Anda di halaman 1dari 3

Kelompok IV

SISTEM BILANGAN - Amirah Luthfiah Putri 1805110895 - M. Dwi Ilhami 1905111204


- Isnaini 1905155817 - Wika JUNILITA 1805124290
- Juli Pratiwi 1905112214

SISTEM BILANGAN SISTEM BILANGAN KONVERSI PENJUMLAHAN DAN PERKALIAN DAN KOMPLEMEN DALAM
DESIMAL BINER BILANGAN BINER KE PENGURANGAN PEMBAGIAN BILANGAN BINER
DESIMAL BILANGAN BINER BILANGAN BINER
Kedua kondisi ini dianggap Sistem bilangan biner atau Sistem yang dikenal
sebagai saklar yaitu kondisi sistem bilangan basis dua Setiap angka dalam bilangan Aturan Penjumlahan Aturan Perkalian dengan nama komplemen
membuka (off), dimana biner yang akan dikonversi ke Bilangan Biner Bilangan Biner
adalah sebuah sistem satu (ones' complement)
bilangan desimal (dasan) harus
tidak ada arus listrik dan bilangan dengan dua simbol 0+0=0
dikalikan dengan 2n dimana 0x0=0 juga dapat digunakan
kondisi menutup (on) yaitu 0 dan 1 perpangkatan terendah dimulai 0+1=1 0x1=0 untuk merepresentasikan
dimana ada arus listrik yang dengan 0 yang terletak pada 1+0=1
mengalir 1x0=0 bilangan negatif
Sistem bilangan ini bilangan paling akhir 1 + 1 = 0 →bawaan
1x1=1
merupakan dasar dari 1 / carry out (naik
Sistem bilangan ini disebut semua sistem bilangan Konversi dari bilangan desimal satu tingkat ke bit Bentuk komplemen satu
system bilangan dua-an atau berbasis digital ke bilangan biner dapat diatasnya) Aturan Pembagian untuk bilangan biner
bilangan biner (bi =2) dilakukan dengan cara Bilangan Biner
membagi bilangan dasan
negatif diperoleh dengan
Setiap simbol bilangan dengan angka 2 dan sisa dari Aturan Pengurangan 0:1=0 cara membalik seluruh
Sistem bilangan yang setiap pembagian 2 merupakan bit dari bilangan biner
biner disebut dengan istilah Bilangan Biner 1:1=1
bilangan biner dengan
umum digunakan adalah bit atau Binary Digit ketentuan sisa awal adalah bit positifnya
0–0=0
sistem bilangan dasan terendah atau Least Significant
Bit (LSB) dan sisa operasi 1–0=1
(sepuluhan) atau dikenal
Sebuah angka biner tunggal akhir sebagai tertinggi atau 1–1=0 Komplemen 2 dari bilangan biner adalah
sebagai bilangan desimal. Most Significant Bit (MSB).
disebut satu bit 0 – 1 = 1 → pinjam komplemen 1 ditambah biner 1, misalnya
1 (borrow) komlemen 2 dari biner 1011 adalah 0100+1 =
Bilangan dasan mempunyai Konversi dari bilangan dasan (diambil dari bit atasnya 0101
sepuluh simbol yaitu 0, 1, 2, Pengelompokan bilangan berkoma (pecahan) ke bilangan yang lebih tinggi)
3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 biner dalam sistem biner prosedurnya yaitu
komputer yang berjumlah 8 mengalikan bilangan dasan
berkoma dengan 2 dan angka Di dalam metode komplemen dua, bilangan
bit, dikenal dengan istilah 1 di depan koma (hasil perkalian
byte tersebut) merupakan hasil negatif direpresentasikan dengan cara
bilangan binernya. menambahkan satu pada bentuk komplemen
satu dari suatu bilangan positif. Di dalam
metode komplemen dua, hanya ada satu
bilangan nol (00000000).
6.1 Sistem Bilangan Desimal
 Kedua kondisi ini dianggap sebagai saklar yaitu kondisi membuka (off), dimana tidak ada arus listrik dan kondisi
menutup (on) dimana ada arus listrik yang mengalir
 Sistem bilangan ini disebut system bilangan dua-an atau bilangan biner (bi =2).
 Sistem bilangan yang umum digunakan adalah sistem bilangan dasan (sepuluhan) atau dikenal sebagai bilangan
desimal. Untuk kesetaraan kedua sistem bilagan itu, diperlukan pengubah atau konversi dari biner ke dasan dan
dari dasan ke biner.
 Bilangan dasan mempunyai sepuluh simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Pencacahan dengan angka dasan
menggunakan kombinasi angka-angka tersebut jika nilainya melebihi angka 9.

6.2 Sistem Bilangan Biner


 Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem bilangan dengan dua simbol yaitu 0
dan 1.
 Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Berdasarkan sistem biner, kita
dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal (delapanan) dan Heksadesimal (enambelasan) atau dari
sebaliknya.
 Setiap simbol bilangan biner disebut dengan istilah bit atau Binary Digit.
 Sebuah angka biner tunggal disebut satu bit.
 Pengelompokan bilangan biner dalam sistem komputer yang berjumlah 8 bit, dikenal dengan istilah 1 byte. Jadi
satu deretan bit yang terdiri dari 8 bit disebut 1 byte, sedangkan deretan bit yang terdiri dari 16 bit disebut word
(kata). Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII (American Standard Code for Information
Interchange) menggunakan sistem pengkode-an 1 byte.

6.3 Konversi Bilangan Biner ke Desimal


 Setiap angka dalam bilangan biner yang akan dikonversi ke bilangan desimal (dasan) harus dikalikan dengan 2n
dimana perpangkatan terendah dimulai dengan 0 yang terletak pada bilangan paling akhir.
 Untuk konversi pecahan biner ke desimal yaitu bilangan pada bagian kiri sama seperti contoh sebelumnya,
sedangkan bilangan di bagian kanan tanda koma dikalikan 2-n yang mana n dimulai dengan bilangan 1 dan
diletakkan pada angka yang terdekat dengan koma.
 Konversi dari bilangan desimal ke bilangan biner dapat dilakukan dengan cara membagi bilangan dasan dengan
angka 2 dan sisa dari setiap pembagian 2 merupakan bilangan biner dengan ketentuan sisa awal adalah bit
terendah atau Least Significant Bit (LSB) dan sisa operasi akhir sebagai tertinggi atau Most Significant Bit
(MSB).
 Konversi dari bilangan dasan berkoma (pecahan) ke bilangan biner prosedurnya yaitu mengalikan bilangan dasan
berkoma dengan 2 dan angka di depan koma (hasil perkalian tersebut) merupakan hasil bilangan binernya.

6.4 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Biner

a. Aturan Penjumlahan Bilangan Biner


0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 0 → bawaan 1 / carry out (naik satu tingkat ke bit diatasnya)
b. Aturan Pengurangan Bilangan Biner
0–0=0
1–0=1
1–1=0
0 – 1 = 1 → pinjam 1 (borrow) (diambil dari bit atasnya yang lebih tinggi)
6.5 Perkalian dan Pembagian Bilangan Biner

a. Aturan Perkalian Bilangan Biner


0x0=0
0x1=0
1x0=0
1x1=1
b. Aturan Pembagian Bilangan Biner
0:1=0
1:1=1

6.6 Komplemen dalam Bilangan Biner


a. Komplemen 1
Sistem yang dikenal dengan nama komplemen satu (ones' complement) juga dapat digunakan untuk
merepresentasikan bilangan negatif. Bentuk komplemen satu untuk bilangan biner negatif diperoleh dengan cara
membalik seluruh bit dari bilangan biner positifnya. Bit yang bernilai 0 dibalik menjadi 1, dan bit yang bernilai 1 dibalik
menjadi 0. Seperti pada metode sign-and-magnitude, di metode komplemen satu ini ada dua cara merepresentasikan
bilangan nol, yaitu: 00000000 (+0) dan 11111111 ([-0|−0]).Contoh, bentuk komplemen satu dari 00101011 (43) adalah
11010100 (−43). Jangkauan dari bilangan bertanda dengan komplemen satu adalah -(2N-1-1) sampai (2N-1-1) dan +/-0.
Untuk sistem 8-bit (byte) jangkauannya adalah -12710 sampai +12710 dengan nol bisa berbentuk 00000000 (+0) atau
11111111 (-0). Metode komplemen satu ini banyak dipakai di komputer generasi lama, seperti PDP-1, CDC
160A dan UNIVAC 1100/2200 series.

b. Komplemen 2
Komplemen 2 dari bilangan biner adalah komplemen 1 ditambah biner 1, misalnya komlemen 2 dari biner 1011
adalah 0100+1 = 0101. Di dalam metode komplemen dua, bilangan negatif direpresentasikan dengan cara menambahkan
satu pada bentuk komplemen satu dari suatu bilangan positif. Di dalam metode komplemen dua, hanya ada satu bilangan
nol (00000000).
Misalnya, bentuk komplemen satu dari 00101011 (43) adalah 11010100 (−43). Bentuk komplemen duanya adalah:
11010100 + 1 = 11010101.
Komplemen 2 dapat diterapkan dalam operasi pengurangan bilangan biner. Prosedurnya yaitu: bilangan yang dikurang
dijumlahkan dengan komplemen 2 dari bilangan pengurang. Jika ada bawaan (1) dari hasil penjumlahannya, maka bawaan
(1) diabaikan, sehingga hasilnya adalah selain yang bukan bawaan. Jika hasil penjumlahannya tidak ada bawaan (0), maka
hasil akhirnya adalah bilangan negatif dalam komplemen 2.

Perlu diketahui:
Mesin yang beroperasi dengan sistem biner, setiap bilangan direpresentasikan oleh sekumpulan peranti
penyimpan yang hanya mengenal keadaan on (1) dan keadaan off (0). Oleh karena itu, jika bilangan binernya terkait
dengan penggunaan tanda positif atau negatif, maka dalam mesin digital dikonversi menggunakan sistem tanda.
Sistem tanda biasanya menggunakan ketentuan, jika mempunyai bit tanda 0 merepresentasikan bilangan positif, dan
jika mempunyai bit tanda 1 merepresentasikan bilangan negatif.

Anda mungkin juga menyukai