Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN

FUNDUSKOPI

KELOMPOK 9

1. TSURAYA YAUMIL
2. VIRA INDIRA S
3. ANIDYA GHINA M
Fundus dapat divisualisasikan
dengan beberapa metode, yaitu:

1. Ophthalmoscopy:
● Direct ophthalmoscopy
● Indirect ophthalmoscopy
2. Slit-lamp examination
3. Hruby lens—minus lens 55 D
4. El Bayadi—Plus lens 68 D
5. Volk—Plus 90 D
6. Goldmann three mirror

P.K. MUKHERJEE, MS, CLINICAL EXAMINATION IN OPHTHALMOLOGY, 2006


P.K. Mukherjee, MS, CLINICAL EXAMINATION IN OPHTHALMOLOGY, 2006
PERSIAPAN
FUNDUSKOPI 1. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
2. PERSIAPAN RUANGAN
Menggunakan Oftalmoskop 3. PERSIAPAN PASIEN

PERHATIAN
Sebaiknya sebelum melebarkan pupil, diukur tekanan bola
mata terlebih dahulu. Apabila tekanan bola mata pasien tinggi
(>20), maka penggunaan obat pelebar pupil tidak disarankan.
Dapat dilakukan pemeriksaan dengan pupil dilebarkan
kecuali bila:
a. Dideteksi adanya bilik mata yang dangkal.
b. Dengan tanda pupil yang sedang diobservasi setelah
trauma kepala.
c. Implan fiksasi di iris.
d. Pasien pulang mengendarai mobil sendiri, karena
akan memberikan perasaan silau akibat midriasis.
e. Pasien menderita glaukoma sudut sempit, yang
sangat berbahaya karena dapat memberikan serangan
glaucoma.
ILMU KESEHATAN MATA, UNIVERSITAS UDAYANA 2017
LANGKAH PEMERIKSAAN
a. Beritahu pasien untuk mengambil posisi duduk g. Periksa dengan urutan diskus optik, pembuluh darah
yang nyaman. Dengan cahaya ruangan yang retina, latar belakang retina dan macula.
diturunkan, instruksikan pasien untuk melihat satu h. Ulangi pemeriksaan untuk mata kiri, dengan tangan
titik pada tembok di depannya, usahakan untuk tidak kiri memegang ophtalmoskop dan melihat dengan
menggerakan bola mata. mata kiri.
b. Atur roda fokus pada +8. Roda apertur pada cahaya i. Nilai. Dapat dilihat keadaan normal dan patologik
besar, bulat dan putih. pada fundus mata. Refleks fundus yang normal
c. Mulailah dengan melihat mata kanan dengan jarak berwarna orange kemerahan tanpa ada bayangan atau
kurang lebih 1 kaki dari pasien. Gunakan mata kanan apapun yang menghalangi di depannya.
dengan ophtalmoskop di tangan kanan. Lihatlah lurus
ke arah pupil, sejajar dengan garis penglihatan pasien,
makan reflex fundus akan terlihat.
d. Letakkan tangan kiri pada dahi atau bahu pasien
untuk menopang dan menstabilkan tubuh kita.
e. Perlahan-lahan mendekat ke arah pasien dengan
derajat 15 derajat ke arah temporal dari garis
penglihatan pasien. Usahakan untuk tetap melihat
pupil. Putar roda fokus ke arah negatif menyesuaikan
dengan keadaan refraksi pasien dan pemeriksa untuk
mendapatkan fokus pada retina.
f. SaatPembuluhdarahretinasudahterlihat,ikuti sampai
pembuluh darah terlihat melebar ke arah diskus optik,
yang letaknya ke arah nasal dari tengah retina.

ILMU KESEHATAN MATA, UNIVERSITAS UDAYANA 2017


GAMBARAN FUNDUS NORMAL
DISKUS OPTIKUS
BENTUK
Diskus normal berbentuk bulat. Terlihat lonjong pada astigmatisme. Pada kasus lensa subluksasi,
dua gambaran diskus dapat terlihat, dimana yang lebih besar melalui phakic area dan yang kecil
melalui aphakic area.

UKURAN
Diskus optikus normal berdiameter 1,5 mm. Diskus pada myopia terlihat lebih besar
daripada diskus emmetropik dan hypermetropic yaitu lebih kecil.

WARNA
Diskus optik merupakan bagian dari saraf memiliki warna putih. Terlihat merah muda karena
kapiler kecil pada diskus yang biasanya berjumlah antara 10 dan 15. Jika berlebih,
memberikan kesan hyperaemic dan jika kurang memberikan kesan pucat. Penyebab diskus
pucat adalah anemia sistemik yang parah, obstruksi arteri retina sentral, neuropati optik
iskemik, atrofi optik (atrofi optik primer memberi warna putih seperti kapur, sedangkan atrofi
optik sekunder memberikan warna pucat seperti lilin), glaukoma, koloboma disk, dan miopia.
Penyebab diskus hiperemik adalah neuritis optik, papilloedema, obstruksi vena,
neovaskularisasi diskus, dan bercak perdarahan pada permukaan diskus.

DOUGLAS,G., DKK . MACLEOD’S CLINICAL EXAMINATION, 13TH ED.EDINBURGH,2013.


TEPI

Normalnya, bertepi tegas. Penyebab tepi diskus optikus yang kabur adalah
pseudoneuritis, neuritis optik, papilloedema, atrofi optik post papilloedema, drusen disk
optik, serat saraf buram, dan obstruksi vena.

CUP-DISC RATIO

Terdapat depresi pada bagian tengah yang disebut cekungan saraf optik (cup). Pada
keadaan normal, terlihat lebih pucat daripada bagian lain pada diskus. Perbandingan
cup-disc yaitu 0.3-0.5

P.K. MUKHERJEE, MS, CLINICAL EXAMINATION IN OPHTHALMOLOGY, 2006


DOUGLAS,G., DKK . MACLEOD’S CLINICAL EXAMINATION, 13TH ED.EDINBURGH,2013.
MAKULA 

Makula adalah bagian paling tipis dari retina


yang bertanggung jawab dalam penglihatan sentral, penglihatan warna, dan stereopsis.

Pada setiap mata, macula terletak pada temporal nervus optikus. Pembatas bagian dalamnya berada sejauh diameter
dua diskus dari pembatas temporal nervus optikus. Bentuknya sirkular. Sebuah titik berdiameter0,33mm pada pusat
lingkaran ini disebut foveola, yang dikelilingi 0,5mm zona avascular.Foveola dan zona avascular dikelilingi oleh fovea yang
kurang sensitive, dengan diameter 1,5mm. Arteri temporal retina melengkung pada macula, dan dapat mencapai perifer
fovea bagian luar. Fovea mendapatkan suplai darah dari korio-kapiler yang berada di bawahnya.

Kelainan pada macula dapat bersifat kongenital dan didapatkan saat lahir, misalnya koloboma macula, hipoplasi macula
dan bekas toksoplasmosis.

Kehilangan penglihatan pada kelainan macula dapat dikaitkan dengan squit dan nystagmus. Ini dapat bersifat
kongenital/herediter, tetapi bermanifestasi saat masa kanak-kanak atau saat dewasa. Degenerasi dan distrofi heredo-
makular umumnya bersifat bilateral.

P.K. MUKHERJEE, MS, CLINICAL EXAMINATION IN OPHTHALMOLOGY, 2006


DOUGLAS,G., DKK . MACLEOD’S CLINICAL EXAMINATION, 13TH ED.EDINBURGH,2013.
PEMBULUH DARAH

Arteri retina sentral setelah atau tepat sebelum lamina terbagi menjadi dua cabang utama, temporal dan nasal.
Keduanya kembali membelah menjadi cabang-cabang superior dan inferior. Setiap cabang keluar dari diskus
dengan cara arcuate menuju perifer. Setiap arteri diikuti dengan vena
Arteri lebih tipis bulat dan lebih pucat dari vena. Vena luas, lebih rata dan gelap.
Rasio AV normal dari arteri dengan vena adalah 2: 3. Arteri dapat melintasi vena baik di atas atau di bawah. Pada
retina normal, baik arteri maupun vena tidak beranastomosis satu sama lain.
Pada pemeriksaan vascular dapat dinilai berdasarkan berikut:
(1) kaliber, (2) tortuosity, (3) ireguler/ketidakteraturan (4) perubahan pada dinding pembuluh darah, (5) aneurisma,
(6) anastomosis, (7) neovaskularisasi,(8) eksudat, (9) perdarahan dan (10) chorioretinal scar/bekas luka

P.K. MUKHERJEE, MS, CLINICAL EXAMINATION IN OPHTHALMOLOGY, 2006


DOUGLAS,G., DKK . MACLEOD’S CLINICAL EXAMINATION, 13TH ED.EDINBURGH,2013.

Anda mungkin juga menyukai