Anda di halaman 1dari 12

Tugas Dibuat Oleh : Juwita J.

Eman
Yolanda Mokuan
Edwin. Kolinu

BAB I
PENDAHULUAN

Teori Pertumbuhan Schumpeter

Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa
Jerman pada tahun 1911, lalu pada tahun 1934 diterbitkan dengan berbahasa Inggris yang
berjudul The Theory of Economic Defelopment. Kemudian Joseph Alois Schumpeter
menggambarkan teorinya yang lebih lanjut tentang proses pembangunan dan faktor utama
yang menentukan pembangunan dalam bukunya yang berjudul Business Cycles pada tahun
1939.
Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori pembangunannya
yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk
menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan
secara pesimis bahwa dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan
(stagnasi). Pendapat ini sama dengan kaum klasik.
Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan
perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para innovator atau
entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan
dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dan kemajuan ekonomi tersebut diartikan
sebagai peningkatan output total masyarakat.
Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi walaupun keduanya merupakan sumber
peningkatan output masyarakat. Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan
“teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya kenaikan out put yang disebabkan oleh
pertumbuhan stok modal tanpa perubahan teknologi produksi yang lama.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh inovasi
yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi” dalam arti
luar, miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dsb. Inovasi tersebut
menyangkut perbaikan kuantitatif dari system ekonomi itu sendiri yang bersumber dari
kreatifitas para wiraswastanya.
Pembangunan ekonomi berawal pada suatu lingkungan social, polotik, dan teknologi
yang menunjang kreatifitas para wiraswastanya. Adanya lingkungan yang menunjang
kreatifitas akan menimbulkan beberapa wiraswasta perintis yang mencoba menerapkan ide
ide baru dalam kehidupan ekonomi. Mungkin tidak semua perintis tersebut akan berhasil
dalam melakukan inovasi. Bagi yang berhasil melakukan inovasi tersebut akan menimbulkan
posisi monopoli bagi pencetusnya. Posisi monopoli ini akan menghasilkan keuntungan di atas
keuntungan normal yang diterima para pengusaha yang tidak berinovasi. Keuntungan
monopolistis ini merupakan imbalan bagi para innovator dan sekaligus juga merupakan
rangsangan bagi para calon innovator. Hasrat untuk berionovasi terdorong oleh adanya
harapan memperoleh keuntungan monopolistis tersebut.

Inovasi mempunyai 3 pengaruh yaitu :

1.  Diperkenalkannya teknologi baru


2. Menimbulkan keuntungan yang lebih (keuntungan monopolistis) yang merupakan sumber
dana penting bagi akumulasi modal
3.  Inovasi akan di ikuti oleh timbulnya proses peniruan (imitasi) yaitu adanya pengusaha-
pengusaha lain yang meniru teknologi baru tersebut

Proses peniruan (imitasi) pada akhirnya akan di ikuti oleh investasi (akumulasi modal)
oleh para peniru (imitator) tersebut. Proses peniruan ini mempunyai pengaruh berupa :
1. Menurunnya keuntungan monopolistis yang dinikmati oleh para innovator
2. Penyebaran teknologi baru di dalam masyarakat, berarti teknologi tersebut tidak lagi
menjadi monopoli pencetusnya.

Kesemua proses yang dijelaskan di atas meningkatkan out put masyarakat dan secara
keseluruhan merupakan proses pembangunan ekonomi. Dan menurut Schumpeter, sumber
kemajuan ekonomi yang lebih penting adalah pembangunan ekonomi tersebut.

Faktor-faktor Penunjang Inovasi : Menurut Schumpeter ada 5 macam kegiatan yang


termasuk sebagai inovasi yaitu :

1.   Di perkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada


2.   Di perkenalkannya cara berproduksi baru
3.   Pembukaan daerah-daerah pasar baru
4.   Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru
5.   Perubahan organisasi industry sehingga efisiensi industry
Menurut Schumpeter ada 5 macam

Syarat-syarat Terjadinya Inovasi :

1.  Harus tersedia cukup calon-calonpelaku inovasi (innovator dan wiraswasta) di dalam


masyarakat
2.  Harus ada lingkungan social, politik dan teknologi yang bisa merangsang semangat inovasi
dan pelaksanaan ide-ide untuk berinovasi

Sedangkan yang dimaksud dengan innovator atau entrepreneur adalah orang-orang


yang terjun dalam dunia bisnis yang mempunyai semangat dan keberanian untuk menerapkan
ide-ide baru menjadi kenyataan. Seorang innovator biasanya berani mengambil resiko usaha,
karena memang ide-ide baru tersebut belum pernah diterapkan secara ekonomis sebelumnya.
Biasanya mereka berani mengambil resiko usaha tersebut karena :

1.   Adanya kemungkinan bagi mereka meraih keuntungan monopolistis


2.   Adanya semangat dan keinginan mereka untuk bisa mengalahkan saingan-saingan mereka
melalui ide-ide baru

Menurut Schumpeter hanya mereka yang berani mencoba dan melaksanakan ide-ide
baru yang bisa disebut entrepreneur sedangakan pengusaha yang secara hanya mengelola
secara rutin perusahaannya bukan entrepreneur melainkan hanyalah seorang manajer. Kunci
dalam proses inovasi adalah terdapatnya lingkungan yang menunjang inovasi tersebut.
Menurut Schumpeter, system kapitalis dan bebas berusaha yang didukung oleh lembaga-
lembaga social politik yang sesuai merupakan lingkungan yang paling subur bagi timbulnya
innovator dan inovasi. Hanya dalam system inilah menurutnya  semangat berinovasi paling
tinggi.

Selain itu ada 2 faktor lain yang menunjang terlaksananya inovasi yaitu :
1.   Tersedianya cadangan ide-ide baru secara memadai
2. Adanya system perkreditan yang bisa menyediakan dana bagi para entrepreneur
merealisir ide-ide tersebut jadi kenyataan.

Runtuhnya Kapitalisme

1. System kapitalis merupakan system yang paling cocok bagi timbulnya inovasi,
pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Dengam demikian menurut
Schumpeter bagi Negara-negara sedang berkembang yang berusaha mengejar kemajuan
ekonomi (pertumbuhan out put) maka system kapitalisasi tersebut sangat sesuai untuk
diterapkan.
2.  Schumpeter berpendapat bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalis akan meningkatkan
pendapatan perkapita masyarakat sekaligus distribusi pendapatannya merata. Distibusi
pendapatan yang semakin merata ini disebabkan oleh adanya inovasi-inovasi yang akan
mengarah kepada barang-barang yang di konsumsi oleh orang banyak sehingga barang-
barang menjadi melimpah.
3.  Menurut Schumpeter bahwa dalam jangka panjang system kapitalis akan “runtuh” karena
adanya transformasi gradual di dalam system tersebut menuju kearah system yang lebih
sosialistis. Ciri dari system kapitalis itu sendiri akan berubah justru karena kesuksesannya
dalam mencapai kemajuan ekonomi dan kemakmuran. Dengan semakin makmurnya
masyarakat maka akan terjadi proses perubahan kelembagaan dan perubahan pandangan
masyarakat yang semakin jauh dari system kapitalis asli.

Schumpeter dalam teorinya menitikberatkan pada pentingnya peranan pengusaha di


dalammewujudkan suatu pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu juga ditunjukan bahwa parapengusaha
merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat suatu pembaharuan atauinovasi dalam kegiatan
ekonomi. Inovasi itu biasanya merupakan: memproduksi produk-produk baru yang belum ada di pasar saat
ini, mempertinggi efisiensi produksi dalam menghasilkansuatu barang, memperluas pasar suatu barang ke
pasaran-pasaran yang benar-benar baru,mengembangkan sumber bahan baku atau bahan mentah yang baru
dan juga mengadakanperubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan untuk mempertinggi keefisienan
kegiatanperusahaan. Schumpeter juga membedakan investasi kepada dua golongan, yaitu penanamanmodal
otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalahpenanaman modal yang
ditimbulkan pada kegiatan ekonomi yang muncul sebagai akibatkegiatan inovasi. Menurut Schumpeter jika
semakin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomimaka semakin terbatas pula kemungkinan untuk
mengadakan suatu inovasi. Dengan demikian,pertumbuhan ekonomi akan berjalan lambat. Hingga akan
tercipta keadaan tidak berkembang(stationary/state). Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam
pandangan Schumpeterkeadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.Faktor-
faktor penentu bagi tumbuh dan kembangnya sektor bisnis adalah:Faktor-faktor lingkungan yang terdiri dari
:a) Konsumenb) Teknologi inovasic) Globalisasid) Ekonomie) Pemerintahf) Social budaya.Diantara faktor
lingkungan tersebut, maka perkembangan teknologi (informasi dan komunikasi)oleh banyak kalangan
dikatakan sebagai faktor lingkungan yang paling banyak mempengaruhisektor bisnis. Selain itu meningkatnya
sektor bisnis juga dipicu beberapa faktor pendorong yaitu:meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas,
pengurangan biaya, pelayanan jasa,konsumen internal, peningkatan produksi dan berkembangnya organisasi
Nirlaba. Perkembangansektor bisnis kedepan seprtinya akan menunjukkan pertumbuhan signifikan karena
adanyaperkembangan teknologi internet, digitalisasi dan komunikasi sehingga jarak bukan lagi menjadisuatu
kendala kendala karena komunikasi dan informasi dapat dijalin melalui jaringan Internet.Hal ini juga menjadi
tujuan akhir Globalisasi, yakni ―Jarak Bukanlah Masalah‖ atau dengan kata lain Dunia
diibaratkan hanya sebuah tempat kecil.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teori Schumpeter (pembangunan ekonomi)


Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya
dalam buku Theory of Economic Development yang terbit di Jerman 1911 (edisi Inggris
muncul 1934), yang kemudian diuraikan dan direvisi dalam Business Cycles
(1939)  dan Capitalism Socialism, and Democrazy (1942)  tanpa mengalami perubahan
penting.

2.2. Makna Pembangunan Ekonomi


Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori pembangunannya
yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk
menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan
secara pesimis bahwa dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan
(stagnasi). Pendapat ini sama dengan kaum klasik.
Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan
perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para innovator atau
entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan
dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dan kemajuan ekonomi tersebut diartikan
sebagai peningkatan output total masyarakat.
Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi walaupun keduanya merupakan sumber
peningkatan output masyarakat. Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan
“teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya kenaikan out put yang disebabkan oleh
pertumbuhan stok modal tanpa perubahan teknologi produksi yang lama.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh inovasi
yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi” dalam arti
luar, miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dsb. Inovasi tersebut
menyangkut perbaikan kuantitatif dari system ekonomi itu sendiri yang bersumber dari
kreatifitas para wiraswastanya.
Pembangunan ekonomi berawal pada suatu lingkungan social, polotik, dan teknologi yang
menunjang kreatifitas para wiraswastanya. Adanya lingkungan yang menunjang kreatifitas
akan menimbulkan beberapa wiraswasta perintis yang mencoba menerapkan ide-ide baru
dalam kehidupan ekonomi. Mungkin tidak semua perintis tersebut akan berhasil dalam
melakukan inovasi. Bagi yang berhasil melakukan inovasi tersebut akan menimbulkan posisi
monopoli bagi pencetusnya. Posisi monopoli ini akan menghasilkan keuntungan di atas
keuntungan normal yang diterima para pengusaha yang tidak berinovasi. Keuntungan
monopolistis ini merupakan imbalan bagi para innovator dan sekaligus juga merupakan
rangsangan bagi para calon innovator. Hasrat untuk berionovasi terdorong oleh adanya
harapan memperoleh keuntungan monopolistis tersebut.
2.3.            Unsur Utama Pembangunan Ekonomi
Unsur utama pembangunan terletak pada usaha melakukan kombinasi yang baru, yang ada
dalam keadaan mantap. Kombinasi baru ini muncul dalam bentuk:

2.3.1.   Inovasi
Terdiri atas 5 unsur :
1. Pengenalan barang baru ;
2. Pengenalan metode produksi baru
3. Pembukaan pasar baru
4. Penguasaan sumber penawaran baru bahan mentah atau barang semi manufaktur,dan
5. Pembentukan organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.

Menurut schumpeter, pengenalan produk baru dan perbaikan terus-menerus pada produk
inilah yang membawa kepada pembangunan.

2.3.2. Peranan Inovator


Schumpeter berpendapat bahwa peranan inovator tidak kepada kapitalis tetapi kepada
pengusaha. karena pengusaha tidak menyediakan dana tetapi mengatur pemakaiannya.
Pengusaha didorong oleh 3 unsur :
1. Keinginan untuk mendirikan kerjaan bisnis swasta
2. Keinginan untuk menguasai dan membuktikan superioritasnya
3. Kesenangan membuat dan mendapatkan sesuatu, atau sekedar menyalurkan kepintaran dan
tenaga seseorang.

Sifat pengusaha tergantung pada lingkungan sosial budayanya. Untuk menjalankan


fungsi ekonominya pengusaha memerlukan 2 hal :
1.      Adanya pengetahuan teknologi (untuk memproduksi barang-barang baru).
2.      Kemampuan mengatur faktor-faktor produksi dalam bentuk modal pinjaman.

Menurut Schumpeter, ada segudang pengetahuan teknologi yang belum dimanfaatkan,


tetapi pengusaha sudah menggunakannya. Karena itu, modal pinjaman penting untuk memulai
pembangunan.

2.3.3. Pemutusan Arus Sirkuler


Arus sirkuler adalah suatu aliran  yang hidup dari sumber tenaga buruh dan lahan
pertanian yang mengalir secara terus-menerus dan aliran tersebut mengalir pada setiap periode
ekonomi ke dalam waduk yang kita sebut pendapatan untuk dialihkan ke dalam pemuasan
keinginan
Model Schumpeter berawal dengan pemutusan arus sirkuler melalui inovasi dalam
wujud  produk baru oleh seorang pengusaha guna memperoleh laba. Dalam rangka
mewujudkannya, pengusaha yg melakukan inovasi dibiayai oleh perluasan kredit, tetapi
investasi di bidang inovasi ini sangat beresiko, apabila inovasi berhasil maka pengusaha yang
terkait dibidang yang sama akan mengikutinya.
Penyebaran inovasi ini dapat ditunjukan pada Gambar. (1) pada gambar ini presentase
perusahaan yang melakukan inovasi tertentu ditunjukkan dengan sumbu vertikal, sedang
unsur waktu digambarkan dengan sumbu horisontal.

100%

O               Waktu

Gambar . (1)

Kurva OI menggambarkan bahwa pada awalnya perusahaan melakukan inovasi secara


pelan-pelan kemudian segera setelah itu, pelaksanaan inovasi mencapai momentumnya.
Tetapi pelaksanaan inovasi oleh perusahaan tersebut tidak pernah mencapai 100 %.

2.3.4. Proses Siklis


Investasi diasumsikan dibiayai dengan pengadaan kredit bank, maka investasi menaikkan
pendapatan uang dan harga serta membantu menciptakan ekspansi kumulatif di seluruh
perekonomian.
Schumpeter percaya pada adanya alun-panjang pasang – naik dan pasang –surut
Kontratief dalam kegiatan ekonomi. Setiap alunan panjang  pasang naik, disebabkan karena
inovasi dalam wujud produk baru. Schumpeter juga mengungkapkan  “Produksi massal
berarti produksi untuk massa”, sekali pasang – naik itu berakhir, mulailah alunan panjang
pasang-surut. schumpeter juga menggambarkan proses pembangunan kapitalis ini sebagai
suatu “ destruksi kreatif”, yang membuat struktur ekonomi masyarakat lama terus-menerus
diruntuhkan dan struktur baru terus dibangun diatasnya.
Tokoh kunci didalam analisa Schumpeter adalah pengusaha. Mereka menghasilkan
pembangunan ekonomi dalam cara yang spontan dan terputus-putus. Dan “gerak siklis
merupakan biaya pembangunan ekonomi di bawah kapitalisme”, suatu ciri tetap
perjalanannya yang dinamis.
Dalam jangka panjang, kemajuan teknologi yang berkesinambungan akan menghasilkan
kenaikan yang luar biasa dalam Output keseluruhan dan Output perkapita.

Selama teknologi berlangsung → tingkat laba akan positif.



          Karenanya, → sumber dana yang diinvestasikan tidak kering,
 →  dan begitupula kesempatan untuk berinvestasi.
            Oleh sebabnya , tidak ada pagu tingkat pendapatan perkapita yang ditetapkan
apriori(berdasar teori dari pada kenyataan yang sebenarnya) di dalam masyarakat kapitalis.
Tetapi keberhasilan ekonomi kapitalis pada akhirnya akan menuju kepada keruntuhan. karena
proses pembangunan kapitalis itu sendiri memperlemah lembaga dan nilai-nilai yang menjadi
dasar bagi kelangsungan hidupnya.

2.4.      Proses Berakhirnya Kapitalisme


Menurut Schumpeter, kapitalisme hanya dapat mempertahankan diri sejauh penggusaha
bertindak seperti kesatria dan pioner. Ada 3 tekanan yang merupakan awal dari kematian
kapitalisme secara berlahan :
1.      Kemerosotan fungsi kewiraswastaan
2.      Kehancuran keluarga borjuis dan,
3.      Kerusakan kerangka kelembagaan masyarakat kapitalis.

Akhirnya Schumpeter berpendapat bahwa pengusaha juga cenderung merusak kerang


kelambagaan masyarakat kapitalis. Rasionalitas inilah yang merusak kerajaan dimasa lampau.
Juga pada saat ini, sikap rasional kelompok pengusaha terhadap masalah domestik dan
internasionallah akan menjadi racun bagi kapitalisme. Akibatnya, kerangka kelembagaan,
yang menjadi dasar kapitalisme berpijak, mulai ambruk dan di situ ada gerakan selangkah
demi selangkah menuju sosialisme. Akhirnya kapitalisme akan mati tanpa dentuman atau
rintihan apa pun.

2.5.      Kritik Terhadap Teori Schumpeter


Teori Schumpeter harus dijajarkan sebagai suatu karya besar, satu karya yang sejajar
denga karya ahli ekonomi besar seperti ; Smith, Mill, Marx, Marshall, dan Keynes. Jelas teori
ini penuh dengan pemikiran dan wawasan yang cemerlang dari seorang teoristis besar, namun
tidak berarti lepas dari kritik.
1. Keseluruhan teori Schumpeter didasarkan pada inovator yang dianggapnya sebagai
pribadi yang ideal.
Orang seperti itu ditemui pada abad ke-18 dan 19. Pada masa itu, inovasi dilakukan
oleh para pengusaha atau penemu (pencipta). Tetapi sekarang, semua bentuk inovasi
merupakan bagian dari fungsi perusahaan modal bersama. Inovasi dianggap sebagai kebiasaan
sehari-hari perusahaan industri dan tidak memerlukan inovator semata-mata.

2. Menurut Schumpeter, pembangunan ekonomi adalah akibat dari proses siklis.


Pasang naik dan pasang surut tidak penting bagi pembangunan ekonomi. Sebagaimana
Nurkse kemukakan, pembangunan ekonomi berkaitan dengan perubahan yang
berkesinambungan.

3. Pendapat Schumpeter bahwa perubahan siklis merupakan akibat inovasi juga tidak benar.
Kenyataanya, fluktuasi siklis bisa karena sebab-sebab psikologis, natural, dan
finansial.
4. Schumpeter menganggap inovasi sebagai sebab utama pembangunan ekonomi.
Tapi ini jauh dari kenyataan. Pembangunan ekonomi tidak hanya bergantung pada
inovasi tetapi juga pada banyak perubahan ekonomi dan sosial lain.

5. Schumpeter dalam teorinya terlalu banyak menekankan pentingnya kredit bank.


Kredit bank mungkin memang penting dalam jangka pendek ketika perusahaan industri
mendapatkan fasilitas kredit dari bank. Tetapi dalam jangka panjang, ketika kebutuhan akan
dana modal semakin besar, kredit bank tidak memadai lagi. Karenya , bagian-bagian bisnis
harus menerbitkan saham dan surat utang baru di pasar modal.

6. Analisa Schumpeter mengenai proses peralihan dari kapitalisme ke sosialisme tidak benar.
Dia tidak menganalisa bagaimana suatu masyarakat kapitalis berubah menjadi sosialis.
Dia menyatakan secara naif bahwa kerangka kelembagaan masyarakat kapitalis berubah
dengan adanya perubahan pada fungsi-fungsi pengusaha. Analisanya mengenai berakhirnya
kapitalisme agak emosional dari pada riil. Akhirnya Meier dan Baldwin berpendapat “Analisa
sosio-ekonomi Schumpeter yang luas mengenai proses kapitalis secara umum mengagumkan.
Namun demikian hanya sedikit orang yang bersedia menerima kesimpulannya.

2.6. Analisa Schumpeter dan Negara Terbelakang


Analisis-analisis Schumpeter tentang pertumbuhan ekonomi hanya bisa diterima di
negara maju saja, sedangkan di negara terbelakang tidak bias diterapkan. Berikut rincian
mengenai teori Schumpeter mengenai negara terbelakang:

1. Perbedaan tatanan sosio-ekonomi


Teori Schumpeter berkaitan dengan tatanan sosio – ekonomi tertentu yang ada di
Eropa Barat dan Amerika pada abad ke-18 dan 19. Pada masa itu, sudah ada beberapa
prasyarat pertumbuhan. Di negara terbelakang, kondisi sosio-eknominya sama sekali berbeda
dan tidak ada prasyarat pembangunan dalam bentuk overhead ekonomi dan sosial.

2. Kurangnya Kewiraswastaan
Analisa Schumepeter bergantung pada adanya kaum pengusaha.akan tetapi, negara
terbelakang kekurangan jiwa wiraswasta yang memadai. Pada perekonomian seperti itu,
rendahnya harapan laba dan keadaan teknologi tidak mendorong investasi yang bersifat
inovasi pada pabrik dan peralatan baru. Selain itu kurangnnya tenaga yang memadai,
angkutan, tenaga terampil, dan lain-lain bertindak sebagai penghambat kegiatan wiraswasta.

3. Tidak dapat diterapkan pada Negara Sosialis.


Analisa Schumpeter tidak dapat diterapkan pada mayoritas negara terbelakang yang
mempunyai kecenderungan sosialis. Sebagai contoh, langkah jaminan sosial dan penerapan
pajak pendapatann progresif yang tinggi bertentangan dengan perkembangan golongan
pengusaha karena hal itu cenderung mengurangi laba.
4. Tidak dapat diterapka pada ekonomi campuran.
Inovator (versi Schumpeter) adalah pengusaha swasta yang tidak sesuai dengan
ekonomi campuran masa kini. Di negara terbelakang , pemerintah adalah pengusaha yang
paling besar. Dorongan utama bagi pembangunan datang dari sektor negara dan semi negara.
Jadi, inovator (menurut Shumpeter) mempunyai peranan yang terbatas untuk bermain di suatu
negara terbelakang.

5.  Yang dibutuhkan adalah Perubahan Kelembagaan dan bukan inovasi.


Untuk memulai  proses pembangunan dan membuatnya ‘berdikari’, yang diperlukan
bukannya inovasi saja tetapi kombinasi dari beberapa faktor seperti struktur organisasi,
praktek bisnis, tenaga yang termpil dan nilai-nilai, sikap dan motivasi yang tepat.

6.      Asimilasi Inovasi
Menurut Henry Walich, proses pembangunan di negara terbelakang didasarkan tidak
pada inovasi tetapi pada asimilasi atas inovasi tetapi pada asimilasi atas inovasi yang ada.
Karena, pengusaha di negara terbelakang tidak berada dalam posisi mengadakan inovasi.
Malahan, mereka mengambil inovasi yang terjadi di negara maju.

7.      Mengabaikan Konsumsi.
Proses Schumpeter ‘berorientasi produksi’ sementara proses pembangunan
‘berorientasikan konsumsi’. Penilaian ini sekarang terlihat pada adanya kecenderungan
menuju negara kesejahteraan di mana permintaan dan konsumsi memainkan peranan penting.

8.      Mengabaikan Tabungan
Penekananutama Schumpeter pada arti kredit bank mengabaikan arti tabungan rill
dalam investasi. Hal itu juga mengurangi arti penting anggaran belanja defisit, tabungan
anggaran kerja, kredit umum dan langkah fiskal lainnya dalam pembangunan ekonomi.

9.      Mengabaikan pengaruh eksternal


Menurut Schumpter,pembangunan merupakan hasil dari perubahan yang muncul dari
dalam perekonomian. Tetapi di negara terbelakang perubahan itu tidak terjadi dari dalam
perekonomian, malahan perubahan tersebut adalah hasil dari gagasan, teknologi, dan modal
yang diimpor. Teknologi yang terbelakang, tabungan potensial yang rendah dan lembaga
sosial, ekonomi dan politik yang ketinggalan zaman. Tidak mampu mendorong pembangunan
dari dalam.

10.  Mengabaikan Pertumbuhan Penduduk


Lebih lanjut, schumpeter lalai mempertimbangkan dampak pertumbuhan penduduk
pada pembangunan ekonomi suatu negara. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
cenderung menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang.
11.  Penjelasan yang tak memuaskan mengenai tekanan inflasi.
Pada sistem Schumpeter, gerakan inflasi merupakan bagian integral dari proses
pembangunan, tetapi gerakan tersebut tidak mencakup inflasi jangka panjang. Tingkat harga
jangka panjang tetap stabil. Namun demikian, dalam ekonomi terbelakang bebas inflasi sangat
kuat. “Permintaan sosial yang bekerja melalui saluran serikat buruh dan politik berusaha
untuk mengeduk lebih banyak daripada yang dapat dihasilkan oleh perekonomian itu sendiri
melalui produksi domestik dan perdagangan internasional. Bukan hanya pembangunan dan
investasi terkait yang menjadi penyebab kecenderungan inflasi, tetapi seluruh iklim sosial dari
perekonomian yang berorientasi permintaan”.
BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan

Walaupun teori Schumpeter mendapat kritikan dan tidak sesuai untuk negara
terbelakang namun  menggarisbawahi pentingnya pembiayaan inflasioner dan inovasi sebagai
faktor utama dalam pembangunan ekonomi. Pembiayaan inflasioner merupakan satu metode
tepat untuk diterapakan oleh setiap negara terbelakang. Analisanya relevan dengan negara
terbelakang dilihat dari segi kenaikan jangka panjang produktivitas dan penyerapan surplus
tenaga kerja pada lapangan pekerjaan yang menguntungkan sebagai akibat dari inovasi.
Meskipun teorinya dimaksudkan untuk mengalisa masalah Kapitalisme Barat “namun dapat
memberikan petunjuk mengenai masalah yang mungkin timbul di negara terbelakang, sekali
suatu proses industrialisasi mulai, serta memberi pelajaran untuk menghindari kesulitan
tambahan dan tidak perlu yang menyertai suatu pembangunan yang tak terkoordinasikan dan
tak terencana”

3.2.      Saran
Berinovasi dan menguasai teknologi dewasa ini merupakan kunci utama dalam
pembanguna ekonomi negara. Maka dari itu, ciptakanlah inovasi yang mampu membangun
ekonomi negara, serta manfaatkan teknologi yang ada untuk mendukung pembangunan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai