Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGOLAAN BISNIS RITEL

Oleh :

Nama:. •Meutya Ananda Saferro

•Nailah Fauziyah Rahmah

•Anisa Marsela

•Valentino ada

•Nazar

•M. Zikri Akbar

Kelas: XI BDP 1

TAHUN AJARAN 2021/2022

SMKN 3 PALEMBANG
1. Struktur organisasi ritel

Efektivitas organisasi perusahaan ritel ditentukan oleh adanya struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi organisasi tersebut.

TerdapatTerdapat berbagai pilihan struktur :

organisasi dalam ritel yang dapat ditunjukkan dalam bagan organisasi di bawah ini !

1.Bagan organisasi fungsional Disusun struktur organisasi berdasarkan fungsi yang dijalankan oleh
masing-masing departemen, misalnya bagian promosi penjualan, bagian barang dagangan, bagian
sumber daya manusia, bagian operasional ritel dan bagian pengawasan, seperti terlihat.

2. Bagan Organisasi berdasarkan produk Disusun struktur organisasi berdasarkan barang dagangan yang
dijual dalam ritel.

3. Bagan Organisasi berdasarkan geografis Struktur organisasi yang disusun berdasarkan wilayah
geografis yang dilayani oleh ritel.

4. Bagan organisasi kombinasi Disusun struktur organisasi dalam bentuk kombinasi antara fungsional
dan geografis maupun barang dagangan yang dijual, seperti terlihat Bagan Organisasi Kombinasi.

2. Jenis bisnis ritel

1.Berdasarkan Skala Penjualan

Skala Besar

Pengecer yang menyediakan barang yang dijual dalam jumlah besar. Contoh dari klasifikasi jenis ritel ini
seperti hypermarket, supermarket, dan department store. Banyak orang menyebut contoh dari
klasifikasi ini sebagai modern trade, selain karena memiliki skala yang besar tetapi juga bernuansa
modern dari lokasi dan layanannya.

Skala Kecil

Merupakan pengecer yang menjual barang dalam jumlah satuan lebih kecil. Biasa disebut juga general
trade atau tradisional ritel karena umumnya dilakukan secara konvensional oleh perorangan. Contoh
dari jenis ritel ini adalah kios, butik, dan toko kecil

2.Berdasarkan Kepemilikan

Ritel Mandiri

Pada jenis ini, bisnis ritel dimiliki oleh individu atau perorangan. Umumnya berskala kecil dan dikerjakan
secara mandiri oleh sang pemilik. Seiring dengan berkembangnya usaha, barulah sang pemilik
menambah jumlah karyawan, menambah modal usaha dan menggunakan sistem dan manajemen yang
lebih baik.

Franchise/Waralaba

Merupakan jenis bisnis ritel dengan membeli atau menyewa hak untuk menggunakan konsep hingga
produk dari brand tertentu. Dengan model seperti ini, pebisnis yang mendapatkan hak tersebut bisa
menjual produk yang sudah dikenal di masyarakat.

Corporate Chain

Kepemilikan dari jenis ritel ini ialah gabungan dari beberapa individu pemegang saham dari perusahaan.
Jenis ini dilakukan oleh korporasi dan umumnya berskala besar.

3.Berdasarkan Teknik Pemasaran

Ritel Offline

Proses transaksi pada jenis ini bisa terlaksana tanpa adanya jaringan internet. Mengharuskan kehadiran
konsumen didalam toko untuk proses pembelian. Biasanya pemilik ritel offline ini menggunakan strategi
pemasaran in-store promotion seperti pasang banner, spanduk atau property fisik untuk mengaktivasi
konsumen untuk bertransaksi.

Ritel Online

Sering berkembangnya teknologi semakin beragam cara melakukan pemasaran. Salah satunya yakni
jenis ritel online, dimana tidak menggunakan toko fisik untuk pemasarannya. Melainkan melalui media
digital seperti membuat akun toko di berbagai marketplace, berjualan di media social, atau bahkan
memiliki website toko online pribadi.

3. Tujuan, fungsi dan peran bisnis ritel

Tujuan Bisnis Ritel

Menciptakan tersedianya pilihan akan kombinasi sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.

 *Memberikan penawaran produk dan jasa pelayanan dalam unit yang cukup kecil sehingga
memungkinkan para konsumen memenuhi kebutuhannya.

*Menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk “ready exchange of value”.

 *Mengadakan transaksi dengan para konsumen-nya.

Peran Bisnis Ritel

mempunyai peran yang sangat penting baik ditinjau dari pihak konsumen atau dari pihak produsen. 
•Dari Pihak Produsen: 

-Peritel  dipandang sebagai pihak yang ahli dalam bidang penjualan produk perusahaan 

-Peritel adalah ujung tombak peusahaan yang akan sangat menentukan laku tidaknya produk
perusahaan 

-Peritel   adalah   sumber   informasi   yang  informasi yang sangat berharga mengenai produk
perusahaan

•Dari Pihak Konsumen: 

Usaha  ritel  biasanya  berlokasi  didekat  rumah  pelanggan,  sehingga pelanggan bisa dengan segera
mendapatkan suatu produk tanpa perlu menunggu lama.

- Memudahkan konsumen/pelanggan dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang
serta jasa yang ditawarkan. Pelanggan mungkin  hanya  ingin  lebih  dari  sekedar mendapatkan  barang
yang diinginkan pada tempat yang nyaman.

- Mereka hampir ingin selalu belanja di mana bisa mendapatkan kemudahan memilih, membandingkan
kualitas, bentuk, dan harga dari produk yang diinginkan. Dalam menarik dan memuaskan pelanggan,
para peritel biasanya akan berusaha menciptakan suasana belanja yang nyaman.

 -Menjaga harga jual tetap rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan. 

Fungsi Ritel

Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan

Memberikan keuntungan bagi produsen dan grosir

Berperan secara langsung dalam mempromosikan produk

Menawarkan aneka jenis barang dengan harga yang beragam

4. Faktor-faktor penentu bisnis ritel

1. Place (Lokasi).

Menurut ( J.Supranto, 1998 ) Lokasi yaitu tempat dimana perusahaan melakukan kegiatan sehari-
harinya. Salah dalam memilih lokasi perusahaan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Dengan
semakin tajamnya persaingan dunia bisnis ritel dan banyaknya perusahaan sudah tidak mungkin lagi
untuk melakukan coba-coba.

Bagi seorang retailer untuk dapat menentukan lokasi yang tepat bagi tokonya sebenarya perlu
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

• Luas daerah perdagangan.


• Dapat dicapai dengan mudah.

• Potensi pertumbuhannya.

• Lokasi toko-toko saingan.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi potensi dari penjualan lokasi toko baru adalah sebagai
berikut :

1. Dapat dicapai dengan mudah.

2. Populasi.

3. Pesaing.

4. Batas-batas daerah perdagangan.

2. Price (Harga).

Harga merupakan nilai suatu barang atau jasa yang dapat diukur dengan sejumlah uang dimana
berdasarkan nilai tersebut seseorang akan bersedia untuk melepaskan barang dan jasa yang dimiliki
pihak lain. Harga merupakan salah satu variabel yang terpenting dalam pemasaran, karena akan sangat
mempengaruhi secara langsung terhadap hasil penjualan dan keuntungan yang nanti akan diperoleh
perusahaan.

• Tujuan penetapan harga

Penetapan harga ini biasanya memiliki beberapa tujuan bagi produk yang dihasilkan. Tujuan tersebut
antara lain adalah :

1. Menetapkan laba maksimun.

2. Mencegah atau mengurangi persaingan.

3. Memperbaiki atau mempertahankan pangsa pasar.

• Prosedur Penetapan Harga.

Dalam prosedur penentuan harga terdapat lima macam tahapan, yaitu:

1. Mengantisipasi permintaan untuk produk tersebut.

2. Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan pasar.

3. Menentukan market share yang ditentukan.

4. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar.


5. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan.

3. Product.

Menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan ke pasar biasanya akan menjadi langkah paling awal. Ide
tentang produk bisa didapatkan dari beberapa sumber. Cara termudah adalah dengan cara
membanding-bandingkan langsung produk yang sejenis seperti yang ingin kita jual, dan melakukan riset
kecil-kecilan kepada target pasar tentang kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. Hasil dari riset
tersebut diharapkan akan mampu dalam memberikan segala informasi yang lebih akurat bagi bisnis
tentang prospek pasar yang nanti akan dimasukinya dan produk macam apa yang diharapkan oleh target
pasar. Mengembangkan merek-merek berlabel (juga disebut merek-merek toko ) yang merupakan
produk – produk yang telah dikembangkan dan dipasarkan oleh pelaku bisnis ritel dan hanya tersedia
dari tempat bisnis ritel tersebut berada.

4. Promotion (Promosi).

Aspek penting lainnya adalah tentang cara berpromosi dari produk. Bagaimana suatu produk akan
dikenalkan kepada pasar agar pelanggan merasa semakin tergerak untuk membelinya. Salah satu cara
dalam berpromosi yang efektif adalah dengan beriklan. Bagi pengusaha yang baru memulai bisnis, iklan
dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi-nya. Untuk mendapatkan efektifitas
beriklan sebaiknya dilakukan pemilihan media iklan yang benar-benar cocok dengan karakter dari target
pasar untuk produk yang sedang ingin dipasarkan.

Mungkin tidak diperlukan untuk memasang iklan di segala media/tempat karena belum tentu
berpengaruh kepada peningkatan penjualan. Pada tahap-tahap awal memulai bisnis, sebaiknya masalah
biaya mendapatkan perhatian khusus agar tidak menjadi ganjalan utama dalam operasional bisnis.
Tentukan juga tujuan dari promosi, apakah untuk menciptakan kesadaran merek atau memang
dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan. Jangan lupa untuk mengukur hasil dari setiap kegiatan
promosi yang dilakukan, apakah sudah sesuai dengan harapan atau masih perlu adanya berbagai
perbaikan untuk kegiatan promosi berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai