Anda di halaman 1dari 4

Nama : shamil besayev

NIM : 20089058
PRODI : Ilmu Keolahragaan
Mata Kuliah : Biokimia Olahraga
RESUM BAB 7

PROTEIN

A. Fungsi protein di dalam tubuh manusia


1. Pembentukan Hormon
2. Alat Penyimpan Molekul
3. Menyeimbangkan pH
4. Alat Tranportasi Nutrisi dan Molekul Tubuh
5. Sumber Energi Bagi Tubuh
6. Pembentukan Antibodi
7. Menyeimbangkan Cairan
8. Perbaikan dan Perawatan Jaringan Tubuh
9. Pembentukan Enzim
10. Membantu Metabolisme Tubuh

B. Struktur protein primer, sekunder, tersier dan kuartener


1. Struktur Primer
Susunan linier asam amino dalam protein merupakan struktur primer.
Susunan tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang
menentukan sifat dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan
bentuk struktur sekunder dan tersier.
2. Struktur Sekunder
Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein
menyebabkan struktur utama membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri.
Bentuk-bentuk yang dihasilkan dapat spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini
dinamakan struktur sekunder. Dalam kenyataannya struktur protein biasanya
merupakan polipeptida yang terlipat-lipat dalam bentuk tiga dimensi dengan
cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling berdekatan.
3. Struktur Kuartener
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan satu
rantai polipeptida. Akan tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida
dalam membentuk suatu protein, maka disebut struktur kuartener. Pada
umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknya protein sama dengan
ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier.
C. Fungsi protein sebagai enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
yang mempercepat laju reaksi suatu reaksi kimia tanpa secara langsung mengubah
bentuk enzim itu sendiri.
Fungsi protein enzim juga bertugas sebagai pembentuk enzim, yaitu zat
yang mendukung terjadinya reaksi kimia dalam tubuh. Misalnya enzim yang
dihasilkan untuk mengubah karbohidrat, protein, dan lemak ke dalam bentuk yang
lebih sederhana agar mudah diserap tubuh.
D. Mekanisme kerja enzim dan factor-faktor yang mempengaruhi tingkat reaksi
enzimatik
Cara kerja enzim adalah mengikat ke satu atau lebih molekul reaktan.
Molekul-molekul ini adalah substrat enzim. Dalam beberapa reaksi, satu substrat
dipecah menjadi beberapa produk. Di tempat lain, dua substrat bersatu untuk
membuat satu molekul yang lebih besar atau untuk menukar potongan.
Cara kerja enzim hanya dapat berlangsung dalam kondisi tertentu. Sebagian
besar jumlah dalam tubuh manusia, cara kerja enzim paling baik pada suhu sekitar
37°C atau suhu tubuh. Pada suhu yang lebih rendah, mereka akan tetap bekerja
tetapi jauh lebih lambat.
Untuk pH, cara kerja enzim hanya dapat berfungsi pada rentang pH tertentu
(asam/basa). Preferensi mereka tergantung di mana mereka ditemukan di dalam
tubuh. Misalnya, enzim di usus bekerja paling baik pada pH 7,5, sedangkan enzim
di perut bekerja paling baik pada pH 2 karena lambung jauh lebih asam.
Faktor yang mempengaruhi tingkat reaksi enzimatik yaitu:
1. Tingkat keasaman (pH)
2. Suhu
3. Kofaktor
4. Konsentrasi Enzim dan Substrat
5. Inhibitor (Penghambat)
6. Aktivator (Pengaktif)

E. Kofaktor dan koenzim

1. Koenzim ialah molekul organik, sedangkan kofaktor dapat anorganik juga.


2. Koenzim terikat longgar dengan enzim dan ada beberapa kofaktor lainnya yang
terikat erat pada enzim.
3. Sebuah koenzim adalah jenis kofaktor. Ini adalah kofaktor yang terikat longgar
ke enzim.
4. Kofaktor adalah senyawa kimia yang terikat pada protein.
5. Sebuah kofaktor adalah senyawa kimia non-protein, sedangkan koenzim adalah
molekul non-protein.

F. Perputaran protein
Perputaran protein adalah proses di mana tubuh Anda menggunakan protein
untuk membangun bentuk tubuh. Dalam sel otot skeletal, peningkatan yang
diinduksi oleh pelatihan padaprotein mitokondria yang terjadi selama beberapa
minggu dan bulan dapatmeningkatkan kemampuan sel otot untuk menghasilkan
ATP melalui metabolismeoksidatif, sehingga meningkatkan kinerja ketahanan
yang meningkat (Gollnick etal., 1973; Holloszy & Coyle).1984). Demikian
pula,dalam halakumulasi dariprotein myofibrillar dalam menanggapi pelatihan
ketahanan yang akhirnyamenghasilkan hipertrofi otot (yaitu pertumbuhan otot) dan
memungkinkan kitauntuk menjadi lebih kuat (Wackerhage & Ratkevicius, 2008).
Sebaliknya,ketikatingkat degradasi protein melebihi tingkat sintesis protein, seperti
selama masaberpuasa atau tidak digunakan, otot-otot kita mengalami atrofi dan
menjadi lebihkecil (Philips et al., 2009).
Setiap kromosom pada dasarnya adalah untaian DNA tunggal tetapi
sangatpanjang, dan itu adalah informasi yang terkandung dalam segmen tertentu
dariDNA kita (yaitu gen) yang menentukan asam aminomana (dan, apalagi,
urutanlinier spesifik asam amino) yang digunakan untuk membuat protein yang
menarik.Untuk membuat protein baru, sel-sel kita harus membuat salinan segmen
DNAyang relevan melalui proses yang dikenal sebagai transkripsi, yang
menghasilkansenyawa yang baru terbentuk yang dikenal sebagaimessenger
ribonucleic acid(mRNA). Proses transkripsi terjadi di nukleus. Informasi yang
terkandung dalammolekul mRNA yang baru terbentuk selanjutnya menentukan
sifat asam aminoyang tepat untuk membuat protein.

Anda mungkin juga menyukai