Anda di halaman 1dari 3

NAMA : JUNIAR RUSDI PANGGABEAN

NIM : 190905004
MATKUL : Antropologi politik
kaitannya dgn politik.
Tugas: tuliskan sistem sosial dari suatu etnis, kemudian hubungkan dgn politik.

Etnis Tari Sikambang di Barus

Sikambang adalah kesenian yang berada di Pesisir Barat, mulai dari Meulaboh di Banda
Aceh sampai Tapanuli, khususnya Kota Barus dan Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra
Utara. Kedua daerah ini masih aktif menggunakan kesenian Sikambang dibeberapa kegiatan
adatnya.
Pada dasarnya, kesenian Sikambang terdiri gerak tari dan nyanyian serta sarat akan petuah.
Kesenian Sikambang bukanlah akulturasi yang terserap dari kebudayaan Batak dan
Minangkabau, tetapi kesenian warisan peradaban kerajaan pesisir. Ada dua sumber yang
menceritakan awal mula terciptanya kesenian ini, yaitu dari legenda Putri Runduk dari
kerajaan Barus yang dipimpin oleh raja Jayadana dan dari nelayan yang menangkap ikan di
Pulau Mursala. Dimana terdengar nyanyian yang kemudian diulanginya setiba di daratan
yang kemudian berkembang jadi kesenian Sikambang. Lambat laun, pada abad ke-10
bersamaan dengan datangnya bangsa India ke Pesisir Pulau Mursala dan Pulau Poncan, para
nelayan menciptakan gendang (gandan Sikambang), maka terciptalah sebuah gendang
(gandang batapik) terbuat dari kayu bulat panjang yang dikosongkan bagian tengah, panjang
40 cm dan lingkaran 20 cm dibalut dengan kulit kambing pada kedua sisinya lalu diikat
dengan rotan sehingga dapat dipukul dari kedua sisi. Setelah tercipta gandang batapik,
tercipta pula singkadau yang terbuat dari bambu dengan panjang 25 cm dengan tujuh lubang
diatasnya. Jarak antar lubang tersebut adalah 1 cm dan bagian bawah bambu tersebut juga
memiliki satu buah lubang. Lubang ini untuk keserasian nada yang dihasilkan.
Pesisir memang kaya dengan dan tari. Selain itu tercipta juga beberapa jenis alat musik, oleh
para tokoh-tokoh kesenian Pesisir dibuatlah penggabungan bagi semua Sikambang: Gandang
batapik, singkadau gong (canang), terbuat dari tembaga (carano) dipadukan dengan rehab
(sekarang diganti dengan biola) serta harmonika (sekarang diganti dengan accordion). Secara
keseluruhan nama-nama alat musik Pesisir pada masa kini terkenal sebagai berikut:
Gandang Sikambang (membranphone single skin frame drums) berfungsi sebagai tempo.
Gandang Batapik (double skin cylindrical drums) mempunyai fungsi sebagai peningkah dari
ritme Gandang Sikambang.
Biola (chordphone macket box lutes) berfungsi sebagai pembawa melodi lagu.
Singkadu (aerophone) berfungsi sebagai pembawa melodi.
Carano (sejenis mangkuk, struck Indhiaphone) berfungsi sebagai penentu tempo.

Jika dihubungkan dengan politik maka Tari Sikambang Manih terdapat dan berkembang di
beberapa daerah di Kabupaten Pesisir Selatan, terumata daerah Kecamatan Airpura dan
daerah eks Kecamatan Pancung Soal. Meskipun secara administratif pada masa sekarang dua
derah tersebut merupakan kecamatan yang berbeda, namun secara historis daerah-daerah
tersebut adalah satu kesatuan yang sama pada masa lampau, yaitu daerah Kesultanan
Inderapura.
Keberadaan tari Sikambang Manih erat kaitannya dengan Kerajaan Inderapura. Pada suatu
hari tiga orang sikambang (pelayan) sedang menumbuk padi di bagian belakang istana/
rumah raja/sultan kesultanan Inderapura. Mereka menumbuk dengan gembira sambil
menyanyi dan melakukan gerakan-gerakan yang indah. Raja/Sultan yang sedang …
memperhatikan aktivitas para sikambang. Raja/Sultan yang tertarik dengan gerakan dan
nyanyian sikambang mendekati mereka. Para sikambang meminta maaf dan ampun kepada
raja/sultan karena lalai dalam bekerja. Diluar dugaan para sikambang, raja/sultan malah
memuji gerakan-gerakan indah yang dilakukan para sikambang sambil menumbuh padi. Pada
ketika raja ingin mengadakan suatu perhelatan. Raja memanggil para sikambang untuk
mempersiapkan tarian dalam acara perhelatan tersebut. Untuk melengkapi jumlah penari
menjadi empat orang, raja/sultan menyuruh seorang dubalang berlatih menari bersama
sikambang. Tari yang berasal dari gerakan-gerakan sikambang saat menumbuk padi tersebut
diberi nama tari Sikambang Manih. Karena beberapa alasan/kondisi, dalam acara perhelatan
tari sikambang manih ditampilkan oleh laki-laki yang berpakaian dan berdandan seperti
perempuan. Hal ini kemungkinan besar karena pada masa itu tabu bagi perempuan untuk
tampil/menari di keramaian. Tari Sikambang Manih kemudian menjadi sebuah tarian
Kesultanan Inderapura, yang ditampilkan untuk menghibur tamu-tamu dalam acara
perhelatan-perhelatan kerajaan/kesultanan Inderapura.
Adapun fungsi dari tarian budaya sikambang sendiri yang erat kaitannya dengan politik ialah:
Fungsi karya seni budaya adalah sebab mengapa musik itu digunakan? Ketika ada alasan
yang kuat mengapa musik itu digunakan dan apa bila alasan tersebut masih relevan sampai
sekarang, maka karya buday tersebut penting untuk dilestarikan.
Fungsi hiburan. Dalam masyarakat pada masa lampau maupun pada masa sekarang, tari
Sikambang Manih mempunyai fungsi pemenuhan kebutuhan manusia terhadap estetika, baik
estetika sebagai kebutuhan ekspresi jiwa penciptan dan pelakunya, maupun estetika sebagai
kebutuhan konsumen atau penikmat.

Fungsi pengukuhan nilai-nilai humanis dan politis. Tari Sikambang Manih menjalankan
fungsi pengukuhan nilai-nilai demokratis yang dianut oleh pemerintah/pemimpin (sultan,
pada masa itu). Dengan diterima dan dikukuhkan tari sikambang manih yang diciptakan oleh
sikambang yang notabene adalah masyarakat rendah oleh sultan sebagai tari dalam
lingkungan kesultanan, maka akan kuat dan kokoh nilai bahwa kesultanan Inderapura
menghargai seluruh lapisan masayarakat dan tidak arogan. Dengan demikian, posisi tawar
penguasa (sultan) semakin kokh dalam masyarakat.

Keberadaan Tari Sikambang manih pada saat ini juga menjalankan fungsi-fungsi sosial.
Fungsi ekonomi. Meskipun fungsi ini belum begitu berjalan/berdampak, tari sikambang
Manih pada saat ini sudah menjalankan aspek ekonomi. Keberadaan tarian ini sudah bisa
menjadi salah satu sumber ekonomi bagi penari maupun pengelola sanggar.

Fungsi pendidikan/penerusan sejarah. Melalui Tari Sikambang Manih masayarakat sekarang


dapat mengetahui beberapa aspek (sejarah) kesultanan Inderapura, terutama aspek nilai-nilai
yang dianut dalam kesultanan, maupun aspek teritorial.Fungsi aspek pemersatu/pengumpul
massa. Kesadaran beberapa kalangan masyarakat tentang keberadaan dan status tari
Sikambang Manih sebagai warisan kesultanan Inderapura, sudah mendorong mereka untuk
ikut melestarikan dengan cara menyerahkan anak-anak untuk berlatih Tari Sikambang Manih.

Anda mungkin juga menyukai