Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS ANTENATAL CARE

OLEH:
MUNAWARAH
20089142201

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATN BULELENG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN METERNITAS ANTENATALCARE

I. KONSEP DASAR MATERI ANTENATAL CARE


A. Definisi
Kehamilan adalah mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Jaya Wand, 2015).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan di lanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi. Bila dihitung dimulai
pada saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan. (Prawirohardjo, 2018).
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan
rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk
memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan. Setiap
ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada
trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 14- 28 minggu) dan minimal 2 kali pada
trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)
termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.
Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12
minggu (Kemenkes RI, 2015).

B. Epidemiologi
Keberhasilan dalam meningkatkan kesehatan ibu salah satunya adalah
menurunkan angka kematian ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang di sebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas taupun pengelolaan, bukan karena
sebabsebab lain seperti kecelakan di setiap 100.000 kelahiran hidup.(Profil
Kesehatan Indonesi, 2017).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, angka
kematian ibu (AKI) mengalami penurunan dari 359 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012, dan 309 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) hasil SDKI 2017 menunjukan
penurunan yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup, yang artinya sidah mencapai target MDGs 2015 sebesar 23 per 1.000
per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017).
Sedangkan target SDGs pada 2030 mengurangi anhka kematian ibu
sehingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2017 dan Profil
Kesehatan Indonesia, 2016). Untuk mengurai angka kematin ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) pemerintah menyarankan untuk melakukan
kunjungan kehamilan pada trimester pertama sebanyak 1 kali, trimester ke
dua sebanyak 1 kali, 3 dan untuk trimester ketiga minimal 2 kali. (Kebijakan
kementrian kesehatan dalam penurunan AKI & AKB dalam konteks
pelayanan klinik, 2012)

C. Etiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke
dalam saluran telur.Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim
lalu masuk ke saluran telur.Pertrumbuhan sel seperma biasanya terjadi di
bagian yang mengandung mengembang oleh tuba falopi.
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah 1 sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai bergerak (oleh
rambut getar tuba) menuju ruang rahimDari pembuahan sampai dengan nidasi
diperlukan waktu ± 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat makanan bagi
mudgah dan janin, dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk
setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi.

D. Patofisiologi
Pada masa kehamilan trimester I (0-12 minggu) merupakan awal dari
terjadinya konsepsi sampai dengan kehamilan (antenatal) kemudian ibu akan
memasuki periode trimester II (13- 28 minggu) proses ini menyebabkan
perubahan pada seluruh tubuh ibu khususnya alat genetalia eksternal dan
internal serta payudara (mammae). Pada kehamilan trimester III (29- 40
minggu) terjadi perubahan fisiologis dan psikologis dimana perubahan
psikologisnya akan terjadi krisis situasi dan ibu akan mengalami ansietas
(cemas). Sedangkan perubahan psikologis yang terjadi yaitu karena
pembesaran uterus yang awalnya 30 gram menjadi 1000 gram dengan
panjang kurang lebih 20 cm dan lebar + 25 cm.
Pembesaran uterus dikarenakan hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih
besar dan lunak mengikuti pertumbuhan janin, sehingga terjadi desakan
diafragma menyebabkan rongga dada menjadi sempit sehingga udara yang
masuk menjadi terbatas, menyebabkan suplai darah meningkat nafas akan
menjadi pendek dan dangkal timbullah sesak sehingga menyebabkan
ketidakefektifan pola nafas. Sistem musculoskeletal, dimana terjadi
penekanan saraf lumbal dan menyebabkan penekanan saraf yang merangsang
nyeri perifer dan impuls nyeri dikirim otak sehingga menyebabkan pada
trimester III sering terjadi rasa nyeri pada pasien karena peningkatan massa
abdomen dimana uterus yang semakin membesar dan pinggang akan lebih
terasa sakit. Pada akhir kehamilan trimester III normalnya kepala janin mulai
turun ke PAP menyebabkan penekanan vesikaurinaria sehingga mengalami
peningkatan dalam berkemih maka terjadi gangguan eliminasi urine.
E. Pathway
Konsepsi

Fertilisasi

Proses kehamilan

Perubahan Fisiologi Perubahan pisikologi

Krisis situasuonal
ketidakstabilan
Sistem Sistem Sistem hormon
Urinaria Kardiovaskuler Respirasi

Desakan uterus Ansietas


Janin Peningkatan ke diafragma
berkembang TD

Penekanan Rongga dada


Sakit kepala menyempit
vesika urinaria

Peningkatan Nyeri Akut Komplien paru


BAK terbatas

Suplai darah
Gangguan meningkat
Eliminasi Urine
Nafas pendek
dan dangkal
Pola Nafas
Tidak Efektif sesak
F. Klasifikasi
1) Kehamilan trimester pertama
Trimester pertama adalah periode kehamilan dari mulai terjadi
konsepsi sampai dengan kehamilan (antenatal) belum mencapai 14
minggu (0-12 minggu). Antenatal atau masa kehamilan merupakan
keadaan fisiologis yang dapat diikuti.
2) Kehamilan trimester kedua
Trimester kedua adalah periode kehamilan dari usia 13- 28 minggu.
Proses ini menyebabkan perubahan pada seluruh tubuh ibu khususnya
alat genetalia eksternal dan internal serta payudara (mammae).
3) Kehamilan trimester tiga
Trimester tiga adalah periode kehamilan mulai dari 29- 40 minggu
pada periode ini terjadi penurunan libido karena gangguan saat
kehamilan.

G. Tanda dan Gejala Kehamilan


Tanda – tanda kehamilan sesuai umur kehamilan :
a. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul
pada wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologi dan
psikologi pada masa kehamilan (Walyani, 2015). Tanda-tanda kehamilan
ada tiga yaitu :
1. Tanda dugaan hamil
a) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe
menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat
penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.
Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya
dapat ditentukan tuanya kehamilan dan tafsiran tanggal
persalinan dengan memakai rumus dari Naegele (walyani
2015).
b) Nausea (mual) dan emesis (muntah)
Mual terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama
kehamilan sampai akhir triwulan pertama disertai kadang-
kadang oleh muntah. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak
selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas
tertentu keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau
sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut
dengan hiperemesis gravidarum (walyani, 2015).
c) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang
dengan makin tuanya kehamilan (walyani, 2015).
d) Mamae menjadi tegang dan membesar
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudarabersama somatomamotropin, hormon-
hormon ini mennimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama
dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta
pengeluaran kolostrum. (walyani, 2015)
e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu
makan akan timbul lagi.
f) Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan
gejala bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga
panggul dan menekan kembali kandung kencing

g) Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
(tonus otot menurun), sehingga kesulitan untuk BAB.
h) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,
hidung dan dahi, kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum (topeng
kehamilan). Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena
didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher
menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karena
pengaruh hormon kortikostiroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit (Walyani, 2015).
i) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada
triwulan pertama (Walyani, 2015).
j) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi disekitar genitalia ekterna, kaki dan betis,
serta payudara. Penampakan pembuluh darah dapat hilang
setelah persalinan (Walyani. 2015).
2. Tanda kemungkinan hamil
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik
(walyani, 2015). Yang termasuk tanda kemungkinan hamil yaitu :
a) Uterus membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya
b) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah isthimus. Pada minggu-minggu pertama ismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan
lebih lumak. Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix
posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis,
maka ismus tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali
terpisah dari uterus
c) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosavagina termasuk juga porsio dan serviks.
d) Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
e) Tanda Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
bermitrik, sporadis, tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilan 8
minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan apdominal
pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan tetap meningkat
frekuensinya, lamanya dan kekuatannya sampai mendekati
persalinan
f) Goodell Sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti
kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak
pada perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun.
H. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan pertama:
 Tanda- tanda vital : (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi,
frekuensi napas)
 Berat badan
 Tinggi badan
 Lingkar lengan atas (LILA)
 Muka : apakah asa edema atau terlihat pucat
 Status generalis atau pemeriksaan fisik umum lengkap, meliputi:
kepala, mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru,
payudara (apakah terdapat benjolan, bekas operasi di daerah areola,
bagaimana kondisi puting), abdomen (terutama bekas operasi terkait
uterus), tulang belakang, ekstermitas (edema, varises, refleks patella),
serta kebersihan kulit
2) Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan berikutnya:
 Tanda vital: (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, pernapasan)
 Berat badan
 Edema
 Pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi pada kunjungan
sebelumnya.
3) Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri
a) Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama:
 Tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan
> 20 minggu)
 Vulva/perineum untuk memeriksa adanya varises, kondiloma,
edema, hemoroid, atau kelainan lainnya.
 Pemeriksaan dalam untuk menilai: serviks, uterus, adneksa,
kelenjar bartholin, kelenjar skene, dan uretra (bila usia
kehamilan <12 minggu)
 Pemeriksaan inspekulo untuk menilai: serviks, tanda-tanda
infeksi, dan cairan dari ostium uteri
b) Pemeriksaan fisik obstetri pada setiap kunjungan berikutnya
 Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus
uteri. Sesuaikan dengan grafik tinggi fundus (jika tersedia).
c) Palpasi abdomen menggunakan manuver leopold I-IV:
 Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I)
 Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan
ibu (dilakukan mulai akhir trimester II)
 Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian
bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II)
 Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu
atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan > 36 minggu)
 Auskultasi denyut jantung janin menggunakan fetoskop atau
doppler (jika usia kehamilan > 16 minggu)

I. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang

1. LABORATORIUM

a) Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL)


b) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
c) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)

2. USG

a) Jenis kelamin
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion
J. Penatalaksanaan
Penatalaksanaa Ante Natal Care (ANC)
1. Timbang berat badan
Ukuran berat badan kg tanpa sepatu dan memakai yang seringan-
ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III
dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah. Ukur tekanan darah.
2. Ukur (Tinggi) Fundus Uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya
kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.
3. Pemberian imunisasi TT lengkap
Untuk mencegah tetanus neonatorum.

K. Tujuan Pelayanan Antenal


a) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik, mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses
kelahiran bayi.
b) Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun
obstetri selama kehamilan
c) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan
menghadapi komplikasi
d) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik,
psikologis, dan sosial.
L. Komplikasi
1) Perdarahan pervaginam pada kehamilan muda.
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan terbagi menjadi 2 yaitu
sebelum 24 minggu dan setelah 24 minggu usia kehamilan.
2) Hipertensi
Gastional hypertensional adalah adanya tekanan darah 140/90
mmHg atau lebih atau peningkatan 20 mmHg pada tekanan diastolic
setelah 20 minggu usia kehamilan dengan pemeriksaan minimal 2 kali
setelah 24 jam pada wanita yang sebelumnya normotensive. Apabila
diikuti proteinuria dan oedema maka di katagorikan sebagai preeklamsi,
bila di tambah adanya kejang maka di sebut eklamsi.
3) Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut bagian bawah perlu dicermati karena kemungkinan
peningkatan kontraksi uterus dan mungkin mengarah 39 pada adanya
tanda-tanda ancaman keguguran. Nyeri yang membahayakan bersifat
hebat, menetap, dan tidak hialng setelah ibu istirahat
4) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepa dan pusing sering terjadi selama kehamilan, sakit kepala
yang berisfat hebat dan terus menerus dan tidak hilang bila di bawa istihat
adalah sakit kepala yang abnormal. Bila ibu merasakan sakit kepala hebat
di tambah dengan adanya pandangan kabur bisa jadi adalah gejala pre
eklamsi
5) Bengkak di wajah dan tangan
Bengkak yang muncul pada sore hari dan biasanya hilang bila isrhat
dengan kaki ditinggikan adalah hal yang normal pada ibu hamil. Bengkak
merupakan masalah yang serius apabila muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beristirahat, dan di sertai dengan keluhan fisik lainnya.
Hal tersebut mungkin merupakan tanda-tanda adanya anemia, gagal
jantung, ataupun preeklamsi.
6) Gerakan Janin Tidak Terasa
Secara normal ibu merasakan adanya gerakan janin pada bulan ke 5
atau ke 6 usia kehamilan, namun ada beberapa ibu yang merasakan
gerakan janin lebih awal. Jika janin ridur gerakan janin menjadi lemah.
Gerakan janin dapat ibu rasakan pada saat ibu istirahat, makan, dan
berbaring.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Anamnesa
 Anamnesa identitas istri dan suami
 Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit
kepala, nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,
perkawinan.
 Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya.
2. Keadaan Umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila
terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek,
adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari
michealis (tidak simetris).
3. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a) Tinggi Badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko
untuk ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145
cm dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
b) Berat Badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan,
perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar,
hidroamnion, dan anak besar.
c) Lingkar Lengan Atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk
status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
d) Tanda- Tanda Vital
 Tekanan Darah
Tekanan darah yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg)
merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang
tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15
mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan
eklamsi.
 Nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit
 Respirasi
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.
Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
 Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal
ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
e) Kepala dan Leher
 Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
 Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sclera
 Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
 Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran
vena jugularis
f) Payudara
 Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil,
sedang, dan besar
 Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
 Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
 Retraksi akibat adanya lesi
 Masa atau pembesaran pembuluh limfe
g) Abdomen
 Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
 Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan
> 22 minggu
 Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi,
dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
h) Pemeriksaan Leopold
 Leopold I
Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
Konsistensi uterus
 Leopold II
Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
 Leopold III
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
 Leopold IV
Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil

B. Diagnosa Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi

2. Gangguan Eliminasi Urine berhubungan dengan obstruksi osmotic.

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi


C. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Rasional
No Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Pola napas setelah dilakukan 1. Pemantauan Pemantauan Respirasi
tidak efektif asuhan Respirasi a Untuk mengetahui
b.d keperawatan a Monitor keadaan jalan
hiperventilasi selama ….. X …. frekuensi, napas pasien
jam diharapkan irama, b Untuk mengkaji
pola nafas dapat kedalaman dan pola napas pasien
adekuat dengan upaya napas c Untuk mengatahui
kriteria hasil: b Monitor pola kemampuan batuk
1. Kapasitas vital napas efektif klien
meningkat (bradipnea, d Untuk
2. Penggunaan oto takipnea, mengidentifikasi
bantu napas hiperventilasi) adanya sumbatan
menurun c monitor jalan napas
3. Frekuensi kemampuan e Untuk
napas membaik batuk efektif memberikan
d monitor adanya terapai yang
sumbatan jalan sesuai pada
napas keadaan klien
e Atur interval Pengaturan posisi
pemantauan a Untuk
respirasi sesuai mengetahui
kondisi pasien
adanya
2. Pengaturan posisi
a Monitor status perubahan
oksigenasi oksiegensi pada
sebelum dan
klien
sesudah
mengubah b Memberikan
posisi posisi yang
b Atur posisi
nyaman dan
untuk
mengurangi relaks
sesak c Untuk mencegah
c Ubah posisi decubitus
setiap 2 jam
d kolaborasi d Untuk proses
dengan dokter penyembuhan
dalam klien
pemberian
terapi
2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Manajemen Manajemen Eliminasi
Eliminasi asuhan Eliminasi Urine Urine
Urine b.d keperawatan a Identifikasi a Untuk
obstruksi selama …. x…. faktor yang mengidentifikasi
osmotic jam diharaokan menyebabkan faktor penyebab
pengosongan retensi atau b Untuk mencegah
kandung kemih inkontinensia cairan berlebih
dapat membaik urine pada klien
Dengan kriteria b Batasi asupan c Untuk
hasil : cairan memberikan
1. Sensasi c Ajarkan edukasi
berkemih mengukur pengukuran
meningkat asupan cairan asupan cairan
2. Desakan dan haluaran d Mencegah reaksi
berkemih urine berkemih malam
menurun d Anjurkan hari
3. Distensi mengurangi e Untuk proses
kandung kemih minum penyenbuhan
menurun menjelang klien
tidur
e Kolaborasi
dengan dokter
trekait
pemberian
terapi
3 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
agen cidera asuhan a Identifikasi a Untuk
biologis keperawatan lokasi, mengidentifikasi
selama … x… jam karakteristik, nyeri
diharapkan nyeri durasi, b Untuk
dapat menurun frekuensi, mengetahui skala
dengan kriteria kualitas, nyeri
hasil : intensitas nyeri c Untuk
1. Keluhan nyeri b Identidikasi mengetahui
menurun skala nyeri respon klien
2. Meringis c Identifikasi terhadap nyeri
menurun respon nyeri d Membantu
3. Gelisah non verbal menurunkan
menurun d Berikan teknik sesasi nyeri
4. Kesulitan tidur non e Memberikan
menurun farmakologis lingkungan yang
untuk nyaman bagi
mnegurangi klien
nyeri f Untuk proses
e Kontrol penyembuhan
lingkungan klien
yang
memperberat
rasa nyeri
f Kolaborasi
pemberian
analgetik

4 Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Reduksi Ansietas Reduksi Ansietas


krisis situasi asuhan keperawata a Identifikasi a Untuk
… x…. jam saat tingkat mengidentifikasi
diharapkan ansietas ansietas tingkat ansietas
menurun dengan berubah b Untuk
kriteria hasil : b Monitor tanda- mengetahui tanda
1. Perilaku gelisah tanda ansietas ansietas timbul
menurun c Ciptakan c Memberikan
2. Tanda –tanda suasana suasana yang
vital dalam terapeutik nyaman dan
batas noral untuk tenang untuk
3. Konsentrasi menumbuhkan klien
pola tidur kepercayaan d Untuk mencegah
membaik d Pahami situasi situasi penyebab
yang membuat timbulnya
ansietas ansietas
e Ajarkan teknik e Untuk
relaksasi memberikan
f Kolaborasi terapi yang dapat
pemberian menurunkan
antiansietas tingkat ansietas
jika perlu f Untuk proses
penyembuhan
klien

DAFTAR PUSTAKA
DPP, T. P. S. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Edisi 1).
Jakarta : DPP PPNI.

Jaya Wand.2015. Analisis Pelaksanaan Program Antenatal Care di Puskesmas


Ciputat Timur Tahun 2015. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Unibersitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
file:///F:/SK/jurnal/Wanda%20Jaya%20Purnama-fkik.pdf

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI. file:///F:/PROPOSAL/materi/Profil-Kesehatan-
Indonesia-tahun-2017.pdf

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). Jakarta : DPP PPNI.

PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2019). standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). Jakarta : DPP PPNI.

Prawirohardjo S, 2018, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai