Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PAPER MANAJEMEN RITEL

GAMASTIK SWALAYAN

(GMT SWALAYAN)

Disusun oleh:

1. Auliya Nurmalasari (27537)


2. Rangga Tirta Prasatya (27546)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YKPN

2017
1

PENDAHULUAN

Kata retail merupakan kata yang tidak terlalu familiar untuk orang awam.
Orang awam biasanya hanya mengenal istilah supermarket, minimarket, dan lain
sebagainya yang padahal merupakan salah satu dari jenis bisnis ritel. Bisnis ritel
merupakan bisnis atau usaha yang biasanya merupakan suatu perusahaan yang
langsung menjual barang-barang kebutuhan secara eceran langsung ke tangan
konsumen akhir. Jadi, bisnis ritel dapat diartikan sebagai bisnis yang memutus
rantai yang biasanya dari produsen lalu ke distributor yang biasanya menjual
barang secara grosir lalu kepada penjual atau pengecer yang akhirnya barulah
sampai ke tangan konsumen.

Terdapat berbagai jenis ritel berdasarkan klasifikasinya pada skala usaha,


tipe kepemilikan, produk/jasa yang ditawarkan, teknik pemasaran, bentuk hukum
dan ukuran outlet. Berikut ini jenis riter menurut klasifikasinya:

1. Berdasarkan skala usaha terdapat 2 macam ritel yaitu ritel besar dan ritel kecil.
Ritel besar merupakan pengecer yang menyediakan barang yang dijual dalam
jumlah besar. Contoh hypermart, lotte mart, dan supermarket lainnya.
Sedangkan ritel kecil adalah pengecer tradisional yang menjual barang dalam
jumlah kecil/ ecer. Contoh: toko kelontong, burjo, toko sayur, dan lain-lain.

2. Sedangkan jenis ritel berdasarkan tipe kepemilikan dibedakan menjadi 3 yaitu


independent retail firm, waralaba dan corporate chain. Independent retail firm
merupakan retail yang dikelola sendiri oleh pemiliknya tanpa adanya
gabungan dengan peritel lain, seperti toko, warung, kios, dan lain-lain.
Waralaba adalah bisnis yang dapat dijalankan atau dioperasikan oleh siapa
saja (retailer) secara independen namun status kepemilikannya tetap ada pada
perusahaan induk (franchisor) dan aturan-aturan dalam retail mengikuti
aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan induk (franchisor).
Contoh ritel jenis ini ialah Pizza Hut, Mc Donald, KFC, dan olive. Sedangkan
corporate chain sebagai contoh dari bisnis retail ini ialah Matahari Group,
Robinson Group, Ramayana Group dan lain sebagainya. Dari namanya kita
2

bisa memahami bahwa ritel jenis ini merupakan ritel yang dimiliki oleh group.
Ritel jenis corporate chain memanglah ritel yang terdiri atas dua atau lebih
bisnis namun saling berhubungan yang dimiliki oleh suatu kelompok atau
beberapa individu pemegang saham.

3. Untuk jenis ritel berdasarkan produk/jasa yang dijual terdapat 2 jenis yaitu
service retailing yang merupakan jenis ritel yang menyediakan layanan jasa
langsung kepada konsumen dan yang kedua product retailing yang merupakan
jenis ritel yang menjual berbagai produk/ barang kebutuhan konsumen.

4. Jenis ritel berdasarkan teknik pemasarannya ada 2 yaitu in store- retailing dan
non store retailing. In store retailing merupakan penjualaan yang terjadi secara
langsung di dalam tojo atau warung. Sedangkan non store retailing adalah
menjual produk atau jasanya dengan memakai media selain toko, contohnya:
jualan online lewat ig, facebook, whatsapp, ataupun menggunakan catalog,
mail order, telepon dan lain-lain.

5. Berdasarkan bentuk hukum jenis ritel dibedakan menjadi 2 yaitu ritel


perorangan dan kemitraan (partnership dan perseroan terbatas).

6. Jenis ritel berdasarkan ukuran outlet ini telah diatur oleh peraturan Perpres No.
112 Tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat
perbelanjaan toko modern dengan ketentuan:

a. Minimarket, berukururan kurang dari 400 m persegi

b. Supermarket/Department Store, berukuran 400 – 500 m persegi.

c. Hypermarket dan Perkulakan (grosir), berukuran lebih dari 5000 meter


persegi

Berdasarkan beberapa jenis ritel yang ada di atas. Kami memilih ritel
berskala besar namun masih dalam tahap berkembang yaitu GAMASTIK
SYAWALAYAN atau GMT SWALAYAN. Kami memilih toko tersebut karena
toko ini sering kami kunjungi karena lokasinya dekat dengan rumah kami
3

sehingga kami sering melihat apa yang terjadi di toko tersebut dan bisa dibilang
sebagai konsumen langganan meskipun kurang merasa nyaman untuk berbelanja,
selain itu salah satu dari kami pernah bekerja di toko GMT Swalayan sehingga tau
seluk beluk toko tersebut.

Kami sepakat untuk memilih 2 topik yang akan kami bahas di bab
selanjutnya yaitu bab Strategi Sumber Daya Manusia dan Layout. Kami memilih
strategi SDM karena salah satu dari kami pernah bekerja di toko tersebut jadi
sedikit banyak mengetahui tentang pengelolaan karyawan di toko GMT Swalayan
seperti lamanya waktu training, cara training yang digunakan, cara manajer
berkomunikasi dengan karyawan dan perbedaan antara karyawan training dengan
karyawan yang sudah lama bekerja, dan lain-lain. Sedangkan untuk layout, kenapa
kami memilih layout, karena kami sering berbelanja di toko tersebut, secara
otomatis kami mengetahui tata letak barang-barang yang dijual di toko tersebut,
meskipun tidak semua cabang selalu kami datangi, namun dari beberapa
kunjungan yang kami lakukan kami dapat memberikan penilaian tentang layout
yang ada di toko GMT Swalayan tersebut.
4

DESKRIPSI BISNIS

GMT Swalayan berdiri sekitar tahun 2006. Tapi untuk lebih tepatnya kami
kurang tahu. Karena memang informasi di web maupun di internet tidak dapat
kami temukan kapan GMT Swalayan berdiri dan salah satu dari kami yang pernah
bekerjapun tidak tahu dan juga pernah bertanya kepada karyawan yang sudah
bekerja selama 6 tahun pun juga tidak tahu persis kapan GMT Swalayan itu
berdiri. GMT Swalayan ini memiliki 1 toko pusat dan 3 cabang, dimana toko
pusat beralamat di Pokoh, Jalan Tajem-Besi, Ngemplak, Sleman. Untuk GMT
Swalayan 2 berada di Maguwo dekat kampus Instiper, GMT 4 berada di Jalan
Kaliurang, dan untuk GMT 5 berada di Jalan Cangkringan, Tegalrejo,
Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Dulu terdapat GMT 3 di daerah Purwomartani,
namun tutup karena kontrak rukonya habis dan tidak diperpanjang lagi.

GMT SWALAYAN merupakan toko ritel yang menjual barang-barang


kebutuhan sehari-hari seperti beras, gula, sabun mandi, sabun cuci, roti, makanan
ringan, minuman dan berbagai perlengkapan lainnya. Toko ini seperti Alfamart
ataupun Indomaret, namun yang membedakan toko ini masih dalam masa
berkembang, belum sebesar dan setenar Alfamart dan Indomaret. Ritel ini
merupakan independent ritail firm, karena dimiliki oleh perseorangan yaitu
dimiliki Bapak Slamet, SH, MM. Berdasarkan bentuk hukumnya GMT Swalayan
ini perseorangan hal ini dikarenakan jumlah karyawan yang kurang dari 100 orang
sehingga tidak memenuhi syarat untuk dibentuk menjadi PT (Perseroan Terbatas).
Berdasarkan ukuran swalayan ini termasuk kedalam golongan minimarket, karena
ukurannya kurang dari 400m2, meskipun untuk toko pusatnya memiliki ukuran
hamper 1 hektar tetapi untuk ke 3 cabang lainnya memiliki ukuran kecil sehingga
kami menggolongkan ke golongan minimarket. Di GMT Swalayan ini strategi
pemasarannya menggunakan In-Store Retailing, karena langsung menjual barang/
bertransaksi dengan konsumen.

Mekanisme bisnisnya di GMT Swalayan ini seluruh sales mendatangkan


barang-barangnya di toko Pusat, kemudian cabang-cabang GMT diberi stock dari
5

pusat, pengiriman barang dari pusat ke cabang tergantung dari purchase order
yang dibuat oleh kepala toko, namun ada juga beberapa cabang yang mengambil
barang pesanan untuk stock tokonya diambil sendiri ke toko pusatnya. Untuk
mekanisme penjualan ke konsumen sama seperti mini market lainnya, konsumen
datang kemudian memilih barang, ketika sudah selese memilih konsumen datang
ke kasir, dan pihak kasir menscan barang dan transaksi terjadi.
6

URAIAN MATERI

Aspek Teori

Strategi Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan sumberdaya adalah individu yang bekerja


sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan
berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya .
Strategi SDM dapat menjadi keunggulan suatu perusahaan di dalam
mempertahankan segmen pelanggannya dan untuk merebut segmen pasar yang
baru. Sumberdaya manusia biasanya mencakup keseluruhan bidang manajemen
personalia dan juga merupakan salah satu input yang terpenting dalam kegiatan
operasional dalams uatu organisasi, demikian pula pada organisasi bisnis baik
yang bergerak di sector yang menghasilkan barang maupun jasa. Terlebih pada
sector jasa, dimana kepuasan konsumen ditentukan oleh pelayanan yang diberikan
perusahaan melalui tenaga kerja yang menjadi operatornya. Oleh krena itu
keberhasilan operasional ditentukan dengan pengelolaan sumber daya manusia
yang efektif dan efisien.

Agar sumber daya manusia menjadi efektif dan efisien, maka yang pertama
sumber daya manusia itu harus:

a. Dimanfaatkan secra efisien dalam lingkup operasional yang ada

b. Memiliki mutu kehidupan kerja yang lebih baik dalam suasana yang saling
terkait dan saling percaya

Terdapat 3 keputusan dalam strategi sumber daya manusia, yaitu :

a. Perencanaan tenaga kerja

b. Desain pekerjaan

c. Standard tenaga kerja


7

1. Perencanaan tenaga kerja

Perananan tenaga kerja sangat menentukan di dalam menjalankan proses


konversi, sehingga diperlukan perencanaan sumber daya manusia yang baik
dan akurat. Perencanaan sumber daya manusia dibuat untuk dapat mengatasi
masalah-masalah yang menyangkut antara lai kebijakan-kebijakan kestabulan
tenaga kerja.

a) Kebijakan untuk menajga stabilitas karyawan, sangat perlu dijaga, karena


akan menentukan kelangungan operasional organisasi/ apabila tingkat
berhenti dan masuknya karyawan tinggi, kemungkina kontinuitas proses
konversi dapat terganggu, disertai makin tinggi biaya untuk rekrutmen dan
pelatihan bagi karyawan-karyawan baru. Mengantisipasi stabilitas
karyawan, sangat perlu diketaui kebutuhan tenaga dan memperhitungkan:

 Pembayaran tenaga kerja

 Asuransi tenaga kerja

 Besarnya premi upah yang merupakan ukuran bagi tenaga kerja dapat
meningkatkan kinerja yang merupakan variabel cost

b) Penjadwalan kerja, secara manajemen SDM, penjadwalan kerja terdapat


beberapa pendekaran yaitu:

 Flextime, merupakan system kerja dengan penentuan batas waktu bagi


karyawan untuk menyelesaikan tugasnya. Pendapat lain mengatakan
flextime yaitu system yang membolehkan karyawan dengan batasan
tertentu dapat menentukan jadwal mereka masing-masing kapan mulai
dan kapan selese dan terbukti kepuasan kerja meningkat.

 Flexible workweek, yaitu jadwal kerja yang berbeda dari dawal


normal. Artinya penjadwalan kerja yang diberlakukan fleksibel,
apakah pada hari tertentu karyawa dapat bekerja di bawah standar
waktu depalan jam kerja perhari, tetapi harus dikompensasi dengan
8

hari-hari lain untuk memenuhi kumularif hari kerja karyawan di dalam


seminggu.

 Part-time status, memperpendek jam kerja dengan mengubah status


karyawan menjadi part time status.

2. Desain pekerjaan

Desain pekerjaan merupakan sebuah pendekatan yang menentukan


tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi seorang atau
kelompok karyawan. Desain pekerjaan juga dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan tugas secara spesifik, yang ditetapkan menjadi uraian tugas
(deskripsi) diantara pekerjaan dengan kelompok atau organisasi

a. Spesialisasi tenaga kerja: merupakan pembagian tugas secara khusus atau


special, yang dapat dilakukan dengan mengembangkan keterampilan
karyawan, mengurangi kerugian waktu sebagai akibat keengganan
karyawan untuk melakukan peralihan tugas, serta pelatihan untuk
menggunakan peralatan secara special atau khusus.

b. Pengembangan tugas/ pekerjaan: dilakukan untuk mengantisipasi


perubahan permintaan atas produk atau jasa dari pelanggan. Beberapa cara
pengembangan tugas yaitu antara lain:

 Job enlargement: merupakan penambahan jenis tugas yang bertujuan


selain mengurangi sifat tugas yang monoton sehingga karyawan
merasa jenuh, tujuan lain untuk menambah keterampilan karyawan

 Job rotation : system pengembangan karyawan dengan melakukan


mutasi atau rotasi tugas, sehingga setiap tugas yang ada dalam
kelompok kerja dapat dikuasai, apabila suatu kurun waktu kemudian
hari ada promosi bagi karywan tersebut tidak akan ragu-ragu lagi
untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya.
9

 Job enrichment: memperkaya tugas karyawan dengan cara tertentu di


dalam tugas yang sama.

 Employee empowerment: proses pendelegasian wewenang bagi


karyawan dari atasan untuk mempersiapkan kerjanya.

 Self-directed teams: proses pemberdayaan karyawan untuk dapat


bekerja sama di dalam kelompok, dalam kesatuan target.

c. Motivasi dan system insentif, perlu dipelajari, agar dapat memaksimalkan


produktifitas karyawan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

 Reward: system imbalan uang dan biasanya diberikan secara tunai atau
deposito yang diberikan kepada karuawan di dalam organisasi

 Profit sharing: system yang mengatur bagian dari laba perusahaan


yang dibagikan kepada karyawan.

 Gain sharing: dapat sebagai pemberian keuntungan sesudah dilakukan


laporan tahunan perusahaan, di mana karyawan diberi bagian dari
keuntungan, disamping keuntungan bagi pemilih saham

 System insentif: merupakan system yang diketahui oleh karyawan


bahwa dengan peningkatan produktifitas individu maupun kelompok
akan memperoleh sejumlah insentif berdasarkan system insentif yang
ada.

 Based pay system: merupakan dasar bagi karyawan untuk mengetahui


porsi kompensasi yang akan diterima apabila karyawan di dalam
melakukan tugas disertai kemampuan dan pengetahuan yang baik
menyelesaikan tugasnya.
10

Layout

Layout atau tata letak berhubungan erat dengan produk yang akan di jual.
Layout adalah pemetaan area yang dirancang sebagai tempat menjual suatu
produk untuk membantu konsumen dalam berbelanja dan pencarian barang yang
akan diberli. Tujuan dari layout sendiri adalah untuk mendekatkan produk kepada
konsumen agar tersedian dalam tempat serta jumlah yang tepat, untuk
kenyamanan dan kemudahan untuk memperoleh produk, serta untuk efisiensi dan
efektifitas space yang ada, yaitu pengelompokan produk berdasrkan group dan
sub group.

1. Manfaat layout, dengan layout yang baik, maka penjual dan konsumen akan
mendapatkan beberapa manfaat yaitu:

a. Manfaat kegunaan tempat: kegunaan ini didapatkan konsumen karena


dengan produk didtemptkan pada tempat yang dapat didatangi oleh
konsumen

b. Manfaat kegunaan informasi, dengan melakukan promosi dan penempatan


produk yang baik maka konsumen dapat memperoleh informasi,
membujuk konsumen agar membeli, dan mengingatkan konsumen agar
tidak melupakan produk dan tempatnya

c. Manfaat kegunaan waktu, hal ini berkaitan dengna kenyataan bahwa


konsumen dapat memperoleh produk pada saat yang diinginkan

2. Jenis layout

a. Lay out pola lurus (grid): tata letak toko dibuat secara berlajur yang terdiri
atas lorong-lorong untuk meletakkan barang atau produk yang berdasrkan
group ataupun sub group. Pola ini banyak diterapkan pada minimarket,
supermarket ataupun hypermart. Dengan pola ini diharapkan barang atau
jasa bisa dipajang lebih banyak, tapi cukup untuk memberikan keleluasaan
bagi konsumen yang hilir mudik, yang harus diperhatikan pada pola ini
ialah barang-barang mana saja yang harus ditampilkan dilorong utama.
11

Pola lurus menguntungkan dalam hal kesan efisien, mempermudah


konsumen untuk menghemat waktu belanja, lebih banyak menampung
barang yang didisplay dan control lebih mudah.

b. Layout pola arus bebas (free flow): barang diletakkan secara


mengelompokkan dengan pola yang memudahkan konsumen untuk hilir
mudik dan memberikan kebebasan kepada konsumen untuk melihat
kelompok-kelompok barang atau produk. Hal yang diharapkan pada pola
ini ialah pembelian secara spontan (impulse buying), dapat memberikan
lebih banyak pilihan barang (produk) dari satu tempat ke tempat lain, dan
dapat memberikan kesan yang bersahabatan.
12

Aspek yang diamati

Sumber Daya Manusia

Pada toko GMT Swalayan yang kami amati, tidak terdapat perencanaan
tenaga kerja yang baik, karena kami melihat tidak ada prosedur perekrutan kerja
yang baik. Dari awal perekrutan calon pekerja setelah memberikan surat lamaran
akan diwawancarai dan proses wawancaranya pun juga tidak formal. Hanya diberi
informasi jika berminat maka keesokan harinya sudah dapat mulai bekerja dan
diberi informasi mengenai gaji sebesar Rp 700.000/ bulan selama masa training
dan tidak jelas berapa besaran gaji pokok setelah masa training selesai.

Kemudian untuk masalah gaji dibayarkan setiap tanggal 30 (akhir bulan),


namun setelah masa training habis, gaji itu tidak pasti, bisa naik perbulan Rp
100.000/ bulan bisa juga hanya sebesar Rp 50.000 bisa juga malah mengalami
penurunan. Berdasarkan wawancara kami dengan karyawan yang sudah 2 tahun
bahwa memang gaji itu tidak tetap, selama bekerja di GMT Swalayan gajinya naik
menjadi Rp 1.000.000an itu baru beberapa bulan, sebelumnya gajinya dibawah Rp
1.000.000. Berdasarkan pengalaman juga bahwa terdapat gaji karyawan yang
turun, tetapi tidak diberi penjelasan mengapa gajinya tersebut mengalami
penurunan. Gaji di GMT Swalayan masih di bawah UMR, hal ini dikarenakan
karena GMT Swalayan belum berbentuk PT, dan untuk membentuk PT jumlah
karyawan yang ada kurang memenuhi syarat untuk dijadikan PT.

Jadwal kerja di GMT swalayan masuk dalam kategori flextime, karena jam
kerja karyawan terdapat 2 shift, shift pertama mulai dari jam setengah 8 pagi
sampai dengan jam 3 sore, dan untuk shift kedua mulai dari jam 2 siang sampai
jam 9 malam ini berlaku untuk toko pusat dan juga GMT 2 dan 4, sedangkan
untuk GMT 5 memiliki jadwal sendiri yang sedikit berbeda di shift pertama,
dimana shift pertama mulai dari jam 7 pagi. Memang tidak ada standar yang sama
yang diterapkan di GMT, jam kerja ini berbeda karena memang disetiap toko
memiliki aturan yang berbeda-beda tergantung kepala toko yang memegang setiap
toko.
13

Sedangkan untuk klasifikasi kerja dapat kita temui perbedaan antara tugas
kasir, pramuniaga, petugas gudang hanya di GMT Swalayan Pusat, disana
klasifikasi pekerjaannya, desain pekerjaannya terlihat sangat jelas dan bagaimana
setiap karyawan melakukan pergantian shift itu terlihat sangat baik tanpa terlihat
oleh konsumen. Namun ketika kita datang ke toko GMT Swalayan yang lain,
tugas pramuniaga, kasir, kepala toko itu tidak ada pembedaan, semua melakukan
pekerjaannya secara bergantian, jadi tidak ada spesialisasi tenaga kerja, karyawan
training pun dapat menjadi kasir, kepala toko dapat menjadi pramuniaga, dan
karyawan juga dapat mengerjakan tugas kepala toko. Di cabang lebih banyak
melihat job enlargement dan job rotation yang setiap waktu ada.

Di GMT Swalayan 2 dan 5 tidak terdapat karyawan laki-laki, sehingga


ketika terdapat supply stok barang datang dari GMT Pusat, maka karyawan wanita
pun harus bekerja ekstra karena harus angkat-angkat barang berat seperti gallon
aqua, kardus aqua, dan lain-lain. Tetapi masalah gaji tidak begitu diperhatikan, di
GMT Swalayan juga tidak ada asuransi jiwa yang diberikan kepada karyawan.
Dari beberapa penjelasan diatas, mungkin itulah yang menyebabkan banyaknya
turn over yang terjadi di GMT Swalayan.

Selain itu juga pelayanan yang diberikan di GMT Swalayan tidak seramah
yang ada di Alfamart karena memang tidak ada pelatihan khusus yang wajib
diterapkan di GMT Swalayan agar karyawan mau memberikan salam ketika
konsumen datang dan konsumen pergi. Hal ini wajar, karena memang tidak ada
sosialisasi yang jelas dan juga tidak ada komunikasi yang baik antara pengelola,
pemilik, dan karyawan. Berdasarkan yang kami amati, pemilik hanya banyak
berbicara dengan pengelola, dimana pemilik hanya ingin pendapatan selalu
mengalami kenaikan, sedangkan karyawan memiliki pemikiran “yang penting
kerja digaji”, jadi disini loyalitas karyawan amat sangatlah kurang.
14

Layout

Mengenai layout toko GMT Swalayan memiliki layout yang secara garis
besar masuk kategori layout grid, karena tata letak toko dibuat secara berlajur
yang terdiri atas lorong-lorong untuk meletakkan barang atau produk yang
berdasarkan jenis-jenis barang. Tetapi disetiap toko tidak memiliki letak layout
grup yang sama seperti Alfamart yang setiap kita masuk pasti posisi kasir ada
disebelah kanan, kemudian letak susu berada di pojok dan samping paling kiri,
sedangkan di GMT Swalayan letaknya berbeda beda, ada yang letak sabun cuci
berada di depan, ada di cabang lain dimana didepan pintu masuk konsumen
langsung bertemu dengan aneka minuman susu.

Sedangkan untuk peletakan label diseluruh toko GMT Swalayan tidak tertata
dengan baik, karena banyak sekali barang yang diletakkan berbeda dengan label
yang tertera dibawahnya dan sering mendapat complain dari konsumen, tetapi dari
pihak kepala toko tidak ada tindakan cepat yang dilakukan. Banyak juga
konsumen yang ketika bertanya ataupun memberikan saran, tidak digubris, hanya
diberi senyuman dan jawaban ya tetapi tidak ada tidak lanjutnya.
15

KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan kami GMT Swalayan masih memiliki budaya yang


buruk dan juga strategi yang buruk karena tidak memiliki strategi yang jelas yang
diterapkan disana, serta tidak adanya komunikasi yang baik antara bawahan
dengan atasan. Jadi tidak tau apa tujuan dan juga strategi yang harus dilakukan
oleh bawahan.

Jadi menurut kami, GMT Swalayan harus memperbaiki komunikasi mulai


dari pucuk pimpinan sampai akarnya, kemudian membangun budaya baru, agar
budaya yang lama yang masih buruk hilang dan diganti dengan budaya yang lebih
baik, hal ini tidak gampang. Namun, dapat dimulai dengan melakukan rapat
bersama secara keseluruhan, dimana rapat tersebut karyawan diberi motivasi, agar
mau bekerja dengan sungguh-sungguh dan tanpa paksaan, serta pemilikpun
memberikan informasi apa yang menjadi tujuan GMT Swalayan dan apa yang
akan didapat karyawan jika tujuan itu tercapai. (untuk strategi SDM harus
diperbarui)

Kemudian untuk layout, perlu adanya perbaikan terutama untuk pemberian


label haruslah sesuai dengan letak tempat barang itu ada, jangan sampai ada
complain lagi dari pelanggan, dan juga perlu adanya keseragaman dalam
peletakan barang yang sama disetiap toko, agar pelanggan ketika mengunjungi
toko disetiap cabang tidak mengalami kebingungan dalam mencari barang yang
mereka butuhkan. Kami menyarankan coba mencontoh alfamart atau indomaret
sebagai minimarket yang sudah lama berdiri dan juga sudah bagus
managemennya.

Menurut kami, selama ini strategi yang dilakukan GMT Swalayan tidak
berjalan dengan baik, karena banyak faktor didalamnya, sehingga kami banyak
memberikan saran yang harus dilakukan oleh GMT Swalayan. Seperti yang telah
kami paparkan diatas bahwa GMT Swalayan perlu memperbaiki komunikasi
dengan SDM nya agar memiliki SDM yang lebih efektif dan efisein lagi dan
untuk layoutnya perlu banyak belajar dari minimarket yang sudah maju dan
16

banyak dikenal masyarakat seperti Alfamart dan Indomaret. Agar GMT Swalayan
lebih maju lagi. Tetapi jika tidak diubah strateginya kemungkinan besar GMT
Swalayan ini tidak akan lama umurnya.

Anda mungkin juga menyukai