BAB I
PENDAHULUAN
1
Makalah Ini Dibawakan Pada Seminar Usulan Penelitian Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas
Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado.
***
Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Program Studi Agribisnis Dengan Komisi Pembimbing :
Dr. Ir. Tommy F. Lolowang, MSi (Ketua) dan Dr.Ir. Nordy F.L. Waney, MSi (Anggota).
*
1
Pada sisi lain, produksi dapat terhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika
pesanannya tidak tersedia.Disamping itu dapat menyebabkan berkurangnya
penghasilan yang didapatkan oleh perusahaan itu sendiri.Oleh karena perusahaan
harus dapat mengatur keseimbangan antara investasi persediaan dan layanan
pelanggan.Persediaan yang besar tidak efisien karena biaya yang besar
pula,sedangkan persediaan yang kecil beresiko tinggi akan menyebabkan
terhentinya produksi, maka manajemen persediaan menjadi kritis (Syamsul
Ma’arif dan Hendri Tanjung dalam Malik, 2013).
Persediaan bahan baku suatu perusahaan adalah salah syarat penting dalam
melakukan suatu proses produksi barang.Tanpa adanya pengelolaan persediaan
bahan baku yang tepat perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan produksi yang
baik. Perlu diketahui juga, apabila persediaan bahan baku dilakukan dalam jumlah
yang terlalu besar over stock akan menyebabkan beberapa kerugian.Kerugian
yang pertama yaitu biaya penyimpanan yang ditanggung perusahaan akan
semakin besar, selain itu perusahaan harus menanggung resiko kerusakan dalam
penyimpanan. Kerugian yang kedua yaitu perusahaan harus mempersiapkan dana
yang cukup besar untuk pembelian bahan baku. Oleh karena itu, persediaan bahan
baku dalam jumlah yang terlalu besar akan meyebabkan alokasi modal untuk
investasi pada bidang-bidang yang lain akan berkurang. Dengan kata lain dapat
disebutkan jumlah persediaan bahan baku yang terlalu besar justru akan menjadi
penghalang dari kemajuan bidang-bidang yang lain dalam perusahaan tersebut.
Banyak yang perlu dipertimbangkan dalam pembahasan tentang efisiensi
persediaan bahan baku. jumlah persediaan bahan baku yang optimal akan dapat
ditentukan dengan berbagai cara dan metode, salah satunya dengan metode
Economic Order Quantity (EOQ). EOQ adalah suatu teknik kontrol persediaan
tertua dan paling dikenal (Heizer & Render, 2008 dalam Maulana, 2015).
Metode EOQ merupakan salah satu metode yang paling sering diterapkan
untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku terbaik yang dibutuhkan
perusahaan untuk menjaga kelancaran produksinya dengan biaya yang efisien.
Metode ini sering dipakai karena mudah untuk dilaksanakan dan mampu
memberikan solusi yang terbaik bagi perusahaan, hal ini dibuktikan dengan
menggunakan metode EOQ tidak saja diketahui berapa jumlah persediaan yang
2
paling efisien bagi perusahaan tetapi akan diketahui juga biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan dengan persediaan bahan baku yang dimilikinya dihitung
dengan (Total Inventory Cost ) dan waktu yang paling tepat untuk mengadakan
pembelian kembali.
UD. Mie Steven pertama kali didirikan oleh Bapak Yoce Umboh sejak
tahun 2003, kemudian usaha ini dipercayakan kepada Bapak Steven Umboh usaha
ini boleh berjalan selama kurang lebih 14 tahun dan memproduksi dua jenis mie
yaitu mie basah dan mie telur yang berbahan baku tepung terigu.
Berdasarkan Uraian diatas maka peneliti ingin meneliti pengedalian
persediaan bahan baku dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada
UD.Mie Steven Pinasungkulan Karombasan Manado.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengendalian
4
b. Mengukur kinerja ( measure the peformance)
Tindakan ini dilakukan manakala kinerja rendah dibawah standar dan analisis
menunjukkan perluhnya diambil tindakan. Tindakan perbaikan dapat berupa
mengadakan perubahan terhadap satu atau beberapa aktivitas dalam operasi
organisasi atau terhadap standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.2 Persediaan
Menurut Rangkuti ( 2004), Persediaan ini diadakan apabila keuntungan
yang diharapkan dari persediaan tersebut terjamin kelancarannya. Dengan
demikian, perlu diusahakan keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada
biaya-biaya yang ditimbulkan.
5
inventory. Yang dimaksud merchandise inventory adalah persediaan barang yang
selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami
proses lebih lanjut didalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan bentuk dai
barang yang bersangkutan.
6
Penyeimbang dengan Permintaan, dan Fugsi Penyangga. Handoko (2000)
menjelaskan fungsi-fungsi persediaan oleh suatu perusahaan/pabrik adalah
sebagai berikut :
7
b) Biaya Pemesanan atau Biaya Persiapan (Ordering Or Setup Cost)
Biaya pemesanan dihubungkan dengan pemesanan suatu tumpukan
atau partai dari satuan-satuan barang. Biaya pemesanan tidak
bergantung pada jumlah satuan yang dipesan; biaya ini dibebankan
keseluruh tumpukan.
c) Biaya Pengandaan atau Penyimpanan (Carrying Or Holding Cost)
Biaya pengandaan atau penyimpanan berhubungan dengan
penyimpanan satu-satuan barang dalam sediaan untuk suatu
periode waktu.
8
Biaya simpan timbul pada saat terjadi proses penyimpanan suatu barang.
3) Biaya Kehabisan Persediaan (Stock out Cost)
Biaya kehabisan persediaan timbul pada saat persediaan habis atau tidak
tersedia.
4) Biaya Pembeliaan (Purchase Cost)
Biaya pembeliaan timbul pada saat pembeliaan suatu barang.
9
2.4. Bahan Baku
Menurut Robyanto (2013) dalam Anny (2016), bahan baku adalah bahan
yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import
atau dari pengolahan sendiri. Bahan baku memegang peranan penting dalam
industri yang mengolah suatu produk .
1. Persediaan bahan baku dalam jumlah kecil sering kali tidak dapat memenuhi
kebutuhan untuk proses produksi, perusahaan akan melakukan pembelian
mendadak dengan jumlah yang kecil dan harga beli yang tinggi.
2. Persediaan bahan baku yang rata-rata kecil akan mengakibatkan frekuensi
pembelian menjadi tinggi, sehingga biaya pesan akan semakin tinggi pula.
3. Apabila perusahaan sering kehabisan bahan baku, maka proses produksi
akan terhambat, ini akan berakibat pada kualitas dan kuantitas produk yang
akan dihasilkan.
4. Waktu menunggu pemesanan (lead time)
Waktu tunggu adalah teggang waktu yang diperlukan untuk menunggu
datangnya barang setelah pemesanan.
10
a. Menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya
penyimpanan.
b. Memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menempati tanggal
pengiriman.
c. Menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat, kerusakan
mesin, kerusakan komponen, tidak tersedianya komponen,
pengiriman komponen, pengiriman komponen yang terlambat.
d. Menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan.
e. Memanfaatkan diskon.
f. Menghadapi kenaikan harga dimasa yang akan dating.
11
Biaya-biaya persediaan bahan perlu diperhitungkan dalam penentuan
besarnya persediaan bahan baku,
2 Ds
Economic Order Quantity=
√ h
Dimana :
12
D= Kebutuhan dalam suatu periode perencanaan (Kg)
Tahun Alat
No Nama Variabel Keterangan
Penelitian Analisis
-Metode EOQ Lebih efisien
-Kuantitas pemesanan
dari pada cara perhitungan
-ekonomis
tradisional perusahaan
-Frekuensi Pembelian
-Biaya Pemesanan
2012 EOQ
-Biaya Penyimpanan
-Total Biaya Pembelian
Rahardyan Dwa Prihasdi, -Persediaan Pengaman
1 Shiddiq Nur Rahardjo -Titik Pemesanan
-Kembali
- Metode EOQ lebih
efisien dibandingkan
dengan metode
Ulang (Reoder point) konvensional perusahaan
2 2011 EOQ
Persediaan Pengaman - Gudang Untuk
Happy Ganadial Stephyna, menyimpan safety stock
Bambang Munas Dwi dapat meminimalisir total
Yanto cost
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
14
3.4. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode Economic Order Quantity (EOQ).
2 Ds
Economic Order Quantity=
√ h
Ket. :
D = Kebutuhan dalam suatu periode perencanaan (kg)
S = Biaya yang dikeluarkan setiap kali pemesanan (Rp)
H = Biaya Penyimpanan setiap unit persediaan (Rp)
Biaya Simpan = ( Q2 ) h
Ket. :
Q = Jumlah bahan baku yang dipesan setiap kali pemesanan (kg)
H = Biaya penyimpanan (Rp)
Biaya Pesan = ( QD ) s
Ket. :
D = Kebutuhan dalam suatu periode perencanaan (kg)
Q = Jumlah bahan baku yang dipesan setiapkali pesanan (kg)
S = Biaya yang dikeluarkan setiap kali pemesanan (Rp)
O
Pemesanan Ulang : P =
Q
Ket. :
15
P = Siklus Pesan Ulang
O = Kebutuhan dalam suatu periode suatu perencanaan (kg)
Q = Jumlah Bahan baku yang dipesan setiap kali pemesanan (kg)
W
Periode Waktu Setiap kali Pemesanan UlangY =
P
Ket. :
Y = Periode waktu perencanaan (Hari)
P = Siklus Pemesanan Ulang
W = Periode Waktu Setiap siklus Pemesanan Ulang (Hari)
Bulan
No Kegiatan Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Seminar Proposal
3. Perbaikan
4. Pengambilan Data
5. Pengolahan Data
6. Supervisi
7. Penyusunan
Laporan
8. Seminar Hasil
9. Perbaikan
10. Ujian Skripsi
16
Biaya penelitian ini seluruhnya ditanggung oleh peneliti dengan perincian
sebagai berikut :
NO KEGIATAN JUMLAH ( RP )
Peneliti
Nama : Megawati Sengkeunaung
NRI : 13031104075
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
DAFTAR PUSTAKA
17
Anny, Antonius. 2016. Analisis Persediaan Bahan Baku Kelapa Pada PT.
DIMEMBE NYIUR AGRIPRO (DNA) Di Desa Tetey Jaga 1
Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara.Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Maulana, Ardy. 2015. Analisis Efisiensi Persediaan Bahan Baku Susu Sapi
Murni Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada
Soto Sedeep. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro. Semarang.
18
Wahyuningsish, Restu. 2011. Analisis Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku
Pada PT. DASGAP ENDURA EATORE Di Kawasan Industri Sentul,
Bogor. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
19