Anda di halaman 1dari 7

Anggota

Kelompok
Alwafi
Laelatun Nur Azizah
Dwi Meiliana Sari
Annisa Zaririma

“KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS”
kesejahteraan psikologis

adalah kondisi individu yang ditandai dengan adanya


perasaan bahagia, memiliki kepuasan hidup dan tidak
ada tanda-tanda depresi. Kondisi tersebut
dipengaruhi oleh adanya fungsi psikologis positif dari
diri individu yaitu : penerimaan diri, hubungan sosial
yang positif, mempunyai tujuan hidup,
mengembangkan potensi dan mampu mengontrol
lingkungan eksternal.
Dimensi individu yang mempunyai fungsi psikologis
yang positif yaitu:

 Penerimaan diri (Self-acceptance)


 Hubungan Positif dengan orang lain
( Positive relation with others)
 Memiliki Kemandirian (Autonomy)
 Mampu mengontrol lingkungan
eksternal (Environmental Mastery)
 Tujuan Hidup (Purpose in Life )
 Pengembangan Potensi dalam diri
(Personal Growth)
 Otonomi
 Penguasaan lingkungan
 Pertumbuhan pribadi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kesejahteraan Psikologis

usia
Jenis Kelamin

Status sosial ekonomi


Dukungan Sosial

Religiusitas
Jaringan Sosial

kepribadian
Budaya

Pemberian arti
Kesehatan Fisik
dalam hidup
Peningkatan Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil-hasil riset di bidang ilmu psikologi, para ahli
merumuskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesejahteraan
psikologis, antara lain: kemampuan financial, lingkungan pekerjaan,
keluarga, dan tingkat pendidikan (Mirowsky & Ross, 2005), dan
kualitas kepribadian (Ryff, 1989)

Menurut pendapat Ryff Individu yang memiliki keterbukaan diri


dan ceria maka mudah baginya bergaul dengan orang lain
(extraversions), dan ramah (agreeableness) maka individu akan
memiliki penerimaan diri yang baik (good self-acceptance) serta
memiliki kemampuan dalam membangun hubungan dengan orang
lain, dan pemahaman lingkungan social yang baik pula (good
environment mastery)

Sementara itu individu yang memiliki sikap hati-hati


(agreeableness) dan memiliki tingkatan kecemasan yang
rendah (low neuroticism) akan meningkatkan penguasaan
terhadap lingkungan (environment mastery) dan
kejelasan dalam tujuan hidupnya (purpose in life), dan
membuat individu lebih mandiri (autonomy).
Ilmuan Islam mengenai
kesejahteraan Psikologis
( Ibnu Miskawaih)

Selain ilmuwan-ilmuwan psikologi, ilmuwan-ilmuwan Islam pun telah


menjelaskan konsep kesejahteraan psikologis ini. Menurut Ibnu
Miskawaih kebahagiaan (al-sa’adah) terdiri atas dua jenis, yaitu:
kebahagiaan materi (jism al-sa’adah) dan kebahagiaan psikologis (nafs al
sa’adah).

Kebahagiaan materi pada dasarnya bukan kebahagiaan, karena individu


bahagia hanya sebatas pada hal-hal material saja Ibnu Miskawaih
menyebutnya sebagai kebahagiaan yang menipu. Namun demikian kebanyakan
manusia ketika menyebutkan dirinya bahagia sering terjebak dengan
kebahagiaan materi ini

Adapun kebahagiaan yang sejati menurut Ibnu Miskawaih adalah


kebahagiaan jenis kedua yaitu kebahagiaan psikologis. Konsep
kebahagiaan psikologis ini mirip dengan kesejahteraan psikologis (true
happiness), menurut Ibnu Miskawaih kebehagiaan jenis ini akan dapat
membawa manusia ke derajat para malaikat.
I

ilmuan Islam mengenai


kesejahteraan Psikologis
(Al Ghazali)
Menurut Al Ghazali kebahagiaan itu berasal dari
transformasi diri, dan terletak pada pemahaman
dirinya. Kata al Ghazali, “barangsiapa yang dapat
memahami dirinya, maka sungguh ia akan bahagia”.
Mengapa demikian? Karena pemahaman diri dapat
menjadi cermin dari pengalaman-pengalaman hidupnya
di masa lalu, masa sekarang, dan teropongan individu
pada masa yang akan datang

Individu akan benar-benar mencapai


taraf kebahagiaan apabila ia dapat
membersihkan hatinya dari debu-debu
racun sehingga bersih seperti cermin,
itu berarti cahaya Allah telah masuk
kedalam dirinya.

Anda mungkin juga menyukai