Anda di halaman 1dari 12

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI


AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI
PELAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKUNTABILITAS
PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARANGASEM
1
Ni Putu Sri Mahayuni, 1Gede Adi Yuniarta, 2I Putu Julianto

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {1srimahayuni03@gmail.com, 1gdadi_ak@yahoo.co.id,


2
putujulianto@undiksha.ac.id}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel pemanfaatan sistem
informasi akuntansi keuangan daerah dan pengawasan keuangan daerah terhadap
transparansi pelaporan keuangan daerah dan akuntabilitas pemerintah daerah. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan data primer yang
dari data kuisioner yang diukur menggunakan skala likert. Penelitian ini dilakukan pada
SKPD Kabupaten Karangasem. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai
bagian akuntansi atau penatausahaan keuangan di 24 dinas yang terdaftar pada SKPD
Kabupaten Karangasem yang berjumlah 230 orang. Metode pengumpulan sampel
dilakukang dengan menggunakan Purposive Sampling, dan penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus Slovin sehingga jumlah sampel yang didapat sebanyak 140 orang.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang kemudian data
diolah dengan menggunakan uji statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji
analisis regresi berganda, dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa: Pertama, variabel pemanfaatan sistem
informasi akuntansi keuangan daerah (X1) dan pengawasan keuangan daerah (X2)
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap transparansi pelaporan
keuangan daerah (Y1). Kedua, variabel pemanfaatan sistem informasi akuntansi
keuangan daerah (X1) dan pengawasan keuangan daerah (X2) secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan
daerah (Y1). Ketiga, variabel pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah
(X1) dan pengawasan keuangan daerah (X2) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap akuntabilitas pemerintah daerah (Y2). Keempat, variabel pemanfaatan
sistem informasi akuntansi keuangan daerah (X 1) dan pengawasan keuangan daerah
(X2) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
akuntabilitas pemerintah daerah (Y2).

Kata Kunci: akuntabilitas, pengawasan keuangan daerah, sistem informasi akuntansi


keuangan daerah, transparansi pelaporan keuangan daerah.

Abstract
This study was aimed at finding out the effect of the use of regional financial
accounting information system and regional finance supervision on transparency in
regional financial reporting. This study used quantitative research method with the
primary data from questionnaire which were measured using likert scale. This study was
done at 9 regional task forces SKPD in Karangasem regency. The population consisted
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

of all accounting division workers or finance officials in 24 offices registered in SKPD in


Karangasem regency with the total number of 230 workers. The data were collected
using purposive sampling technique, and the sample size was determined by using Slovin
formula which resulted in the size sample of 140. The data were collected using
questionnaire and processed using descriptive statistical test, data quality test, classic
assumption test, multiple regression test and hypothesis test.
The results showed that, first, the variable of the use of regional financial accounting
information system (X1) and regional financial supervision (X2) partially have a positive
and significant effect on regional financial reporting transparency (Y1). Secondly, the
variable of the use of regional financial accounting information system (X1) and regional
financial supervision (X2) simultaneously have a positive and significant effect on the
transparency of regional financial reporting (Y1). Thirdly, the variable of the use of
regional financial accounting information system (X1) and regional financial supervision
(X2) partially and positively have a significant effect on regional government
accountability (Y2).

Keywords: accountability, regional financial supervision, transparency of regional


financial accounting information system and transparency of regional financial reporting.

berkaitan dan saling menunjang untuk


PENDAHULUAN memperbaiki efektivitas pengelolaan
Dengan bergulirnya otonomi daerah pemerintah daerah (Mardiasmo, 2002).
yang merupakan bagian dari reformasi Pemerintah Daerah wajib
hidup dari pemerintah pusat kepada memperhatikan nilai informasi yang
pemerintah daerah. Melalui otonomi daerah disajikan dalam laporan keuangan untuk
kebijakan pemerintah pusat dalam segelintir keperluan perencanaan, pengendalian, dan
bidang diubah menjadi kebijakan daerah pengambilan keputusan. Informasi
termasuk kebijakan dalam pengelolaan akuntansi yang terdapat di dalam Laporan
laporan keuangan. Pada organisasi sektor Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
publik, masih banyak terdapat fenomena harus mempunyai beberapa karakteristik
laporan keuangan pemerintah yang belum kualitatif yang disyaratkan.
menyajikan informasi yang sesuai dengan Rendahnya kualitas informasi laporan
peraturan dan masih banyak penyimpangan keuangan dapat disebabkan oleh sistem
dalam laporan keuangan yang ditemukan informasi akuntansi keuangan yang belum
oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan diterapkan secara maksimal dan
Pembangunan (BPKP) dalam pelaksanaan pengawasan yang masih lemah. Sehingga
audit atas laporan keuangan yang disajikan perlu adanya peningkatan dalam
oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan pengaplikasian sistem informasi akuntansi
tuntutan masyarakat terhadap keuangan daerah serta pengawasan dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang baik pengelolaan keuangan daerah. sesuai
(good governance government) semakin amanat PP 60 tahun 2008 pasal 59 ayat (2)
meningkat dan Inpres Nomor 4 Tahun 2011, BPKP,
Terdapat 3 mekanisme yang dapat dalam hal ini Deputi Pengawasan Bidang
dilaksanakan daerah agar lebih responsif, Penyelenggaraan Keuangan Daerah,
transparan dan akuntabel serta selanjutnya memandang perlu untuk memfasilitasi
dapat mewujudkan good governance, yaitu: Pemerintah Daerah dalam mempersiapkan
(1) mendengarkan suara atau aspirasi aparatnya menghadapi perubahan,
masyarakat serta membangun kerjasama mendorong pelaksanaan tata kelola
pemberdayaan masyarakat, (2) keuangan daerah sesuai dengan peraturan
memperbaiki internal rules dan mekanisme yang berlaku, efesien, efektif, transparan,
pengendalian, dan (3) membangun iklim akuntabel, dan auditabel.
kompetisi dalam memberikan layanan Suatu entitas akuntansi dalam
terhadap masyarakat serta marketisasi pemerintah daerah pasti akan memiliki
layanan. Ketiga mekanisme tersebut saling transaksi yang kompleks dan besar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

volumenya. Pemanfaatan teknologi keuangan, dan kepatuhan terhadap


informasi akan sangat membantu peraturan perundang-undangan sehingga
mempercepat proses pengolahan data transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
transaksi dan penyajian laporan keuangan keuangan daerah dapat terlaksana dengan
pemerintah sehingga laporan keuangan baik. Transparansi dan akuntabilitas
tersebut tidak kehilangan nilai informasi merupakan dasar dari pelaporan keuangan
(Winidyaningrum dan Rahmawati, 2010). di pemerintah dan merupakan tujuan
Sejalan dengan RPJM Tahun 2010-2014, tertinggi pelaporan keuangan pemerintah.
dalam Renstra Tahun 2010-2014, Deputi Laporan keuangan sektor publik merupakan
Pengawasan Bidang Penyelenggaraan representasi terstruktur posisi keuangan
Keuangan Daerah telah menetapkan akibat transaksi yang dilakukan. Sebagai
Pengembangan Sistem Informasi organisasi yang mengelola dana
Manajemen Daerah (SIMDA) sebagai masyarakat, Pemerintah Kabupaten
kegiatan untuk mendukung capaian Karangasem harus mampu memberikan
indikator kinerja” Meningkatnya Tingkat pertanggungjawaban publik melalui laporan
Opini BPKP terhadap LKPD”. Sistem keuangannya. Penyajian informasi yang
informasi akuntansi keuangan daerah utuh dalam laporan keuangan akan
adalah suatu sistem pengelompokan, menciptakan transparansi dan nantinya
pencatatan, dan pemrosesan aktivitas akan mewujudkan akuntabilitas
keuangan pemerintah daerah kedalam (Nordiawan, 2010). Semakin baik penyajian
sebuah laporan keuangan sebagai suatu laporan keuangan pemerintah daerah maka
informasi yang dapat digunakan oleh pihak akan berimplikasi terhadap peningkatan
tertentu dalam pengambilan keputusan. terwujudnya akuntabilitas pengelolaan
untuk menyajikan informasi keuangan keuangan daerah.
yang handal kepada para pemakai agar Akuntabilitas yang efektif tergantung
sesuai dengan rencana yang ditetapkan, kepada akses publik terhadap laporan
diperlukan upaya tertentu yang dipandang keuangan yang dapat dibaca dan dipahami
relevan, yaitu pengawasan keuangan (Mulyana, 2006). Masyarakat sebagai pihak
daerah (Tuasikal, 2007). Melalui yang memberi kepercayaan kepada
pengawasan, diharapkan dapat membantu pemerintah untuk mengelola keuangan
melaksanakan kebijakan yang telah publik berhak untuk mendapatkan informasi
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang keuangan pemerintah untuk melakukan
telah direncanakan secara efektif dan evaluasi terhadap pemerintah (Mardiasmo,
efisien. Bahkan, melalui pengawasan 2002). Laporan keuangan yang dihasilkan
tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat oleh pemerintah daerah akan digunakan
dengan penentuan atau evaluasi mengenai oleh beberapa pihak sebagai dasar untuk
sejauh mana pelaksanaan kerja sudah pengambilan keputusan. Laporan
dilaksanakan, sejauh mana kebijakan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang
pimpinan dijalankan, dan sampai sejauh setiap tahunnya mendapat penilaian dari
mana penyimpangan yang terjadi dalam auditor. Pemerintah dalam hal ini adalah
pelaksanaan kerja tersebut (Arfianti, 2011). Badan Pemeriksa Keuangan dan
Jika dikaitkkan dengan transparansi dan Pembangunan (BPKP) yang berupa opini.
akuntabilitas publik, pengawasan Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan
merupakan salah satu cara untuk menjaga Badan Pemeriksaan Keuangan dan
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Pembangunan (BPKP) terhadap Laporan
pemerintahan dengan menciptakan suatu Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
sistem pengawasan yang efektif, baik Kabupaten Karangasem pada tahun 2014
pengawasan intern maupun pengawasan memperoleh opini Wajar Dengan
ekstern. Pengawasan pengelolaan Pengecualian (http://www.bpkp.go.id). Hal
keuangan daerah dalam kerangka sistem ini menunjukkan bahwa Laporan Keuangan
pengendalian internal bertujuan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten
mendapatkan keyakinan yang wajar Karangasem telah disajikan secara wajar
terhadap efektivitas dan efisiensi pengeloan untuk semua hal yang material sesuai
keuangan organisasi, keandalan pelaporan dengan Standar Akuntansi Pemerintah,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

kecuali untuk dampak hal-hal yang Penyimpangan laporan keuangan yang


berhubungan dengan yang dikecualikan. bmasih ditemukan dalam pelaporan laporan
Sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam keuangan menunjukkan bahwa pelaporan
pengelolaan keuangan daerah dengan laporan keuangan tersebut belum
memberikan pembinaan kepada Kepala transparan. Bila dikaitkan dengan
SKPD beserta entitas SKPD sebagai pengawasan keuangan daerah, maka
pengelolaan keuangan daerah, agar penyebab rendahnya kualitas laporan
laporan keuangan yang dihasilkan SKPD keuangan tersebut merupakan masalah
tersebut dapat memberikan informasi yang yang berhubungan dengan lemahnya
berkualitas. pengawasan dari pemerintah pusat
Dalam penjelasan Peraturan terhadap laporan keuangan pemerintah
Pemerintah No. 65 tahun 2010 tentang daerah menyebabkan banyak terjadi
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) manipulasi laporan keuangan. Menurut
disebutkan bahwa untuk menindaklanjuti penelitian Armando (2013) yaitu mengenai
terselenggaranya proses pembangunan pengaruh pengawasan keuangan daerah
yang sejalan dengan prinsip tata kelola terhadap nilai informasi laporan keuangan
pemerintahan yang baik (Good pemerintah, dengan hasil penelitian yang
Governance), Pemerintah Pusat dan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk yang signifikan antara pengawasan
mengembangkan dan memanfaatkan keuangan daerah dengan nilai informasi
kemajuan teknologi informasi untuk laporan keuangan pemerintah
meningkatkan kemampuan mengelola hubungannya positif. Sedangkan pada
keuangan daerah, dan menyalurkan penelitian yang dilakukan Fikri (2011)
informasi keuangan daerah kepada tentang pengaruh sistem informasi
pelayanan publik. Menurut penelitian keuangan daerah dan pengawasan
Wahyuni (2014) yaitu untuk menguji secara keuangan daerah terhadap kualitas laporan
empiris pengaruh penyajian laporan keuangan daerah terdapat hasil penelitian
keuangan dan aksebilitas laporan yang menunjukkan bahwa SIKD dan
keuangan terhadap transparansi dan pengawasan keuangan daerah
akuntabilitas pengelolaan keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap
daerah, dimana hasil penelitian tersebut kualitas laporan keuangan, dan
menunjukkan bahwa penyajian laporan pengawasan keuangan daerah
keuangan daerah dan aksebilitas laporan berpengaruh signifikan positif terhadap
keuangan daerah berpengaruh positif dan kualitas laporan keuangan pemda melalui
signifikan terhadap transparansi dan SKPD. Berdasarkan penjelasan tersebut,
akuntabilitas pengelolaan keuangan maka hipotesisnya adalah:
daerah. Menurut hasil penelitian dari H2: Pengawasan keuangan daerah
Roviyantie (2012) bahwa kompetensi SDM berpengaruh terhadap transparansi
dan penerapan sistem akuntansi keuangan pelaporan keuangan Pemerintah
daerah secara simultan berpengaruh Daerah.
signifikan terhadap kualitas laporan Pemanfaatan sistem informasi
keuangan daerah. Hal ini menunjukkan akuntansi keuangan daerah yang
bahwa kualitas laporan keuangan daerah terkomputerisasi akan sangat mendukung
dipengaruhi oleh kompetensi SDM dan dalam proses transparansi pelaporan
penerapan sistem akuntansi keuangan keuangan. Diimbangi dengan pengawasan
daerah yang baik. Berdasarkan penjelasan yang ketat pada keuangan daerah tersebut,
tersebut, maka hipotesis pertama yang maka laporan keuangan daerah dapat
digunakan pada penelitian ini adalah: disajikan secara transparan dan dapat
H1: Pemanfaatan sistem informasi dipercaya oleh masyarakat. Dalam
akuntansi keuangan daerah penelitian yang dilakukan oleh Pujiswara
berpengaruh terhadap transparansi (2014) menyatakan bahwa pemanfaatan
pelaporan keuangan Pemerintah sistem informasi akuntansi keuangan
Daerah. daerah dan pengawasan keuangan daerah
berpengaruh signifikan terhadap
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

transparansi pelaporan keuangan daerah. H4: Pemanfaatan sistem informasi


Pada penelitian Rahmawati (2013) yang akuntansi keuangan daerah
meneliti pengaruh transparansi dan berpengaruh terhadap akuntabilitas
akuntabilitas pemerintah daerah terhadap Pemerintah Daerah.
kepuasan dan kepercayaan masyarakat di Pengawasan pada dasarnya diarahkan
Daerah Istimewa Yogyakarta yang terbagi sepenuhnya untuk menghindari adanya
dalam lima kabupaten/kota, dengan hasil kemungkinan penyelewengan atau
penelitian menunjukkan bahwa ada penyimpangan atas tujuan yang akan
pengaruh akuntabilitas dan transparansi dicapai. Terwujudnya akuntabilitas
pemerintah daerah terhadap kepuasan dan merupakan tujuan utama dari reformasi
kepercayaan masyarakat pada pemerintah sektor publik. Dalam penelitian yang
daerah. Berdasarkan penjelasan diatas, dilakukan Armando (2013), bahwa terdapat
maka hipotesisnya adalah: pengaruh yang signifikan antara
H3: Pemanfaatan sistem informasi pengawasan keuangan daerah dengan nilai
akuntansi keuangan daerah dan informasi laporan keuangan pemerintah
pengawasan keuangan daerah secara dan hubungannya positif. Dengan
bersama-sama berpengaruh terhadap dilakukannya pengawasan keuangan oleh
transparansi pelaporan keuangan aparat pengawasan fungsional, maka hal
pemerintah daerah. tersebut akan menunjang akuntabilitas
publik, dikarenakan tujuan pelaksanaan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah umum pemerintahan dan pembangunan
Daerah berkewajiban untuk yang berlaku, sehingga dapat
mengembangkan dan memanfaatkan dipertanggungjawabkan terhadap publik.
kemajuan teknologi informasi untuk Dari penelitian Andry (2013) mengenai
meningkatkan kemampuan pengelolaan pengaruh pengawasan keuangan daerah
keuangan, dan menyalurkan informasi terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan kepada pelayanan publik sebagai keuangan pemerintah daerah, dengan hasil
wujud akuntabilitas atas kegiatan yang penelitian yang membuktikan bahwa
dilakukan Pemerintah, mengingat bahwa pengawasan keuangan daerah
dari tahun ketahun volume transaksi berpengaruh signifikan positif terhadap
keuangan pemerintah menunjukkan ketepatwaktuan pelaporan keuangan
kuantitas yang semakin besar, semakin pemerintah daerah. Berdasarkan uraian
rumit, dan kompleks. Selain itu, tersebut, diduga terdapat pengaruh antara
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pengawasan keuangan daerah dengan
oleh Roviyantie (2012), yaitu kompetensi akuntabilitas pemerintah daerah, sehingga
yang dimiliki oleh SDM bagian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
keuangan/akuntansi pembuat laporan H5: Pengawasan keuangan daerah
keuangan daerah setiap dinas sudah berpengaruh terhadap akuntabilitas
kompeten, serta sistem akuntansi Pemerintah Daerah.
keuangan daerah telah diterapkan dengan Pada penelitian Yuliani (2010)
baik, sehingga kualitas laporan keuangan menyatakan bahwa adanya pengaruh
daerah setiap daerah pada setiap dinas pemanfaatan sistem informasi akuntansi
dinyatakan baik. Pada penelitian Andri keuangan daerah terhdap kualitas laporan
(2013) tentang pengaruh pemanfaatan keuangan. Selain dari penelitian Yuliani.
teknologi informasi terhadap Dan penelitian Andri (2013) dengan
ketepatwaktuan pelaporan keuangan penelitiannya yaitu pengaruh pemanfaatan
pemerintah daerah, dimana hasilnya teknologi informasi dan pengawasan
nmenunjukkan bahwa pemanfaatan keuangan keuangan daerah dalam
teknologi informasi berpengaruh signifikan ketepatwatuan pelaporan keuangan
positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan pemerintah dengan hasil penelitian
keuangan pemerintah daerah. Sedangkan menunjukkan bahwa pemanfaatan
menurut penelitian. Berdasarkan uraian teknologi informasi dan pengawasan
tersebut, terdapat dua hipotesis sebagai keuangan daerah berpengaruh signifikan
berikut: positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan jumlah pegawai pada 24 Dinas adalah 230
hipotesis H4 dan H5, penting juga diketahui orang. Metode penarikan sampel dilakukan
apakah variabel independen secara dengan metode purposive sampling.
bersama-sama berpengaruh terhadap Purposive sampling digunakan karena
variabel dependen yaitu akuntabilitas informasi yang akan diambil berasal dari
pemerintah daerah. Untuk itu sumber yang sengaja dipilih berdasarkan
dikembangkan hipotesis sebagai berikut: kriteria yang telah ditetapkan (Firdaus,
H6: Pemanfaatan sistem informasi 2012: 32). Dalam penentuan jumlah
akuntansi keuangan daerah dan sampel, peneliti menggunakan rumus
pengawasan keuangan daerah secara perhitungan Slovin, sehingga jumlah
bersama-sama berpengaruh terhadap sampel yang perlu diambil adalah sebanyak
akuntabilitas Pemerintah Daerah. 140 sampel.
Berdasarkan uraian diatas, tujuan Data penelitian ini dikumpulkan
yang ingin dicapai peneliti adalah untuk dengan menggunakan kuisioner yang
mengetahui pengaruh pemanfaatan sistem kemudian diolah dengan menggunakan uji
informasi akuntansi keuangan daerah statistik, yaitu; (1) Uji statistik deskriptif, (2)
terhadap transparansi pelaporan keuangan Uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas
daerah pada SKPD Kabupaten dan uji reliabilitas, (3) Uji asumsi klasik
Karangasem, pengaruh pengawasan yang terdiri dari uji normalitas, uji
keuangan daerah terhadap transparansi multikolonearitas, uji heteroskedastisitas,
pelaporan keuangan daerah pada SKPD dan uji analisi regresi berganda, dan (4) Uji
Kabupaten Karangasem, pengaruh hipotesis yang terdiri dari uji statistik t, uji
pemanfaatan sistem informasi akuntansi simultan (F), dan uji koefisien determinasi
keuangan daerah dan pengawasan (R2).
keuangan daerah terhadap transparansi
pelaporan keuangan daerah pada SKPD HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Karangasem, pengaruh Responden dalam penelitian ini
pemanfaatan sistem informasi akuntansi adalah pegawai yang bekerja pada dinas-
keuangan daerah terhadap akuntabilitas dinas di lingkungan Satuan Kerja Perangkat
pemerintah daerah pada SKPD Kabupaten Daerah Kabupaten Karangasem yang telah
Karangasem, pengaruh pengawasan memenuhi kriteria. Total kuesioner yang
keuangan daerah terhadap akuntabilitas didistribusikan sejumlah 140 kuesioner.
pemerintah daerah pada SKPD Kabupaten Dari 140 kuesioner yang didistribusikan,
Karangasem, dan pengaruh pemanfaatan yang kembali sejumlah 111 kuesioner atau
sistem informasi akuntansi keuangan sebesar 79%. Sedangkan sebanyak 29
daerah dan pengawasan keuangan daerah kuesioner atau 21% tidak kembali.
terhadap akuntabilitas pemerintah daerah Karakteristik demografi pada penelitian ini
pada SKPD Kabupaten Karangasem. digambarkan melalui variabel jenis kelamin,
pendidikan terakhir dan lama bekerja
METODE dimasing-masing dinas terkait di Kabupaten
Jenis data pada penelitian ini adalah Karangasem yang sudah dipilih sebagai
data kuantitatif yang berupa data jumlah tempat penelitian.
responden yang menjawab kuisioner dan Dalam penelitian ini dapat diketahui,
jawaban responden atas pertanyaan bahwa karakter responden menurut jenis
kuisioner yang diukur menggunakan skala kelamin yaitu dari 111 responden yang
likert. Untuk sumber data menggunakan diteliti terdapat 57 responden (51,35%)
data primer dan data sekunder. Penelitian berjenis kelamin perempuan dan 54
ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat responden (51,35%) berjenis kelamin laki-
Daerah (SKPD) Kabupaten Karangasem. laki. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang diteliti dominan berjenis
pegawai akuntansi atau penatausahaan kelamin perempuan. Dilihat dari data
keuangan di SKPD, yang meliputi dinas- pendidikan terakhir, responden yang diteliti
dinas yang terdapat pada Pemerintah lebih dominan berpendidikan Strata 1 atau
Daerah Kabupaten Karangasem, dengan Sarjana yaitu sebanyak 55 orang (49,55%).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Sisanya 36 responden (32,43%) lebih dari 10 tahun sebanyak 37 orang


berpendidikan terakhir SMA sederajat, 9 (33,34%).
responden (8,11%) berpendidikan terakhir Berdasarkan hasil uji statistik
diploma, dan 11 responden (9,91%) deskriptif dinyatakan bahwa variabel
berpendidikan S2. Responden dominan pemanfaatan SIA keuangan daerah (X1)
memiliki lama bekerja 6 sampai dengan 10 memiliki nilai minimum sebesar 30,00, nilai
tahun yaitu sejumlah 48 responden maksimum sebesar 50,00, nilai mean
(43,24%). Sisanya adalah responden yang sebesar 39,9099, dan standar deviasi
memiliki pengalaman bekerja 1 sampai 5 sebesar 3,30715.
tahun sebanyak 26 orang (23,42%) dan
Variabel pengawasan keuangan sebesar 35,00, nilai mean sebesar 27,8649,
daerah (X2) memiliki nilai minimum sebesar dan standar deviasi sebesar 3,27383.
17,00, nilai maksimum sebesar 40,00, nilai Variabel akuntabilitas pemerintah
mean sebesar 32,0000, dan standar deviasi daerah (Y2) memiliki nilai minimum sebesar
sebesar 4,32960. 26,00, nilai maksimum sebesar 40,00, nilai
Variabel transparansi pelaporan mean sebesar 35,5586, dan standar deviasi
keuangan daerah (Y1) memiliki nilai sebesar 3,56927.
minimum sebesar 20,00, nilai maksimum
Tabel 1.
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 111 30,00 50,00 39,9099 3,30715
X2 111 17,00 40,00 32,0000 4,32960
Y1 111 20,00 35,00 27,8649 3,27383
Y2 111 26,00 40,00 33,5586 3,56927
Valid N (listwise) 111
Sumber: data primer diolah 2018

Selain uji statistik deskriptif Uji kualitas data yang selanjutnya


dilakukan juga uji kualitas data, yang terdiri dilakukan adalah uji reliabilitas. Suatu
dari validitas dan uji reliabilitas. Dalam kuesioner dikatakan reliabel (andal) jika
penelitian ini, uji validitas digunakan untuk jawaban seseorang terhadap pertanyaan
menilai ketepatan/kelayakan kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
sebagai instrumen penelitian. Uji validitas waktu. Variabel dinyatakan reliabel atau
ini dilakukan untuk mempersiapkan tabulasi handal jika mampu memberikan nilai
jawaban-jawaban responden dari hasil Cronbach Alpha (α) > 0,70. Uji reliabilitas
kuesioner yang telah diberikan. Hasil uji pada variabel pemanfaatan sistem
validitas instrument untuk masing-masing informasi akuntansi keuangan daerah (X1)
item pertanyaan dalam kuisioner memiliki cronbach alpha (α) sebesar 0,716,
dinyatakan valid. Hal tersebut dilihat dari pengawasan keuangan daerah (X2)
hasil pengujian Pearson Correlation yang sebesar 0,874, transparansi pelaporan
menunjukkan bahwa semua item keuangan daerah (Y1) sebesar 0,759, dan
pertanyaan dalam kuisioner memiliki rhitung > akuntabilitas pemerintah daerah (Y2)
rtabel (0,1865), dan menunjukkan hasil sebesar 0,796. Hal ini menunjukkan bahwa
yang signifikan dengan Sig: (2-tailed) < variabel independen dan dependen yang
0,05 yang berarti bahwa pernyataan digunakan dalam penelitian ini
tersebut valid.
reliabel. menguji apakah data yang digunakan
Setelah uji kualitas data terpenuhi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
dilanjutkan dengan uji asumsi klasik. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji
asumsi klasik yang pertama adalah uji Kolmogrov-Smirnov dengan melihat nilai
normalitas. Normalitas digunakan untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Asymp. Sig. (2-tailed). Jika nilai 0,05, yakni dari hasil pengujian persamaan
Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari taraf regresi 1 diperoleh nilai signifikansi sebesar
signifikansi yang ditetapkan yaitu 5% (0,05), 0,483, dan pada persamaan regresi 2
maka data telah berdistribusi normal. Hasil diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,202.
pengujian normalitas pada masing-masing Hal ini berarti semua data terdistribusi
model regresi menunjukkan bahwa semua secara normal.
nilai signifikansi uji normalitas dengan
metode Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Berganda Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan
Daerah dan Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Transparansi Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Model 1 Koefisien t Sig. t
Konstanta 1,661 0,600 0,550
Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan 0,368 5,046 0,000
Daerah (X1)
Pengawasan Keuangan Daerah (X2) 0,360 6,461 0,000
R Square = 0,502
Adjusted R Square = 0,493
F = 54,443
Sig. F = 0,000
Sumber: data primer diolah 2018
Hasil pengujian multikolinearitas bahwa tidak terdapat pola tertentu dan titik-
menunjukkan bahwa masing-masing model titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
regresi tidak mengalami gejala pada sumbu Y, sehingga model regresi
multikolinearitas. Multikolinearitas dilihat mengalami heteroskedastisitas dan layak
dari nilai tolerance dan Variance Inflation digunakan.
Factor (VIF). Suatu model regresi yang Pengujian selanjutnya yaitu
bebas multikolinearitas dapat dilihat dari pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
masing-masing nilai VIF variabel bebas dilakukan baik secara parsial melalui uji t,
lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih maupun secara simultan melalui uji F, serta
besar dari 0,10. Berdasarkan hasil koefisien determinasi R2 untuk mengukur
pengujian diperoleh bahwa nilai VIF kedua seberapa jauh kemampuan model dalam
model regresi, yakni sebesar 1,177 dan menerangkan variasi variabel dependen.
nilai tolerance sebesar 0,850. Hasil pengujian secara parsial (uji t) dan
Hasil uji heteroskedastisitas melalui secara simultan (uji F) dapat dilihat pada
pengamatan pada grafik scatterplot terlihat tabel 3 dan tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Berganda Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan
Daerah dan Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Akuntabilitas Pemerintah Daerah
Model 2 Koefisien t Sig. t
Konstanta 10,851 3,096 0,002
Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan 0,302 3,268 0,001
Daerah (X1)
Pengawasan Keuangan Daerah (X2) 0,334 4,733 0,000
R Square = 0,329
Adjusted R Square = 0,317
F = 26,532
Sig. F = 0,000
Sumber: data primer diolah 2018
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat Y1 = 1,661 + 0,368 (X1) + 0,360 (X2) + 0,05
bahwa persamaan regresi yang dihasilkan Selanjutnya berdasarkan tabel 4
adalah sebagai berikut: dapat dilihat bahwa persamaan regresi
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Pemerintah Kabupaten Karangasem


Y2 = 10,851 + 0,302 (X1) + 0,334 (X2) + 0,05 sudah memanfaatkan sistem informasi
Hasil uji koefisien detrminasi untuk akuntansi keuangan daerah secara optimal,
kedua variabel bebas terhadap transparansi hal ini sesuai dengan hasil jawaban
pelaporan keuangan daerah dapat dilihat responden yang mayoritas menyatakan
nilai Adjusted R Square sebesar 0,493, bahwa dengan sistem informasi akuntansi
yang artinya transparansi pelaporan yang ada, mereka mampu mengerjakan
keuangan daerah dapat dijelaskan oleh tugasnya lebih mudah dan lebih efesien.
pemanfaatan sistem informasi akuntansi Sehingga dapat disimpulkan bahwa
keuangan daerah dan pengawasan variabel bebas pemanfaatan sistem
keuangan daerah sebesar 49,3%. informasi akuntansi keuangan daerah
Sedangkan sisanya sebesar 50,7% berpengaruh positif signifikan terhadap
dijelaskan oleh variabel lain diluar model transparansi pelaporan keuangan daerah.
penelitian ini. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
Selanjutnya hasil uji koefisien terdahulu dari Pujiswara (2014),
determinasi untuk kedua variabel bebas pemanfaatan sistem informasi akuntansi
terhadap akuntabilitas pemerintah daerah keuangan daerah berpengaruh positif
dapat dilihat nilai Adjusted R Square terhadap nilai informasi pelaporan
sebesar 0,317, yang artinya akuntabilitas keuangan pemerintah daerah Kabupaten
pemerintah daerah dapat dijelaskan oleh Klungkung. Selain penelitian tersebut,
pemanfaatan sistem informasi akuntansi masih ada penelitian lainnya yang
keuangan daerah dan pengawasan mendukung hasil penelitian ini, yaitu
keuangan daerah sebesar 31,7%. penelitian dari Roviyantie (2012) bahwa
Sedangkan sisanya sebesar 68,3% kompetensi SDM dan penerapan sistem
dijelaskan oleh variabel lain diluar model akuntansi keuangan daerah secara
penelitian ini. simultan berpengaruh signifikan terhadap
Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi kualitas laporan keuangan daerah.
Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Pengaruh Pengawasan Keuangan
Transparansi Pelaporan Keuangan Daerah terhadap Transparansi
Daerah Pelaporan Keuangan Daerah
Dari berbagai jenis uji yang sudah Berdasarkan uji yang telah
dilakukan, hasil yang didapat yaitu terdapat dilakukan, didapatkan hasil yaitu H2
pengaruh yang positif dan signifikan antara diterima. Artinya pengawasan keuangan
variabel bebas pemanfaatan sistem daerah berpengaruh positif dan signifikan
informasi akuntansi keuangan daerah terhadap transparansi pelaporan keuangan
dengan variabel terikat transparansi daerah. Hasil pengaruh yang signifikan
pelaporan keuangan daerah, yang berarti antara variabel bebas pengawasan
bahwa H1 diterima. Adanya pengaruh positif keuangan daerah dengan variabel terikat
menunjukkan bahwa antara pemanfaaatan transparansi pelaporan keuangan daerah
sistem informasi akuntansi keuangan dapat dilihat dari uji t yang memiliki nilai
daerah dengan transparansi pelaporan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.
keuangan daerah adalah searah. Artinya, Pengawasan diperlukan untuk
jika pemanfaatan sistem informasi mengetahui apakah perencanaan yang
akuntansi keuangan daerah semakin tinggi, telah disusun dapat berjalan secara
maka tingkat transparansi pelaporan efesien, efektif, dan ekonomis. Dengan
keuangan daerah juga akan semakin tinggi. adanya pengawasan yang efektif dan
Sedangkan adanya pengaruh yang sistematis terhadap pengelolaan keuangan
signifikan dilihat dari nilai probabilitas dalam daerah, maka pelaporan keuangan yang
uji t pada penelitian ini, yaitu 0,000 < 0,05. merupakan bentuk pertanggungjawaban
Berarti memang terdapat pengaruh yang pemerintah mampu bersifat transparan
signifikan antara pemanfaatan sistem untuk memberikan keyakinan bahwa
informasi akuntansi keuangan daerah informasi yang disajikan dalam pelaporan
dengan transparansi pelaporan keuangan keuangan tersebut sudah benar atau valid.
daerah.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Hasil penelitian ini didukung oleh Pemanfaatan sistem informasi akuntansi


penelitian dari Armando (2013), bahwa keuangan daerah berpengaruh positif dan
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pemerintah
signifikan antara pengawasan keuangan daerah. Hubungan yang positif ditunjukkan
daerah dengan nilai informasi laporan dari nilai koefisien β 0,368 yang bernilai
keuangan pemerintah. Selain penelitian positif. Pengaruh yang signifikan antara
tersebut, terdapat penelitian lain yang variabel pemanfaatan sistem informasi
mendukung hasil penelitian ini, yaitu akuntansi keuangan daerah dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ariska akuntabilitas pemerintah daerah dilihat dari
(2008), bahwa fungsi pengawasan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05
keuangan daerah berpengaruh signifikan sehingga secara parsial antara
positif terhadap pelaporan keuangan pemanfaatan sistem informasi akuntansi
pemerintah daerah. keuangan daerah berpengaruh signifikan
Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi terhadap akuntabilitas pemerintah daerah.
Akuntansi Keuangan Daerah dan Berdasarkan hasil penelitian
Pengawasan Keuangan Daerah terhadap tersebut pemanfaatan sistem informasi
Transparansi Pelaporan Keuangan akuntansi keuangan daerah yang efektif
Daerah akan mendukung terciptanya akuntabilitas
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah Kabupaten
terdapat pengaruh secara simultan pada Karangasem. Dengan adanya pemanfaatan
variabel bebas pemanfaatan sistem sistem informasi akuntansi keuangan
informasi akuntansi keuangan daerah dan daerah maka informasi keuangan yang
pengawasan keuangan daerah terhadap disajikan oleh pemerintah daerah dapat
variabel terikat transparansi pelaporan dipertanggungjawabkan dan dipublikasikan
keuangan daerah sehinggah H3 diterima. Ini lebih cepat, sehingga akuntabilitas secara
dibuktikan dari hasil uji F atau uji hipotesis vertikal maupun horizontal dapat dipenuhi.
secara simultan, bahwa nilai signifikansi Hasil penelitian ini diperkuat dan
dalam tabel ANOVA adalah sebesar 0,000 didukung oleh penelitian terdahulu dari
< 0,05, yang berarti H3 diterima. Hasil Andri (2013) yang hasil penelitiannya
penelitian ini didukung oleh penelitian menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi
sebelumnya dari Pujiswara (2014) yang informasi berpengaruh signifikan positif
menyatakan bahwa pemanfaatan sistem terhadap ketepatwaktuan pelaporan
informasi akuntansi keuangan daerah dan keuangan pemerintah daerah. Selain itu
pengawasan keuangan daerah juga terdapat penelitian dari Ariesta (2013)
berpengaruh signifikan terhadap nilai yang juga mengatakan bahwa terdapat
pelaporan keuangan pemerintah daerah pengaruh yang signifikan dan positif antara
Kabupaten Klungkung. pemanfaatan teknologi informasi dengan
Pemanfaatan sistem informasi keterandalan pelaporan keuangan
akuntansi akan sangat membantu proses pemerintah.
pengelolaan data transaksi dan penyajian Pengaruh Pengawasan Keuangan
laporan keuangan pemerintah sehingga Daerah terhadap Akuntabilitas
dapat meningkatkan transparansi dalam Pemerintah Daerah
pelaporannya. Selain itu, pengawasan Hasil penelitian menunjukkan H5
keuangan daerah yang baik adalah diterima yaitu terdapat pengaruh yang
merupakan suatu aspek penting dalam positif dan signifikan antara variabel bebas
pengelolaan keuangan daerah tersebut. pengawasan keuangan daerah terhadap
Karena dengan pengawasan yang efektif, variabel terikat akuntabilitas pemerintah
maka tingkat transparansi dalam pelaporan daerah. Pengaruh positif disini berarti
keuangan tersebut semakin maksimal. antara variabel bebas dan terikat memiliki
Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi hubungan yang searah. Jika pengawasan
Akuntansi Keuangan Daerah terhadap keuangan daerah semakin tinggi maka
Akuntabilitas Pemerintah Daerah tingkat akuntabilitas pemerintah daerah
Berdasarkan uji yang telah juag akan semakin tinggi. Hubungan yang
dilakukan, diperoleh hasil yaitu H4 diterima. positif ini juga dapat dibuktikan dari nilai
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

koefisien β yang bernilai positif 0,334. penelitian-penelitian sebelumnya dari


Pengaruh yang signifikan antara variabel Yuliani (2010) dalam penelitiannya
pengawasan keuangan daerah terhadap menyatakan bahwa adanya pengaruh yang
akuntabilitas pemerintah daerah dilihat dari signifikan antara pemanfaatan sistem
nilai signifikansi pada uji t yaitu sebesar informasi akuntansi keuangan daerah
0,000 < 0,05. terhadap kualitas laporan keuangan. Begitu
Hasil penelitian yang menunjukkan pula penelitian dari Andri (2013) yang
pengaruh yang positif dan signifikan antara menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi
pengawasan keuangan daerah dengan informasi dan pengawasan keuangan
akuntabilitas pemerintah daerah, didukung daerah berpengaruh signifikan positif
oleh penelitian sebelumnya dari Andry terhadap ketepatwaktuan pelaporan
(2013) yang menyatakan bahwa keuangan pemerintah daerah.
pengawasan keuangan daerah
berpengaruh signifikan positif terhadap SIMPULAN DAN SARAN
ketepatwaktuan pelaporan keuangan SIMPULAN
pemerintah daerah. Begitu pula penelitian Berdasarkan hasil uji dan
menurut Pujiswara (2014) yang pembahasan yang dilakukan dapat ditarik
menyatakan bahwa pengawasan keuangan simpulan, yaitu: (1) Pemanfaatan sistem
daerah berpengaruh positif terhadap informasi akuntansi keuangan daerah
akuntabilitas pemerintah daerah Kabupaten secara parsial berpengaruh positif dan
Klungkung. signifikan terhadap transparansi pelaporan
Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi keuangan daerah, (2) Pengawasan
Akuntansi Keuangan Daerah dan keuangan daerah secara parsial
Pengawasan Keuangan Daerah terhadap berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Akuntabilitas Pemerintah Daerah transparansi pelaporan keuangan daerah,
Penelitian ini menunjukkan bahwa (3) Pemanfaatan sistem informasi akuntansi
terdapat pengaruh secara simultan pada keuangan daerah dan pengawasan
pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah secara bersama-sama
keuangan daerah dan pengawasan (simultan) berpengaruh signifikan terhadap
keuangan daerah terhadap akuntabilitas transparansi pelaporan keuangan daerah,
pemerintah daerah. Berdasarkan pengujian (4) Pemanfaatan sistem informasi akuntansi
hipotesis H6 melalui uji F terlihat bahwa nilai keuangan daerah secara parsial
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan akuntabilitas pemerintah daerah, (5)
sistem informasi akuntansi keuangan Pengawasan keuangan daerah secara
daerah dan pengawasan keuangan daerah parsial berpengaruh positif dan signifikan
secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pemerintah daerah,
terhadap akuntabilitas pemerintah daerah dan (6) Pemanfaatan sistem informasi
Kabupaten Karangasem. akuntansi keuangan daerah dan
Pemanfaatan sistem informasi pengawasan keuangan daerah secara
akuntansi keuangan daerah yang bersama-sama (simultan) berpengaruh
diterapkan oleh pemerintah daerah signifikan terhadap akuntabilitas pemerintah
Kabupaten Karangasem sangat membantu daerah.
mempercepat pengelolaan transaksi
keuangan dan penyajian laporan keuangan SARAN
secara maksimal sehingga meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian dan
kualitas informasi yang dihasilkan untuk simpulan diatas, adapun saran yang
publik sebagai wujud akuntabilitas atas diberikan pada penelitian ini, yaitu:
kegiatan yang dilakukan oleh pemrintah Pertama, pihak SKPD khususnya pegawai
daerah. Dengan adanya pengawasan pada bagian akuntansi atau penatausahaan
dalam pengelolaan keuangan daerah dapat keuangan, yaitu melalui hasil penelitian ini
meningkatkan akuntabilitas kejujuran dan diharapkan dapat dijadikan masukan untuk
akuntabilitas hukum dalam pemerintah bisa lebih memaksimalkan penggunaan
daerah. Hasil penelitian ini didukung oleh kecanggihan teknologi untuk pemanfaatan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

sistem informasi akuntansi yang ada Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah


disetiap SKPD. Selain itu juga pihak top No. 65 Tahun 2010 tentang Sistem
manajemen harus bisa mengawasi dalam Informasi Keuangan Daerah
kegiatan pengelolaan keuangan pemerintah (SIKD).
daerah tersebut. Roviyantie, Devi. 2011. “Pengaruh
Kedua, kepada peneliti selanjutnya Kompetensi Sumber Daya Manusia
diharapkan meneliti kembali mengenai dan Penerapan Sistem Akuntansi
pengaruh pengawasan keuangan terhadap Keuangan Daerah Terhadap
transparansi pelaporan keuangan baik Kualitas Laporan Keuangan
publik maupun non publik serta disarankan Daerah”. Jurnal Akuntansi
untuk memperluas sampel penelitian, Pemerintah.
misalnya di 2 kabupaten untuk Wahyuni, P. S., Sulindawati, N. L. G. Erni,
membandingkan apakah pemanfaatan dan H. N. Trisna. 2014. Pengaruh
sistemnya sama atau berbeda. penyajian laporan keuangan
daerah dan aksesibilitas laporan
DAFTAR RUJUKAN keuangan daerah terhadap
Arfianti, Dita. 2011. Analisis faktor-Faktor akuntabilitas pengelolaan
yang Mempengaruhi Nilai Informasi keuangan daerah (studi empiris
Pelaoran Keuangan Pemerintah pada pemerintahan Kabupaten
Daerah (Studi Pada satuan Kerja Badung).. e-Journal Vol.2. No.1.
Perangkat Daerah di Kabupaten Akuntansi Universitas Pendidikan
Batang). Skripsi. Universitas Ganesha.
Diponegoro, Semarang. Rahmawati, N. E. 2013. Pengaruh
Armando, Gery. 2013. Pengaruh Sistem Transparansi dan Akuntabilitas
Pengendalian Intern Pemerintah Pemerintah Daerah terhadap
dan Pengawasan Keuangan Kepuasaan dan Kepercayaan
daerah terhadap Nilai Informasi Stakeholder. Tesis. Universitas
Laporan Keuangan Pemerintah Gadjah Mada.
(Studi Empiris pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di Kota
Bukittinggi). Skripsi. Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri
Padang.
Mardiasmo. 2002. Akuntnsi Sektor Publik.
Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Mulyana, B. 2006. Pengaruh Penyajian
Neraca Daerah dan Aksesibilitas
Laporan Keuangan terhadap
Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Jurnal Akuntansi Pemerintah, 2.
Jakarta.
Nordiawan, D. 2010. Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Pujiswara, Ida Bagus. 2014. Pengaruh
Pemanfaatan Sistem Informasi
Akuntansi Keuangan Daerah
terhadap Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan dan Akuntabilitas
Pemerintah Daerah (Studi kasus
pada SKPD Kabupaten
Klungkung). Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai