KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1.PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Metode Penulisan
5. Ruang Lingkup
1. Perilaku Konsumen
1. Produsen dan Fungsi Produksi
2. Produksi Optimal
3. Least Cost Combination
4. Soal Latihan
1. Struktur Pasar
1. Pasar Persaingan Sempurna
2. Pasar Monopoli
3. Pasar Monopolistis
4. Pasar Oligami
5. Soal Latihan
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sejarah perkembangan ilmu ekonomi Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama
mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu
pengetahuan.Melalui karya besarnya Wealth of Nations,Smith mencoba mencari tahu sejarah
perkembangan negara-negara di Eropa.Sebagai seorang ekonom,Smith tidak melupakan akar
moralitasnya terutamayang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments.Perkembangan
sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti
Alfred Marshall, J.M. Keynes,Karl Marx,hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun
2006,Edmund Phelps.Secara garis besar,perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi
diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik.
Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand
dalam mengatur pembagian sumber daya,dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi
sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini.Konsep invisble hand ini kemudian
direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.Aliran
klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang
menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham.Sebagai
penanding aliran klasik,Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of
Employment,Interest,and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu
menciptakan keseimbangan,dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar
distribusi sumber daya mencapai sasarannya.Dua aliran ini kemudian saling bertarung
dalam dunia ilmuekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti:new
classical, neo klasik,new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.Namun perkembangan
dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain,seperti teori pertentangan kelas dari Karl
Marx dan Friedrich Engels,serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh
Thorstein Veblen dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C.
2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis
dapatkan. Permasalahan tersebut antara lain :
1. Perilaku Konsumen
1. Produsen dan Fungsi Produksi,
2. Produksi Optimal,dan
3. Least Cost Combination.
Pendekatan Total
Pendekatan Marginal
Pendekatan Rata-rata
1. Struktur Pasar
1. Pasar Persaingan Sempurna,dan
2. Pasar Monopoli.
3. TUJUAN PENULISAN
4. METODE PENULISAN
5. RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup
karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai ;
1. Perilaku Konsumen,
2. Ongkos dan Penerimaan,dan
3. Struktur Pasar.
BAB 11
PEMBAHASAN
1.Perilaku Konsumen
Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah
barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan
kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
Produsen:
Anggapan yang biasa digunakan dalam menganalisis produsen adalah produsen bertujuan
memaksimumkan keuntungan,tetapi ada juga yang mengatakan,seperti BERLE dan MEANS
bahwa dengan terpisahnya antara pemilik(ownership) dan manajemen menyebabkan
anggapan di atas kurang tepat.Dan juga dikatakan bahwa tujuan produsen tidak hanya
memaksimumkan keuntungan tetapi juga mempunyai tujuan yang lain yang tidak selalu tetap.
Fungsi Produksi:
Produksi adalah suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu
output.Produsen dalam melakukan kegiatan produksi,mempunyai landasan teknis yang di
dalam teori ekonomi disebut Fungsi Produksi.Konsep fungsi produksi berkaitan dengan
hubungan fisik antara input (masukan) dengan output (keluaran) yang dapat
dihasilkan.Hubungan ini dapat ditunjukkan secara matematis sebagai berikut;
X=f (a,b,c)
Berikut ini beberapa asumsi dasar yang melandasi analisa fungsi produksi dalam pandangan
konvensional, yaitu:
1. Model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor produksi (input)
yang digunakan dengan jumlah barang atau jasa (output) yang dihasilkan.
2. Fungsi Produksi Total (Total Product): TP
B. Produksi Optimal
1) Biaya implisit:biaya yang diakui tanpa mengeluarkan uang kas secara nyata,contohnya
penyusutan dan opportunity cost.
2) Biaya eksplisit: biaya yang dengan jelas mengeluarkan uang kas, dalam jangka pendek
terdiri dari:
Biaya rata-rata (average cost) terdiri dari biaya tetap rata-rata (average fixed cost) dan
biaya variabel rata-rata (average variable cost)
Biaya marginal, biaya tambahan dari satu unit output yang dihasilkan yang
direpresentasikan dari turunan pertama biaya total
KURVA BIAYA
Untuk memproduksi suatu barang (q) dapat diformulasikan q = f(K,L) yang menunjukkan
Kombinasi dua jenis faktor produksi yang memberikan tingkat hasil yang sama ditunjukkan
dalam kurva isoquant seperti gambar diatas.Sumbu vertikal adalah modal yang
direpresentasikan dengan mesin (per jam) dengan sumbu horizontal tenaga kerja (per
jam).Pada gambar 2 semakin jauh isoquant dari titik origin semakin besar jumlah output yang
dihasilkan dan semakin banyak jumlah input yang digunakan.
Dalam produksi jangka panjang seluruh faktor produksi seluruhnya bersifat variabel atau
dengan kata lain tidak terdapat lagi biaya tetap seperti halnya produksi dalam jangka pendek.
Perusahaan dapat memilih kombinasi penggunaan input sesuai dengan skala produksi yang
diharapkannya.Dalam hal penambahan faktor input produksi maka implikasi dari hal tersebut
adalah perubahan dari output produksi sebagai variable dependen produksi.Ada tiga
fenomena yang biasanya muncul akibat penambahan factor produksi yang berkaitan dengan
ouput produksi, yaitu:
1) Skala hasil yang tetap (constant return to scale): kenaikan output memiliki proporsi
yang sama dengan penambahan input.
2) Skala hasil yang meningkat (increasing return to scale): kenaikan output memiliki
proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan input.
3) Skala hasil yang menurun (decreasing return to scale): kenaikan output memiliki
proporsi yang lebih kecil dibandingkan dengan penambahan input.
Pendapatan salah satu parameter keberhasilan dalam berproduksi adalah jumlah pendapatan
(revenue) yang didapatkan dari kegiatan produksi. Pendapatan (revenue) dapat dinotasikan
dengan:
Berdasarkan asumsi pasar dalam keadaan sempurna maka kurva umum dari MR adalah garis
horizontal yang nilainya sama dengan permintaan (D),pendapatan rata-rata (AR) dan harga
(P).Dalam konvensional berdasarkan asumsi maksimalisasi keuntungan yang hendak dicapai
mendorong produsen melimpahkan sebagian biaya yang menjadi tanggung jawabnya kepada
pihak lain yang disebut biaya eksternal.Contoh dari biaya eksternal adalah biaya penyaringan
limbah atau daur ulang buangan pabrik yang mengakibatkan biaya kesehatan tambahan bagi
masyarakat sekitar atau biaya
ISOQUANT
Isocust atau garis ongkos sama adalah kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh
dengan mengeluarkan sejumlah ongkos tertentu.Untuk menggambar Isocost ini harus
diketahui uang yang tersedia dan harga masing-masing produksi atau input.
Di mana T adalah total biaya atau anggaran yang tersedia untuk membeli input-input a dan b
adalah harga input.
Kalau perusahaan hanya membeli input a saja,maka dengan anggaran tersebut didapat input a
sebesar T/Pa.Dan sebaliknya jika perusahaan hanya membeli input b saja,maka dengan
anggaran tersebut didapat input b sebesar T/Pb.Garis isocost ditunjukkan dengan
menghubungkan kedua titik tersebut.Isocost ditunjukkan oleh garis (T/Pa T/Pb).
Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output
tertentu,MRTS antara kedua input harus sama dengan ratio (perbandingan) harga inputnya,
D.Soal Latihan
A. 1,2,3 C. 2,3,4
B. 1,2,3,4 D. 1,2
1. Tentukan besarnya nilai produksi marginal dari faktor produksi I(PMI) dan dari faktor
produksi C(PMC) pada waktu faktor produksi I digunakan 10 satuan dan faktor
produksi C digunakan 6 satuan,dengan faktor produksi Q = 36 L2 + 20 C LC:
A. 8. C. 10.
B. 9. D. 11.
1. Biaya yang dengan jelas mengeluarkan uang kas ,disebut dengan:
A. Biaya Implisit. C. Biaya Eksplisit.
B. Biaya Tetap. D. Biaya Total.
1. Fenomena yang biasa muncul akibat penambahan faktor produksi yang
berkaitan dengan output produksinya,salah satunya adalah constant
return to scale yang artinya:
A. Kenaikan output memiliki proporsi yang sama dengan penambahan
output.
B. Kenaikan output memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan
dengan penambahan input.
C. Kenaikan output memiliki proporsi yang lebih kecil dibandingkan
dengan penambahan input.
D. Kenaikan output memiliki proporsi yang sama dengan
penambahan input.
Jawaban
1. C 6. A
2. D 7. C
3. A 8. C
4. C 9. D
5. D 10.
A. Macam-macam Ongkos
Ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi guna memproduksi output.
Macam-macam ongkos,yaitu :
1. Total Fixed Cost(ongkos total tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak
dipengaruhi oleh tingkat produksi.Contoh penyusutan, sewa, dsb.Biaya total (TFC)
tidak tergantung pada kuantitas output (Q),sedangkan biaya variabel total bergantung
pada kuantitas output.
2. Total Variabel Cost ( ongkos variabel total ) adalah jumblah ongkos-ongkos yang
dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan.Contoh ongkos
bahan mentah, tenaga kerja dan sebagainya.
3. Total Cost (ongkos total ) adalah penjumblahan antara ongkos total tetap dengan
ongkos total variabel. TC = TFC + TVC
4. Averege Fixed Cost ( ongkos tetap rata-rata ) adalah ongkos tetap yang dibebankan
untuk setiap unit output.
Biaya tetap rata-rata (AFC) menurun secara kontinyu sampai mendekati garis horisontal,
karena AFC = TFC/Q
1. Averege Fixed Cost (ongkos variabel rata-rata) adalah ongkos variabel yang
dibebankan untuk setiap unit output.
2.
1. Averege Total Cost (onggkos total rata-rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan
untuk setiap unit output.
2.
1. Marginal Cost (ongkos marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total
karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.
2.
B. Kurva Ongkos
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari gambar diatas sebagai berikut:
1. AVC minimum bila garis singgung kurva TVC melalui titik origin.
2. ATC minimum bila garis singgung TC melalui titik origin.
3. AVC dan ATC minimum bila keduanya memotong MC.
Dalam ongkos produksi jangka panjang,perusahaan dapat menambah semua faktor produksi,
Sehingga tidak ada ongkos tetap dalam jangka panjang.Semua pengeluaran merupakan
ongkos variabel.
Kurva Long Run Average Cost (LRAC) adalah kurva yang menunjukkan ongkos rata-rata
yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi,apabila perusahaan selalu menambah
kapasitas produksiny.LRAC Curve dibentuk dari kumpulan AC yang banyak sekali,maka
bentuknya menyerupai huruf U.
Kurva LRAC tidak menyinggung kurve-kurve AC pada titik yang terendah.Dalam gambar
tersebut hanya kurva Acx yang disinggung oleh kurva LRAC pada titik yang paling rendah
yaitu titik B.Kurva-kurva AC yang ada disebelah kiri dan kanan kurva Acx tidak disinggung
pada titik yang paling minimum.Dalam jangka panjang titik terendah AC tidak
menggambarkan ongkos produksi yang paling minimum untuk menghasilkan satu tingkat
produksi,sebab terdapat AC lain yang dapat lebih meminimumkan ongkos.Kurva AC1 dan
AC2,titik A merupakan titik terendah dari ACI,sehingga dalam jangka pendek produksi
sebesar qa merupakan produksi dengan ongkos yang paling minimum. Tapi dalam jangka
panjang belum merupakan ongkos yang paling minimum,sebab jika kapasitas produksi yang
berikutnya digunakan (AC2),produksi qa dapat diproduksi dengan ongkos yang lebih rendah
lagi A2 pada AC2.
Jika perusahaan ingin berproduksi 2 unit untuk jangka pendek,pengusaha memilih kapasitas
pabrik pada kurva SACI dengan biaya Rp 300,-.Untuk produksi 4 unit,pengusaha akan
memilih kapasitas pabrik pada kurva SACI2 dengan ongkos Rp 150,-.Pada produksi 4 unit
ini,perusahaan dapat menggunakan kapasitas pada SACI,tapi biayanya lebih tinggi dan
seterusnya.Kurva LRAC disebut pula dengan kurva amplop,sebab SAC selalu di dalamnya.
Perusahaan yang terus berkembang besar pada suatu tngkat tertentu cenderung tidak
efisien,sehingga produktifitasnya menurun.Akibatnya ongkos produksi menaik.Hal ini
terlihat pada kurva LRAC sisi kanan menaik.
C. Penerimaan (Revenue)
Penerimaan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang
atau outputnya.Macam-macam revenue sebagai berikut:
1. Total Revenue (TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan output.
1. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat
dari penambahan atau pengurangan satu unit output.
Bentuk-bentuk kurva TR,MR dan AR tergantung dari jenis pasarnya sebagai berikut:
1. Total Revenue naik pada saat Eh dari kurva permintaan (AR) lebih dari satu yang
berarti penurunan harga 1% ,berakibat kenaikan permintaan lebih dari 1%.
2. Total Revenue maksimum pada Eh = 1.
3. Total Revenue turun pada saat Eh < 1 yang berarti penurunan harga 1% berakibat
kenaikan permintaan < 1%.
D. Keuntungan Maximum
1. I. Pendekatan Total
Laba Total (p) adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Laba
terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih negative
antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan
berada pada titik impas.
Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut:
Hasil Penjualan Total,seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual
barangjang diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR:yaitu dari perkataan Total
Revenue).Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah
walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan.Ini menyebabkan
kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O.
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan
biaya marginal (MC).Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan
output. Secara matematis dirumuskan:
Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau
penjualan.Hasil Penjualan Marjinal,satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang
sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu
perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari
perkataan MarjinalRevenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari
menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannya.Dalam pasar persaingan sempurna
berlaku keadaan berikut harga hasil penjualan rata-rata hasil penjualan marjinal.Kurva d() =
AR0 = MRn menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 =
MR0 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 6000.
Pendekatan Biaya Marjinal dan Hasil Penjualan Marjinal.Dalam jangka pendek terdapat
empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan
keseimbangan perusahaan),yaitu; :
Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal)
Mendapat untung normal
Mengalami kerugaian tetapi masih dapat membayar biaya berubah
Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.
Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil
penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000
maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian
kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan
dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva
d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga
Rp 6000.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa keuntungan maksimum adalah pada Q = 4 satuan.
E.Soal Latihan
1. Ongkos Produksi adalah:
A. Jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi.
B. Jumblah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat
yang dihasilkan.
C. Semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi guna memproduksi output.
D. Ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output.
3) Ongkos sewa.
A. 1 dan 2. C. 3 dan 2.
B. 2 dan 3. D. 3 dan 1.
12. Diketahui:
A. 10. C. 30.
B. 20. D. 40.
A. 10. C. 30.
C. 20. D. 40.
14. Sebutkan apa yang menjadi kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian
perusahaan dalam jangka pendek berdasarkan pendekatan marginal:
16. Biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi yang dihasilkan disebut:
19. Dalam persaingan tidak sempurna,garis kurva tidak konstan dan tergantung kepada besar
kecilnya jumlah barang yang terjual sebab:
Jawaban
1. C 11. A
2. A 12. B
3. B 13. D
4. D 14. D
5. B 15. D
6. B 16. C
7. B 17. A
8. B 18. A
9. D 19. B
10. B 20. D
3.Struktur Pasar
Pasar output adalah pertemuan antara permintaan output dan penawaran output.Pada sisi
permintaan,pasar output mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bahwa permintaan pasar
adalah penjumlahan dari permintaan konsumen yang jumlahnya banyak sekali.Namun pada
sisi penawarannya, jumlah penjual bervariasi dari jumlah yang sangat banyak sampai jumlah
yang sedikit,bahkan hanya satu penjual.Berdasarkan jumlah penjual yang ada,struktur pasar
output dibedakan menjadi empat, yaitu :
competitive market).
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena struktur pasar ini
akan dapat menjamin berlangsungnya aktivitas produksi dengan tingkat efisiensi yang
tinggi.Oleh karena itu dalam analisis ekonomi sering digunakan asumsi bahwa perekonomian
merupakan pasar persaingan sempurna.Tetapi dalam praktek tidak mudah untuk menentukan
suatu industri dapat digolongkan ke dalam pasar persaingan sempurna yang sesungguhnya
(sesuai teori).Umumnya, yang ada adalah yang mendekati ciri-ciri struktur pasar
tersebut.Namun,sebagai landasan teori untuk analisis ekonomi, mempelajari ciri-ciri pasar
persaingan sempurna adalah sangat penting.
Asumsi-Asumsi
1. Terdapat sangat banyak penjual dan pembeli. Oleh karena terdapat sangat banyak
produsen atau perusahaan, maka setiap produsen atau perusahaan hanya memasok
produk sebagian kecil saja dari total produk yang ditawarkan di pasar.Pembeli juga
sangat banyak sehingga secara individual mereka tidak mempunyai kekuatan
monopsoni untuk mempengaruhi mekanisme di dalam pasar.
2. Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah homogen. Pasar diartikan sebagai
gabungan dari produsen yang memproduksi produk yang homogeny atau identik. Ini
berarti bahwa antara produk dari produsen yang satu dengan produk dari produsen
yang lain bersifat substitusi sempurna.Oleh karena itu,para pembeli tidak dapat
membedakan produk- produk dari produsen yang berbeda.
3. Setiap produsen adalah pengambil harga ( price taker).Implikasi dari kedua asumsi
di atas adalah bahwa produsen secara individual tidak dapat mempengaruhi harga
pasar yang berlaku dengan mengubah jumlah produk yang ditawarkan. Dengan
demikian setiap produsen hanya menerima harga pasar.Produsen dapat menawarkan
produk berapapun jumlahnya dengan harga pasartersebut.
4. Perusahaan-perusahaan bebas masuk dan keluar pasar ( free entry and exit of
firms).Tidak ada hambatan bagi setiap perusahaan untuk masuk ke pasar atau keluar
dari pasar.
5. Maksimisasi profit/keuntungan.Tujuan dari semua perusahaan adalah
memaksimumkan keuntungan. Tidak ada tujuan lain.
6. Tidak ada regulasi dari pemerintah. Tidak ada intervensi pemerintah di dalam pasar (
seperti tarif, subsidi, pembatasan produksi, dan sebagainya). Struktur pasar di mana
telah dipenuhi asumsi-asumsi di atas disebut pasar persaingan murni (pure
competition). Untuk pasar persaingan sempurna (perfect competition) memerlukan
asumsi-asumsi tambahan sebagai berikut.
7. Mobilitas faktor-faktor produksi sempurna. Faktor-faktor produksi bebas berpindah
dari satu perusahaan ke perusahaan lain melalui mekanisme ekonomi.Dengan kata
lain, terjadi persaingan sempurna di dalam pasar input.
8. Pengetahuan sempurna ( perfect knowledge).Semua penjual dan pembeli diasumsikan
mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang kondisi pasar, baik kondisi sekarang
maupun yang akan datang. Dengan demikian kondisi ketidakpastian di masa
mendatang dapat diantisipasi.Informasi pasar dapat diperoleh dengan mudah dan
tanpa biaya.Berdasarkan asumsi-asumsi di atas kita akan menganalisis ekuilibrium
atau keseimbangan produsen/ perusahaan dan pasar/industri di dalam jangka pendek
dan jangka panjang.Ekuilibrium produsen dicapai pada saat perusahaannya mencapai
keuntungan maksimum. Ekuilibrium pasar atau industri dicapai apabila (a) semua
perusahaan dalam posisi ekuilibrium, dan (b) jumlah produk semua perusahaan
tersebut sama dengan jumlah permintaan semua konsumen.
Analisis jangka pendek (shrot run), yaitu di mana dianggap bahwa setiap produsen tidak bisa
menambah kapasitas pabriknya dan tidak mungkin bagi produsen-produsen baru masuk ke
dalam pasar.Sedangkan analisis jangka panjang (long run) adalah di mana dimungkinkan
adanya baik perluasan kapasitas pabrik oleh perusahaan-perusahaan yang telah ada maupun
pembangunan pabrik-pabrik baru oleh pengusaha-pengusaha baru yang masuk ke pasar.
setiap outputnya pada harga pasar yang berlaku dengan TR naik proporsional dengan volume
penjualannya. Slope kurve TR adalah marginal revenue (MR). MR ini konstan dan sama
dengan harga pasar, karena semua unit output dijual pada harga yang sama.
Dalam persaingan sempurna kurve permintaan adalah juga kurve AR dan kurve MR.Kurve
MC memotong kurve ATC pada titik minimumnya. Perusahaan mencapai keuntungan
maksimum pada tingkat penjualan output di mana MR = MC, yaitu pada titik e, di mana
kurve MC memotong kurve MR. Di sebelah kiri titik e, belum mencapai keuntungan
maksimum, karena setiap penjualan unit output di sebelah kiri Qe masih memberikan
keuntungan yang lebih tinggi dari marginal costnya. Di
sebelah kanan Qe, biaya setiap tambahan unit output lebih tinggi dari penerimaan (revenue)
yang diperoleh dari penjualannya, sehingga total keuntungan berkurang dan dapat menderita
kerugian. Dari bahasan ini dapat ditarik kesimpulan :
Jadi syarat pertama untuk ekuilibrium perusahaan dalam jangka pendek adalah MR = MC.
Namun, syarat ini belum cukup, karena pada kondisi di mana MR = MC belum tentu
perusahaan dalam kondisi ekuilidrium.Dalam Gb.2. pada titik e, di mana syarat MR = MC
juga terpenuhi, tetapi perusahaan tidak dalam kondisi ekuilibrium, karena keuntungan
maksimum pada tingkat output Qe > Qe. Oleh karena itu, kondisi ekuilibrium membutuhkan
syarat kedua yaitu bahwa pada saat berpotongan dengan kurve MR, MC menaik. Jadi, kurve
MC memotong kurve MR harus dari bawah. Pada titik e, slope MC positif, sedangkan slope
MR = 0, berarti slope MC > slope MR. Dengan demikian, syarat ekuilibrium perusahaan
dalam jangka pendek adalah : (1) MC = MR dan (2) slope MC > slope MR.Dalam kenyataan,
suatu perusahaan dalam kondisi ekuilibrium tidak berarti harus menerima keuntungan (
excess profit). Apakah perusahaan menerima keuntungan atau menderita kerugian tergantung
pada tingkat biaya total rata-rata (ATC). Jika ATC di bawah tingkat harga ekuilibrium,
perusahaan akan menerima keuntungan (excess profit) sebesar luas bidang PqABe (Gb.3).
Jika ATC diatas harga ekuilibrium, perusahaan menderita kerugian sebesar FCePq (Gb. 7.4).
Dalam kasus demikian, perusahaan hanya akan meneruskan produksinya jika masih mampu
menutup biaya variabelnya.
menderita kerugian minimum.Titik di mana perusahaan dalam kondisi menutup biaya
variabelnya disebut closing-down point atau dapat disebut sebagai titik di mana perusahaan
menghentikan produksinya. Dalam Gb.5 closing-down point perusahaan ditandai oleh titik
w. Jika harga turun di bawah Pw perusahaan tidak dapat menutup biaya variabelnya dan lebih
baik menutup perusahaan.
Kurve penawaran perusahaan adalah juga kurve MC yang menaik dan terletak di atas
AVC. Pada Gb.5 , kurve penawaran adalah kurve SMC mulai dari titik w ke kanan.Di bawah
harga Pw output (Q) yang ditawarkan perusahaan adalah nol.Sepanjang harga naik diatas Pw,
output yang ditawarkan akan naik.Kurve SMC menunjukkan volume-volume output (Q) yang
dipilih oleh produsen untuk setiap tingkat harga.Sedangkan kurve penawaran juga kurve yang
menunjukkan volume-volume output (Q) yang ditawarkan oleh seorang produsen pada
berbagai tingkat harga.Jadi kurve SMC = kurve penawaran perusahaan.Kurve penawaran
industri atau pasar adalah penjumlahan horizontal dari
kurve-kurve penawaran perusahaan. Sebagai contoh hanya ada dua perusahaan, A dan B di
dalam pasar maka kurve penawaran pasar dapat digambarkan sebagai berikut (Gb.6).
Ekuilibrium pasar tercapai bila volume output yang ditawarkan seluruh produsen di pasar
sama dengan volume output yang dibutuhkan oleh seluruh konsumen.Kondisi ini secara
grafis ditunjukkan oleh titik perpotongan antara kurve penawaran pasar dengan kurve
permintaan pasar. Bagaimana pencapaian posisi ekuilibrium pasar persaingan sempurna,di
mana terbentuk harga pasar dan kemudian para produsen menyesuaikan tingkat produksinya
dengan harga tersebut,dapat digambarkan sebagai berikut (Gb.7).Arah pencapaian
ekuilibrium pada Gb.7 tersebut dapat dijelaskan menggunakan bagan sebagai berikut:
Dalam jangka panjang ada kemungkinan perluasan ( atau penciutan) kapasitas produksi dan
masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam pasar.Kedua faktor tersebut mengakibatkan
adanya penambahan atau pengurangan volume output yang ditawarkan di pasar. Perusahaan-
perusahaan yang telah ada akan menambah kapasitas produksi dan perusahaan-perusahaan
baru akan masuk ke dalam pasar apabila perusahaan-perusahaan tersebut akan dapat
memperoleh keuntungan (excess profit).Keuntungan ini dapat diperoleh apabila harga yang
berlaku (jangka pendek) melebihi biaya rata-rata jangka panjang (Long Run Average Cost =
LAC).Jadi jika P > LAC maka perusahaan-perusahaan yang ada akan memperluas kapasitas
produksinya dan atau perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar.Adanya
perluasan kapasitas produksi dan pendirian pabrik-pabrik baru tersebut akan menyebabkan
bertambahnya volume output yang ditawarkan di pasar dan selanjutnya menyebabkan harga
turun.Hal ini secara grafis,ditandai dengan bergesernya kurve penawaran pasar ke kanan dan
turunnya harga.Bila harga turun sampai tingkat di mana P = LAC,maka tidak ada lagi insentif
bagi perusahaanperusahaan untuk menambah kapasitas produksi maupun perusahaan-
perusahaan baru membangun pabrik-pabrik,karena pada saat ini tidak ada keuntungan lebih (
excess profit).Yang ada hanya keuntungan normal,yaitu keuntungan yang sudah termasuk
dihitung dalam LAC.Jadi, keuntungan normal diperoleh pada tingkat output di mana P =
LAC.Dengan demikian pada kondisi di mana P = LAC,tidak ada lagi penambahan kapasitas
produksi dan pendirian pabrik baru.
B.Pasar Monopoli
1. Hanya ada satu penjual.Karena hanya ada satu penjual maka pembeli tidak
mempunyai pilihan lain. Dalam hal ini pembeli hanya menerima syarat-syarat jual-
beli yang ditentukan penjual.
2. Tidak ada substitusi produk yang mirip.Misalnya,aliran listrik.Aliran listrik tidak
mempunyai pengganti dari barang lain. Ada barang pengganti tetapi sifatnya berbeda,
misalnya, lampu minyak.Lampu minyak tidak dapat menggantikan fungsi aliran
listrik untuk menyalakan TV, seterika,dan sebagainya.
3. Terdapat hambatan masuk ke pasar.Hambatan ini bisa berbentuk
undangundang,memerlukan teknologi yang canggih,dan memerlukan modal yang
sangat besar.
4. Sebagai penentu harga ( price setter). Dengan mengendalikan tingkat produksi dan
volume produk yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga yang
dikehendaki.
C.Pasar Monopolistis
Pasar monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis bentuk pasar
yang ekstrem,yaitu persaingan sempurna dan monopoli.Oleh karena itu sifat-sifat bentuk
pasar ini mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli dan sifat pasar persaingan
sempurna.Secara umum, pasar persaingan monopolistic dapat didefinisikan sebagai suatu
pasar di mana terdapat banyak produsen/penjual yang menghasilkan dan menjual produk
yang berbeda coraknya ( differentiated
product).
1. Terdapat banyak penjual.Terdapat banyak penjual tetapi tidak sebanyak pada pasar
persaingan sempurna.Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
mempunyai ukuran yang relatif sama.
2. Produknya tidak homogen ( berbeda corak).Produk perusahaan persaingan
monopolistik berbeda coraknya dan secara fisik mudah untuk membedakan antara
produk perusahaan yang satu dengan produk perusahaan lainnya. Sifat ini adalah sifat
yang penting untuk membedakannya dengan sifat pada pasar persaingan
sempurna.Perbedaan-perbedaan lain dapat berupa pembungkusannya,cara
pembayaran dalam pembelian, pelayanan penjualan, dan sebagainya.Karena
perbedaan corak tersebut maka produk perusahaanperusahaan persaingan
monopolistik tidak bersifat substitusi sempurna. Mereka hanya bersifat substitusi
dekat ( close substitute) .Perbedaan-perbedaan inilah yang menjadi sumber kekuatan
monopoli dari perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik.
3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan mempengaruhi harga.Kekuatan
mempengaruhi harga tidak sebesar pada pasar monopoli dan oligopoly.Kekuatan
mempengaruhi harga bersumber dari perbedaan corak produk.Perbedaan ini
mengakibatkan para pembeli akan memilih.Pembeli dapat lebih menyukai produk
suatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai produk perusahaan lainnya. Sehingga
jika suatu perusahaan menaikkan harga, ia masih dapat menarik pembeli walaupun
tidak sebanyak sebelum kenaikan harga.Sebaliknya jika suatu perusahaan
menurunkan harga,belum tentu diikuti oleh kenaikan permintaan produk yang
dihasilkan.
4. Masuk ke dalam industry atau pasar relative mudah.Masuk ke dalam pasar
persaingan monopolistik tidak seberat masuk pasar monopoli dan oligopoly tetapi
tidak semudah masuk pasar persaingan sempurna.Hal ini disebabkan,(1) modal yang
diperlukan relatif besar dibandingkan dengan perusahaan pada pasar persaingan
sempurna dan (2) harus menghasilkan produk yang berbeda dengan produk yang
sudah ada di pasar.
5. Persaingan promosi penjualan sangat aktif.Dalam pasar persaingan monopolistik
harga bukan penentu utama besarnya pasar. Suatu perusahaan mungkin menjual
produknya dengan harga cukup tinggi tetapi masih dapat menarik banyak
pelanggan.Sebaliknya mungkin suatu perusahaan menjual produknya dengan harga
yang cukup murah tetapi tidak banyak menarik pelanggan.Oleh karena itu untuk
menarik para pelanggan, perusahaan harus aktif melakukan promosi, memperbaiki
pelayanan,mengembangkan desain produk,meningkatkan mutu produk,dan
sebagainya.
Gb. 7.16.a menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan maksimum pada tingkat
produksi dan penjualan sebesar Q dan tingkat harga sebesar P karena pada keadaan ini
terpenuhi dalil keuntungan ( MR = MC ).Luas PABC menunjukkan jumlah keuntungan
maksimum yang diperoleh. Gb. 7.16.b menunjukkan bahwa kerugian minimum pada tingkat
produksi dan penjualan sebesar Q1 dan tingkat harga P1. Kerugian minimum sebesar
P1ABC1.
Gb. 7.17 menunjukkan bahwa PL adalah sama dengan biaya total rata-rata (ATC) yang
berarti perusahaan memperoleh keuntungan normal.Sifat perusahaan persaingan monopolistik
ketika memperoleh keuntungan normal berbeda dengan sifat perusahaan persaingan
sempurna yang juga ketika memperoleh keuntungan normal.Perbedaan tersebut adalah (1)
harga jual produk dan biaya produksi pada perusahaan persaingan monopolistik lebih tinggi
dibanding pada perusahaan persaingan sempurna,dan (2) kegiatan produksi pada perusahaan
persainganmonopolistik belum mencapai tingkat optimal ( tingkat produksi dengan biaya per
unit paling rendah).Sebaliknya jika perusahaan menderita kerugian minimum seperti
ditunjukkan dalam Gb. 7.16.b, maka ia akan keluar dari pasar.Akibatnya, jumlah perusahaan
dalam pasar semakin sedikit sehingga jumlah permintaan yang dihadapi
perusahaanperusahaan yang masih ada menjadi lebih besar.Ini berarti bahwa kurve
permintaan akan bergeser ke kanan.Kejadian keluarnya perusahaan dari pasar akan
berlangsung terus sampai perusahaan memperoleh keuntungan normal seperti ditunjukkan
dalam Gb. 7.17.Dalam keadaan seperti ini tidak ada lagi perusahaan yang masuk ke pasar dan
juga tidak ada lagi yang keluar dari pasar.Oleh karena itu Gb. 7.17 tersebut menunjukkan
keseimbangan jangka panjang perusahaan persaingan monopolistik.Sifat-sifat perusahaan
persaingan monopolistik demikian tentu akan merugikan masyarakat, karena seandainya
mereka beroperasi seperti perusahaan persaingan sempurna maka masyarakat konsumen akan
dapat membeli produk dengan harga yang lebih rendah dan jumlah produk yang lebih
banyak.
Duopoli adalah keadaan di mana hanya ada dua perusahaan yang menguasaipasar.Oleh
karena itu setiap tindakan yang dilakukan oleh pengusaha yang satu akan mempengaruhi
kebijakan pengusaha lainnya, baik dalam hal menentukan harga,kapasitas produksi, kualitas
produk, dan sebagainya. Apabila produk yang dihasilkan oleh pengusaha duopoli homogen,
maka pasar dinamakan duopoli murni( pure duopoly) . Apabila produk yang dihasilkan tidak
homogen tetapi bersifat dapat
mensubstitusi, maka pasar dinamakan duopoli yang dibedakan ( differentiated duopoly).Pasar
oligopoli sama saja dengan pasar duopoli, hanya saja dalam pasar oligopoli jumlah
perusahaan yang menguasai pasar lebih dari dua tetapi tidak banyak (oligos = sedikit)
sehingga tindakan dari pengusaha yang satu akan mempengaruhi kebijakan dari pengusaha
lainnya. Apabila produk yang dihasilkan oleh pengusaha oligopoli homogen maka pasar
dinamakan oligopoli murni ( pure oligopoly) dan apabila produk yang dihasilkan tidak
homogen maka dinamakan oligopoli yang dibedakan ( differentiated oligopoly).
Duopoli:
Pasar duopoli jarang sekali ditemukan dalam kenyataan.Oleh karena itu teori pasar duopoli
lebih banyak menggunakan asumsi-asumsi,bahkan ada yang perlu dikhayalkan.Namun,teori
duopoli sangat berguna sebagai dasar bagi penyusunan teori pasar oligopoli.Teori pasar
duopoli, pertama kali dikemukakan oleh ekonom Perancis Antoine Augustin Cournot pada
tahun 1838 dalam karangannya berjudul Researches into the Mathematical Principles of the
Theory of Wealth. Teori Cournot banyak dikrikik oleh ahli-ahli ekonomi, terutama tentang
asumsi-asumsinya karena dianggap tidak masuk akal. Betrand-Edgeworth juga telah
membuat teori duopoli yang dapat dianggap sebagai penyempurnaan teori Cournot.Untuk
analisis pasar duopoli dapat digambarkan sebagai berikut. Misalnya,hanya ada pengusaha A
dan pengusaha B yang menguasai pasar produk tertentu.Setiap tindakan yang dilakukan
pengusaha A akan mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pengusaha B dan begitu pula
sebaliknya. Oleh karena itu untuk dapat meramalkan dengan baik tentang tindakan yang akan
dilakukan oleh pengusaha pesaingnya maka pengusaha duopoli harus selalu memperhatikan
perilaku pengusaha pesaingnya tersebut. Untuk hal ini tentu tidak mudah.Teori duopoli
disusun berdasarkan asumsi-asumsi tentang perilaku pengusaha-pengusaha pesaing. Dengan
demikian apabila asumsi-asumsi itu diubah,tentu akan muncul teori baru. Inilah yang
menyebabkan adanya berbagai teori duopoli, karena asumsi-asumsi yang digunakan oleh para
ahli yang menyusun teori berbeda.
D.Soal Latihan
1. Sebutkan struktur pasar yang termasuk ke dalam pasar persaingan tidak sempurna
(imperfect competitive market),kecuali:
A. Pasar Monopoli. C. Pasar Individuali.
B. Pasar Monopolistik. D. Pasar Oligopoli.
1. Harga ditentukan oleh mekanisme pasar.Bentuk pasar yang dimaksud adalah:
A. Pasar persaingan sempurna. C. Pasar Monopoli.
B. Pasar persaingan tidak sempurna. D. Pasar Oligopoli. Ciri pasar
monopoli antara lain:
1.
1. Harga ditentukan oleh mekanisme harga.
2. Harga ditentukan oleh pembeli atau konsumen.
3. C. Harga ditentukan oleh produsen.
4. Harga ditentukan bersama antara produsen dan konsumen.
1. Pemerintah dapat mencegah atau mengurangi kerugian yang disebabkan oleh pelaku
monopoli dengan berbagai cara,kecuali:
1. Mencegah munculnya monopoli dengan undang-undang antimonopoli.
2. Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan yang mampu menyaingi
monopolis.
3. Membuka impor untuk barang yang diproduksi oleh monopolis.
4. D. Pemerintah dalam penentuan produksi dan penentuan produksi tidak
campur tangan.
A. Penjual tidak mungkin mengadakan persaingan harga dengan maksud merebut pasar
karena harga adalah sesuatu yang harus diterima masing-masing produsen.
B.Barang yang ditawarkan penjual akan laku berapapun jumlahnya tanpa mengalami
penurunan harga.
Jawaban
1. C 6. A
2. A 7. D
3. C 8. D
4. D 9. B
5. B 10. D
BAB 111
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, jilid I, Dana Bakti Waqaf Yogyakarta,
1995
2. N. Gregory Mankiw: Principles of Economics, Harcout College Publisher Nasution,
Mustafa Edwin, Nurul Huda, dkk. Pengenalan Ekslusif Ilmu Ekonomi Islam.
3. Boediono . 1982. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis PIE No. 1, BPFE, Yogyakarta
4. Rosidi, Suherman. 2000. Pengantar Teori Ekonomi. Pendekatan kepada Teori Makro
& Mikro. Cetakan ke-4, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
5. Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-15, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
6. Indoskripsi.net