PC PMII Nganjuk
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ) Cabang Nganjuk sudah sampai pada tahun
periode ke 16. Hal ini lah yang membuat PMII cabang Nganjuk bisa di katakan sudah
berumur cukup tua di wilayah matraman, melihat dari peta kelembagaan PMII yang ada di
Nganjuk mulai dari tingkatan rayon maupun komisariat. Bahkan pada periode 2019-2021,
proses pengembangan lembaga PMII lumayan pesat. Mulai dari Berdirinya PMII Rayon
Marsinah Komisariat Pangeran Diponegoro Nganjuk, Rayon Kanjeng Jimat dan Rayon Al-
Ghozali Komisariat Al-Farabi Nganjuk, serta juga berdirinya Komisariat Jaya Stamba
Kampus STKIP Nganjuk yang memang khsusus di kawal oleh PC PMII Nganjuk bahkan
sampai Rayon dan komisariat baru dari setiap Perguruan Tinggi Swasta Nganjuk.
PMII Cabang Nganjuk sudah memiliki 8 Lembaga definitif rayon maupun komisariat, yang
terdiri dari 3 komisariat definitif dan 5 rayon definitif yang ada di perguruan tinggi swasta
Kabupaten Nganjuk.
Setiap Lembaga PMII yang ada di Nganjuk mempunyai sistem database yang baik. Jumlah
anggota yang tersebar di berbagai kampus di Nganjuk, selalu didata oleh masing-masing
lembaga baik dari tingkatan Rayon, Komisariat dan Cabang. Akan tetapi selama ini kita
hanya meraba-raba jika berbicara kuantitas kader. Kondisi dan potensi anggota tidak di
kembangkan dengan baik sehingga sulit melakukan identifikasi anggota. Kesulitan
melakukan identifikasi anggota tersebut berdampak pada permasalahan-permasalahan
pengolahan anggota. Salah satu contohnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terkait
pelaksanaan pengkaderan formal yang perlu melakukan identifikasi jumlah anggota sebagai
bahan pertimbangan. Selain itu fluktuasi jumlah anggota juga perlu terus dipantau sehingga
memudahkan penyikapan maupun langkah-langkah yang tepat agar kaderisasi dapat
terkontrol dengan baik.
Oleh karena itu kita memulai dengan mencoba menegaskan kepada masing-masing lembaga
dari tingkatan Rayon sampai Komisariat se Nganjuk. Supaya memperhatiakan terkait proses
identifikasi anggota, baik dari potensi maupun minat kader agar bisa lebih memaksimalkan
pengkaderan yang ada di setiap lembaga. kita memiliki data konkrit tentang jumlah kader.
Sehingga pemetaan kader jadi lebih mudah. Dengan adanya sistem database anggota yang
baik dan detail, kita dapat melakukan pengembangan anggota dengan tepat. Kita perlu
melakukan identifikasi potensi maupun minat seluruh anggota yang tersebar di wilayah
Nganjuk, sehingga kita dapat menentukan langkah apa yang dapat ditempuh untuk proses
pengembangan potensi anggota. Karena bagaimanapun PMII harus mampu memberdayakan
potensi kader secara profesional di bidangnya agar mampu menjawab tantangan zaman.
2. Statistik Kaderisasi
Data di bawah ini adalah data hasil dari Lembaga rayon dan komisariat yang selama satu
kepengurusan ini kita lakukan melalui forum kaderisasi. Tentu data ini masih jauh dari kata
sempurna. Harapan kita kedepan semoga Lembaga rayon dan komisariat Se Nganjuk bisa
mempertahankan sistem database yang baik, sehingga rekapitulasi lebih mudah dan PMII
Nganjuk menjadi sentrum kaderisasi dengan potensi kader yang kongkret.
Dari tahun 2019 sampai 2021 jumlah anggota PMII Nganjuk mengalami tren kenaikan yang
cukup signifikan. Tentunya terjadi karena dengan adanya pemekaran Rayon dan Komisariat
baru di tahun 2019-2021. Sehingga ini perlu adanya kerja-kerja kaderisasi yang ekstra agar
tren ini tidak berbalik.
250
200
Jumlah Anggota PMII
Nganjuk
150
100
50
0
2019 2020 2021
Dari data yang masuk kepada bidang kaderisasi mulai bulan Desember sampai Agustus.
Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk memiliki jumlah anggota tertinggi yakni
156 tentu hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor, akan tetapi semangat sahabat-sahabat IAI
Pangeran Diponegoro Nganjuk dalam penjaringan kader.
Berdasarkan data yang dihimpun dari rayon dan komisariat Se Nganjuk. Jumlah anggota
yang mengikuti kaderisasi formal sangat mengalami ketimpangan. Tentu membutuhkan kerja
ekstra dari lembaga masing-masing agar anggota mengikuti kaderisasi formal pasca Mapaba.
Grafik 3.0 : Jumlah anggota yang mengikuti kaderisasi formal pasca MAPABA