Anda di halaman 1dari 71

PROTOTYPING INTERNET OF THINGS UNTUK SMART

HOME MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPING DENGAN


APLIKASI BLYNK

TUGAS AKHIR

Oleh :

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2020
PROTOTYPING INTERNET OF THINGS UNTUK SMART
HOME MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPING DENGAN
APLIKASI BLYNK

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

TUGAS AKHIR

Oleh :

Moh. Kanz Faras


NIM : 1611500222

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2020

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Internet of Things mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat dengan beragam kemudahan yang diberikan. Internet of Things
(IoT) merupakan suatu konsep yang dapat menghubungkan alat disekitar
manusia dengan jaringan internet. Alat ini dapat saling terhubung dengan
alat lainnya, bahkan dapat terhubung juga ke penggunanya. Saat ini, Internet
of Things sudah merangkup beberapa segmen yang dapat membantu
pekerjaan manusia. Manusia sudah banyak mengembangkan alat teknologi
untuk masa depan. Antara lain ialah Internet of Things For Smart Home.
Internet of Things For Smart Home merupakan sebuah kemudahan
menggunakan beberapa alat yang berada di rumah dengan bantuan internet
yang tersedia dan bertujuan untuk memberikan kemudahan dan efisiensi
penggunaan alat dirumah. Penerapan dari Internet of Things For Smart
Home ini terdiri dari perangkat control dan monitoring. Dimana alat ini
dapat diakses dengan smartphone oleh pengguna kapanpun dan dimana pun.
Dengan adanya Internet of Things For Smart Home ini, memungkinkan
manusia dapat menghemat penggunaan listrik. Dimana kita semua tahu,
bahwa ketersediaan sumber daya listrik semakin berkurang waktu demi
waktu.
Pada saat ini, dunia sedang dilanda kejadian luar biasa tentang
adanya wabah virus COVID-19. Wabah ini sudah menyebar ke berbagai
penjuru dunia. Korban yang terinfeksi virus ini pun semakin bertambah dari
hari ke hari. Para peneliti di dunia sampai saat penelitian ini diusulkan
belum mendapatkan vaksin yang tepat untuk virus covid-19 ini. Hal ini
menyebabkan masyarakat khawatir terpapar virus COVID-19 tersebut.
Banyak negara yang mengambil keputusan untuk mengurangi persebaran
virus ini termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia saat ini sudah
mengambil kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Pemerintah yakin dengan penerapan kebijakan ini, persebaran virus ini
dapat dikurangi dan masyarakatnya disiplin menerapkan social distancing.
Namun, ada hal menarik yang dilakukan oleh masyarakat untuk menghalau
virus ini masuk ke lingkungannya, yaitu dengan membuat penyemprotan
disinfektan secara otomatis dan melakukan pengontrolan dengan notifikasi
bahwa ada objek yang masuk ke dalam lingkungan.
Urgensi penelitian ini untuk melakukan pencegahan dini terhadap
persebaran Covid-19 di lingkungan sekitar. Pencegahan ini dilakukan untuk
mengurangi kepanikan di tengah masyarakat akan virus COVID-19 ini.
Oleh sebab itu, tokoh masyarakat, dalam hal ini Bapak RT setempat,
menginginkan adanya sebuah inovasi yang dapat mengurangi resiko
penyebaran virus ini. Oleh karena itu, peneliti memperoleh ide untuk
membuat sebuah alat penyemprotan disinfektan secara otomatis untuk
mengurangi persebaran Covid-19 menggunakan Internet of Things For
Smart Home.
Internet of Things For Smart Home yang diusulkan ini memiliki
kemampuan untuk mengontrol dan memonitoring lampu, kipas, pagar dan
pompa untuk penyemprotan disinfektan secara otomatis. Lampu, kipas dan
pagar dapat dikontrol melalui smartphone pengguna. Sedangkan, pompa
penyemprotan disinfektan dapat dimonitoring pada smartphone pengguna.
Kontribusi penelitian ini merancang alat penyemprotan disinfektan
menggunakan Internet of Things for SMART Home yang dapat dimonitoring
melalui smartphone. Dalam penelitian ini dirancang sebuah prototipe sistem
kontrol dan monitoring Internet of Things For Smart Home. Alat yang
digunakan adalah perangkat control mikrokontroller ESP8266 V3 CH340
Module NodeMCU, lampu, kipas DC 12v dan motor servo yang
dikendalikan menggunakan aplikasi BLYNK. Pengguna dapat mengontrol
lampu, kipas, dan motor servo melalui aplikasi BLYNK yang ada pada
smartphone. Smartphone ini juga dapat monitoring sebuah pompa air untuk
penyemprotan disinfektan secara otomatis yang dihubungkan dengan
sebuah sensor PIR (Passive Infrared Sensor).

1.2 Perumusan Masalah


Identifikasi masalah:
a. Untuk saat ini, kontrol lampu, dan kipas masih menggunakan alat
konvensional untuk mengoprasikannya. Sehingga ketika penghuni
rumah ingin pergi meninggalkan rumah dan lupa mematikan alat
tersebut, sehingga terjadi pemborosan listrik yang sia-sia.
b. Melihat sedang maraknya virus Covid-19, kendaraan yang telah selesai
berpergian keluar rumah, ketika sampai rumah, ada kemungkinan virus
yang menempel pada kendaraan.

Perumusan masalah
a. Bagaimana mengontrol alat yang berada dirumah dengan kendali jarak
jauh yang menggunakan konsep Internet of Things For Smart Home?
b. Bagaimana meminimalisir persebaran virus Covid-19 yang masuk
kedalam lingkungan rumah?

1.3 Batasan Masalah


untuk menghindari meluasanya pembahasan masalah dari pokok
masalah yang ada, maka dari itu, harus diberikan batasan masalah sebagai
berikut:
a. Sistem Internet of Things For Smart Home ini hanya dapat berjalan
apabila sudah terkoneksi ke jaringan internet.
b. Internet of Things For Smart Home ini dirancang hanya dalam bentuk
prototipe.
c. Sistem kontrol hanya dapat mengontrol lampu dan kipas 12V.
d. Penyemprotan disinfektan hanya dapat berjalan ketika sensor PIR
(Passive Infrared Sensor) mendeteksi adanya gerakan
e. Aplikasi perintah yang digunakan adalah aplikasi BLYNK.
1.4 Tujuan
Dengan adanya pokok masalah diatas, maka dibuatlah rancangan
sistem rumah pintar dengan tujuan sebagai berikut:
1. Dapat mempermudah kehidupan manusia dalam mengontrol peralatan
dirumah, sehingga dapat meminimalisir penggunaan listrik yang sia sia
2. Dapat memonitoring pompa penyemprotan cairan disinfektan secara
otomatis dan dapat memantau apa saja yang ingin masuk ke lingkungan
rumah

1.5 Manfaat
Diharapkan dengan terealisasinya sistem ini, dapat dimanfaatkan
masyarakat dengan sebaik-baiknya untuk mengontrol penggunaan listrik
yang berada di rumah, dan mengurangi kemungkinan virus covid-19 masuk
ke lingkungan sekitar.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan
metode perancangan yang digunakan, manfaat dampak
sosial dari penerapan metode terhadap masyarakat dan
sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Bab ini membahas tentang metode yang dibahas serta
penjelasan tentang teori yang berhubungan dengan
topik bahasan, dan mencatumkan 10 referensi ilmiah
(jurnal).

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini membahas tentang penerapan metode yang
digunakan (berisi tahap demi tahap), rancangan alat,
rancangan penerapan aplikasi yang digunakan.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisi tentang hasil uji coba program yang
digunakan berdasarkan metodenya, penjelasan
mengenai flowchart, penjelasan spesifikasi hardware
atau software yang dibutuhkan, dan analisis pengujian
program berdasarkan hasil percobaan.

BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang rangkuman pembahasan
mengenai penulisan penelitian, kesimpulan yang
didapat, dan yang dihasilkan dari penulisan penelitian,
serta saran mengenai penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Internet of Things (IoT)


Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan
untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung
secara terus menerus. Adapun kemampuan berbagi data, remote control,
dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan
pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang
semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang
tertanam dan selalu aktif. Makna serupa yang lain, Internet of Things
(IoT)adalah sebuah konsep atau scenario dimana suatu objek yang memiliki
jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke
computer. (Sari, 2019)
“A Things” pada Internet of Things (IoT) dapat di definisikan
sebagai subjek misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan
peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah dilengkapi
built-in sensor untuk memperingatkan pengemudi jika tekanan ban rendah.
Sejauh ini Internet of Things (IoT) paling erat hubungannya dengan
komunikasi machine to machine (M2M) di bidang manufaktur dan listrik,
perminyakan, dan gas. Produk dibangun dengan kemampuan komunikasi
M2M yang sering disebut dengan sistem cerdas atau “smart”. (Sari, 2019)
Dengan semakin berkembangnya infrastruktur internet, maka kita
menuju babak berikutnya, di mana bukan hanya smart phone atau computer
saja yang dapat terkoneksi dengan internet. Namun berbagai macam benda
nyata akan terkoneksi dengan internet. Sebagai contohnya dapat berupa
mesin produksi, mobil, dan lain-lain. Berbagai macam implementasi IoT
adalah dalam kehidupan sehari hari kita. Bahkan beberapa munkin sudah di
lakukan di kehdupan kita. (Sari, 2019)

2.2 Rumah Pintar (Smart Home)


Smart Home adalah teknologi yang menjadikan rumah memiliki
sistem otomasi dengan performa yang sangat canggih. Sistem ini
memanfaatkan teknologi multimedia untuk memantau sistem yang ada
dirumah. Smart Home sebagai rumah pintar menjadi “cerdas” karna
memiliki kemampuan yang bisa memantau berbagai peralatan dari jarak
jauh dan dapat membantu manusia mengendalikan berbagai aspek
kehidupan sehari-hari. Smart home mengintegrasikan teknologi dengan
berbagai layanan yang membantu aktifitas manusia sehari-hari. Hal ini akan
meningkatkan efisinsi daya dan memperbaiki kualitas hidup manusia.
Teknologi “Smart Home” adalah realisasi dari otomasi rumah ideal masa
depan yang memanfaatkan fungsi berbagai sensor untuk mengendalikan
berbagai perangkat di rumah, seperti otomasi untuk mengendalikan lampu
penerangan memantau suhu, kulkas, mesin cuci, dan sebagainya. Sistem ini
menawarkan fitur untuk memantau lingkunagn menggunakan sensor.
Mikrokontroller akan menjadi otak dari mekanisme proses kontrol yang
mendukung pengendalian dari ligkungan eksternal melalui smartphone atau
web. (Rahayu & Nurdin, 2019)

2.3 BLYNK
Blynk mendukung berbagai macam hardware yang digunakan pada
projek Internet of Things (IoT). Blynk adalah dashboard digital dengan
fasilitas antarmuka grafis dalam pembuatan projek nya. Penambahan
komponen pada blynk Apps juga sangat mudah. Hanya dengan drag and
drop sehingga memudahkan dalam penambahan komponen input/output
pada pada smartphone. (Ambarita et al., 2019)
Blynk merupakan aplikasi yang berbasis IOS atau android untuk
mengontrol mikrokontroler berupa Arduino melalui internet. Aplikasi blynk
dapat membantu admin dalam memonitoring sesuatu dengan praktis. Blynk
dirancang untuk Internet of Things (IoT). Dapat mengontrol perangkat keras
dari jarak jauh, dapat menampilkan data sensor, dapat menyimpan data,
memvisualisasikannya, dan melakukan banyak hal lainnya. (Aini et al.,
2018)
Aplikasi BLYNK memiliki 3 komponen utama, yaitu aplikasi,
server, dan libraries. Blynk server berfungsi untuk menangani semua
komunikasi diantara smartphone dan hardware. Jenis server bisa
menggunakan blynk cloud atau server sendiri. (Ardian et al., 2017)

Gambar 2.1 tampilan antarmuka blynk (Aini et al., 2018)

2.4 Metode Prototyping


Model prototype digunakan untuk merancang sistem informasi.
Model prototype memberikan kesempatan untuk pengembang program dan
objek penelitian untuk saling berinteraksi selama proses perancangan sistem
(Sukamto & shalahuddin, 2015:33). Sedangkan menurut Yurindra
(2017:47) model prototype adalah suatu proses yang memugkinkan
developer membuat sebuah model software, metode ini baik digunakan
apabila client tidak bisa memberikan informasi yang maksimal mengenai
kebutuhan yang di inginkannya.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa model prototype merupakan
salah satu model pengembangan perangkat lunak dimana pengembang
program dan objek penelitian dapat saling berkomunikasi dan memberikan
informasi yang terdiri dari mendengarkan calon pengguna atau Analisa
kebutuhan, membuat rancangan (mock-up) dan pengujian rancangan.

Gambar 2.2 Ilustrasi Model Prototype (Sukamto & Shalahuddin, 2015:32)

Model prototype ini memiliki beberapa tahapan (Sukamto &


Shalahuddin, 2015:32), yaitu:
1. Mendengarkan calon pengguna
Pengembang program dan objek penelitian bertemu dan
menentukan tujuan umum dan kebutuhan dasar. Detail kebutuhan
mungkin pada awal pengumpulan kebutuhan.

2. Membangun atau memperbaiki Mock-Up


Perancangan sistem dapat di kerjakan apabila data-data yang
berkaitan telah dikumpulkan selama pengumpulan kebutuhan.
Rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype. Pembuatan
prototype ini merupakan tahapan perealisasian rancangan prototype
menggunakan Bahasa pemprograman.
3. Calon pengguna melihat dan menguji Mock-Up
Objek penelitian mengevaluasi prototype yang dibuat dan
dipergunakan untuk memperjelas kebutuhan software.

Metode ini memiliki keunggulan maupun kelemahannya. Berikut


adalah keunggulan mauppun kelemahan dari metode ini:
a. Keunggulan prototyping
1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan calon
pengguna
2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan
calon pengguna
3. Calon pengguna berperan aktif dalam pengembangan sistem
4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
5. Penerapan menjadi lebih mudah karna pengguna mengetahui apa
saja yang diharapkan dan dibutuhkan

b. Kelemahan prototyping
1. calon pengguna tidak melihat bhwa perangkat lunak belum
mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan
belum memikirkan pemeliharaan dalam jangka waktu yang lama.
2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga
menggunakan algoritma dan Bahasa pemprograman sederhana.
3. Hubungan pelanggan dengan computer mungkin tidak
menggambarkan Teknik perancangan yang baik.

2.5 NodeMCU
NodeMCU adalah Open-source firmware dan pengembangan kit
yang membantu untuk membuat prototipe Internet of Things (IoT) dalm
beberapa baris skrip Lua NodeMCU adalah sebuah platform open source
IoT. NodeMCU menggunakan Lua sevagai Bahasa scripting. Hal ini
didasarkan pada proyek Elua, dan dibuat diatas ESP8266 SDK 1.4.
menggunakan banyak proyek open source seperti lua-csjson. Ini mencakup
firmware yang berjalan pada Wi-Fi SoC ESP8266, dan perankat keras yang
didasarkan pada ESP-12 modul. Spesifikasi yang disediakan oleh
NodeMCU adalah open-source interaktif, telah deprogram, biaya rendah,
sederhana, smart, Wi-Fi diaktifkan. (Wora & Ndale, 2018)
Gambar 2.3 NodeMCU tampak depan (Muchlis & Toifur, 2017)

NodeMCU merupakan sebuah board mikrokontroler yang dapat


diprogram melalui Arduino IDE. NodeMCU memiliki spesifikasi:
1. berbasis pada ESP8266 serial Wifi SoC (single on chip) dengan
onboard USB to TTL
2. 2 tantalum capasitor 100 micro farad dan 10 micro farad
3. 3,3v LDO regulator
4. blue led
5. cp2102 usb to UART bridge
6. tombol reset, port usb, tombol flash
7. memiliki 9 GPIO (general pin input output) yang didalamnya terdapat
3 pin PWM, 1 x ADC Channel, dan pin RX TX
8. 3 pin ground
9. GPIO dengan arus keluaran masing-masing 15 mA dengan tegangan 3
volt
10. Built in 32- bit MCU
11. board dapat diprogram langsung melalui USB tanpa perlu rangkaian
tambahan

NodeMCU memuat semua yang dibutuhkan untuk berfungsi


sebagai mikrokontroler, selain itu NodeMCU mudah dihubungkan ke
sebuah komputer dengan kabel USB. Pemograman NodeMCU dapat
menggunakan Arduino IDE ( Integrated Development Environment).
(Muchlis & Toifur, 2017)
Dalam proses penulisan program ke NodeMCU ESP8266,
diperlukan beberapa library pendukung supaya program dapat berjalan
dengan baik, karena proses pengolahan data sensor sepenuhnya berada
pada NodeMCU ESP8266. Berikut merupakan rincian dari penggunaan
library pada NodeMCU ESP8266.
1. Iostream yaitu Singkatan dari input output stream, header yang
digunakan untuk memanggil fungsi standar dari pemrograman bahasa
C
2. FirebaseESP8266.h yaitu Library yang berfungsi untuk
menghubungkan NodeMCU ESP8266 ke platform firebase
3. ESP8266WiFi.h yaitu Library yang berfungsi untuk mengaktifkan
fungsi wifi transceiver pada NodeMCU ESP8266
4. ESP8266HTTPClient.h yaitu Library yang berfungsi untuk
melakukan GET maupun POST data ke http web server
5. SimpleTimer.h yaitu Library yang berfungsi untuk mengatur interval
waktu, menggantikan fungsi delay pada pemrograman di Arduino IDE
6. DallasTemperature.h yaitu Library yang berfungsi untuk mengakses
data dari sensor suhu digital DS18B20
7. OneWire.h yaitu Library yang berfungsi untuk mengakses data dari
sensor suhu digital DS18B20
8. ArduinoJson.h yaitu Library yang berfungsi untuk menggubah
kumpulan data yang akan dikirimkan ke firebase ke dalam format
JSON
9. NTPClient.h yaitu Library yang berfungsi untuk mendapatkan waktu
dari NTP server
10. WiFiUdp.h yaitu Library yang berfungsi untuk melakukan
komunikasi UDP. (Ramadhan et al., 2020)

2.6 Kabel Jumper

Gambar 2.4 Kabel jumper

Kabel jumper adalah kabel elektrik penghubung antar komponen


yang ada di breadboard dengan komponen lainnya tanpa memerlukan
solder. Kabel jumper pada umunya memilik pin konektor pada setiap ujung
sisinya. Berikut adalah jenis jenis kabel jumper:
1. Male to Female : dikedua ujungnya memiliki pin konektor yang
berbeda. Yaitu pin konektor keluar dan lubang pin konektor
2. Male to Male : dikedua ujungnya memiliki 2 bentuk pin yang sama.
Yaitu pin yang menonjol keluar.
3. Female to Female: dikedua ujungnya memiliki 2 bentuk pin yang sama.
Yaitu pin yang berlubang.
2.7 Breadboard

Gambar 2.5 Breadboard (Nusyirwan, 2019)

Breadboard adalah dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik dan


merupakan purwarupa dari suatu rangkaian elektronik. Breadboard banyak
digunakan untuk merangkai komponen, karna dengan menggunakan
breadboard, pembuatan purwarupa tidak memerlukan proses menyolder
(langsung tancap). Karna sifatnya yang solderless alias tidak memerlukan
solder sehingga dapat digunakan Kembali dan denagn demikian sangat
cocokndiunakan pada tahapan proses pembuatan purwarupa serta
membantu dalam berkreasi dalam desain sirkuit elektronika. (Nusyirwan,
2019)
Berikut adalah prinsip kerja dari breadboard:
1. 2 pasang paja jalur bawah dan atas terkoneksi secara horizontal sampai
menuju ke bagian tengah breadboard. Biasanya difungsikan sebagai
jalur dari tombol power maupun jalur sinyal.
2. 5 lubang yang berada di bagian tengah breadboard, digunakan untuk
melakukan perakitan komponen. Jalur tersebut terkoneksi secara
vertical sampai menuju bagian tenga breadboard
3. pembatasan pada bagian tengah breadboard biasanya akan dfungsikan
sebagai tempat untuk menancapkan IC Component.
2.8 Modul Relay

Gambar 2.6 Modul Relay

Modul relay merupakan saklar elektrik yang yeng menggunakan


electromagnet untuk memindahkan saklar dari posisi off ke posisi on. Modul
relay hanya membutuhkan daya yang cukup kecil untuk mengaktifkannya,
tetapi relay dapat juga mengendalikan sesuatu yang membutuhkan daya
yang lebih besar. Terdapat beberapa konfigurasi pada modul relay ini, yaitu
SPST (Single Post Single Throw) dan SPDT (Singel Pole Double Throw).
SPST (Single Post Single Throw) merupakan konfigurasi yang sederhana,
dimana relay dengan konfigurasi ini hanya memiliki dua kontak dan SPDT
(Singel Pole Double Throw) memiliki tiga kontak. Kontak biasanya diberi
label Common (Com), Normally Open (NO), dan Normally Case (NC). Pada
Normally Case (NC), kontak NC akan terhubung ke kontak COM Ketika
coil tidak diberi daya. Pada Normally Open (NO), kontak akan terputus
Ketika tidak ada daya yag diberikan pada coil. Ketika daya diberikan, maka
Common (COM) akan terhubung dengan kontak NO dan kontak NC
dibiarkan mengambang.(Wicaksono, 2017)

Fungsi relay kurang lebih sama seperti fungsi saklar pada lampu.
Ada dua macam jenis relay, yaitu:
a. Normally Open (NO) kondisi awal saklar selalu terbuka
b. Normally Close (NC) kondisi awal saklar selalu tertutup.(Sadewo et al.,
2017)
2.9 Lampu
pada pelaksanaan tugas akhir kali ini, peneliti menggunakan sebuah
lampu untuk alat percobaan kontrol melalui aplikasi BLYNK

Gambar 2.7 Lampu

2.10 Kipas 12v


pada pelaksanaan tugas akhir kali ini, peneliti juga menggunakan
sebuah kipas kecil bertegangan 12v untuk alat percobaan kontrol melalui
aplikasi Blynk.

Gambar 2.8 Kipas 12V

2.11 Motor Servo


Motor servo menggunakan dengan sistem umpan balik tertutup,
dimana posisi dari motor akan di informasikan Kembali ke rangkaian
kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor
DC, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer
berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan
sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim
melalui kaki sinyal dari kabel motor. Karna motor DC servo merupakan alat
untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, maka magnit
permanent motor DC servolah yang mengubah energi listrik ke dalam
energi mekanik melalui interaksi dari dua mean magnit. Salah satu medan
dihaslkan oleh magnit permanent dan satunya lagi dihasilkan oleh arus yang
mengalir di kumparan motor. Resultan dari dua medan magnit tersebut
menghasilkan torsi yang membangkitkan putaran motor tersebut. Saat
motor berputar, arus pada kumparanmotor menghasilkan torsi yang nilainya
konstan. (Sujarwata, 2013)

Gambar 2.9 Motor Servo

2.12 Sensor PIR (Passive Infra Red)

Gambar 2.10 Sensor PIR (Passive Infra Red) (Hidayat et al., 2018)

PIR (Passive Infrared Receiver) merupakn sebuah sensor


berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan
yang terdiri dari LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun
seperiti IR LED. Sesuai dengan Namanya “passive” sensor ini hanya
merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh
setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa di deteksi oleh sensor
ini biasanya adalah tubuh manusia.(Hidayat et al., 2018)
2.13 Pompa Air 70Psi

Gambar 2.11 Pompa Air 70psi

pada pelaksanaan tugas akhir kali ini, peneliti juga menggunakan


sebuah alat yang bernama pompa air dengan kekuatan 70PSI.

2.14 Studi Literatur


a. Judul : Pengontrolan Lampu Jarak Jauh Dengan
NodeMCU Menggunakan BLYNK
Nama Penulis : Abdul Halim Nasution ; Sri Indriani ; Nida
Fadhilah ; Chandra Arifin ; Saut Parsaoran
Tamba
No. ISSN : 2621-1556
Tahun : 2019
Deskripsi : seiring dengan perkembangan teknologi yang
sangat pesat ini, maka dapat mendorong
manusia menggunakan teknologi dalam segala
aktivitasnya. Khisisnya teknologi yang dapat
membantu pekerjaan manusia seperti
pengontrolan lampu rumah jarak jauh. Hal ini
karna memungkinkan penghuni rumah
mengontrol penggunaan lampu dirumah,
sehingga tidak ada pemborosan listrik yang
tidak berguna. sebelumnya juga ada sebuah
penelitian pengontrolan lampu rumah yang
menggunakan data sinyal suara. Hal ini disebut
pemprosesan sinyal suara (speech processing).
Penelitian ini uga melewati beberapa proses,
seperti sampling, ekstrasi, dan pembelajaran.
Maka dari itu perlu adanya pengembangan
pengontrolan lampu yang menggunakan
smartphone. Sehingga tetap dapat mengontrol
walaupun sedang tidak berada dirumah.

b. Judul : Perancangan Sistem Keamanan dan Kontrol


Smart Home Berbasis Internet of Things
Nama Penulis : Rijal Permana ; Drs. Ir. Rumani M., Bc.TT.,
M.Sc ; Unang Sunarya, S.T., M.T
No. ISSN : 2355-9365
Tahun : 2017
Deskripsi : melihat semakin banyaknya kasus kejahatan
yang marak terjadi, maka kualitas keamanan
rumah pun harus juga di kiembangkan demi
mendapatkan kenyamanan dan keamanan di
rumah. Tak sedikit orang yang memasang alat
dan sistem tambahan demi mencegah kejadian
yang tidak di inginkan Ketika pemilik rumah
sedang tidak erada dirumah. Maka dibuatlah
sistem monitoring keamanan rumah yang dapat
di akses kapanpun dan dimanapun. Sistem ini
dapat mendeteksi kegiatan mencurigakan
dirumah. Sistem ini menggunakan Arduino uno
dan ESP8266. Sistem ini juga dapat mendeteksi
asap yang berlebih dan dapat mengirmkan
notifikasi ke pada pemilik rumah melalui
smartphone. Pemilik rumah juga dapat melihat
apa yang terjadi di dalam rumah melalui kamera
yang terhubung dengan sistem. Dapat juga
mengetahui pintu rumah terbuka, dan adanya
asap berlebih.

c. Judul : Perancangan Smart Home Untuk Pengendalian


Peralatan Elektronik Dan Pemantauan
Keamanan Rumah Berbasis Internet of Things
Nama Penulis : Endang Sri Rahayu ; dan Romi Achmad Mukhti
Nurdin
No. ISSN : 1693-0266
Tahun : 2019
Deskripsi : Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat
pesat. Sehingga banyak bermunculan pula
teknologi untuk mempermudah manusia dalam
melakukan aktivitas. Salah satunya otomasi
sistem. Otomasi sistem yang dimaksud dalam
penelitian kali ini adalah sistem yang
berhubungan dengan aktivitas pengendalian dan
pemantauan rumah dalam suatau teknologi
‘smart home’ (rumah pintar). Smarthome yang
di desain untuk menjaga keamanan dan
keamanan rumah dilakukan dengan
mengendalikan secara remote menggunakan
mikrokontroller Arduino Uno dan NodeMCU.
Akses bisa bisa dilakukan dengan menggunakan
aplikasi android dan raspberry pi webserver.
Sistem dapat mengirimkan notifikasi jika
mendeteksi adanya kegiatan yang tidak di
inginkan dirumah. Sistem ini juga di lengkapi
dengan modul kamera sehingga dapat melihat
secara langsung. Sistem ini smarthome ini juga
mendukung multi platform. Sistem ini juga
terhubung dengan perangkat lainnya, seperti usb
wireless, relay, lampu rumah, smartphone, dan
computer. Sehingga dapat di hidupkan secara
otomatis dengan menggunakan timer atau
menggunakan sensor gerk, ataupun dihidupkan
dengan jarak jauh menggunakan smartphone
dengan melalui jaringan internet.

d. Judul : Perancangan Sistem Kendali Otomatis Pada


Smart Home Menggunakan Arduino Uno.
Nama Penulis : Danny Kurnianto ; Abdul Mujib Hadi ; Eka
Wahyudi.
No. ISSN : 2302-2949
Tahun : 2016
Deskripsi : Di era perkembangan teknologi analog ini, pada
umumnya perangkat listrik masih di kendalikan
secaa manual. Sehingga kita masih saja melihat
ada penggunaan listrik yang sia-sia dan tidak
efisien akibat kelalaian pengguna tidak
mematikan perangkat Ketika perangkat tersebut
sudah tidak di gunakan. Perkembangan
teknologi digital yang pesat ini juga turut
mendorong perkembangan teknologi computer.
Sehingga tidak sedikit perangkat perangkat
elektronok yang sudah terintegrasi dengan
sistem computer. Pada kali ini peneliti akan
meakukan sebiah penelitian tentang smarthome.
Smarthome adalah sebuah perangkat yang
memiliki sistem otomasi sangat canggih untuk
mengendalikan lampu dan suu, perangat multi
media untuk memantau dan menghidupkan
sistem keamanan yang terhubung dengan pintu
dan beberapa fungsi lainnya. Dengan
menerapkan perangkat smarthome, perangkat
perangkat listrik akan dapat bekerja
secaraotomatis sesuia dengan kebutuhan
pengguna. Pengguna juga dapat memantau
seluruh perangkat rumas asalkan perangkat
tersebut sudah terhubung ke jaringan internet.

e. Judul : Rancang Bangun Sistem Smart Home Dengan


Arduino Uno R3 Berbasisi Internet of Things
(IoT)
Nama Penulis : Yusman ; Bakhtiar; Ulan Sari.
No. ISSN : 1693-8097
Tahun : 2019
Deskripsi : Teknologi bertumbuh dengan begit pesat.
Begitupun dengan cara pengaplikaisan barang
barang tersebut. Barang baran tersebut sekarang
sudah mulai dapat diaplikasikan malalui
smartphone pengguna. Mulai dari
menghidupkan dan mematikan lampu, kipas, ac,
dan masih banyak lagi. Pengguna juga dapat
mengunci dan membuka pntu secara otomatis.
Pengguna dapat melakukan itu karna pada saat
ini perkembangan internet of things for smart
home saat ini sudah maju. Dimana maksud dari
smarthome ini adalah suatu sistem rumah pintar
yang menyediakan kenyamanan, keamanan, dan
efisiensi energi pada rumah. Teknologi ini juga
dapat memonitoring dan mengendalikan dari
jarak jauh memakai smartphone menggunakan
ESP8266 yang memungkinkan penghuni dapat
memantau rumahnya yang terhubung dengan
jaringan internet. Penghuni juga dapat
memantau suhu dirumahdengan menggunakan
sensor DHT11. Dimana sensor DHT11 ini
adalah sensor yang berfungsi untuk membaca
suhu dan kelembapan yang ada di ruangan.

f. Judul : Rancang Bangun Smart Home System


Menggunakan NodeMCU ESP8266 Berbasis
Komunikasi Telegram Messenger
Nama Penulis : Peby Wahyu Purnawan ; Yuni Rosita
No. ISSN : 348-360
Tahun : 2019
Deskripsi : di zaman yang serba modern ini, kenyamanan
tempat tinggal sudah merupakan prioritas utama
bagi manusia. Dilihat dari banyaknya teknologi
yang dapat dimanfaatkan dirumah. Misalnya
rumah pintar atau biasa disebut juga sebagai
smarthome. Dimana smarthome ini adalah
rumah yang dilengkapi denga sistem
pengoprasian terkontro untuk banyak hal.
Internet of Things adalah suatu konsep yang
uncul dimana semua alat dan pelayanan
terhubung dan saling dapat berkomunikasi
antara alat satu dengan alat lainya secara
dinamis. Dilihat semakin dapat memudahkan
para pengguna, penelitian kali ini mencoba
untuk menghubungkan sistem rumah pintar ini
dengan sebuah aplikasi yang bernama
Telegram. Dimana aplikasi ini berfungsi
sebagai alat monitoring benda yang ada di
rumah. Dengan aplikasi ini dapat mengontol
mematikan ataupun menghidupkan lampu,
monitoring temperature suhu, mendeteksi
adanya kebocoran gas, dan dapat menyalakan
kipas secara otomatis melalui apliaksi Telegram
ini.

g. Judul : Smart Home With Smart Control, Berbasis


Bluetooth Mikrokontroller
Nama Penulis : Barep Adi Jaya ; Amalia Herlina ; Sherly
Ferdiant
No. ISSN : 2715-0410
Tahun : 2019
Deskripsi : Sistem rumah cerdas adalah sistem aplikasi
gabungan antara teknologi dan pelayanan yang
dikhususkan pada lingkungan rumah dengan
fungsi tertentu yang bertujuan meningkatkan
efesiensi, kenyamanan dan keamanan
penghuninya. Sistem rumah cerdas terdiri dari
perangkat control dan otomatisasi beberapa
perangkat atau peralatan rumah yang dapat
diakses melalui sebuah komputer.Sistem
dibangun dengan menggunakan
mikrokontroller arduino dan dengan perangkat
pendukung seperti relay, bluetooth, kabel
jumper, lampu rumah, smartphone, komputer
dan laptop. arduino dijadikan sebagai
pengontrol yang menjalankan perintah yang
digunakan untuk mengontrol lampu rumah.
Pengontrolan dilakukan melalui aplikasi
smartphone, yang terhubung dengan arduino
melalui jaringan bluetooth. Smart Home
memiliki sebuah sistem yang didesain
memperioritaskan kenyamanan pengunanya.
Sistem smart home diterapkan untuk
meningkatkan kenyamanan pengguna dalam
mengendalikan peralatan rumah baik melalui
komunikasi kabel maupun nirkabel.
Komunikasi kabel berarti peralatan rumah
secara fisik terhubung ke server atau pusat
control, sementara komunikasi nirkabel berarti
peralatan yang terhubung melalui media
frekuensi sinyal ke server atau pusat control .
Beberapa peralatan Nirkabel seperti Wireless
LAN, Infra Merah, Bluetooth, merupakan
contoh komunikasi secara nirkabel yang di
antaranya memiliki keunggulan yang berbeda.
Bluetooth merupakan sebuah protokol Nirkabel
dengan daya rendah yang diperkenalkan oleh
Bluetooth Spesial Industrial Group . Selain
keunggulan di atas, terdapat keunggulan lain
yang dimiliki Bluetooth, Bluetooth
menyediakan solusi murah dalam komunikasi
nirkabel antara perangkat portable atau
genggam pada data rate maksimum 3 Mbps
dengan jarak jangkauan 10 meter, beroperasi di
2,4 Ghz ISM band Dalam pengoperasian,
Bluetooth tidak menggunakan koneksi internet
dan komunikasinya dapat menembus benda.
Saat ini semua telephone genggang bersistem
operasi android memiliki fitur Bluetooth.

h. Judul : Aplikasi Android Sebagai Pengontrol Jarak


Jauh Smart Home Dengan Koneksi Jaringan
Internet
Nama Penulis : Emilia Hesti ; Adewasti
No. ISSN : 2528-7400
Tahun : 2018
Deskripsi : Perkembangan dan kemajuan teknologi
khususnya dibidang jaringan telekomunikasi
yang sangat modern pada saat ini, tidak di
pungkiri bahwa internet sangat dibutuhkan
dalam kehidupan sehari hari untuk semua
kalangan masyarakat tanpa melihat status sosial
dari masyarakat itu sendiri. Untuk sekarang ini,
penggunaan internet oleh masyarakat sangat
meningkat dan hampir dibutuhkan sampai 24
jam. Dengan kemajuanmodern inipunsekarang
banyak perangkat teknologi yang dapat
terkoneksi dengan internet baik itu alat
elektronik maupun alat komputer serta
Handphone. Pemanfaatan Internet ini dapat
diterapkan untuk mengendalikan beberapa alat
elektronik yang ada di rumah seperti lampu,
kipas angin, kunci pintu otomatis dan Menutup
Pagar Otomatis. Pengendalian tersebut dapat
dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan
perangkat smartphone. Perangkat smartphone
tersebut terhubung dengan Internet yang dimana
internet sebagai jembatan penghubung antara
alat dan sistem kontrol yang digunakan. Untuk
menjadikan sebuah Smarthome dapat
dikendalikan dari jarak jauh menggunakan
jaringan internet, sebuah komponen elektonika
yang telah tersusun dengan berbagai fungsi
sebagai sistem ditambahkan lagi aplikasi
android yang dapat dijadikan sebagai
pengendali jarak jauh .Selain itu juga ada
komponen elektronika yang sering digunakan
yaitu Arduino sebagai mikrokontroler untuk
perangkat Smarthome. Pentingnya aplikasi
android sebagai pengontrol jarak jauh
smarthome sehingga diperlukan perangkat
android yang mampu mengkontrol sebuah
smarthome dimana android dan smarthome
langsung terhubung melalui jaringan internet.

i. Judul : Perancangan Prototype Smart Home System


Dengan Internet of Things
Nama Penulis : Muhammad Yoga Prabowo ; Almira Budiyanto
; Ida Nurcahyani ; Sisdarmanto Adinandra
No. ISSN : 1907-5995
Tahun : 2018
Deskripsi : Seiring berkembangnya teknologi dan mobilitas
penduduk indonesia yang tinggi,
perangkatperangkat microcomputer telah
banyak digunakan dalam berbagai aspek
kehidupan sehari-hari, tak terlepas dari
perangkat rumah. Perangkat microcomputer
yang tersedia saat ini pun telah banyak
mendukung untuk keperluan proyek stand-alone
yang dapat menggunakan koneksi tanpa kabel
dan proyek home base yang menggunakan
kabel.Dengan
menerapkanmicrocomputertersebut di
perangkat rumah terciptalahSmart Home
atauHome Automation. Smart homeini mulai
populer pada tahun 2000 dengan di terapkannya
perangkat lokal sederhana, jaringan lokal dan
perangkat sederhana lainnya yang telah tersedia
di pasaran. Guna menunjang pengaplikasian
Smart Home,Internet of Things menjadi salah
satu jaringan yang banyak dipilih. Selain itu IoT
menyediakan sistem yang pintar, kenyamanan
dan meningkatkan kualitas hidup. Selain
pengaplikasiannya yang mudah, perangkat IoT
dapat diakses dimana saja dan kapan saja hanya
dengan mengaksesnya melalui internet. Pada
halaman web nantinya terdapat panel
pengendalian berupa tombol dan status dari
sistem yang di program menggunakan bahasa
pemrograman HTML dan layanan antarmuka
yang digunakan adalah lokalweb
serverpadanodeMCU. Layanan yang akan
digunakan pada proyek ini adalah «html local
web server». Sebuah lokal web server yang
dapat di atur tampilan webnya melalui coding
berbahasa html pada microcontroller yang
digunakan.

j. Judul : Smart Home Security System Berbasis


Mikrokontroller
Nama Penulis : Jalu Wardoyo ; Noor Hudallah ; Aryo Baskoro
Utomo
No. ISSN : 2252-4983
Tahun : 2019
Deskripsi : Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah rasa
aman. Namun demikian kebutuhan akan rasa
aman belum terpenuhi. Data Biro Pembinaan
dan Operasional, Mabes Polri menunjukkan
peningkatan jumlah kejadian kejahatan pada
periode tahun 2014 hingga 2016 yaitu sebesar
325.317 pada tahun 2014, meningkat pada tahun
2015 dan 2016 menjadi 352.936 dan 357.197 .
Salah satu aplikasi smart home yang dapat
diterapkan untuk menanggulangi kejahatan di
rumah tangga yaitu safety system . Penerapan
safety system dalam smart home dapat berupa
deteksi asap, Close Circuit Tele Vision , dan
smart door lock . Safety system terkait akses
pintu melibatkan proses autentifikasi dan atau
identifikasi pengguna. Penelitian menggunakan
password sebagai metode pengamanan dan
GSM sebagai media autentifikasi. Sistem
keamanan tersebut bekerja ketika pengguna
memasukan password maka modul GSM akan
mengirimkan perintah authorize pada mobile
device untuk memperoleh akses terhadap pintu.
Pemanfaatkan kapasitas memori penyimpanan
Electrically Erasable Programmable Read-Only
Memory pada modul mikrokontroler dapat
digunakan sebagai data loggger sistem
pengaman rumah . Beberapa penelitian tersebut
masih memiliki kekurangan.. Penggunaan
modul GSM memerlukan biaya tambahan
dalam pengoperasiannya.
Tabel 2.1 Review Studi Litratur
No. Penulis Tahun Metode Hasil
1. Abdul Halim Nasution 2019 NodeMCU 100%
; Sri Indriani ; Nida menggunakan
Fadhilah ; Chandra aplikasi Blynk
Arifin ; Saut Parsaoran
Tamba
2. Rijal Permana ; Drs. Ir. 2017 Menggunakan 100%
Rumani M., Bc.TT., Arduino Uno
M.Sc ; Unang Sunarya, dan ESP8266
S.T., M.T.
3. Endang Sri Rahayu ; 2019 Menggunakan 100%
dan Romi Achmad Arduino Uno
Mukhti Nurdin dan Nodemcu
dan dapat
diaksesn
melalui
smartphone
4. Danny Kurnianto ; 2016 Menggunakan 100%
Abdul Mujib Hadi ; Eka Arduino Uno
Wahyudi. dan
smartphone
5. Yusman ; Bakhtiar; 2019 Menggunakan 100%
Ulan Sari. Arduino Uno,
ESP 8266, dan
sensor DHT
11
6. Peby Wahyu 2019 Menggunakan 100%
Purnawan ; Yuni NodeMCU
Rosita dan aplikasi
Telegram
7. Barep Adi Jaya ; 2019 Menggunakan 100%
Amalia Herlina ; Sherly mikrokontroler
Ferdiant Arduino
modul
bluetoth, dll
8. Emilia Hesti ; Adewasti 2018 Menggunakan 100%
Arduino Uno
dan
Smartphone
9. Muhammad Yoga 2018 Mengunakan 100%
Prabowo ; Almira NodeMCU
Budiyanto ; Ida dan local web
Nurcahyani ; server untuk
Sisdarmanto UI nya
Adinandra
10. Jalu Wardoyo ; Noor 2019 Menggunakan 100%
Hudallah ; Aryo Node MCU
Baskoro Utomo dan Modul
GSM

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian kali ini


mengunakan beberapa perangkat seperti lampu, kipas, dan motor servo yang
dapat di kontrol melalui aplikasi Blynk dan perangkat Pompa air yang
disandingkan dengan sensor PIR yang berfungsi untuk menyemprotkan
cairan disinfektan secara otomais dan dapat dimonitoring pada smartphone
pengguna yang sudah terinstall aplikasi Blynk. Sistem ini sangat
mempermudah pengguna untuk menoprasikan karna sangat user friendly.
BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Data Penelitian


Pada penelitian kali ini, data penelitian yang digunakan merupakan
data dari perintah user user, dan data dari sensor yang digunakan. Pada data
perintah user, data didapatkan Ketika user memberikan perintah kepada
mikrokontroler untuk mengontrol alat- alat yang sudah terubung satu
dengan yang lainnya. Pada data sensor, data di dapatkan dari hasil deteksi
sinar infrared yang di dapatkan oleh sensor. Karna sensor PIR (Passive
InfraRed) memiliki jangkauan sebesar 90derajat dengan jarak maksimal 3
meter. Sehungga dapat menyalakan pompa untuk penyemprotan cairan
disinfektan, dan memberikan notifikasi kepada smartphone pengguna.

3.2 Penerapan Metode

Gambar 3.1 Metode Prototyping

Pada penelitian kali ini, peneliti melakukan 3 tahap untuk


pembuatan Prototyping Internet of Thing for Smart Home ini. Yaitu:
1. Mendengarjan Calon Pengguna
Dimana penelitian ini dilakukan dilingkungan sekitar rumah
peneliti, maka peneliti mendengarkan keluhan warga yang mengeluh
biaya penggunaan listrik yang mahal dan kekhawatiran calon pengguna
akan persebaran virus covid-19 ke lingkungan rumahnya.

2. Merancang dan Membuat Prototype


Peneliti memuat sebuah Prototype untuk penelitian kali ini dengan
menggabungkan mikrokontroler dan beberapa komponen yang
memiliki fungsinya masing masing pada penelitian kali ini.
3. Uji Coba
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengujian terhadap prototipe
yang sudah dibuat. Pada pengujian terdapat beberapa kendala seperti
lampu, kipas yang memiliki delay sejak perintah dimasukan oleh calon
pengguna, dan sensor yang masih tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Setelah melakukan evaluasi, pada pengujian yang terakhir, didapatkan
prototipe dapat bekerja sebagaimana mestinya.

3.3 Rancangan Pengujian


Rencana pengujian yang akan dilakukan pada prototyping ini adalah
dengan membuat sebuah prototype yang dapat terhubung dengan aplikasi
Blynk. Pada aplikasi ini terdapat beberapa button yang memiliki berbagai
fungsi perintah yang apabila button ini di tekan akan menghasilkan output
yang sudah di atur sebelumnya.
Seperti dijelaskan pada sub bab sebelumnya, pengujian ini akan
berjalan Ketika adanya yang terdeteksi oleh sensor PIR dan akan
menyemprotkan disinfektan. Dan lalu akan ada sistem control yang akan
dapat mengontrol benda yang terubung dengan NodeMCU, dan Monitoring
yang akan memonitoring dari sensor PIR tersebut.

3.4 Rancangan Sistem


Pada perancangan prototype ini menjelaskan tentang bagaimana
tahapan tahapan pembuatan prototype ini, dimulai dari installasi library
aplikasi yang yang digunakan yaitu library blynk pada Arduino IDE,
kemudian installasi board manager ESP8266 pada Arduino IDE, lalu
konfigurasi SSID dan password wifi pada board NODEMCU, dan
mengkonfigurasi aplikasi Blynk sesuai kebutuhan.
3.4.1 Installasi Library Blynk
pada saat ingin menginstall library Blynk pada Aduino IDE,
caranya klik tab sketch lalu pilih include library, lalu pilih manage
library, pada kolom pencarian, silahkan cari dengan kata kunci
Blynk, maka akan muncul library yang bernama Blynk Library,
setelah itu klik install.
Gambar 3.2 installasi library Blynk

3.4.2 Installasi Board Manager ESP8266


Pada saat ingin menginstal board manager ESP8266 pada
Arduno IDE, caranya klik tab Tools, lalu pilih board, kemudian pilih
board manager, pada kolom pencarian, silahkan cari dengan kata
kunci ESP8266 Board Manager, kemudian pilih install.

Gambar 3.3 installasi board manager ESP8266

3.4.3 Konfigurasi aplikasi Blynk dengan NodeMCU


Setelah kita selesai menambahkan library Blynk dan board
manager ESP8266 pada Arduino IDE, berikut adalah tahapan-
tahapan bagaimana aplikasi Blynk dapat terhubung dengan
NodeMCU:
a. Log-in Blynk
Ketika sudah membuka aplikasi Blynk ini, kita diharuskan
untuk Log-In terlebih dahulu ke dalam aplikasi ini. jika
sebelumnya sudah memiliki account Blynk, maka tinggal
masukan saja e-mail dan password pada menu Log-in. apabila
belum memiliki account Blynk, maka diharuskan untuk
membuat account Blynk terlebih dahulu dengan cara memilih
menu create my account.

Gambar 3.4 Tampilan Login

b. Tampilan awal aplikasi Blynk


Setelah sudah berhasil logi-in ke Blynk, maka akan tampil
menu awal dari aplikasi ini. dimana ada pilihan new project
untuk membuat sebuah projek baru, my apps untuk membuka
projek sebelumnya, dan Community.

Gambar 3.5 tampilan awal Blynk


c. Membuat projek baru
Setelah itu, untuk membuat projek baru, kita harus memilih
new project, setalah itu kita bisa menentukan nama projek yang
di inginkan. Lalu menentukan device yang yang sesuai yang
nantinya akan digunakan. Pada projek ini ita memilih device
ESP8266 karna device ini yang nantinya akan digunakan pada
projek ini. lalu pada Connection Type, pilih WIFI. Lalu klik
Create Project.

Gambar 3.6 Tampilan New Projek

lalu setelah selesai membuat projek baru, maka blynk akan


mengirimkan sebuah token ke alamat e-mail yang digunakan
untuk login. Token ini berguna untuk membuat NodeMCU dapat
teronfigurasi terhadap blynk.

Gambar 3.7 email yang berisi token


Setelah membuat projek baru dan mendapatkan token, akan
muncul tampilan pada seperti gambar dibawah yang siap untuk
ditambahkan widget-widget yang ingin digunakan untuk
prototype ini.

Gambar 3.8 tampilan New Project

setelah muncul seperti gambar diatas,selanjutnya kita bisa


menambahkan widget yang diperlukan yang berada pada widget
Box seperti gambar dibawah.

Gambar 3.9 Tampilan Widget Box


Setelah itu pilih widget button untuk mengontrol lampu yang
nantinya berada pada prototype ini. jika sudah menambahkan
widget button tersebut, langah selanjutnta adalah memberi nama
Lampu pada button tersebut supaya nanti bisa membedakan
dengan widget button yang lainnya. Setelah itu sesuaikan pin
yang terhubung pada NodeMCU. Lalu pada mode, ubah menjadi
switch.

Gambar 3.10 setting button lampu

Setelah itu pilih widget button untuk mengontrol kipas yang


nantinya berada pada prototype ini. jika sudah menambahkan
widget button tersebut, langah selanjutnta adalah memberi nama
kipas pada button tersebut supaya nanti bisa membedakan
dengan widget button lampu tadi. Setelah itu sesuaikan pin yang
terhubung pada NodeMCU. Lalu pada mode, ubah menjadi
switch.

Gambar 3.11 setting button kipas


Setelah setting utton diatas selesai, tambahkan widget
notification supaya kita dapat menerima notifikasi dari sensor
PIR (Passive Infrared Sensor) Ketika sensor ini mendeteksi
sebuah benda.

Gambar 3.12 setting Notification

Setelah setting Notification, yang terakhir tambahkan widget


slider untuk mengontrol Motor sevo yang nantinya diunakan
pada pintu otomatis. Setelah menambakan widget slider,
selanjutnya setting slider tersebut dengan menambahkan nama,
pilih pin virtual outpunya, setelah itu atur outputnya dari 0
sampai 200 seperti gambar dibawah.

Gambar 3.13 setting slider servo


Setelah semuanya selesai ditambahkan dan di setting sesuai
kebutuhan, maka akan muncul tampilan control pada project
Smart Home Prototype seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.14 tampilan project setelah semua widget ditambahkan

3.4.4 Konfigurasi Sistem


Pada tahap ini menjelaskan tentang bagaimana konfigurasi
sistem pada Arduino IDE supaya Board ESP8266 NodeMCU
tehubung dengan internet memasukan SSID dan Password Wifi yang
akan digunakan, lalu masukan token yang di dapat dari Blynk setelah
membuat new project pada aplikasi Blynk agar dapat mengontrol
prototype menggunakan smartphone melalui aplikasi blynk.

Gambar 3.15 konfigurasi token, SSID, dan password


3.5 Rancangan Alat
Pada perancangan prototype kali ini, peneliti akan menggunakan
beberapa komponen seperti, NodeMCU ESP8266, breadboard, kabel
jumper, relay 1 channel 2 buah, relay 2 channel 1 buah, motor servo, lampu
9 watt, kipas 12V, batrai, sensor PIR, dan pompa air. Dimana NodeMCU
ini bertugas untuk mengkonfigurasi semua alat tersebut supaya bisa saling
terhubung, dan dapat di kontrol menggunakan Blynk.

Tabel 3.1 Daftar Komponen yang Digunakan


No. Nama Komponen Kegunaan

untuk
mengintegrasikan
1. NodeMCU ESP3266 seluruh komponen
yang digunakan supaya
bisa saling terhubung
satu dengan yang
lainnya.

2. Untuk menyatukan
Breadboard semua komponen
menjadi sebuah satu
kesatuan

digunakan sebagai
3. Kable Jumper penghubung antara
komponen atu dengan
yan lainnya
berfungsi sebagai
4. Relay penyambung dan
pemutus arus listrik

5. Motor Servo berfungsi sebagai


pembuka pintu
otomatis

digunakan untuk
6. Lampu 9 w percobaan dalam
prototype
Digunakan untuk alat
7. Kipas 12V percobaan dalam
prootype

digunakan sebagai
8. Batrai sumber tenaga untuk
kupas 12v

Digunakan untuk
9. Sensor PIR mendeteksi adanya
pergerakan dan
memberi info ke
NodeMCU

Digunakan sebagai
10. Pompa Air penyemprotan
disinfektan secara
otomatis

Komponen diatas selanjutnya dirangkai menjadi sebuah prototype


smart home berbasis Internet of Things seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.16 Desain Rangkaian prototype Smart Home


3.5.1 Desain Wadah Untuk Alat
Pada pembahasan kali ini, peneliti akan menggambarkan
bagaimana gambaran prototype dari pembahasan Internet of Things
for Smart Home ini. yang tergambar pada gambar dibawah.

Gambar 3.17 Disain Prototype Internet of Things for Smart Home


Ket:
1. Breadboard
2. Lampu
3. Relay
4. Batrai
5. Relay

6. Kipas 12v
7. Sensor PIR (Passive InfraRed)
8. Pompa 70Psi
9. Relay
10. Motor Servo
3.5.2 Arsitektur Sistem
Berikut adalah gambaran hubungan kerja yang terjadi Ketika
user menggunakan sistem Internet of Thing for Smart Home ini.

Gambar 3.18 Arsitektur sistem

3.5.3 Perancangan Alat


Pada kali ini akan menjelaskan bagaimana perancangan alat
ini secara detail sampai bagaimana alat ini saling terhubung.
a. Pin Gnd NodeMCU => pin negative (-) breadboard
Penghubungan ini bertujuan untuk memberi tegangan yang
bersasal dari NodeMCU.

Gambar 3.19 Pin Gnd NodeMCU => pin negative (-) breadboard

b. Pin 3V NodeMCU => pin positive (+) breadboard


penghubungan ini bertujuan untuk memberi trgangan yang
berasal dari NodeMCU.

Gambar 3.20 Pin 3V NodeMCU => pin positive (+) breadboard


c. Pin GND pada sensor PIR => pin negative (-) breadboard
Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tgangan
kepada sensor PIR yang berasal dari NodeMCU.

Gambar 3.21 Pin GND pada sensor PIR => pin negative (-) breadboard

d. Pin VCC pada sensor PIR => pin positive (+) pada
breadboard
Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tegangan
kepada sensor PIR yang berasal dari NodeMCU.

Gambar 3.22 Pin VCC pada sensor PIR => pin positive (+) pada
breadboard

e. Pin out pada sensor PIR => pin D3 pada NodeMCU


Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang di terima oleh sensor PIR kepada NodeMCU.
Gambar 3.23 Pin out pada sensor PIR => pin D3 pada NodeMCU

f. Pin GND relay 1 => pin negative (-) pada breadboard


Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tegangan
yang berasal dari NodeMCU.

Gambar 3.24 Pin GND relay 1 => pin negative (-) pada breadboard

g. Pin VCC relay 1 => Pin positive (+) pada breadboard


Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tegangan
yang berasal dari NodeMCU.

Gambar 3.25 Pin VCC relay 1 => Pin positive (+) pada breadboard

h. Pin In2 relay 1 => Pin D4 pada breadboard


penghubungan ini berujuan untuk mendapatkan informasi
yang dikirimkan oleh sensor PIR terhadap pin D3 pada
NodeMCU.

Gambar 3.26 Pin In2 relay 1 => Pin D4 pada NodeMCU


i. Relay 1 dengan Pompa
kabel hitam dihubungkan dengan pin COM pada relay 1 ntuk
menerima tegangan daya dari arus listrik. Dan kabel merah pada
pompa dihubungkan dengan pin NO supaya Pompa dapat
terhubung ke NoeMCU

Gambar 3.27 Relay 1 dengan Pompa

j. Pin GND relay 2 => pin negative (-) pada breadboard


Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tegangan
yang berasal dari NodeMCU.

Gambar 3.28 Pin GND relay 2 => pin negative (-) pada breadboard

k. Pin VCC relay 2 => Pin positive (+) pada breadboard


Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tegangan
yang berasal dari NodeMCU.

Gambar 3.29 Pin VCC relay 2 => Pin positive (+) pada breadboard

l. Pin In relay 2 => Pin D1 pada NodeMCU


Penghubungan ini bertujua untuk dapat mengontrol lampu
yang sudah di konfigurasi pada pada program supaya dapat
bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan.

Gambar 3.30 Pin In relay 2 => Pin D1 pada NodeMCU


m. Relay 2 dengan Lampu
kabel kuning dihubungkan dengan pin COM pada relay 2
ntuk menerima tegangan daya dari arus listrik. Sedangkan kabel
biru yang berasal dari sumber tegangan dihubungkan ke lampu.
Dan kabel merah pada lamu dihubungkan dengan pin NO
supaya lampu dapat terhubung ke NoeMCU.

Gambar 3.31 Relay 2 dengan Lampu

n. Pin GND relay 3 => pin negative (-) pada breadboard


Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tegangan
yang berasal dari NodeMCU.

Gambar 3.32 Pin GND relay 3 => pin negative (-) pada breadboard
o. Pin VCC relay 3 => Pin positive (+) pada breadboard
Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tegangan
yang berasal dari NodeMCU.

Gambar 3.33 Pin VCC relay 3 => Pin positive (+) pada breadboard

p. Pin In relay 3 => Pin D2 pada NodeMCU


Penghubungan ini bertujuan untuk dapat mengontrol kipas
yang sudah di konfigurasi pada pada program supaya dapat
bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan.
Gambar 3.34 Pin In relay 3 => Pin D2 pada NodeMCU

q. Relay 3 dengan kipas


Kabel hitam yang berada pada kipas, dihubungkan langsung
ke batrai supaya kipas bisa mendapatkan sumber energi.
Sedangkan kabel merah yang berada pada kipas, langsung
dihubungkan dengan NO pada relay 3 supaya kipas dapat
terhubung dengan NodeMCU. Dan kabel merah yang berasal
dari kipas, dihubungkan dengan COM pada relay 3 untuk
memberikan tegangan pada relay.

Gambar 3.35 Relay 3 dengan Kipas

r. Pin GND pada motor servo => pin G pada NodeMCU


Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tegangan
yang berasal dari NodeMCU.
Gambar 3.36 Pin GND pada motor servo => pin G pada NodeMCU

s. Pin VCC pada motor servo => pin 3V pada NodeMCU


Penghubungan ini bertujuan untuk mendapatkan tegangan
yang berasal dari NodeMCU

Gambar 3.37 Pin VCC pada motor servo => pin 3V pada NodeMCU

t. Pin In pada motor servo => pin D8 pada NodeMCU


Penghubungan inibertujuan untuk dapat mengontrol gerak
dari motor servo sesuai dengan apa yang sudah di
konfigurasikan sebelumnya.

Gambar 3.38 Pin In pada motor servo => pin D8 pada NodeMCU

u. NodeMCU dengan Motor Servo


Berikut adalah gambar rangkaian full antara NodeMCU dengan
motor servo.

Gambar 3.39 NodeMCU dengan Motor Servo


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang instalasi dari perangkat, konfigurasi,
penerapan dan evaluasi dari prototype Internet of Things for Smart Home. Adapun
pembahasan pembahasannya sebagai berikut:

4.1 Lingkungan Percobaan


Dalam pembuatan prototype Internet of Things for Smart Home
inidiperlukan beberapa perangkat lunak (Software) maupun perangkat keras
untuk mndukung kinerja dari alat ini. berikut merupakan spesifikasi yang
digunakan:
4.1.1 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak (Software) yang digunakan dalam pembuatan
Program Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem Oprasi Windows 10
2. Arduino IDE
3. Bahasa Pemprograman Lua
4. Blynk
5. Microsoft Office 2019
6. Paint
7. Click Chart Diagram

4.1.2 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)


Perankat keras (Hardware) yang digunakan untuk mendukung
kinerja program dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Laptop Asus A46CB, Core i5, RAM 8GB, HDD 500GB, SSD
240GB
2. NodeMCU ESP8266
3. Breadboard
4. Kabel jumper
5. Relay
6. Motor servo
7. Lampu 9 watt
8. Kipas 12V
9. Batrai
10. Sensor PIR
11. Pompa Air
4.2 Implementasi Metode
Pada pembuatan prototype Internet of Things for Smart Home ini,
penulis menggunakan metode prototyping. Dimana metode prottyping ini
memiliki beberapa tahapan untuk menggunakan metode ini supaya dapat
berjalan dengan sesuai keinginan pengguna. Setelah melewati tahapan
tersebut, untuk menjalan kan perintah yang di inginkan, pengguna harus
menggunakan smartphone yang sudah terinstall aplikasi Blynk. Karna
dengan aplikasi inilah perintah yang sebelumya sudah di konfigurasi dapat
dikirimkan ke sebuah sistem kontrol yaitu NodeMCU 8266, dan akan
menghasilkan output sesuai dari keinginan dari pengguna. Missal pengguna
memerintahkan menyalakan lampu, maka lampu akan menyala sesuai
perintah yang di terima oleh NodeMCU itu sendiri.

4.3 Flowchart
Dalam menggambarkan sebuah urutan proses, maka membutuhkan
flowchart untuk memperjalas urutan dari proses tersebut. Maka dari itu,
dibawah merupakan gambaran beberapa flowchart yang digunakan pada
masing masing proses.
4.3.1 Flowchart Alat
Berikut merupakan beberapa gambaran dari flowchart yang
digunakan pada saat penggunaan alat.
a. Flowchart Keseluruhan
Flowchart keseluruhan ini adalah gambaran umum dari
alur penggunaan alat ini. sehingga dapat memberi gambaran
seutuhnya supaya lebih rinci dan jelas.

Gambar 4.1 Flowchart keseluruhan


b. Flowchart Lampu
Flowchart lampu ini adalah gambaran umum jika hanya
ingin menyalakan lampu saja.

Gambar 4.2 Flowchart lampu


c. Flowchart Kipas
Flowchart kipas ini adalah gambaran umum jika hanya ingin
menyalakan kipas saja.

Gambar 4.3 Flowchart kipas


d. Flowchart Pompa
Flowchart pompa ini adalah gambaran umum jikasensor
PIR mendeteksi adanya pancaran sinar inframerah sehingga
dapat menyalakan pompa untuk menyemprotkan cairan
disinfektan dan memberikan notifikasi ke smartphone pengguna

Gambar 4.4 Flowchart Pompa


e. Flowchart Motor Servo
Flowchart motor servo adalah gambaran umum jika
pengguna ingin membuka pintu dengan menggunakan bantuan
smartpnone.

Gambar 4.5 Flowchart motor servo


4.3.2 Flowchart Blynk
Flowchart Blynk ini adalah gambaran umum proses Ketika
menghubungkan projek ke aplikasi Blynk sehingga dapat
memberikan perintah yang sudah di tentukan.

Gambar 4.6 Flowchart Blynk


4.4 Algoritma
4.4.1 Algoritma Alat
Berikut mrupakan Algritma dari rangkaian alat yang sudah
penulis buat sebelumnya:
1. Start
2. Prototype mendapat daya = menyala
3. Inisialisasi Sensor PIR
4. Inisialisasi Pompa = Off
5. Inisialisasi Lampu = Off
6. Inisialisasi Kipas = Off
7. Inisialisasi Motor Servo
8. Inisialisasi relay 1
9. Inisialisasi relay 2
10. Inisialisasi relay 3
11. If Sensor PIR mendeteksi pancaran sinar Inframerah
12. Tampil notifikasi “ada yang ingin masuk rumah” pada aplikasi
Blynk
13. Relay 1 On
14. Pompa Menyala
15. If relay 2 On Lampu pada aplikasi Blynk
16. Lampu menyala
17. Else if
18. Relay 2 Off lampu pada aplikasi Blynk
19. Lampu Mati
20. If relay 3 On kipas pada aplikasi Blynk
21. Kipas Menyala
22. Else if
23. Relay 3 Off kipas pada aplikasi Blynk
24. Kipas Mati
25. If slider motor servo digeser ke kanan pada aplikasi blynk
26. Pagar Terbuka
27. Else if
28. Slider motor servo digeser ke kiri pada aplikasi Blynk
29. Pagar tertutup
30. Else
31. Kembali ke baris 11
32. End
4.4.2 Algoritma Blynk
Berikut adalah algoritma dari aplikasi Blynk yang
memungkinkan terhubungnya antara NodeMCU8266 dan aplikasi
Blynk.
1. Start
2. Inisialisasi NodeMCU ESP8266
3. Inisialisasi SSID & Password
4. Inisialisasi Token Blynk
5. Smart Home Prototype pada aplikasi Blynk
6. Blynk berhasil terhubung dengan NodeMCU ESP8266
7. Blynk mengirim perintah
8. Blynk menerima notifikasi
9. Berhasil
10. Kembali ke baris ke-5

4.5 Pengujian Alat


Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan bagaimana alat ini
dijalankan hingga berjalan ingga selesai dalam percobaan.berikut adalah
tahap tahap yang dilakukan dalam percobaan:
4.5.1 Tampilan alat
berikut adalah bentuk dari prototypye Internet of Things for
Smart Home dalam bentuk gambar:

Gambar 4.7 Tampilan prototype Internet of Things for Smart Home


4.5.2 Pengujian Melali Perintah dari Aplikasi Blynk
Pada pengujian ini, akan akan memberikan perintah dari
aplikasi Blynk pada mikrokontroler. Seperti jika ingin menyalakan
lampu, tekan button on lampu sehingga lampu dapat menyala, begitu
juga Ketika pengguna ingin menyalakan dan mematikan kipas,
tinggal menekan button on/of pada bagian kipas. Dan begitu juga
dengan yang lainnya. Berikut adalah rincian dari pengujian yang
dilakukan:
a. Pengujian Pada Lampu on
Pengujian pertama kali dilakukan untuk pengujian pada
lampu. Lampu dapat menyala apabila di kontrol melalui aplikasi
blynk pada smartphone. Jika button lampu pada aplikasi blynk
ditekan menjadi on, maka lampu akan menala secaa otomatis.
Seperti gambar dibawah.

Gambar 4.8 lampu menyala


Berikut adalah tampilan yang ada pada aplikasi Blynk
pada saat lampu dinyalakan

Gambar 4.9 Tampilan blynk saat lampu menyala

b. Pengujian Pada Lampu off


Setelah pengujian untuk menyalakan lampu, lampu juga
dapat dimatikan secara otomatis melalui aplikasi Blynk. Untuk
mematikan lampu dapat dilakukan dengan menekan button off
lampu. Dengan begitu lampu mati secara otomatis seperti pada
gambar diawah.

Gambar 4.10 Lampu Mati


Berikut adalah tampilan yang ada pada aplikasi Blynk
pada saat lampu mati.

Gambar 4.11 Tampilan blynk saat lampu mati

c. Pengujian Pada Kipas on


Kemudian pengujian selanjutya dilakukan untuk
pengujian pada kipas. Kipas juga hanya dapat menyala apabila
di kontrol melalui aplikasi Blynk pada smartphone. Untuk
menyalakan kipas, tekan button on kipas pada aplikasi Blynk.
Dengan begitu kipas akan menyala secara otomatis. Gambar
4.12 menunjukkan kondisi kipas pada saat menyala.

Gambar 4.12 Kipas Menyala


Berikut adalah tampilan yang ada pada aplikasi Blynk
pada saat kipas dinyalakan.

Gambar 4.13 Tampilan pada Blynk Saat kipas menyala

d. Pengujian Pada Kipas off


Kipas juga dapat dimatikan secara otomatis melalui
aplikasi Blynk. Untuk mematikan kipas dapat dilakukan dengan
menekan button off kipas. Dengan begitu kipas akan mati secara
otomatis seperti pada gambar diawah

Gambar 4.14 Kipas Mati


Berikut adalah tampilan yang ada pada Blynk pada saat
kipas dimatikan.

Gambar 4.15 Tampilan pada Blynk kipas mati

e. Pengujian Pada Pompa on


Untuk pengujian pada pompa, sedikit berbeda pada alat
alat yang sebelumnya. Karna pada pompa hanya dapat
memonitoring ada atau tidaknya benda yang terdeteksi oleh
sensor pir. Maka dari itu, pompa hanya dapat menyala Ketika
sensor PIR mendeteksi sebuah sinar inframerah yang melintas
di depannya, dengan begitu pompa akan menyala secara
otomatis seperti pada gambar dibawah.

Gambar 4.16 Pompa Menyala


Berikut adalah tampilan notifikasi yang di terima pada
aplikasi Blynk apabila sensor mendeteksi adanya sinar
inframerah.

Gambar 4.17 Tampilan notifikasi pada blynk

f. Pengujian Pada Pompa off


Setelah pompa menyala Ketika sensor mendeteksi
adanya pancaran snar inframerah, maka sensor akan mati
dengan sendirinya Ketika sudah menyala selama 7 detik.

Gambar 4.18 Pompa mati


g. Pengujian Pada Pembuka Pintu Otomatis
Pengujian pada kali ini akan menguji buka tutup pintu
secara otomatis melalui aplikasi Blynk. Pintu akan terbuka
secara otomatis apabila slider yang ada pada aplikasi Blynk di
geser sesuia dengan keingnan dari pengguna itu sendiri. Seperti
pada gambar dibawah.

Gambar 4.19 Pintu terbuka

Berikut adalah tampilan yang ada pada aplikasi blynk


Ketika pintu terbuka.

Gambar 4.20 Tampilan pada aplikasi Blynk Ketika pintu terbuka


h. Pengujian Pada Penutup Pintu Otomatis
Setelah pintu telah berhasil terbuka, pintu juga bisa di
tutup secara otomatis melalui aplikasi Blynk dengan cara
menggerse slider ke berlawanan arah Ketika ingin membuka
pintu. Seperti pada gambar dibawah.

Gambar 4.21 Pintu Tertutup

Berikut adalah tampilan yang ada pada aplikaso Blynk


Ketika pintu tertutup.

Gambar 4.22 Tampilan pada aplikasi Blynk Ketika pintu tertutup


4.6 Hasil Pengujian
Pada tahap ini, penulis melakukan beberapa kali pengujian terhadap
alat yang tersedia, dan mendapatkan hasil seperti table dibawah ini:

Tabel 4.1 Tabel pengujian


No. Pengujian Lampu Kipas Pagar Pompa Delay (Detik)
Ke-

Lampu = 0
1. 1 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 0
Pagar = 0
Pompa =0

Lampu = 0
2. 2 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 0
Pagar = 0
Pompa = 0

Lampu = 0
3. 3 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 0
Pagar = 0
Pompa = 0

Lampu = 0
4. 4 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 0
Pagar = 0
Pompa = 0

Lampu = 0
5. 5 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 4
Pagar = 0
Pompa = 2

Lampu = 0
6. 6 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 0
Pagar = 0
Pompa = 0
Lampu = 0
7. 7 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 0
Pagar = 0
Pompa = 0

Lampu = 0
8. 8 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 0
Pagar = 0
Pompa = 0

Lampu = 0
9. 9 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 0
Pagar = 0
Pompa = 4

Lampu = 0
10. 10 ✓ ✓ ✓ ✓ Kipas = 0
Pagar = 2
Pompa = 4

Dapat disimpulkan dari hasil pengujian diatas, maka diperoleh hasil


bahwa alat berfungsi dengan baik. Namun pada beberapa pengujian terjadi
selisih waktu yang dicatat antara perintah yang dikirimkan pengguna
dengan hasil dari kerja lampu tersebut. Seperti pada pengujian ke 5, 9 dan
10, terjadi selisih waktu. Namun bisa jadi pengguna menganggap bahwa
delay ini sebagai kegagalan pada sistem, namun pada kenyataannya delay
ini bergantung pada jaringan koneksi internet yang tersedia. Pada sensor
PIR harus ditempatkan pada tempat yang sesuai untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan, karna juga ditemukan bahwa, sensor dapat menerima sinar
inframera dengan sudut 90 derajat dengan maksimal jarak 2,4 meter.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari berbagai perancangan, pembuatan, dan pengujian pada
prototype Internet of Ihings for Smart Home ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan dari hasil yang di dapat, prototype Internet of Ihings for
Smart Home ini dapat dapat di kontrol dan dimonitoring oleh pengguna
darimana saja dan kapan saja.
2. Sistem kontrol dan monitoring dapat bekerja sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh penulis.

5.2 Saran
Adapun saran yang mungkin akan berguna pada sistem kontrol dan
monitoring ini untuk kedepannya agar dapat berjalan lebih baik lagi antara
lain sebagai berikut:
1. Adanya penambahan alat dirumah yang dapat dikontrol, supaya tidak
terbatas hanya pada lampu, kipas, pompa, dan pintu saja. Seperti
ditambahkannya sistem keamanan.
2. Dapat meminimalisir adanya delay Ketika mengontrol alat yang sudah
terintegrasi dengan sistem dengan menggunakan jarigan koneksi
internet yang stabil.

Anda mungkin juga menyukai