Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini, kemajuan teknologi semakin

berkembang. Kemajuan teknologi tersebut digunakan untuk

menciptakan suatu alat agar dapat memudahkan kehidupan manusia.

Salah satunya adalah pintu air dengan poros berulir. Pintu air

digunakan uvolume air yang mengalir di sungai, danau dan

sebagainya. Sistem kerja pintu air dengan poros berulir tidak

pernah berubah. Pintu air dengan poros berulir merupakan perangkat

standar yang berfungsi sebagai pengatur debit air yang mengalir.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari tugas Elemen Mesin 1 ini adalah untuk menambah

wawasan dan ilmu pengetahuaan dalam membuat suatu alat dengan

suatu perencanaan,

perhitungan yang cermat dan tepat sehingga dapat digunakan sesuai

dengan fungsinya.

Tujuan dari tugas Perencanaan Konstruksi Mesin I ini

adalah agar mahasiswa dapat merancang sebuah pintu air

dengan poros berulir, sehingga diharapkan hasil rancangan

tersebut dapat dipergunakan dalam kehidupan masyarakat.


BAB II

TEORI DASAR

2.1 Hal Umum Tentang Ulir

Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran yang berbentuk

segitiga digulung pada sebuah silinder seperti yang diperlihatkan pada

Gambar Sudut ulir.

l : Kisar

d2 : Diameter Ekslusif

β : Sudut Kisar

Gambar 2.1.Konsep Ulir

Bagian-bagian Ulir

1. Sudut ulir.

2. Puncak ulir luar.

3. Jarak Bagi

4. Diameter inti dari ulir luar.

5. Diameter luar dari ulir luar

Gambar 2.2 Bagian –bagian Ulir 6. Diameter dalam dari ulir dalam.

7. Diameter luar dari ulir dalam.


Jarak antara suatu puncak dengan puncak berikutnya dari profil ulir

disebut jarak bagi. ulir disebut tunggal bila hanya ada satu jalan yang

melilit pada silinder dan ulir tersebut dua atau tiga jalan bila ada dua atau tiga

jalur. Seperti pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Ulir Tunggal, Ganda, dan Tripe

Jarak antara puncak yang berbeda satu putaran dan alur disebut

kisar. Jadi, kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya,

sedangkan untuk ulir ganda dan ulir tripel, besarnya berturut5turut

sama dengan dua kali dan tiga kali jarak baginya.

juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri. dimana ulir

kanan akan bergerak maju, bila diputar berlawanan dengan arah

jarum jam, dan ulir kiri akan begerak maju bila Diengan jarum jam,

seperti diperlihatkan dalam gambar 2.4. mumnya ulir kanan yang lebih

banyak dipakai
Gambar 2.4 Ulir Kanan Dan Ulir Kiri

Penggolongan ulir menurut jenis, kelas, bahan, dan fungsi ulir tersebut

akan diuraikan seperti dibawah ini

A. Jenis Ulir

ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya dan

diuraikan sebagai berikut : ulir segitiga, ulir persegi, ulir trapesium,

ulir gigi gergaji dan ulir bulat. bentuk ulir persegi, trapesium dan

gigi gergaji umumnya digunakan untuk penggerak atau penerus gaya.

Sedangkan ulir yang berbentuk bulat dipakai untuk menghindari

kemacetan karena kotoran. Ulir segitiga diklasifikasikan lagi menurut

jarak bagi pada ulir tersebut yang diukur dalam ukuran metris dan

inci dan menurut ulir kasar dan ulir lembut sebagai berikut :

i. Seri ulir kasar METRIS

ii. Seri ulir kasar UNC

iii. Seri ulir lembut METRIS

iv. Seri ulir lembut UNF.

v. Seri ulir lebih lembut UNEF.

Seri ulir kasar dipakai untuk keperluan umum seperti baut dan

mur. Seri ulir lembut rnempunyai jarak bagi yang kecil dan

dipergunakan pada bagian5bagian yang tipis serta untuk keadaan

dimana getaran besar karena ulir lembut tidak mudah lepas sendiri.

ulir seri UNF, UNC,dan UNEF merupakan gabungan antara standar

amerika dan Inggris. dalam gambar 2.5 diperlihatkan suatu


perbandingan antara ulir kasar dan ulir lembut dengan diameter luar.
Gambar 2.5 Perbandingan Antara Ulir Kasar Dan Ulir Lembut

ada juga ulir pipa yang dipakai untuk menyambung pipa dan

bagian5bagiannya. Termasuk dalam golongan ini adalah ulir lurus

yang dipakai untuk mengikat dan ulir ini yang mempunyai jarak bagi

dan tinggi ulir yang lebih kecil dari ulir kasar.

Selain ulir- ulir diatas ada juga ulir untuk pemakaian seperti pada

sepeda, mesin jahit, dan pada pipa halus yang telah distandarkan.

B. Kelas Ulir

ukuran ulir luar dinyatakan dengan diameter luar, diameter efektif,

diameter dimana tebal profil dan tebal alur dalam arah sumbu adalah

sama, dan diameter inti. untuk ulir dalam, ukuran tersebut dinyatakan dalam

diameter efektif, ukuran batas yang diijinkan, dan toleransi.

atas dasarnya besarnya toleransi ditetapkan kelas suatu ketelitian

sebagai berikut :

a) untuk ulir METRIS kelas 1,2,dan 3 untuk ulir UNC,UNF,UNEF :

• Kelas 3A,2A Dan 1A untuk ulir luar

• Kelas 3B,2B dan 1B untuk ulir dalam.

Perlu diterangkan bahwa ketelitian tertinggi dalam standar JIS adalah


kelas 1 dan dalam standar amerika adalah 3A atau 3B untuk pemilihan

kelas adalah sebagai berikut :

• Kelas teliti (kelas 1 dalam JIS) untuk ulir teliti.

• Kelas sedang (kelas 2 dalam JIS) untuk pemakaian umum

• Kelas kasar (kelas 3 dalam JIS) untuk ulir sukar dikerjakan.

Misalnya ulir dalam dan lubang yang panjang.

C. Jenis- jenis Ulir

a). Ulir Persegi

Ulir ini dipakai untuk mentransmisi gaya yang bergerak pada dua arah

ulir ini mempunyai efisiensi maksimum dengan kemampuan radial

minimum. ulir persegi hanya dapat dihasilkan dengan mesin bubut dengan

alat potong tunggal.

P9
P

0,5

Gambar 2.6 Bentuk Ulir Persegi

b). Ulir trapesium

ulir trapesium merupakan modifikasi dari ulir persegi. Manfaat ulir ini
adalah bagian yang miring memudahkan untuk bergerak dan lebih mudah

diproduksi daripada ulir persegi. Kerugiannya ialah adanya efek tekanan

pada nut yang meningkatkan daerah patah atau getas.

Gambar 2.7 Bentuk Ulir Trapesium

c). Ulir Gergaji

ulir gergaji digunakan pada beban yang hanya bergerak satu

arah saja. ulir ini memadukan efisiensi yang besar dari ulir persegi dan

mudah dipakai untuk nut geser dan ulir trapesium. ulir gergaji lebih kuat

dari jenis ulir yang lain karena ketebalan yang besar pada bagian teratas

seperti pada penyangga lampu.

Gambar 2.8 Bentuk Ulir Gergaji


d). Ulir Acme / Acme Thread

Merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 29°,

biasa digunakan pada eretan dan leadscrew. ulir ini disimbolkan dengan

"Acme" dengan dimensi dalam satuan inchi.

Gambar 2.10 Gambar Spesifikasi Ulir Acme / Acme Thread

e). Ulir Bulat / Round Thread

Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah

dan puncak ulir,biasa digunakan untuk mentransmisikan daya/gerakan

secara halus dengan tanpa kelonggaran. Jenis lain dari ulir bulat ini adalah

ulir edison yaitu ulir yang digunakan pada lampu bohlam

Gambar 2.11 Spesifikasi Ulir Bulat / Round Thread


f). Ulir bola / Ball Screw

Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-

bola baja dan digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak

ada kelonggaran dengan jarak yang presisi.

Gambar 2.12 Spesifikasi Ulir bola / Ball Screw

g). Ulir tanduk / Buttress Thread

Merupakan ulir berbentuk segitiga tetapi bukan segitiga sama kaki

melainkan berbentuk seperti tanduk. biasa digunakan sebagai pengunci

tarikan seperti pengunci collet dan pada tutup pasta gigi.

Gambar 2.13 Spesifikasi Ulir tanduk / Buttress Thread

h). Ulir majemuk / Multi start Thread

Merupakan ulir yang mempunyai lebih dari satu belitan ulir. biasanya

untuk penggerak dengan kecepatan tinggi. Bentuk profil ulir bisa segitiga,
segiempat, trapesium, bola dan sebagainya.

Gambar 2.14 Spesifikasi Ulir majemuk / Multi start Thread

Berikut ini adalah Gambar Tabel Metris Dari Ulir Trapesium

Gambar 2.15 Gambar Tabel Metris Ulir Trapesium


D. Jenis Ulir Menurut Bentuk Bagian Dan Fungsinya

Baut digolomgkan menurut bentuk kepalanya yaitu segi 6., Socket

segi 6, dan kepala persegi. Baut dan mur dapat dibagi sebagai beritut : baut

penjepit, baut untuk pemakanan, khusu sekrup mesin, sekrup penetap,

sekrup pengetap, dan mur seperti di uraikan pada dibawah ini.

1. Baut penjepit dapat berbentuk :

a) Baut tembus, Untuk menjepit 2 bagian melalui lubang tembus,

dimana jepitan diletakan dengan sebuah mur.

b) Baut Tap, untuk menjepit 2 bagian dimana jepitan diletakkan

dengan ulir yang ditaokan pada salah satu bagian.

c) Baut Tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada

kedua ujungnya untuk dapat menjepit 2 bagian, baut ditanam pada

salah 1 bagian yang mempunyai lubang ber mur. Dan jepitan

diketatkan dengan sebuah mur.

Gambar 2.16 Baut Penjepit

2. Baut Untuk Pemakaian Khusus Dapat Berupa :

a) Baut Pondasi, untuk memasang mesin atau bangunan pada

pondasinya. Baut ini ditanam pada pondasi beton, dan jepitan


pada bagian mesin atau bangunan diketatkan dengan mur.

b) Baut Penahan, untuk menahan 2 bagian dalam jarak yang tetap.

c) Baut mata atau Baut bait, Dipasang pada bagian mesin sebagai

kaitan untuk alat pengikat.

d) Baut T, untuk mengikat benda kerja atau pada meja atau dasar

yang memiliki Alur T Sehingga Letaknya Dapat diatur.

e) Baut eretan, banyak dipakai pada badan kendaraan. Bagian

persegi dibawah kepala dimasukan kedalam lubang pas

sehingga baut tidak ikut berputar pada ssat mur di letakan atau

di lepaskan.

f) Disamping Baut khusus yang telah disebut diatas, masih banyak

jenis yang lain, tetapi disisni tidak bisa dijelaskan semuanya.

Gambar 2.17 Macam-Macam Baut Pemakaian Khusus

3. Sekrup Mesin

Sekrup ini mempunyai diameter sampai 8 mm dan untuk

pemakaian dimana tidak ada beban kejar. Kepalanya mempunyai


alur lurus dan alur silang untuk dapat kerasakan dengan obeng ( +/-)

Gambar 2.18 Macam-macam Sekrup Mesin

a) Sekrup kepala bulat alur silang

b) Sekrup kepala beralur lurus

c) Sekrup kepala Panci

d) Sekrup kepala rata alur silang

e) Sekrup kepala benam lonjong

4. Sekrup Penetap

Sekrup ini biasa dipakai untuk mengetapkan naf pada poros,

atau dipakai sebagai pengganti pasak. Biasanya dibuat dari baja

yang ujungnya dikeraskan.


Gambar 2.18 Sekrup Penetap

a) Beralur e) Ujung rata

b) Lekuk (Socket) segi 6 f) Ujung kerucut

c) Kepala bujur sangkar g) Ujung berleher

d) Ujung mangkok h) Ujung bulat

5. Sekrup Pengetap

Sekrup ini mempunyai ujung yang dikeraskan sehingga dapat

mengetap lubang plat tipis/bahan yang lunak pada waktu diputar

masuk

6. Mur

Pada umumnya mur mempunyai bentuk segi 6. Tetapi untuk

pemakaian khusus dapat dipakai mur dengan bentuk yang bermacam-

macam, seperti mur bulat, mur flens, mur tutup, mur mahkota, dan

mur kuping.

Gambar 2.19 Macam-macam Mur

2.2 Pemilihan Baut Dan Mur


Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk

mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur

sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan

ukuran yang sesuai. Dalam gambar dibawah ini macam-macam kerusakan

yang terjadi pada macam-macam baut.

Gambar 2.20 Kerusakan pada baut

a) Putus karena tertekan c) Tergeser

b) Putus karena puntiran d) Ulir lumur (Dol)

Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus

diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut. Syarat kerja, kekuatan

bahan, kelas keteletian, dll. Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut

berupa :

a) Beban statis aksial murni

b) Beban aksial bersama dengan puntir.

c) Beban geser

d) Beban tumbukan Aksial

w
w
σ,
A ()
= π . d2
4 1 ...................................................................................(2.1)
Dimana W (kg) adalah beban tarik aksial pada baut, σ z adalah tegangan

tarik yang terjadi w


dibagian yang berulir diameter inti d1 (mm). Pada sekrup
w
σ, = π
atau baut A ()
.¿ ¿
yang mempunyai
4
≤ σa
diameter luar d ≥ 3 (mm), umumnya besar

diameter inti d1 ≈ 0,8 d, sehingga (d1/d2) ≈ 0,64. Jika , σ a (kg/mm2) adalah

tegangan yang diizinkan, Maka :

.....................................................(2.2)

Dari persamaan 2.1 dan 2.1 Diperoleh:

d≥
√ 4w
Atau
√ 2w
.....................................................................................................................(2.3)
π . d a .0 ,64 σa

Harga σ atergantun pada macam bahan, yaitu SS, SC, atau SF. Faktor

keamanan dapat diambil sebesar 6-8 jika definis tinggi, dan jika definis biasa

harganya 8-10. Untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon 0,2-0,3 %,

tegangan yang dizinkan. σ a . Umumnya adalah sebesar 6 kg/mm 2 jika definis

tinggi, dan 4,8 kg/mm2 jika definis biasa.

Dalam hal mur, jika tinngi profil yang bekerja menahan gaya adalah h (mm),

seperti pada Gambar 2.2.2, jumlah lilitan ulir adalah Z, Diameter efektif ulir

luar d2 dan gaya tarik pada baut W (kg) maka besarnya tekanan kontak pada

permukaan ulir q (kg/mm2) adalah :

w
q= ≤ qa
.....................................................................................................................(2.4)
2
π . d .h . z
Gambar 2.22 Tekanan Permukaan Pada Ulir

a) Ulir Dalam

b) Ulir luar

Dimana qa adalah tekanan kontak yang diizinkan, dan biasanya tergantung

pada kelas ketentuan dan kekerasan pada permukaan ulir seperti diberikan

dalam Gambar 2.1.9 tersebut terpenuhi maka ulir tidak akan lumur/dol. Ulir

yang baik memiliki h paling sedikit 75% dari kedalaman. Ulir penuh, ulir

biasa memiliki kedalaman 50% dari kedalaman penuhnya. Jumlah ulir = Z

dan tinggi mur = h (mm) dapat dihitung dari persamaan :

Z ≥ w ( π . d2 .h,q a)
......................................................................................................................(2.5)
H ≥ z . p . p=¿ Jarak bagi

Menurut standar H = (0,8 – 1,0) d

Dalam gambar 2.2.3 diperlihatkan bahwa gaya W juga akan menimbulkan

tegangan geser pada luas bidang silinder (π.d1.k.p.z) dimana k.p adalah teba

akar ulir luar. Besar tegangan geser ini τ b (kg/mm2) adalah :

w
τb =
.......................................................................................................................(2.6)
π . d1 . k . p . z

Jika tebal akar ulir pada mur dinyatakan dengan j.p maka tegangan geser

w
τn =
π . d 1 . j. p . z
adalaj

.......................................................................................................................(2.7)

Untuk ulir metris dapat diambil k ≈ 0,84 dan j ≈ 0,75 untuk pembebanan

pada seluruh ulir yang dianggap merata τ b dan τ n harus lebih kecil daripada

harga yang diuraikan τ a.

Gambar 2.23 Geseran Pada Ulir

Bila beban yang bekerja pada baut merupakan gabungan antara gaya

tarik aksial dan momen puntir, maka sangat perlu untuk menentukan cara

memperhitungkan pengaruh puntiran tersebut. Jika gaya aksial dinyatakan

dengan W (kg) maka harus ditambahkan W/3 pada gaya bila terdapat gaya

geser murni W (kg) tegangan geser yang terjadi masih dapat diterima selama

π
tifak melebihi harga yang diizinkan. Jadi W/ ( ¿/¿ d2 ≤ τ 1a maka untuk 1
4

penampang yang mendapat beban geser. Seperti yang telah di uraikan di muka,

tegangan geser yang diizinkan diambil sebesar τ a = (0,5 – 0,75) σ 1a dimana σ 1a


adalah tegangan badan baut tang tidak berulir sehingga gaya geser yang ada

dibagi oleh luas penampang yang berdiameter d.

Baut yang mendapat beban tumbukan dapat putus karena adanya

konsentrasi tegangan pada bagian akar profil ulir. Dengan demikian diameter

inti baut harus diambil cukup besar untuk diambil pertimbangan faktor

keamanan nya. Khusus untuk menahan tumbukan biasanya dibuat panjang.

Dan bagian yang tidak berulir dapat dibuat dengan diameter lebih kecil dari

diameter intinya. Atau diberi lubang pada sumbunya sepanjang bagian yang

tak berulir seperti pada gambar dibawah ini. :

Gambar 2.24 Baut Untuk Beban Tumbukan

Panjang l dari baut tap atau baut tanam yang disekrupkan kedalam lubang

ulir, tergantung pada bahan lubang ulir tersebut sebagai berikut : untuk baja

atau perunggu l = d untuk besi cor l = 1,3 d, untuk logam lunak l = (1,8 – 2.0)

d. Kedalaman lubang ulir harus sama dengan 2 ditambah 2-10 (mm)

Permukaan dimana kepala/mur akan duduk, harus dapat menahan tekanan

permukaan sebagai akubat dari gaya aksial baut. Untuk menghitung besarnya

tekanan ini dianggap bahwa luas bagian kepala baut/mur yang akan menahan

gaya adalah lingkaran yang diameter luasnya sama dengan jarak 2 sisi sejajar
dari segi 6 (mm), dan diameter dalamnya sama dengan diameter – diameter

luar baut d (mm), jika beban aksial baut adlah W (kg), maka besarnya tekanan

permukaan dudukan adalah :

.......................................................................................................................(2.8)

Dimana qsa adalah tekanan permukaan yang diizinkan seperti dalam gambar

dibawah Ini :

Gambar 2.25 Tekanan Permukaan Yang Dilakukan Pada Ulir

Baut / mur dapat kendor / lepas karena getaran. Untuk mengatasi hal ini perlu

dipakai penjamin seperti dibawah ini :

a) Cincin penjamin (Gambar 2.2.6) yang dapat berupa cincin pegas, bergigi

luar, cekam dan berlidah.


b) Mur penjamin (Gambar 2.2.7) yang menggunakan 2 buah mur, yang

bentuknya dapat bermacam-macam. Dalam hal ini Mur A mencegah Mur

B menjadi kendor.

c) Pena penjamin (Gambar 2.2.8), sekrup mesin, atau sekrup penetap.

d) Macam-macam penjamin (Gambar 2.2.9) lain seperti dengan aran nilon

yang disisipkan pada ujung mur untuk memperbesar gesekan dengan baut,

menipiskan dan membelah ujung mur yang berfungsi sebagai penjepit

baut, dll.

Gambar 2.26 Cincin Penjamin

Gambar 2.27 Mur Penjamin

Gambar 2.28 Cara Menjamin Dengan Pena Atau Sekrup


1) Pena Belah 4) Mur

2) Sekrup Mesin 5) Sekrup Penetap

3) Baut

Gambar 2.29 Cara Lain Untuk Menjamin

2.3 Kait Tunggal

Pada suatu crane hoist dibutuhkan peralatan utama yang terdiri dari

Pengait (Hook) dan Rantai (Chain) untuk mengikat maupun menarik beban.

Pengait berfungsi sebagai alat untuk menggantung beban yang akan diangkat

dimana beban dapat bergantung atau alat diturunkan oleh rantai yang

digulung pada dua buah drum melalui sistem puli. Pengangkatan kait dapat

dilakukan secara serentak ataupun terpisah, Pengangkatan dapat

menggunakan tenaga motor maupun manual dengan orang. Untuk

pengangkatan dengan tenaga motor, drum diputar oleh motor listrik yang

digerakkan dengan sistem transmisi daya. Untuk menghentikan putaran

motor listrik dan menjaga beban tetap pada ketinggian tertentu maka unit

katrol ini dilengkapi dengan sistem pengereman elektris.

Verifikasi perhitungan ini bertujuan untuk pemeriksaan tentang

kebenaran atau kecocokan suatu data ukuran dan dimensi standart yang

dipakai dan apakah bahan yang digunakan masih aman digunakan dalam
kegiatan pengoperasian. Kait adalah suatu peralatan pada pesawat angkat

yang digunakan untuk

memegang bahan/material yang akan diangkat atau dipindahkan.

Seperti telah diketahui bahwa kait dipergunakan untuk memegang atau

menggantung beban, terdiri dari dua jenis, yaitu : kait tunggal (single hook)

dan kait ganda (double hook).

Gambar 2.30 Kait Tunggal Dan Ganda

Verifikasi perhitungan dilakukan pada penampang yang paling

berbahaya/kritis yaitupemeriksaan tegangan tarik pada penampang yang

terkecil.

1. Tegangan tarik yang diizinkan σ i adalah sebagai berikut :

W
σ i= ( kg /mm )
2
A
................................................................................................................(2.9)
(d ¿¿ 1¿¿ 2)
Bila A=π ∙ ¿ ¿ , maka
4

W
σ i=
(d ¿¿ 1¿¿ 2)
π∙ ¿¿
4

Dimana:

Q = Beban (Kg)

A = Luas penampang (mm 2)

d 1= Diameter tangkai kait (mm)

Momen bengkok diasumsikan menjadi positif bila menyebabkan

lengkungan kait mengecil. Bila beban bertendensi untuk membuka kait,

maka momen adalah negatif, sehingga :

M =−Q ∙ r=−Q ¿

Gambar 2.31 Titik Berat Dan Penampang


Titik berat dan penampang kritis ditentukan secara grafis seperti

dapat dilihat pada Gambar 2.15 Secara geometris e 1 dapat dinyatakan

sebagai berikut :

1
b1 + b
e1 2 2
=
h 1
I (b2 +b1 )
2

h b2 +2 b1
e 1= ∙
3 b 1 + b2

e 1 = jarak titik berat penampang A-B ke titik A

Sedangkan e 2 didapat kan dari rumus :

1
b 2+ b
e2 2 1
=
h 1
I (b1 +b2 )
2

h 2 b 2 + b1
e 2= ∙
3 b 1 + b2

e 2 = jarak titik berat penampang A-B ke titik B

2. Luas penampang

h
A= ( b1 +b2 ) (mm 2)
………………………………………………………………………..(2.10)
2

3. Tegangan tarik (σ t) kait maksimum

σb
σ t= (kg /mm2 ¿
Sf
..............................................................................................................(2.11)
4. Tegangan geser yang terjadi (τ )

w
τ= (kg /mm2 ¿
A
..............................................................................................................(2.12)

Dimana :

w = Beban (kg)

A = Luas Penampang (mm 2)

5. Tegangan geser yang yang dizinkan (τ a)

τ a=0 , 5 ∙σ a (kg /mm2 ¿


………………………………………………………………...……...(2.13)

Dimana:

σa = Tegangan tarik (kg /mm2)


BAB III

ANALISA PERHITUNGAN

3.1 Analisa Data

Direncanakan ulir pintu air, jenis ulir trapesium dengan data sebagai berikut :

a) Beban seberat 1,5 Ton = 1.500 kg (wo)

b) Bahan ST 42 dengan kekuatan tarik (σ b ¿ 42 kg/mm2 (kekuatan tarik

minimum baja)

3.2 Perhirungan

a) Beban tekanan (w)

w = fc . wo .

Dimana Beban rencana (w) = kg

Beban yang diterima = 1.500 kg

Faktor koreksi (fc) = 1,5


w = 1,5 . 1.500

= 2.250 kg

b) Tegangan Tarik

σb
σ a=
sf

Dimana = Tegangan Tarik (σ ¿¿ a)¿ = kg/mm2

= Kekuatan tarik ST 42 = 42 kg/mm2

(kekuatan tarik minimum gaya)

= Faktor keselamatan = 8-10

σb
σ a=
sf

42
¿
8

σ a=5 , 25 kg/mm2

c) Tegangan geser yang diperlukan

σ a=0 , 5. σ a

Dimana = Tegangan geser yang diperlukan (σ a ¿ = kg/mm2

= Tegangan tarik (σ ¿¿ a)¿ = 5,25 kg/mm2

q a=0 , 5.5 , 25

= 2,625 kg/mm2

d) Diameter inti yang diperlukan (d1)

F
σ a=
A

Dimana = F = w (beban) = 2,250 kg


Tegangan Tarik ¿ ¿) = 5,25 kg/mm2
2
π .d
Luas Penampang (A) =
4

Phi ( π ¿ = 3,14

w .4
σ a= 2
π .d

2250.4
σ a= 2
π .d

2 2250.4
di =
π . σa

d i=
√ 2250.4
3 ,14.5 , 25

d i=
√ 9000
16,485

d i=23,365

Diameter inti yang diperoleh 23,65 mm, maka akan diperoleh data

sebagai berikut :

1) Diameter inti baut (di) = 23,5 mm

2) Diameter luar baut (d) = 30 mm

3) Diameter efektif baut (d2) = 26,75 mm

4) Tinggi baut (Hi) = 2,5 mm

5) Jarak bagi / pitch (p) = 6 mm

e) Jumlah ulir mur yang diperlukan

Jumlah ulir mur yang diperlukan (z)


W
z≥
π ∙ d 2 ∙ h1 ∙ q a

Dimana : Jumlah ulir mur yang diperlukan (z)

Baban (W) = 2250 kg

Phi ( π ) = 3,14

Diameter efektif (d 2) = 26,75 mm

Tinggi kait ( H i) = h1 = 2,5 mm

Tekanan permukaan yang diizinkan (q a) = 4 kg /mm2 (sumber tabel

7.4 tekanan

permukaan yang

di izinkan pada

ulir, Sularso hal.

298)

W
z≥
π ∙ d 2 ∙ h1 ∙ q a

2250
z≥
3 ,14 ∙26 , 75 ∙ 2, 5 ∙ 0,407

z ≥ 26,326 → 26

f) Tinggi mur (H)

H=z ∙ P

Diamana : Tinggi mur (H) = mm

Jarak bagi ( P) = 6 mm

Jumlah ulir mur yang diperlukan (z) = 26 Buah


H=26∙ 6

H=156 mm

g) Jumlah ulir mur yang diperlukan ( z ' )

' H
z=
P

Diaman : Jumlah ulir mur yang diperlukan ( z ' )

Tinggi mur (H) = 156 mm

Jarak bagi ( P) = 6 mm

' 156
z=
6

'
z =26

h) Tegangan geser akar ulir baut (τ b)

W
τ b=
π ∙ di ∙ k ∙ P ∙ z '

Dimana : Tegangan geser akar ulir baut (τ b) = kg /mm2

Beban (W) = 2250

Phi ( π ) = 3,14

Diameter inti baut (d i ) = 23,5 mm

k = 0,84

Jarak bagi ( P) = 6 mm

Jumlah ulir mur yang diperlukan ( z ' ) = 26 Buah

2250
τ b=
3 ,14 ∙ 23 , 5∙ 0 , 84 ∙ 6 ∙ 26

2
τ b=0,225 kg /mm
i) Tegangan geser akar ulir mur (τ m)

W
τ m=
π ∙d∙ j ∙P∙ z'

Dimana : Tegangan geser akar ulir mur (τ m) = kg /mm2

Beban (W) = 2250 kg

Phi ( π ) = 3,14

Diameter luar baut (d ) = 30,5 mm

j = 0,75

Jarak bagi ( P) = 6 mm

Jumlah ulir mur yang diperlukan ( z ' ) = 26 Buah

2250
τ m=
3 ,14 ∙ 30 , 5∙ 0 , 75 ∙6 ∙ 26

2
τ m=2,557 kg /mm

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh Tegangan

geser yang diizinkan (τ a) = 2.625 kg /mm2 dan Tegangan geser akar ulir
2
baut (τ b)=1, 94 kg/mm serta Tegangan geser akar ulir mur

2
(τ¿ ¿ m)=2 kg /mm ¿ lebih kecil maka komponen aman digunakan.

j) Tekanan kontak (q )

W
q= ≤q
π ∙ d2∙ h ∙ z a

Dimana : Tekanan kontak (q ) = kg /mm2

Beban (W) = 2250 kg

Phi ( π ) = 3,14

Diameter efektif baut (d 2) = 26,75 mm


Tinggi kait ( H i) = 2,5 mm

Jumlah ulir mur yang diperlukan (z) = 26

Tekanan permukaan yang diizinkan (q a) = 4 Kg/mm2

(sumber tabel 7.4

tekanan permukaan

yang di izinkan pada

ulir, Sularso hal.

298)

2250
q=
3 ,14 ∙26 , 75 ∙2 , 5 ∙26

2
q=1,245 kg /mm ≤q a dapat dikategorikan aman.

3.2 Pemeriksaan Batang Ulir

p
Tan ∝ =
π .d

Dimana : p : Jarak Bagi = 6 mm

π : Phi (3,14) = 3,14

d : Diameter Luar Ulir = 30 mm

p 6
Tan ∝ = = =0,063
π . d 3 ,14.30

a) Untuk menaikan Gerbang

Karena gaya gesek berlawanan dengan gerak ulir, maka pada saat menahan

gerbang pintu air gaya gesek F akan mengarah kebawah

1. Total beban yang bekerja pada ulir (w)

W = W1 + F =

1500 + 400 = 1900 kg


Dimana w : Beban = 1500 kg

F : Gaya = 400 N

2. Torsi Yang Dibutuhkan Untuk Mengatasi Gesekan Pada Ulir

d d
T1 = p . = w tan (∝+ ∅ ¿
2 2

¿ d
= w tan∝+ tan ∅ ¿ 1−tan∝ . tan ∅ ¿ ¿
2

Dimana : Beban Total (w) = 2250 kg

tan ∝ = 0,0063

Diameter Ulir Luar (d) = 30 mm

Koeefisien Gesek Antar Mur dan Ulir (tan ∅ ) = 0,1

0,063+0 , 1 30
t 1=2250 ( ) = 5535 kg . mm
1−0,063 ×0 ,1 2

3. Radius cincin tutup/gasket (R)

R 1+ R 2
R=
2

Dimana : Jari-jari luar cincin tutup/gasket (R1) = 75 mm

Jari-jari Dalam cincin Tutup = 25 mm

R 1+ R 2 75+25
R= = = 50 mm
2 2

4. Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada cincin

tutup/gasket (T2)

T 2=μ1 ∙ W ∙ R

Dimana : Koefisien gesek cincin tutup dengan dudukan μ1=0 ,12

Beban Total (w) = 2250 kg


Radius Cincin Tutup (R) = 50 mm

T 2=μ1 ∙ W ∙ R=0 , 12 ×2250 ×50=13500 kg . mm

5. Total torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan (T)

T =T 1+T 2

Dimana : T1 = Gesekan pada ulir = 5535 kg

T2 = Gesekan ada cincin Tutup = 13500 kg.mm

T =T 1+T 2=5535+13500=19035 kg . mm

Diasumsikan gaya yang diperlukan seseorang untuk memutar poros

adalah 40 kg, maka panjang tuas pemutar (handle) adalah :

6. Panjang tuas untuk memutar (l)

T =F × l

Dimana : F = Gaya Yang didapatkan Untuk Memutar Poros = 40 kg

I = Panjang Tuas Pemuar =?

T = Torsi Total Untuk Mengatasi Gesekan = 19035 kg.mm

T =F × l

19035 kg . mm
l= =475 , 87 mm
40 kg

7. Diameter Tuas pemutar (d)

π 3
T= × f b ×d
32

Dimana : T = Torsi total = 19035 kg.mm

f b=¿Tegangan Geser = 2625 kg.mm2

3
d = Diameter Tuas Pemutar
T
T=
π
.f
32 b

19035
3
¿
d 3 , 14
.2,625
32

d= √75779 , 06
3

¿ 41 , 9 ≈ 42 mm

b) Untuk Menurunkan Gerbang

Ketika gerbang pintu air sedang diturunkan, maka gaya gesek akan

mengarah ke atas

1. Beban total yang bekerja pada sekrup (W)

W =W 1−F

Dimana : Beban Rencana (W1) = 1500 kg

Gaya Yang Bekerja (f) = 400 N

W =W 1−F=1500−400=1100 kg

2. Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada ulir (T1)

d d tan α−tanϕ d
T 1=P x =W tan(α + ϕ) =W ( )
2 2 1+ tan α ∙ tanϕ 2

Dimana : Beban Total (w) = 2250 kg

Diameter Luar (d) = 30 mm

Koefisien Gaya Gesek Antar Mur Dan Ulir tanϕ = 0,1

0 , 1−0,063 30
T1 ¿ 1100( )
1+0 ,1 ×0,063 2
T1 ¿ 1400 ( 1+0 ,0,037
1× 1,0063 )
15

T1 = 1100.(0,036).15

= 595 kg.mm

3. Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada cincin

tutup/gasket (T2)

T 2=μ1 ∙ W ∙ R

Dimana : Koefisien Gesek Cinci Tutup Dan Dudukan μ1 = 0,12

Beban Total (w) = 1100 kg

Radius Cicin Tutup = 50 mm

T 2=μ1 ∙ W ∙ R=0 , 12 ×1100×50=6600 kg . mm

4. Total torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan (T)

T =T 1+T 2

Dimana : Torsi Untuk Mengatasi Gesekan Pada Ulir (T1) = 594 kg

Torsi Untuk Mengatasi Gesekan Pada Cincin Tutup (T2) = 6600 kg.mm

T = 564 + 6600 = 7194 kg.mm

5. Tegangan Geser Yang Trjadi Batang Ulir

T
f b= 3 /16
π .d

Dimana : Total Torsi Yang Dibutuhkan T = 7194 kg.mm

Diameter Ulir Luar (d) = 30 mm

16.7194
f b= 3
3 ,14. 30

115,104
f b=
84780
3
¿ 1,357 kg /mm

6. Tegangan Tarik Yang Terjadi Pada Batang Ulir (fi)

W
f t = π ∙ d c2
4

Dimana : Beban Total (w) = 2250 kg

Diameter Luar Ulir (d) = 30 mm

W 2250
2
f t = π ∙ d c = 3 , 14 ∙ 900 = 3,184 kg/mm2
4 4

7. Tegangan geser maksimum yang terjadi, f b(maks)

1
f b(maks)=
2 √f t
2
+ 4 f b2

Dimana : Tegangan Geser : fb = 1,357 kg/mm2

Tegangan Tarik fc = 3,184 kg/mm2

1
= √¿¿
2

1
= √¿¿
2

1
=
2 √ 17,502

1
= 4,18 = 2,09 kg/mm2 ¿ 4 kg/mm2
2

3.3 Efesiensi Pengaturan

1. Torsi Yang Diperlukan Untuk Menaikan Beban Dengan Gesekan (T0)


d
T 0=W tan α ×
2

Dimana : Beban Total (w) = 2250 kg

tan∝=0,063

Diameter Luar Ulir = 30 mm

T0 = 2250. 0,063. 15

T0 = 2126,2 kg.mm

2. Efesiensi Torsi

T0
μ=
T

Dimana ; Torsi Yang Diperlukan (T0) = 2126,2 kg.mm

Total T0rsi Yang Dibutuhkan (T) = 7194 kg.mm

2126 , 2
μ= = 0,295 Atau 29,5 %
7194

Anda mungkin juga menyukai