Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN

ATURAN PERKALIAN
Nama Anggota :
1. Widyah Kusuma Ningrum - 20201112013
2. Nabila Sailal Farah - 20201112014
3. Hikma Kusnanda Hidayah - 20201112015
4. Agil Wulan Eksanti - 20201112019
5. Zalfa Alifia - 20201112020

1.7 Aturan perkalian


Bila rumus pada Definisi 1.9 dikalikan dengan P(A) maka diperoleh aturan perkalian yang penting, yang
memungkinkan kita menghitung peluang bahwa dua kejadian akan terjadi serentak.

Teorema 1.13 Bila kejadian A dan B dapat terjadi pada suatu percobaan, maka

P(A  B) = P(B)P(B|A).

Jadi peluang A dan B terjadi serentak sama dengan peluang A terjadi dikalikan dengan peluang
terjadinya B bila A terjadi. Karena kejadian A  B dan B  A ckivalen, maka menurut Teorema 1.13 juga
berlaku

P(A  B) = P(B  A) = P(B)P(AIB),

Dengan kata lain, tidaklah menjadi soal kejadian yang mana yang disebut A dan yang disebut B.

Contoh 1.32

Misalkanlah kita mempunyai kotak berisi 20 sekering, lima di antaranya cacat. Bila dua sekering
dikeluarkan dari kotak satu demi satu secara acak (tanpa mengembalikan yang pertama ke dalam kotak),
berapakah peluang kedua sekering itu cacat?

Jawab

Misalkan A kejadian bahwa sekering pertama cacat dan B kejadian bahwa yang kedua cacat; kemudian
tafsirkanlah A  B sebagai kejadian bahwa A terjadi dan kemudian B terjadi setelah A terjadi. Peluang
mengeluarkan sekering cacat yang pertama adalah 1/4 dan kemudian peluang mengeluarkan sekering
kedua yang cacat dari sisa yang tinggal sebanyak 4 adalah 4/19. Jadi

P(A  B) = (1/4)(4/19) = 1/19.


Contoh 1.33

Suatu kantong berisi 4 bola merah dan 3 bola hitam, dan kantong kedua berisi 3 bola merah dan 5 bola
hitam. Satu bola diambil dari kantong pertama dan dimasukkan tanpa melihatnya ke kantong kedua.
Berapa peluangnya sekarang mengambil bola hitam dari kantong kedua?

Jawab

Misalkan H1, H2. Dan M1 masing masing menyatakan mengambil 1 bola hitam dari kantong 1, 1 bola
hitam dari kantong 2. dan I bola merah dari kantong 1. Kita ingin mengetahui gabungan dari kejadian
terpisah H1  H2 slan M1  H2 Berbagai kemungkinan dan peluangnya digambarkan di gambar 1.8.

Gambar 1.8 Diagram Pohon untuk contoh 1.33

Sekarang

P [ (H1  H2) atau ( M1  H2 ) ] = P (H1  H2) + P( M1  H2 )

= P (H1)P(H1|H2) + P(M1) P(H2|M1)


3 6 4 5 38
= (7) (9) + (7) (9) = (63)

Jika, pada contoh 1.32, sekering pertama dikembalikan dan semuanya kemudian diacak kembali
sebelum yang kedua diambil, maka peluang mendapat sekering yang cacat pada pengambilan yang
kedua masih tetap 1/4, yakni, P(BIA) = P(B) dan kejadian A dan B bebas. Bila ini benar, maka P(B|A) di
Teorema 1.13 dapat diganti dengan P(B) dan diperoleh aturan perkalian khusus berikut ini.
Teorema 1.14 Dua kejalan A dan Bbebas jika dan hanya jika

P(A  B) = P(A)P(B).

Jadi, untuk mendupatkan peluang buhwa dua kejadian bebas akan terjadi benama, cukun cari hasil kali
peluang kedua kejadian.

Contoh 1.34

Suatu kota kecil mempunyai satu mobil pemadam kehakaran dan satu ambulans untuk keaduan darurat,
Peluang mobil pemndam kebakaran siap waktu diperlukan 0,98, pelung ambulans siap waktu dipanggil
0,92. Dalam kejadian ada kecelakaan karena kebakaran gedung, cari peluang keduanya siap,

Jawab

Misalkan A dan B menyatakan masing-masing kejadian mobil pemadam kebakaran dan amibulan siap.
Maka

P(A  B) = P(A)P(B)

= (0,98)(0,92) = 0,9016

Teorema 1.15 Bila dalam suatu percobaan, kejadian A1, A2, A3,…, Ak dapat terjadi, maka

P(A1  A2  A3  …  Ak) = P(A1)P(A2|A1)P(A3|A1)P(A3|A1 A2) … P(Ak|A1  A2  …  Ak-1)

Bila kejadian A1, A2, A3,…, Ak bebas , maka

P(A1  A2  A3  …  Ak) = P(A1) P(A2) P(A3)…..P(Ak)

Contoh 1.36

Tiga kartu diambil satu demi satu tanpa pengenibalian duri sekotak kartu (berisi 52). Cari peluang bahwa
kejadian A1  A2  A3 terjadi, bila A1 kejadian bahwa kartu pertama as berwarna merah, A2 kejadian
kartu kedua 10 atau jack, dan A3 kejadian kartu ketiga besar dari 3 tapi Iebih kecil dari 7.

Jawah

Pertama-tama kita jelaskan lagi kejadian

A1 : kartu petama as berwarna merah,

A2 : kartu kedua suatu 10 atau jack,

A3 : kartu ketiga lebih besar dari 3 tapi Iebih kecil dari 7.

Sekarang
2
P(A1) = (52)
8
P(A2| A1) = (51)

12
P(A2| A1  A2) = (50)

sehingga menurut Teorema 1.15,

P(A1  A2  A3 ) = P(A1)P(A2|A1)P(A3|A1 A2)


2 8 12 8
(52) (51) + (50) = (5525)

Anda mungkin juga menyukai