1 SM - 2
1 SM - 2
Nanum Sofia
Endah Puspita Sari
Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta
Abstract. Happiness is the most essential thing for human life. There are various indicators of
happiness, but there are no indicators that use the Islamic perspective. This study aims to
examine indicators of happiness (al-sa'adah) in an Islamic perspective that refers to and guided
primarily by the Koran and Hadith. This study uses literature studies, by collecting verses from
the Koran and Hadith related to the concepts of happiness in Arabic. The researcher found that
overall, there are 164 verses from 122 letters of the Koran and 24 theorem of hadiths. Based on
the search for arguments and verses related to happiness (al-sa'adah), researchers found 17
indicators of happiness according to the The Qoran and Hadith, namely: Faith and takwa (50
verses), tafaqquh fid-dien (2 verses), pious charity (23 verses), patience (7 verses), thanksgiving
(7 verses), tazkiyatun al-nafs (2 verses), amar ma'ruf nahi munkar (3 verses), jihad fi sabilillah
(5 verses), seeking and receiving the blessing of Allah (10 verses), dzikr (3 verses), get the gift /
mercy from Allah (28 verses), ishlah (7 verses), uswah hasanah (2 verses), seek Allah's
protection (2 verses), surrender (3 verses), reject evil with goodness (3 verses) and keeping
oral and deeds (5 verses).
Abstrak. Kebahagiaan merupakan hal yang paling esensial bagi kehidupan manusia. Terdapat
beragam indikator kebahagiaan, namun belum ada indikator yang berorientasi dan
menggunakan perspektif Islam. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
menelaah indikator kebahagiaan (al-sa’adah) dalam perspektif Islam yang merujuk dan
berpedoman utama pada Alquran dan Hadis. Penelitian ini menggunakan studi literatur, dengan
cara mengumpulkan ayat-ayat Alquran dan Hadis terkait konsep-konsep kebahagiaan dalam
bahasa Arab. Secara keseluruhan, terdapat 164 ayat dari 122 surat Alquran dan 24 dalil hadis
yang peneliti temukan. Berdasarkan penelusuran dalil dan ayat terkait kebahagiaan (al-
sa’adah), peneliti menemukan 17 indikator kebahagiaan menurut Alquran dan Hadis, yaitu iman
dan takwa (50 ayat), berpegang teguh pada agama (tafaqquh fi al-dien) (2 ayat), berbuat baik
(amal saleh) (23 ayat), sabar (al-shabr) (7 ayat), syukur (al-shabr) (7 ayat), penyucian jiwa
(tazkiyatun al-nafs) (2 ayat), menyeru pada kebaikan dan melarang kemungkaran/perbuatan
buruk (amar ma’ruf nahi munkar) (3 ayat), berjuang di jalan Allah (al-jihad fi sabilillah) (5 ayat),
mencari dan mendapat rida Allah (10 ayat), mengingat Allah (al-dzikr) (3 ayat), mendapat
karunia/rahmat Allah (28 ayat), memperbaiki diri (al-ishlah) (7 ayat), memberi teladan (uswah
hasanah) (2 ayat), mencari perlindungan Allah (2 ayat), berserah diri (3 ayat), menolak
kejahatan dengan kebaikan (3 ayat) serta menjaga lisan dan perbuatan (5 ayat).
91
Nanum Sofia & Endah Puspita Sari
Salah satu tujuan utama manusia Sumner, & Kahneman dalam Raibley, 2012),
hidup di dunia adalah memperoleh dan juga subjective well-being (Diener,
kebahagiaan. Kebahagiaan merupakan 2000).
konsep yang sangat dan jamak diminati Implikasi dari beragam konsep dan
oleh para peneliti. Sebanyak 668.050 jurnal definisi, menjadikan kebahagiaan memiliki
penelitian tentang kebahagiaan di tahun berbagai tolak ukur. Konsep kebahagiaan
2015 terdokumentasi dalam berbagai dapat ditelusuri kemunculannya sejak
jurnal, di antaranya Ebscohost 6.945 sebelum masehi dari pemikiran Filsuf
penelitian, Jstor sebanyak 171.067, Oxford Yunani Kuno, Kyrene di masa Aristippos
Journals 18.296, serta ProQuest tercatat (sekitar 433-355 SM) bahwa kenikmatan
memiliki dokumentasi terbanyak yaitu itu bersifat badani. Konsep inilah yang
471.742. Minat yang besar untuk meneliti disebut hedonic (hedone [Yunani]: nikmat,
kebahagiaan ini disebabkan bahwa hakikat kegembiraan). Hedonisme merupakan
hidup manusia adalah untuk memperoleh aliran yang mengusung kenikmatan sebagai
kebahagiaan. kebaikan tertinggi, berharga. Hal yang
Sayangnya, tidak semua manusia utama adalah bukan sifat nikmatnya,
memahami hakikat kebahagiaan yang melainkan jumlah nikmatnya (Ahnan,
sesungguhnya. Kebahagiaan bersifat 2014).
abstrak. Definisinya pun sangat subjektif Konsep kebahagiaan kemudian
dan beragam. Dalam Perspektif Barat, para dikembangkan oleh Aristoteles (384-322
pakar yang tertarik dengan konsep utama SM) dengan pemikiran yang berbeda.
psikologi positif ini seringkali menggunakan Aristoteles menjelaskan bahwa tindakan
istilah yang berbeda-beda dalam dan hidup manusia selalu memiliki arah,
mendefinisikan atau menggunakan konsep tujuan antara, dan tujuan akhir. Adapun
kebahagiaan. Seligman merupakan tokoh tujuan tertinggi manusia (tujuan akhir atau
atau ahli yang banyak mempengaruhi utama) ialah kebaikan. Kebaikan tertinggi
penelitian tentang kebahagiaan dengan dari manusia disebutnya sebagai
konsepnya yang terkenal “authentic kebahagiaan. Lebih lanjut, Aristoteles
happiness” (Seligman 2013). Tokoh lain mendefinisikan kebahagiaan sebagai
menggunakan istilah yang sama, mirip, atau tindakan jiwa yang selaras dengan
juga berbeda namun bermakna sama, yaitu keutamaan sempurna, yang dalam bahasa
episodic happiness yang dicetuskan oleh Yunani disebut sebagai psyche (jiwa yang
Feldman (2010), Kekes (Rahmat, 2004); rasional) dan arête yaitu keutamaan sebagai
emotional state theory of happiness (Davis, manusia yang baik berupa keutamaan
moral dan intelektual (Garvey, 2010). 1985), serta alat ukur kesejahteraan
Pemikiran Aristoteles ini kemudian dikenal psikologis lain yang dikumpulkan oleh
dengan konsep eudaimonia (dari bahasa Schiaffino (2003) yang memuat beberapa
Yunani yang berarti kebahagiaan). alat ukur yaitu The Affect Balance Scale
Bertolak dari dua perspektif di atas, (ABS), General Health Questionnaire (GHQ-
muncullah konsep-konsep kebahagiaan di 12), Life Satisfaction Index-A (LSI-A),
masa kini yang bersumber dari perspektif Rosenberg Self-Esteem Scale, Satisfaction
hedonic dan eudaimonic, misalnya konsep with Life Scale (SWLS), serta State-Trait
well-being. Tak berhenti sampai di sini, Anxiety Index (STAI).
pemikiran tentang kebahagiaan kian Menariknya, pengukuran kebaha-
variatif dan memiliki tolak ukur yang giaan pun mulai bergeser cakupannya, tak
beragam. Beberapa pakar mendesain lagi bersifat personal, melainkan global.
pengukuran kebahagiaan melalui faktor Dikutip Hartanto (2007), seorang psikolog
ektsernal dan sebagian yang lain melalui sosial bernama Adrian White dari
faktor internal. Beberapa pakar yang fokus Universitas Leicester Inggris menerbitkan
terhadap aspek internal kebahagiaan ialah Peta Kebahagiaan Dunia (Global Map of
Seligman (2013), dalam buku Beyond Subjective Well-Being) dengan
Authentic Happiness, bahwa kebahagiaan menggunakan data-data dari United
diukur dari kepuasan hidup seseorang. Nations of Educational, Scientific, and
Semakin tinggi tingkat kepuasan, maka Cultural Orgnization (UNESCO), The New
tingkat kebahagiaan individu semakin Economics Foundation, World Health
tinggi. Demikian juga dengan Diener (1985; Organization (WHO), United Nations High
2000) yang mengembangkan alat ukur Commissioner for Refugees (UNHCR),
subjective well-being yang melihat ranah Latinbarometer, bahkan data Central
kognitif dan afektif. Watson, Clarck dan Intellegence Agency (CIA). Melibatkan 80
Tellegen (1988) juga berusaha mengukur ribu responden, penelitian kebahagiaan ini
kebahagiaan yang berasal dari dalam diri mengaitkan dengan tingkat kesehatan,
individu berupa afek positif dan afek negatif kemakmuran, dan pendidikan warga suatu
yang diukur melalui PANAS scale. Selain alat negara. Berdasarkan pemetaan itu,
ukur di atas, banyak sekali alat ukur Denmark merupakan negara terbahagia
kebahagiaan (happiness) yang lain seperti sedunia. Di sisi lain, Burundi merupakan
Oxford Happiness Inventory (Hill & Argyle, negara yang paling tidak bahagia jika
2002), Subjective Happiness (Lyubomirsky dibandingkan dengan negara-negara lain.
& Lepper, 1999), serta Satisfaction with Life Sementara itu, Indonesia berada di urutan
Scale (Diener, Emmons, Larsen and Griffin, ke-64 dunia. Malaysia di urutan ke-17,
Australia ke-26, dan Papua Nugini di urutan bangsa (unsdsn.org, 2015). Hasilnya, Swiss
ke-86. menjadi negara di peringkat pertama yang
Tak ingin kalah dari Inggris, masyarakatnya dianggap paling bahagia di
Amerika Serikat melalui laporan survey dunia, diikuti oleh Islandia, Denmark,
pertamanya di tahun 2012 membuat Norwegia, Kanada, Finlandia, Belanda dan
laporan “World Happiness Report” yang Swedia. Amerika sendiri berada di urutan
bertujuan mengukur kebahagiaan suatu ke-15. Sedangkan negara-negara yang
negara dalam rangka membantu warganya dianggap paling tidak bahagia hingga
guna membuat kebijakan publik (Chirzhin, kurang dan cukup bahagia (The saddest —
2015). Lembaga survey yang dimotori er, least "happy") ialah Togo, Burundi, Syria,
Helliwell, Layard, dan Sach (2017) dari Benin dan Rwanda (Boyer, 2015).
University of British Columbia ini secara Survei tentang kebahagiaan yang
berkala mengukur kebahagiaan negara- dilakukan organisasi United Nations Social
negara di dunia menggunakan tiga elemen Development Solution Network (UNSDSN)
kebahagiaan, yaitu melalui evaluasi hidup di USA bukannya tanpa landasan keilmuan.
(life evaluation), afek (affect), serta Salah satu kunci utama penelitian ini justru
kepuasan hidup (eudaimonic). Hasilnya, didasarkan pada penelitian psikologis dan
Norwegia, Denmark, Islandia, Swiss, serta neurosains yang menganjurkan bahwa
Finlandia, secara urut menjadi 5 negara menjaga otak tetap “bahagia” mampu
paling bahagia di dunia pada tahun 2017, membantu empat hal: 1) tetap positif, 2)
sementara Indonesia berada di urutan ke- menyembuhkan perasaan negatif, seperti
81. Hasil survey ini berubah di tahun 2019, kesedihan atau kemarahan, 3) peduli dan
yang mendudukkan Indonesia di posisi ke- menghabiskan waktu bersama keluarga dan
92 (turun 11 angka) dengan negara teman-teman, serta 4) tetap waspada,
terbahagia yaitu Finlandia. meski ada sensasi kekaguman atau
Survey kebahagiaan dalam cakupan kegembiraan (Brodwin, 2015). Penilaian
besar lainnya dilakukan oleh Sustainable kebahagiaan ini juga menggunakan
Development Solutions Network (SDSN), pengukuran yang lain, yaitu Gross Domestic
sebuah yayasan di Amerika Serikat, yang Product (GDP) per kapita (ekonomi),
menganalisis 185 negara melalui pengu- dukungan sosial, harapan hidup dan
kuran terhadap kemampuan ekonomi kesehatan, kebebasan dalam mengambil
rakyatnya, neuroscience, statistik kependu- pilihan dalam hidup, kedermawanan,
dukan, serta gambaran tingkat kesejah- persepsi terhadap korupsi, dystopia
teraan subjektif yang secara efektif (melihat masa depan dengan buram), dan
digunakan untuk mengukur kemajuan warisan (Boyer, 2015).
intelektual dengan kegiatan membaca buku, term dan konsep kebahagiaan (al-saadah)
menulis, ataupun mengajar. sebagaimana termaktub dalam Alquran
Pada intinya, kebahagiaan yang maupun Hadis inilah yang dieksplorasi
diraih jiwa insani memiliki potensi untuk dalam penelitian ini. Untuk itulah
terus berkembang. Tangga ketiga, yakni diperlukan telaah term-term dan konsep-
kebahagiaan moral (moral happiness), yaitu konsep dalam Alquran dan Hadis guna
kebahagiaan akan muncul jika pengalaman menemukan indikator kebahagiaan yang
hidup individu bisa disalurkan kepada secara eksplisit muncul dalam ayat Alquran
generasi selanjutnya, tidak untuk dirinya dan dalil Hadis.
sendiri. Tangga ketiga ini memperjelas
bahwa kebahagiaan justru diperoleh dan Metode
lebih bermakna jika seseorang memberi, Desain penelitian
kebahagiaan moral ini menurut Hidayat studi literatur dengan Alquran dan Hadis
(2013) kemudian menjadi lebih luas lagi, sebagai rujukan utama, sementara
yaitu tangga keempat, kebahagiaan sosial pemikiran para tokoh dan mufasir menjadi
dengan orang lain, secara tidak langsung ia pemahaman tentang konsep dan seleksi
penelitian sosial menunjukkan, salah satu tian ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap
yang baik, yang dimulai dari keluarga. arti melalui pencarian arti dari akar kata,
Namun, hidup yang dibatasi hanya dalam yaitu secara etimologis (melalui pencarian
jaringan keluarga juga tidak cukup sehingga akar kata dari ilmu shorof) dan secara
seseorang senantiasa memerlukan relasi terminologis yang digali dari Alquran dan
misalnya dengan menolong maupun tan tematik (thematic approach) dari ayat-
berbagi kepada sesama teman. ayat Alquran dan Hadis melalui metode
Tabel 1. Term atau konsep-konsep al-sa’adah berdasarkan akar kata dan sinonimnya
Konsep-konsep al-Sa’adah &
term yang
No Sumber/Rujukan dalil
berdekatan/memiliki makna
sama/mirip
3. Falah, yang bersumber dari QS. al-Baqarah: 5, 189; ali Imran: 104, 130, 200; al-Maidah:
kata: ( مفﻠحونorang-orang yang 35, 90, 100; al-An’am: 21,135; al-A’raf: 8, 69, 157; al-
berbahagia/beruntung) Anfaal: 45; at-Taubah: 88; Yunus: 17,69,77,23; an-Nahl:
116; al Kahfi:20; Thaha: 69; al-Hajj: 77, al-Mu’minun: 102,
117; an- Nur: 31, 51; al-Qashash: 67,82; ar-Ruum: 38;
Luqman: 5; al-Mujadalah: 22; al-Hasyr:9; al-Jum’ah: 10;
dan at-Taghabun: 16.
4. Farah: ( ﻓرحsenang) QS. Ali Imran: 120, 170, 188; al-An’am: 44; at-Taubah: 50,
81; Yunus: 22, 58; Huud: 10; ar-Ra’du: 26,36; al-
Mu’minun: 53; an-Naml: 36; al-Qashash: 76; ar-Ruum; 4,
32, 36; al-Ghafir: 75,83; asy-Syuuraa: 48; dan al-Hadiid: 23.
5. Fauz: ( ﻓوزkeberuntungan) QS. an-Nisa: 13, 73; al-Maidah: 119; al-An’am: 16; at-
Taubah: 72, 89, 100, 111; Yunus: 64; al-Ahzab: 71, ash-
Shaffat: 60; al-Ghaafir: 9; ad-Dukhan: 57; al-Fath: 5; al-
Hadid: 12, ash-Shaff: 12; at-Taghabun: 9, dan al-Buruj: 11.
8. Busyro: ( بشريkabar gembira) Q.S. An-Naml: 2; Huud: 69, 74; Al-Furqon: 22; Az-Zumar:
17; An-Nahl: 89, 102; Yunus: 64, Al-An’am: 48; An-Nisa’:
165; Al-Ankabut: 31; Ali Imron: 126; Al-Anfal: 10; Al-
Ahqaf: 12; Al-Baqarah: 97, 21; Yusuf, 19; Al-Kahfi: 56.
11. Barakah: ( برﻛةkeberkahan) QS. al-A’raf: 96; Huud: 48, 73; an- Nahl: 127.
12. Salam/Aslam: ( سﻼمkeselamatan) QS. al-Maidah: 16; al-An’am: 125, 127; al-A’raf: 46; at-
Taubah: 74; Yunus:10, 25; Huud: 48,69; ar-Ra’du: 24;
Ibrahim: 23; Al-Hijr: 46, 52; an-Nahl: 32, Maryam:
33,47,62; Thaha: 47; al- Anbiyaa: 69; al-Furqaan: 63,75;
an-Naml: 59; al-Qashash: 55; al-Ahzab: 44; Yaasiin: 58; as-
Shaffat: 79, 109, 120, 130; az-Zumar: 22, 73; az-Zuhruf: 89;
al-Hujuurat: 17; Qaaf: 34; adz-Dzaariyyat: 25; al-Waaqi’ah:
91; al-Hasyr: 23; as-Shaff: 7; dan al-Qadr: 5.
15. Syarh: ( ﺷرحlapang) QS. Al-An’am: 125; an-Nahl: 106; Thaha: 25; az-Zumar: 22,
dan al-Insyirah: 1.
sedih atau tidak bahagia. amar ma’ruf nahi munkar, mencari rida
Berdasarkan hasil telaah dalil-dalil Allah dan mendapatkan rida Allah, jihad
yang bersumber dari Alquran, maka dapat jiwa dan harta, Ishlah (memperbaiki diri,
dijelaskan bahwa ayat-ayat yang membahas bertaubat, meminta ampun) mencari
masalah kebahagiaan dari term al-sa’adah perlindungan Allah (berdoa), zikir
hanya ditemukan dua ayat saja. (mendekatkan diri kepada Allah), mendapat
Penelusuran term lain yang sinonim dan petunjuk, mendapatkan rahmat/karunia
mirip atau memiliki makna sama dengan al- Allah, berserah diri, uswah hasanah (suri
sa’adah kemudian dilakukan dan ditemukan teladan), menolak kejahatan dengan
sebanyak 14 term dengan jumlah sebanyak kebaikan serta menjaga lisan dan
162 ayat. Sementara itu, hasil penelusuran perbuatan.
dalil Hadis diperoleh sebanyak 24 Hadis. Indikator kebahagiaan tersebut
diperoleh melalui pengkategorian atau
Pembahasan pencarian kata kunci dari masing-masing
Berdasarkan penelusuran ayat-ayat ayat dan dalil hadis melalui telaah tematik
Alquran dan Hadis di atas, diperoleh yang tersirat dari masing-masing ayat.
indikator kebahagiaan sebagai berikut, Berikut ini ialah kategorisasi ayat atau dalil
yaitu iman-takwa, tafaqquh fid-dien, amal berdasarkan indikator yang ditemukan:
saleh, sabar, syukur, tazkiyatun al-nafs,
2. Berpegang teguh pada Al-Kahfi: 20; An-Nahl: 106; serta Sahih Ahmad no 1518 dan
agama (tafaqquh fi al- 3596
dien)
3. Berbuat kebaikan (amal Al-Baqarah: 5; Ar-Rum: 38; At-Taghabun: 9, 16; Al-Anfal: 10;
saleh) Al-Ahqaf: 12; Al-Waqi’ah: 91; Maryam: 33, 47; Al-A’raf: 8; Al-
Mukminun: 102; Al-Mujadalah: 22; Al-Hasyr: 9; An-Nahl: 30,
97; As-Syuraa: 23; An-Naml: 89; Yunus: 10, Ibrahim: 23; Al-
Buruuj: 11; Ar-Ra’du: 29; Al-An’am: 125, 127; Sahih Bukhari
No Indikator Rujukan
4. Sabar (sabr) Ali Imran: 120, 126, 200; Ar-Ra’du: 24; al-Furqan: 75; An-
Nahl: 127: Az-Zumar: 10
5. Syukur (syukr) Al-A’raf 8, 69; Al-Qashash: 82; Yunus: 22, 58; Ar-Rum: 34; As-
Syura: 48; An-Nahl: 112; Al-Insyiqaq: 13
9. Mencari dan mendapat Al-Maidah 16, 119; At-Taubah: 72, 89, 100, 111; Al-Fath: 18;
ridha Allah Al-Insan: 11; Al-Mumtahanah: 6; Al-A’raf: 46
10 Mengingat Allah Al-Anfal: 45; Al-Jumu’ah: 10; Ar-Ra’du: 28; Sahih Bukhari no.
(dzikrullah) 97
12. Memperbaiki diri Al-Qashash: 67; An-Naml: 46; At-Taubah: 4, 74; Al-An’am: 48;
(ishlah) Al-Baqarah: 213; An-Nahl: 41, Sahih Ahmad no. 4036
14. Mencari perlindungan Al-Anfal: 10; Hud: 105; Sahih Bukhari no. 64
Allah
17. Menjaga Lisan dan Maryam 62, Al-Furqan: 63; Al-Qashash: 55; Ali Imran: 120,
Perbuatan 188
lingkungan sosial yang baik, terjauhkan dari munkar, penyucian jiwa (tazkiyatun al-
fitnah, terlindung dari musibah atau nafs), mengingat Allah (dzikrullah),
bencana, mendapat rahmat iman-Islam, berserah diri, uswah hasanah, mencari
mendapat karunia umur panjang, mendapat perlindungan Allah, jihad fii sabilillah, serta
kemudahan dalam berbuat kebaikan atau tafaqquh fid-dien merupakan proses
kebajikan, mendapat petunjuk dari Allah, pencapaian kebahagiaan yang bersumber
serta mendapat kelapangan dada dalam dari perilaku. Umat Islam sebagai hamba
ber-Islam. Dalam konteks ini, peneliti Allah dalam konteks ini diharapkan mampu
menyimpulkan bahwa indikator mendapat menerapkan perilaku tersebut jika ingin
rahmat Allah masuk dalam kategori mendapat kebahagiaan jiwa yang
kebahagiaan dunia. sesungguhnya. Beberapa penelitian versi
Indikator terbanyak ketiga ialah Barat meneguhkan temuan ini. Di antaranya
amal saleh. Amal saleh atau amal baik yang ialah Watkins, Woodward, Stone, dan Kolts
tersirat dalam ayat-ayat kebahagiaan ini di (2003) yang menemukan bahwa bersyukur
antaranya ialah membantu orang lain, (gratitude) merupakan komponen
mendahulukan orang lain, berinfaq, terpenting dari kebahagiaan.
bersedekah, saling menyayangi sesama dan Kebahagiaan dalam perspektif Islam
juga menyayangi non muslim, mendoakan yang bersumber dari Alquran dan Hadis
kebaikan bagi orangtua dan orang lain, yang dalam hal ini mengacu pada pedoman
menghilangkan kesusahan atau gangguan Islam atau agama, bukan berarti
bagi orang lain, serta rendah hati. Indikator mengecilkan atau mempersempit cakupan
amal saleh inilah yang dalam kebahagiaan penerapan kebahagiaan hanya untuk umat
versi Barat paling ditekankan, yaitu Islam saja. Sebagai agama rahmatan lil
membantu orang lain sebagaimana ‘alamin, kebahagiaan versi Islam yang
penelitian Post (2005) yang menjelaskan bersumber dari Alquran dan Hadis ini dapat
bahwa sikap altruisme merupakan kunci menerobos lintas batas negara, ras,
kebahagiaan dan kesehatan. Hal ini juga geografi, suku, serta gender. Inilah yang
selaras dengan prinsip utilitarianisme disebut sebagai universalitas Islam.
tentang summumbonum, yaitu bahwa guna Pengecualiannya hanya terjadi pada ridha
mencapai kebahagiaan, tindakan manusia Allah dan rahmat Allah, bahwa manusia
harus diarahkan pada asas utility atau yang mendapat ridha Allah dan rahmat-
manfaat (Ahnan, 2014). Nyalah (terutama rahmat iman-Islam) yang
Indikator yang lain, yaitu sabar, akan mendapat kebahagiaan sejati dan
syukur, mencari dan mendapat ridha Allah, paripurna. Pada indikator lain, non muslim
memperbaiki diri (ishlah), amar ma’ruf nahi
juga bisa meraih kebahagiaan dan diukur _________________ (2017). Majmu’at rasa’il al-
Imam Al-Ghazali: Kimia sa’adah
menggunakan alat ukur versi Islam.
(Al-Thab’ah Al-Sabi’ah). Beirut,
Terlepas dari berbagai kekurangan Lebanon: Dar Al-Khotob Al-
Ilmiyah.
dalam penelitian ini, sebagai studi
pendahuluan, hasil temuan penelitian ini Arifin, M.S. (2015). The psychology of
happiness according to Imam Al-
selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan Ghazali: Its relevance in
dasar pembuatan alat ukur kebahagiaan understanding today’s human
happiness. Iconipsy Book of
menurut Alquran dan Hadis. Abstract. Yogyakarta: The 2nd
International Conference on
Simpulan Islamic Psychology.
Hasil telaah yang dilakukan dalam Boyer, L. (2015). These are the 20 happiest
countries in the world. US News.
penelitian ini melalui eksplorasi dalil-dalil Diunduh dari http://www.usnews.
yang bersumber dari Alquran dan Hadis, com/ news/articles/2015/04/24/
world-happiness-report-ranks-
telah menemukan sebanyak 17 indikator al- worlds-happiest-countries-of-
sa’adah. Eksplorasi ini dilakukan melalui 2015.
penelusuran term al-sa’adah dan term/ Brodwin, E. (2015). Science says these are
the happiest countries in the
konsep lain yang mirip atau memiliki
world. Bussiness Insider. Diunduh
makna sama, dan ditemukan sebanyak 15 dari
http://www.businessinsider.co.id/
term. Dari term-term tersebut, kemudian
new-world-happiness-report-
ditemukan sebanyak 164 ayat Alquran (dari 2015-2015-4/?r=US&IR=T#.
Vvgu03C9yME.
122 surat) dan 24 dalil Hadis yang menjadi
indikator al-sa’adah (kebahagiaan) yang Diener, E. (2000). Subjective well-being:
The science of happiness and a
bersumber dari Alquran dan Hadis. proposal for a national index.
American Psychologist, 55(1), 34-
43.
Daftar Pustaka Diener, E., Emmons, R.A., Larsen, R.J., &
Griffin, S. (1985). The satisfaction
Ahnan, M. (2014). Kebahagiaan dalam with life scale. Journal of
tasawuf: Komparasi pemikiran Personality Assessment, 49, 71-75.
Hamka dan Ghazali. Jurnal Refleksi,
14(1), 67-81. Chirzhin, H. (2015, September). Peace and
happiness, the need of a new
Al-Ghazali, A.H. (2001). Kimiya al-sa’adah: epistemology and textbook writing.
Kimia ruhani untuk kebahagiaan Makalah dipresentasikan pada
abadi (Terjemahan Dedi Slamet Seminar Human Happiness and
Riyadi & Fauzi Bahreisy). Jakarta: Integration of Knowledge,
Zaman. Sidoarjo: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo (UMSIDA).
Feldman, (2010). Whole life satisfaction Jami’u -al Huquq al-mahfudzah. (2011). Al-
concept of happiness. Chapter five. Munjid fi-al-lughah wa al-a’lam.
Oxford University Press. Diunduh (Al-thab’ah al-rabi’ wa al-arbain).
dari http://www.colorado.edu/ Birut, Lebanon: Dar al-Masyriq.
philosophy/ heathwood/pdf/
feldman_wlsch.pdf. Joshanloo, M. (2013). A Comparison of
western and Islamic conception of
Fuad, M. (2016). Psikologi kebahagiaan happiness. Journal of Happiness
dalam Al-Qur’an: Tafsir tematik STUDIES, 14, 1857-1874.
atas ayat-ayat Al-Qur’an tentang
kebahagiaan (Laporan penelitian). Lyubomirsky, S., & Lepper, H.S. (1999). A
Lembaga Penelitian dan measure of subjective happiness:
Pengabdian Masyarakat, Institut Preliminary reliability and
Agama Islam Negeri Purwokerto. construct validation. Social
Indicators Research, 46, 137-155.
Garvey, J. (2010). 20 karya filsafat terbesar.
Yogyakarta: Kanisius. Ninin, R.H. (2015). The servant self, the
ideal personality for health and
Hartanto, B. (2007). Global map of happiness: A study on related
subjective well-being. Media verses in the Quran. Iconipsy Book
Indonesia. Diunduh dari: of Abstract. Yogyakarta: The 2nd
http://mediaindonesia.com. International Conference on
Islamic Psychology.
Hamdan, S.R. (2016). Konsep Happiness
ditinjau dari Psikologi Positif dan Miskawaih, I. 1999. Menuju kesempurnaan
Psikologi Islam. Makalah akhlak: Buku daras pertama
dipresentasikan pada the 2nd tentang filsafat etika (terjemahan
International Conference on Helmi Hidayat). Bandung: Mizan.
Islamic Psychology, October 9-16,
Yogyakarta, Indonesia. Post, S.G., (2005). Altruism, happiness, and
health: It’s good to be good.
Hamka. (2015). Tafsir al-azhar. Yogyakarta: International Journal of Behavioral
Gema Insani Press. Medicine, 12(2), 66–77.
Helliwell, J.F., Layard, R., & Sachs, J. (2017). Rahmat, J. (2004). Meraih kebahagiaan.
World Happiness Report: 2017. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
_________________ (2019). World Happiness
Report: 2019. Raibley, J.R., 2012. Happiness is not well-
being. Journal Happiness Study, 13.
Hidayat, K. (2013). Psikologi kebahagiaan: 1105-1129.
Merawat bahagia tiada akhir.
Bandung: Noura Books. Seligman, M. (2013). Beyond authentic
happiness: Menciptakan kebaha-
Hills, P., & Argyle, M. (2002). The oxford giaan sempurna dengan psikologi
happiness questionnaire: A positif. Bandung: Penerbit Kaifa PT
compact scale for the Mizan Pustaka.
measurement of psychological
well-being. Personality and Sholihah, I. (2016). Konsep kebahagiaan
Individual Differences, 33, 1073– dalam Al-Qur’an: Perspektif tafsir
1082. Mutawalli As-Sya’rawi dan
psikologi positif (Tesis).
Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim, Malang.