OLEH:
MUNAWARAH
20089142201
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Epidemiologi
Keberhasilan dalam meningkatkan kesehatan ibu salah satunya adalah
menurunkan angka kematian ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang di sebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas taupun pengelolaan, bukan karena
sebabsebab lain seperti kecelakan di setiap 100.000 kelahiran hidup.(Profil
Kesehatan Indonesi, 2017).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, angka
kematian ibu (AKI) mengalami penurunan dari 359 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012, dan 309 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) hasil SDKI 2017 menunjukan
penurunan yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup, yang artinya sidah mencapai target MDGs 2015 sebesar 23 per 1.000
per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017).
Sedangkan target SDGs pada 2030 mengurangi anhka kematian ibu
sehingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2017 dan Profil
Kesehatan Indonesia, 2016). Untuk mengurai angka kematin ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) pemerintah menyarankan untuk melakukan
kunjungan kehamilan pada trimester pertama sebanyak 1 kali, trimester ke
dua sebanyak 1 kali, 3 dan untuk trimester ketiga minimal 2 kali. (Kebijakan
kementrian kesehatan dalam penurunan AKI & AKB dalam konteks
pelayanan klinik, 2012)
C. Etiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke
dalam saluran telur.Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim
lalu masuk ke saluran telur.Pertrumbuhan sel seperma biasanya terjadi di
bagian yang mengandung mengembang oleh tuba falopi.
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah 1 sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai bergerak (oleh
rambut getar tuba) menuju ruang rahimDari pembuahan sampai dengan nidasi
diperlukan waktu ± 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat makanan bagi
mudgah dan janin, dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk
setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi.
D. Patofisiologi
Pada masa kehamilan trimester I (0-12 minggu) merupakan awal dari
terjadinya konsepsi sampai dengan kehamilan (antenatal) kemudian ibu akan
memasuki periode trimester II (13- 28 minggu) proses ini menyebabkan
perubahan pada seluruh tubuh ibu khususnya alat genetalia eksternal dan
internal serta payudara (mammae). Pada kehamilan trimester III (29- 40
minggu) terjadi perubahan fisiologis dan psikologis dimana perubahan
psikologisnya akan terjadi krisis situasi dan ibu akan mengalami ansietas
(cemas). Sedangkan perubahan psikologis yang terjadi yaitu karena
pembesaran uterus yang awalnya 30 gram menjadi 1000 gram dengan
panjang kurang lebih 20 cm dan lebar + 25 cm.
Pembesaran uterus dikarenakan hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih
besar dan lunak mengikuti pertumbuhan janin, sehingga terjadi desakan
diafragma menyebabkan rongga dada menjadi sempit sehingga udara yang
masuk menjadi terbatas, menyebabkan suplai darah meningkat nafas akan
menjadi pendek dan dangkal timbullah sesak sehingga menyebabkan
ketidakefektifan pola nafas. Sistem musculoskeletal, dimana terjadi
penekanan saraf lumbal dan menyebabkan penekanan saraf yang merangsang
nyeri perifer dan impuls nyeri dikirim otak sehingga menyebabkan pada
trimester III sering terjadi rasa nyeri pada pasien karena peningkatan massa
abdomen dimana uterus yang semakin membesar dan pinggang akan lebih
terasa sakit. Pada akhir kehamilan trimester III normalnya kepala janin mulai
turun ke PAP menyebabkan penekanan vesikaurinaria sehingga mengalami
peningkatan dalam berkemih maka terjadi gangguan eliminasi urine.
E. Pathway
Konsepsi
Fertilisasi
Proses kehamilan
Krisis situasuonal
ketidakstabilan
Sistem Sistem Sistem hormon
Urinaria Kardiovaskuler Respirasi
Suplai darah
Gangguan meningkat
Eliminasi Urine
Nafas pendek
dan dangkal
Pola Nafas
Tidak Efektif sesak
F. Klasifikasi
1) Kehamilan trimester pertama
Trimester pertama adalah periode kehamilan dari mulai terjadi
konsepsi sampai dengan kehamilan (antenatal) belum mencapai 14
minggu (0-12 minggu). Antenatal atau masa kehamilan merupakan
keadaan fisiologis yang dapat diikuti.
2) Kehamilan trimester kedua
Trimester kedua adalah periode kehamilan dari usia 13- 28 minggu.
Proses ini menyebabkan perubahan pada seluruh tubuh ibu khususnya
alat genetalia eksternal dan internal serta payudara (mammae).
3) Kehamilan trimester tiga
Trimester tiga adalah periode kehamilan mulai dari 29- 40 minggu
pada periode ini terjadi penurunan libido karena gangguan saat
kehamilan.
g) Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
(tonus otot menurun), sehingga kesulitan untuk BAB.
h) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,
hidung dan dahi, kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum (topeng
kehamilan). Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena
didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher
menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karena
pengaruh hormon kortikostiroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit (Walyani, 2015).
i) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada
triwulan pertama (Walyani, 2015).
j) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi disekitar genitalia ekterna, kaki dan betis,
serta payudara. Penampakan pembuluh darah dapat hilang
setelah persalinan (Walyani. 2015).
2. Tanda kemungkinan hamil
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik
(walyani, 2015). Yang termasuk tanda kemungkinan hamil yaitu :
a) Uterus membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya
b) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah isthimus. Pada minggu-minggu pertama ismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan
lebih lumak. Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix
posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis,
maka ismus tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali
terpisah dari uterus
c) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosavagina termasuk juga porsio dan serviks.
d) Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
e) Tanda Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
bermitrik, sporadis, tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilan 8
minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan apdominal
pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan tetap meningkat
frekuensinya, lamanya dan kekuatannya sampai mendekati
persalinan
f) Goodell Sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti
kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak
pada perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun.
H. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan pertama:
Tanda- tanda vital : (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi,
frekuensi napas)
Berat badan
Tinggi badan
Lingkar lengan atas (LILA)
Muka : apakah asa edema atau terlihat pucat
Status generalis atau pemeriksaan fisik umum lengkap, meliputi:
kepala, mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru,
payudara (apakah terdapat benjolan, bekas operasi di daerah areola,
bagaimana kondisi puting), abdomen (terutama bekas operasi terkait
uterus), tulang belakang, ekstermitas (edema, varises, refleks patella),
serta kebersihan kulit
2) Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan berikutnya:
Tanda vital: (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, pernapasan)
Berat badan
Edema
Pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi pada kunjungan
sebelumnya.
3) Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri
a) Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama:
Tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan
> 20 minggu)
Vulva/perineum untuk memeriksa adanya varises, kondiloma,
edema, hemoroid, atau kelainan lainnya.
Pemeriksaan dalam untuk menilai: serviks, uterus, adneksa,
kelenjar bartholin, kelenjar skene, dan uretra (bila usia
kehamilan <12 minggu)
Pemeriksaan inspekulo untuk menilai: serviks, tanda-tanda
infeksi, dan cairan dari ostium uteri
b) Pemeriksaan fisik obstetri pada setiap kunjungan berikutnya
Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus
uteri. Sesuaikan dengan grafik tinggi fundus (jika tersedia).
c) Palpasi abdomen menggunakan manuver leopold I-IV:
Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I)
Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan
ibu (dilakukan mulai akhir trimester II)
Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian
bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II)
Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu
atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan > 36 minggu)
Auskultasi denyut jantung janin menggunakan fetoskop atau
doppler (jika usia kehamilan > 16 minggu)
1. LABORATORIUM
2. USG
a) Jenis kelamin
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion
J. Penatalaksanaan
Penatalaksanaa Ante Natal Care (ANC)
1. Timbang berat badan
Ukuran berat badan kg tanpa sepatu dan memakai yang seringan-
ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III
dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah. Ukur tekanan darah.
2. Ukur (Tinggi) Fundus Uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya
kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.
3. Pemberian imunisasi TT lengkap
Untuk mencegah tetanus neonatorum.
B. Diagnosa Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
DPP, T. P. S. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Edisi 1).
Jakarta : DPP PPNI.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI. file:///F:/PROPOSAL/materi/Profil-Kesehatan-
Indonesia-tahun-2017.pdf
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). Jakarta : DPP PPNI.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2019). standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). Jakarta : DPP PPNI.