Anda di halaman 1dari 5

Kelompok VI : 1.

Inda Su’udah Fillah (20201112031)


2. Citra Aliffadya Pramesti (20201112032)
3. Dinda Novanti (20201112033)
4. Nadiyah Ulfa (20201112034)
5. Moch. Ambar Abi Rowo (20171112014)

Teorema 1.16 Misalkan kejadian B1, B2,......, Bi merupakan suatu sekatan (partisi) dari ruang
sampel T dengan P ( Bi ) ≠ 0 untuk I = 1,2..., K, maka untuk setiap kejadian A anggota T

𝑃(𝐴) = ∑𝐾𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖 ∩ 𝐴) = ∑𝐾𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖)𝑃(𝐴 | 𝐵𝑖)

Bukti :
Perhatikan diagram Venn di gambar 1.11 terlihat bahwa kejadian A merupakan gabungan dari
sejumlah kejadian yang saling terpisah 𝐵1 ∩ 𝐴, 𝐵2 ∩ 𝐴, 𝐵𝑖 ∩ 𝐴, yaitu,

𝐴 ∩ (𝐵1 ∩ 𝐴) 𝖴 (𝐵2 ∩ 𝐴) 𝖴 … 𝖴 (𝐵𝑖 ∩ 𝐴).

Gambar 1.11 Penyekatan ruang sampel T


Dengan menggunakan Akibat 2 Teorema 1.10 dan kemudian Teorema 1.13 diperoleh,
𝑃(𝐴) = 𝑃[(𝐵1 ∩ 𝐴) 𝖴 (𝐵2 ∩ 𝐴) 𝖴 … 𝖴 (𝐵𝑘 ∩ 𝐴)]
= 𝑃[(𝐵1 ∩ 𝐴) + 𝑃(𝐵2 ∩ 𝐴) + ⋯ + (𝐵𝑘 ∩ 𝐴)]

= ∑𝐾
𝑖=1 𝑃(𝐵1 ∩ 𝐴) = ∑𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖)𝑃(𝐴 | 𝐵)
𝐾

Contoh 1.38
Tiga anggota koperasi di calonkan menjadi ketua. Peluang Pak Ali terpilih 0.3 , peluang Pak Badu
terpilih 0.5 , sedangkan peluang Pak Cokro 0.2. Kalau Pak Ali terpilih maka peluang kenaikan
iuran koperasi adalah 0.8 . Bila Pak Badu atau Pak Cokro yang terpilih maka peluang kenaikan
iuran adalah masing-masing 0.1 dan 0.4 . Berapakah peluang iuran akan naik?

Jawab

Gambar 1.12 Diagram pohon untuk contoh 1.38

Perhatikan kejadian berikut.


A : Orang yang terpilih menaikan iuran
B1 : Pak Ali yang terpilih
B2 : Pak Badu yang terpilih
B3 : Pak Cokro yang terpilih.
Berdasarkan penghapusan maka dapat di tulis

P(A) = 𝑃(𝐵𝑖)𝑃(𝐴 |𝐵1) + 𝑃(𝐵2)𝑃(𝐴 |𝐵2) + 𝑃(𝐵3)𝑃(𝐴 |𝐵3)

Dengan melihat diagram pohon digambar 1.12, terlihat bahwa ketiga cabang mempunyai peluang
𝑃(𝐵𝑖)𝑃(𝐴 |𝐵1) = (0,3)(0,8) = 0,24
𝑃(𝐵2)𝑃(𝐴 |𝐵2) = (0,5)(0,1) = 0,05
𝑃(𝐵3)𝑃(𝐴 |𝐵3) = (0,2)(0,4) = 0,08
Jadi

P(A) = 0,24 + 0,05 + 0,08 = 0,37

Sebagai ganti menghitung P(A) menggunakan aturan penghapusan, misalkan sekarang kita cari
peluang bersyarat P(B3|A) di contoh 1.38. Dengan kata lain bila di ketahui bahwa iuran telah naik,
berapakah peluang nya bahwa Pak Cokro yang terpilih jadi ketua? Pertanyaan seperti di jawab
dengan menggunakan teorema berikut, di sebut aturan Bayes.
Teorema 1.17 (Aturan Bayes) Misalkan kejadian 𝐵1, 𝐵2, … , 𝐵𝑘
merupakan suatu sekatan ruang sampel 𝑇 dengan 𝑃(𝐵1 ≠ 0 untuk
𝑖 = 1,2, … , 𝑘. Misalkan 𝐴 suatu kejadian sembarang dalam 𝑇 dengan
𝑃(𝐴) ≠ 0.
Maka
𝑃(𝐵𝑟 ∩ 𝐴) 𝑃(𝐵𝑟)𝑃(𝐴|𝐵𝑟)
𝑃(𝐵𝑟 |𝐴) = 𝑘 =
∑𝑖=1(𝐵𝑖 ∩ 𝐴) ∑𝑘𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖 ) 𝑃(𝐴|𝐵𝑖 )
Untuk 𝑟 = 1,2, … , 𝑘.

Bukti:
Menurut definisi peluang bersyarat
𝑃(𝐵𝑟∩𝐴)
𝑃(𝐵𝑟 |𝐴) = 𝑃(𝐴)

Dan dengan menggunakan Teorema 1.16 pada penyebut, kita peroleh


𝑃(𝐵 |𝐴) = 𝑃(𝐵𝑟∩𝐴)
𝑟 ∑𝑘 (𝐵𝑖∩𝐴)
𝑖=1

Gunakan Teorema 1.13 pada pembilang dan penyebut, kita peroleh bentuk
𝑃(𝐵 |𝐴) = 𝑃(𝐵𝑟)𝑃(𝐴|𝐵𝑟)
𝑟 𝑘
∑𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖)𝑃(𝐴|𝐵𝑖)

Dan buktinya selesai.


Contoh 1.39

Kembali ke contoh 1.38 bila seseorang merencanakan masuk jadi anggota koperasi tersebut tapi
menundanya beberapa Minggu dan kemudian mengetahui bahwa iuran telah naik, berapakah
peluang Pak Cokro terpilih jadi ketua ?

Jawab : Dengan menggunakan aturan Bayes dapat ditulis

P(B3│A ) =

Dan masukkan peluang yang telah dihitung di contoh 1.38 diperoleh

P(B3│A ) = =

Berdasarkan kenyataan bahwa iuran telah naik , hasil ini menunjukkan bahwa kemungkinan
besar bukan Pak Cokro yang sekarang jadi ketua koperasi tersebut .

Anda mungkin juga menyukai