Anda di halaman 1dari 4

ASAL MULA SELAT BALI.

Narator : Dahulu kala disebuah daerah Bernama Blambangan ada seorang Begawan Bernama Sidi
Mantra.Ia adalah Begawan yang berbudi pekerti luhur,kaya akan pengetahuan agama yang luas.
Narator : Begawan Sidi Mantra juga mempunyai seorang istri yang cantik dan baik hati namanya
Shinta.Pada suatu hari mereka berbincang-bincang untuk memiliki seorang anak.
Shintha : “Kakanda Begawan tidakkah engkau menginginkan seorang keturunan yang dapat
mewarisimu?”
Begawan Sidi : “Dinda istriku yang sangat kakanda cintai,sungguh akan menjadi lengkap sebuah jalinan
perkawinan
Mantra jika kita memiliki keturunan.
Shintha : “Jika seperti itu mari kita berdoa dan berusaha untuk mendapatkan seorang ana,kakanda”.
Begawan Sidi : “Iya istriku,,sesungguhnya engkau adalah Wanita tercantik dan baik di bumi ini..”
Mantra
Narator : Hari demi hari Begawan Sidi Mantra dan Shintha terus berusaha dan berdoa mendapatkan seorang
anak.Setahun kemudian Begawan Sidi Mantra dan Istrinya dikaruniai seorang anak laki-laki yang di
beri nama Manik Angekaran dengan harapan dapat mewarisi ilmu dan ketokohan sang ayah.Setiap
hari Manik Angekaran tumbuh menjadi anak yang manis.
Narator : Manik Angekaran tumbuh menjadi remaja yang suka menghambur-hamburkan uang.Didepan
ayahnya ia menjadi anak yang seolah-olah penurut namun di luar ia suka berteman dengan pemuda
yang suka berjudi.
Manik : “Ibuku yang sangat Manik sayangi,Manik membutuhkan jatah uang untuk hari ini ibu…”
Angekaran
Shintha : “Untuk apa uang itu wahai anakku? Kau sudah mendapatkanjatah uang yang banyak kemarin.”
Manik : “Manik mohon bu..Manik butuh untuk sabung ayam dengan kawan-kawan jika Manik tidak
membawa uang,nanti Manik akan di permalukan bu…”
Angekaran
Shinta : (MENARIK NAFAS PANJANG) “hhmm” (MEMBUKA KANTONG KEPING EMAS) “ini nak
kuberikan padamu serratus keping emas.Tapi ingat!! Pergunakan uang ini sebaik-baiknya”.
Manik : “Matur sembah nuwun kanjeng ibu,kulo nyuwun pamit nggeh..” (BERLARI).
Angekaran
Narator : Shinta pun terduduk di kursi depan rumahnya termenung merasakn prilaku anaknya.
Narator : Setiap hari Manik Angekaran tak jemu-jemunya main judi.
Narator : Suatu Ketika Begawan Sidi Mantra,Shinta dan Manik duduk Bersama di ruang tamu membicarakan
perilaku Manik Angekaran.
Begawan Sidi : “Wahai anakku Manik Angekaran,aku sangat mengetahui apayang kau lakukan di dalm maupun
diluar rumah.Aku harap kau dapat menghentikan kebiasaan menghambur-hamburkan uang anakku “.
Mantra
Manik : “Nggih Bopo.”
Angekaran
Narator : Ternyata Manik tetap melakukan kebiasaannya berjudi sebung ayam,hingga harta kedua orang
tuanya habis di arena judi.
Manik : “Tuan bandar,aku mohon pinjami aku keping emas untuk melanjutkan permainan sabung ayam
ini”.
Angekaran
Radja : “Berapa keping emas yang kau butuhkan anak muda?”.
Manik : “Pinjami aku seratus keping emas saja Tuan,,”
Angekaran
Radja : “Baiklah aku pinjami kau seratus keping emas,namun esok kau harus mengembalikan seratus
sepuluh keping emas kepadaku’.
Narator : Hutang Manik Angekaran pun semakin banyak,ia tidak berani untuk pulang.Suatu hari bandar judi
datang menghadap Begawan Sidi Mantra di rumahnya.
Radja : “Wahai Begawan yang ku hormati,aku datng kesini untuk menagih hutang anakmu di Manik
Angekaran”
Begawan : “Memangnya dia hutang untuk apa kepadamu hai saudaraku?”.
Sidi Mantra
Radja : “Kau tidak tahu atau memang pura-pura tidak tahu yang pasti kau harus melunasi hutang anakmu itu
sekarang juga!”.
Begawan : “(MENARI NAFAS PANJANG) “Baiklah saudaraku beri aku waktu dan percayalah esokhari aku
akan membayar hutang anakku kepadamu”.
Sidi Mantra
Radja : “Baiklah jika seperti itu aku tunggu besok!”>
Narator : Tentu Begawan Sidi Mantra menjadi malu atas perbuatan anaknya itu dan ia meminta bantuan
sahabatnya yang berupa seekor naga yang Bernama Besukih.Naga Besukih adalah naga yang
besar,sakti mandraguna.Tinggalnya di dalam goa Lereng Gunung Agung di Bali yang dapat
memanggil Naga Besukih hanyalah Begawan Sidi Mantra.
Begawan : “Istriku Shinta aku akan berangkat ke Bali menemui sahabatku Naga Besukih doakan kakanda”.
Sidi Mantra
Shinta : “Iya kakanda ku doakan engkau selamat di jalan dan berhati-hatilah”.
Narator : Begawan Sisi Mantra pun berangkat menemui Naga Besukih di Bali.Setibanya ia di depan goa tempat
tinggal Naga Besukih,Begawan Sidi Mantra langsung membunyikan genta Ajaib.
Begawan : “Wahai sahabtku Naga Besukih keluarlah aku membutuhkan bantuanmu”.
Sidi Mantra
Naga : “Wahai Sidi Mantra sahabatku tidak perlu kau mengucapkan sepatah kata pun karena aku sudah tahu apa
yang akan kau ingin katakana.Saranku adalah berilah ketegasan kepada anakmu yang manja dan suka
menghambur-hamburkan hart aitu sera jangan biarkan ia bergaul dengan para pejudi”.
Besukih
Begawan : “Iya sahabatku kau benar sekali seakan-akan aku tak mampu lagi untuk mengatasinya”.
Sidi Mantra
Naga : “Aku sangat paham bagaimana persaanmu sahbtku,namun janganlah engkau bersedih hati karena aku
sebagai sahabat,u akan selalu membanu Ketika kau butuh bantuan ku,silakan ambil beberapa keping
emas yang adadi tubuhku ini untuk membayar hutang anakmu”.
Besukih
Narator : Setelah memungut emas yang diberikan oleh Naga Besukih,Begawan Sidi Mantra segerapulang ke
blambangan untuk membayar hutang Manik Angekaran.
Narator : Usaha yang di lakukan Begawan untuk melunasi hutang anaknya sia-sia karena Manik tetap saja
berjudi. Sewaktu Begawan tidak ada di rumah ia meminta genta Ajaib pemangil Naga Besukih kepada
ibunya.
Manik : “Ibuku yang tercinta aku mohon berikanlah genta Ajaib milik Bopo,karena aku ingin menemui Naga
Besukih untuk meminta pertolongan”.
Angekaran
Shinta : “Maafkan aku anakku ,aku tidak bisa,,”
Manik : “Aku mohon ibu…,Aku mohon..”
Angekaran
Shinta : “Tidak anakku aku tidak bisa janganlah kau seperti ini Nak seharusnya engkau berhenti untuk
menghambur-hamburkan uang’.
Manik : “Aku mohon ibu…jika aku tidak dapat melunasi hutangku besok malam,aku akn di bunuh”.
Angekaran
Shinta : “ hhmmm..baiklah anakku akan ku pinjamkan gent aini untukmu namun kau harus berjanji berhenti
untuk menghambur-hamburkan uang”.
Manik : “Iya bu,Manik janji tidak akan menghambur-hamburkan uang lagi.Manik janji Bu..”
Angekaran
Narator : Tidak tega melihat anaknya maka Shinta pun memberikan genta Ajaib kepada Manik Angekaran dan
berangkatlah ia ke goa di Bali,tempat Naga Besukih berada.”
Manik : “Hai Naga Besukih keluarlah..keluarlah…aku butuh bantuanmu”.
Angekaran
Naga : “Ada apakau kesini anak muda?Aku rau kau adlah anak sahabatku Begawan Sidi Mantra karena genta
Ajaib di tanganmu itu”
Besukih
Manik : “Engkau benar sekali wahai Naga Besukih dan aku kesini ingin meminta hartamu untuk menutup
hutang-hutangku”.
Angekaran
Naga : “Wahai pemuda engkau adalah keturunan dan pewaris tunggal bopomu yang dihormati seluruh warga
Blambangan.Aku bisa saja membantumu Nak,Turut ku doakan kau benar-benar dapat berubah anak
muda,sekarang ambil beberapa intan di ujung ekorku,secukupnya saja”
Besukih
Narator : Naga Besukih menasehati Manik Angekaran dan menyurhnya untuk mengambil bebrapa intan yang ada
di ekornya,namun Manik tergiur dengan kilatan intan dan memotong ekor Sang Naga Besukih
(SUARA TERIAKAN NAGA BESUKIH DAN SEMBURAN API) secar tidak sengaj tersemburlah
api dari mulut naga ke arah Manik Angekaran dan ia tewas seketika.
Narator : Di lain tempat Begawan Sidi Mantra yang tiba di rumah tidak menemukan genta ajaibnya,serta
mendapatkan firasat buruk tentang anaknya ia langsung menuju ke Bali menemui Naga Besuki.Betapa
terkejutnya Begawan Ketika melihat anaknya tewas terpangang api sang naga.
Begawan : (MENANGIS) “Anakku Manik Angekaran….Duh Jagat Dewa Bhatara…kenpa seperti ini
sahabatku?.
Sidi Mantra
Naga : “Maafkan aku sahabatku aku tidak sengaja menyemburkan api kepada anakmu karena dia memotong
ekorku namun jangan lah bersedih wahai sahabatku karena ini telah menjadi takdir anakmu”.
Besukih
Narator : Begawan Sidi Mantra memohon kepada Naga Besukih untuk menghidupkan Kembali Manik
Angekaran dan menjadikan anaknya tersebut sebagai murid Naga Besukih.
Narator : Permohonan Begawan Sidi Mantra dikabulkan oleh Naga Besukih…kemudian Naga Besukih
menyuruh Begawan untuk menancapkan tongkatnya di tanah,lalu tersembur air dari tanah dan terus
membanjiri wilayah tersebut hingga menggenangi daratan yang menghubungkan Blambangan dan
Bali,sehinga terbentuklah Selat Bali supaya Manik Angekaran tidak dapat Kembali ke Blambangan
untuk berjudi melainkan di Bali Bersama Naga Besukih menjadi petapa suci.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai