Anda di halaman 1dari 2

Asal Mula Selat Bali

(Cerita Rakyat Bali)

Selat bali terletak antara Pulau Jawa dan Pulau Bali. Pada awalnya, Pulau Jawa dan
Pulau Bali menjadi satu. Ketika itu, belum ada selat yang memisahkan Jawa dan Bali. Nah,
bagaimanakah terbentuknya Selat Bali? Simaklah cerita berikut ini.
Pada zaman dahulu, di Kerajaan Daha, hiduplah seorang brahmana sakti bernama
Sidi Mantra. Ia menikah dengan seorang wanita cantik dan dikaruniai seorang anak. Anak
tersebut bernama Manik Angker. Manik angker tumbuh menjadi pemuda yang cerdas dan
gagah. Sayangnya, Manik Angker memiliki sifat yang buruk dan suka berjudi. Dalam
perjudiannya ia sering mengalami kekalahan, sehingga ia tidak lagi memiliki uang karena
habis untuk berjudi.
Suatu hari, Manik Angker mencuri uang ayahnya dan digunakan untuk berjudi. Dia
Kembali berjudi dan mengalami kekalahan lagi dan lagi. Namun, dia tidak jera. Dia terus
mencuri uang ayahnya sampai habis. Sidi Mantra terkejut Ketika melihat kotak
penyimpanan uangnya kosong. Tiba-tiba Manik Angker Menghampiri ayahnya dan berkata
bahwa ia terlilit banyak hutang karena judi. Manik Angker memohon kepada ayahnya untuk
melunasi hutang judinya. Namun Sidi Mantra berkata bahwa ia tidak memiliki uang lagi
selain yang ada di dalam kotak penyimpanan.
Sidi Mantra kemudian bersemedi memohon petunjuk para dewa. Ia mendapat
petunjuk dari para dewa bahwa terdapat harta karun di kawah Gunung Agung yang dijaga
oleh seekor naga bernama Besuki. Setelah itu, Sidi Mantra memutuskan untuk menemui
Naga Besuki. Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Sidi Mantra membunyikan genta,
semacam lonceng berwarna emas dan memanggil Naga Besuki.
“Hai manusia, apa yang kamu inginkan?” kata sang naga.
“Wahai naga yang baik hati, kedatanganku adalah untuk meminta bantuanmu. Aku
bermaksud untuk meminta sedikit harta untuk membayar hutang anakku.”kata Sidi Mantra.
“Kuberikan sedikit emas ini padamu. Dengan syarat, katakana kepada anakmu untuk
menggunakan emas ini dengan bijak.” Balas sang naga.
“terimakasih banyak naga Besuki. Para dewa akan membalas kebaikanmu.”kata Sidi Mantra.

Sampai di rumah, Sidi Mantra memberikan emas tersebut kepada Manik Angker. Ia
berkata kepada putranya agar menggunakan uang emas tersebut dengan baik, tidak untuk
berjudi dan berfoya-foya. Manik Angker dengan senang hati menerima emas tersebut dan
berjanji untuk tidak menggunakan uang emas untuk berjudi.
Namun Manik Angker melanggar janjinya dan Kembali berjudi sampai uang emas
tersebut habis. Lalu Manik Angker Kembali menemui ayahnya dan meminta uang lagi. Sidi
Mantra tentu saja menolak permintaan anaknya dan berkata bahwa ia tak bisa
membantunya lagi. Manik Angker kemudian pergi dengan rasa kecewa.
Di Jalan ia bertemu dengan temannya. Teman Manik Angker itu memberi tahu Manik
Angker darimana ayahnya dulu mendapatkan uang emas. Setelah mengetahui bahwa
ayahnya dulu memperoleh uang dari Naga Besuki, Manik Angker memutuskan untuk pergi
ke kawah Gunung Agung setelah mencuri genta milik ayahnya.
Di perjalanan menuju kawah Gunung Agung, Manik Angker merasa ketakutan karena
hutan yang ia lewati dihuni oleh banyak binatang buas. Namun karena ia telah bertekad
untuk bertemu naga Besuki dan meminta hartanya. Setelah ia mencapai kawah, ia segera
membunyikan genta dan memanggil Naga Besuki.
“Apa yang kau inginkan, wahai manusia?” tanya sang naga.
“A…aa..a..aku diperintah ayahku untuk meminta sebagian dari emasmu.”kata Manik Angker
dengan ketakutan karena melihat wujud sang Naga.
“Bawalah kepingan ema situ dan janganlah muncul dihadapanku lagi!”kata sang naga
sambal marah karena mengetahui bahwa Mabik Angker sedang berbohong kepadanya.
Setelah melihat ekor naga Besuki yang terbuat dari berlian, sikap serakah Manik
Angker muncul. Ia memotong ekor Naga besuki dan melarikan diri. Naga Besuki sangat
marah dan mengeluarkan api dari mulutnya untuk membakar Manik Angker. Tiba-tiba
tubuh Manik Angker berubah menjadi abu.
Sidi Mantra tentu sangat sedih setelah mengetahui bahwa anak sematawayangnya
telah meninggal. Ia kemudian mendatangi Naga Besuki dan memohon kepadanya untuk
menghidupkan kembali putranya. Naga Besuki berkata kepada Sidi Mantra bahwa Manik
Angker bisa hidup Kembali asalkan ia mampu menumbuhkan Kembali ekornya. Dengan
kesaktiannya, SidiMantra dapat menumbuhkan kembali ekor Naga Besuki. Lalu Naga Besuki
menghidupkan kembali Manik Angker
Manik Angker sangat menyesal akan ssegala perbuatannya lalu meminta maaf dan
berjanji kepada Sidi Mantra bahwa ia benar-benar tidak akan mengulangi kembali
kesalahannya. Sidi Mantra tentu saja dengan murah hati memaafkan putranya. Namun ia
juga berkata kepada Manik Angker bahwa sejak saat itu ia dan Manik Angker tak bisa lagi
hidup Bersama.
Kemudian Sidi Mantra membuat garis dengan tongkatnya. Garis yang dibuatnya ltiba
tiba mengeluarkan air. Air yang keluar semakin banyak sampai akhirnya menjadi lautan.
Lautan yang muncul ini menjadi selat yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Pulau Bali

Nashwa: kuning
Fani: Hijau
Hariza: Biru
Hilya: Pink
Nabilla: Abu” muda
Nadsal: Abu” tua
Nia: Tosca
Zika: Merah

Anda mungkin juga menyukai