SKRIPSI
Diajukan kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
JHONI KURNIAWAN NIM.
12.22.21.060
SKRIPSI
Diajukan kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dalam Bidang Ilmu Akuntansi Syariah
Oleh:
JHONI KURNIAWAN
12.22.2.1.060
ii
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2011 -2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dalam Bidang Ilmu Akuntansi Syariah
Oleh:
JHONI KURNIAWAN
12.22.2.1.060
iii
SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI
Surakarta, 21uli
J 2017
Jhoni Kurniawan
iv
NOTA DINAS
NOTA DINAS
Hal : Skripsi
Sdr : Jhoni Kurniawan
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan bahwa setelah menelaah dan
mengadakan perbaikan seperlunya, kami memutuskan bahwa skripsi saudara
Jhoni Kurniawan NIM: 12.22.2.1.060 yang berjudul :
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.
v
PENGESAHAN
Oleh :
JHONI KURNIAWAN
12.22.2.1.060
Dewan Penguji:
Penguji II
Indriyana Puspitosari, SE., M,Si., Ak
NIP. 19840126 201403 2 001
Penguji III
Sayekti Endah Retno Meilani, SE ., M.Si., Ak ., CA
NIP. 19830523 201403 2 001
Mengetahui
vi
MOTTO
kesanggupannya….”
“Seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan
PERSEMBAHAN
Dengan rasa penuh syukur cinta dan kasih Kupersembahkan karya ini
vii
bagi orang-orang yang kusayangi.
Ibu & Bapak tercinta, terimakasih atas kasih sayang & pengorbananmu yang
Terimakasih..
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia
viii
“Analisis kinerja keuangan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Indonesia
periode 2011-2015”. Skripsi ini disusus untuk menyelesaikan studi jenjang Strata
1 (S1) jurusan akuntansi syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
1. Dr. Mudofir, S.Ag, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
2. Drs. H. Sri Walyoto, M.M., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
3. Marita Kusuma Wardani, S.E., M.Si., Ak., C.A., selaku Ketua dan
Bisnis Islam.
4. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta
6. Ibuku, terimakasih atas doa, cinta, dan pengorbanan yang tak pernah ada
ix
Terhadap semua tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa serta puji
semuanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jhoni Kurniawan
x
DAFTAR ISI
ABSTRACT ……………………………………………………………………………. xi
xvi
BAB I PENDAHULUAN
xiii
1.3. Batasan Masalah ……………………………………………….. 7
xiv
3. Rasio Rentabilitas ……………………………………… 28
3.3.1. Populasi
………………………………………………..
35
3.3.2. Sampel
……………………………………………......
.. 36
xv
3.6. Variabel Penelitian
……………………………………………. …… 38
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………. 68
LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 75
DAFTAR TABEL
xvi
Tabel 4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data …………………………………. 42
DAFTAR GAMBAR
xvii
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
industrinya. Salah satu cara yang dapat diambil yaitu dengan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang semakin
neraca, laba rugi dan arus kas sebenarnya memberikan informasi menyeluruh
agar bisa menggali informasi yang lebih luas, kita mengenal bidang yang
hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan
kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Prastowo dan Julianty,
2008:56).
selama satu periode tertentu. Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur
keuangan yang dihasilkan sangat bergantung pada metode atau perlakuan yang
suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah
bagi para kreditur dapat digunakan untuk memeprkirakan potensi resiko yang
3
Salah satu teknik analisis data untuk laporan keuangan adalah analisis
rasio keuangan yang dapat memberikan informasi dan gambaran tentang kekuatan
dan kelemahan perusahaan. Analisis rasio keuangan dapat digunakan oleh investor
terhadap hutang lancarnya. Rasio likuiditas diwakilkan oleh current ratio (CR)
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih keseluruhan.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula
lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai
sedia (investory). Artinya nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari
diwakilkan oleh debt to asset Ratio (DAR) yaitu merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total utang
dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai
Menurut Kasmir (2008: 157) debt to equity Ratio (DER) merupakan rasio
yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
keuntungan pada tingkat periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang
rentabilitas diwakilkan oleh net profit margin merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah
Kasmir (2008: 199), dan return on equity (ROE) yaitu rasio yang
pemilik modal sendiri (Martono dan Harjito 2005: 60). Dari masing-masing rasio
5
diatas memilikitujuan, kegunaan dan arti tertentu. Dengan analisis rasio keuangan
keuangan perusahaan.
operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan
selama satu periode tertentu. Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan
yang dihasilkan sangat bergantung pada metode atau perlakuan yang digunakan
(Maryam, 2012).
untuk dicermati. Perusahaan makan dan minuman merupakan salah satu sektor
yang diminati oleh investor, alasannya adalah sektor ini merupakan salah satu
masyarakat, selain itu prospek yang dimiliki oleh perusahaan sektor ini sangat
makanan dan minuman akan selalu ada karena meruapakan salah satu kebutuhan
dianggap akan terus Survive. Industry makanan dan minuman adalah industry
yang perkembangannya baik, pertumbuhan yang positif, sangat cepat dan selalu
2012).
penting untuk melihat kinerja keuangan beberapa perusahaan yang ada di BEI,
Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
periode 2011 sampai dengan 2015 dilihat dari rasio curent ratio, quick ratio,
debt to equity ratio, debt to assets ratio, net profit margin, return on equity.
7
1.3.Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, agar penelitian ini dapat terarah dan dipahami
1. Obyek penelitian yaitu perusahaan Food and Beverage yang ada di Bursa
debt to equity ratio, debt to assets ratio, net profit magin dan return on
equity.
Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
2011-2015?
2011-2015?
2011-2015?
8
sesai permasalahan yang diajukan, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
1. Bagi Perusahaan
tentang current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio, net
3. Bagi Akademisi
9
Jadwal Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ke dua berisi tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini dan menjadi
dasar acuan teori yang digunakan dalam analisis penelitian ini. Selain itu, bab
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, bab ini
juga menjelaskan populasi dan penentuan sampel, jenis dan sumber data, serta
Bab keempat menjelaskan statistik deskriptif variabel dan hasil analisis data
10
BAB V PENUTUP
Bab kelima berisi kesimpulan penelitian yang didapat dari pembahasan dan
tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercemin dari keluaran yang
dan Salim (1991: 190) yang dikutip oleh Fahmi, I (2008), menyebutkan bahwa
kinerja adalah prestasi kerja yang merupakan hasil kerja yang diperoleh dari
instansi dihubungkan dengan misi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui
keuangan harus diketahui outputnya maupun inputnya. Output adalah hasil dari
12
suatu kinerja karyawan, sedangkan input adalah hasil dari suatu keterampilan yang
dalam menghasil laba. Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah
dimilikinya.
menurut Fahmi, 2012: 2 dalam Maith, 2013 menyatakan bahwa kinerja keuangan
adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah
hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen
untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efidien serta untuk melihat
kemampuan atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan suatu kegiatan tertentu
Menurut Fahmi (2012: 21) laporan keuangan adalah suatu informasi yang
adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan, dalam hal ini suatu kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Ia berkata
(2008: 7). “maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi perusahaan saat
ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu
keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-fatur,
bonbon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank, dan sebagainya.
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
dan perhitungan laba rugi serta perusahaan modal dimana neraca menunjukkan
atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang atau modal dari suatu perusahaan pada
telah dicapai oleh perusahan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan
Menurut PSAK No. 1 Tahun 2010 yaitu sebagai berikut, laporan keuangan
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan
arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
keadaan atau kondisi keuangan suatu perusahaan, serta menjadi informasi bagi
keuangan suatu perusahaan, baik pada sesuatu tertentu maupun pada periode
tertentu. Menurut Kasmir (2008: 10-11) Berikut ini beberapa tujuan pembuatan
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
periode.
2) Kreditor
3) Pemerintah
Pengertian rasio keuangan menurut Horne dikutip dari Kasmir (2008: 104)
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Ratio keuangan digunakan
untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio
ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka yang
dalam satu laporan keuangan atau antara komponen yang ada diantara laporan
keuangan.
gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan
keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi,
(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dan pos lainnya yang
hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan
peroleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti), misalnya antara
utang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan
neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan
perusahaan tertentu. Dalam penelitian ini rasio kinerja kkeuangan yang digunakan
merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan
keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
umum mengenai laporan keuangan adalah suatu angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan berarti. Analisis rasio keuangan juga dapat di bedakan
18
berdasarkan laporan keuangan yang di analisis, yaitu analisis individu dan analisis
adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dalam laporan keuangan dengan pos
lain yang memiliki hubungan yang signifikan. Analisis rasio keuangan berguna
dan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan
profitabilitas.
gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bisa juga
1. Rasio Likuiditas
perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan
(kewajiban jangka panjang), dan biasanya relatif tidak penting dibandingkan rasio
solvabilitas, tetapi rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan
19
sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick (acid test ratio).
jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus
Menurut Mehari dan Aemiro (2013), perusahaan dengan aset yang lebih
mencairkan kas meskipun dalam situasi yang sangat sulit. Oleh karena itu
diharapkan bahwa perusahaan asuransi dengan aset yang lebih likuid akan
jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukan atau
tempo, baik kewajiban dari pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun
dari aset lancar yang dimiliki perusahaan tersebut pada saat jatuh tempo. Rasio ini
20
memberikan tanda-tanda awal masalah arus kas dan kegagalan bisnis yang akan
banyak mendapat perhatian dari para analisis maupun investor. Walaupun analisis
terhadap likuiditas ini membutuhkan bantuan lain, namun penggunaan rasio ini
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk
membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu
yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan
Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap
e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang.
g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu
Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan oleh adanya
piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak
dapat dipakai untuk membayar utang. Untuk menguji apakah alat bayar tersebut
maka alat bayar yang kurang atau tidak likuid harus dikeluarkan dari total aktiva
lancar. Alat bayar yang kurang likuid ini misalnya pedrsediaan dan pos-pos yang
perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah
dibandingkan dengn aktiva tetap (Hanafi dan Abdul Halim, 2005: 79).
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat di tagih secara keseluruhan. Dengan
kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban
jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
aktiva lancar dengan total utang lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva
lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, biaya dibayar
dimuka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan
pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini segera harus dilunasi dalam
waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang,
utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya
diterima dimuka, utang jangka panjang yang suda hampir jatuh tempo, serta utang
atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih
perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas berarti
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan hutang. Artinya berapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan
perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio ini
memfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung:
rasio total utang terhadap total aset, rasio utang modal saham, rasio times interest
earned, rasio fixed charges coverage (Hanafi dan Halim, 2016: 79).
solvabilitas:
lainnya (kreditor).
dengan modal.
pengelolahan aktiva.
f. Untuk menilai atau mengukur beberapa bagian dari setiap rupiah modal
g. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat
h. Tujuan lainnya.
f. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
g. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang akan segera ditagih ada
h. Manfaat lainnya
25
Kasmir (2008: 156) mengemukakan debt ratio merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total utang
dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaandibiayai
pengelolaan aktiva.
utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh
untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakaan rasio rata-rata industri
yang sejenis. Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Menurut Kasmir (2008: 157), debt to equity ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetaui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang.
perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri
26
besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak
terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya, semakin kecil
porsi hutang terhadap modal, semakin aman. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus:
3. Rasio Rentabilitas
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya.
Menurut Hanafi dan Halim (2016: 81), Rasio ini mengukur kemampuan
dan modal saham yang tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu:
profit margin, return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE).
selama beberapa tahun. Menurut Kasmir (2008: 114) rasio rentabilitas dapat
diukur dari :
serta modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas
modal sendiri Merupakan perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri.
27
perusahaan, yaitu:
sekarang.
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
periode.
sekarang.
c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
f. Manfaat lainnya.
satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara
pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah dengan
penjualan bersih.
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat
secara langsung pada analisis common size untuk laporan laba rugi (baris paling
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Tetapi jika rasionya
rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu,
atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari
kedua hal tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2003: 91). Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap
satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan
tertentu.
mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal
adalah hasil pengembalian atas ekuitas mengukur pengembalian nilai buku kepada
pemilik perusahaan, rasio ini merupakan suatu rasio tujuan akhir. ” Dari beberapa
pemilik (ROE) merupakan suatu alat analisis untuk mengukur sejauh mana
Menurut Martono dan Harjito (2005: 60) return on equity (ROE) atau
banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Menurut Darsono
dan Ashari (2004: 57) sebagai berikut : “Laba bersih dibagi rata-rata ekuitas. Rata-
rata ekuitas diperoleh dari ekuitas awal periode ditambah akhir periode dibagi dua.
Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh
perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik”. Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus:
menggunakan rasio NPM, GPM, ROI dan ROE menunjukkan perbedaan yang
30
signifikan antar setiap perusahaan Food and Beverages yang ada di Bursa Efek
Indonesia.
Indonesia”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan GMP, OPM, NPM, ROA, ROI,
ROE dan EPS menunjukkan perbedaan nyata antara Perusahaan Farmasi Milik
menggunakan alat analisis Uji Beda (Paired Sampel t-test). Hasil dari penelitian
ini adalah CR, QR, DAR, dan ROA terdapat perbedaan yang signifikan.
Sedangkan DER dan ROE tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PT.
Keuangan Antara PT. HM Sampoerna Tbk dan PT. Gudang Garam Tbk” yang
dilakukan oleh Purba dan Marlina (2013). Penelitian ini menggunakan alat analisis
Analisis. Hasil dari penelitian ini adalah CR, QR, DAR, DER, ITO, TATO, ROI,
ROE dan TIE terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan untuk EPS tidak
perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan
current ratio (CR) dan quick ratio (QR). Debt to assets (DAR) dan Debt to Equity
Tabel 2.1
Kerangka Berpikir
Rasio Keuangan
.
BAB III
METODE PENELITIAN
tersusunnya laporan yaitu pada bulan bulan April 2016 sampai terselesaikannya
skripsi yaitu November 2016. Wilayah atau obyek yang diteliti dalam penelitian
ini adalah perusahaan food and bevarage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
angka dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik (Etta dan Sopiah, 2010:
hubungan antara dua variabel atau lebih yang datanya dinyatakan dalam angka dan
3.3.1 Populasi
mencakup semua anggota kelompok orang, kerjaan, atau obyek yang telah
memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, selama lima tahun dari 2011 sampai
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu
yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa
116) adalah “ bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki popilasi tersebut”.
besarnya jumlah sampel yang akan diambil untuk melaksanakan penelitian suatu
obyek. Kemudian besar sampel tersebut biasanya diukur secara statistik ataupun
estimasi penelitian.
Bevarage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 sampai dengan
tahun 2015.
34
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
jangka lima tahun berturut-turut pada periode 2011 sampai dengan tahun
2015.
2. Perusahaan food and Bevarege yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
3. Perusahaan food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesa yang
penulis ini yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Rentabilitas.
Dari 14 (empat belas) perusahaan food and Bevarage yang terdaftar di Bursa
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder, yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain secara tidak langsung
diperoleh peneliti dari subjek peneliti yang berwujud data dokumentasi atau
laporan yang tersedia. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua (bukan orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data
karena antara informasi yang satu dengan yang lainnya tercerai-berai, bahkan
kadangkala sulit untuk dipahami apa maksud yang terkandung pada data tersebut.
Untuk itu, peneliti harus mengatur sistematika data tersebut sedemikian rupa dan
meminta informasi lebih lanjut kepada pengumpulan data pertama, (Sanusi, 2011:
114).
data yang berkaitan dengan hal-hal atau variabel penelitian diperoleh dengan cara
Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari
orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
2009)
2 Quick Rasio ini menunjukkan
Ratio besarnya alat likuid yang
paling cepat yang biasa
digunakan untuk melunasi
hutang lancar (Kasmir,
20108: 136-137)
3 Debt to Rasio yang biasanya disebut
Total dengan rasio hutang (debt
Asset ratio) ini mengukur
presentase besarnya dan
yang berasal dari hutang
(Kasmir, 2008: 156)
4 Debt to Debt to Equity Ratio adalah
Equity imbangan antara hutang
Ratio yang dimiliki perusahaan
dengan modal sendiri
(Kasmir, 2008: 157)
5 Net Rasio ini menunjukkan
Profit presentase keuntungan
Margin bersih bersih yang diperoleh
perusahaan untuk setiap
pendapatan (Prastowo dan
Juliaty, 2003: 91)
6 Return Rasio ROE untuk mengukur
On seberapa banyak keuntungan
Equity yang menjadi hak pemilik
modal sendiri (Sawir, 2001:
20)
Analisis data sangat diperlukan dalam pengujian hipotesis ini. Karena analisis
ini bertujuan untuk menjawab hipotesis yang ada dalam penelitian ini dalam
rangka menyelesaikan masalah dari penelitian ini. Maka metode yang digunakan
148) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
Dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel,
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (Independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara satu atau lebih variabel dengan variabel
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2015 yang memenuhi
perusahaan. Dimana dalam penelitian ini terdiri dari enam variabel yaitu rasio
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Perusahaan sampel
diperoleh dari hasil penelitian. Deskripsi data ini meliputi nilai minimum, nilai
maximum, mean dan standar deviasi. Hasil perhitungan deskripsi data ditunjukan
Tabel 4.2
Deskriptif
PT. Ultrajaya Milk Industy and trading company Tbk
pendek. Yang ditunjukan pada PT. Ultrajaya Milk Industy and trading company
Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 1,520 pada tahun 2011 dan nilai
maksimal sebesar 3,745 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata current ratio
Ultrajaya Milk Industy and trading company Tbk mempunyai nilai minimum
sebasar 1,515 pada tahun 2011 dan nilai maksimal sebesar 2,430 pada tahun.
Dengan nilai rata-rata quick ratio sebsear 1,894 yang menunjukan bahwa
Variabel debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Yang ditunjukan pada PT. Ultrajaya Milk
Industy and trading company Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,209 pada
tahun 2015 dan nilai maksimal sebesar 0,356 pada tahun 2011. Dengan nilai
ratarata debt to equity ratio sebsesar 1,085 yang menunjukan nilai presentasi
penyediaan dana terhadap pemberi pinjaman, semakin rendah nilai debt to equity
ratio maka semakin kecil porsi hutang terhadap modal, semakin aman.
pada PT. Ultrajaya Milk Industy and trading company Tbk mempunyai nilai
minimum sebasar 0,265 pada tahun 2015 dan nilai maksimal sebesar 0,553 pada
tahun 2011. Dengan nilai rata-rata debt to asset ratio sebesar 0,332 yang
menghasilkan laba bersih dari penjualan. Yang ditunjukan pada PT. Ultrajaya
Milk Industy and trading company Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,048
pada tahun 2011 dan nilai maksimal sebesar 0,125 pada tahun 2012 dengan nilai
41
rata-rata net profit margin sebesar 0,240 yang menunjukan bahwa perusahaan
mampu menghasilkan laba dari total penjualan dalam kurun waktu 5 tahun.
pendapatan bersih. Yang ditunjukan pada PT. Ultrajaya Milk Industy and trading
company Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,175 pada tahun 2011 dan nilai
maksimal sebesar 0,907 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata return on equity
Tabel 4.3
Deskriptif
PT. Wilnar Cahaya Indonesia Tbk
pendek. Yang ditunjukan pada PT. Wilnar Cahaya Indonesia Tbk mempunyai
nilai minimum sebasar 1,027 pada tahun 2012 dan nilai maksimal sebesar 1,686
pada tahun 2011. Dengan nilai rata-rata current ratio sebesar 1,469 yang
tahun.
Wilnar Cahaya Indonesia Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 1 pada tahun
2014 dan nilai maksimal sebesar 1,686 pada tahun 2011. Dengan nilai rata-rata
menyediakan dana secara cepat dalam memenuhi utangnya selama kurun waktu 5
tahun.
Variabel debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Yang ditunjukan pada PT. Wilnar Cahaya
Indonesia Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,506 pada tahun 2013 dan
nilai maksimal sebesar 0,581 pada tahun 2014. Dengan nilai rata-rata debt to
equity ratio sebsear 0,542 yang menunjukan nilai presentasi penyediaan dana
terhadap pemberi pinjaman, semakin rendah nilai debt to equity ratio maka
pada PT. Wilnar Cahaya Indonesia Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 1,024
pada tahun 2013 dan nilai maksimal sebesar 1,388 pada tahun 2014. Dengan nilai
rata-rata debt to asset ratio sebesar 1,197 yang menunjukan bahwa perusahaan
waktu 5 tahun.
menghasilkan laba bersih dari penjualan. Yang ditunjukan pada PT. Wilnar
Cahaya Indonesia Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,010 pada tahun 2014
dan nilai maksimal sebesar 0,077 pada tahun 2011 dengan nilai rata-rata net
pendapatan bersih. Yang ditunjukan pada PT. Wilnar Cahaya Indonesia Tbk
mempunyai nilai minimum sebasar 0,262 pada tahun 2014 dan nilai maksimal
sebesar 0,688 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata return on equity sebesar
Tabel 4.4
Deskriptif
PT. Delta Djakarta Tbk
pendek. Yang ditunjukan pada PT. Delta Djakarta Tbk mempunyai nilai minimum
sebasar 4,473 pada tahun 2014 dan nilai maksimal sebesar 6,423 pada tahun 2015.
Dengan nilai rata-rata current ratio sebesar 5,375 yang menunjukan bahwa
kewajiban tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Yang ditunjukan pada PT. Delta
Djakarta Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 3,460 pada tahun 2014 dan nilai
maksimal sebesar 5,133 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata quick ratio
Variabel debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Yang ditunjukan pada PT. Delta Djakarta Tbk
mempunyai nilai minimum sebasar 0,177 pada tahun 2011 dan nilai maksimal
sebesar 0,229 pada tahun 2014. Dengan nilai rata-rata debt to equity ratio sebsear
pinjaman, semakin rendah nilai debt to equity ratio maka semakin kecil porsi
pada PT. Delta Djakarta Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,215 pada tahun
45
2011 dan nilai maksimal sebesar 0,297 pada tahun 2014. Dengan nilai rata-rata
debt to asset ratio sebesar 0,252 yang menunjukan bahwa perusahaan mampu
tahun.
menghasilkan laba bersih dari penjualan. Yang ditunjukan pada PT. Delta
Djakarta Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,257 pada tahun 2011 dan nilai
maksimal sebesar 0,320 pada tahun 2014 dengan nilai rata-rata net profit margin
pendapatan bersih. Yang ditunjukan pada PT. Delta Djakarta Tbk mempunyai
nilai minimum sebasar 9,060 pada tahun 2011 dan nilai maksimal sebesar 17,621
pada tahun 2014. Dengan nilai rata-rata return on equity sebesar 13,637 yang
Tabel 4.5
Deskriptif
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
pendek. Yang ditunjukan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
mempunyai nilai minimum sebasar 2,183 pada tahun 2014 dan nilai maksimal
sebesar 2,871 pada tahun 2011. Dengan nilai rata-rata current ratio sebsear 2,510
waktu 5 tahun.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 1,730
pada tahun 2014 dan nilai maksimal sebesar 2,325 pada tahun 2011. Dengan nilai
waktu 5 tahun.
Variabel debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Yang ditunjukan pada PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,296 pada tahun 2011
dan nilai maksimal sebesar 0,396 pada tahun 2014. Dengan nilai rata-rata debt to
equity ratio sebesear 0,355 yang menunjukan nilai presentasi penyediaan dana
terhadap pemberi pinjaman, semakin rendah nilai debt to equity ratio maka
pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai minimum sebasar
47
0,421 pada tahun 2011 dan nilai maksimal sebesar 0,656 pada tahun 2014.
Dengan nilai rata-rata debt to asset ratio sebesar 0,556 yang menunjukan bahwa
menghasilkan laba bersih dari penjualan. Yang ditunjukan pada PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,084 pada tahun
2014 dan nilai maksimal sebesar 0,106 pada tahun 2011dengan nilai rata-rata net
pendapatan bersih. Yang ditunjukan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
mempunyai nilai minimum sebasar 3,539 pada tahun 2011 dan nilai maksimal
sebesar 5,187 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata return on equity sebesar
Tabel 4.6
Deskriptif
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
pendek. Yang ditunjukan pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai
nilai minimum sebasar 1,667 pada tahun 2013 dan nilai maksimal sebesar 2,003
pada tahun 2012. Dengan nilai rata-rata current ratio sebsear 1,818 yang
tahun.
Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 1,233 pada
tahun 2013 dan nilai maksimal sebesar 1,464 pada tahun 2014. Dengan nilai
ratarata quick ratio sebesear 1,375 yang menunjukan bahwa perusahaan mampu
menyediakan dana secara cepat dalam memenuhi utangnya selama kurun waktu 5
tahun.
Variabel debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Yang ditunjukan pada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,346 pada tahun 2011 dan nilai
maksimal sebesar 0,459 pada tahun 2013. Dengan nilai rata-rata debt to equity
ratio sebesar 0,414 yang menunjukan nilai presentasi penyediaan dana terhadap
pemberi pinjaman, semakin rendah nilai debt to equiry ratio maka semakin kecil
pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,587
pada tahun 2011 dan nilai maksimal sebesar 0,974 pada tahun 2015. Dengan nilai
rata-rata debt to asset ratio sebesar 0,810 yang menunjukan bahwa perusahaan
waktu 5 tahun.
menghasilkan laba bersih dari penjualan. Yang ditunjukan pada PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,075 pada tahun 2014
dan nilai maksimal sebesar 0,110 pada tahun 2011 dengan nilai rata-rata net profit
pendapatan bersih. Yang ditunjukan pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
mempunyai nilai minimum sebasar 5,481 pada tahun 2014 dan nilai maksimal
sebesar 5,878 pada tahun 2013. Dengan nilai rata-rata return on equity sebesar
Tabel 4.7
Deskriptif
PT. Multi Bintang Indonesia
Keterangan Tahun Mean
pendek. Yang ditunjukan pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai nilai
minimum sebasar 0,352 pada tahun 2014 dan nilai maksimal sebesar 0,994 pada
tahun 2011. Dengan nilai rata-rata current ratio sebsear 0,697 yang menunjukan
kewajiban tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Yang ditunjukan pada PT. Multi
Bintang Indonesia Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,202 pada tahun 2014
dan nilai maksimal sebesar 0,753 pada tahun 2013. Dengan nilai rata-rata quick
dana secara cepat dalam memenuhi utangnya selama kurun waktu 5 tahun.
Variabel debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai
nilai minimum sebesar 0,445 pada tahun 2013 dan nilai maksimal sebesar 0,782
pada tahun 2014. Dengan nilai rata-rata debt to equity ratio sebesear 0,628 yang
semakin rendah nilai debt to equity ratio maka semakin kecil porsi hutang
pada PT. Multi Bintang Indonesia nilai minimum sebasar 0,804 pada tahun 2013
dan nilai maksimal sebesar 3,599 pada tahun 2014. Dengan nilai rata-rata debt to
51
asset ratio sebesar 1,987 yang menunjukan bahwa perusahaan mampu menjamin
menghasilkan laba bersih dari penjualan. Yang ditunjukan pada PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,186 pada tahun 2015 dan
nilai maksimal sebesar 0,392 pada tahun 2014 dengan nilai rata-rata net profit
pendapatan bersih. Yang ditunjukan pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
mempunyai nilai minimum sebasar 21,518 pada tahun 2012 dan nilai maksimal
sebesar 45,594 pada tahun 2013. Dengan nilai rata-rata return on equity sebesar
Tabel 4.8
Deskriptif
PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
pendek. Yang ditunjukan pada PT. Prashida Aneka Niaga Tbk mempunyai nilai
minimum sebasar 1,210 pada tahun 2015 dan nilai maksimal sebesar 1,675 tahun
2013. Dengan nilai rata-rata current ratio sebsear 1,501 yang menunjukan bahwa
Prashida Aneka Niaga Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,339 pada tahun
2015 dan nilai maksimal sebesar 0,718 pada tahun 2013. Dengan nilai rata-rata
menyediakan dana secara cepat dalam memenuhi utangnya selama kurun waktu 5
tahun.
Variabel debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Yang ditunjukan pada PT. Prashida Aneka
Niaga Tbk mempunyai nilai minimum sebesar 0,387 pada tahun 2013 dan nilai
maksimal sebesar 0,510 pada tahun 2011. Dengan nilai rata-rata debt to equity
ratio sebesear 0,433 yang menunjukan nilai presentasi penyediaan dana terhadap
pemberi pinjaman, semakin rendah nilai debt to equity ratio maka semakin kecil
ditunjukan pada PT. Prashida Aneka Niaga Tbk mempunyai nilai minimum
sebasar 0,632 pada tahun 2013 dan nilai maksimal sebesar 1,042 pada tahun 2011.
Dengan nilai rata-rata debt to asset ratio sebesar 0,779 yang menunjukan bahwa
53
menghasilkan laba bersih dari penjualan. Yang ditunjukan pada PT. Prashida
Aneka Niaga Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,016 pada tahun 2013 dan
nilai maksimal sebesar 0,046 pada tahun 2015 dengan nilai rata-rata net profit
pendapatan bersih. Yang ditunjukan pada PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
mempunyai nilai minimum sebasar 0,029 pada tahun 2013 dan nilai maksimal
sebesar 0,059 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata return on equity sebesar
Tabel 4.9
Deskriptif
54
pendek. Yang ditunjukan pada PT. Nippon Indonesia Corporindo Tbk mempunyai
nilai minimum sebasar 1,124 pada tahun 2012 dan nilai maksimal sebesar 2,053
pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata current ratio sebsear 1,392 yang
tahun.
Nippon Indonesia Corporindo Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 1,009 pada
tahun 2012 dan nilai maksimal sebesar 2 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata
menyediakan dana secara cepat dalam memenuhi utangnya selama kurun waktu 5
tahun.
Variabel debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Yang ditunjukan pada PT. Nippon Indonesia
55
Corporindo Tbk mempunyai nilai minimum sebesar 0,280 pada tahun 2011 dan
nilai maksimal sebesar 0,568 pada tahun 2013. Dengan nilai rata-rata debt to
equity ratio sebesear 0,481 yang menunjukan nilai presentasi penyediaan dana
terhadap pemberi pinjaman, semakin rendah nilai debt to equity ratio maka
pada PT. Nippon Indonesia Corporindo Tbk mempunyai nilai minimum sebasar
0,389 pada tahun 2011 dan nilai maksimal sebesar 1,315 pada tahun 2013.
Dengan nilai rata-rata debt to asset ratio sebesar 1,105 yang menunjukan bahwa
menghasilkan laba bersih dari penjualan. Yang ditunjukan pada PT. Nippon
Indonesia Corporindo Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,100 pada tahun
2014 dan nilai maksimal sebesar 0,142 pada tahun 2011 dengan nilai rata-rata net
pendapatan bersih yang ditunjukan pada PT. Nippon Indonesia Corporindo Tbk
mempunyai nilai minimum sebasar 1,145 pada tahun 2011 dan nilai maksimal
sebesar 2,672 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata return on equity sebesar
Tabel 4.10
Deskriptif
PT. Sekar Laut Tbk
56
pendek. Yang ditunjukan pada PT. Sekar Laut Tbk mempunyai nilai minimum
sebasar 1,183 pada tahun 2014 dan nilai maksimal sebesar 1,697 pada tahun 2011.
Dengan nilai rata-rata current ratio sebesar 1,344 yang menunjukan bahwa
kewajiban tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Yang ditunjukan pada PT. Sekar
Laut Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 1,165 pada tahun 2014 dan nilai
maksimal sebesar 1,690 pada tahun 2011. Dengan nilai rata-rata quick ratio
Variabel debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Yang ditunjukan pada PT. Sekar Laut Tbk
mempunyai nilai minimum sebesar 0,426 pada tahun 2011 dan nilai maksimal
sebesar 0,596 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata debt to equity ratio sebesear
pinjaman, semakin rendah nilai debt to equity ratio maka semakin kecil porsi
pada PT. Sekar Laut Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,743 pada tahun
2011 dan nilai maksimal sebesar 1,480 pada tahun 2015. Dengan nilai rata-rata
debt to asset ratio sebesar 1,095 yang menunjukan bahwa perusahaan mampu
tahun.
menghasilkan laba bersih dari penjualan. Yang ditunjukan pada PT. Sekar Laut
Tbk mempunyai nilai minimum sebasar 0,017 pada tahun 2011 dan nilai
maksimal sebesar 0,205 pada tahun 2015 dengan nilai rata-rata net profit margin
pendapatan bersih. Yang ditunjukan pada PT. Sekar Laut Tbkmempunyai nilai
minimum sebasar 0,086 pada tahun 2011 dan nilai maksimal sebesar 2,219 pada
tahun 2015. Dengan nilai rata-rata return on equity sebesar 0,567 yang
Tabel 4.11
Hasil perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada
Sembilan perushaan Food and Beverage periode 2011-2015
sampai dengan 2015 yang mememiliki nilai current ratio yang paling
rendah ditunjukan pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 0,697
dan yang memilki nilai current ratio yang paling tinggi ditunjukan pada
PT. Delta Djakarta Tbk sebesar 5,375 dengan nilai rata-rata sebesar Rp
2.080 artinya setiap Rp 1 hutang lancar dapat di jamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp 2.080.
dengan 2015 yang mememiliki nilai quick ratio yang paling rendah
ditunjukan pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 0,538 dan yang
memilki nilai quick ratio yang paling tinggi ditunjukan pada PT. Delta
Djakarta Tbk sebesar 4,346 dengan nilai rata-rata sebesar 0,147 artinya
setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh aktiva yang lebih likuid tanpa
2011 sampai dengan 2015 yang mememiliki nilai debt to equity ratio yang
paling rendah ditunjukan pada PT. Delta Djakarta Tbk sebesar 0,201 dan
yang memilki nilai debt to equity ratio yang paling tinggi ditunjukan pada
PT. Ultrajaya Milk Industry and tranding company Tbk sebesar 1,085
dengan nilai rata-rata sebesar 0,517 artinya setiap Rp 1 total hutang dapat
2011 sampai dengan 2015 yang mememiliki nilai debt to assets ratio yang
paling rendah ditunjukan pada PT. Delta Djakarta Tbk sebesar 0,252 dan
yang memilki nilai debt to equity ratio yang paling tinggi ditunjukan pada
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 1,987 dengan nilai rata-rata
sebesar 0,901 artinya setiap Rp 1 total hutang dapat dijamin oleh total
sampai dengan 2015 yang mememiliki nilai net profit margin yang paling
rendah ditunjukan pada PT. Prashida Aneka Niaga Tbk sebesar 0,026 dan
yang memilki nilai net profit margin yang paling tinggi ditunjukan pada
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 0,282 dengan nilai rata-rata
sebesar 0,901 artinya rasio sebesar 0,137 berarti bahwa laba bersih
sesudah pajak yang di capai adalah sebesar 0,137 dari volume penjualan.
sampai dengan 2015 yang mememiliki nilai return on equity yang paling
rendah ditunjukan pada PT. Prashida Aneka Niaga Tbk sebesar 0,039 dan
61
yang memilki nilai return on equity yang paling tinggi ditunjukan pada
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 31,259 dengan nilai rata-rata
5.1. Kesimpulan
keseluruhan rata- rata current ratio ditujukan untuk PT Delta Djakarta Tbk
dari tahun 2011-2015 dikatakan IL likuid dan (b) Quick Ratio secara
keseluruhan rata-rata quick ratio ditunjukan pada PT Delta Djakarta Tbk dari
2. Dan penilaian kinerja terhadap rasio solvabilitas: (a) Debt to Assets Ratio
Bintan indonesia Tbk dari tahun 2011-2015 dikatakan solvabel dan (b) Debt
untuk PT Ultara Milk Industry And Tranding Company Tbk dari tahun
Margin secara keseluruhan rata-rata net profit margin yang ditunjukan untuk
PT Delta Djakarta Tbk dari tahun 2011-2015 dikatakan efisien, (b) Return On
Multi Bintang Indonesia Tbk dari tahun 2011-2015 dikatakan tidak efisien.
1. Penelitian ini menggunakan enam variabel kinerja keuangan yang di ukur dari
ratio (CR), quick ratio (QR), debt to equity ratio (DER), debt to assets ratio
2. Penelitian ini menggunakan periode tahun periode 2011 sampai dengan tahun
2015 karena keterbatasan data laporan keuangan yang di dapat oleh penelitian.
jangka lima tahun berturut-turut pada periode 2011 sampai dengan tahun
2015.
yang masuk sebagai sampel memiliki kelayakan data yang dibutuhkan oleh
rentabilitas.
5.3. Saran-Saran
1. Bagi Perusahaan
keuangannya.
2. Bagi Investor
Bagi investor yang akan melakukan investasi disarankan dapat terlebih dahulu
pengamatan yang lebih lama untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
keuangan dengan jumlah rasio keuangan yang lain dan metode lain,
lebih banyak dari rasio yang sekarang, hal ini bertujuan memberikan
DAFTAR PUSTAKA
65
Ghozali, Imam. (2002). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (4th
ed.). Semarang: Badan Penerbit-Undip
Gitman, L.J. dan Zutter, C.J. (2012). Principles of Managerial Finance. Thirteenth
Edition.United States: Prentice Hall.
Kuncoro, Mudrajat. (2001). Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis
dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Martono & Agus Harjito. (2008). Manajemen Keuangan. Edisi 1.Cetakan ke-7.
Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.
Mehari, D., & Aemiro, T. (2013). Firm Specific Factors That Determine
Insurance Companies’ Performance in Ethiopia. European Scientific
Journal, 9(10), 30-54.
Prastowo Dwi, Juliaty Rifka. (2008). Analisis Laporan Keuangan : konsep dan
aplikasi, edisi kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Prastowo, Dwi dan Juliaty, Rifka, (2008). Analisa Laporan Keuangan. Edisi 2.
Yogyakarta: UPP STIE YKPN
Rivai, Veitzhal dan Andria Permata Vitzhal. (2007). Bank and Financial
Institution Management: Coventional & Syar’I System. Jakarta: PT Raja
Gravindo Persada.
Simamora, Henry. (2012). Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga. Riau: Star Gate
Publisher.
Supit, T.S.F. Areros, W.A. dan Tampi, J.R.E. (2016). “Analisis Kinerja Keuangan
Pada PT. Astra International Tbk”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.4,
No. 2.
Syafri, Harahap Sofyan. (2008). Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.