Compiled By :
Praise the presence of Allah SWT who has given his grace and guidance so that we can
complete this task entitled Kidney failure intima. As for the purpose of writing of this proposal
is to fulfill the task of English In addition, this paper also aims to add insight about kidney
failure for readers and also for writers.
We would like to thank Mam Septic Radiant, Make, as a supervisory lecturer who has
given this task so as to increase knowledge and insight in accordance with the field of English
studies. We also thank all parties who have shared some of their knowledge so that we can
complete this paper.
Kata pengantar
Puja syukur hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan pembinaan sehingga
kita dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Gagal Ginjal ini pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas bahasa Inggris Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang gagal ginjal bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Mam Septi Ardianty, M.Kep selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah ilmu dan wawasan
yang sesuai dengan bidang studi bahasa inggris. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membagikan sebagian ilmunya. sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Kami sadar, proposal yang kami tulis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat dinantikan untuk kesempurnaan proposal ini.
Table of Contents
CHAPTER I
1.1 Background
Heart failure is the final stage of all heart disease and is the cause of increased morbidity
and mortality of heart patients.1 It is estimated that nearly five percent of hospitalized patients,
4.7% of women and 5.1% of men. The incidence of heart failure in a year is estimated at 2.3 –
3.7 thousand sufferers per year.2 The incidence of heart failure will increase in the future due to
the increasing life expectancy and the development of myocardial infarction treatment therapy
results in improved life expectancy of patients with decreased heart function.3 Heart failure is
difficult to identify clinically, due to a variety of clinical and non-specific conditions and few
clinical signs in the early stages of the disease. Recent developments make it possible to
recognize heart failure early as well as the development of treatments that improve clinical
symptoms, quality of life, decreased treatment rates, slow down the progressiveity of the disease
and improve survival.
BAB I
Gagal jantung merupakan tahap akhir dari semua penyakit jantung dan merupakan
penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung.1 Diperkirakan hampir lima
persen pasien rawat inap, 4,7% wanita dan 5,1% pria. Angka kejadian gagal jantung dalam
setahun diperkirakan 2,3 - 3,7 ribu penderita per tahun.2 Angka kejadian gagal jantung akan
meningkat di masa mendatang karena meningkatnya angka harapan hidup dan berkembangnya
terapi pengobatan infark miokard mengakibatkan peningkatan angka harapan hidup. pasien
dengan penurunan fungsi jantung.3 Gagal jantung sulit untuk diidentifikasi secara klinis, karena
berbagai kondisi klinis dan non-spesifik dan sedikit tanda klinis pada tahap awal penyakit.
Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung secara dini serta
pengembangan pengobatan yang memperbaiki gejala klinis, kualitas hidup, menurunkan tingkat
pengobatan, memperlambat progresifitas penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup.
CHAPTER II
CONCEPT THEORY
2.1 Definitions
Heart failure is defined as a condition where the heart can no longer pump enough blood
to the body's tissues. This condition can arise with or without heart disease. Impaired heart
function can be diastolic or systolic function disorders, heart rhythm disorders, or preload and
afterload discrepancies. This condition can lead to death in patients.2 Heart failure can be
divided into left heart failure and right heart failure. Heart failure can also be divided into acute
heart failure, chronic heart failure decompany, as well as chronic heart failure
2.2 Etiology
BAB II
TEORI KONSEP
2.1 Definisi
Gagal jantung didefinisikan sebagai kondisi di mana jantung tidak dapat lagi memompa
cukup darah ke jaringan tubuh. Kondisi ini bisa timbul dengan atau tanpa penyakit jantung.
Gangguan fungsi jantung dapat berupa gangguan fungsi diastolik atau sistolik, gangguan
irama jantung, atau ketidaksesuaian preload dan afterload. Kondisi ini dapat mengakibatkan
kematian pada pasien.2 Gagal jantung dibedakan menjadi gagal jantung kiri dan gagal
jantung kanan. Gagal jantung juga dapat dibagi menjadi gagal jantung akut, gagal jantung
kronik dekompani, serta gagal jantung kronik
2.2 Etiologi
Gagal jantung bisa disebabkan oleh banyak hal. Secara epidemiologis cukup penting untuk
mengetahui penyebab gagal jantung, di negara berkembang penyakit arteri koroner dan
hipertensi merupakan penyebab tersering sedangkan di negara berkembang penyebab
tersering adalah penyakit katup jantung dan penyakit jantung akibat malnutrisi.4 Dalam
beberapa keadaan hal tersebut sangat sulit untuk menentukan penyebab gagal jantung.
Apalagi dalam keadaan yang terjadi bersamaan pada penderitanya.
b) Kemacetan jaringan akibat peningkatan tekanan arteri dan vena akibat penurunan curah
jantung.
c) Edema paru akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis menyebabkan cairan mengalir
dari kapiler paru dan alveoli.
d) Edema perifer umum dan penambahan berat badan karena peningkatan vena sistemik.
e) Pusing, gangguan mental (confision), kelelahan, intoleransi jantung terhadap olah raga dan
suhu rendah, dingin ekstrim, andoliguria, akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan dan
organ yang mengalir.
2.4 Pathophysiology
Heart failure is a multisitem disorder in which there are disorders of the heart, skelet
muscles and kidney function, stimulation of the sympathetic nervous system as well as complex
neurohormonal changes. In systolic dysfunction there is a disorder of the left ventricle that
causes a decrease in cardiac output. This leads to the activation of neurohormonal compensation
mechanisms, the Renin – Angiotensin – Aldosterone (RAA system) system as well as
vasopressin and natriuretic peptide levels aimed at improving the heart environment so that
cardiac activity can be maintained.6,7 Activation of the sympathetic system through pressure on
the baroreceptor maintains cardiac output by increasing heart rate, increasing contractility as well
as peripheral vasocons (increased catecholamines). If this arises continuously can cause
disruption to heart function. Excessive sympathetic activation can lead to myocyte apoptosis,
hypertophy and focal myocardial necrosis
2.4 Patofisiologi
Gagal jantung merupakan gangguan multisitem dimana terdapat gangguan pada jantung, otot
rangka dan fungsi ginjal, rangsangan pada sistem saraf simpatis serta perubahan neurohormonal
yang kompleks. Pada disfungsi sistolik terdapat kelainan pada ventrikel kiri yang menyebabkan
penurunan curah jantung. Hal ini mengarah pada aktivasi mekanisme kompensasi
neurohormonal, sistem Renin - Angiotensin - Aldosteron (RAA system) serta kadar vasopresin
dan peptida natriuretik yang bertujuan memperbaiki lingkungan jantung sehingga aktivitas
jantung dapat dipertahankan.6,7 Aktivasi simpatis sistem melalui tekanan pada baroreseptor
mempertahankan curah jantung dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan
kontraktilitas serta vasokon perifer (peningkatan katekolamin). Jika hal ini timbul terus menerus
dapat menyebabkan gangguan pada fungsi jantung. Aktivasi simpatis yang berlebihan dapat
menyebabkan apoptosis miosit, hipertofi, dan nekrosis miokard fokal.
Supporting examinations that can be done to diagnose the presence of heart failure include
thorax photos, ECG 12 leads, echocardiography, blood tests, radionuclide examinations,
angiography and lung functiontests.
a) On the examination of chest photos can be found the presence of enlarged silhouette of
the heart (cardio thoraxic ratio > 50%
b) In electrocardiography 12 leads obtained abnormal picture in almost all sufferers
c) heart failure, although the normal picture can be found in 10% of cases.
d) Echocardiography is a non-invasive examination that is very useful in heart failure.
Echocardiography can show an objective picture of the structure and function of the
heart.
e) Blood tests need to be done to get rid of anemia as a cause of difficulty breathing, and to
know the presence of basic diseases and complications. In severe heart failure due to
reduced ability to release water so that hyponatremia can arise dilusional, therefore the
presence of hyponatremia indicates the presence of severe heart failure.
f) Radionuclide or multigated ventricular examination can determine ejection fraction,
systolic fill rate, diastolic discharge rate, and abnormalities of wall movement.
2.6 Handling
2.7 Diagnosis
Clinically in people with heart failure can be found symptoms and signs such as shortness of
breath during activity, pulmonary edema, increased JVP, hepatomegaly, limb edema.8-10
Supporting examinations that can be done to diagnose the presence of heart failure include
thorax photos, ECG 12 leads, echocardiography, blood tests, radionuclide examinations,
angiography and lung function tests
2.7 Diagnosis
Secara klinis pada penderita gagal jantung dapat ditemukan gejala dan tanda seperti sesak nafas
saat beraktivitas, edema paru, peningkatan JVP, hepatomegali, edema tungkai.8-10 Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis adanya gagal jantung antara lain foto
thorax , EKG 12 lead, ekokardiografi, tes darah, pemeriksaan radionuklida, angiografi dan tes
fungsi paru
CHAPTER 3
Case I
A man 34-year-old was admitted to the Muhamadiyah hospital Palembang in emergency room
with complaints of shortness of breath and left chest pain. From the assessment of patients
appearing to be Dispnue, cough, easily feel tired when doing activities so that only the patient
lying on the bed, the patient also seemed nervous and anxious about his condition. the patient
was diagnosed with heart failure. From the results of physical examination, it appears that the
lower extremity edema, hepatomegaly, anorexia, and nocturia. BP: 180/90 mmhg, RR: 28x / m,
T: 36 C, P: 88x / m. The patient had X-ray examination with the result of enlargement of the
heart and pulmonary congestive, blood gas analysis: pa O2 from-HR more than 100X / minute,
results of ECG ST segment elevation and pathological Q. and increased cardiac enzymes,
namely CK, AST, LDL / HDL. The patient is now just lying down in the treatment room to
minimize fatigue when doing activities and just waiting for the next intervention.
BAGIAN 3
Kasus I
Seorang pria 34 tahun dirawat di IGD RSUD Palembang dengan keluhan sesak nafas dan nyeri
dada sebelah kiri. Dari penilaian pasien yang tampak sakit, batuk, mudah merasa lelah saat
melakukan aktivitas sehingga hanya pasien yang berbaring di tempat tidur, pasien juga tampak
gugup dan cemas dengan kondisinya. pasien didiagnosis gagal jantung. Dari hasil pemeriksaan
fisik, terlihat adanya edema ekstremitas bawah, hepatomegali, anoreksia, dan nokturia. TD:
180/90 mmhg, RR: 28x / m, T: 36 C, P: 88x / m. Pasien menjalani pemeriksaan X-ray dengan
hasil pembesaran jantung dan kongestif paru, analisis gas darah: pa O2 dari HR lebih dari 100X /
menit, hasil peninggian segmen EKG ST dan Q patologis serta peningkatan enzim jantung yaitu
CK, AST, LDL / HDL. Pasien kini hanya berbaring di ruang perawatan untuk meminimalisir
rasa lelah saat beraktivitas dan tinggal menunggu intervensi selanjutnya.
Health History
Current Health
Predisposing factors : the patient also seemed nervous and anxious about his condition
Precipitation factors :
Current Health History (PQRST)
Objective data : From the results of physical examination, it appears that the lower extremity
edema, hepatomegaly, anorexia, and nocturia. BP: 180/90 mmhg, RR: 28x / m, T: 36 C, P: 88x /
m. The patient had X-ray examination with the result of enlargement of the heart and pulmonary
congestive, blood gas analysis: pa O2 from-HR more than 100X / minute, results of ECG ST
segment elevation and pathological Q. and increased cardiac enzymes, namely CK, AST, LDL /
HDL
Sejarah Kesehatan
Kesehatan Saat Ini keluhan utama: keluhan sesak nafas dan nyeri dada sebelah kiri
Faktor predisposisi: pasien juga tampak gelisah dan cemas dengan kondisinya
Data tujuan: Dari hasil pemeriksaan fisik, terlihat adanya edema ekstremitas bawah,
hepatomegali, anoreksia, dan nokturia. TD: 180/90 mmhg, RR: 28x / m, T: 36 C, P: 88x / m.
Pasien menjalani pemeriksaan X-ray dengan hasil pembesaran jantung dan kongestif paru,
analisis gas darah: pa O2 dari HR lebih dari 100X / menit, hasil peninggian segmen EKG ST dan
Q patologis serta peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL / HDL
Nursing problems:
Accident : -
Masalah keperawatan:
Kecelakaan : -
Habit
Smoke : 5 5 1 day
Coffee : 3 3 1 day
Alcohol : 1 1 1 year
Health Improvement
Objective data : From the results of physical examination, it appears that the lower extremity
edema, hepatomegaly, anorexia, and nocturia. BP: 180/90 mmhg, RR: 28x /
m, T: 36 C, P: 88x / m. The patient had X-ray examination with the result of
enlargement of the heart and pulmonary congestive, blood gas analysis: pa
O2 from-HR more than 100X / minute, results of ECG ST segment elevation
and pathological Q. and increased cardiac enzymes, namely CK, AST, LDL /
HDL.
Peningkatan Kesehatan
Data tujuan: Dari hasil pemeriksaan fisik, terlihat adanya edema ekstremitas bawah,
hepatomegali, anoreksia, dan nokturia. TD: 180/90 mmhg, RR: 28x / m, T: 36
C, P: 88x / m. Pasien menjalani pemeriksaan X-ray dengan hasil pembesaran
jantung dan kongestif paru, analisis gas darah: pa O2 dari HR lebih dari 100X
/ menit, hasil peninggian segmen EKG ST dan Q patologis serta peningkatan
enzim jantung yaitu CK, AST, LDL / HDL
Nutrition
Subjective data : Fast full after eating, cramps / pain stomach, decreased appetite.
Objective data : Hyperactive bowel sounds, weak chewing muscles, weak swallowing
muscles,pale mucous membranes, mouth sores, decreased serum albumin,
excessive hair loss, diarrhea.
Masalah keperawatan: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism Nutrisi
Data subyektif: Puasa kenyang sehabis makan, kram / nyeri perut, nafsu makan menurun.
Data tujuan: Bunyi usus hiperaktif, otot mengunyah lemah, menelan lemah
Nursing problems : the emotional state and subjective experience of the individual against
obscure objects
Self perception
Aktivitas / Istirahat
Masalah keperawatan: keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang
tidak jelas
Persepsi diri
Subjektif data : the patient also seemed nervous and anxious about his condition. the patient
was diagnosed with heart failure
Objektif data : From the results of physical examination, it appears that the lower extremity
edema, hepatomegaly, anorexia, and nocturia. . BP: 180/90 mmhg, RR: 28x / m,
T: 36 C, P: 88x / m. The patient had X-ray examination with the result of
enlargement of the heart and pulmonary congestive, blood gas analysis: pa O2
from-HR more than 100X / minute, results of ECG ST segment elevation and
pathological Q. and increased cardiac enzymes, namely CK, AST, LDL / HDL.
Data subjektif: pasien juga tampak gelisah dan cemas akan kondisinya. pasien didiagnosis gagal
jantung
Data objektif: Dari hasil pemeriksaan fisik, terlihat adanya edema ekstremitas bawah,
hepatomegali, anoreksia, dan nokturia. . TD: 180/90 mmhg, RR: 28x / m, T: 36
C, P: 88x / m. Pasien menjalani pemeriksaan X-ray dengan hasil pembesaran
jantung dan kongestif paru, analisis gas darah: pa O2 dari HR lebih dari 100X /
menit, hasil peninggian segmen EKG ST dan Q patologis serta peningkatan
enzim jantung yaitu CK, AST, LDL / HDL.
Nursing Problems:
Subjektif data :
Objektif data : From the results of physical examination, it appears that the lower extremity
edema, hepatomegaly, anorexia, and nocturia. . BP: 180/90 mmhg, RR: 28x / m,
T: 36 C, P: 88x / m. The patient had X-ray examination with the result of
enlargement of the heart and pulmonary congestive, blood gas analysis: pa O2
from-HR more than 100X / minute, results of ECG ST segment elevation and
pathological Q. and increased cardiac enzymes, namely CK, AST, LDL / HDL.
Palpation : symmentric
Percussion : hipersonor
Auscultation : wheezing
Masalah Keperawatan:
Data subjektif:
Data objektif: Dari hasil pemeriksaan fisik, terlihat adanya edema ekstremitas bawah,
hepatomegali, anoreksia, dan nokturia. . TD: 180/90 mmhg, RR: 28x / m, T: 36 C, P: 88x / m.
Pasien menjalani pemeriksaan X-ray dengan hasil pembesaran jantung dan kongestif paru,
analisis gas darah: pa O2 dari HR lebih dari 100X / menit, hasil peninggian segmen EKG ST dan
Q patologis serta peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL / HDL.
Palpasi: simmentris
Perkusi: hipersonor
Auskultasi: mengi
Nursing Problems: inadequacy of the heart to pump blood to meet the body's metabolic needs
Cardiovascular system
Objective data : The patient had X-ray examination with the result of enlargement of the heart
and pulmonary congestive
Auscultation :
Masalah Keperawatan:
Data subjektif:
Data objektif: Dari hasil pemeriksaan fisik, terlihat adanya edema ekstremitas bawah,
hepatomegali, anoreksia, dan nokturia. . TD: 180/90 mmhg, RR: 28x / m, T: 36 C, P: 88x / m.
Pasien menjalani pemeriksaan X-ray dengan hasil pembesaran jantung dan kongestif paru,
analisis gas darah: pa O2 dari HR lebih dari 100X / menit, hasil peninggian segmen EKG ST dan
Q patologis serta peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL / HDL.
Palpasi: simmentris
Perkusi: hipersonor
Auskultasi: mengi
Nursing Problem :
Musculoskeletal System
Palpation : No lesions
Nursing Problems:
Nursing problems:
Cooperation………… Uncooperative
Explain
Masalah Keperawatan:
Sistem Muskuloskeletal
Masalah Keperawatan:
Masalah keperawatan:
Kerjasama ………… Tidak kooperatif
Menjelaskan
with the use of the muscle aids breath, exhaling, coughing, irregular breathing rhythm
dysp
1. Pola pernapasan yang tidak efektif berhubungan dengan kelelahan yang berkorelasi
dengan penggunaan alat bantu otot nafas, menghembuskan nafas, batuk, irama nafas tidak
teratur
disp
Diagnosis
Intoleransi Aktivitas.
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan
aktivitaskehidupan sehari-hari yang harus atau ingin dilakukanKeterbatasan karakteristik
1. Dipsnea setelah beraktivitas
2. Kelelahan
3. Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
4. Perubahan EKG
5. Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
6. Frekuensi respons jantung yang tidak normal terhadap aktivitas
Faktor terkait
1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2. Ketidakberdayaan
3. Gaya hidup kurang gerak
4. Bantalan pelindung atau imobilisasi
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat menunjukkan
toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil:
1. Konservasi energi
Sebuah. Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
b. Menggunakannapsto untuk memulihkan menyadari keterbatasan energi
c. Menggunakan teknik konservasi energi
d. Menyelenggarakan kegiatan konservasi energi
e. Atur kegiatan untuk konservasi energi
f. Menyesuaikan gaya hidup Anda dengan tingkat energi
g. Pertahankan asupan nutrisi yang adekuat
2. Toleransi aktivitas
Sebuah. Saturasi oksigen saat beraktivitas
b. Frekuensi denyut nadi saat melakukan aktivitas
c. frekuensi inhalasi selama aktivitas
d. Mudah bernafas selama beraktivitas
e. Tekanan darah sistolik dan diastolik selama aktivitas
f. Gambar EKG
g. Warna kulit
h. Kecepatan berjalan
saya. Jarak tempuh dengan berjalan
j. Toleransi dalam menaiki tangga
k. Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah
l. Kemudahan aktivitas indo sehari-hari
m. Kemampuan berbicara dengan aktivitas fisik
3 Perawatan diri:
Kegiatan sehari-hari
Sebuah. Makan
b. Gaun
c. mandi
d. Toileting
e. menghias
f. Kebersihan
g. mulut bersih
h. Berjalan
saya. Mobilitas di kursi roda
j. Posisikan diri Anda
k. Pindah
NIC
. Terapi aktivitas
Sebuah. a. Memantau status emosional, fisik dan sosial serta spiritual klien mengenai latihan /
aktivitas
b. Pantau hasil pemeriksaan EKG klien saat istirahat dan aktivitas (jika memungkinkan dengan
tes toleransi latihan)
e. Bantu klien untuk melakukan aktivitas fisik / olah raga secara teratur
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk merencanakan, memantau program aktivitas klien
2. Manajemen energi
f. Ajarkan klien dan keluarga untuk mengenali tanda dan gejala kelelahan selama beraktivitas
g. Instruksikan klien untuk membatasi aktivitas yang cukup berat seperti berjalan jarak jauh,
berlari, angkat beban berat, dll.
5.IMPLEMENTASI
f. Meinstruksikan klien dan keluarga untuk mengenali tanda dan gejala kelelahan selama
beraktivitas
g. Meinstruksikan klien untuk membatasi aktivitas yang cukup berat seperti berjalan kaki jarak
jauh
h. Pantau respon terapi oksigen klien saya. Strategi eviromental Meassist untuk relazxtion klien
6. Evaluasi
T: 36 C
RR: 28 × / menit
Pasien mengalami x ray exmation akibat pembesaran jantung dan kongestif paru
J: Masalahnya teratasi
P: Interveti dilanjutkan
5. Implementation
Nursing diagnoses
a. Medetermine restriction
physical activity on clients
6. Evaluation
CHAPTER IV
DISCUSSION
From the results of the assessment which was carried out directly the data was
obtainedOverall there is a correspondence between the theory and the data obtained from the
case,however, there are several discrepancies including:
1. Functional patterns:
c) Elimination Pattern
2. Physical Examination:
The patient has heart failure, namely the inability to pump blood, the results of the
physical examination show lower limb edema, hepatomegaly, anorexia, and nocturia.
Inspiration and / or expiration that does not provide adequate ventilation (Nanda
NICNOC, 2012). The diagnosis of the stand writer is the priority for the first diagnosis because
the ineffective breathing pattern will worsen the condition and diagnosis others such as
decreased cardiac output, pain and activity intolerance. Too will pose a risk of respiratory and
metabolic acidosis.
Inadequate blood pump by the heart to meet metabolic needs (Nic Noc, 2012: 105). The
author's diagnosis of stands asthe second priority for diagnosis because decreased cardiac output
will be disruptiveblood vascular system, causing cells and tissues to experiencelack of oxygen
and nutrient supply, causing changescapillary - alveolar membrane, edema, increased portal
venous pressure
The author's diagnosis of stands as the fourth diagnosis because activity intolerance will
limit mobilization from patient, decreases the ability to do independent activities, increases the
risk decubitus due to bed rest, increases the risk of self-care deficits due to a decrease in the level
of independence in activities.
BAB IV
DISKUSI
Dari hasil asesmen yang dilakukan secara langsung diperoleh data Secara keseluruhan terdapat
kesesuaian antara teori dengan data yang diperoleh dari kasus tersebut, namun terdapat beberapa
ketidaksesuaian antara lain:
1. Pola fungsional:
c) Pola Eliminasi
2. Pemeriksaan Fisik:
Pasien mengalami gagal jantung yaitu ketidakmampuan untuk memompa darah, hasil
pemeriksaan fisik menunjukkan adanya edema tungkai bawah, hepatomegali, anoreksia, dan
nokturia.
Inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang memadai (Nanda NICNOC,
2012). Diagnosis penulis stand menjadi prioritas untuk diagnosis pertama karena pola
pernapasan yang tidak efektif akan memperburuk kondisi dan diagnosis lainnya seperti
penurunan curah jantung, nyeri dan intoleransi aktivitas. Terlalu akan menimbulkan risiko
asidosis pernapasan dan metabolik.
Pompa darah yang tidak memadai oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (Nic
Noc, 2012: 105). Diagnosis penulis berdiri sebagai prioritas kedua untuk diagnosis karena
penurunan curah jantung akan mengganggu sistem pembuluh darah, menyebabkan sel dan
jaringan mengalami kekurangan oksigen dan suplai nutrisi, menyebabkan perubahan kapiler -
membran alveolar, edema, peningkatan tekanan vena portal
Diagnosis penulis berdiri sebagai prioritas untuk ketiga diagnosis tersebut karena nyeri /
gangguan kenyamanan akan semakin memperparah kondisi sesak nafas pada penderita,
menambah kecemasan dan kegelisahan, serta sulit mempertahankan kondisi stabil untuk
mengurangi sesak nafas.
Diagnosis penulis berdiri sebagai diagnosis keempat karena intoleransi aktivitas akan membatasi
mobilisasi dari pasien, menurunkan kemampuan melakukan aktivitas mandiri, meningkatkan
risiko dekubitus akibat tirah baring, meningkatkan risiko defisit perawatan diri karena penurunan
level kemandirian dalam aktivitas.
CHAPTER V
5.1 Conclusion
Heart failure is defined as a condition where the heart can no longer pump enough blood
to the body's tissues. This condition can arise with or without heart disease. Impaired heart
function can be diastolic or systolic function disorders, heart rhythm disorders, or preload and
afterload discrepancies.
Heart failure is a multisitem disorder in which there are disorders of the heart, skelet
muscles and kidney function, stimulation of the sympathetic nervous system as well as complex
neurohormonal changes.
1. For Nurses
a. Able to provide nursing care in accordance with the condition of the patient congestive
heart failure, perform a complete assessment for know the complaints that have arisen,
and compile a nursing plan according to the patient's condition and priority problems.
REFERENCE
Nieminen MS, Harjola VP. Defenition and epidemiology of acute heart failure syindromes The
Am J Cardiol. 2005;96(6A):5-10
Ponikowski P, Voors AA, Anker SD, Bueno H, Cleland JGF, Coats AJS, et al. 2016 ESC
guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: The task force
for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the European Society
of Cardiology (ESC) developed with the special contribution of the Heart Failure
Nieminen MS. Guideline on the diagnosis andtreatment of acute heart failure – full text thetask
force on acute heart failure of theeuropean society of cardiology. Eur Heart J2005.
Gillespie ND. The diagnosis and managementof chronic heart failure in the older patient.British