Pengukuran Ulir
Pengukuran Ulir
Tujuan :
Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab IV, diharapkan
mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan fungsi ulir dalam kaitannya dengan perlunya
dilakukan pengukuran ulir.
2. Menyebutkan bermacam-macam ulir yang banyak
digunakan dalam permesinan.
3. Menyebutkan elemen-elemen penting dari ulir yang perlu
diukur.
4. Menjelaskan standar umum dari suatu ulir, baik menurut
sistem metrik maupun menurut sistem inchi.
5. Memeriksa atau mengukur elemen-elemen penting dari ulir
dengan alat dan cara yang tepat, baik pengukuran secara langsung
maupun pengukuran tak langsung.
6. Menjelaskan suaian dan toleransi dalam pembuatan
komponen berulir (mur dan baut).
7. Menganalisis hasil-hasil pengukuran ulir
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 149
Bab IV – Pengukuran Ulir
BAB IV
PENGUKURAN ULIR
Sistem ulir sudah dikenal dan sudah digunakan oleh manusia sejak
beberapa abad yang lalu. Tujuan diciptakannya sistem ulir ini pada
dasarnya adalah mendapatkan cara yang mudah untuk menggabungkan
atau menyambung dua buah komponen sehingga gabungan ini menjadi
satu kesatuan unit yang bermafaat sesuai dengan fungsinya. Sebelum
teknologi industri maju pembuatan ulir hanya dilakukan dengan tangan
dan sudah tentu hasilnya kasar.
ACME
4. Fungsi Ulir
Dengan adanya sistem ulir memungkinkan kita untuk
menggabungkan atau menyambung beberapa komponen menjadi satu
unit produk jadi. Berdasarkan hal ini maka fungsi dari ulir secara umum
dapat dikatakan sebagai berikut:
a. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen
menjadi satu unit barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah ulir-
ulir segi tiga baik ulir yang menggunakan standar ISO, British
Standard maupun American Standard.
b. Sebagai penerus daya, artinya sistem ulir digunakan untuk
memindahkan suatu daya menjadi daya lain misalnya sistem ulir
pada dongkrak, sistem ulir pada poros berulir (transportir) pada
mesin-mesin produksi, dan sebagainya. Dengan adanya sistem ulir
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 153
Bab IV – Pengukuran Ulir
5
Kedalaman ulir dalam (nut) = H = 0.54127p
8
17
Kedalaman ulir luar (bolt) = H = 0.61343p
24
2. Ulir Unified
Dimana:
Pengaruh kesalahan sudut sisi ulir pada fungsi dari ulir dapat
dijelaskan sebagai berikut: lihat Gambar 4.6 berikut ini. Gambar ini
menunjukkan pasangan ulir di mana salah satu sudut sisi ulir yang lain
terdapat kesalahan. Kenaikan diameter efektif (diameter tusuk) nya
adalah Ed. Besarnya Ed ini dapat kita cara dengan memperbesar gambar
bagian dari pasangan ulir yang menunjukkan terjadinya kesalahan sudut
sisi ulir, lihat gambar di sebelah kanan 4.6.
Gambar 4.5. Pasangan ulir luar dan ulir dalam yang menunjukkan adanya
kesalahan sudut.
Gambar 4.6. Ulir Whitworth dengan r = 0,1373p dan sudut ulir = 550.
Dengan cara yang sama seperti di atas maka untuk ulir-ulir yang
lain dapat dituliskan hubungan trigonometri sebagai berikut :
Ulir standar British Association dengan sudut ulir 47° 30° harga koreksi
kesalahan sudut sisi ulir adalah:
Ulir Unified dengan sudut ulir 600 harga koreksi kesalahan sudut sisi ulir
adalah :
Untuk ulir metrik dengan sudut ulir 600 harga koreksi kesalahan sudut sisi
ulir adalah :
Gambar 4.8. Kesalahan pit progresif Gambar 4.9. Kesalahan pit periodik
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 160
Bab IV – Pengukuran Ulir
Dengan cara yang sama maka diperoleh pula persamaan untuk ulir-
ulir yang lain, misalnya :
Untuk ulir Metrik, = 1.732 p
Untuk ulir Whitworth = 1.920 p
Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur diameter minor (inti)
ulir antara lain adalah mikrometer ulir yang ujung ukurnya berbentuk
runcing dan Bench Micrometer. Bila pengukurannya dengan mikrometer
biasa yang kedua maka ukurnya memang khusus untuk pengukuran
diameter inti ulir maka pembacaan hasil pengukurannya dapat langsung
dibaca pada skala ukur mikrometer tersebut.
De = diameter efektif
H = X – 2d
X = ukuran/jarak bagian luar kawat
d = diameter kawat
De = X – 2d + 2 FG
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 164
Bab IV – Pengukuran Ulir
Padahal H = X – 2d
p cot / 2 d cos ec / 2 1
2 FG 2.
4 2
p
cot / 2 d cos es 2 1
2
BC BC
cos AB
AB Cos
d p
2 4 cos
p
Jadi : d
2 cos
2
Dimana:
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 165
Bab IV – Pengukuran Ulir
Tabel 18. Ukuran diameter kawat untuk pengukuran diameter efektif ulir.
AD = AB cosec = r cosec
2 2
p
H = DE cot = cot
2 2 2
1 p
CD = H cot
2 4 2
X = AD – CD
p
= r cosec - cot
2 4 2
M = Dluar + 3d – 1.515p
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 167
Bab IV – Pengukuran Ulir
Untuk ulir Whitworth juga dapat dilakukan dengan cara yang sama.
De = Dluar - 0.64p
p
M = D1 – 0.64p + d(1+2.1657) - (1.921)
2
M = D1 + 3.1657d – 1.6p
Gambar 4.17 adalah mal ulir metrik dengan jumlah bilah sebanyak
24 buah dimana yang 23 buah untuk mengecek jarak puncak ulir dan
satu lagi untuk mengecek sudut. Tebal masing-masing bilah adalah 0.5
mm.
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 168
Bab IV – Pengukuran Ulir
1
Sin
2 M 2 M 1 R 2 R1
AD = AC – CD
= R1 + (M2 – M1) – R2
BC
CB = R2 – R1, maka sin
2 AB
R 2 R1
Jadi : Sin
2 M 2 M 1 R 2 R1
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 169
Bab IV – Pengukuran Ulir
Selain dengan mal ulir pengukuran sudut ulir dan jarak puncak ulir
bisa juga dengan menggunakan proyektor bentuk, tetapi untuk ulir-ulir
yang berdimensi relatif kecil dan dengan pertimbangan tidak akan
merusakkan kaca landasan ukur dari proyektor bentuk.
Misalnya jumlah gang per inchi = 10, maka pitch = 0.1 inchi.
Untuk diameter terbaik,
d = 0.5637p = 0.05637 inchi.
M = Dluar + 3.1657 x d – 1.6p
= 0.50 + 3.1657 x 0.05637 – 1.6 x 0.1
M = 0.51846 inchi.
Bila bahan yang dibuat untuk cetakan adalah lilin maka sebaiknya
lilin itu diberi pegangan, dimasukkan pada pipa yang dicowak (dikurangi
sebaik permukaannya), kemudian lilin yang ada di ujung pipa tersebut
ditekankan pada ulir. Dengan cara-cara tersebut akan diperoleh profil-
profil dari ulir dalam yang kemudian dilakukan pengukuran seperti halnya
mengukur ulir luar. Gambar 4.20 menunjukkan contoh dari pembuatan
cetakan dengan lilin dan lak.
Pengecoran dengan
lak pada 1/3 bagian
dari mur
3
de d2 2x H d2 0.64952p
8
H H 5
D1 de 2x d2 2H1 d2 2x H
2 4 8
= d2 – 1.08253p
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 172
Bab IV – Pengukuran Ulir
H H 17
d1 de 2x d2 2x H
2 6 24
= d2 – 1.22687p
D2 D1 5
H1 H 0.54127p
2 8
D2 D1 17 H
He H 0.61343p R 0.14434p
2 24 6
Gambar 4.22 Posisi daerah toleransi mur dan baut dengan simbol H, G
dan e, g, h.
3.15
Td2(6) = 1803 p2 m
p
Panjang dari pasangan antara mur dan baut dapat bervariasi antara
2.24p.d0.2 sampai 6.7p.d0.2 mm.
Tabel 19. Kelas suaian menurut ISO Metrik khusus untuk ulir.
Baut 4h 6g 8g
5H 6H 7H
4h
6g 8g
Kelonggaran
minimum
2. Ulir Unified
Ulir unified adalah salah satu jenis ulir yang satuannya dalam inchi.
Bentuk standar ulir unified dapat dilihat pada gambar 4.4 di muka. Untuk
diameter efektifnya maka perhitungan toleransi berkaitan erat dengan
diameter mayor, panjangnya pasangan mur dan baut, dan jarak puncak
ulir.
Bentuk ulir ini bila diperiksa dengan kaliber ulir maka kaliber ulir dapat
berputar dengan bebas, akan tetapi masih tetap tidak terlalu
longgar/lepas. Medium fit, kebanyakan digunakan pada ulir-ulir yang
dibuat dibengkel (toolroom) untuk keperluan khusus dalam permesinan.
Pada ulir dengan kelas suaian menengah (medium fit), apabila bentuk
ulirnya diperiksa dengan kaliber pemeriksa ulir, maka kaliber pemeriksa
harus diputar dengan sedikit paksaan, tapi tidak terlalu ringan dan tidak
pula terlalu keras memutarnya. Close fit, pada waktu memeriksa ulirnya
dengan kaliber pemeriksa ulir, maka kaliber tersebut harus betul-betul
mempunyai kerapatan yang sempurna dengan permukaan ulir.
Untuk kelas toleransi dari ulir Unified menurut British Standard 1580
ada tiga kelas yaitu kelas 1A, 2A, dan 3A digunakan untuk menunjukkan
kelas toleransi dari ulir luar (baut), sedangkan kelas 1B, 2B dan 3B
digunakan untuk menunjukkan kelas toleransi dari ulir dalam (mur). Kelas
toleransi 1A dan 1B untuk perakitan komponen-komponen yang cepat
dan cara yang mudah, juga diperlukan sedikit kelonggaran pada
pasangannya (free fit). Kelas toleransi 2A dan 2B untuk mur-mur dan
baut-baut yang toleransinya lebih sempit daripada toleransi kelas 1A dan
1B, biasanya digunakan untuk keperluan permesinan secara umum yang
suaian pasangannya termasuk jenis suaian menengah (medium fit).
Kelas toleransi 3A dan 3B digunakan untuk ulir-ulir yang memerlukan
kerapatan yang tinggi di mana ketepatan jarak tempuh kisar (lead) dan
sudut ulir merupakan elemen yang penting. Ulir dengan kelas toleransi
3A dan 3B ini khusus digunakan untuk produksi komponen-komponen
dnegan kualitas tinggi. Adapun simbol untuk ulir dengan toleransi 3B
yang dianjurkan untuk digunakan adalah ½ - 13NC - 3B.
Untuk ulir dalam (mur) dengan kelas 2B diameter efektifnya telah dibaut
30% lebih besar dari pada kelas 2A diatas.
G. Pertanyaan-pertanyaan
1. Jelaskan fungsi dari ulir dan jelaskan pula mengapa pengukuran ulir
perlu dilakukan.
2. Sebutkan macam-macam ulir menurut arah gerakan jalur ulir, jumlah
ulir tiap gang dan menurut bentuk sisi ulir.
3. Sebutkan beberapa elemen penting dari ulir yang perlu diperiksa.
4. Gambarlah bagan ulir menurut sistem metrik dan sistem inchi (ulir
ISO metrik dan ulir Unified).
5. Jelaskan arti dari simbol-simbol ulir berikut ini :
a. M 12 x 1.75 – 6g
7
b. 14UNC 2A
16
6. Kesalahan sudut sisi ulir dapat terjadi karena apa?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesalahan diameter fungsional.
8. Jelaskan dengan gambar apa yang dimaksud dengan kesalahan
pitch progresif dan kesalahan pitch periodik.
9. Bagaimana rumus menghitung diameter mayor ulir bila
pengukurannya dengan bench micrometer?
10. Ada berapa cara untuk mengukur diameter tusuk ulir? Jelaskan
dengan singkat.
11. Hitunglah besarnya diameter kawat yang terbaik untuk pengukuran
diameter tusuk ulir, lengkap dengan gambarnya.
12. Bagaimana caranya mengukur sudut ulir yang bentuk ulirnya relatif
besar sehingga sulit diukur dengan alat ukur sudut yang biasa
digunakan? Jelaskan dengan gambar.
13. Jelaskan beberapa cara untuk mengukur ulir dalam.
14. Sebuah ulir yang dibuat dengan simbol M 10 x 1.5 – 6g diperiksa
dengan metode tiga kawat. Analisislah hasil pengukuran tersebut
termasuk masalah toleransinya.