PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
PERTEMUAN KE-6
Disusun Oleh:
Winda Nurdiyanti
20089063
Kode Seksi Mata Kuliah:
202021280315
Dosen Pengampu:
Helga Nuri Honesty, S. E., M. Acc.
Pada hakekatnya, kewirausahaan sosial ini muncul karena beberapa alasan, antara
lain:
Apa sih sebenarnya yang menjadi motivasi kebanyakan orang menjadi wirausaha
sosial? Sebuah penelitian di Eropa mencoba meneliti motivasi pemuda menjadi
wirausaha sosial, hasilnya adalah 22% karena ingin merubah dunia, 17% karena ingin
menjadi bos, 11% karena pengalaman personal, 11% ingin menyelesaikan kebutuhan
yang belum terpenuhi, 9% karena tidak memiliki pekerjaan, 6% karena ingin
melakukan sesuatu yang lebih baik, 6% karena alasan mengambil peluang, 4% karena
kekecewaan, 3% ingin terlibat dengan masyarakat lokal, 3% karena mempelajari
peluang, 3% karena popularitas dari kewirausahaan sosial, dan 3% lainnya
menghindari tangga perusahaan. Itu adalah berbagai motivasi yang mendorong
seseorang menjadi wirausaha sosial.
- Ketiga, aktualisasi. Bagi saya, sangat tidak ternilai kebahagiaan yang saya
rasakan, ketika saya memiliki sebuah ide di pikiran saya, yang dulu mungkin
hanya ada di pikiran, lalu hanya saya ceritakan dan diskusikan, kemudian saya
berusaha merealisasikannya. Setelah ide itu terealisasi, tumbuh, dan
berdampak besar bagi kehidupan banyak orang, saya merasakan sebuah
kebahagiaan yang tak ternilai. Disana ada sebuah kebahagiaan dan
kenikmatan akan arti keberadaan diri yang sangat menyejukkan hati.
PARADIGMA SOSIAL YANG SAYA LIHAT ADALAH
Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri.
Bank sampah merupakan strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar
dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari
sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan
dengan gerakan 3R di kalangan masyarakat, sehingga manfaat langsung yang
dirasakan masyarakat tidak hanya ekonomi kerakyatan yang kuat, namun
pembangunan lingkungan yang bersih dan hijau guna menciptakan masyarakat yang
sehat (Kementerian Lingkungan Hidup, 2011: 8).
Dengan menyatukan bank sampah dengan gerakan 3R, akan tercipta kesatuan
yang utuh antara warga, bank sampah, dan lingkungan bersih dan hijau di tingkat
lokal. Berdasarkan uraian yang disampaikan diatas, dapat disimpulkan bahwa Bank
Sampah merupakan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah yang dapat
dimanfaatkan kembali serta memiliki nilai ekonomi. Bank Sampah mengadopsi
prinsip bank pada umumnya sebagai strategi dalam pengelolaan sampah. Pada 43
Bank Sampah, nasabah menyetorkan sampahnya ke bank yang kemudian dicatat dan
dihargai sesuai harga jual sampah oleh teller/ pengelola Bank Sampah.
Mekanisme Pengelolaan Bank Sampah Bank sampah memiliki mekanisme
pengelolaan yang jelas dan terstruktur. Dalam proses pelaksanaannya pengelola harus
menjalankan bank sampah sesuai dengan pedoman pengelolaan yang sudah disusun
dan disepakati sejak awal pendirian bank sampah. Hal ini dimaksudkan agar bank
sampah berjalan sesuai dengan aturan dan mampu mencapai tujuannya. Pada proses
pelaksanaanya, mekanisme menabung sampah di bank sampah sama seperti proses
menabung uang pada umumnya. Bedanya jika menabung uang, nasabah datang
membawa uang kemudian dicatat kedalam buku rekening. Namun, dalam menabung
sampah, warga hanya perlu datang membawa sampahnya kemudian ditimbang dan
dihitung nilainya baru kemudian dicatat dalam buku rekening.
1. Ditinjau dari aspek kesehatan dapat menciptakan rumah menjadi bersih, sehat
dan bebas dari sampah, Mengurangi kebiasaan pembakaran sampah sehingga
dapat mengurangi terjadinya pencemaran udara yang bisa menimbukan
gangguan kesehatan, mengurangi pencemaran air terutama air sumur gali dari
sampah-sampah anorganik yang biasanya ditimbun warga, mengurangi resiko
gangguan kesehatan pemulung yang ada di TPA
A. Sistem Tabungan
Sistem tabungan dalam Bank Sampah ada dua, yaitu sebagai berikut;
Berikut merupakan Program Kerja Bank Sampah yang menjadi focus pelaksanaan:
Dari banyaknya program kerja berikut, yang menjadi focus penelitian ini
adalah Pengolahan Sampah Rumah Tangga. Dimana dalam pelaksanaannya program
ini mampu menumbuhkan semangat kreativitas masyarakat dalam mengolah sampah
baik organic dan non-organik. Untuk sampah organic, pihak pengelola Bank Sampah
mengolahnya menjadi kompos yang kemudian digunakan dan dijual untuk
mengembangkan pertanian diwilayah sekitar Dusun Badegan.
Sumber Pendanaan
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari sumber- sumber tersebut Bank sampah membiayai
segala kegiatan pengelolaan, perawatan mesin, serta membayar pegawai.
Kemitraan