Nabi Yusuf - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas
Nabi Yusuf - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas
Yusuf
Halaman ini berisi artikel tentang Yusuf bin Yakub. Untuk nama Yusuf lain, lihat Yusuf
(disambiguasi).
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 1/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ayat
Al-Qur'an
—Yusuf (12): 7
”
Alkitab
“ Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang
muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok. Walaupun
pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya, dan menyerbunya, namun
panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat oleh pertolongan Yang
Mahakuat pelindung Yakub.
Kisah
Dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam), nama Yusuf disebutkan sebanyak 27 kali.[a] Kisah Yusuf
sendiri terpusat di Surah Yusuf, surah kedua belas dalam Al-Qur'an. Hal ini berbeda dengan para
nabi lain yang biasanya kisahnya tersebar di beberapa surah. Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi)
dan Alkitab (kitab suci Kristen), kisah Yusuf tercantum dalam Kitab Kejadian pasal 37, 39-50.
Secara alur kejadian, kisah Yusuf yang terdapat pada Surah Yusuf dan Kitab Kejadian memiliki
garis besar yang sama, meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam rincian tertentu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 2/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Latar belakang
Artikel utama: Ya'qub
Alkitab menyebutkan bahwa Yusuf adalah putra kesebelas dari dua belas putra Ya'qub. Ibunya
adalah Rahel, istri kedua Ya'qub. Anak-anak Ya'qub yang disebutkan Alkitab berdasar urutan
kelahiran adalah: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, Dina,
Yusuf, dan Benyamin. Di antara nama-nama yang disebut, hanya Dina yang perempuan.
Benyamin adalah satu-satunya saudara kandung Yusuf, sedangkan yang lainnya adalah saudara
seayah berbeda ibu. Yusuf dan kakak-kakaknya lahir di Mesopotamia.[3][4]
Setelah beberapa tahun bekerja di peternakan ayah mertuanya di Haran (Mesopotamia utara),
Ya'qub kemudian pulang ke Palestina bersama istri-istri dan anak-anaknya. Lantaran tidak
memiliki hubungan yang baik dengan kakak kembarnya, Esau, Ya'qub khawatir kalau dia akan
dibunuh olehnya. Ya'qub mengutus seseorang terlebih dahulu untuk menemui Esau, tetapi saat
kembali, utusan tersebut menyatakan bahwa Esau sedang dalam perjalanan menemui Ya'qub
diiringi empat ratus orang. Merasa takut, Ya'qub kemudian membagi kafilahnya menjadi dua
rombongan, agar bila yang satu diserang, yang lain dapat selamat.[5][6]
Saat benar-benar bertemu Esau dan rombongannya, Ya'qub kemudian bersujud sebagai tradisi
penghormatan zaman itu. Esau kemudian memeluk Ya'qub dan mereka saling bertangisan. Para
istri, selir, dan anak-anak Ya'qub juga ikut memberikan sujud penghormatan. Ya'qub kemudian
memberikan sebagian hewan ternaknya pada Esau sebagai hadiah. Rombongan Esau dan Ya'qub
kemudian berpisah. Ya'qub kemudian membeli tanah di Sikhem (sudah masuk kawasan Palestina)
dan tinggal di sana untuk sementara.[7][8]
Kemudian rombongan Ya'qub bertolak menuju Hebron, kediaman Ishaq. Di tengah perjalanan,
Rahel melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian dinamai Benyamin. Namun persalinan
tersebut sangat sulit dan Rahel kemudian meninggal. Dia dikuburkan di daerah dekat
Bethlehem.[9][10]
Mimpi
Al-Qur'an menyebutkan bahwa Yusuf bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan
bersujud kepadanya. Saat Yusuf menceritakan mimpi itu pada Ya'qub, Ya'qub berpesan agar
jangan menceritakan mimpi itu pada saudara-saudaranya karena ditakutkan mereka akan iri dan
dengki padanya. Ya'qub kemudian menjelaskan bahwa Allah memilih putranya tersebut menjadi
seorang nabi dan memberikan ilmu mengenai takwil mimpi.[11] Sebelas bintang itu merupakan
perlambang saudara-saudara Yusuf, sementara matahari dan bulan adalah perlambang kedua
orangtuanya.[12]
Dalam Alkitab dijelaskan bahwa Yusuf menceritakan mimpi itu pada ayah dan saudara-
saudaranya. Ya'qub kemudian menegur Yusuf, "Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu
sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?" Saudara-saudara Yusuf kemudian iri padanya.[13]
Alkitab juga menyebutkan bahwa sebelum memimpikan hal tersebut, Yusuf bercerita pada
saudara-saudaranya bahwa dia bermimpi mereka sedang di ladang mengikat berkas-berkas
gandum. Kemudian berkas gandum Yusuf berdiri tegak, sedang berkas gandum milik saudaranya
mengelilingi miliknya dan bersujud padanya. Kakak-kakak Yusuf menanggapi, "Apakah engkau
ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Mereka jadi semakin
membenci Yusuf karena mimpi tersebut.[14]
Al-Qur'an tidak menyebutkan umur Yusuf saat itu, tetapi para ulama ahli tafsir menyebutkan
bahwa mimpi itu terjadi saat Yusuf belum baligh,[12] sedangkan Alkitab menyebutkan bahwa
Yusuf berusia sekitar tujuh belas tahun.[15]
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 3/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sumur
Di sisi lain, kakak-kakak Yusuf merasa bahwa Ya'qub lebih mencintai Yusuf dan Benyamin dari
mereka. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa mereka kemudian berusaha membunuh Yusuf, tetapi
salah satu dari mereka menolak rencana itu dan mengusulkan agar Yusuf dibuang ke sumur saja
agar dipungut kafilah yang lewat, dan lainnya sepakat dengan usulan tersebut.[16] Sebagian ulama
menafsirkan bahwa putra Ya'qub yang menolak membunuh Yusuf adalah Simeon, pendapat lain
adalah Yehuda, pendapat lain adalah putra sulung Ya'qub, Ruben.[17]
Setelahnya, mereka membujuk Ya'qub agar mengizinkan Yusuf keluar bersama mereka agar dapat
bermain bersama-sama. Ya'qub awalnya ragu karena takut Yusuf dimakan serigala, meski
akhirnya dia mengizinkan. Setelah mereka keluar bersama-sama, Yusuf dimasukkan ke dalam
sumur sesuai rencana mereka. Saat itu Allah mewahyukan pada Yusuf, "Engkau kelak pasti akan
menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari."[18]
Kakak-kakak Yusuf kemudian pulang membawa pakaian Yusuf yang dilumuri darah. Sembari
menangis, mereka mengatakan bahwa Yusuf dimakan serigala saat mereka lengah dan
meninggalkan Yusuf di belakang bersama barang-barang. Mendengar pengakuan mereka, Ya'qub
hanya pasrah kepada Allah dan mengatakan, "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang
baik urusan yang buruk itu, maka hanya bersabar itulah yang terbaik. Dan kepada Allah saja aku
memohon pertolongan-Nya terhadap yang kamu ceritakan."[19]
Setelahnya, rombongan musafir lewat dan saat seseorang dari mereka mencari air di sumur, dia
kegirangan karena menemukan seorang anak, kemudian menyembunyikannya sebagai barang
dagangan.[20] Al-Qur'an kemudian menyebutkan bahwa mereka kemudian menjual Yusuf dengan
harga yang rendah karena mereka tidak tertarik kepadanya.[21] Ibnu Katsir menyebutkan bahwa
saat kakak-kakak Yusuf tahu Yusuf dibawa rombongan musafir, mereka mengejar rombongan
tersebut dan mengatakan kalau Yusuf adalah budak mereka yang melarikan diri. Kakak-kakaknya
kemudian menjual Yusuf dengan harga rendah pada para musafir tersebut.[22]
Versi Alkitab mengisahkan bahwa suatu hari Ya'qub memerintahkan Yusuf menyusul saudara-
saudaranya yang sedang menggembala kambing dan domba dan Yusuf mematuhinya. Saat Yusuf
terlihat dari jauh, kakak-kakaknya kemudian berencana untuk membunuhnya. Namun Ruben
mencegah mereka dan mengusulkan agar Yusuf dimasukkan saja ke dalam sumur, sebenarnya
dengan niat agar dia nanti dapat memulangkan kembali Yusuf. Saudaranya yang lain menyetujui
usulan tersebut. Saat Yusuf tiba, mereka melucuti jubahnya, kemudian memasukkannya ke dalam
sumur. Kemudian datanglah kafilah dagang ke tempat itu. Yehuda kemudian mengusulkan agar
Yusuf dijual saja ke rombongan tersebut. Yusuf akhirnya diangkat dari sumur dan kakak-kakaknya
menjualnya seharga dua puluh syikal perak. Mereka kemudian menyembelih kambing dan
mencelupkan baju Yusuf dengan darah kambing tersebut. Baju tersebut kemudian diserahkan
kepada Ya'qub. Ya'qub kemudian berkata, "Ini jubah anakku, binatang buas telah memakannya.
Tentulah Yusuf telah diterkam." Ya'qub sangat berduka dan tidak bersedia dihibur anak-
anaknya.[23]
Mesir
Pada akhirnya Yusuf dijual pada seorang lelaki Mesir dan dia diperlakukan dengan baik di rumah
tangga lelaki tersebut. Al-Qur'an menyebutkan bahwa lelaki tersebut berkata kepada istrinya,
"Berikanlah kepadanya tempat yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita
pungut dia sebagai anak."[24] Muhammad bin Ishaq menyatakan bahwa musafir yang menjual
Yusuf ke Mesir bernama Malik bin Daghir yang masih merupakan keturunan Madyan bin
Ibrahim, sehingga dia masih kerabat jauh Yusuf. Sebagian ulama berpendapat bahwa laki-laki
Mesir tersebut membeli Yusuf seharga dua puluh dinar, sebagian menyatakan seharga minyak
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 4/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
kasturi, yang lain menyebutkan senilai satu pakaian sutra. Dalam Al-Qur'an, lelaki ini mendapat
julukan Al-'Aziz (Yang Perkasa, Terhormat), tetapi tidak disebutkan mengenai posisinya. Ibnu
Katsir menyebutkan bahwa dia adalah seorang menteri.[25]
Sumber Alkitab menyebutkan bahwa lelaki Mesir yang membeli Yusuf bernama Potifar, seorang
kepala pengawal raja.[26] Potifar sangat menyukai dan mempercayai Yusuf sehingga dia
menyerahkan urusan rumah tangganya pada Yusuf.[27]
Al-Qur'an menyebutkan bahwa saat Yusuf sudah cukup dewasa, dia dianugerahi hikmah dan
ilmu.[28] Disebutkan dalam tafsir bahwa yang dimaksud adalah kenabian. Beberapa ulama
berbeda pendapat mengenai usia Yusuf saat itu. Ada yang berpendapat 25 tahun, 30 tahun, 33
tahun, dan 40 tahun.[29]
Zulaikha
Yusuf kemudian tumbuh menjadi pria yang sangat tampan dan itu membuat istri Potifar jatuh
cinta padanya. Baik sumber Al-Qur'an maupun Alkitab tidak menyebutkan namanya. Sebagian
pendapat menyatakan bahwa namanya Ra'il atau Fakka. Pendapat lain menyebutkan, dan ini yang
paling masyhur, bahwa namanya adalah Zulaikha.[22] Ibnu Ishaq berpendapat bahwa Zulaikha
adalah keponakan raja Mesir.[30]
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 5/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Potifar kemudian memeriksa dan mendapati bahwa pakaian Yusuf koyak di bagian belakang. Dia
kemudian mengatakan pada Zulaikha, "Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu
benar-benar hebat." Potifar juga meminta Yusuf untuk melupakan kejadian ini.[36]
Skandal di kediaman Potifar kemudian menyebar, membuat para perempuan kota menggunjing
dan merendahkan Zulaikha lantaran bisa tergila-gila dengan seorang pelayan. Menyadari
gunjingan mereka, Zulaikha kemudian mengundang mereka di kediamannya untuk menghadiri
suatu jamuan. Di sana disediakan pula pisau untuk memotong hidangan. Zulaikha kemudian
memerintahkan Yusuf mengenakan pakaian yang sangat bagus dan menyuruhnya menemui para
perempuan tersebut. Melihat Yusuf, para tamu undangan sangat terpesona hingga tak sadar
melukai jemari mereka sendiri saat memotong hidangan dan berujar, "Mahasempurna Allah, ini
bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia."[37][38]
Dengan menunjukkan Yusuf pada mereka, Zulaikha berusaha mencari pembenaran atas
tindakannya. Dia juga mengancam Yusuf untuk memenjarakan atau menghinakannya jika tidak
menuruti keinginannya.[39] Para wanita yang semula menggunjing Zulaikha kini berbalik
mendukungnya. Yusuf akhirnya berdoa, "Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka."[40] Pada akhirnya, Potifar kemudian memenjarakan Yusuf selama
beberapa waktu tertentu meski dia tahu bahwa Yusuf tidak bersalah. Hal ini untuk meminimalisir
omongan-omongan orang yang membicarakan masalah ini berlarut-larut dan menyembunyikan
kesalahan istrinya.[41][42]
Sumber Alkitab mengisahkan bahwa saat rumah kosong, Zulaikha memegang baju Yusuf dan
mengajaknya berzina. Yusuf kemudian meninggalkan bajunya dan berlari keluar, kemudian
Zulaikha berteriak bahwa Yusuf hendak memperkosanya. Saat Potifar kembali, dia mendengar
pengaduan istrinya dan itu membuatnya sangat marah sehingga Yusuf dipenjara.[43] Alkitab tidak
menyebutkan mengenai Zulaikha yang mengundang para perempuan di kediamannya atau saat
mereka melukai jemarinya karena terpesona melihat Yusuf.
Penjara
Al-Qur'an menyebutkan bahwa saat Yusuf masuk penjara, masuk pula dua orang pemuda
bersamanya. Suatu hari mereka berdua bermimpi. Salah seorang dari mereka bermimpi sedang
memeras anggur, sedangkan yang satunya lagi bermimpi bahwa dia membawa roti di atas
kepalanya dan burung memakan sebagian roti tersebut. Mereka menceritakan mimpi tersebut
kepada Yusuf lantaran memandang Yusuf sebagai orang yang baik.[44] Para ulama menyebutkan
bahwa mereka berdua adalah para pelayan raja, yang satu pelayan yang biasa memberi minum
raja bernama Banuwa, yang satunya adalah pelayan yang biasanya membuat roti yang bernama
Majlats.[45]
Yusuf kemudian menyatakan bahwa dia mengetahui makna mimpi tersebut, kemudian
menegaskan bahwa ilmu takwil mimpi yang dimilikinya adalah sebagian ilmu yang diajarkan
Allah padanya. Yusuf menyatakan bahwa dia telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak
beriman pada Allah, dan menegaskan bahwa dia mengikuti agama leluhurnya: Ibrahim, Ishaq,
dan Ya'qub. Yusuf juga menjelaskan bahwa bermacam-macam tuhan selain Allah yang disembah
orang-orang hanyalah buatan nenek moyang mereka. Setelah menjelaskan dan mengajak mereka
ke jalan Allah, Yusuf kemudian menjelaskan tafsir mimpi mereka. Pemuda yang satu akan kembali
bertugas memberikan khamr bagi tuannya, sedangkan pemuda yang lain akan dihukum salib dan
burung memakan sebagian kepalanya. Yusuf kemudian meminta pemuda yang tidak dihukum
mati untuk memberi tahu pada tuannya mengenai keadaan Yusuf di penjara, tapi pemuda tadi
lupa sehingga Yusuf harus tetap di penjara selama beberapa tahun lagi.[46] Beberapa ulama ada
yang menyatakan bahwa maksud 'beberapa tahun' ini adalah tiga hingga sembilan tahun.[47]
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 6/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam Alkitab disebutkan bahwa di dalam penjara, Yusuf dipercaya kepala penjara untuk
mengurus narapidana lainnya.[48] Yusuf dikisahkan menafsirkan mimpi kepala juru minuman dan
juru roti istana,[49] tetapi tidak disebutkan bahwa Yusuf menyeru mereka ke jalan Allah
sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Qur'an.
Mimpi raja
Al-Qur'an menjelaskan bahwa suatu hari Raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang
gemuk dimakan tujuh ekor sapi betina yang kurus, juga ada tujuh tangkai gandum yang hijau dan
tujuh tangkai gandum yang kering. Raja berusaha mencari makna mimpi tersebut, tapi para ahli
hanya menyebut mimpi Raja sebagai mimpi kosong dan tidak dapat menakwilkan mimpi itu. Juru
minuman istana kemudian teringat dengan Yusuf dan pergi ke penjara untuk menanyakan makna
mimpi tersebut. Yusuf menjawab bahwa agar mereka bercocok tanam seperti biasa selama tujuh
tahun, sedangkan hasil panen yang telah dituai agar dibiarkan di tangkainya, kecuali sebagian
kecil yang akan digunakan untuk makan. Yusuf melanjutkan bahwa setelahnya akan datang masa
sulit selama tujuh tahun yang akan menghabiskan persediaan makanan. Setelah masa sulit itu
berlalu, akan datang hujan dan manusia akan memeras anggur.[50]
Mendengar jawaban tersebut, Raja mengutus orang agar Yusuf dihadirkan di hadapannya. Namun
Yusuf, melalui utusan tersebut, meminta agar Raja terlebih dahulu menanyakan para perempuan
mengenai masalah Yusuf. Saat Raja menanyai mereka, para perempuan itu menjawab,
"Mahasempurna Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya." Zulaikha
membenarkan mereka, "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggoda dan merayunya
dan sesungguhnya dia termasuk orang yang benar."[51]
Al-Qur'an selanjutnya menyebutkan, "Yang demikian itu agar dia (Potifar Al-'Aziz) mengetahui
bahwa aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada, dan bahwa Allah tidak
meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat."[52] Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa itu
perkataan Yusuf. Maknanya adalah bahwa Yusuf bukanlah seorang pengkhianat seperti yang
dituduhkan. Sebagian menyatakan bahwa itu adalah ucapan Zulaikha. Maksudnya adalah bahwa
Zulaikha mengaku agar suaminya tahu bahwa dia hanya merayu Yusuf, tidak sampai berkhianat
dan berbuat nista.[53]
Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai identitas penguasa Mesir saat itu dan hanya menyebutnya
malik atau raja. Ibnu Katsir menyebutkan bahwa nama dan silsilah raja tersebut adalah Ar-
Rayyan bin Al-Walid bin Tsarwan yang merupakan keturunan Sem bin Nuh.[54] Dalam Alkitab,
penguasa Mesir tersebut disebut fir'aun, gelar yang biasanya digunakan untuk merujuk penguasa
Mesir kuno. Dalam Al-Qur'an, gelar fir'aun hanya digunakan untuk penguasa Mesir pada zaman
Musa dan Harun.
Alkitab menyebutkan bahwa setelah Fir'aun menceritakan mimpinya, juru minum teringat Yusuf
dan menceritakannya pada Fir'aun. Fir'aun kemudian memerintahkan agar Yusuf dihadapkan
padanya. Yusuf kemudian keluar dari penjara, bercukur, dan berganti pakaian, kemudian
menghadap Fir'aun dan menjelaskan makna mimpi itu secara langsung kepada Fir'aun.[55] Alkitab
tidak menyebutkan mengenai permintaan Yusuf agar namanya dibersihkan terkait kasusnya
dengan Zulaikha dan para perempuan lain.
Berkuasa
Al-Qur'an menyebutkan bahwa setelah nama baiknya dipulihkan, Yusuf dihadapkan pada Raja.
Setelah mereka bercakap-cakap, Raja menyatakan bahwa Yusuf akan diberi kedudukan yang
tinggi dan kepercayaan. Yusuf menyatakan, "Jadikanlah aku bendaharawan negeri, karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan."[56]
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 7/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Beberapa ulama memberikan keterangan tambahan yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an. Ats-
Tsa'labi menyebutkan bahwa Yusuf kemudian diberi kedudukan yang sebelumnya dipegang oleh
Potifar. Muhammad bin Ishaq menyatakan bahwa kemudian Raja beriman kepada ajaran
Yusuf.[57]
Alkitab menyebutkan bahwa Fir'aun kemudian memberikan Yusuf kekuasaan atas seluruh Mesir
dan dia menjadi orang yang berkedudukan paling tinggi setelah Fir'aun. Yusuf kemudian diberi
cincin Fir'aun, pakaian halus, dan kalung emas, juga dinaikkan dalam kereta Fir'aun yang kedua.
Fir'aun kemudian memberi nama Mesir pada Yusuf, Zafnat-Paaneah, dan menikahkannya dengan
perempuan bernama Asnat, putri dari seorang pendeta di On (Heliopolis) bernama Potifera. Saat
itu Yusuf berusia tiga puluh tahun. Yusuf kemudian menimbun gandum dalam jumlah sangat
banyak untuk persediaan masa paceklik. Sebelum masa paceklik tiba, Yusuf dan Asnat memiliki
dua orang putra: Manasye dan Efraim.[58]
Paceklik
Saat tujuh tahun masa subur berakhir, datanglah masa paceklik sebagaimana yang dikatakan
Yusuf. Paceklik ini tidak hanya melanda Mesir, tetapi juga kawasan Palestina, tempat tinggal
Ya'qub dan keluarganya. Putra-putra Ya'qub selain Benyamin pergi ke Mesir untuk membeli
gandum. Di sana mereka bertemu dengan Yusuf. Yusuf mengenali kakak-kakaknya tersebut, tetapi
mereka tidak mengenal Yusuf. Saat gandum mereka sedang dipersiapkan, Yusuf berkata kepada
mereka, "Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu, tidakkah kamu melihat bahwa
aku menyempurnakan takaran dan aku adalah penerima tamu yang terbaik. Maka jika kamu tidak
membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat jatah lagi dariku dan jangan kamu
mendekatiku." Maka putra-putra Ya'qub tersebut membalas bahwa mereka akan membujuk ayah
mereka. Setelah itu, Yusuf memerintahkan para pelayannya agar barang-barang yang digunakan
kakak-kakaknya untuk membeli gandum dimasukkan ke karung gandum mereka, berharap agar
kakak-kakaknya dapat kembali lagi.[59]
Dalam Alkitab disebutkan bahwa Yusuf dan kakak-kakaknya bertemu. Yusuf mengenal mereka,
tapi mereka tidak mengenal Yusuf. Yusuf menuduh bahwa mereka mata-mata, tetapi mereka
menolak dakwaan tersebut dan menyebutkan bahwa mereka adalah dua belas bersaudara dari
satu ayah yang tinggal di tanah Kan'an (Palestina), yang bungsu bersama ayahnya, sedangkan
yang satu hilang. Yusuf kemudian mengurung mereka selama tiga hari. Setelahnya, mereka
dibebaskan dengan persyaratan bahwa salah satu dari mereka tetap ditahan di sini, sementara
sisanya harus membawa adik mereka pada kedatangan berikutnya ke Mesir. Diputuskan bahwa
Simeon yang tetap ditahan. Yusuf kemudian memerintahkan agar tempat gandum mereka diisi
gandum dan uang mereka dimasukkan ke dalam karung.[60]
Al-Qur'an menjelaskan bahwa setelah kembali, kakak-kakak Yusuf mengatakan bahwa mereka
tidak akan mendapat jatah lagi jika tidak membawa Benyamin pada kedatangan mereka
berikutnya. Namun Ya'qub enggan mengabulkannya dan berkata, "Bagaimana aku akan
mempercayakannya kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya kepada kamu
dahulu?" Ya'qub mengungkit kembali masalah hilangnya Yusuf sebagai alasan untuk tidak
melepaskan Benyamin. Saat mereka membuka karung-karung, mereka menemukan barang-
barang penukar mereka ada di sana. Mengetahui hal tersebut, Ya'qub akhirnya luluh dan bersedia
mempercayakan Benyamin pada mereka pada kepergian mereka berikutnya ke Mesir. Namun
Ya'qub meminta sumpah mereka, "Bersumpahlah kepadaku atas nama Allah bahwa kamu pasti
akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh." Setelah mereka
mengucap sumpah, Ya'qub melanjutkan, "Allah adalah saksi terhadap yang kita ucapkan."[61]
Alkitab menyebutkan kisah serupa. Ya'qub sangat susah mendengar permintaan mereka dan
berkata, "Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku. Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak
ada lagi, sekarang Benyaminpun hendak kamu bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 8/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
galanya itu!" Ruben sampai berkata pada ayahnya bahwa dia rela kedua putranya dibunuh jika
Benyamin tidak mereka bawa pulang kembali, tetapi Ya'qub tetap menolak.[62] Saat gandum
mereka habis, Ya'qub memerintahkan putra-putranya kembali pergi ke Mesir, tetapi Yehuda
menolak jika mereka tidak membawa Benyamin karena mereka sudah diperingatkan sungguh-
sungguh untuk membawanya. Ya'qub kemudian memerintahkan putra-putranya membawa hasil
terbaik sebagai persembahan: yakni madu, damar, damar ladan, buah kemiri, dan buah badam.
Ya'qub juga menyuruh mereka membawa uang dua kali lipat, uang yang dikembalikan pada
mereka dulu juga dibawa kembali kalau-kalau para petugas saat itu melakukan kekhilafan. Ya'qub
akhirnya juga mengizinkan Benyamin ikut bersama rombongan ke Mesir.[63]
Kepergian kembali
Pada saat kakak-kakak Yusuf pergi ke Mesir untuk kedua kalinya, mereka membawa Benyamin.
Sebelumnya Ya'qub telah berpesan pada mereka agar masuk dari pintu gerbang yang berbeda-
beda saat di Mesir dan mereka mematuhinya.[64] Sebagian ulama mengatakan bahwa hal ini
dilakukan untuk menghindarkan dari sihir 'ain karena mereka memiliki fisik dan rupa yang sangat
bagus.[65] Setelah kafilah putra-putra Ya'qub tiba di Mesir, Yusuf membawa Benyamin di tempat
pribadinya dan mengungkapkan jati dirinya.[66]
Alkitab menerangkan bahwa kemudian Yusuf membuat jamuan dan mengundang saudara-
saudaranya. Simeon dibebaskan dan turut bergabung. Persembahan yang dibawa putra-putra
Ya'qub juga kemudian diserahkan kepada Yusuf. Yusuf juga menanyakan keadaan ayah mereka
dan mereka menjawab bahwa ayah mereka masih hidup. Dalam jamuan, dihidangkan makanan
untuk Yusuf sendiri, untuk saudara-saudaranya sendiri, dan untuk orang Mesir sendiri. Hal ini
dilakukan karena makan bersama orang Ibrani dipandang sebagai hal yang keji bagi orang Mesir.
Namun putra-putra Ya'qub duduk di depan Yusuf dan itu membuat mereka saling berpandangan
karena heran. Lalu disajikan pada mereka hidangan dari meja Yusuf dan Benyamin mendapat
lima kali lebih banyak dari orang lain. Mereka semua bersuka ria pada jamuan tersebut.[67] Tidak
disebutkan bahwa Yusuf mengungkapkan jati dirinya pada Benyamin.
Saat gandum mereka dipersiapkan, Yusuf memasukkan piala (cawan minum) ke karung
Benyamin. Saat kafilah putra-putra Ya'qub dalam perjalanan pulang, Yusuf dan rombongannya
menghentikan mereka dan meneriakkan, "Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu pasti pencuri!"
Putra-putra Ya'qub berhenti dan bertanya, "Kamu kehilangan apa?" Dijawab, "Kami kehilangan
piala raja dan yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan seberat beban
unta dan aku jamin itu."[68]
Putra-putra Ya'qub menjawab, "Demi Allah, sungguh, kamu mengetahui bahwa kami datang
bukan untuk berbuat kerusakan di negeri ini dan kami bukanlah para pencuri." Dijawab, "Tetapi
apa hukumannya jika kamu dusta?" Para putra Ya'qub menjawab, "Maka dia sendirilah yang
menerima hukumannya. Demikianlah kami memberi hukuman kepada orang-orang zalim."[69]
Dalam syariat mereka, hukuman bagi seorang pencuri adalah dirinya harus diserahkan kepada
pihak yang barangnya dicuri.[70]
Maka setelah digeledah, ditemukanlah piala raja tersebut di karung Benyamin. Putra-putra Ya'qub
yang lain mengatakan, "Jika dia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula
mencuri." Maksud mereka adalah bahwa Yusuf juga pernah mencuri sebelumnya. Para ulama
memiliki beberapa pendapat terkait ucapan mereka. Sebagian menyatakan bahwa maksudnya
adalah Yusuf dulu pernah mencuri patung kakek dari pihak ibunya, kemudian
menghancurkannya. Ada yang berpendapat bahwa bibi Yusuf pernah menggantungkan ikat
pinggang Ishaq di baju Yusuf, sehingga nantinya Yusuf akan dituduh mencuri dan ditahan di
rumah bibinya lebih lama lagi sebagai hukuman. Hal ini karena bibinya sangat mencintai Yusuf
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 9/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
dan enggan berpisah dengannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa Yusuf pernah mencuri
makanan untuk diberikan kepada fakir miskin. Mendengar perkataan mereka, Yusuf merasa
jengkel, tetapi menyembunyikannya dalam hati.[71][72]
Putra-putra Ya'qub yang lain memohon pada Yusuf, "Wahai Al-'Aziz. Dia mempunyai ayah yang
sudah lanjut usia, karena itu, ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya.
Sesungguhnya kami melihat engkau termasuk orang-orang yang berbuat baik." Meski demikian,
Yusuf menolak penawaran tersebut karena menahan orang tak bersalah sebagai ganti pelaku yang
sebenarnya merupakan sebuah kezaliman. Setelah putus asa karena tidak bisa membawa
Benyamin pulang, mereka kemudian berunding. Putra tertua Ya'qub, Ruben, memutuskan untuk
tetap tinggal di Mesir sampai ayah mereka mengizinkan kembali atau Allah memberi keputusan
padanya. Putra Ya'qub yang lain kemudian pulang dan memberitahukan yang terjadi pada mereka
kepada Ya'qub. Mereka juga meminta Ya'qub bertanya pada penduduk Mesir atau kafilah lain
yang datang bersama mereka untuk menguatkan pendapat mereka.[73][74]
Mendengar penuturan mereka, Ya'qub sangat berduka dan berkata, "Sebenarnya hanya dirimu
sendiri yang memandang baik urusan itu. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang baik. Mudah-
mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sungguh Dialah Yang Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana."[75] Ibnu Katsir menyebutkan bahwa maksudnya adalah Ya'qub
percaya bahwa Benyamin tidak mencuri karena itu bukan wataknya sehingga mengatakan
sebenarnya hanya dirimu sendiri yang memandang baik urusan itu. Makna yang lain adalah
mereka kehilangan Benyamin akibat dari yang mereka lakukan kepada Yusuf dahulu,
sebagaimana yang dikatakan sebagian ulama, "Sesungguhnya keburukan akan mendatangkan
keburukan yang lain setelahnya."[76]
Ya'qub juga bersedih kembali terkait Yusuf, "Aduhai duka citaku kepada Yusuf." Kesedihan yang
baru menimpanya menyebabkan terungkitnya kesedihan yang lama. Disebutkan bahwa mata
Ya'qub menjadi putih karena kesedihan dan diam menahan amarah. Putra-putranya
mengkhawatirkan ayah mereka yang selalu mengingat Yusuf, menyebabkan dirinya sakit berat.
Meski demikian, Ya'qub hanya menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah yang tidak kamu ketahui."[77][78]
Al-Qur'an melanjutkan bahwa setelahnya Ya'qub berkata, "Wahai anak-anakku! Pergilah kamu,
carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah."[79]
Ya'qub yang tiba-tiba menyuruh anak-anaknya mencari Yusuf yang telah hilang sekian lama
disebutkan lantaran Allah mengabarkan Ya'qub banyak hal yang membuatnya berharap untuk
bertemu Yusuf.[80] Hal ini sejalan dengan perkataan Ya'qub di ayat sebelumnya, "Aku mengetahui
dari Allah yang tidak kamu ketahui."[81]
Putra-putra Ya'qub kemudian kembali ke Mesir. Saat bertemu Yusuf, mereka berkata, "Wahai Al-
'Aziz. Kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-
barang yang tidak berharga, maka penuhilah jatah untuk kami dan bersedekahlah kepada kami.
Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang yang bersedekah."[82] Para ulama
menyebutkan bahwa maksud "barang-barang yang tidak berharga" yang mereka bawa adalah
dirham-dirham yang jumlahnya sangat sedikit. Ada yang mengatakan biji-bijian dan semacamnya.
Ibnu 'Abbas menyebutkan kendi yang sudah usang, tali-temali, dan semacamnya.[83]
Kemudian Yusuf berkata, "Tahukah kamu keburukan yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf
dan saudaranya karena kamu tidak menyadari akibat perbuatanmu itu?"[84] Disebutkan bahwa
Yusuf tiba-tiba menanyakan itu lantaran merasa iba melihat saudara-saudaranya yang tampak
lemah tersebut sehingga dia tidak tahan lagi menahan perasaannya.[85]
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 10/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mereka kebingungan ditanyai seperti itu lantaran seorang pembesar Mesir dapat mengetahui soal
Yusuf dan bahkan perlakuan mereka padanya.[86] Hal itu yang kemudian mereka bertanya
sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an, "Apakah engkau Yusuf?" Pada akhirnya Yusuf
membuka jati dirinya pada mereka. Kakak-kakaknya kemudian mengakui diri mereka sebagai
orang yang bersalah, tetapi Yusuf membalas, "Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu,
mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para
penyayang."[87][88]
Dalam Alkitab disebutkan bahwa setelah Yusuf berusaha menawan Benyamin lantaran didakwa
mencuri piala perak, Yehuda memohon pada Yusuf untuk mengasihani mereka dan menyebutkan
bahwa ayahnya bisa mati jika Benyamin tidak ikut pulang bersama mereka. Yehuda bahkan
mengajukan diri sebagai budak menggantikan Benyamin.[89] Mendengar permohonan Yehuda,
Yusuf memerintahkan orang-orang keluar ruangan meninggalkan dirinya bersama saudara-
saudaranya. Selanjutnya Yusuf membuka jati dirinya pada mereka. Saudara-saudaranya merasa
takut pada Yusuf, tapi Yusuf mengatakan, "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir,
tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku
ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu." Yusuf
juga mengatakan, "Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan
keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu
tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah
menempatkan aku sebagai bapa bagi Fir'aun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa
atas seluruh tanah Mesir." Yusuf kemudian mencium saudara-saudaranya dan dia menangis
sambil memeluk mereka.[90]
Pertemuan keluarga
pergi ke Kan'an (Palestina) untuk menjemput ayah mereka beserta seisi rumahnya untuk
kemudian tinggal di Mesir. Saudara-saudara Yusuf kemudian diberi kereta beserta perbekalan
untuk pergi ke Palestina. Setelah sampai, mereka mengabarkan pada Ya'qub, "Yusuf masih hidup,
bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir," tetapi Ya'qub tetap bersikap dingin
lantaran tidak mempercayai mereka. Namun saat mereka menyampaikan segala ucapan Yusuf dan
ketika Ya'qub melihat kereta yang dikirim Yusuf untuk menjemputnya, semangat Ya'qub bangkit
kembali dan dia berkata, "Cukuplah itu, anakku Yusuf masih hidup. Aku mau pergi melihatnya,
sebelum aku mati."[95] Alkitab tidak menyebutkan mengenai Yusuf yang menyerahkan pakaiannya
agar diusapkan ke wajah Ya'qub.
Alkitab juga menyebutkan bahwa Ya'qub kemudian pergi ke Mesir bersama rombongan anak-anak
dan cucu-cucunya dengan menaiki kereta yang dikirim Fir'aun. Ya'qub kemudian menyuruh
Yehuda menemui Yusuf terlebih dulu agar Yusuf bisa bertemu dengan Ya'qub di sebuah tempat
bernama Gosyen. Saat bertemu, Yusuf dan Ya'qub saling berpelukan dan menangis. Ya'qub
berkata, "Sekarang bolehlah aku mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa
engkau masih hidup." Setelahnya, Yusuf berpesan pada keluarga besarnya bahwa apabila Fir'aun
menanyakan pekerjaan mereka, mereka harus menjawab bahwa mereka adalah penggembala. Hal
ini dilakukan agar mereka bisa tinggal di Gosyen, terpisah dengan orang Mesir. Gembala
merupakan pekerjaan yang dianggap remeh oleh orang Mesir.[96]
Yusuf kemudian menghadap Fir'aun, bersama sebagian saudaranya dan juga Ya'qub. Saat Fir'aun
menanyakan pekerjaan mereka, saudara-saudara Yusuf menjawab sebagaimana yang dipesankan
Yusuf. Fir'aun juga menanyakan umur Ya'qub dan Ya'qub menjawab bahwa usianya 130 tahun.
Fir'aun kemudian mengizinkan mereka tinggal di Gosyen. Disebutkan pula bahwa Ya'qub
kemudian memohonkan berkat bagi Fir'aun.[97]
Tahun-tahun selanjutnya
Al-Qur'an menyebutkan bahwa sebelum meninggal, Ya'qub bertanya pada anak-anaknya, "Apa
yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan
Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Isma'il, dan Ishaq, Tuhan Yang Maha Esa dan kami
berserah diri kepada-Nya."[101][102] Alkitab menyebutkan bahwa Ya'qub memberkati anak-
anaknya, terutama terkait peran dari keturunan anak-anaknya di masa mendatang, seperti
keturunan Yehuda akan mewarisi tongkat kerajaan, keturunan Zebulon akan tinggal di tepi laut
dan menjadi pangkalan kapal, keturunan Asyer akan memiliki makanan mewah berlimpah dan
akan memberikan santapan raja-raja, dan keturunan Naftali akan dikaruniai anak-anak yang
indah.[103]
Alkitab menjelaskan bahwa Ya'qub wafat pada usia 147 tahun.[104] Saat Ya'qub meninggal, Yusuf
mendekap muka ayahnya dan menciumnya. Jenazahnya kemudian dirempah-rempahi selama
empat puluh hari dan bangsa Mesir berkabung selama tujuh puluh hari. Yusuf meminta izin pada
Fir'aun agar dapat memakamkan ayahnya di Kan'an sebagaimana wasiatnya dan Fir'aun
memberikan izin. Setelahnya, jenazah Ya'qub diantar ke Palestina dan diiringi Yusuf dan saudara-
saudaranya, para pegawai Fir'aun, dan para sesepuh istana dan negeri Mesir. Penduduk Palestina
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 12/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
yang melihat prosesi itu menyebutkan bahwa perkabungan orang Mesir amat riuh. Ya'qub
kemudian dikebumikan di Gua Makhpela di Hebron, tempat jenazah Sarah, Ibrahim, Ishaq,
Ribka, dan Lea juga dikebumikan.[105][106] Setelah menjadi wilayah kekhalifahan, didirikanlah
sebuah masjid di tempat itu yang bernama Masjid Ibrahimi.[107]
Alkitab juga menyebutkan bahwa Yusuf wafat pada usia 110 tahun dan dia hidup sampai Efraim
beranak-cucu. Mayatnya dirempah-rempahi dan diletakkan di dalam peti mati di Mesir. Meski
demikian, dia berwasiat pada keturunan Ya'qub bahwa mereka akan membawa jenazahnya saat
mereka kelak keluar untuk kembali ke Palestina.[108] Di kemudian hari, Musa membawa tulang-
belulang Yusuf saat hijrah keluar Mesir bersama rombongan Bani Israil.[109][110] Keterangan
mengenai wafatnya Yusuf dan jenazahnya yang dibawa pergi dari Mesir tidak terdapat dalam Al-
Qur'an.
Kedudukan
Islam
Yusuf dipandang sebagai nabi dan rasul dalam Islam. Dalam Al-Qur'an, para nabi yang kisahnya
cukup panjang akan diceritakan dalam beberapa surah yang berbeda. Dalam kasus Yusuf,
kisahnya terkumpul menjadi satu dalam satu surah panjang, yakni surah kedua belas. Al-Qur'an
menyebutkan Yusuf sebagai sosok yang diberi petunjuk oleh Allah[111] dan hamba Allah yang
terpilih.[112] Sebagai seorang rasul, Yusuf juga digambarkan menyeru manusia untuk kembali ke
jalan Allah. Hal ini terlihat dari dakwahnya pada penghuni penjara.[113][114] Pada masa Musa, ada
salah seorang keluarga Fir'aun yang beriman. Dia memperingatkan kaumnya akan datangnya azab
Allah, juga menyebutkan bahwa Yusuf sudah membawa bukti-bukti yang nyata pada masa
sebelumnya.[115]
Dalam hadits isra' mi'raj disebutkan Nabi Muhammad bersabda bahwa Yusuf dikaruniai separuh
ketampanan.[116] Maknanya adalah bahwa Yusuf memiliki separuh ketampanan Adam. Allah
menciptakan Adam dengan tangan-Nya sendiri dan meniupkan ruh kepadanya sehingga Adam
adalah manusia yang paling tampan, sedangkan Yusuf memiliki separuh ketampanan Adam.[117]
Di akhir surah Yusuf disebutkan, "Sungguh, pada kisah-kisah mereka (para rasul) itu terdapat
pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) ini bukanlah cerita yang dibuat-buat,
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai)
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."[118]
Kristen
Yusuf dipandang sebagai sosok yang beriman.[119] Selain menghormatinya, ada kecenderungan
kuat dalam periode patristik untuk mengaitkan kisah hidup Yusuf dengan Yesus.[120] Beberapa
contohnya adalah Yohanes Krisostomus yang mengatakan bahwa penderitaan Yusuf adalah
"sejenis hal yang akan datang",[121] Sesarius dari Arles menafsirkan mantel Yusuf yang terkenal
sebagai perlambang dari berbagai bangsa yang akan mengikuti Yesus,[122] dan Ambrosius dari
Milan mengartikan bahwa mimpi Yusuf yang menggambarkan berkas gandumnya yang berdiri
sebagai penggambaran kebangkitan Yesus.[123]
Yusuf diperingati sebagai salah satu Bapa Suci dalam Kalender Orang Suci Gereja Apostolik
Armenia pada 26 Juli. Dalam Gereja Ortodoks Timur dan Gereja-Gereja Katolik Timur yang
mengikuti Ritus Byzantium, ia dikenal sebagai "Yusuf yang rupawan", tidak hanya merujuk pada
penampilan fisiknya, tetapi lebih penting lagi pada keindahan kehidupan spiritualnya. Mereka
memperingatinya pada hari Minggu Bapa Suci (dua hari Minggu sebelum Natal) dan pada hari
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 13/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Senin Besar dan Suci (Senin Pekan Suci). Dalam ikon, ia kadang-kadang digambarkan
mengenakan hiasan kepala nemes wazir Mesir. Gereja Lutheran Sinode Missouri
memperingatinya sebagai seorang patriark pada tanggal 31 Maret.
Yahudi
Komentar Yahudi, baik tradisional maupun modern, umumnya memandang Yusuf sebagai
karakter kompleks yang pada akhirnya dipandang sebagai orang yang benar. Meskipun beberapa
komentator seperti Sforno mengakui ketidakdewasaan tindakannya ketika berhadapan dengan
saudara-saudaranya di masa muda, tetap saja Yusuf sebagian besarnya dianggap sebagai sosok
yang mengagumkan karena dapat mempertahankan jati diri Israelnya, meski telah terpisah
selama 20 tahun dari keluarganya. Yusuf juga disebut sebagai tzadik (orang yang saleh) secara
tradisi.[124]
Alkitab menyatakan bahwa Fir'aun memberi nama Mesir pada Yusuf, Zafnat-Paaneah.[129]
Sebagian berpendapat bahwa nama ini bermakna "orang yang kepadanya misteri diungkapkan"
atau "orang yang mengungkapkan misteri".[130] Ada juga pendapat lain mengenai arti nama ini.
Dalam Al-Qur'an, penguasa Mesir pada masa Yusuf disebut malik (bahasa Arab: َم ِلك,
'raja').[131][132] Dalam Alkitab, gelar fir'aun dan raja (Ibrani: melekh) digunakan secara bergantian
untuk menyebut penguasa Mesir pada masa Yusuf. Al-Qur'an sendiri menggunakan gelar fir'aun
untuk merujuk penguasa Mesir hanya pada masa Musa dan Harun, tidak untuk masa Yusuf.
Pada umumnya, gelar fir'aun kerap digunakan untuk merujuk para penguasa Mesir sejak Dinasti
pertama (3150 SM) sampai pendudukan Mesir oleh Romawi (30 SM).[133] Namun gelar ini
sebenarnya baru digunakan pada masa lebih belakangan, yakni pada masa Akhenaten (berkuasa
1353–1336 SM)[134][135] atau Thutmosis III (berkuasa 1479–1425 SM).[136]
Meski sangat dikenal, kisah ini tidak memiliki landasan dalam Al-Qur'an maupun hadits.[137]
Disebutkan bahwa keterangan mengenai pernikahan Yusuf dan Zulaikha disadur dari kisah
israiliyat, yakni kisah yang dinukil dari Bani Israil, umumnya berasal dari masyarakat Yahudi.
Hanya saja Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen) sendiri secara jelas
menyebutkan bahwa Yusuf dinikahkan dengan Asnat, anak perempuan dari seorang pendeta dari
On bernama Potifera.[138]
Makam
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 14/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Secara tradisi, disepakati bahwa jenazah Yusuf telah dipindahkan dan dikebumikan ulang di
Palestina. Ada beberapa tempat yang dipandang sebagai makamnya:
Daerah Sikhem, di tempat Ya'qub dulunya berdiam setelah kembali dari Mesopotamia.[139]
Para rabbi berpendapat bahwa Yusuf meminta saudara-saudaranya memakamkan dirinya di
Sikhem lantaran itu adalah tempat dia dijual sebagai budak.[140][141]
Safed, menurut sebagian sumber Yahudi
Masjid Ibrahimi atau Gua Makhpela di Hebron yang juga merupakan makam Ibrahim, Sarah,
Ishaq, Ribka, Ya'qub, dan Lea[142][143]
Lihat pula
25 Nabi, di antaranya:
Ya'qub
Ayyub
Syu'aib
Yusuf bin Yakub
Catatan
a. Dalam Al-Qur'an, nama Yusuf disebutkan 27 kali, yakni pada surah:
1. Al-An'am (06): 84
2. Yusuf (12): 4, 7, 8, 9, 10, 11, 17, 21, 29, 46, 51, 56, 58, 69, 76, 77, 80, 84, 85, 87, 89, 90 (2
kali), 94, 99
3. Ghafir (40): 34
Rujukan
1. Friedman, R.E., The Bible With Sources Revealed, (2003), p.80
2. Kejadian 30:24 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+30%3A24&version=tb)
3. Kejadian 30: 1-24 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+30%3A+1-24&version=tb)
4. Ibnu Katsir 2014, hlm. 326.
5. Kejadian 32: 1-8 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+32%3A+1-8&version=tb)
6. Ibnu Katsir 2014, hlm. 328.
7. Kejadian 33: 1-20 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+33%3A+1-20&version=tb)
8. Ibnu Katsir 2014, hlm. 329.
9. Kejadian 35: 16-20 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+35%3A+16-20&version=tb)
10. Ibnu Katsir 2014, hlm. 330.
11. Yusuf (12): 4-6
12. Ibnu Katsir 2014, hlm. 335.
13. Kejadian 37: 9-11 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+37%3A+9-11&version=tb)
14. Kejadian 37: 5-8 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+37%3A+5-8&version=tb)
15. Kejadian 37: 2 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+37%3A+2&version=tb)
16. Yusuf (12): 8-10
17. Ibnu Katsir 2014, hlm. 337-338.
18. Yusuf (12): 11-15
19. Yusuf (12): 16-18
20. Yusuf (12): 19
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 15/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 16/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 17/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 18/19
10/6/21, 6:09 PM Yusuf - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Fatoohi, Dr. Louay dan Prof. Sheta Al-Dargazelli. ..Sejarah Bangsa Israel dalam Bibel dan Al-
Qur'an. 2007. Bandung: Mizania.
Freund, Richard A. (2009). Digging Through the Bible: Modern Archaeology and the Ancient
Bible. Rowman & Littlefield. ISBN 978-0-7425-4645-5.
Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini. Surakarta:
Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7.
Le Strange, Guy (2010) [1890]. Palestine Under the Moslems: A Description of Syria and the
Holy Land from A.D. 650 to 1500. Cosimo, Inc., 2010. ISBN 978-1-61640-521-2.
Ash-Shadr, Sayid Ridha (2003). Kisah Terbaik: Hikmah dan Pelajaran Kehidupan di balik
Sejarah Nabi Yusuf as. Diterjemahkan oleh Drs. Ali Yahya. Jakarta: PT. Lentera Basritama.
ISBN 979-3018-35-6.
Pranala luar
Kisahmuslim: Kisah Nabi Yusuf (https://kisahmuslim.com/2619-kisah-nabi-yusuf-alaihissalam.h
tml)
Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf 19/19