ini tergantung dari pemeliharaan,
hubungan yang baik antara kulit luar dan rangka pendukung.
Apabila dinding tirai dibuat dari rangka padat, maka akan terkesan berat
dan tidak adanya kesatuan antara bagian luar dan kerangka yang didalam.
Cantilever dua sisi memberikan kesempatan yag sama dalam pemecahan
masalah seperti juga pada cantilever satu sisi.

B. Parameter dan Pertimbangan Struktur


. Parameter Struktur
- Kekuatan
Sebuah bangunan haruslah mempunyai kekuatan untuk dapat berdiri.
Kekuatan tegaknya suatu bangunan sangatlah tergantung pada jenis
struktur yang digunakan, sehingga beban yang mungkin diterima oleh
bangunan dapat diperkirakan dengan cara perhitungan matematis
struktur. Hal ini perlu dilakukan guna menghindari terjadinya sebuah
kecelakaan yang menyebabkan keugian baik materi maupun jiwa.
Selain itu dengan memperhitungkan sistem struktur terutama
bangunan yang menggunakan struktur cantilever, maka bangunan
tersebut sekiranya dapat menahan beban yang diterima. Pada
perencanaan sebuah bangunan dikenal adanya beberapa jenis beban
yang sekiranya dapat mempengaruhi bentuk, kekuatan, kestabilan dan
keseimbangan dari bangunan tersebut. Penanganan terhadap faktor
diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Pada kolom yang tertinggi dengan beban sentris pada sumbu balok
mengakibatkan batang kolom mengalami tekuk akibat gaya yang
bekerja. Besarnya tekuk yang terjadi sangat bergantung pada
besarnya beban yang bekerja serta material yang digunakan.
• Hal ini berlaku juga untuk struktur utama pada sebuah bangunan.
Misalnya sebuah bangunan menggunakan Cantilever Slab sebagai
struktur utama, maka elemen struktur bergerak sehingga
menyebabkan terjadinya dari reaksi partikel-partikel struktur
cantilever.
• Karena dimensi yang tidak tepat dari struktur cantilever maka elemen
struktur bergerak mengikuti arah beban luar yang bergerak (terjadi
tekuk).

Lb = 2h
h Lb = h Lb = 1/2h

Gbr.5
Analisa Grafis Perubahan Bentuk
Pada Struktur Cantilever

Agar elemen struktur mampu memikul beban yang terjadi, maka dimensi
yang melawan gaya tarik akibat gaya luar diperbesar sehingga elemen
struktur dapat menahan beban yang terjadi.
Struktur cantilever slap adalah hubungan struktur antara bidang penjepit
dengan bagian yang dijepit dan terjadi pada bagian pangkalnya, sehigga
ujung yang lain tergantung. Pemikul sistem lantai dari sebuah bangunan
dengan sistem cantilever akan memungkinkan adanya ruang yang bebas
terhadap kolom dengan kekuatannya sama besar dengan besarnya ukuran
ruang yang dimaksud. Kekakuan plat dapat ditingkatkan dengan
menggunakan teknik-teknik struktur pra-tekan

Gbr.6
Analisa Grafis Perubahan Bentuk Pada
Struktur Cantilever setelah diberi beban

Struktur rangka tinggi pada lantai yang tercantilever pada setiap lantai
memungkinkan adanya ruang yang fleksibel didalam dan diatas rangka.
Sistem gantung memungkinkan memungkinkan penggunaan bahan secara
efisien dengan menggunakan penggantung sebagai pengganti kolom, untuk
memikul beban lantai.
Kekuatan unsur tekan harus dikurangi karena adanya bahaya tekuk.
Berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendayagunakan kemampuannya
secara maksimal, kabel-kabel penggantung meneruskan ke rangka dibagian
atas yang tercantilever dari inti pusat.

Beberapa contoh struktur tercantilever :

STRUKTUR GANTUNG STRUKTUR PLAT RATA


(CANTILEVER) CANTILEVER

Balok Pengikat STRUKTUR CANTILEVER


Balok Cantilver
Gbr. 7
Core/inti Bangunan Penampang Beberapa Bentuk
Struktur Cantilever Yang Memiliki
Kekuatan Terhadap Dimensi
Bangunan

- Kestabilan
Kestabilan dapat tercapai apabila bentuk bangunan secara
keseluruhan mampu menahan gaya yang berasal dari luar (gaya lateral)
yang disebabkan oleh gaya angin dan gempa. Untuk mengatasi gaya
tersebut diatas digunakan penyelesaian sistem struktur pada struktur
lantai.

a.

b.

Gbr. 8
Gambar a. Desain Struktur LantaiYang berfungsi sebagai
Pengaku Bangunan
Gambar b. Menunjukkan Bentuk Sususan Balok Struktur
yang berfungsi untuk menjaga kestabilan Bangunan

► Untuk meniadakan puntiran akibat angin, maka pada struktur lantai


dipasang balok pengikat (brancing), brancing horisontal dipilih untuk
menahan gaya lateral yang mengenai bidang bangunan. Dimana
bracing ini berfungsi sebagai pengaku struktur pada bangunan.
Gaya-gaya pada bracing dalam arah diagonal akan melawan gaya lateral,
sehingga resultan gaya menjadi seimbang atau sama dengan 0 (nol).
Dengan demikian balok pengikat cukup diletakkan di tepi-tepi bidang lantai.
Karena bidang tepi berhubungan dengan gaya luar (gaya lateral).
► Bila gaya lateral yang mengenai bangunan dengan arah yang sejajar,
maka akan menimbulkan flutering atau puntiran pada bangunan.
► Sedangkan untuk mengakukan letak kolom struktur akibat gaya
lateral yang terjadi, digunakan balok pengikat yang dihubungkan
dengan balok-balok utama, sehingga gaya lateral dapat ditiadakan
oleh balok pengikat. Dengan menggunakan cara ini maka bangunan
akan dapat menahan beban yang ditimbulkan oleh gaya lateral.
- Keseimbangan
Upaya menciptakan suatu bentuk yang mampu berdiri sendiri, yang
disebabkan oleh gaya gravitasi. Untuk dapat mencapai kondisi yang
seimbang, dalam menyelesaikan sistem struktur sebuah bangunan
adalah :
► Balok sebagai struktur pendukung dengan perletakan bebas pada
ujungnnya dan terjepit pada ujung yang lain, akan membentuk
momen terbesar pada ujung yang bebas. Maka bentuk sistem
struktur yang paling tepat untuk bangunan seperti ini adalah sistem
struktur cantilever.
M = P. l
P M=0

Terjadi momen negatif (-) ada


ujung jepit sedangkan nilai momen
pada ujung yang beban adalah 0
(nol).
Ini disebabkan karena beban
bekerja pada ujung balok/plat yang
tercantilever
Gbr. 9
Bentuk Analisis Dalam Menjaga Keseimbangan
Struktur Cantilver pada Bangunnan
► Akibat memerlukan ruang cukup luas, maka sistem cantilever dengan
bentangan yang cukup luas, panjang dan dimana pada salah satu
ujungnya bebas dimungkinkan terjadinya tekuk akibat beban yang
diterima atau dipikul maka perlu adanya penanganan khusus yaitu
dengan cara menggunakan kabel baja sebagai pengaku yang
dipasang pada ujung bebas dari struktur cantilever dengan tiang
kolom sebagai pendukung utama atau pengaku bangunan.

P
T kabel

Struktur centilever setelah diikat


Struktur cantilever ketika terjadi dengan kabel baja akan tetap
beban akan mengalami perubahan stabil, gaya yang bekerja pada
(defleksi) kabel adalah gaya tarik.

Gbr. 10
Gambar Struktur Cantilever yang mengalami Defleksi
(perubahan bentuk) dan cara menanggulanginya

► Penggunaan material yang tipis akan melekuk pada arah gaya tekan
diikuti oleh elemen lain yang berhubungan dengannya. Oleh karena
itu timbul puntiran dengan menggabungkan kedua elemen struktur
cantilever dengan balok tarik pada ujung kolom dan balok tekan pada
bagian tengah kolom sebagai perlawanan dari pergerakan elemen
struktur cantilever.
Balok tekan
Utama
Kabel
Kabel
Pengaku
Kabel
Tarik
Tarik
Kabel
Tarik

Balok
Tekan

Permukaan Tanah

Gbr. 11
Struktur Cantilever Gabungan 2 Elemen dan pola penyaluran
gaya

► Dengan penggabungan dua elemen struktur cantilever melalui balok


penghunbung (tarik-tekan) diperoleh satu bentuk struktur yang
seimbang.

....Pertimbangan Struktur
Dalam merencanakan bangunan multi lantai, pemilihan struktur tidak
hanya berdasarkan pemahaman struktur dalam konteksnya semata.
Pemilihannya cenderung ke arah faktor fungsi dikaitkan dengan kebutuhan;
sosial, ekonomi, budaya dan tekhnologi. Pertimbangan-pertimbangan itu
adalah sebagai berikut :
Pertimbangan dalam perencanaan bangunan multi lantai dengan
menggunakan struktur cantilever slab.

1. Ekonomi
Dalam perencanaan bangunan tinggi, para arsitek cenderung lalai dalam
menanggapi dan untuk disadari, adalah bahwa penentuan sistem bangunan
tidak boleh berupa sekedar keinginan yang tak berdasar, tetapi harus
memasukan pertimbangan faktor ekonomi secara cermat.
Bangunan yang didirikan harus berdiri dengan kokoh, tentunya dengan
dana yang cukup tinggi serta pertimbangan material yang digunakan. Dalam
hal ini “Cantilever Slab Structure” dapat menjadi satu sistem struktur dengan
ruang yang luas dan bebas kolom.
2. Kondisi Tanah
Kondisi tapak yang semakin sempit didaerah perkotaan dan kebutuhan
akan ruang yang banyak serta luas sesuai dengan tuntutan perkembangan
sebuah daerah menjadikan bangunan multi lantai atau yang sering disebut
bangunan berlantai banyak (bangunan tingkat tinggi) sebagai alternatif
pemecahan terhadap masalah terhadap kondisi tapak yang sempit.
Keberadaan sebuah bangunan multi lantai sangat bergantung pada kondisi
struktur tanah, material struktur dan sistem struktur.
Pemilihan jenis bangunan juga sangat tergantung pada fungsi geologi
tapak. Apapun masalahnya ketiga variabel struktur bangunan yaitu sub
structure (struktur bagian bawah), upper structure (struktur bagian tengah)
dan super structure (struktur bagian atas) yang ditambah dengan kondisi
tanah memberikan kebebasan komposisi dalam memilih sistem struktur yang
digunakan. (Lihat gambar 2)

Gbr. 12
Kondisi Struktur Bangunan akibat dari
kurang baiknya daya dukung tanah
3. Pabrikasi dan Pembangunan
Perencanaan prosedur pabrikasi dan pembangunan merupakan faktor-
faktor yang penting dalam mempertimbangkan pemilihan sistem struktur
serta dapat menjadi pertimbangan untuk menentukan metode konstruksi.
4. Pertimbangan Mekanis
Sistem mekanis yang digunakan dalam merancang bangunan tinggi
terdiri dari sistem HVAC (Heating Ventilation and Air Conditioner), lift, listrik,
pipa air dan pembuangan disposal padat dan disposal cair.
Sistem pemasok energi dapat dipusatkan pada inti bangunan (core)
mekanis yang dipadukan dengan daerah inti umum. Kadang-kadang ruang
ducting ditempatkan pada fase eksterior atau digunakan sistem interspesial
dengan lantai mekanis untuk peralatan yang berat. Saluran atau jaringan
utilitas ditempatkan dalam saluran tersendiri dipisahkan berdasarkan fungsi
tetapi masih berada dalam core sehingga tidak mengganggu kenyamanan
pemakai bangunan.
5. Pertimbangan Rasio Tinggi-Lebar Suatu Bangunan
Dengan meningkatkan rasio minimum tinggi bangunan terhadap lebar
sebuah bangunan, maka kekakuan bangunan pun harus ditingkatkan. Hal ini
disebabkan karena momen lentur yang dipikul oleh core akibat beban
bangunan sendiri maupun beban dari luar juga akan bertambah.
6. Pertimbangan Tingkat Bahaya Kebakaran
Dalam perencanan bangunan multi lantai, api sebagai faktor penyebab
kebakaran menjadi bahan yang penting untuk dipertimbangkan, karena ;
1. Hampir semua lantai berada diluar jangkauan tangga pemadam
kebakaran.
2. Evakuasi darurat yang menyeluruh mustahil dilakukan dalam waktu
singkat.
Sesuai tuntutan persyaratan pengamanan terhadap bahaya kebakaran,
suatu konstruksi bangunan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

- Ketahanan struktur untuk jangka waktu tertentu dengan


menggunakan bahan-bahan tahan api yang tidak akan terbakar atau
menghasilkan asap.
- Pembatasan Pembatasan penjalaran api agar penyebarannya ke
bangunan lain dapat dicegah.
- Sistem keluar (exit) yang memadai disesuaikan dengan kapasitas
dan fungsi bangunan.
- Sistem peringatan dini terhadap api dan asap yang efektif.
- Splinker dan ventilasi untuk api dan asap
7. Pertimbangan Lingkungan/Setempat
Hal ini berkaitan dengan peraturan pembangunan dan penataan sarana
dan prasarana wilayah pada suatu daerah yang menjadi lokasi pembangunan
sebuah bangunan multi lantai, dimana peraturan-peraturan tersebut akan
mempengaruhi sistem konstruksi bangunan. Peraturan-peraturan tersebut
antara lain menyangkut zoning, keseimbangan dengan bangunan lain yang
sudah ada disekitarnya, sistem konstruksi (kekuatan, kenyamanan, dan lain-
lain), tampilan bangunan (estetika), sarana utilitas yang memadai dan
dampak terhadap lingkungan.
Selain dari hal-hal teknis (peraturan-peraturan) tersebut, hal-hal non-
teknis yang juga berkaitan dengan pertimbangan perencanaan pembangunan
bangunan/gedung multi lantai adalah ketersediaan material bahan bangunan
didaerah tersebut, dengan perhitungan material bahan bangunan diproduksi
di daerah itu tanpa dipesan dari daerah lain.

C. Alternatif Pemakaian Bahan Pada Struktur Cantilever Slab


 Beton bertulang/komposit memiliki gaya tekan dan gaya tarik
• Tulangan besi
Kolom Dan Lantai
• Tulangan baja
 Kabel digunakan sebagai elemen penunjang karena memiliki gaya tarik yang
kuat.

Elemen vertikal pada bangunan ini digunakan :


• Beton bertulang
• Kabel baja

Elemen Struktur
Struktur balok lantai yang bebas tanpa kolom menerima gaya-gaya yang
disalurkan ke kolom dan core selanjutnya diteruskan ke pondasi, dan dari pondasi
diteruskan ke tanah kemudian tanah akan memberikan reaksi dari beban yang
disalurkan.

Kolom Pengganti Core


• Berfungsi sebagai elemen pengaku struktur terhadap beban yang menimpa
bangunan (beban vertikal dan beban lateral).
• Sebagai elemen pendukung dari balok cantilever sekaligus menyalurkan atau
mendistribusikan gaya-gaya yang bekerja ke pondasi.
• Antara kolom dihubungkan dengan balok-balok untuk menyatukan kolom
yang berfungsi untuk menyalurkan dan mengatasi gaya-gaya akibat beban
bangunan.
• Pada bagian atas bangunan antar kolom dihubungkan dengan kabel baja
yang bekerja dengan gaya tarik untuk mengatasi gaya tekuk pada balok
cantilever sehingga sistem struktur yang ada tidak mengalami defleksi atau
perubahan.
• Material struktur berupa kabel, beton bertulang atau komposit dan pipa baja
mempunyai fungsi yang estetis, awet dan kuat.
Gaya-gaya akibat pembebanan pada struktur cantillever mengakibatkan gaya
geser vertikal, oleh kabel gaya-gaya tersebut disalurkan ke kolom dan core
selanjutnya diteruskan ke pondasi lalu ke tanah.
Beban
Beban Kolom/Cor
Kabel
Kabel Kolom/Cor Ponda
Ponda
pada
pada
ee sisi
cantilever
cantilever

D. Combinasi Struktur
 Struktur Cantilever Slab Dengan Core
Core/kolom dengan balok cantilever terjadi hubungan jepit dan
merupakan satu kesatuan yang utuh stabil dan monolit atau struktur yang rigid.
Core merupakan inti strukur suatu bangunan tingkat tinggi sehingga semua
sistem struktur berhubungan langsung dengan core.
Apabila besar dimensi dari balok sama mengakibat pembebanan, balok
akan mengalami lendutan. Untuk mengantisipasi lendutan yang terjadi maka
perlu adanya penyelesaian-penyelesaian antara lain:
- Yang kuat terhadap gaya tarik yaitu besi baja, bagian atas balok cantilever
diperbesar
- Yang kuat terhadap gaya tekan yaitu beton, bagian bawah balok cantilever
beton diperbesar/diperkuat
- Bentuk/dimensi balok cantilever itu sendiri

CORE

CANTILEVER

CANTILEVER

CORE

Gbr. 13
Sketsa Struktur Cantilever yang di
kombinasi dengan struktur lainnya
(Core)
 Kombinasi Struktur Cantilever Dengan Tiang V
Pemakaian tiang V yang dikombinasikan dengan cantilever umumnya
dipakai untuk bangunan-bangunan bertingkat yang tidak terlalu tinggi, karena
beban yang dipikul cantilever akan semakin besar dan menyebabkan nilai
momen menjadi besar pula. Penggunaan tiang V dengan kombinasi cantilever
umumnya hanya dapat memikul satu sampai dua lantai saja sebab beban
yang ditimbulkan terutama pada bagian atapnya tidak begitu besar.
Tiang V dengan kombinasi cantilever yang memikul beban bangunan
lebih dari dua lantai merupakan tipuan tampilan bangunan saja. Sebab
sebenarnya pada bangunan tersebut adanya cantilever-cantilever yang dipilkul
oleh kolom pada tiap lantai dimana kolom-kolom tersebut yang meneruskan
gaya-gayai beban yang ada dari atas (atap) sampai dibawah (pondasi).
Prinsip ini diikuti dengan melihat besarnya momen yang ada, dengan
pemakaian struktur yang tepat sehingga mencerminkan nilai ekonomis dari
konstruksi tersebut. Penggunaan tiang V dengan kombinasi cantilever yang
diletakkan diatas kaki-kaki struktur yang rigid (kaku) akan menghasilkan
sebuah bangunan yang bila dilihat dari segi kekuatan dan kestabilan sangat
kokoh.

E. Pola Penyebaran Gaya Pada Struktur Cantilever Slab


Gaya-gaya yang terjadi akibat beban yang ditimbulkan dapat dibagi menjadi
dua yaitu gaya vertikal dan horisontal. Yang termasuk dalam gaya vertikal antara
lain sebagian dari beban konstruksi, beban manusia dan perabot. Sedangkan gaya
horisontal ditimbulkan oleh antara lain beban angin, gempa dan sebagian dari
beban konstruksi. Akibat dari gaya lateral yang diterima oleh cantilever slab
adalah:
- Terjadinya lenturan pada core
- Terjadinya puntiran pada core

h
(tinggi)

Gaya lateral berpengaruh pada kekakuan struktur sehingga diperlukan


perlakuan khusus terutama pada elemen yang banyak menahan momen lentur
akibat gaya lateral yaitu Core, yang berfungsi sebagai elemen pengaku dan
sekaligus tumpuan utama dalam menahan beban sehingga kekakuan struktur
dapat terjaga.

CANTILEVER

CORE

EARTH

Gbr. 14
Proses Penyaluran Gaya-Gaya
Pada Bangunan yang menggunakan Struktur Cantilever
Balok Cantilever

Core sebagai pengaku

Gbr. 15
Sistem penyebaran gaya pada struktur cantilever yang
digabungkan dengan core STRUKTUR CANTILEVER

Gbr. 16
Sistem penyebaran gaya pada struktur
cantilever dengan sistem kolom STRUKTUR CANTILEVER
F. Jenis Pembebanan
Pembebanan struktur sangat beraneka ragam dan rumit (kompleks).

Jenis-Jenis Beban yang di terima


Beban yang dipikul oleh suatu bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian
besar yaitu beban mati dan beban hidup. Beban mati terdiri dari beban angin,
salju dan konstruksi sedangkan beban hidup terdiri dari beban manusia dan
beban perabot.

- Beban mati
Pada sebuah bangunan yang dimaksud dengan beban mati adalah
beban yang ditimbulkan oleh bangunan itu sendiri yang bersifat permanen
dan beban dari luar tetapi bersifat sementara, misalnnya beban angin, salju
dan hujan. Beban mati itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
kelompok besar yaitu beban statis dan beban dinamis.
Dalam pengertiannya beban statis merupakan beban bangunan yang
bersifat permanen ditimbulkan oleh setiap unsur struktur yang digunakan,
dengan kata lain beban statis merupakan beban dari bangunan itu sendiri.
Dimana beban konstruksi terutama yang terjadi pada bangunan tingkat tinggi
atau berlantai banyak jauh lebih besar dari pada beban konstruksi yang
terjadi pada bangunan satu lantai.
Sedangkan beban dinamis merupakan beban yang terjadi pada sebuah
bangunan dan bersifat sementara, beban dinamis merupakan jenis beban
yang berubah sesuai dengan perubahan musim dan waktu ataupun juga
diakibatkan oleh fungsi ruang pada bangunan untuk jangka waktu yang tidak
tentu. Beban yang ditimbulkan oleh perubahan musim dan waktu sering juga
disebut sebagai beban lateral atau beban luar, antara lain berupa beban
angin, salju dan hujan.

- Beban konstruksi
Unsur struktur pada umumnya, dirancang untuk beban mati dan beban
hidup. Akan tetapi unsur tersebut dapat dibebani oleh beban yang lebih besar
dari beban rencana ketika bangunan didirikan.
Beban ini dinamakan sebagai beban konstruksi dan merupakan
pertimbangan yang penting dalam sebuah rancangan arsitektur. Beban
konstruksi juga harus diperhitugkan untuk suatu balok yang dirancang untuk
perilaku secara komposit dengan plat beton.

- Beban hujan, es dan salju


Beban salju hanya perlu dipertimbangkan untuk struktur atap dan bagian-
bagian lain pada bangunan yang sekiranya dapat menjadi tempat
penampungan salju, bagian-bagian tersebut antara lain pelataran terbuka,
balkon, top floor dan teras. Sedangkan beban hujan umumnya tidak sebesar
beban yang ditimbulkan oleh salju tetapi adanya akumulasi air yang
mempunyai berat jenis berbeda dan dapat merusak sistem struktur yang ada.
Beban hujan umumnya terjadi pada saluran-saluran pada atap sehingga
saluran-saluran menjadi tersumbat, lendutan yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada material struktur bangunan. Sedangkan beban es lebih
sering mengumpul atau terjadi pada bagian-bagian unsur yang terkantilever.
Beban es ini bila ditinjau dari berat beban yang ditimbulkan hampir menyamai
beban salju.

- Beban angin
Beban angin yang menekan atau menghisap bangunan besar
kekuatannya tidak menentu dan sukar dipastikan. faktor-faktor yang
terpenting untuk dapat memperhitungkan beban angin adalah kecepatan
angin, kepadatan udara, permukaan bidang dinding bangunan dan bentuk
dari bangunan itu sendiri.
Untuk menanggulangi tekanan dan hisapan angin perlu dipasang
penguat berupa siku-siku, bengunan petak/gelagar dan penguat sudut
sebagai konstruksi penahan angin. Untuk dapat memahami dan perilaku
angin secara ilmiah sangat mustahil tetapi untuk dapat memperkirakannya
masih memungkinkan. Aksi angin pada bangunan multi lantai bersifat
dinamis dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan bentuk permukaan
dari bangunan itu sendiri.

- Beban gempa
Gempa yang terjadi dari longsoran tanah, gerakan tektonik dan letusan
gunung berapi akan mengakibatkan getaran pada permukaan bumi yang
dapat mengakibatkan kerusakan baik pada lingkungan maupun bangunan.
Pada bangunan gempa dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem struktur
yang ada, pada bangunan multi lantai sistem struktur yang digunakan harus
diadakan perhitungan yang lebih mendetail terhadap gempa. Dalam
perencanaannya sebuah sistem struktur yang akan digunakan harus lebih
dulu dilakukan uji coba terhadap tingkat kekuatannya untuk sebuah
bangunan multi lantai dengan fungsi tertentu.

- Beban hidup
Yang dimaksud dengan beban hidup adalah berat beban-beban yang
dapat dipindah-pindah atau berubah tempat seperti orang, perabot, penyekat
ruang yang fleksibel tetapi tidak termasuk sistem struktur hujan, es dan salju.
Dengan adanya hal-hal yang tak terduga dari bangunan multi lantai maka
hampir mustahil untuk memperkirakan besarnya beban hidup yang
ditimbulkan akan mempengaruhi sistem struktur bangunan. Dari sudut
pandang struktur pemilihan struktur yang memadai tergantung pemahaman
terhadap 3 (tiga) faktor yaitu :
- Beban yang akan dipikul
- Sifat bahan konstruksi
- Aksi struktur yang mengarahkan, gaya-gaya beban melalui
komponen struktur ke dalam tanah
Dengan mempertimbangkan ketiga faktor ini seorang perancang struktur
dapat memperkirakan model sistem struktur, perilaku struktur dan bahan atau
material yang digunakan untuk menyelesaikan

G. Perubahan Bentuk Bangunan Akibat Pembebanan Pada Struktur


- Beban konstruksi
Akibat struktur core tidak kuat menahan beban sendiri serta menahan
beban yang diterima maka struktur akan mengalami deformasi bentuk dengan
kata lain perubahan bentuk sehingga secara keseluruhan struktur bangunan
akan runtuh.

Gbr. 17
Kondisi Struktur Bangunan akibat
dari beban konstruksi
- Beban angin

Gbr. 18
Perubahan bentuk pada
bangunan akibat beban angin

Gbr. 19
Posisi banguunan bila dilihat
dari atas, mengalami pergeseran
Gbr. 20
letak akibat beban angin
Terjadi puntiran pada
bangunan akibat bebam angin

Gbr. 21
Perubahan bentuk pada bangunan
akibat beban angin
- Beban gempa
Pondasi adalah titik singgung antara struktur bangunan dengan tanah maka
gerak seismik bekerja pada bangunan dengan menggoyang pondasi bolak-
balik. Massa bangunan akan menahan gerakan ini dengan membangun gaya
innersia pada struktur, aksi ini serupa dengan innersia lateral.

Besar gaya inersia horisontal (F) bergantung pada massa


bangunan (M) percepatan permukaan (A) dan sifat
struktur
Dengan rumus Newton II : F = M . A

Dalam kenyataannya hal ini tidaklah demikian, karena pada tingkat tertentu
semua bangunan adalah fleksibel. Untuk struktur yang hanya sedikit berubag
bentuk, artinya menyerap sebagian energi dimana besar gayanya akan kurang
dari masa percepatan. Akan tetapi struktur yang fleksibel mempunyai waktu
getar alamiah yang mendekati waktu getar gempa permukaan dapat mengalami
gaya jauh lebih besar yang ditimbulkan oleh gerak permukaan bumi berulang
kali.
Gaya aksi lateral pada bangunan tidak hanya disebabkan oleh percepatan
goyang permukaan bumi saja tetapi juga oleh tanggapan struktur bangunan
terutama pondasi yang langsung berhubungan dengan bumi.

Distribusi lateral dari geser dasar


Gaya geser pada tingkat manapun bergantung pada bagaimana struktur
mengalami perubahan bentuk, yaitu pada massa lantai dan amplitudo osilasi
yang dianggap berbeda secara linear sesuai dengan ketinggian bangunan.
Artinya, gaya gempa dapat melenturkan sruktur ke bentuk-bentuk yang dikenal
sebagai mode vibrasi alamiah.
Gerakan bangunan akibat gerakan tanah.
Pondasi struktur bangunan dapat bergerak akibat dari sebab sehingga
seluruh bangunannya bergeser atau sebagian dari bangunan akan turun. Antara
lain disebabkan karena adanya dua atau beberapa macam tanah yang terdapat
dibawah bangunan sehingga reaksi tanah tidak merata. Macam atau sistem
pondasi sebagai pendukung suatu bangunan juga dapat menjadi penyebab
turunnya bangunan baik sebagian ataupun pada bagian-bagian tertentu.

a. b.
Gbr. 22
Pada Gambar a dan b menunjukkan perubahan
bentuk bangunan akibat gempa

Mengingat hal tersebut diatas, perlu sekali sebelum menentukan sistem


pondasi dilakukan analisa dan pengamatan terhadap kondisi tanah dilokasi
perencanaan.

H. Keuntungan Dan Kerugian


Keuntungan dan kerugian dalam pemilihan “cantilever slab structure” adalah
sebagai berikut :
. Keuntungan :
- Fleksibilitas ruang tinggi karena terjadi ruang bebas kolom, akibat dari
pemakaian core yang rigid (kaku) sebagai pengganti kolom. Dimana
dinding hanya berfungsi sebagai partisi.
- Dengan menggunakan struktur cantilever penggunaan kolom relatif
sedikit.
- Sistem utilitas dan service dapat ditempatkan pada core sehingga lebih
mempermudah dalam pengontrolan, perawatan dan pemeliharaan
(maintenance).
. Kerugian :
- Bila ditinjau dari segi biaya, maka biaya perencanaan dan pelaksanaan
jauh lebih mahal. Ini disebabkan untuk mengimbangi bentangan balok
cantilever, maka dipakai material composit atau balok-balok press truss
yang rigid (kaku).
- Ditinjau dari segi arsitektur, bentuk bangunan yang menggunakan
struktur cantilever cenderung sederhana dan monoton.
- Pada daerah sambungan, seperti pada sambungan antara vertikal dan
horizontal harus memerlukan perhitungan yang lebih sistematis.
BAB III
STUDI KASUS

Obyek studi kasus untuk bangunan yang menggunakan struktur kantilever slab
adalah TOUR DU MIDI yang terletak dikota Brussel, Belgia.

Gbr. 23
Sketsa 3D Bangunan Tour du Midi yang
diambil sebagai objek Studi Kasus
Spesifikasi bangunan objek studi kasus :

 Berfungsi sebagai bangunan perkantoran/Office building


 Jumlah lantai adalah 37 lantai dengan ketinggian dari permukaan tanah adalah
149.5 M
 Luas total bangunan 41.000 M2
 Kapasitas daya tampung bangunan adalah 3.500 orang
 Ketebalan core sebagai inti struktur bangunan adalah 70 CM
 Technical service room/ruang service dan mekanikal elektrikal terletak pada
basement dan lantai atas
 Vertical circulation/sirkulasi vertikal terdiri dari 8 (delapan) buah lift dan 1 (sata)
buah tangga yang terletak didalam core serta 1 (satu) buah tangga yang terletak
diluar core
 Tempat parkir kendaraan berada di lantai 3 basement dengan kapasitas parkir
300 buah mobil
 Sistem struktur terdiri dari :
- Balok cantilever yang menggunakan baja profile
- Core terbuat dari beton komposit yaitu baja dan beton

CANTILEVER BAJA
CORE
DINDING PARTISI

Gbr. 24
Sketsa Potongan Bangunan
TOUR Du MIDI yang
diambil sebagai objek studi
kasus
Analisa

- Untuk mendapatkan ruang yang luas dengan sedikit atau bebas kolom, maka
bangunan ini menggunakan sistem struktur cantilever.
Pada bangunan ini sistem struktur cantilever digunakan untuk menahan
struktur dengan bentangan sepanjang 9.40 M
- Core selain berfungsi sebagai penyalur gaya vertikal yang terjadi juga
digunakan untuk penempatan lift dan saluran utilitas (shaft).
- Bentuk pondasi yang melebar didalam tanah dipergunakan sebagai basement.
Selain itu pondasi yang berada didalam tanah juga berguna untuk menjaga
kestabilan bangunan akibat gaya-gaya vertikal maupun horisontal.

Gbr. 25
Sketsa Perubahan bentuk
Bangunan akibat beban angin
A. DAFTAR PERTANYAAN
1. Berapa bentangan panjang maksimum yang diizinkan pada bangunan yang
menggunakan struktur cantiliver ?
Jawab : Tidak ada batasan bentangan maksimum yang ditetapkan dalam
mendirikan bangunan yang menggunakan sistem struktur
cantilever, sebab batasan tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor-
faktor elemen struktur lainnya, yaitu :
- Jarak atau panjang massa yang diatasi oleh cantilever
- Beban massa yang dipikul oleh cantilever
- Dimensi bangunan diatas cantilever
- Bahan yang dipakai sebagai cantilever
Semakin besar dimensi bangunan, beban dan panjang massa
yang disanggah oleh cantilever semakin besar pula. Semakin
banyak faktor yang harus dipenuhi oleh cantilever terutama
kekuatan tuntuk menahan beban yang diterima cantilever.
Sehingga otomatis berkaitan pula dengan bahan struktur yang
dipakai dan alternatif bahanpun banyak tersedia antara lain beton
composit dan baja.

2. Bagaimana struktur lantai pada bangunan yang menggunakan struktur


cantilever ?
Jawab : Tidak ada yang mengharuskan bahwa struktur lantai pada
cantilever menggunakan bentuk tertentu. Pada prinsipnya
cantilever adalah penyangga bangunan yang ada diatasnya
termasuk struktur lantai, sehingga bentuk struktur lantai dapat
bervariasi dan yang baik adalah mengikuti bentuk struktur inti
atau core yang ada. Khusus untuk flat salb cantilever,
ketebalannya adalah antara 12-14 cm.
12 – 14 cm

Contoh :
 Beton antara lain :
- Slab floor
- Ribber floor
- Grid floor
- Waffle slab
 Plat baja

 Komposit
- Baja dan beton
- Baja kanal

3. Apakah pada bangunan di Indonesia contohnya bangunan Tunjungan Plaza


Surabaya, apakah juga menggunakan struktur cantilever ?
Jawab : Ya. Tetapi cantilever pada bangunan Tunjungan Plaza Surabaya
bukan sebagai struktur utama.
Cantilever disini hanya digunakan pada koridor yang mengelilingi
vide didalam bangunan.

Jepit

Bebas

4. Bagaimana dasar/kriteria untuk menentukan struktur utama pada suatu


bangunan ?
Jawab : Dasar yang dapat dipakai untuk menentukan hal ini dapat dilihat
dari urutan kehancuran dari suatu bangunan, yaitu :
 Elemen partisi
 Elemen non-struktur
 Elemen struktur utama
 Elemen pondasi
Jadi suatu urutan kehancuran suatu bangunan dapat dijadikan
sebagai salah satu dasar untuk pemilihan dan penentuan
pemakaian sistem utama bangunan. Sebab apabila struktur
utama tidak diperhitungkan secara mendetail maka akibat yang
ditimbulkan oleh hancurnya sebuah bangunan sangat besar dan
fatal.

Selain itu struktur utama dapat dilihat dari ekspos yang paling
tampak atau paling besar peranannya dalam menunjang
berdirinya sebuah bangunan, selain struktur pendukung pada
sebuah bangunan.

5. Apa hubungan antara core dan cantilever ?


Jawab : Core inti atau pusat struktur bangunan yang berfungsi sebagai
penyalur dan pengaku utama berdirinya sebuah bangunan
bertingkat tinggi dan cantilever disini berpangkal pada core
tersebut.
Core dapat bersifat struktural dan utilitas. Yang dimaksud dengan
core bersifat struktural karena core berfungsi sebagai pengaku
dan pengimbang bangunan. Sedangkan core dikatakan bersifat
utilitas karena core juga diberfungsi sebagai tempat penempatan
sarana utilitas seperti pipa-pipa air bersih dan air kotor, dutching
AC, lift dan shaft. Struktur yang digunakan untuk core antara lain
tube rangka dan lain-lain.

B. DESIGN BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN STRUKTUR CANTILEVER

Anda mungkin juga menyukai