Anda di halaman 1dari 2

NOTULEN PERKULIAHAN

TEORI DAN PRAKTEK SUPERVISI PENDIDIKAN

Hari/tanggal : Sabtu/23 Oktober 2021


Waktu : Pukul 7.30-10.00 WIB
Materi : Pengertian dan teori Supervisi Akademik
Pemakalah : MELISA & KHAIRAL JAILANI
Moderator : Sri Wahyuningsih
Notulen : Nelfi Alida

Kegiatan yang berlansung selama diskusi:


1. Masukan/kritik dan saran
2. Penanya:
a. Wakini: bagaimana cara yang efektif dalam memberi pengertian kepada guru-
guru agar kapanpun supervise dapat dilaksanakan/agar guru-guru selalu siap
untuk supervise kapanpun mengingat pentingnya supervise untuk kemajuan
sekolah
b. Dedi Hendris: apa kekurangan dari supervise akademik dibandingkan dengan
supervise lainnya dalam pelaksanaan.
c. Mulyani: seperti apa tindak lanjut yang dilakukan kepala sekolah atau tim
supervise agar tujuan supervise dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat
dicapai
3. Tanggapan:
1) Melisa: (pertanyaan Wakini) dalam mengektifkan pelaksanaan supervise agar
setiap guru selalu siap kapanpun, diantara Langkah yang perlu dilakukan:
 Membuat jadwal supervise yang di pasang di tempat yang bisa dibaca
guru/disosialisasikan kepada guru
 Menghimbau guru untuk selalu siap dengan perangkat ajar setiap akan
melakukan PBM sehingga bisa siap kapanpun untuk disupervisi
 Membagikan angket penilaian/instrument supervisi kepada guru yang akan di
supervise, sehingga semua guru siap untuk di supervise.
2) Khairal jailani: mempersiapkan/mengarahkan para guru sebelum memulai PBM
di semester tersebut untuk siap dengan bahan/perangkat ajar
3) Efrita yanti: sosialisasikan jadwal supervise diawal semester sehingga setiap guru
siap kapan akan disupervisi dan tidak ada lagi penolakan dalam pelaksanaan
supervise
4) Pardi:
 Berikan pandangan pada guru bagaimana supervise itu sebenarnya
 Berikan instrument supervise pada guru yang sudah disesuaikan dengan
kondisi sekolah
5) Wakini: supervise tidak selalu harus di beritahukan sebelumnya
6) Melisa: (pertanyaan Dedi hendris)
 Kelemahan supervise akademik diantaranya guru sering merasa canggung
karena persiapan untuk supervise luar biasa sementara dalam keseharian
system PBM tidak seperti itu.
 Guru menggunakan banyak media saat supervise sehingga butuh biaya yang
cukup besar

 Sering kekurangan waktu untuk pelaksanaan PBM saat supervise karena PBM
saat supervise dilakukan secara optimal
 Tidak menunjukkan kondisi PBM yang sebenarnya karena di persiapkan
 Sulitnya mengatur waktu untuk kesinambungan supervise tersebut
7) Khairal jailani:
 Kemampuan kepala sekolah/pengawas dalam pelaksanaan supervise yang
sesuai dengan prinsip-prinsip supervise yang sebenarnya seperti perlunya
sikap humanis seorang supervisor sehingga suasana supervise sesuai dengan
tujuan sebenarnya
8) Efrita yanti:
 Pelaksanaan supervise yang dilakukan belum mencapai tujuan supervise yang
seharusnya karena kekurangan kompetensi supervisor itu sendiri
 Kekurangan kompentesi menyebabkan kekurangan komitmen dalam
menindaklanjuti kegiatan supervise
9) Nelfi alida: supervise harus dilakukan sering-sering sehingga guru terbiasa
dengan kondisi disupervisi dan terbiasa dengan upaya perbaikan dan tidak ada
lagi rasa takut untuk di supervise
10) Pardi: guru harus diberikan jadwal dan agar selalu mempersiapkan diri untuk siap
di supervise
11) Melisa: Kepala sekolah perlu memiliki ilmu dalam supervise agar supervise itu
dapat baerjalan sesuai dengan prinsip-prinsip supervise yang ada
12) Melisa: (pertanyaan mulyani)
 Melakukan analisis terhadap data dan instrument yang di supervise
 Menganalisis data hasil supervise
 Melakukan pembinaan guru baik lansung ataupun tidak lansung sebagai tidak
lanjut dari hasil supervise
13) Khairal Jailani:
 Cari tahu kekurangan yang didapatkan dari hasil supervise dan berikan solusi
yang di butuhkan
 Kepala sekolah melakukan apa yang perlu/ dibutuhkan guru dari hasil
supervise yang dilakukan seperti perlunya motivasi, berikan pelatihan atau
lengkapi prasarana yang dibutuhkan untuk optimalisasi PBM

Anda mungkin juga menyukai